• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variabel Nama variabel Definisi operasional Alat ukur Jml aitem Nilai Internet

yang dirasakan

Persepsi seseorang mengenai nilai-nilai keunggulan dari internet dari segi etis, praktis, kemudahan dan ekonomis.

INTV (Perceived Internet Value) Dikembangkan dari temuan kualitatif

6

Endogen Dampak Internet yang dirasakan

Persepsi seseorang mengenai hasil penggunaan internet yang dirasakannya dalam

menghemat waktu dan mempermudah komunikasi, serta menciptakan kesempatan dan kerjasama.

INTO (Perceieved Internet Outcome) Dikembangkan

dari temuan kualitatif

4

Dampak Internet terhadap Diri yang dirasakan

Persepsi seseorang mengenai kebermanfaatan internet untuk meningkatkan aspek-aspek penghargaan diri, pengakuan diri, pemaparan diri,

kepercayaan diri dan pengenaalan diri.

INTOV (Perceived

Internet Value for Self)

Dikembangkan

dari temuan kualitatif

5

Kesejahteraan Psikologis

Keberfungsian sifat-sifat psikologis positif dalam diri seseorang yang mencakup enam dimensi, yaitu

bagaimana individu menerima dirinya sendiri, memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, memilki otonomi akan diri sendiri, memilki kemampuan dalam menguasai lingkungan, memiliki tujuan hidup, dan kemampuan untuk melakukan pertumbuhan pribadi.

PWB

(Psychological Well Being)

Adaptasi PWB dari Ryff Ryff dan Keyes, 1995

42

dikategorikan menjadi data primer dan data sekunder (Azwar, 2009). Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden atau narasumber;

sementara data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama tetapi mempunyai koherensi dengan data primer. Penelitian ini melakukan pengumpulan data primer dan sekunder dan dilakukan pada berbagai setting pengumpulan data kuantitatif baik di seminar, rumah, kelas maupun warnet karena total responden yang diharapkan mengikuti penelitian ini cukup besar untuk dapat memenuhi kecukupan data kuantitatif. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dalam setting alamiah, baik di rumah subjek maupun tempat yang telah disepakati.

Dari segi cara pengumpulan data, data dapat diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara, kuesioner, ataupun gabungan dari semuanya. Cara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah gabungan ketiga cara tersebut di atas. Dari jenis data, penelitian ini mengumpulkan data kuantitatif maupun data kualitatif.

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka yang diolah dengan olah data statistik, sementara data kualitatif berupa wawancara dan teks yang dianalisis dengan análisis teks dan wawancara (Hair dkk., 2003; Sekaran, 2003). Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dengan penyebaran kuesioner dan skala.

Data dalam penelitian kualitatif mempunyai karakter yang berbeda dari data kuantitatif. Data berbentuk deskriptif yaitu berupa kata-kata lisan atau tulisan tentang subjek yang diamati (Taylor dan Bogdan, 1984).

Data kualitatif menurut Patton (1990) setidaknya dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu :

a. Data berupa hasil pengamatan yang mencakup uraian rinci tentang situasi, kejadian, interaksi dan tingkah laku yang diamati di lapangan;

b. Hasil pembicaraan yaitu kutipan dari pernyataan subjek mencakup sikap, keyakinan;

c. Pemikiran ataupun bahan tertulis mencakup petikan dokumen, surat- menyurat, rekaman dan dokumentasi kasus.

Data kualitatif menurut Soeparno (2008) setidaknya dapat diperoleh dari empat macam sumber data, yaitu

a. Pelaku atau nara sumber;

b. Informan yang meliputi informan utama serta informan tahu yaitu informan yang terkait tidak langsung dengan subjek;

c. Bukti yang didapatkan dari written document, dan unwritten document;

d. Dokumen yang tertulis ataupun dokumen yang tidak tertulis, baik yang berhubungan dengan pelaku, informan utama maupun informan tambahan yang dianggap memiliki hubungan dekat dari informan utama.

Pengumpulan data primer kuantitatif berlangsung dari bulan Maret 2010 hingga Oktober 2011 dan dilakukan pengumpulan data tambahan pada Februari dan Maret 2012. Periode Maret hingga Desember 2010 digunakan untuk uji coba, evaluasi dan penyebaran kuesioner dan skala. Pengumpulan data skala khususnya yang melibatkan sampel dalam jumlah besar dilakukan pada warnet di Jogjakarta, Jakarta dan Bali dengan menghubungi terlebih dahulu penjaga atau pemilik

warnet dengan membawa surat pengantar dari pengelola Program Pendidikan Doktor Psikologi UGM. Dalam pelaksanaannya, pengumpulan data melalui warnet dilakukan dengan memberikan reward voucher satu jam penggunaan internet di warnet yang bersangkutan bagi responden yang melakukan pengisian kuesioner ataupun skala. Pengumpulan data dengan cara ini cukup efektif untuk mendapatkan responden, rata-rata memakan waktu satu sampai dua minggu pada tiap tahapnya untuk pengumpulan data.

Setting lain yang digunakan untuk pengumpulan data kuantitatif adalah lewat seminar. Penulis berkesempatan memberikan seminar tentang penggunaan internet dengan baik pada anak-anak dan remaja di sebuah sekolah swasta di Jakarta yang dibagi dalam tiga sesi yaitu untuk anak-anak kelas 4-6 SD, SMP dan sesi terakhir untuk orang tua murid pada tanggal 20 Oktober 2010. Penulis menggunakan kesempatan ini untuk menyebarkan kuesioner maupun melakukan FGD. Cara pengumpulan data kuantitatif yang lain adalah dengan melibatkan partisipan relawan yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswi di tempat penulis mengajar, juga masing-masing mahasiswa diminta bantuannya untuk menyebarkan pada relawan lainnya. Hal ini khususnya digunakan penulis saat melakukan uji coba alat tes. Setting terakhir adalah penyebaran kuesioner dan skala lewat surel pada kenalan–kenalan penulis.

Pengumpulan data kualitatif juga melewati tahap orientasi lapangan, uji coba yang berlangsung dari bulan Juli hingga Desember 2010. Pada tahap ini, penulis memberikan bantuan pembimbingan bagi mahasiswa yang ingin mengambil penelitian tentang konsep diri partisipan yang kecanduan Facebook

dan penelitian tentang presentasi diri remaja di Facebook. Penulis juga membantu penyusunan instrumen wawancara dan pembuatan skala presentasi diri pada pengguna Facebook remaja. Kesempatan ini menjadi orientasi kancah penelitian bagi penulis untuk mengembangkan dan melakukan uji coba seperangkat panduan wawancara (Lampiran B.1).

Dari upaya pemahaman kancah penelitian dengan beberapa uji coba wawancara dengan partisipan, penulis mendapatkan bahwa :

a. Partisipan pada umumnya enggan untuk memberikan tanda tangan informed consent dan menjadi kurang terbuka dalam jalannya wawancara.

b. Penting untuk mengenal latar belakang partisipan dengan cukup baik, sebab terdapat kecenderungan keengganan partisipan untuk menjawab dengan jujur khususnya terkait masalah eksplorasi identitas dan perilaku di dunia maya.

c. Pertanyaan sebisa mungkin singkat tetapi dapat menggali partisipan untuk memberikan cerita lebih banyak, sebab dalam pertanyaan yang panjang atau kompleks kebanyakan partisipan menjawab singkat atau sesukanya.

Dari pengalaman tersebut, maka penulis memodifikasi panduan wawancara menjadi lebih sederhana dan menghilangkan keharusan penandatanganan informed consent. Upaya meningkatkan pemahaman variabel utama penelitian ini juga dilakukan penulis dengan cara menggiatkan diskusi ilmiah mengenai interaksi dunia maya di lingkungan mahasiswa fakultas tempat penulis bekerja dengan menghadirkan nara sumber praktisi interdisipliner seperti praktisi TI forensik dan ilmuwan sosiologi yang mengamati perkembangan TI (lihat Lampiran B.5). FGD dilakukan penulis pada tiga kelompok perkembangan.

FGD dewasa awal dilakukan di Yogyakarta pada mahasiswa-mahasiswi S2 PTS di Yogyakarta; FGD remaja pada mahasiswa-mahasiswi tingkat awal S1 di sebuah PTS di Jakarta dan FGD anak dilaksanakan di sebuah sekolah swasta di Jakarta.

Kualitas data sangat bergantung pada kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian kualitatif, instrumen atau alat penelitian adalah peneliti sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen perlu divalidasi seberapa jauh siap untuk terjun ke lapangan.

Penulis sendiri menggunakan internet sejak 1995 dan menggunakannya secara aktif sejak tahun tersebut hingga saat ini baik untuk kepentingan instrumental maupun komunikasi. Tetapi sebelum memasuki lapangan penelitian, penulis merasa sangat penting untuk mengambil waktu cukup lama untuk melakukan uji coba instrumen dan pengamatan. Orientasi kancah penelitian dan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen pengambil data ini dilakukan dari Maret hingga Desember 2010. Nasution (1998) mengatakan setidaknya peneliti sebagai instrumen utama penelitian harus mempunyai karakter sebagai berikut untuk siap terjun ke lapangan penelitian :

a. Peka dan dapat menangkap stimulus dari lingkungan yang bermakna atau tidak bagi penelitian.

b. Dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data

c. Dapat menangkap situasi secara keseluruhan

d. Tidak hanya memahami dengan pengetahuan, tetapi perlu merasakan, menyelami berdasarkan pengetahuan.

e. Harus dapat menganalisis data yang diperoleh.

f. Pada suatu saat dapat mengambil kesimpulan dari data dan menggunakannya sebagai input untuk penegasan, perubahan atau perbaikan.

g. Dapat menangkap respon yang aneh atau menyimpang sebagai alat untuk mempertinggi tingkat kepercayaan atau pemahaman aspek yang diteliti.

Alat-alat pendukung pengumpulan data kualitatif berupa panduan wawancara dan FGD digunakan oleh penulis selama jalannya penelitian dilampirkan pada Lampiran B.

Dimulai Desember 2010, penulis mulai melakukan wawancara terhadap partisipan, dalam penulisan penelitian ini diangkat 9 partisipan. Pilihan partisipan ini didasarkan atas pertimbangan latar belakang dari 9 partisipan tersebut lebih banyak tergali karena interaksi penulis dengan partisipan yang mencukupi serta dokumentasi yang didapatkan telah cukup layak untuk dianalisis dengan kriteria kecukupan/kejenuhan data untuk melihat dinamika yang terjadi dalam interaksi partisipan di dunia maya dan pengaruhnya pada perilaku dunia nyata.

Partisipan yang gagal ditemui adalah artis NK yang menjadi artis orbitan YouTube dengan unggahan video lipsyncnya saat bertugas sebagai Briptu di Gorontalo. Penulis telah berusaha menghubungi pihak manajemen artis dan diberikan janji temu. Langkah berikutnya adalah penulis bersurat kepada manajemen yang bersangkutan dan mendatangi lokasi manajemen NK, tetapi setiap kali dihubungi pihak manajemen menyatakan manajer NK sedang tidak berada di tempat. Akhirnya penulis melakukan wawancara dari informan, yaitu orang-orang yang mengenal NK dalam hal ini adalah orang-orang di manajemen

maupun wartawan yang beberapa kali mewawancarainya. Wawancara pada para partisipan dilakukan dalam setting alamiah, rumah mereka atau membuat janji temu di tempat umum atau warnet.

Sedangkan dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen ditentukan oleh validitas dan realiabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan sampling dan cara-cara pengumpulan data lainnya. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur dapat digunakan untuk mengukur dan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2003; Malhotra, 2007). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe summated rating scale atau yang lebih dikenal dengan Likert Scale (Skala Likert) (Kumar, 1999). Likert scale mudah untuk dikembangkan dan dapat memberikan nilai reliabiltas dan validitas yang baik (Spector, 1992).

Pembobotan 1-5 dilakukan sesuai dengan karakter favorable dan unfavorable dari stimulus.

Tabel 3.5. Skoring Aitem

Alat pengumpul data kuantitatif kuesioner 2 dan 3 dikembangkan dari data kualitatif (selengkapnya dapat dilihat di Lampiran A dan dalam sub bahasan H dari bab ini), sedangkan untuk alat pengumpul data bagi model yang dibangun digunakan gabungan skala-skala berbahasa Inggris yang telah diadaptasi dengan

Pernyataan Favorable Skor Pernyataan Unfavorable

Sangat setuju 5 Sangat tidak setuju

Setuju 4 Tidak setuju

Ragu-ragu 3 Ragu-ragu

Tidak setuju 2 Setuju

Sangat tidak setuju 1 Sangat setuju

skala yang dibangun dari temuan kualitatif. Keseluruhan pengumpulan data dengan pendekatan metode campuran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini :

Tabel 3.6. Pengumpulan Data Berdasarkan Pertanyaan Penelitian Kode Pertanyaan Penelitian Pengumpulan Data P-1 Apa interaksi konsep diri

dan identitas online?

Metode kuantitatif dilakukan dengan membagikan kuisoner.

Metode kualitatif dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka dalam kuesioner.

P-2 Faktor-faktor psikologis apa saja yang ada dalam interaksi konsep diri dan identitas online?

Metode kuantitatif dilakukan dengan menyusun dan menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner (berisi 24 aitem) faktor psikologis interaksi konsep diri dan identitas online.

Metode kualitatif dilakukan dengan melakukan FGD dan wawancara pada partisipan pengguna Internet dari tiga kelompok perkembangan yang berbeda.

Wawancara kasus negatif juga dilakukan dengan non pengguna internet.

P-3 Apakah terdapat perbedaan faktor-faktor psikologis dalam interaksi pada tiga kelompok perkembangan yang berbeda, yaitu anak- anak akhir, remaja dan dewasa awal?

Metode kuantitatif dilakukan dengan menyusun kuesioner aitem faktor-faktor psikologis yang muncul dari wawancara, disebarkan pada tiga kelompok perkembangan yang berbeda dan dianalisis pengelompokannya dengan multidimensional scaling.

Metode kualitatif dilakukan dengan melakukan analisis komparasi data FGD tiga kelompok perkembangan yang berbeda, juga pada wawancara subjek.

P-4 Bagaimanakah dinamika psikologis interaksi konsep diri dan identitas online?

Metode kuantitatif dilakukan dengan menyusun model proses interaksi dan kemudian melakukan pengujian model.

Metode kualitatif dilakukan dengan menyusun model dengan menghubungkan kategori-kategori yang

ditemukan.