VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN
17. TEKNOLOGI INFORMASI
Kinerja perusahaan khususnya unit Operasional dan Teknologi Informasi (TI) tetap mengedepankan optimalisasi dan sentralisasi yang telah dibangun sejak tahun 2010 dan telah menghasilkan manfaat di tahun 2011 maupun dalam tahun berjalan 2012 dalam hal efisiensi proses, penggunaan sumber daya manusia, penghematan biaya, serta memperkecil risiko operasional yang terus berkelanjutan.
Dengan berhasilnya proses integrasi sistem dan operasional di tahun 2009 dan melanjutkan aktivitas sinergi dan stabilisasi operasional pasca-merger, di tahun 2011 proses pengelolaan risiko operasional dan upaya perbaikan tingkat efisiensi terus dilakukan dan ditingkatkan. Sejalan dengan aktivitas tersebut kapabilitas TI juga terus dibangun dengan terlibat aktif dalam proyek-proyek berskala regional dan peningkatan kualitas proses kerja dan optimalisasi pemanfaatan TI. Keseluruhan upaya tersebut telah mewujudkan unit Operasional dan TI menjadi unit pendukung yang efektif bagi efektifitas dan efisiensi perusahaan, unit bisnis maupun langsung dirasakan oleh nasabah CIMB Niaga.
Mengacu pada prestasi yang telah dicapai di tahun sebelumnya dan menyelaraskan dengan rencana bisnis bank yang terkini, maka tahun 2012 adalah tahun untuk menegaskan kembali visi dari unit operasional dan TI. Visi dari unit Operasional dan TI adalah menjadi sebuah unit pemberdaya bisnis dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kualitas dalam upayanya menyediakan jasa yang efektif, andal, aman, tepat waktu, dan efisien dari segi biaya. Karenanya sangatlah tepat bila unit Operasional dan TI mengangkat tema “Sthrengthening the Foundation, Back to Basics” di tahun 2012 ini.
Dalam implementasinya visi dan tema unit Operasional dan TI diterjemahkan menggunakan sebuah “Rumah Strategi Operasional dan TI”. Rumah strategi tersebut ditunjang oleh 3 (tiga) pilar utama, yaitu: Process, People, dan System/Infrastructure. Dengan fokus perbaikan pada hal-hal yang berhubungan dengan kontrol, manajemen biaya, produktifitas, pelayananan nasabah, kerjasama tim dan kepemimpinan untuk menjalankan program, melaksanakan proyek atau memantau kemajuan ataupun kendala adalah salah satu unsur keberhasilan implementasi strategi. Kepemimpinan dan kerjasama tim harus dilandasi oleh nilai budaya perusahaan berupa Budaya Kinerja Tinggi (High Performance Culture) dan Care-frontation.
Perseroan melaksanakan self-assessment untuk menilai hasil pelaksanaan GCG sekurang-kurangnya setahun sekali. Hasil self assessment GCG beserta dengan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan dilaporkan dalam Laporan Tahunan Perseroan. Pencapaian implementasi GCG diukur dengan secara aktif mengikuti perlombaan yang terkait dengan GCG seperti Annual Report Award serta membagi pengalaman penerapan GCG dalam industri. Perseroan berkeyakinan bahwa hasil yang dicapai dalam penerapan GGG mampu meningkatkan kinerja dan reputasi Perseroan.
16. PENERAPAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PRINSIP MENGENAL NASABAH
Perseroan memiliki komitmen dan tanggung jawab besar dalam menerapkan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT) karena sebagai lembaga mediasi finansial, jaringan, produk dan layanan Perseroan berpotensi dijadikan sarana dan sasaran aktivitas pencucian uang dan pendanaan terorisme. Perseroan melakukan serangkaian aktivitas dalam rangka penerapan APU-PPT meliputi:
• Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
Direksi dan Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap penerapan aktivitas APU–PPT di Perseroan melalui update dan laporan yang disampaikan oleh Unit Kepatuhan.
• Pembuatan Kebijakan dan Prosedur.
Perseroan membuat Kebijakan dan Prosedur APU-PPT berbasis resiko sebagai panduan bagi unit-unit terkait dalam menerapkan APU-PPT.
• Pengembangan Sistem dan Teknologi Informasi
Perseroan mengembangkan Sistem Teknologi Informasi serta aplikasi untuk mendukung pembuatan profil nasabah, pemantauan transaksi dan pelaporan transaksi mencurigakan.
• Pelaporan transaksi tunai dan transaksi mencurigakan.
Perseroan merespon seluruh permintaan dari regulator terkait seperti BI, PPATK, KPK, dan Bapepam serta melaporkan transaksi keuangan tunai dan transaksi keuangan yang mencurigakan berdasarkan pemantauan yang dilakukan.
• Pembentukan unit kerja khusus serta pelatihan dan sosialisasi kepada karyawan.
Perseroan membentuk unit kerja khusus fungsional di seluruh unit bisnis dan pelatihan untuk seluruh karyawan sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya, termasuk pelatihan untuk karyawan baru.
• Internal Audit
Penerapan APU-PPT perseroan dipantau oleh internal audit guna mencegah dan mengidentifikasi penyimpangan terhadap ketentuan internal dan eksternal APU-PPT yang berlaku.
17. TEKNOLOGI INFORMASI
Kinerja perusahaan khususnya unit Operasional dan Teknologi Informasi (TI) tetap mengedepankan optimalisasi dan sentralisasi yang telah dibangun sejak tahun 2010 dan telah menghasilkan manfaat di tahun 2011 maupun dalam tahun berjalan 2012 dalam hal efisiensi proses, penggunaan sumber daya manusia, penghematan biaya, serta memperkecil risiko operasional yang terus berkelanjutan.
Dengan berhasilnya proses integrasi sistem dan operasional di tahun 2009 dan melanjutkan aktivitas sinergi dan stabilisasi operasional pasca-merger, di tahun 2011 proses pengelolaan risiko operasional dan upaya perbaikan tingkat efisiensi terus dilakukan dan ditingkatkan. Sejalan dengan aktivitas tersebut kapabilitas TI juga terus dibangun dengan terlibat aktif dalam proyek-proyek berskala regional dan peningkatan kualitas proses kerja dan optimalisasi pemanfaatan TI. Keseluruhan upaya tersebut telah mewujudkan unit Operasional dan TI menjadi unit pendukung yang efektif bagi efektifitas dan efisiensi perusahaan, unit bisnis maupun langsung dirasakan oleh nasabah CIMB Niaga.
Mengacu pada prestasi yang telah dicapai di tahun sebelumnya dan menyelaraskan dengan rencana bisnis bank yang terkini, maka tahun 2012 adalah tahun untuk menegaskan kembali visi dari unit operasional dan TI. Visi dari unit Operasional dan TI adalah menjadi sebuah unit pemberdaya bisnis dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kualitas dalam upayanya menyediakan jasa yang efektif, andal, aman, tepat waktu, dan efisien dari segi biaya. Karenanya sangatlah tepat bila unit Operasional dan TI mengangkat tema “Sthrengthening the Foundation, Back to Basics” di tahun 2012 ini.
Dalam implementasinya visi dan tema unit Operasional dan TI diterjemahkan menggunakan sebuah “Rumah Strategi Operasional dan TI”. Rumah strategi tersebut ditunjang oleh 3 (tiga) pilar utama, yaitu: Process, People, dan System/Infrastructure. Dengan fokus perbaikan pada hal-hal yang berhubungan dengan kontrol, manajemen biaya, produktifitas, pelayananan nasabah, kerjasama tim dan kepemimpinan untuk menjalankan program, melaksanakan proyek atau memantau kemajuan ataupun kendala adalah salah satu unsur keberhasilan implementasi strategi. Kepemimpinan dan kerjasama tim harus dilandasi oleh nilai budaya perusahaan berupa Budaya Kinerja Tinggi (High Performance Culture) dan Care-frontation.
Sementara itu, organisasi TI bersama dengan Transformation Office (TO) tetap melakukan sinergi baik untuk pengembangan proyek-proyek TI termasuk partisipasi dalam lingkup regional. Efisiensi dan optimalisasi menjadi aktivitas utama yang terus dilakukan. Transformasi TI untuk mejadi pendukung unit-unit bisnis di perusahaan dalam hal efisiensi dan kesiapan aspek TI dalam pengembangan sistem-sistem TI yang dilakukan bersamaan, biaya-biaya yang cukup besar dalam optimalisasi suatu proses ataupun pengembangan sistem baru, dan faktor keusangan akibat kemajuan teknologi yang sangat pesat. Dalam aspek TI di lingkup regional, optimalisasi BizChannel@CIMB menggunakan basis teknologi yang sama dengan CIMB Niaga sebagai pusat dan contoh transaction banking menempatkan CIMB Niaga dan sumber daya manusianya menjadi aspek yang diperhitungkan di tingkat regional. Dalam lingkup internal CIMB Niaga, otomasi proses kredit di Small Medium Enterprise ditujukan dalam mempercepat proses pengajuan kredit bisnis dan mendukung unit bisnis untuk berkembang lebih luas.
Selain penyelarasan struktur organisasi yang akan terus berkembang sejalan perkembangan usaha, unit Operasional dan TI terlibat dalam beberapa inisiatif strategis baik yang lebih bersifat internal bagi unit maupun program-program kerja di lingkung perusahaan dan juga regional. Sebagai kelanjutan inisiatif yang sudah dilakukan tahun sebelumnya, unit kerja Operasional secara berkesinambungan mendukung rencana perusahaan untuk memperbanyak jumlah nasabah, meningkatkan saldo giro dan tabungan, memastikan kontrol bisnis proses berjalan baik, dan memastikan kepatuhan pada Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku. Dukungan tersebut diwujudkan dengan memastikan bahwa semua transaksi nasabah dijalankan melalui bisnis proses yang aman, efektif, efisien dengan menggunakan teknologi sebagai alat bantu utama untuk melayani nasabah dan memenangkan persaingan dalam industri perbankan. Termasuk didalamnya rencana untuk mengembangkan kemampuan sumber daya manusia sebagai pelaksana.
Dalam aspek operasional penerapan proyek Developing Operations Management Excellence (DOME) yang berkelanjutan semenjak tahun 2010 telah menunjukan hasil. Walaupun disadari belumlah sempurna, tetapi secara kuantitatif tingkat Capacity Utilisation Rate (CUR) berkecenderungan untuk meningkat. Di awal Januari 2012, CUR mencapai 78,3 %, di akhir Mei 2012 mencapai 80,9%. Sementara jumlah jam lembur berhasil ditekan dari rata-rata tahun 2011 adalah 7.667 jam/bulan menjadi 6.618 jam/bulan di akhir bulan Mei 2012. Rasio produktifitas jumlah transaksi/FTE juga membaik dari 5.511 di akhir tahun 2011 menjadi 6.643 di akhir bulan Mei 2012. Seiring penurunan rasio biaya operasional /FTE dari 12,70 juta rupiah/FTE pada 2011 menjadi 12,26 juta rupiah/FTE pada Mei 2012.
Untuk mendukung pertumbuhan bisnis, CIMB Niaga melakukan perluasan jaringan kantor cabang dan pelayanan sepanjang tahun 2012, melalui pembukaan 14 kantor cabang baru, 43 cabang Mikro Laju, 120 ATM dan 43 Cash Deposit Machine (CDM) baru.
Pada Mei 2012, CIMB Niaga tercatat memiliki 915 jaringan kantor yang terdiri dari 639 cabang konvensional, termasuk cabang yang juga berfungsi sebagai Office Channeling Syariah, 25 cabang Syariah, dan 251 cabang Mikro Laju, diperkuat dengan 1.869 jaringan ATM, 129 CDM, dan 244 Self Service Terminal (SST).
Salah satu pencapaian penting dalam pelaksanaan proyek-proyek strategis dalam aspek TI di tahun 2011 adalah diselesaikannya pengembangan produk mobile banking CIMB Niaga, Go Mobile. Diperkenalkan pada bulan November 2011, produk multi-platform Go Mobile dirancang dari awal untuk memiliki keunggulan di antara produk-produk mobile banking yang telah ada sebelumnya di Indonesia, baik dari sisi keragaman fitur layanan, kemudahan pemakaian maupun tingkat keamanan dalam penggunaan.Pada tanggal 23 Februari 2012 telah dilakukan Grand Launching Go Mobile dan terhitung bulan Mei 2012 telah terdaftar sejumlah 137.561 pengguna Go Mobile.
Sementara itu, Perseroan juga telah melakukan beberapa perbaikan fitur layanan dengan menyelesaikan proses migrasi perangkat server CIMB Clicks secara in-house di Desember 2011, sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas layanan perbankan internet banking. Terhitung bulan Mei 2012 telah terdaftar 587.213 pengguna CIMB Clicks.
Proyek Service & Teller Activity Reengineering (STAR) yang dimulai pada tahun 2010 terus dilakukan optimalisasi di tahun 2012. Beberapa program telah diimplementasikan untuk menurunkan TAT, efisiensi biaya serta peningkatan pengendalian risiko operasional. Penggunaan mesin sortir dan hitung uang model terbaru telah memberikan hasil berupa penurunan TAT dalam proses sortir dan penghitungan uang kertas lama, penghematan biaya serta meningkatkan kemampuan mendeteksi uang palsu. Pada Mei 2011 mulai diperkenalkan CDM yang telah dipasang di berbagai lokasi strategis.Selain untuk efisiensi biaya, CDM juga memberikan kemudahan kepada nasabah untuk melakukan penyetoran uang tunai tanpa terbatas oleh waktu dan tanpa harus datang ke counter teller.
Pada Juli 2011, Perseroan telah melakukan uji-coba PIN-Pad, sebuah perangkat digital untuk melakukan otorisasi dan konfirmasi transaksi nasabah di counter teller.Penggunaan mesin PIN-Pad ini dapat mempercepat waktu pelayanan nasabah serta meningkatkan efektivitas pengendalian internal dengan mengeliminasi kemungkinan fraud. Sampai dengan akhir tahun 2011 telah dilakukan implementasi 750 mesin PIN-Pad di 315 cabang di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat, dan dilanjutkan sampai dengan Mei 2012 telah terpasang 396 mesin PIN-Pad di 166 cabang diwilayah lainnya hingga diharapkan pada tahun 2012 akan tersedia di seluruh cabang Perseroan.
Program pengembangan lain dalam proyek STAR adalah penerapan fasilitas pemesanan buku cek dan giro melalui CIMB Niaga internet banking, yang mencakup CIMB Clicks dan BizChannel@CIMB, serta melakukan pengembangan terhadap aplikasi sistem pembukaan rekening nasabah di customer service. Kedua program ini selain memberikan manfaat berupa pengurangan TAT dan penghematan biaya, juga memberikan pengalaman baru dalam melakukan aktivitas perbankan bagi nasabah.
Proyek strategis lain pada periode 2011 - 2012 adalah Optimus Quick Win dan Business Credit System (BCS). Optimus Quick Win berfungsi sebagai alat bantu taktis untuk meningkatkan efektivitas tim sales melalui kapabilitas Cross Sell Trigger, Sales Force Effectiveness, dan Tactical Sales Tools. Sedangkan BCS dikembangkan sebagai perangkat otomatisasi proses-proses loan origination untuk penyaluran kredit di segmen Perbankan Komersial (SME, High End, Special Lending), Perbankan Syariah, serta Perbankan Korporat di Perseroan. Sistem Optimus Quick Win diterapkan secara bertahap ke seluruh kantor cabang Perseroan - sejak April 2011 di 12 cabang perdana, lalu berkembang di 310 cabang lainnya hingga bulan Mei 2012. Sistem BCS telah diterapkan secara perdana di Cabang Gajah Mada pada bulan Januari 2012 dan direncanakan diterapkan juga di cabang-cabang lain secara bertahap.
Mendukung perkembangan unit bisnis, unit Operasional & IT juga ikut terlibat dalam pengembangan evolusi media informasi dengan meluncurkan Digital Media Signange (DMS) secara bertahap di tiga cabang Perseroan di Jakarta dan Bandung pada tanggal 30 April 2012. Diharapkan dengan penyampaian informasi baik kepada nasabah maupun untuk keperluan internal perusahaan dapat berlangsung secara tepat-waktu dan informasi selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan produk-produk perbankan yang cukup dinamik.
Sementara itu, proyek besar untuk jangka panjang yang tengah berjalan saat ini adalah pengembangan apa yang disebut 1Platform, sebuah infrastruktur yang akan mendukung operasional perbankan transaksional dengan ruang lingkup regional.
1Platform adalah upaya transformatif utama untuk menggantikan sistem inti perbankan (core banking) di seluruh Group CIMB di Malaysia, Singapura, Thailand dan Indonesia dengan target penyelesaian di tahun 2014. 1Platform akan membawa sebuah solusi standar sehingga memungkinkan CIMB Group untuk memberikan pengalaman yang sama dan lebih baik kepada nasabah di seluruh entitas bank yang menjadi bagian dari CIMB Group, dari Chiang Rai sampai Bali. Beberapa karyawan CIMB Niaga juga telah ikut berperan aktif dalam tim 1 Platform sejak awal proyek ini diluncurkan.
Sepanjang tahun 2011 Perseroan telah memulai beberapa aktivitas terkait dengan IT Governance. Upaya ini bertujuan untuk menyelaraskan proses-proses pengembangan sistem, baik aplikasi maupun infrastruktur, sesuai dengan standar praktik terbaik dalam skala international. Karenanya, Perseroan mengadopsi standar Capability Maturity Model Integration (CMMI) dan Information Technology Infrastructure Library (ITIL) sebagai acuan untuk mengendalikan siklus pengembangan sistem untuk mendapatkan produk berkualitas tinggi secara tepat-waktu. Implementasi penuh kedua standar tersebut, termasuk akreditasinya, dicanangkan selesai pada tahun 2013 nanti. Selain itu, sebagai bagian dari upaya pengelolaan risiko operasional yang mungkin timbul dari implementasi sebuah sistem atau produk berbasis TI, Perseroan juga telah mulai menerapkan Self-Assessment Review Program (ShARP). Perangkat ini digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan memitigasi risiko operasional yang ditimbulkan oleh implementasi sistem berbasis TI, sehingga diharapkan akan mendukung peningkatan kualitas layanan dalam aspek TI.
Dari sisi kepatuhan, upaya-upaya peningkatan kualitas IT Governance telah berhasil meningkatkan akurasi data dan peringkat unit Operasional dan TI di Internal Audit, termasuk dengan tidak adanya lagi temuan-temuan audit yang berulang serta tercapainya ketepatan jadwal audit.
Percaya bahwa sumber daya manusia merupakan aset penting perusahaan, peningkatan kompetensi profesi atau teknikal merupakan salah satu elemen penting dalam meningkatkan kinerja Operasional dan TI. Pada tahun 2011, tercatat beberapa pencapaian yang signifikan di aspek ini, antara lain keberhasilan dua staf Testing Management Division berhasil memperoleh sertifikasi Certified Tester Foundation Level (CTFL) dari International Software Testing Qualification Board.
Selain itu, dua staf Operasional Trade Finance berhasil meraih sertifikasi Certified Documentary Credit Specialist (CDCS).
Ini merupakan pertama kalinya CIMB Niaga berpartisipasi pada program sertifikasi internasional CDCS. Sementara itu , sebanyak 1 orang staf masing-masing di Divisi TI berhasil meraih sertifikasi sebagai Business Continuity Certified Specialist (BCCS) dan sebagai Certified Data Center Profesional (CDCP), dan tiga orang staf lainnya meraih sertifikasi Certified Associate in Project Management (CAPM).
Kinerja unit Operasional dan TI sepanjang tahun 2011 secara keseluruhan telah selaras dengan tema Laporan Tahunan 2011 Perseroan yaitu “Menjangkau Anda Lebih Dekat – Reaching Out to You”. Hal ini nampak antara lain pada penyelarasan penerapan target dari CIMB Group dan Perseroan sebagaimana tercermin pada Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan terkait dengan aspek efisiensi biaya maupun tingkat pelayanan (SLA). Di tingkat regional juga telah terjalin koordinasi yang baik dengan CIMB Group dalam pelaksanaan proyek-proyek regional seperti DOME, ATM Regional (ATM Prima), 1Platform, Regional Transaction Banking dan Mobile Banking & Commerce.
Pengakuan dari luar perusahaan dapat terlihat dengan penghargaan yang dicapai oleh Perseroan, dengan mendapat peringkat pertama performa terbaik ATM dari 10 Bank di Jakarta, Medan, Semarang dan Cirebon tahun 2011/2012 versi majalah infobank dengan nilai 100. Di tahun 2011 dalam aspek Operasional juga diperoleh penghargaan diantanya adalah dua penghargaan STP Excellence Awards for Euro & USD Payment dari Deutsche Bank dan penghargaan exceptional quality for payment messages, serta untuk kategori Outstanding Payment Formatting and STP Rate dari BNY Mellon.
Aktivitas di unit Operations dan TI merupakan rangkaian upaya yang berkelanjutan dan tidak pernah berhenti dalam melakukan perubahan, perbaikan dan penyempurnaan atas proses, sistem ataupun struktur yang ada, untuk memastikan bahwa kinerja unit Operasional & TI dapat senantiasa mendukung dan berkontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan- tujuan bisnis dan organisasi Perseroan. Di tahun 2011, unit Operasional dan TI melalui berbagai inisiatif strategis yang dilakukan telah meletakkan fondasi yang kokoh untuk merealisasikan target-target operasional yang lebih tinggi ke depan.
Sejalan dengan itu, pada tahun 2012 unit Operasional dan TI akan terus berupaya meningkatkan efisiensi biaya, mempercepat TAT pelayanan secara keseluruhan, menyempurnakan kualitas penanganan dan pelaporan baik untuk data keuangan dan non-keuangan, serta memperbaiki pengelolaan risiko operasional. Pencapaian sasaran-sasaran tersebut akan dilakukan baik dengan melanjutkan program-program kerja yang saat ini masih berjalan maupun melalui sejumlah inisiatif strategis yang disiapkan.
Adapun inisiatif-inisiatif yang akan dilakukan tahun 2012 adalah:
a. Rencana di Bidang Operasional
Sebagai kelanjutan inisiatif yang sudah dilakukan tahun sebelumnya, unit kerja Operasional secara berkesinambungan mendukung rencana Bank untuk memperbanyak jumlah nasabah, meningkatkan saldo CASA (current account / saving account), memastikan kontrol bisnis proses berjalan baik, dan memastikan kepatuhan pada Peraturan dan Undang-undang yang berlaku. Dukungan tersebut diwujudkan dengan memastikan bahwa semua transaksi kastemer dijalankan melalui bisnis proses yang aman, efektif, efisien dengan menggunakan teknologi sebagai alat bantu utama untuk melayani nasabah dan memenangkan kompetisi. Termasuk didalamnya rencana untuk mengembangkan kemampuan karyawan sebagai pelaksana. Karena rencana kerja bank hanya dapat dijalankan dengan baik bilamana didukung dan dijalankan oleh sumber daya manusia (SDM) yang handal.
Rencana kerja Operasional dikelompokkan dalam beberapa kategori yaitu: finansial, nasabah, bisnis proses, proses kontrol, dan SDM. Rencana kerja finansial ditujukan untuk memanfaatkan budget operasional yang terbatas guna memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada Bank. Rencana mengenai nasabah menunjang rencana pertumbuhan bisnis untuk meningkatkan CASA, membuka cabang baru, memperkenalkan produk baru, atau turut membujuk nasabah untuk mkenggunakan platform BizChannel. Tujuan rencana bisnis proses adalah menciptakan proses kerja yang efektif dan efisien dengan menghilangkan aktivitas kerja yang tidak memberikan manfaat, mengotomatisasi aktivitas yang berulang dan bervolume tinggi dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu utama. Sedangkan rencana tentang proses kontrol ditujukan untuk memastikan bahwa setiap proses mempunyai titik kontrol guna mengantisipasi, mencegah, mendeteksi, melaporkan, dan menindaklanjuti resiko yang muncul. Rencana pengembangan SDM berupa pelatihan rutin perihal produk bank, proses, manajerial ataupun kepemimpinan, dan program khusus pengembangan manajer operasi.
Program efisiensi biaya berlaku untuk semua mata anggaran, tidak hanya mata anggaran biaya pegawai, tetapi juga untuk mata anggaran belanja modal dan biaya operasi. Salah satu bentuk efisiensi biaya dari rencana kerja finansial adalah program efisiensi biaya transportasi karyawan. Biaya transportasi karyawan adalah biaya yang timbul akibat pembelian atau penyewaan kendaraan guna menunjang kegiatan bisnis yang dilakukan karyawan. Manajerial penggunaan mobil dinas guna transportasi karyawan sebisa mungkin dilakukan secara terpusat di setiap wilayah Operasi. Manajemen kendaraan dinas secara terpusat memungkinkan untuk memaksimalkan penggunaan kendaraan-kendaraan tersebut dengan membagi penggunaannya oleh beberapa unit kerja. Semakin sering kendaraan tersebut digunakan untuk kepentingan bisnis, semakin bermanfaat biaya yang dibayarkan.
Dalam rangka memudahkan nasabah bertransaksi dengan Bank dan guna meningkatkan saldo rekening nasabah di Bank, unit Operasional melakukan identifikasi nasabah-nasabah dengan volume transaksi tinggi dan masih memberikan instruksi secara manual. Nasabah ini menjadi target utama untuk mau berpindah atau menggunakan platform elektronik banking.
Dengan menjadi nasabah pengguna elektronik banking transaksi akan diproses secara Straight-Through-Processing (STP) sehingga lebih cepat, aman, dan tanpa perlu datang mengunjungi kantor cabang.
Kenyamanan bertransaksi harus didukung dengan kemampuan sarana pendukung yang mampu memproses semua transaksi dengan tepat waktu. Karenanya semua proses transaksi mempunyai Service Level Agreement (SLA) yang harus dicapai. Guna memastikan SLA tercapai, unit kerja Operasional harus mempuyai Business Continuity Plan (BCP) untuk semua proses kritikal yang dipunyainya. BCP harus diuji secara berkala dengan berkoordinasi dengan unit kerja Teknologi Informasi.
Perbaikan dalam proses bisnis dilakukan secara terus menerus mengacu pada implementasi prinsip-prinsip DOME (Developing Operations Management Excellence). Ada 57 prinsip DOME yang terbagi dalam tingkat dasar, menengah, dan lanjut. Masing-masing prinsip mempunyai output yang diharapkan dan menjadi tanggung jawab suatu unit untuk mengimplementasikannya. Contohnya adalah peramalan volume transaksi harian, bulanan, dan kwartalan. Setiap unit kerja Operasional di cabang harus dapat menunjukkan dokumentasi hasil pengukuran volume transaksi secara berkala dan membicarakan, mengkaji dampaknya terhadap ketersediaan SDM dan waktu proses yang dicapai.
Perbaikan proses bisnis juga dilakukan dengan cara membandingkan turn-around-time (TAT) sebuah proses dengan best- practice TAT di industri. Perbaikan pada turn-around-time di fokuskan pada proses pemberian kredit mortgage, pemilikan kendaraan, dan juga kredit-kredit di bisnis segmen High End dan Corporate Banking. Perbaikan pada aspek kebijaksanaan, standar, prosedur, sistem, dan pengetahuan karyawan.
Sedapat mungkin semua usaha memperbaiki proses bisnis dipimpin dan dilakukan oleh para karyawan Bank sendiri.
Karenanya Bank memilih para karyawannya untuk mengikuti pelatihan metode kwalitas Six Sigma, mendapatkan sertifikasi, dan memberikan kesempatan untuk mempraktekan pengetahuan yang didapat untuk memperbaiki berbagai proses bisnis Bank.
Perbaikan proses kontrol ditujukan agar Bank dapat mengantisipasi, menghidari, mendeteksi, melaporkan, dan menindaklanjuti resiko dan permasalahan yang terjadi dalam usahanya menjalankan instruksi nasabah. Salah satu caranya adalah dengan menyusun daftar kontrol proses yang bernama Department Control Function Checklist (DCFC). DCFC berisikan aktivitas kontrol yang harus dilakukan secara berkala (harian, mingguan, bulanan, setiap kwartal, setiap semester, dan juga setiap tahun). DCFC digunakan oleh prosesor, supervisor, dan juga manajer pimpinan kantor unit operasi. Adalah merupakan kewajiban manajer untuk memastikan proses kontrol sudah dijalankan dan mencantumkan status hasil pemeriksaan dalam DCFC.
Pengembangan SDM adalah rencana kerja operasional yang terus menerus dilakukan tanpa henti. Pengembangan SDM dapat berupa pelatihan dalam kelas, berbagi pengetahuan diantara sesama karyawan, kegiatan di luar ruang yang mengasah kemampuan manajerial dan kepemimpinan, sampai dengan pengiriman calon pimpinan masa depan untuk mengikuti program pendidikan formal tingkat S2 ataupun S3 di universitas-universitas ternama. Program pendidikan ini dikoordinasikan bersama unit kerja Sumber Daya Manusia dan setiap karyawan paling tidak mendapatkan 4.5 hari kerja pelatihan.
b. Rencana di Bidang Teknologi dan Sistem Informasi
Unit kerja TI akan secara konsisten menyediakan layanan TI berkualitas dengan penekanan pada kehandalan dan integritas dari proses serta tanggap terhadap kebutuhan bisnis. Inisiatif-inisiatif yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Menyempurnakan pengelolaan risiko operasional TI melalui program self assessment untuk identifikasi dan mengurangi risiko yang memenuhi standar internasional CoBIT.
2. Memperbaiki kesiapan SDM TI melalui rangkaian pelatihan untuk meningkatkan pemahaman atas proses bisnis dan tata kelola teknologi informasi.
3. Memperbaiki secara menyeluruh siklus tata kelola proyek dan melaksanakannya secara konsisten untuk menjamin tercapainya implementasi proyek secara tepat waktu serta sesuai dengan tujuannya.
4. Menyempurnakan tata kelola manajemen operasional infrastruktur yang memenuhi standar internasional ITIL (IT Infrastructure Library) dan tata kelola manajemen pengembangan sistem yang memenuhi standar internasional CMMI.
5. Meningkatkan kemampuan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan & kebutuhan bisnis yang dinamis, baik secara fisik (penyempurnaan dan/atau pembaharuan Data Center dan Disaster Recovery Center), perangkat keras, perangkat jaringan maupun perangkat lunak.
6. Menyelenggarakan tata kelola data keseluruhan Perusahaan dan kelengkapan perangkat pendukungnya.
7. Meningkatkan kemampuan, memperbaiki dan menyederhanakan proses-proses bisnis dan perangkat pendukung di area customer facing point baik cabang maupun e-channels.
8. Sentralisasi ATM dan CDM
9. Sentralisasi penerbitan dan penyampaian Laporan Rekening Nasabah
10. Kampanye “Go Paperless”, mengurangi kebutuhan untuk kerja lembur, dan mengupayakan harga yang lebih baik dari pemasok TI melalui skala ekonomi.