BAB III PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM TERHADAP
A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Giri Menang
1. Sejarah Singkat Berdirinya Pengadilan Agama Giri
Pengadilan Agama merupakan salah satu institusi yang sangat urgen dalam kehidupan masyarakat, khususnya umat Islam. Secara spesifik, ia dibentuk dan dikembangkan untuk memenuhi tuntutan penegakan hukum dan keadilan yang merupakan perwujudan dari pelaksanaan hukum Islam, guna menata masyarkat Indonesia. Secara yuridis Pengadilan Agama merupakan suprastruktur politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, secara historis merupakan salah satu mata rantai yang tumbuh dan berkembang sejak zaman Rasulullah SAW dan secara sosiologis ia lahir atas dukungan dan upaya masyarakat, terutama umat Islam dan para ulama yang merupakan bagian dari intensitas kebudayaan Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang sangat plural.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Peradilan Agama sudah tumbuh dan sudah ada legitimasi sebagai suatu lembaga hukum pada tahun 1847. Kemudian pada tahun 1882 berdasarkan Keputusan Raja (Raja Belanda) pada tanggal 19 Januari 1882, Nomor: 152, Pengadilan Agama ditetapkan sebagai suatu lembaga negara untuk menegakkan hukum dan
keadilan. Atas dasar stbl. 1882 ditetapkan sebagai tahun terbentuknya Pengadilan Agama di Indonesia untuk daerah Jawa dan Madura.152
Kemudian atas dasar Pasal 134 ayat 2 I.S., maka rencana ordonansi hasil kerja Comitte Voor Preisteraad dijadikan sebagai ordonansi dengan stbl. 1931 nomor 53, namun kemudian diadakan perubahan-perubahan lagi pada tahun 1937, yaitu dengan keluarnya stbl. 1937 nomor 116 dan 610 serta stbl. 1940 nomor 3, untuk peraturan Peradilan Agama di Jawa dan Madura. Sedangkan untuk daerah Kalimantan Selatan dan sekitar Banjarmasin berdasarkan stbl. 1937 nomor 638 dan 639.153
Sedangkan untuk daerah di luar Jawa dan Madura, serta selain daerah Kalimantan dan Banjarmasin dan sekitarnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 1957, maka dibentuk Pengadilan Agama untuk daerah Propinsi Aceh. Kemudian mencabut PP nomor 29 Tahun 1957 dan menetapkan PP Nomor 45 tahun 1957, maka dibentuklah Pengadilan Agama untuk daerah diluar Jawa dan Madura yang ditetapkan pada tanggal 5 Oktober 1957, yang dimuat dalam Lembaran Negara tahun 1957 Nomor 99.154
Di daerah Lombok, sebenarnya sebelum terbentuknya Pengadilan Agama yang berdasarkan PP Nomor 45 tahun 1957 sudah ada suatu suatu lembaga (badan ) yang mengurusi hukum syara’ yang dilakukan oleh suatu badan yang disebut Muhammanadanscha Godsdient Beambtabe yang bertindak sebagai Pengadilan Agama sehari-hari yang kemudian dikenal dengan nama Raad Agama, yang tugas sehari-harinya menyelesaikan perselisihan suami istri yang beragama Islam dalam masalah nikah, talak, rujuk, fasakh, mahar, nafkah, had}a>nah, wakaf dan baitul mal.155
Sebelum perkara mereka ditangani oleh Raad Agama, terlebih dahulu ditangani oleh pejabat penghulu distrik, apabila tidak dapat
152Dokumen Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Giri Menang Tahun 2017.
153Dokumen PA Giri Menang Tahun 2017.
154Dokumen PA Giri Menang Tahun 2017.
155Kesektariatan PA Selong, Sejarah Pengadilan Agama Selong, dalam http://pa- selong.go.id, diakses pada tanggal 20 Juli 2018.
diselesaikan di tingkat distrik (penghulu distrik), perkaranya dikirim ke Raad Agama yang dijabat oleh penghulu Landraad tingkat Kabupaten.
Raad Agama tetap berjalan sampai terbentuknya Pengadilan Agama di Lombok berdasarkan pada PP No. 45 Tahun 1957.156
Pengadilan Agama di daerah Lombok yang pertama, yang dibentuk atas dasar PP No. 45 Tahun 1957 adalah Pengadilan Agama Mataram yang pembentukannya berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 5 Tahun 1958 dan berkedudukan di Kota Mataram. Sedangkan wilayah hukumnya meliputi Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur.
Setelah adanya desakan dari pemuka-pemuka masyarakat Lombok Tengah dan Lombok Timur, agar dibentuk Pengadilan Agama di dua wilayah tersebut, maka keluarlah Keputusan Menteri Agama Nomor 195 tahun 1968, tanggal 28 Agustus 1968 sebagai dasar pembentukan Pengadilan Agama Praya untuk daerah Tingkat II Lombok Tengah dan Pengadilan Agama Selong untuk daerah Tingkat II Lombok Timur. Sejak saat itulah Pengadilan Agama Selong secara Yuridis (formil) terbentuk.
Namun realisasinya belum bisa dilaksanakan karena bermacam-macam pertimbangan, terutama masalah anggaran dan personil yang masih belum memungkinkan.
Setelah diundangkannya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, yang secara efektif berlaku tanggal 1 Oktober 1975, nampak tugas-tugas Pengadilan Agama semakin bertambah, khususnya Pengadilan Agama Mataram yang mewilayahi tiga kabupaten daerah Tingkat II di Pulau Lombok. Oleh karena itu, dipandang perlu oleh pemerintah untuk membentuk Pengadilan Agama yang secara yuridis sudah terbentuk (Pegadilan Agama Praya dan Pengadilan Agama Selong), mengingat volume perkara di daerah tersebut sangat meningkat, yang membutuhkan penanganan secara cepat, tepat dan biaya ringan, sedangkan Pengadilan
156Kesektariatan PA Selong, Sejarah Pengadilan Agama Selong, dalam http://pa- selong.go.id, diakses pada tanggal 20 Juli 2018.
Agama Mataram letaknya cukup jauh dan biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat yang berperkara dari daerah Lombok Timur dan Lombok Tengah cukup banyak.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka tanggal 20 Juli 1976 dibukalah secara resmi Pengadilan Agama Selong sebagai realisasi Keputusan Menteri Agama RI Nomor 195 Tahun 1968.157 Adapun pembentukan Pengadilan Agama Praya, dengan keluarnya Keputusan Menteri Agama Nomor 195 Tahun 1968 tanggal 28 Agustus 1968 tersebut, secara de jure Pengadilan Agama Praya telah terbentuk, namun saat itu masih dirangkap oleh Pengadilan Agama Mataram, karena secara de facto Pengadilan Agama Praya belum didirikan dan diresmikan. Barulah pada tanggal 21 Maret 1977, secara de facto Pengadilan Agama Praya diresmikan dengan mengangkat K.H. Muhtar Thoyyib, sebagai Ketua Pengadilan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI No. B.II/3-d/4320 tertanggal 31 Juli 1976 dan mulai berlaku sejak tanggal 1 Agustus 1976.158
Sedangkan Pengadilan Agama Giri Menang terbentuk berdasarkan Keppres RI Nomor 145 Tahun 1998 tanggal 16 September 1998, yang mulai berlaku tanggal 7 April 1999.159 Jadi, Pengadilan Agama di Pulau Lombok hingga saat ini berjumlah 4 (empat) Pengadilan Agama yaitu Pengadilan Agama Mataram, Pengadilan Agama Giri Menang, Pengadilan Agama Praya dan Pengadilan Agama Selong.
Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1957, Lembaga Negara No. 99 Tahun 1957, Pasal 1 menyebutkan “di tempat yang yang ada Pengadilan Negeri ada sebuah Pengadilan Agama/Mahkamah Syari’ah yang darerah hukumnya sama dengan daerah hukum Pengadilan Negeri”, eksistensi Pengadilan Agama semakin dibutuhkan seiring berbagai desakan dan aspirasi yang datang dari masyarakat daerah (termasuk dari
157Kesektariatan PA Selong, Sejarah Pengadilan Agama Selong, dalam http://pa- selong.go.id, diakses pada tanggal 20 Juli 2018.
158Kesektariatan PA Praya, Sejarah Pengadilan Agama Praya, dalam http://www.pa- praya.go.id/, diakses pada tanggal 20 Juli 2018.
159Baiq Halkiyah, S.Ag, MH, Ketua Pengadilan Agama Giri Menang, Wawancara (Gerung: 21 Oktober 2018).
beberapa Daerah di NTB), terutama Lombok, sebagaimana tercantum pada penjelasan PP No. 45 Tahun 1957 alinea 15 dan tambahan Lembaga Negara No 1441).
Namun demikian pelaksanaannya secara konkrit baru dapat dilakukan sampai keluarnya Penetapan Menteri Agama No. 05 Tahun 1958 dan terbitnya Keputusan Menteri Agama No. 195 Tahun 1968 yang dalam
“menimbang”, huruf b dinyatakan bahwa “desakan dari pemuka masyarakat di daerah-daerah Praya dan Selong agar supaya segera dibentuk Pengadilan Agama/Mahkamah Syari’ah di daerah-daerah tersebut”.
Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 3 tahun 1995 tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu, Palu, Kendari dan Kupang dan terbitnya KMA Nomor 434 tahun 1995 tentang Pembentukan Sekretariat Pengadilan Tinggi Agama Bengkulu, Palu Kendari dan Kupang, maka Wilayah Hukum (Yurisdiksi) Pengadilan Tinggi Agama Mataram sampai sekarang meliputi 16 Pengadilan Agama ditambah dengan terbentuknya Pengadilan Agama Giri Menang dan Pengadilan Agama Badung dengan Keppres RI Nomor 145 tahun 1998 tanggal 16 September 1998, yang mulai berlaku tanggal 7 April 1999.