• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BACAAN AL-QUR`AN DAI/AH SELEBRITI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS BACAAN AL-QUR`AN DAI/AH SELEBRITI"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

(Menurut Studi Kaidah Ilmu Tajwid)

Skripsi ini Diajukan

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Mustika Septiana Sari NIM: 15210670

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR (IAT) FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1440 H/2019 M

(2)

Skripsi dengan i'odul "Analisis Bacaan Al-eur'an Dailah selebriti (Menurut Studi Kaidah Ilmu Tajwid)" oleh Mustika septiana Sari dengan Nomor Induk Mahasiswa

(NIM)

r521067a tehh diajukan pada sidang munaqasyah Fakultas ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur'an

(IIQ

Jakarta pada tanggal 17 Agustus 2019. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Agama (S.Ag).

Jakarta, 17 Agustus 2019

Dekan Fakultas Ushulluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta

Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc., M.A Sidang Munaqasyah Ketua Sidang,

ffir,,

Dr. Hj.

n[Jran wi

s.rf,r.,

*r.o.

M.Ag

Mamluatun Nafisah, M.Ag

Penguji II,

L3) 4'.

AIi Mursyid, .Ag.

(3)

Nama

NIM

Tempat, Tanggal Lahir Jurusan/Pi'odi

Judul Skripsi

: Mustika Septiana Sari :15210670

: Mulyasari, 24 September 1996

:Ushuluddin dan Dakwah Prodi Iimu Al-Qur'an dan Tafsir

:

Anallsis Bacaan Al-Qur'an Dailah Selebriti (Menurut Studi Kaidah Ilmu Tajwid)

: Iffaty Zarrimah, M.Ag

Dosen Pembimbing

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipal yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 16 Agustus 2019

Mustiki Septiana sari NIM: 15210670

.'

ilt

(4)

iv

“Dirimulah pengendali waktu,

jika kau lalai, kau akan menuai hasil kelalaianmu”

Mustika Septiana Sari

(5)

v

Atas ridho Allah Swt. dan rasa syukur atas nikmat-Nya, dengan segala keterbatasan dan kekurangan, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Orang tua tercinta, bapak Amat Istoyo dan Ibu Siti Nariyah, dengan penuh kesabaran dan kasih sayang menunggu selesainya studi Strata Satu (S1)-ku sebagai anak sulung, yang selalu mendoakan, memotivasi, memberikan semangat kapanpun dan dimanapun, selalu mendidikku dalam kebaikan dan kasih sayang hingga bisa sampai di titik ini.

2. Keluarga besar Bani Subadi dan Bani Sahid (alm.).

3. Almamater tercinta Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillâhi robbi al-‘âlamîn atas ridho, rahmat, rahman, dan izin dari-Nya, akhirnya skripsi dengan judul “Analisis Bacaan Al-Qur`an Dai/ah Selebriti (Studi Analisis Ilmu Tajwid)” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Allahumma sholli ‘alâ sayyîdinâ Muhammad Saw. semoga tetap senantiasa dilimpahkan juga kepada keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya.

Tidak ada manusia yang sempurna hingga menyerupai kesempurnaan Nabi Muhammad Saw. sebagai manusia. Beliau adalah manusia, namun tidak seperti manusia biasa, beliau adalah mutiara diantara bebatuan, beliau adalah sebaik-baik manusia yang melantunkan kalâmullâh azza wajalla.

Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah mengisi ruang kosong dalam dunia karya tulis ilmiah mengenai Analisis Bacaan Al-Qur`an Dai/Ah Selebriti (Menurut Studi Kaidah Ilmu Tajwid), sebagai salah satu proses yang harus diselesaikan guna menempuh program Strata Satu (S1) pada jurusan Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir, fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

Sebagai manusia biasa tempat salah dan lupa, penulis menyadari begitu banyaknya kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, namun adanya skripsi ini adalah berkat kerja keras yang tak terhingga dari penulis. Adanya skripsi ini adalah tidak lepas dari bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menghaturkan terima kasih sedalam- dalamnya kepada:

1. Rektor Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Ibu prof. Dr. Hj.

Huzaemah Tahido Yanggo, Lc., MA.

(7)

vii memberikan ilmu non akademisi.

3. Wakil Rektor II Bidang Keuangan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Bapak Muhammad Daud Arif Khan, S.E., M.Si., Aka., CPA.

yang telah membantu keuangan DEMA IIQ Jakarta ketika saya sedang menjabat sebagai Presiden DEMA IIQ Jakarta periode 2018.

4. Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag yang telah menaungi dan membimbing selama saya berada di dalam organisasi DEMA IIQ Jakarta periode 2018 dan membantu dalam berbagai hal.

5. Dekan Fakultass Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Bapak Dr. H. Muhammad Ulinnuha, Lc., MA. beserta jajaran staf fakultas.

6. Dosen pembimbing terbaik Ibu Iffaty Zamimah, S.Th.I., M.Ag.

terima kasih atas kesabaran, perhatian, waktu dan kebaikan selama membimbing penulisan skripsi ini disela-sela kesibukannya.

7. Ketua sidang Munaqasyah Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag.

8. Penguji I Sidang Munaqasyah Bapak Sofian Effendi, S.Th.I., M.A.

9. Penguji II DSidang Munaqasyah Bapak Ali Mursyid, M.Ag.

10. Pengarang Buku Metode Maisûrâ Ustaz Dr. K.H. Ahmad Fathoni, Lc., MA. yang telah mengijinkan penulis menggunakan buku beliau sebagai rujukan utama dalam penulisan skripsi ini.

11. Ustazah Fatimah Askan, selaku Instruktuf Tahfiz kelas IAT VIII A dan KPI, dan mba Laila Mawaddaturrofiqoh S.Ag., terima kasih atas kesabarannya sebagai mustami’ (عمتسم)

(8)

viii memenuhi satu part dalam skripsi ini.

13. K.H. Haris Hakam, S.H., M.A., terima kasih atas wawancara dan atas izin menjadi objek dalam skripsi ini.

14. Abah K.H. Drs. Muhammad Noer Qomaruddin, S.H., M.M. yang telah memberikan doa dan semangat selama saya menjalani kuliah di Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.

15. Mami Septi tersayang dan keluarga, atas semangat dan dukungannya, baik secara riil dan materil.

16. Bunda yayat tersayang dan keluarga, atas semangat dan dukungannya, baik secara riil dan materil.

17. Seluruh dosen pengajar selama VIII semester di Institut Ilmu Al- Qur`an (IIQ) Jakarta, terima kasih atas ilmu yang diberikan.

18. Seluruh civitas akademik Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, mulai dari bapak satpam, abang OB dan seluruh karyawan Institut Ilmu Al- Qur`an (IIQ) Jakarta.

19. Seluruh keluarga besar Bani Subadi dan Bani Sahid (alm.). atas dukungan, semangat, dan doanya selama ini.

20. Saoqi Rohadi S.Pd. terima kasih atas segala pengorbanan waktu dan tenaga selama ini dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

21. Istiqomah, S.Sos., terima kasih atas bantuan tenaga dan semangatnya, sudah menemani setiap perjalanan wawancara selama proses skripsi.

22. Teman terdekat selama 4 tahun ini Miaul Hilwah, S.Ag. dan Maulia Annisa, S.Ag. (dua nenek) yang selalu mendengar keluh kesah selama ini dan selalu memberikan nasihat dalam setiap masalah.

23. Badan Pengurus Harian DEMA IIQ Jakarta 2018, Nabilatun Nada, S.Ag., Halimatussa‟diyah, S.Pd., Rif‟atul Masrurah, S.E., Putri Hilyah

(9)

ix

24. Seluruh penghuni kontrakan Pojok Berty, khususnya penghuni lantai atas, Miaul Hilwah, S.Ag., Rizqiatul Maulidah, S.Pd., Pina Hapsari Hayuningtyas, S.Pd., dan Istiqomah, S.Sos., terima kasih atas dukungan, kebersamaan, dan keluargaan yang tak terhingga.

25. Teman-teman Ushuluddin VIII A, BKKBM IIQ Jakarta 2018, teman- teman angkatan 2015, terima kasih atas semangat dan dorongan untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.

26. Teman-teman bimbingan skripsi dengan ibu Iffaty Zamimah, S.Th.I., M.A., Aisyah Sulastri, S.Ag., Aprilianni, S.Ag., Ane Indriani, S.Ag., Yasirotul Umuri, S.Ag., Nisa Riskiah Lakara, S.Ag., Dewi Sanggar Wati, S.Ag., Masita Hasanah, S.Ag. dan Dinda Nurlian Nisa, S.Ag., terima kasih atas motivasi dan kebersamaan selama proses skripsi ini.

27. Tim hore dersane Turki cabang Legoso, terima kasih semangat dan hiburannya ketika sedang gundah dan penat.

Alhamdulillâhi Robbi Al-‘Âlamîn, dengan semangat dan dukungan dari beliau-beliaulah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga segala amal kebaikan dan seluruh jasa dinilai baik dan diridhai oleh Allah Swt.

semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan dipergunakan sebagaimana mestinya, dan semoga akan ada penulis baru yang melanjutkan pembahasan karya tulis ilmiah ini.

Ciputat, 16 Agustus 2019 Penulis

Mustika Septiana Sari NIM. 15210670

(10)

x

Halaman Persetujuan ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Halaman Pernyataan ... iii

Halaman Motto ... iv

Halaman Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar ... xiii

Pedoman Transliterasi ... xiv

Abstrak ... xvii

Bab I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

G. Tinjauan Pustaka ... 9

H. Metodologi Penelitian ... 15

I. Teknik Dan Sistematika Penulisan ... 19

Bab II Gambaran Umum Al-Qur`an, Dai, Selebriti Dan Metode Maisûrâ ... 21

A. Al-Qur`an ... 21

1. Pengertian Membaca Al-Qur`an ... 21

2. Keistimewaan Membaca Al-Qur`an ... 24

3. Adab Membaca Al-Qur`an ... 27

4. Tartil Al-Qur`an ... 34

(11)

xi

1. Definisi Dakwah ... 47

2. Tujuan Dakwah ... 50

3. Pengertian Dai Dan Dai Selebriti ... 52

C. Ilmu Tajwid ... 60

1. Pengertian Tajwid ... 60

2. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid ... 61

3. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid ... 62

4. Objek Kajian Ilmu Tajwid ... 63

5. Tajwid Al-Qur`an Dalam Buku Metode Maisûrâ ... 63

Bab III Dai Selebriti Di Televisi Dan Youtube ... 82

A. Televisi ... 82

B. Sejarah Televisi ... 84

C. Televisi Sebagai Media Dakwah ... 90

D. Biografi Dai Selebriti Di Dalam Stasiun Televisi ... 92

E. Youtube ... 98

F. Sejarah Youtube ... 99

G. Youtube Sebagai Media Dakwah ... 101

H. Biografi Dai Selebriti Di Dalam Channel Youtube ... 102

Bab IV Analisis Bacaan Al-Qur`an Dai/Ah Selebriti Melalui Media Televisi Dan Channel ... 110

A. Standar Bacaan Al-Qur`an Berdasar Buku Metode Maisûrâ . 110 B. Analisis Bacaan Al-Qur`an Dai Selebriti Dalam Stasiun Televisi Dan ChannelYoutube ... 111

C. Kesimpulan Analisis Bacaan Al-Qur`an Dai Selebriti ... 164

Bab V Penutup ... 166

A. Kesimpulan ... 166

B. Saran ... 167

Daftar Pustaka ... 168

(12)

xii

Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dan abjad dari abjad satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:

1. Konsonan

ا

: a

ط

: th

ب

: b

ظ

: zh

ت

: t

ع

: ،

ث

: ts

غ

: gh

ج

: j

ؼ

: f

ح

: h

ؽ

: q

خ

: kh

ؾ

: k

د

: d

ؿ

: l

ذ

: dz

ـ

: m

ر

: r

ف

: n

ز

: z

ك

: w

س

: s

ق

: h

ش

: sy

ء

: ’

ص

: sh

م

: y

ض

: dh
(13)

xiii

Fathah : a آ : â يَ... : ai

Kasrah : i ي : î وَ... : au

Dhammah : u و : û

3. Kata sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam (لا) qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (لا) qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya.

Contoh:

ةرقبلا

: al-Baqarah

ةنيدلما

: al-Madînah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam

(ؿا)

syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh alif lam

(ؿا)

syamsiyah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.

Contoh:

لجرلا

: ar-Rajul

سمشلا

: asy-Syams

ةديسلا

: as-Sayyidah

يمرادلا

: ad-Dârimî
(14)

xiv

lambang ( ّ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda Tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik Tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Contoh:

ِهّللاِب اَنَمآ

: Âmmannâ billâhi

ءاَهَفّسلا َنَمآ

: Âmana as-Sufahâ’u

َنْيِذّلا َّفِإ

: Inna al-Ladzîna

ِعَّكُّرلاَك

: wa ar-Rukka’i d. Ta Marbûthah

(ة)

Ta Marbûthah

(ة)

apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.

Contoh:

ِةَدِئْفِْلْا

: al-Af`idah

ةَعِماَْلْا

ةَّيِم َلاْسِْلْا

: al-jâmi`ah al-Islâmiyyah

Sedangkan Ta Marbûthah yang diikuti atau disambungkan (di-washal) dengan kata benda (isim), maka dialihaksarakan menjadi huruf “t”.

Contoh:

ٌةَبِصَاّن ٌةَلِماَع

: „Âmilatun Nâsibah
(15)

xv e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya.

Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh, al-Farmawî dan seterusnya.

Khusus untuk penulisan kata Al-Qur`an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital.

Contoh: Al-Qur`an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

(16)

xvi

Oleh: Mustika Septiana Sari

Pada era modernisasi ini, media sosial berperan penting bagi masyarakat guna mendapatkan informasi, khususnya dalam bidang agama.

Media sosial yang menjadi bahan penelitian dan sangat berperan aktif dalam proses penyebaran dakwah adalah televisi dan YouTube. Berkat media sosial, muncullah seorang dai selebriti (popular), menjadi sorotan media, dan dikenal oleh masyarakat luas. Namun, peneliti merasa haruslah dilakukan penelitian pada bacaan Al-Qur`an para dai. Karena dai merupakan penerus para nabi yang harus menyampaikan ajaran islam dan menyampaikan kaidah membaca Al-Qur`an dengan baik dan benar.

Kadang kala dijumpai dalam media sosial bahwa bacaan Al-Qur`an dai tidak menggunakan kaidah ilmu tajwid. Disinilah peneliti menganggap hal ini sebagai suatu masalah, karena banyak masyarakat yang menggunakan media sosial sebagai tempat menambah wawasan ilmu agama. Maka hal ini perlulah untuk di kritisi. Selain penelitian ini, pada tahun-tahun sebelumnya belum ada seorang peneliti yang membahas mengenai hal yang sama dengan objek dan literature yang sama pula. Kebanyakan penelitian lebih terfokus kepada metode dakwah yang dibawakan oleh para dai, tidak ada yang membahas bacaan Al-Qur`an para dai.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian Deskriptif kualitatif dengan jenis studi terhadap lapangan terhadap media telvisi dan youtube Peneliti menggunakan dua jenis sumber data, yaitu sumber data primer dan sekunder. Channel YouTube, media televisi dan juga buku Metode Maisûrâ (buku tajwid Al-Qur`an) merupakan sumber utama (primer). Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah melalui studi pustaka, observasi terhadap media televisi dan channel YouTube, wawancara, dan dokumentasi.

Setelah diteliti dan di analisis, standar bacaan para dai di media sosial tidak memperhatikan kaidah ilmu tajwid, makhraj huruf hijaiah, dan sifat huruf hijaiah. Peneliti juga menarik kesimpulan bahwa, yang melatarbelakangi para dai berbeda-beda dalam bacaan Al-Qur`an (tajwid dan makhraj huruf hijaiah) adalah diantaranya para dai tersebut mengucapkan ayat-ayat Al-Qur`an dengan maksud menyampaikan isi ceramah, dan ayat Al-Qur`an sebagai penguat isi ceramahnya, bukan berniat membaca Al- Qur`an semata-mata saja. Peneliti juga menganggap bahwa bacaan para dai seperti itu dikarenakan terbawa dan atau mengikuti nada ceramah yang dilakukan, latar belakang suku (jawa, sunda, aceh, dll.), bahasa sehari-hari, latar belakang pendidikan, perbedaan guru dan qira`at yang dipakai.

(17)

By: Mustika Septiana Sari

In this modernization era, social media plays an important role for the public to get information, especially in the field of religion. Social media that are subject to research and are very active in the process of propagating propaganda are television and YouTube. Thanks to social media, a celebrity (popular) appears, becomes a media spotlight, and is known by the public at large. However, researchers feel the research must be done on the reading of the Qur'an the preachers. Because he is the successor of the prophets who must convey the teachings of Islam and convey the rules of reading the Qur'an well and correctly.

Sometimes found in social media that the reading of the Qur'an and does not use the rules of the science of recitation. This is where researchers consider this as a problem, because many people who use social media as a place to add insight into religious knowledge. Then this is necessary to be criticized. In addition to this research, in previous years there was no researcher who discussed the same thing with the same object and literature. Most research is more focused on the method of propaganda delivered by the preachers, none of which discusses the reading of the Qur'an the preachers.

In this study, researchers used a descriptive qualitative research method with the type of study of the field of television media and YouTube Researchers used two types of data sources, namely primary and secondary data sources. YouTube channel, television media and also the book Method Maisûrâ (recitation of the Qur'an) are the main sources (primary). Data collection techniques carried out by researchers are through literature study, observation of television media and YouTube channels, interviews, and documentation.

After researching and analyzing, the reading standards of the preachers on social media do not pay attention to the principles of tajwid, makhraj hijaiah, and the nature of hijaiah.

Researchers also drew the conclusion that, the background of the preachers differed in the reading of the Qur'an (recitation and meaning of the letter hijaiah) is that among the preachers said the verses of the Qur'an with the intention of conveying the contents of lectures, and verses Al -Qur`an as a reinforcement of the contents of his lecture, not intending to read the Qur'an solely. The researcher also considers that the preachers' readings are like that because they are carried away or follow the tone of the lecture, ethnic background (Javanese, Sundanese, Aceh, etc.), everyday language, educational background, differences in teachers and qira`at used.

(18)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pada era modernisasi ini, pendakwah tidak hanya terdapat pada dunia nyata, namun juga terdapat pada dunia maya. Salah satu perkembangan media dakwah mutakhir abada 20-an adalah melalui media sosial. Media sosial adalah media terampuh untuk menyebarkan dakwah karena sudah digunakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat di dunia. Dengan fungsi media sosial tersebut, pesan dakwah dapat disampaikan dengan lebih menarik dan interaktif.

Seiring berjalannya waktu, para penceramah tersebut menjadi sorotan publik di media sosial (dunia maya). Bahkan tidak sedikit seorang dai/ah yang merubah haluan menjadi pemain sinetron, namun tetap berperan sebagai ustaz dalam aktingnya, dan melalui akting tersebut dai/ah menyampaikan syiar-syiar agama islam. Salah satu stasiun televisi yang menyajikan konten dakwah keagamaan, yaitu Indosiar. Acara televisi tersebut yaitu Akademi Sahur Indonesia (AKSI) yang menyajikan lomba dai/ah. Dai/ah itu sendiri adalah sebutan untuk orang yang berdakwah menyebarluaskan ajaran agama islam. Acara televisi tersebut membuat para memuda gencar belajar berdakwah menyebarkan ajaran agama islam ke berbagai penjuru negeri melalui media sosial. Bahkan tidak sedikit para pendakwah atau dai/ah yang menjadi selebriti di media sosial informasi seperti televisi, YouTube, facebook, Instagram, twitter dan masih banyak media sosial lainnya

Menurut Muhammad Agung Izul Haq (Eksekutif Produser Program Religi TV One) ketika ditemui di kantor pusat PT. Lativi Media Karya (TV One), Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada tanggal 27 Juli 2019,

(19)

“Media adalah sesuatu yang harus sangat disyukuri, media sangat memfasilitasi untuk bisa mendapatkan informasi tentang agama, tetapi yang sangat berbahaya di media adalah tidak adanya guru dan tidak bertalaki secara langsung”.1

Menurut Agung, seorang ustaz dikatakan popular, dalam kategori seperti tampan, berpakaian matcing, cantik, dan memiliki ciri khas tersendiri, itu adalah sesuatu yangdinamakan gimik2 dalam Bahasa televisi. Stasiun televisi TV One adalah salah satu stasiun televisi yang tidak memandang kepopuleran seorang dai/ah untuk dapat mengisi tausiah di dalam acara religi yang disiarkan, namun lebih memandang kualitas yang terdapat dalam diri seorang dai/ah, yang juga tergabung dalam organisasi-organisasi islam, maka dari itu nama tayangan religi yang ada di TV One adalah Damai Indonesiaku. Agung juga menambahkan, agama jangan disampaikan secara kaku, tetapi jangan menghina agama dengan packaging yang menurunkan nilai agama itu sendiri. Menurutnya, salah satu tolok ukur seorang dai/ah dikatakan selebriti(popular) di stasiun televisi adalah berdasarkan rating3, yang mencapai 0.5-1.0, jika mencapai angka tersebut, berarti secara Nasional sang dai/ah diakui. (Agung: 2019)

Mendapatkan rating yang tinggi juga dibutuhkan hal pendukung, seperti karakter yang dimiliki seorang dai/ah, gaya berceramah, kesopanan dalam berbicara, kepandai/ahan ilmu agama, materi yang disampaikan, jadwal dan waktu tayang di televisi. Jadi dapat disimpulkan orang-orang yang terkenal di televisi (termasuk seorang dai/ah) adalah orang-orang yang dianggap popular oleh biro

1 Wawancara dengan Eksekutif Produser Program Religi TV One, Muhammad Agung

Izul Haq, Pulo Gadung, 27 Juli 2019

2Gimik adalah gerak-gerik tipu daya aktor untuk mengelabui lawann peran.

3 Rating adalah peringkat pada suatu program acara televisi dalam bentuk angka hasil survei yang dihasilkan dari seorang tokoh yang menghasilkan banyak audiences atau penonton.

(20)

penyelenggara research karena orang-orang tersebut dapat menghasilkan rating tinggi dalam sebuah program acara.

Berbeda dengan televisi, tolok ukur dai/ah selebriti (popular) di dalam channel YouTube bisa dilihat dari viewer, like dan subscriber.

Namun, perlu diketahui bahwasanya ceramah yang ada di dalam YouTube sama saja dengan ceramah yang dilakukan dengan bertatap muka dengan jamaah, namun perbedaannya adalah dalam hal berdakwah yang di rekam lalu disiarkan dan media yang mempublikasikan.

Stasiun televisi yang biasa menampilkan tausiah keagamaan diantaranya, Indosiar (Mamah & Aa Beraksi), TV One (Damai Indonesia, Indahnya Ramadhan, Hijab Stories Spesial Ramadhan), MNCTV (Siraman Qalbu, Semesta Bertilawah), TVRI (Fatwa, Serambi Islam), Trans TV (Islam Itu Indah), SCTV (Mata Air, Kata Ustadz Solmed (KUS), Indahnya Kebersamaan, Gema Ramadhan, Semesta Bertasbih, Mutiara Hati Quraish Shihab), TRANS7 (Sahur Segerr), Kompas TV (Syiar-Syiar Ramadhan, Cerita Hati Ramadhan), Metro TV (Ramadhan Kita, Tafsir Al-Misbah), ANTV (Cahaya Hati Ramadhan), iNews (Inspirasi Hari Ini), dan masih banyak lagi yang lainnya. Lalu, jika kita menelisik channel YouTube, banyak juga dai/ah yang memberikan ceramah dan bahkan namanya melejit ketika videonya banyak ditonton masyarakat, seperti: Ustaz Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Hanan Attaki, Ustaz Yusuf Mansur, Ustaz M. Quraish Shihab, Gus Baha’, Gus Miftah, dan lain-lain. Bahkan disebabkan oleh banyaknya permintaan rekomendasi mubaligh kepada pemerintah, maka Menteri Agama Republik Indonesia Bapak Lukman Hakim Saifuddin merekomendasikan 200 nama mubaligh dan dirilis oleh Detiknews.com beberapa diantaranya adalah M. Quraish Shihab, Lc., M.A., Hj. Dedeh Rosidah, dan masih banyak lainnya.

(21)

Kadang kala dijumpai bacaan Al-Qur`an para dai/ah di media massa (ketika berceramah) tidak sesuai dengan beberapa kaidah tajwid, sedangkan jika sudah mengerti hukum membaca Al-Qur`an namun tidak mempraktikannya, contohnya membaca dengan menarik nafas ditengah bacaan, tidak memperhatikan waqaf dan ibtida’,dan memanjangkan atau mengurangi panjang bacaan huruf mad, maka hukumnya akan menjadi haram.4 Perlu diketahui oleh masyarakat pentingnya memperhatikan ilmu tata cara membaca Al-Qur`an itu sendiri, karena pahala yang berlipat ganda hanya dimiliki oleh para pembaca Al-Qur`an dengan benar. Tidak cukup sampai kata “benar” namun juga harus membaca dengan tartil.

Sesungguhnya ini adalah suatu kesenjangan bagi masyarakat penikmat media sosial. Pada hakikatnya banyak masyarakat yang mencontoh dan melakukan apa yang mereka lihat pada media sosial, termasuk bacaan Al-Qur`an dai/ah beserta nada membacanya. Beberapa penceramah yang menjadi panutan ilmu agama bagi khalayak, pada kenyataannya masih kurang memperhatikan bacaan Al-Qur`annya.

Menurut peneliti, yang melatarbelakangi bacaan dai/ah tidak sesuai kaidah tajwid yaitu faktor nada dalam berdakwah. Kondisi sosial yang ada di tengah masyarakat, khususnya di kota besar juga sangat mempengaruhi keterikatan masyarakat hanya pada media sosial tanpa belajar langsung pada guru mengaji. Banyak dari mereka yang hanya mengandalkan ceramah agama di dalam YouTube, twitter, Instagram, dan facebook (media sosial yang banyak digunakan masyarakat Indonesia), namun mereka kurang paham apakah bacaan Al-Qur`an yang mereka dengar sesuai kaidah atau tidak.

4Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur`an Metode Maisûrâ, (Tangerang Selatan: Yayasan Bengkel Metode Maisura, 2017),h. 276, 288, 289

(22)

Disinilah seharusnya seorang dai/ah tidak diperbolehkan untuk semena-mena terhadap bacaan Al-Qur`annya, karena mengingat fungsi dai/ah itu sendiri adalah untuk menyeru kepada kebaikan dalam ceramahnya sesuai kaidah-kaidah ajaran agama islam yang sesuai dengan perkembangan zaman, seorang yang seharusnya menerapkan ajaran-ajaran islam terlebih dahulu, lalu disampaikan kepada masyarakat, baik melalu media massa atau langsung bertatap muka dengan masyarakat, dan tidak mencontohkan kepada kemungkaran.

Disinilah juga fungsi dai/ah untuk mengajarkan tata cara membaca Al- Qur`an dengan baik dan benar sesuai kaidah yang telah ditetapkan, dengan metode tertentu sesuai dengan metode ceramah yang dipakai oleh para dai/ah tersebut.

Oleh karena banyaknya media sosial yang digunakan masyarakat, maka peneliti membatasi hanya pada dua media sosial yaitu televisi dan YouTube. Di dalam kedua media tersebut sudah sangat banyak para dai/ah yang menyebarluaskan agama islam via video.

Mengapa Televisi dan YouTube? Karena kedua media inilah yang sangat mudah menjadikan seorang dai/ahmenjadi popular dan mendapat sorotan publik, langsung mendapatkan rating tinggi, menjadi tranding topik, bahkan mendapat gelar selebriti.

Alasan peneliti menggunakan media televisi adalah karena media televisi ditonton oleh seluruh lapisan masyarakat, baik anak kecil, remaja, dewasa, bahkan orang tua sekalipun. Namun televisi lebih banyak ditonton oleh orang tua, khususnya acara televisi yang berisi ceramah. Sedangkan jika menggunakan YouTube lebih didominasi oleh kalangan muda. Mereka lebih suka menonton siaran di media sosial melalui gadget, karena gadget praktis dibawa kemana saja. Akan tetapi, tetap harus peneliti ungkapkan kembali fungsi dari dai/ah itu sendiri adalah berdakwah menyebarluaskan ajaran agama islam, dan telah

(23)

terlebih dahulu mempelajari ilmu agama dengan benar, khususnya ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur`an, yang meliputi ilmu tajwid, ilmu rasm, ilmu qira`at, ilmu syakl/dabt, ilmu waqaf dan ibtida’, dan masih banyak ilmu lainnya. Sehingga untuk mencapai bacaan yang tartil perlulah untuk lebih dalam mempelajari ilmu tersebut hingga dapat tartil dalam membaca Al-Qur`an dan dapat meresapi makna ayat yang dibaca dan dapat mengamalkannya.

Al-Qur`an adalah kalam Allah swt. yang sangat mulia, tidak ada makhluk di jagat raya yang mampu menadingi bahasa Al-Qur`an dan tidak ada satupun manusia yang dapat membuat suatu karya seperti Al- Qur`an. Al-Qur`an akan memberi syafa`at di akhirat kepada makhluk Allah Swt. yang membacanya. Maka dari itu dipandang sangat penting bagi penerus Rasulullah Saw. yaitu para ulama yang menyebarkan ajaran islam untuk dapat menguasai Al-Qur`an, dai/ah membaca Al- Qur`an, dan mengamalkan Al-Qur`an, karena Al-Qur`an adalah landasan hukum islam dan ilmu membacanya-pun sudah ditetapkan, karena mempraktikkan hukum tajwid adalah fardu ‘ain bagi semua orang islam yang mukallaf.5

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan membaca Al-Qur`an setiap dai/ah berbeda, tergantung kepada siapa para dai/ah menimba ilmu dan metode apa yang digunakannya. Kendatipun demikian makhraj pelafalan huruf hijaiah beberapa dai/ah pun masih harus diperbaiki, agar tidak terbawa logat kedaerahan yang dimiliki.

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah agar dapat dijadikan kritikan kepada media agar lebih menyeleksi bacaan Al-Qur`an dai/ah yang akan tampil di media, membuktikan bahwa tidak semua dai/ah di media sosial memiliki kualitas bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar dalam ceramahnya, dan juga agar kekeliruan yang dilakukan para dai/ah

5 Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur`an Metode Maisura, h.254

(24)

tidak di contoh oleh lapisan masyarakat. Membaca Al-Qur`an adalah masalah yang amat sangat penting untuk dipelajari, maka perlu adanya pembelajaran tahsin al-qur`an6 pada setiap orang yang belajar Al- Qur`an, khususnya para dai/ah di media sosial.

Dalam sebuah buku karangan DR. K.H. Ahmad Fathoni, Lc., M.A. yang berjudul Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al-Qur`an Metode Maisûrâ, Allah berfirman di dalam Q.S. Al-Muzzammil [73]: 4.

ْلا ِلِّتَرَو ....

َناَءْرُق اللْيِتْرَت

“Dan bacalah Al-Qur`an dengan tertil yang unggul”

Artinya perintah membaca Al-Qur`an bukan sekedar dengan cara

“tartil”, akan tetapi dengan cara “tartil yang benar-benar berkualitas”.

Menurut Ali bin Abi Thalib (w. 661 M), tartil disini mempunyai arti

“membaguskan bacaan huruf-huruf Al-Qur`an dan mengetahui hal ikhwal waqaf. Dengan demikian, maksud tartil yang unggul adalah melafazkan ayat-ayat Al-Qur`an sebagus dan semaksimal mungkin, yang popular dengan ungkapan bahwa “membaca Al-Qur`an haruslah bertajwid”7

B. Identifikasi Masalah

Setelah meninjau latar belakang yang telah dipaparkanoleh peneliti di atas, maka peneliti mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang muncul sebagai berikut:

1. Bacaan Al-Qur`an dai/ah di televisi dan YouTube yang tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

6Tahsin adalah isim masdar dari fi’il madi hassana yang termasuk kategori fi’il muta’addi dan memiliki arti “memperbaiki atau membaguskan”. Jadi tahsin Al-Qur`an adalah memperbaiki bacaan Al-Qur`an

7 Ahmad Fathoni, Metode Maisûrâ, (Tangerang Selatan: Yayasan Bengkel Metode Maisûrâ, 2017), h. 5-6

(25)

2. Kurangnya penyeleksian yang ketat dalam penyaringan dai/ah media sosial.

3. Kondisi sosial masyarakat yang menuntut untuk menjadikan media sosial sebagai guru ilmu pengetahuan agama.

4. Masyarakat yang menjadikan kajian agama di media sosial sebagai guru dalam ilmu pengetahuan agama.

5. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap kesalahan bacaan Al- Qur`an dai/ah di media sosial.

6. Berbeda-bedanya rujukan ilmu tajwid yang digunakan oleh para dai/ah di media sosial.

C. Pembatasan Masalah

Dari berbagai aspek masalah yang sudah tertuai di dalam latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti akan memfokuskan dan memperdalam pada beberapa poin dalam penelitian ini, maka perlu adanya batasan masalah yang akan diteliti. Peneliti membatasi masalah yang akan diteliti hanya pada “Bacaan Al-Qur`an dai/ah di televisi dan YouTube

D. Perumusan Masalah

Berawal dari adanya identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti akan mengerucutkan masalah tersebut menjadi suatu rumusan pokok masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Agar lebih terarah dan sistematis, maka hanya ditentukan satu pokok permasalahan yaitu:

Bagaimanakah analisis bacaan Al-Qur`an dai/ah di televisi dan YouTube?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar mengetahui kualitas bacaan Al-Qur`an para dai/ah/ah selebriti yang ada di televisi dan YouTube menurut standar bacaan Metode Maisûrâ.

(26)

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Menambah bahan pustaka diskursus kajian Al-Qur`an di dalam media sosial (televisi dan YouTube) yang dibaca oleh para dai/ah selebriti, sehingga diharapkan dapat berguna bagi peneliti yang memfokuskan pada kajian Al-Qur`an dalam media massa.

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan dan pengembangan ilmu sosial keagamaan di Indonesia, dan menambah informasi berkaitan dengan bacaan Al-Qur`an para tokoh publik.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan khazanah ilmiah dan menjadi sumber bagi seluruh pembaca agar nantinya karya ini dapat dijadikan acuan bahwa tidak semua ustaz/ah dan atau dai/ah yang popular dan menjadi sorotan publik di media sosial memiliki kualitas bacaan Al-Qur`an yang baik dalam ceramahnya, khususnya dalam bidang Ilmu Tajwid. Agar kekeliruan yang dilakukan para dai/ah tidak dicontoh oleh lapisan masyarakat yang melihat siaran media sosial tersebut dan khususnya mahasiswa IIQ Jakarta yang sudah berada di bidang Ilmu Al-Qur`an dapat menjadi pencerah pada kasus seperti di atas.

G. Tinjauan Pustaka (Literature Review)

Tinjauan pustaka atau kajian pustaka merupakan kajian literatur yang relevan dengan pokok penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian) tentang masalah yang berkaitan.8 Sesuai dengan fungsinya, maka peneliti akan mencantumkan beberapa laporan penelitian berupa

8Achmad Djunaedi,Jurnal penelitian tinjauan pustaka, 2000, hlm.1

(27)

skripsi, tesis, penelitian, buku yang relevan dan artikel jurnal terbaru (paling lama 5 tahun terakhir).

Beberapa kajian pustaka yang sudah di jadikan bahan penelitian oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Skripsi dengan judul Peran Program Pembelajaran Tahsin Qiraah Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur`an Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di LTTQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah ditulis oleh Sulastri Rahayu pada tahun 2016 lalu.

Skripsi dengan judul tersebut memiliki sedikit persamaan pada pembahasan utamanya, yaitu kualitas bacaan Al-Qur`an (tahsin Al- Qur`an). Di dalam skripsi tersebut dibahas secara rinci mengenai hukum-hukum tajwid, keutamaan membaca Al-Qur`an dengan menggunakan kaidah tajwid yang baik dan benar, lalu dijelaskan juga mengenai makhârij al-hurûf dan sifât al-hurûf.

Penelitian tersebut menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan mengumpulkan data, sedangkan penulis menggunakan penelitian dengan metode kualitatif. Perbedaan yang signifikan juga terletak pada objek yang digunakan masing-masing penelitian, yaitu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dan dai/ahselebriti (mengenai bacaan Al-Qur`an). Namun, persamaan terdapat pada kegiatan yang dilaksanakan, yaitu bacaan Al-Qur`an.9

Kontribusi yang didapat oleh peneliti dengan membandingkan skripsi ini dengan penelitian yang sedang dilakukan

9Sulatri Rahayu, Skripsi Peran Program Pembelajaran Tahsin Qiraah Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur`an Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di LTTQ Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta:2016https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uinjkt.

ac.id/dspace/bitstream/123456789/31880/3/SULASTRI%2520RAHAYU- FITK.pdf&ved=2ahUKewiN-

8SWyaDjAhU0heYKHY9VCvUQFjAAegQIAxAC&usg=AOvVaw0O9S6Ct23hAHbmQ7akj mEV diakses pada 08 Juli 2019.

(28)

adalah bahwa skripsi tersebut memberikan gambaran poin-poin dan sub-bab yang akan di letakkan di dalam penulisan peneliti.

2. Skripsi dengan judul Pelaksanaan Kegiatan TahsinAl-Qur`an Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur`an Mahasiswa Di Ma’had Sunan Ampel Al-Aly Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang ditulis oleh Dedi Indra Setiawan pada tahun 2015.10

Skripsi tersebut bertujuan untuk menyampaikan kepada Mudîr Ma’had Sunan Ampel Al-Aly Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang meningkatkan pembinaan kegiatan keAl-Qur`anan khususnya tahsin Al-Qur`an, dan kepada muhassin agar mengembangkan pembelajaran tahsin, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan kedisiplinan dalam kehadiran mengajar agar kegiatan tahsin dapat berjalan dengan lancar.

Persamaan antara skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka oleh peneliti ini adalah sama-sama membahas tentang tahsin Al- Qur`an, namun perbedaan terletak pada rujukan primer, karena peneliti menggunakan Metode Maisûrâ sebagai tolok ukur, dan objek dari penelitianpun berbeda, yaitu Mahasantri Ma’had Sunan Ampel Al-Aly Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Dai/ah selebriti.

Kontribusi yang didapat oleh peneliti dengan membandingkan skripsi ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah memberikan gambaran mengenai isi skripsi dan memberikan

10Dedi Indra Setiawan, Skripsi Pelaksanaan Kegiatan TahsinAl-Qur`an Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur`an Mahasiswa Di Ma’had Sunan Ampel Al-Aly Universitas Islam Negeri Maulana Malik, Malang: 2015

(29)

wawasan lebih luas mengenai kajian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.

3. Skripsi oleh Yogi Ridho Firdaus (IAIN Salatiga, 2018) yang berjudul “Dakwah Melalui Konten Video Ceramah Dalam Media Youtube oleh” penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini membahas menganai penerapan dakwah melalui konten video ceramah dalam media YouTube pada mahasiswa KPI IAIN Salatiga dan mengetahui kelebihan dan kekurangan media YouTube sebagai media dalam berdakwah.

Di dalam skripsi ini, Firdaus menjadikan mahasiswa KPI IAIN Salatiga sebagai objek penelitian, agar penelitiannya dapat menunjukkan bahwa mahasiswa mampu mencari apa saja materi dakwah yang diinginkan maupun dibutuhkan dalam konten-konten video islami berupa video ceramah dalam media YouTube.

Menurut hemat peneliti, skripsi Firdaus memiliki persamaan dengan yang sedang diteliti oleh peneliti. Walaupun dari segi judul skripsi berbeda, namun dari segi isi, skripsi Firdaus memiliki kesamaan dengan sub-bab yang terdapat dalam skripsi peneliti, yaitu YouTube sebagai media dakwah. Perbedaan lain juga terletak pada objek penelitian, jika Firdaus menggunakan mahasiswa KPI IAIN Salatiga sebagai objek penelitian, peneliti menjadikan dai/ah di dalam media YouTube sebagai objek, lebih spesifikasinya adalah penelitian pada bacaan sang dai/ah.

Kontribusi yang didapat oleh peneliti dengan membandingkan skripsi ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah bahwa skripsi ini memiliki pembahasan yan berbeda dari sudut pandang kajian, dank arena ada beberapa sub-bab yang sama, maka skripsi ini sangat menyumbangkan pengetahuan yang semakin

(30)

luas bagi peneliti untuk mengembangkan ide-ide yang akan dituangkan di dalam tulisan peneliti.

4. Skripsi yang ditulis oleh Lina Selfia Novitasari pada tahun 2018 dengan judul Bacaan “Al-Qur`an Dalam Tradisi Munggah Molo (Studi Living Qur`an di Desa Patihan Wetan, Babadan, Ponorogo)”

mahasiswa IAIN Ponorogo.

Penelitian tersebut membahas mengenai tradisi munggah molo, yaitu prosesi yang dilakukan ketika seseorang membangun rumah, yang kemudian dilaksanakannya tahlilan, salawatan dan manakiban dengan mengundang para tetangga, kerabat, ustaz, dan para tukang bangunan yang turut andil dalam pembuatan bangunan rumah. Dan penelitian yang dilakukan oleh Lina menggunakan metode living Qur`an, metode yang sama digunakan oleh peneliti.

Dalam skripsinya, Lina menjelaskan secara runtut mengenai tradisi munggah molo tersebut dan mengaitkan tradisi tersebut sebagai pengamalan Al-Quran.

Dari pembahasan skripsi Lina Selfia Novitasari, terlihat bahwa terdapat persamaan dengan skripsi yang sedang diteliti oleh peneliti, yaitu tentang living qur`an. Namun objek penelitian berbeda, skripsi tersebut menggunakan tradisi munggah molo sebagai objek penelitian kajian Al-Quran dan peneliti menggunakan dai/ah selebriti sebagai objek kajian keAl-Qur`anan.

Kontribusi yang didapat oleh peneliti dengan membandingkan skripsi ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah bahwa benar adanya penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti, belum pernah diteliti sebelumnya oleh peneliti lain, karena ketika peneliti mencari di internet skripsi yang sama, tidak di temukan, bahkan skripsi yang menyerupai penelitian ini sangatlah susah ditemukan.

(31)

5. Skripsi dengan judul “Strategi Dakwah Ustadz Abdul Somad Dalam Klarifikasi Penolakan Dakwah Melalui Media Sosial Youtube” yang ditulis oleh Indi Nur Puspitasari, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2018.

Skripsi ini membahas mengenai strategi yang dilakukan oleh Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam berdakwah setelah tersangkut permasalahan di dalam media sosial mengenai ceramahnya. Hasil dari penelitian tersebut adalah metode dakwah yang dilakukan oleh UAS adalah Mauidzah Al-Hasanah serta Manhaj al-‘Aql (strategi rasional) dalam menghadapi penolakan-penolakan yang dialaminya.

Di dalam skripsi tersebut juga dibahas mengenai dakwah dan ustaz Abdul Somad secara terperinci.

Skripsi tersebut memiliki kesamaan dalam hal metode penelitian dan dari segi objek ustaznya, yaitu ustaz Abdul Somad.

Namun perbedaan yang signifikan juga terdapat pada objek kajiannya, skripsi Indi Nur Puspitasari menggali bagaimana strategi dakwah ustaz Abdul Somad pasca permasalahan yang dihadapi (penolakan dakwah UAS di Bali dan Hongkong) melalui akun YouTube resmi “Tafaqquh Video” maupun wawancara dalan TV swasta (Tv One).

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa skripsi tersebut masuk ke dalam kategori penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti dalam segi objek, namun berbeda jenis penelitian dan pendekatan. Kontribusi yang didapat oleh peneliti dengan membandingkan skripsi ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah skripsi tersebut menjadikan penelitian ini sebagai penemuan baru dalam bidang ilmu tajwid, dakwah di media sosial, dan bacaan para dai/ah.

(32)

H. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini meggunakan metode Field Research (penelitian lapangan). Penelitian lapangan ialah mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.11

Penelitian lapangan ini dilakukan di lapangan atau lokasi penelitian, suatu tempat yangdipilih sebagai lokasi untuk menyelediki gejala objektif yang terjadi, serta untuk penyusunan laporan ilmiah.12 Namun bisa juga tidak langsung terjun ke lapangan, tetapi memiliki sampel yang akan digunakan sebagai bahan penelitian.

Peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena ingin memperoleh gambaran mengenai objek penelitian secara langsung pada dai/ah selebriti melalui televisi dan channel YouTube.

2. Metode Penelitian

Peneliti menggunakan metode kualitatif dalam bentuk deskriptif analisis atau penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang seorang dai/ah selebriti yang diperoleh dari penelitian lapangan, yang kemudian dideskripsikan menjadi bentuk data. Metode penelitian kualitatif yang digunakan adalah bentuk studi kasus. Metode ini sudah banyak digunakan dalam berbagai aspek keilmuan yang intinya hendak memahami gejala yang begitu kompleks dan bertujuan menggambarkannya.

11Husaini Usman dkk, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 5

12Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknin Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 6

(33)

3. Sumber Data

Data merupakan sumber informasi yang memberikan gambaran tentang ada tidaknya masalah yang akan diteliti.13 Sedangkan sumber data adalah sumber yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan, baik dari buku, jurnal, skripsi, tesis, observasi, wawancara,dan dokumentasi. Ada dua jenis sumber data yang digunakan oleh peneliti, yaitu sumber data primer berupa Channel YouTube, media televisi dan data sekunder berupa buku referensi lain yang mendukung isi skripsi, seperti jurnal, skripsi, tesis, dan wawancara.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah-langkah yang digunakan untuk mendapatkan data dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini peeneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Menggunakan teknik studi pustaka

Yaitu mencari bahan dan mengumpulkan tulisan dari buku, skripsi, artikel, tesis, jurnal, dan disertasi tentang metodologi penelitian, Al-Qur`an, dakwah, selebriti, biografi dai/ah selebriti, ilmu tajwid, makhraj huruf hijaiah, sifat huruf hijaiah, tempo bacaan Al-Qur`an sebagai bahan dalam pembuatan isi pada bab I, II, dan III.

b. Menggunakan teknik observasi

Teknik observasi adalah pengamatan langsung yang digunakan oleh peneliti terhadap objek kajian penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung terhadap media televisi dan channel YouTube dalam

13 Afifudin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 117

(34)

menggali informasi bacaan Al-Qur`an dai/ah/ah selebriti untuk kemudian dianalisis.

c. Menggunakan teknik wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih, antara pewawancara (orang yang memberi pertanyaan), dan terwawancara (orang yang diberi pertanyaan). Adapun sumber yang menjadi sasaran wawancara pada penelitian ini adalah praktisi televisi, Dr. K.H. Ahmad Fathoni (pengarang buku Metode Maisûrâ, beberapa ahli Al-Qur`an dan beberapa mahasiswa jurusan Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir (IAT) IIQ Jakarta. Adapun wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan terstruktur dan tidak terstruktur.

d. Menggunakan teknik dokumentasi

Peneliti menggakan metode dokumentasi hanya terbatas pada objek hasil wawancara dan hasil analisis pada bacaan Al-Qur`an dai/ah di media Televisi dan channel YouTube.

5. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi wawancara, catatan lapangan, mengenai materi-materi tersebut dan untuk memungkinkan anda menyajikan apa yang sudah anda temukan kepada orang lain.14

Dalam penelitian ini proses analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah pengumpulan data melalui langkah-langkah yang sudah dijelaskan pada teknik pengumpulan data (sub bab sebelumnya), lalu dengan metode deskriptif pada bab II dan III.

Setelah semua data terpaparkan dengan lengkap, untuk mengolah

14Emzir, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 85

(35)

data yang dihasilkan, peneliti menggunakan metode interpretasi data pada bab IV yaitu pemberian pendapat atau pandangan teoritis terhadap data objek penelitian, yaitu bacaan Al-Qur`an dai/ah dengan menggunakan analisis ilmu tajwid Al-Qur`an. Selanjutnya langkah terakhir yang dilakukan oleh peneliti adalah menarik kesimpulan yang diletakkan pada bab V.

6. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti.

Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati.

Dalam penelitian ini, tidak semua populasi akan dijadikan sumber data, melainkan dari sampel saja, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode non random sampling, yaitu tidak semua individu dalam populasi diberi peluang sama untuk ditegaskan menjadi anggota sampel.15 Populasi yang akan diteliti dalam karya ilmiah ini adalah para Dai/ah di media sosial, dan peneliti hanya mengambil beberapa sampel yang dipandang menjadi sasaran yang tepat sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.

Dari populasi yang diteliti, agar lebih spesifik perlu dilakukan pemilihan objek khusus yang akan diteliti, dalam hal ini adalah sampel penelitian. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek penelitian yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu.16

Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel non- probability sampling dimana sampel dipiliih berdasarkan

15Agus Mulyana, Skripsi Persepsi Mahasiswa Tentang Dakwah Melalui Facebook UIN Lampung, h. 10 (dalam Sutrioso Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: PT. Adi Ofset), 1991), h. 80

16 Ali Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi, (Bandung:

Angkasa), 1987, h. 193

(36)

pertimbangan tertentu. (jurnal Teknik Sampling Dalam Penelitian oleh Triyono: Maret 2018)17 sifatnya purposive artinya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Patokan umum untuk sampel adalah jumlahnya kecil, karena dengan jumlah kecil peneliti akan mampu mengumpulkan data yang mendalam.18

I. Teknik dan Sistematika Penulisan 1. Teknik penulisan

Teknik penulisan penelitian yang menjadi acuan peneliti yaitu Buku Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Institut Ilmu Al- Qur`an (IIQ) Jakarta Nomor: AK.01.1037/V/2017.

2. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan digunakan dalam penelitian agar pembahasan menjadi lebih tertata dan untuk melihat gambaran secara jelas mengenai susunan hasil penelitian. Pada sistematika penelitian ini, peneliti membaginya ke dalam lima bab.

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan teknik dan sistematika penulisan.

Bab II Gambaran Umum Al-Qur`an, Dai/ah, Selebriti dan Kaidah Ilmu Tajwid

Bab kedua merupakan landasan teori mengenai gambaran umum Al-Qur`an, kaidah ilmu tajwid dan dai/ah selebriti. Dalam bab ini peneliti memaparkan mengenai membaca Al-Qur`an, adab

17Triyono, Jurnal Teknik Sampling Dalam Penelitian: Maret 2018,

https://www.researchgate.net/publication/324029597_TEKNIK_SAMPLING_DALAM_PENE LITIAN diakses pada 11 Juli 2019

18 J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya), (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia), 2010, h. 115

(37)

membaca Al-Qur`an, ilmu tajwid, pengertian Dai/ah, ciri-ciri Dai/ah, pengertian selebriti, ciri-ciri selebriti,

Bab III Dai/ah Selebriti Di Televisi dan YouTube

Di dalam bab ini peneliti akan membahas televisi, sejarah televisi di Indonesia, mengenai YouTube, sejarah YouTube, biografi dai/ah selebriti di televisi dan YouTube.

Bab IV Analisis Kemampuan membaca Al-Qur`an Dai/ah Selebriti di televisi dan YouTube

Bab IV berisi analisis Al-Qur`an dai/ah selebriti melalui media televisi dan channel YouTube, hasil analisis bacaan selebriti melalui media televisi dan channel YouTube, tingkatan Dai/ah selebriti berdasarkan bacaan Al-Qur`an, data hasil wawancara terhadap bacaan Al-Qur`an dai/ah selebriti.

Bab V Penutup

Bagian akhir dari penulisan penelitian ini adalah penutup. Di dalamnya terdapat kesimpulan dari semua pembahasan dan berisi saran untuk penelitian selanjutnya dan kepada pembaca agar lebih memperhatikan bacaan ayat Al-Qur`an pada dai/ah di media sosial.

(38)

21

GAMBARAN UMUM AL-QUR`AN, DAI SELEBRITI, DAN ILMU TAJWID

A. Al-Qur`an

1. Pengertian Membaca Al-Qur`an

Membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Sedangkan membaca sebagaimana yang dikemukakan oleh Tarigan adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.1 Namun, pengertian membaca teks bacaan sangat berbeda dengan pengertian membaca Al-Qur`an. Intisari dari membaca teks adalah agar mendapatkan informasi dan pesan dari si penulis yang tertuang di dalam tulisan tersebut. Selain itu, pengertian membaca telah dibahas sejak turunnya ayat Al-Qur`an yang pertama, yaitu Q.S.

Al-Alaq [96]:1-5. Membaca dalam Bahasa Arab terambil dari kata qara`a yang berarti “menghimpun” yaitu apabila kita menyatukan beberapa kata menjadi sebuah kalimat kemudian diucapkan, maka pekerjaan tersebut dinamakan qara`a yang salah satu artinya adalah membaca.2

1Suherman, Jurnal Pengaruh Kemampuan Membaca Al-Qur`an Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Politeknik Negeri Medan,

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rrct=j&url=http://jurnal.uinsu.ac.id/indeks.

phpp/ansiru/article/download/1012/806&ved=2ahUKEwjbdeGmK3jAhuG8XMBHeScDxA QFjABegQIBxAB&usg=AOvVaw0XAu_ZqS6NknAaXz0qDVLd diakses pada 11 Juli 2019

2M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 1994), cet. IV, h.

167

(39)

Sedangkan Al-Qur`an adalah kalam Allah Swt. yang mutlak berlaku sepanjang zaman yang mengandung ajaran dan petunjuk yang berkaitan dengan kehidupan di dunia dan di akhirat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. melalui Malaikat Jibril a.s, merupakan mukjizat yang diriwayatkan secara mutawatir yang ditulis pada mushaf, diawali dengan surat Al- Fâtihah dan diakhiri dengan surat An-Nâs.

Membaca Al-Qur`an merupakan sarana dan jalan untuk mengamalkan Al-Qur`an. (artikel keutamaan membaca Al- Qur`an oleh Muhammad Saifudin Hakim, 2017). 3 Bahkan, sebagian ulama berpendapat bahwa mempelajari Al-Qur`an adalah wajib, sebab Al-Qur`an adalah pedoman pokok bagi setiap muslim.4

Membaca Al-Qur`an merupakan langkah awal seseorang bermuamalah dengan Al-Qur`an. Nabi Muhammad Saw.

memerintahkan agar umatnya rajin membacanya, seperti sabdanya:

َوُهَو َةَبْوَت وُبَأ اَنَثَّدَح ،ُّيِناَوْلُحْلا ٍّيِلَع ُنْب ُنَسَحْلا يِنَثَّدَح ،ٍدْيَز ْنَع ،ٍماَّلَس َنْبا يِنْعَي ُةَيِواَعُم اَنَثَّدَح ،ٍعِفاَن ُنْب ُعيِبَّرلا

َلاَق ،ُّيِلِهاَبْلا َةَماَمُأ وُبَأ يِنَثَّدَح :ُلوُقَي ،ٍماَّلَس اَبَأ َعِمَس ُهَّنَأ :

:ُلوُقَي ،َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُللها ىَّلَص ِللها َلوُسَر ُتْعِمَس

« اوُءَرْقا

اوُءَرْقا ،ِهِباَحْصَأِل اًعيِفَش ِةَماَيِقْلا َمْوَي يِتْأَي ُهَّنِإَف َنآْرُقْلا

3Muhammad Saifudin Hakim, Jurnal Keutamaan Membaca Al-Qur`an, Desember 2017, https://muslim.or.id/35247-keutamaan-membaca-al-quran-2.htmldiakses tanggal 11 Juli 2019

4Sumarji dan Rahmatullah, Jurnal Inovasi Pembelajaran Al-Qur`an, Vol.7, No.1, Maret 2018, h. 64

http://e-journal.staima-alhikam.ac.id/index.php/talimuna/article/view/148/136diakses tanggal 12 Juli 2019

(40)

َمْوَي ِناَيِتْأَت اَمُهَّنِإَف ،َناَرْمِع ِلآ َةَروُسَو ،َةَرَقَبْلا ِنْيَواَرْهَّزلا اَيِقْلا اَمُهَّنَأَك ْوَأ ،ِناَتَياَيَغ اَمُهَّنَأَك ْوَأ ،ِناَتَماَمَغ اَمُهَّنَأَك ِةَم اوُءَرْقا ،اَمِهِباَحْصَأ ْنَع ِناَّجاَحُت ،َّفاَوَص ٍرْيَط ْنِم ِناَقْرِف اَلَو ،ٌةَرْسَح اَهَكْرَتَو ،ٌةَكَرَب اَهَذْخَأ َّنِإَف ،ِةَرَقَبْلا َةَروُس

َطَبْلا اَهُعيِطَتْسَت

ُةَل

» )ملسم هاور(

5

“Bacalah Al-Qur`an karena sesungguhnya Al-Qur`an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’

(pemberi syafaat) bagi yang membacanya. Bacalah Al- Zahrowain (dua surat cahaya) yaitu surat Al-Baqarah dan Alî Imrân karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang membentangkan sayapnya (bersambung satu dengan yang lainnya), keduanya akan menjadi peembela bagi yang rajin membaca dua surat tersebut. Bacalah pula surat Al-Baqarah. Mengambil surat tersebut adalah suatu keberkahan dan meninggalkannya akan mendapat penyesalan. Para tukang sihir tidak mungkin menghafalnya. (H.R. Muslim no. 1910)

Selain dianjurkan untuk membaca Kalamullah tersebut, Allah Swt. memberikan pahala kepada orang yang membaca Al- Qur`an dengan ganjaran per huruf, bukan per kata, dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad Saw. berikut:

:َلاَق ،ُّيِفَنَلحا ٍرْكَب وُبَأ اَنَثَّدَح :َلاَق ،ٍراَّشَب ُنْب ُدَّمَحُم اَنَثَّدَح

َّضلا اَنَثَّدَح :َلاَق ،ىَسوُم ِنْب َبوُّيَأ ْنَع ،َناَمْثُع ُنْب ُكاَّح

ِللها َدْبَع ُتْعِمَس :ُلوُقَي َّيِظَرُقلا ٍبْعَك َنْب َدَّمَحُم ُتْعِمَس :َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِللها ُلوُسَر َلاَق :ُلوُقَي ،ٍدوُعْسَم َنْب

5 Muslim bin Hajaj Abu Hasan Al-Qusairiy An-Naisaburi, Shahih Muslim, bab:

Fadilah membaca Al-Qur`an, (Beirut: Daar Ihya’ At-Tirasi al-‘Arabiy, 162 H), Juz. 5, No.

Hadis 804, h. 553.

(41)

ُهَلَف ِللها ِباَتِك ْنِم اًفْرَح َأَرَق ْنَم ِرْشَعِب ُةَنَسَلحاَو ،ٌةَنَسَح ِهِب

ٌفْرَح ٌمَلاَو ٌفْرَح ٌفِلَأ ْنِكَلَو ،ٌفْرَح مْلا ُلوُقَأ َلا ،اَهِلاَثْمَأ ٌفْرَح ٌميِمَو

6

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, berkata telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-Hanafi, berkata telah menceritakan kepada kami Ayub bin Musa, berkata saya telah mendengar Muhammad bin Ka’ab Al-Quradi, dia berkata saya mendengar Abdullah bin Mas’ud, dia berkata Rasulullah Saw. bersabda: ‘Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah Swt., maka dia mendapat satu pahala, dan satu kebaikan itu berlipat sepuluh kebaikan yang serupa.

Aku tidak mengatakan ‘Alif Lâm Mîm satu huruf’, tapi Alif satu huruf, Lâm satu huruf, dan Mîm satu huruf”.

(HR. At-Tirmidzî)

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca Al- Qur`an adalah melihat tulisan yang ada pada mushaf Al-Qur`an, lalu melafalkannya dengan menggunakan makhraj yang benar, tajwid yang benar, mengucapkan sifat-sifat huruf hijaiah dengan jelas dan benar, serta dengan meresapi kandungan yang ada di dalam bacaan tersebut.

2. Keistimewaan Membaca Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah kitab suci yang sangat istimewa. Kitab suci yang diturunkan terakhir kali kepada Rasulullah Muhammad Saw. sebagai penyempurna bagi kitab-kitab umat terdahulu. Al- Qur`an mengungkap unsur-unsur penting tentang dirinya, ayat- ayat khusus menjelaskan tentang makna namanya, penegasan

6Muhammad Bin Isa Bin Sauroh bin Musa bin Dhohak, Jâmi’ul Kabîr Sunan At- Tirmidzi, bab: fadilah yang datang pada orang yang membaca Al-QUr`an 1 huruf, (Beirut:

Darul ‘Arabiy Al-Islami, 1998), Juz 5, No. Hadis 2910, h. 25

(42)

tentang Islam sebagai agama yang benar, dan perioritas perdamaian.7

اَءۡرُقَو اٗن ُه َ

أَرۡقَ تلِ ُهَٰ َنۡقَرَف

َ َعَل ۥ ٱ نل تسا َٰ َ َعَل ََٰنۡلنزَنَو ٖث ۡك ُم

ُه ٗ

لٗيتنزَت ١٠٦

“Dan Al-Qur`an itu telah Kami turunkan dengan berangsur- angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian”.

(Q.S. Al-Isyra’ [17]: 106)

Al-Qur`an yang fleksibel sesuai dengan peradaban zaman, baik di dunia maupun di akhirat juga merupakan sebuah keistimewaan yang luar biasa, ayat-ayat dan surat-surat Al-Qur`an tidak disusun menurut urutan turunnya, melainkan disusun berdasarkan atas pengarahan dari Allah Swt. (melalui Malaikat Jibril a.s) juga suatu keistimewaan yang hanya dapat diyakini oleh orang yang dikehendaki Allah Swt. Dalam susunan itu, surat pertama bernama al-Fâtihah yang artinya pembukaan, dan surat terakhir bernama an-Nâs yang artinya manusia. Allah Swt. telah memasukkan segala hukum di dalam Al-Qur`an, sehingga di dalamnya terkandung hukum, syariat, kisah-kisah, tamsil (perumpamaan), hikmah, nasihat,tentang alam semesta, kehidupan dan manusia.8 Semua ayat Al-Qur`an diperoleh Nabi Muhammad Saw. melalui wahyu, bukan buatan Nabi Muhammad Saw. dan tidak direkayasa.9

7 Bruce lawrence, Biografi Al-Qur`an, (Jogjakarta: Diglossia Media, 2008), cet. Ke- 1, h. vii

8Ibrahim Eldeeb, Be A Living Qur`an, Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-Ayat Al- Qur`an, (Jakarta: Lentera Hati, 2009), h. 118

9 Salman Harun, Mutiara Al-Qur`an, (Jakarta: PT. LOGOS Wacana Ilmu), 1999, h.146

(43)

Keistimewaan Al-Qur`an lainnya adalah dalam aspek kebahasaan, nada dan langgam ketika mendengar atau melantunkan ayat Al-Qur`an. Karena sebenarnya orang yang hidup pada masa Al-Qur`an diturunkan adalah masyarakat yang paling mengetahui keunikan dan keistimewaannya, bukan syair atau puisi namun terasa dan terdengar mempunyai keunikan dalam irama dan ritmenya. Seperti dikatakan oleh cendekiawan inggris, Marmaduke Pickthall dalam The Meaning of Glorious Qur`an:

“Al-Qur`an mempunyai simfoni yang tidak ada taranya dimana setiap nada-nadanya bisa menggerakkan manusia untuk menangis dan bersuka cita”.10

Misalnya Q.S An-Nâzi’ât [79]: 1-5

تتَٰ َعت َٰننزل َوٱ اٗقۡرَغ

١ تتَٰ َطتشَٰننل َ

Gambar

Gambar 4.2 ceramah K.H Haris Hakam dengan tema Kebutuhan  Manusia Akan Hidayah Allah Swt

Referensi

Dokumen terkait

Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang masalah yang mengantarkan bahasan menuju pertanyaan inti dalam penelitian. Di samping itu, bab ini juga berisi

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW melarang kita shalat witir 3 rekaat dan memerintahkan untuk shalat dengan 5 rekaat atau 7 rekaat. Sedang hadits- hadits lain

Sedangkan perbedaannya adalah pada skripsi ini penulis akan membahas penerapan ilmu tajwid dalam langgam jawa yang dibacakan oleh dosen UIN Sunan Kalijaga

Adapun penelitian yang akan dilakukan ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, yaitu dengan memfokuskan pada metode tahfidzh al-Qur’an, lebih dalam lagi

Penelitian dalam skripsi ini membahas masalah bagaimana strategi pembelajaran tahfizh Al-Qur’an yang diterapkan di Markaz Tahfizh Al-Qur’an Al-Manar Pabelan Kartasura

Metode yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan metode maudhu’I dan termasuk dalam jenis penelitian pustaka (library research )yaitu penelitian yang

Manfaat dari penelitian ini adalah Menjadikan penelitian ini sebagai sumber belajar ilmu pengolahan citra digital mengenai proses pelatihan, pengujian dan

Berdasarkan pemaparan dan uraian di atas, maka topik ini menjadi menarik untuk dibahas, bagaimana orang tua memiliki harapan tinggi akan anak yang nantinya dapat bermanfaat bagi