BAB III Metode Penelitian
F. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
skor 1 sampai jawaban SS dengan skor 5. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable. Jawaban STS diberi skor 5 sampai pada jawaban SS diberi skor 1.
Tabel 3.3. Blue Print Skala Kesadaran Diri (Self Awareness)
Komponen Indikator Aitem Total
Fav Unfav Aitem
Kemampuan memberi
1,4,7,10,
keyakinan atau pemahaman
Cognitive tentang segala sesuatu 13,16,19 24,28 12 Self mengenai kesehatan yang ,22,27,3
1
ada dalam diri
Melibatkan emosi atau
25,29,
Emotive perasaan baik positif 2,5,8,11, 32,34, 12 Self maupun negatif berpotensi 14,17,20
36
memicu kesadaran diri
Tindakan yang dilakukan
berdasarkan hasil pemikiran
Behavioral (kognitif) dan aspek 3,6,9,12,
26,30,
pengalaman emosi 15,18,21 12
Self (perasaan) yang berupa , 23 33,35
perhatian dan kesadaran
individu mengenai suatu hal.
Jumlah 25 11 36
a. Validitas Isi
Validitas isi merupakan validitas untuk menguji relevansi aitem dengan indikator perilaku dan dengan tujuan ukur (Azwar, 2016). Validitas isi terbagi menjadi 2 validitas yaitu validitas tampang dan validitas logis.
1) Validitas Logis
Validitas logis pada penelitian ini dianalisis menggunakan Rasio-Lawshe’ CVR dengan mencari Expert Judgements (penilai yang kompeten) untuk menilai skala yang telah dibuat.
Untuk maksud tersebut, peneliti meminta bantuan dari dosen untuk memberikan penilaian apakah aitem yang telah dibuat sesuai dengan aspek yang akan diukur. Penilaian tersebut dilakukan dengan cara para penilai yang kompeten (Expert Judgement) diminta untuk menyatakan apakah aitem dalam skala sifatnya esensial, atau tidak esensial. Suatu aitem dikatakan esensial jika aitem tersebut mencerminkan tingkat kompetensi yang harus diungkapnya atau sesuai dengan aspek yang akan diukur.
Selain memberikan penilaian esensial pada seluruh aitem, panel expert juga memberikan beberapa revisi terkait tampilan, instruksi yang ada. Hasil tersebut kemudian dikumpulkan dan selanjutnya melakukan revisi hingga jadilah skala akhir yang telah siap sebar yang dapat dilihat pada lampiran. Panel expert dalam penelitian ini yakni tiga orang dosen Fakultas Psikologi yang dinilai berkompeten untuk
menilai konstrak yang akan digunakan peneliti untuk penelitian.
Dosen yang menjadi panel expert yaitu Bapak Musawwir, S.Psi., M.Pd, Ibu Hasniar A. Radde, S.Psi., M.Si, dan Ibu Sri Hayati, M.Psi., Psikolog.
Hasil validitas logis menunjukkan bahwa keseluruhan aitem skala pengambilan keputusan hidup sehat dan skala kesadaran diri (self awareness) dinyatakan sudah sesuai dengan fungsi ukurnya menurut SME. Sebaliknya pada skala persepsi perilaku sehat terdapat 6 aitem yang tidak sesuai fungsi ukurnya (tidak esensial) yaitu aitem 6, 20, 23, 31, 34, 39.
Aitem yang tidak esensial tersebut kemudian diperbaiki kembali oleh peneliti berdasarkan saran yang diberikan oleh panel expert .
2) Validitas Tampang
Validitas tampang yaitu menguji keterbacaan skala terhadap beberapa orang yang karakteristiknya sama dengan responden penelitian. Apabila penampilan tes telah meyakinkan maka dapat dikatakan validitas tampang telah terpenuhi (Azwar, 2015).
Peneliti melakukan uji keterbacaan kepada lima orang mahasiswa fakultas psikologi dengan memberikan lembar penilaian terhadap skala penelitian yang telah dibuat dengan melihat tampilan keseluruhan skala yang telah dibuat.
Pada awalnya peneliti meminta kesediaan mahasiswa tersebut, kemudian peneliti memberikan skala dan sebuah
format penilaian validitas tampang. Format penilaian ini menilai beberapa hal seperti pengantar skala, ukuran huruf yang digunakan, model pencetakan skala, instruksi skala, dan lain- lain. Secara keseluruhan partisipan menyatakan bahwa aitem yang disajikan jelas dan mudah dimengerti, akan tetapi ada beberapa bagian tabel yang harus dirapikan.
b. Validitas konstrak
Allen & Yen (Azwar, 2015) mengemukakan validitas Konstrak adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauhmana tes mengungkap suatu konstrak teoritik yang hendak diukur. Prosedur validitas konstrak pada penelitian ini menggunakan teknik analisis faktor. Analisis faktor merupakan sekumpulan prosedur matematik yang kompleks guna menganalisis saling hubungan di antara variabel-variabel (Azwar, 2015).
Pada tahap ini, skala pengambilan keputusan hidup sehat, skala persepsi terhadap perilaku sehat dan skala kesadaran diri (self awareness) akan dianalisis validitas konstraknya menggunakan aplikasi Lisrel 8.70. Proses analisis faktor terdapat dua tahap, tahap pertama yaitu memastikan data yang diperoleh di lapangan fit dengan model. Kriteria data fit ketika nilai p-value lebih besar dari 0,05 dan nilai root mean square approximation (RMSEA) lebih kecil dari 0,05 dan tidak memiliki aitem yang saling berkorelasi selain faktor yang hendak diukur. Namun dalam proses untuk membuat data fit dengan model, seringkali membiarkan aitem-aitem untuk saling berkorelasi, tidak dapat dihindari. Asalkan setiap aitem
tidak banyak berkorelasi dengan aitem lainnya, maka hal ini masih bisa ditolerir.
Untuk kepentingan uji instrumen, skala penelitian disebar kepada 150 mahasiswa di Makassar. hal ini dilakukan karena ketiga skala yang digunakan merupakan skala yang dibuat sendiri oleh peneliti, sehingga terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian skala.
Dari 150 Mahasiswa terdapat 109 perempuan dan 41 laki-laki, berusia antara 18-25 Tahun. Hasil uji validitas konstrak dapat di lihat pada lampiran halaman ...
Skala pengambilan keputusan hidup sehat yang disusun oleh peneliti yang berjumlah 76 aitem pernyataan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian konstrak menggunakan Lisrel 8.70 diperoleh 64 aitem yang valid dan 12 aitem yang gugur. Jumlah aitem yang gugur tersebut didapatkan dari 2 tahap analisis faktor yang dilakukan. Aitem 4, 6, 19, 32, 46 dibuang pada tahap pertama karena aitem tersebut memiliki korelasi dengan aitem yang lain (berserabut) sehingga memiliki potensi untuk membuat model menjadi tidak bagus. Aitem 3, 29, 33, 42, 44, 51, 59 gugur pada tahap kedua karena aitem tersebut tidak memenuhi ketentuan factor loading bernilai positif dan nilai T-Value lebih besar dari 1,96.
Skala persepsi terhadap perilaku sehat yang disusun oleh peneliti yang berjumlah 44 aitem pernyataan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian konstrak menggunakan Lisrel 8.70 diperoleh 27 aitem yang valid dan 17 aitem yang gugur. Jumlah aitem yang gugur tersebut didapatkan dari 2 tahap analisis faktor
yang dilakukan. Aitem 8, 9, 11, 12, 13, 29, 30, 32, 35, 37, 39, 42, 44 dibuang pada tahap pertama karena aitem tersebut memiliki korelasi dengan aitem yang lain (berserabut) sehingga memiliki potensi untuk membuat model menjadi tidak bagus. Aitem 3, 15, 20, 41 gugur pada tahap kedua karena aitem tersebut tidak memenuhi ketentuan factor loading bernilai positif dan nilai T-Value lebih besar dari 1,96.
Skala Kesadaran diri yang disusun oleh peneliti yang berjumlah 36 aitem pernyataan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengujian konstrak menggunakan Lisrel 8.70 diperoleh 23 aitem yang valid dan 13 aitem yang gugur. Jumlah aitem yang gugur tersebut didapatkan dari 2 tahap analisis faktor yang dilakukan. Aitem 4, 7, 10, 29, 30, 33, 34, 35, 36 dibuang pada tahap pertama karena aitem tersebut memiliki korelasi dengan aitem yang lain (berserabut) sehingga memiliki potensi untuk membuat model menjadi tidak bagus. Aitem 24, 25, 26, 32 gugur pada tahap kedua karena aitem tersebut tidak memenuhi ketentuan factor loading bernilai positif dan nilai T-Value lebih besar dari 1,96.
Rincian distribusi aitem-aitem yang telah diuji cobakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.4. Blue print Skala Pengambilan Keputusan Hidup Sehat Setelah Uji Coba
Elemen
Indikator Aitem Total
Fav Unfav Aitem
Pengambilan keputusan
1, 15,
mengenai kesehatan -
43
berada di dalam diri sendiri
Choice Pengambilan keputusan 6 yang dilakukan berasal dari 2, 16,
-
lingkungan atau dari luar 30
individu
kemampuan untuk
17, 31, 55,63, Comprehension memikirkan dan memahami 7 mengenai hidup sehat 45 68,73
Gagasan menarik 18
Creativity Berpikir kritis 5, 75
6
Mengaplikasikan atau 20,34,
-
tindakan kreatif 47
Mendengarkan dan
mempertimbangkan 7, 21,
-
pendapat orang lain 35, 48
Compromise sebelum keputusan diambil 8
Negosiasi untuk
mendapatkan keputusan 8, 22 36,56
yang lebih baik
Kemauan untuk
9, 23, 64,69, Consequentiality memikirkan konsekuensi 8
37, 49 74,76
dari memilih tindakan
Kemauan untuk
10, 24,
memperbaiki keputusan 57,65,
Correctness 38, 50, 8
saat membuat pilihan yang
60 70
tidak tepat
Memeriksa informasi yang 11, 25,
-
diterimanya 39
Credibility Membandingkan informasi
7
baru dengan pengetahuan 12, 26,
52
yang telah dimiliki individu 40
mengenai hidup sehat
Kemauan untuk terus
13, 27,
menerus berusaha sampai 58,66,
Consistency 41, 53, 8
hal yang diinginkan dapat
61 71
tercapai
Memilih menekuni, Commitment memelihara keputusan 14, 28, 54,6
6
yang telah diambil terkait 67, 72 2
kesehatan
Jumlah 45 19 64
Tabel 3.5. Blue Print Skala Persepsi Terhadap Perilaku Sehat Setelah Uji Coba
Dimensi
Indikator Aitem Total
Fav Unfav Aitem
1. Peningkatan dan
pemeliharaan 1,18 -
Persepsi kesehatan 2. Pencegahan
2,19 -
terhadap penyakit 7
sakit dan
3. Pencarian
penyakit 31 -
pengobatan
4. Pemulihan
4,21 -
kesehatan
Persepsi Respon terhadap terhadap fasilitas pelayanan, cara 5,22,
sistem pelayanan, petugas 23,33, 6,34, 7 pelayanan kesehatan, serta obat- 40 kesehatan obatannya 1. Pengetahuan yang Persepsi berkaitan dengan 7,24 14
makanan
terhadap 7
2. Pemahaman
makanan 25,36 -
terhadap makanan
3. Sikap dan praktik 26 16 Persepsi
Pemahaman mengenai
terhadap 10,27, 17,
lingkungan kesehatan 6
lingkungan 28 38,43
yang baik
kesehatan
Jumlah 20 7 27
Tabel 3.6 Blue Print Skala Kesadaran Diri (Self Awareness) Setelah Uji Coba
Komponen
Indikator Aitem Total
Fav Unfav Aitem
Kemampuan memberi keyakinan atau
1,13,
pemahaman tentang
Cognitive 16,19,
segala sesuatu 28 8
Self 22,27,
mengenai kesehatan
31
yang ada dalam diri
Melibatkan emosi atau perasaan baik positif
2,5,8,
Emotive maupun negatif
11,14, - 7
Self berpotensi memicu
17,20
kesadaran diri
Komponen
Indikator Aitem Total
Fav Unfav Aitem
Tindakan yang
dilakukan berdasarkan hasil pemikiran
3,6,9,
(kognitif) dan aspek
Behavioral 12,15,
pengalaman emosi - 8
Self 18,21,
(perasaan) yang
23
berupa perhatian dan
kesadaran individu mengenai suatu hal.
Jumlah 22 1 23
4. Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil alat ukur jika digunakan lebih dari satu kali. Suatu alat ukut dapat dipercaya jika alat ukur digunakan beberapa kali pada subjek yang sama diperoleh hasil yang sama (Azwar, 2015). Untuk menguji reliabilitas pada alat tes dilakukan dengan mengikuti persamaan reliabilitas komposit berikut (Brown, 1989 ; Joreskog & Sorbon, 1996) :
∑
∑ ∑
Keterangan :
= reliabilitas
= muatan factor
= varians error
Adapun hasil uji reliabilitas untuk skala pengambilan keputusan hidup sehat, persepsi terhadap perilaku sehat, kesadaran diri (self awareness) yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.7. Reliabilitas Instrumen
Variabel Reliabilitas Jumlah Aitem Pengambilan Keputusan Hidup Sehat 0.99 64 Persepsi Terhadap Perilaku Sehat 0.98 27 Kesadaran Diri (Self Awareness) 0.99 23
Reliabilitas komposit menggunakan bantuan aplikasi Excel 2007, reliabilitas untuk masing-masing variabel yaitu pengambilan keputusan hidup sehat sebesar 0,99, persepsi terhadap perilaku sehat sebesar 0,98 dan kesadaran diri (self awareness) sebesar 0,99. Berdasarkan pemaparan di atas ketiga variabel memiliki reliabilitas sangat tinggi.
Azwar (2016) memaparkan reliabilitas berada dalam rentang angka 0-1, semakin mendekati angka 1 maka dapat dikatakan alat ukur tersebut semakin reliabel.
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, data dianalisis melalui beberapa tahapan yaitu, uji prasyarat analisis, analisis deskriptif dan uji hipotesis.
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan sebelum analisis data untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan, hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah data untuk pengujian hipotesis dapat dilakukan. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas, linearitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas yang sering dilakukan oleh para peneliti untuk persyaratan uji regresi. Penjelasan untuk masing-masing uji asumsi yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dulu akan dilakukan pengujian normalitas data (Sugiyono, 2014). Uji
normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen memiliki distribusi normal atau tidak sehingga dapat menentukan teknik analisis yang akan digunakan sesuai dengan data yang tergolong pada teknik statistik parametris atau teknik statistik non-parametris.
Pada penelitian ini, untuk melakukan uji normalitas menggunakan aplikasi JASP dengan metode deskriptif rasio skewness dan rasio kurtosis. Untuk menentukan rasio skewness dan rasio kurtosis pada variabel, sebagai berikut:
1) Rasio Skewness
Skewness adalah suatu besaran dalam statistik yang menunjukkan kemiringan suatu data. Dengan menggunakan skewness dapat melihat apakah suatu data berdisitribusi normal atau tidak dengan melihat nilai skewness. Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai skewness berada dalam rentang nilai -2 hingga 2 dengan cara membagi nilai skewness dengan standar error dari skewness. Rumus untuk menghitung
, sebagai berikut:
2) Rasio Kurtosis
Kurtosis berfungsi untuk menunjukkan keruncingan suatu data. Kriteria normalitas sama dengan rasio skewness yaitu -2 hingga 2 Data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai kurtosis berada dalam rentang nilai -2 hingga 2 dengan
cara membagi nilai kurtosis dengan standar error dari kurtosis.
Rumus untuk menghitung , sebagai berikut:
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang linear antara variabel penelitian. Hubungan linear menggambarkan bahwa perubahan pada variabel prediktor akan cenderung diikuti oleh perubahan variabel kriterium dengan membentuk garis linear, Jika tidak linear maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2013). Interpretasi uji linearitas dapat dilihat dengan nilai signifikansi atau nilai deviation from linearity.
Apabila nilai devitiation from linearity lebih besar dari 0.05 maka terdapat nilai korelasi yang signifikan. Dan sebaliknya apabila nilai devitiation from linearity lebih kecil dari 0.05, maka data tidak memiliki korelasi linear yang signifikan.
c. Uji Multikolinearitas
Sugiyono (2014) memaparkan variabel moderator merupakan variabel independen kedua yang memengaruhi (memperkuat /memperlemah) hubungan variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji model regresi apakah ditemukan adanya korelasi antara variabel independen, jika antara variabel independen terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi
variabel independen tidak dapat ditentukan dan nilai standard error menjadi tidak terhingga (Janie, 2012).
Lebih lanjut Janie mengungkapkan jika tujuan analisis regresi adalah prediksi atau ramalan, maka multikolinearitas bukanlah hal serius, karena semakin tinggi nilai koefisien determinan (R2) maka semakin baik pula kemampuan model tersebut dalam melakukan prediksi. Untuk melihat gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai koefisien korelasi pearson anatara variabel independen, jika hasil korelasi antara variabel kurang dari 0,8 maka gejala multikolinearitas tidak terdeteksi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan metode statistik menggunakan uji glejser (Janie, 2012). Lebih lanjut uji glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya. Jika variabel independen memiliki nilai signifikansi >0,05 maka tidak terdapat heteroskedastisitas, dengan kata lain semua variabel independen memiliki sebaran varian yang sama/homogen (Janie, 2012).
2. Analisis Deskriptif
Data yang telah diperoleh di lapangan perlu dideskripsikan, hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kecenderungan data. Sugiyono,
(2013) menjelaskan stastistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melaui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Data yang akan dideskripsikan dapat disajikan dalam berbagai bentuk distribusi frekuensi. Di dalam penelitian ini analisis deskripsi akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Hasil dari analisis deksriptif akan diubah menjadi beberapa kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah (Azwar, 2017). Selain itu analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk melihat gambaran demografi responden seperti jenis kelamin, usia dan universitas.
3. Uji Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana persepsi terhadap perilaku sehat memprediksi pengambilan keputusan hidup sehat dengan kesadaran diri sebagai moderator. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan program Process Analysis oleh Andrew Hayes pada software SPSS IBM Statistics 21 for windows.
Analisis jalur merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis regresi berganda/bivariate. Analisis korelasi dan regresi hanya untuk mengetahui hubungan secara langsung antar satu variabel ataupun hubungan secara bersama (multiple correlation).
Hipotesis dalam penelitian ini yang hendak diuji yaitu:
Ho: Persepsi terhadap perilaku sehat tidak dapat memprediksi pengambilan keputusan hidup sehat dengan kesadaran diri sebagai moderator
Ha: Persepsi terhadap perilaku sehat dapat memprediksi pengambilan keputusan hidup sehat dengan kesadaran diri sebagai moderator
H. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti merencanakan langkah-langkah yang dapat menunjang kelancaran penelitian, dimulai dari tahap persiapan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan pembuatan laporan:
1. Persiapan Penelitian
Pembuatan skala merupakan hal pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam mempersiapkan penelitian, skala yang digunakan dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti. Skala pengambilan keputusan hidup sehat yang akan dibuat peneliti mengacu pada teori Mann, dkk (Rice & Dolgin, 2008). Skala ini terdiri dari 76 aitem. Adapun skala persepsi perilaku sehat disusun berdasarkan pada beberapa dimensi yang dirumuskan oleh Notoatmodjo (2007), skala persepsi terhadap perilaku sehat ini terdiri dari 44 aitem. Adapun skala kesadaran diri disusun berdasarkan pada beberapa komponen dari yang dirumuskan oleh Rungapadiachy (2008), skala ini terdiri dari 36 aitem. Setelah peneliti membuat aitem-aitem, peneliti melakukan diskusi dengan pembimbing dan melakukan revisi agar aitem yang dibuat peneliti sesuai dengan indikator yang akan diteliti.
Langkah selanjutnya, peneliti bersama pembimbing mendiskusikan untuk mencari 3 panel expert untuk menguji validitas logis dari skala yang telah dibuat. 3 dosen yang menjadi expert review dalam penelitian ini bersedia memberikan penilaian terhadap skala yang telah dibuat, proses penilaian skala berlangsung sekitar 3 minggu.
Untuk menguji validitas logis dari skala, peneliti menggunakan perhitungan CVR. Berdasarkan hasil dari perhitungan tersebut, peneliti kemudian berdiskusi dengan pembimbing untuk merevisi skala berdasarkan masukan dari expert review.
Setelah proses diskusi dilakukan, pembimbing memberikan persetujuan untuk melakukan uji keterbacaan, yang menilai skala penelitian yang telah dibuat merupakan 5 orang mahasiswa yang memiliki kriteria sama dengan subjek penelitian. Setelah itu, pembimbing memberikan persetujuan untuk melakukan uji coba skala terhadap 150 responden. Hal ini dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari skala yang telah dibuat peneliti. Setelah data uji coba terkumpul, peneliti kemudian menguji validitas dan reliabilitas skala dan merevisi skala berdasarkan hasil validitas. Setelah itu, pembimbing memberikan persetujuan untuk melakukan pengambilan data dengan mengumpulkan minimal 400 responden.
2. Pengumpulan Data
Penelitian mulai dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari pembimbing I dan Pembimbing II. Penelitian dilakukan mulai dari tanggal 13 Desember 2018 sampai tanggal 18 Januari 2019 dengan jumlah 411 responden yang berusia 18-25 tahun dan bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menyebarkan skala cetak ke berbagai universitas yang ada di makassar dan menyebarkan skala dengan google form.
Selama proses pengumpulan data, peneliti mendapatkan beberapa kendala, seperti banyaknya responden yang mengeluh dengan banyaknya jumlah aitem yang harus diisi, skala yang butuh waktu lama untuk diberikan kepada peneliti, dan penolakan dari responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Sehingga peneliti membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mengumpulkan responden sesuai dengan target yaitu minimal 400 responden.
3. Tahap Pengolahan Data Dan Laporan
Tahap terakhir setelah data terkumpul yaitu proses pengimputan data dan dianalisis untuk menguji hipotesis yang telah disusun peneliti sebelumnya. Setelah semua responden terkumpul, peneliti kemudian melakukan skoring untuk kemudian dianalisis menggunakan teknik statistik. Setelah semua data di analisis, peneliti kemudian membuat laporan yang berisi pembahasan, kesimpulan & saran.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Demografi
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang ada di kota Makassar yang berusia 18-25 tahun. Jumlah keseluruhan sampel yang menjadi subjek dalam penelitian ini sebanyak 411 orang dengan rentang usia 18-25 tahun. Terdapat beberapa karakteristik demografi subjek yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu jenis kelamin, usia, dan universitas yang dilihat dari tiga variabel yang berbeda yaitu pengambilan keputusan hidup sehat, persepsi terhadap perilaku sehat dan kesadaran diri (self awareness).
Berikut akan dipaparkan gambaran umum responden berdasarkan demografinya.
1. Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian ini berjumlah 411 orang. Dari hasil didapat jumlah subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 308 responden (75%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 103 responden (25%). Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa perempuan lebih banyak menjadi responden dalam penelitian ini.
Berikut diagram penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin: Gambar 4.1. Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Perempuan (N=308) Laki-laki (N=103)
25%
75%
N=411
2. Usia
Responden dalam penelitian ini berusia 18-25 tahun. Pada responden yang berusia < 20 tahun sebanyak 259 responden (63%), pada responden yang berusia > 20 tahun sebanyak 152 responden (37%). Dari data tersebut, dapat dikatakan bahwa usia di bawah 20 tahun lebih banyak menjadi responden dalam penelitian ini. Berikut diagram penyebaran subjek berdasarkan usia:
Gambar 4.2. Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Usia
< 20 Tahun (N=259) > 20 Tahun (N=152)
37%
63%
N=411
3. Universitas
Berdasarkan universitas, hasil yang didapat 142 responden berasal dari universitas negeri (35%), dan swasta sebanyak 269 responden (65%) . sehingga, dapat dikatakan responden yang berasal dari universitas swasta yang lebih banyak dibandingkan responden yang berasal dari universitas negeri. Berikut diagram penyebaran subjek berdasarkan Universitas:
Gambar 4.3. Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Universitas
Negeri (N=142) Swasta (N=269)
35%
65%
N=411
B. Deskripsi Variabel Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat
kecenderungan data, menurut Sugiyono (2013) statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti.
Azwar (2017) memaparkan kategori tersebut disusun dengan syarat : Tabel 4.1. Kategorisasi Skor
Batas Kategori Ket.
x > + 1,5 Sangat Tinggi
+ 0,5 < x ≤ + 1,5 Tinggi
- 0,5 < x ≤ + 0,5 Sedang
- 1,5 < x ≤ - 0,5 Rendah
x < - 1,5 Sangat Rendah
Keterangan:
= Mean
= Standar Deviasi
1. Deskripsi Pengambilan Keputusan Hidup Sehat
Tabel 4.2. Hasil Analisis Data Pengambilan Keputusan hidup sehat Jumlah
Mean Skor Standar
Sampel Maksimum Minimum Deviasi
411 41,66 56,89 29,76 5,01
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel pengambilan keputusan hidup sehat diperoleh mean 41,66, skor maksimum sebesar 56,89, skor minimum sebesar 29,76, dan standar deviasi sebesar 5,01.
Kemudian di bawah ini akan dijelaskan mengenai kategorisasi skor yang diperoleh dari subjek yang dibagi ke dalam 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan rumus sebagai berikut: