• Tidak ada hasil yang ditemukan

09 Laporan Praktikum Metabolisme Karbohidrat

N/A
N/A
Ragil Yosanda

Academic year: 2024

Membagikan "09 Laporan Praktikum Metabolisme Karbohidrat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN

“METABOLISME KARBOHIDRAT”

(Fermentasi atau Peragian)

Kelompok 9:

Tanmeylika Sandhi 2010511053 Ragil Yosanda 2010511054 Andrea Ayusari 2010511055

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA 2022

(2)

I PENDAHULUAN

Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian suatu senyawa dapat menghasilkan energi.

Energi berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan kimia yang menyusun suatu persenyawaan. Semakin kompleks persenyawaan kimia itu, semakin banyak ikatan kimia yang menyusunnya dan akan semakin besar energi yang dilepaskan. Akan tetapi energi itu tidak dapat digunakan secara langsung oleh sel. Energi tersebut diubah terlebih dahulu menjadi persenyawaan ATP yang dapat digunakan oleh sel sebagai sumber energi terpakai. Contoh katabolisme adalah adalah proses pernapasan sel atau respirasi.

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dibedakan menjadi dua yaitu respirasi aerob, yaitu respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk mendapatkan energi, dan respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan energi. Bahan baku respirasi adalah karbohidrat, asam lemak atau protein. Hasil respirasi berupa CO2, air dan energi dalam bentuk ATP.

Salah satu contoh respirasi anaerob yaitu fermentasi. Fermentasi ini dilakukan oleh-oleh sel-sel ragi terhadap glukosa yang kemudian menghasilkan CO2 dan energi, dan untuk membuktikan bahwa pada proses fermentasi yang dilakukan oleh sel-sel ragi terhadap glukosa akan menghasilkan karbondioksida dan energi, maka dilakukanlah percobaan ini.

I. Tinjauan Pustaka 1. Respirasi

Salah satu syarat untuk mempertahankan hidup adalah penyediaan energi yang bersinambung. Energi ini diperoleh dengan cara menyadap energi kimia yang terbentuk dalam molekul organik yang disintesis oleh fotosintesis. Proses pelepasan energi yang menyediakan energi bagi keperluan sel itu dikenal dengan istilah proses respirasi (Loveless, 1991).

Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan

(3)

air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi (Anonim, 2009).

Berdasarkan peran oksigen, dikenal dua macam respirasi, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob (fermentasi). Umumnya respirasi aerob mempunyai tahap-tahap reaksi, mulai dari awal sampai akhir berturut-turut ialah: glikolisis, pembentukan asetil coenzim A (Asetil CoA), siklus krebs dan sistem transport elektron (Wibisono, 1993).

2. Fermentasi

Fermentasi adalah proses penghasil energi utama dari berbagai mikroorganisme.

Mikroorganisme seperti itu disebut anaerob, karena mereka mampu hidup dan memecah senyawa organik tanpa oksigen. Beberapa dari organisme tersebut akan mati jika didedahkan dengan oksigen. Dalam hal ini mereka disebut anaerob obligat (Dardjat, 1996).

Reaksi keseluruhan fermentasi adalah: C6H12O6 (glukosa) 2 CH3−CH2OH (etanol) + 2 CO3

(karbohidrat). Ini berarti, satu molekul glukosa diubah menjadi dua molekul etanol dan dua molekul karbondioksida.

Fermentasi seperti glikolisis, adalah serangkaian reaksi yang terjadi tanpa oksigen. Antara proses fermentasi dan proses glikolisis hanya sedikit sekali perbedaannya; sebagian besar reaksi antara terdapat pada kedua jalur (Dardjat, 1996). Menurut (Wibisono, 1993), faktor- faktor yang berpengaruh terhadap laju respirasi dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu:

1) Faktor dalam (faktor internal), terdiri atas:

a. Faktor protoplasmic

Laju respirasi sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas dari protoplasma yang ada di dalam sel. Kuantitas dan kualitas protoplasma di dalam sel sangat bergantung kepada umur sel

b. Konsentrasi substrat respirasi tersedia

Laju respirasi sangat tergantung pada konsentrasi substrat respirasi yang tersedia.

Semakin banyak substrat respirasi yang tersedia di dalam sel semakin cepat laju respirasinya.

2) Faktor luar (faktor eksternal), terdiri atas:

a. Temperatur b. Cahaya

c. Konsentrasi oksigen di udara

(4)

d. Konsentrasi karbondioksida e. Tersedianya air

f. Luka

g. Beberapa senyawa kimia h. Perlakuan mekanik

Secara lebih rinci mengenai fermentasi yang berlangsung pada tumbuhan hidup dapat ditelusuri pada publikasi-publikasi yang berhubungan dengan tanggapan tanaman terhadap kondisi hipoksida atau anoksida, baik yang terjadi secara alami, misalnya karena penggenangan atau yang dirancang untuk penelitian dengan menggunakan gas nitrogen sebagai pengganti udara normal untuk menjamin ketersediaan oksigen (Benyamin, 2007).

II METODE Alat dan Bahan Alat:

1) Erlenmeyer 5) Hotplate

2) Sendoh teh 6) Selotip

3) Batang pengaduk 7) Gunting

4) Balon 8) Gelas kimia

Bahan:

1) Yeast atau ragi 2) Pati

3) Sukrosa 4) Aquadest Cara Kerja:

1) Alat dan bahan disiapkan untuk proses praktikum

2) Disiapkan 5 buah erlenmeyer dan masing-masing diberi label penomoran dari 1-5

3) Erlenmeyer dengan label no.1: ditambahkan ½ sdt ragi, dan ditambahkan air sampai volume 100 ml, dihomogenkan

4) Erlenmeyer dengan label no.2: ditambahkan ½ sdt ragi, 1 sdt sukrosa, dan ditambahkan air sampai volume 100 ml, dihomogenkan

5) Erlenmeyer dengan label no.3: ditambahkan ½ sdt ragi, dan ditambahkan air sampai volume 100 ml, dihomogenkan lalu dipanaskan di atas hotplate sampai mendidih, lalu didinginkan

(5)

6) Erlenmeyer dengan label no.4: ditambahkan 1 sdt sukrosa dan air sampai volume 100 ml, dihomogenkan

7) Erlenmeyer dengan label no.5: ditambahkan ½ sdt yeast, 1 sdt pati dan ditambahkan air sampai volume 100 ml, dihomogenkan

8) Dipasanag balon ke masing-masing Erlenmeyer dan direkatkan dengan bantuan selotip 9) Didiamkan ke-5 erlenmeyer selama 24 jam (1 hari)

10) Terakhir diamati perubahan yang terjadi dan dicatat III HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan:

1 2 3 4 5

Yeast+air Yeast+sukrosa+

air

Yeast+sukrosa+air

Dipanaskan Sukrosa+air Yeast+pati+air

Hasil

pengamatan - +++ - - +

Foto

Keterangan: (-) : tidak ada udara (+) : sangat sedikit udara (++) : sedikit udara

(+++) : sangat banyak udara Pembahasan

Fermentasi merupakan salah satu peristiwa dalam katabolisme. Sebagai bahan dasarnya adalah karbohidrat yang akan diubah menjadi karbondioksida dan energi. Dalam peristiwa ini, sel- sel ragi memegang peranan penting pada proses perubahan alkohol menjadi karbondioksida dan energi, proses pembuatan alkohol oleh mikroorganisme dan hasil akhirnya disebut fermentasi alkohol. Pada pengamatan ini digunakan lima larutan yaitu:

(6)

Tabung 1 (Yeast dan Air)

Tabung 2 (Yeast, Sukrosa dan Air)

Tabung 3 (Yeast, Sukrosa dan Air yang dipanaskan)

Tabung 4 (Sukrosa dan Air)

Tabung 5 (Yeast, Pati dan Air).

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh setelah kelima tabung tersebut didiamkan selama 24 Jam adalah pada Tabung ke-1, tabung ke-3, dan tabung ke-4 tidak didapati adanya udara yang dihasilkan, sedangkan pada tabung ke-5 didapati sedikit udara, dan pada tabung ke-2 udara yang dihasilkan sangat banyak. Dari hasil pengamatan tersebut, dapat diketahui bahwa proses fermentasi yang dilakukan oleh sel ragi terhadap glukosa menghasilkan gas CO2. Pengamatan ini sesuai dengan teori bahwa fermentasi yang dilakukan oleh oleh sel ragi terhadap glukosa menghasilkan CO2 dan energi. Tetapi Ragi yang dipanaskan sampai mendidih tidak menghasilkan udara sama sekali karena suhu panas dapat membunuh Ragi sehingga proses fermentasi tidak dapat berlangsung.

(7)

IV KESIMPULAN

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Nocianitri, K. A., dkk. (2018). Penuntun Praktikum Biokimia Pangan. Bali: Universitas Udayana.

Anonim. 2009. Respirasi. Link: http://one.indoskripsi.com/node/4672. Diakses pada 16 April 2022.

Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Loveless, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Sasmitamihardja, Dardjat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

(9)

LAMPIRAN

(Foto Sebelum Didiamkan selama 24 Jam atau 1 Hari)

(Foto Setelah Didiamkan selama 24 Jam atau 1 Hari)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah pemberian aquades dan larutan KCNS 10 % terlihat perubahan warna pada masing – masing tabung reaksi, pada tabung reaksi dengan volume NH4Fe(SO4)2 1 ml warna

Ditimbang sebanyak 1 gram serbuk amilum ditambahkan dengan aquades hingga volume larutan mencapai 100 ml lalu dipanaskan sambil diaduk hingga mendidih dan disaring dalam

Ke dalam basis ditambahkan 21 g ekstrak yang sudah dilarutkan dalam 5,0 mL etanol-air, kemudian digenapkan dengan pelarut etanol-air (1:3) sampai volume 100 mL dan

Kultivasi indoor dilakukan pada media air laut dengan memasukkan 1/3 bagian bibit mikroalga ke dalam erlenmeyer dengan volume media kultur 100–300 mL.. Selanjutnya apabila

Panaskan larutan sambil ditambahkan norit sebanyak 1 sendok spatel (I gam) sambi! diaduk. Dengan waktu bersamaan panaskan juga 100 ml aquadest yang akan digunakan antuk

Sampel A yang dicampurkan 10 tetes ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 mL air tidak berubah warna dan dapat larut karena cuka apel memiliki kepolaran yang sama

B9 strain was used to inoculate a 250 mL Erlenmeyer flask containing a 100 mL aliquots of LB Broth combine 10 g of tryptone, 5 g of yeast extract, 10 g of NaCl, and 1 liter of distilled

Pengenceran 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% Perhitungan konsentrasi HCl 32% dan volume yang dibutuhkan Dihitung volume HCl yang akan diambil dengan rumus pengenceran