• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ABSTRACT - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS-JENIS FITOPLANKTON YANG TERDAPAT PADA TELAGA PUTI SANGKA BULAN DI GUNUNG TALAMAU KECAMATAN

PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

Chintia Essa Bella, Abizar, Erismar Amri

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

Phytoplankton are living organism that floating in the water and able capable of photosynthesis. Puti Sangka Bulan Lake is a lake located at the top of Talamau Mountain of West Pasaman Regency with a height of 2912 mdpl. One of the organisms occupants lake is Phytoplankton. Phytoplankton generally live optimum at temperatures in the range of 20 - 30oC, while the waters of the Puti Sangka Bulan Lake, is below the phytoplankton life range of 14 - 17oC. The temperature difference will affect the development of phytoplankton. Pursuant to this matter have been conducted research with purpose to know the types of phytoplankton found in Puti Sangka Bulan Lake Talamau Mountain of West Pasaman Regency. The research was conducted in July 2017 at Lake Puti Sangka Bulan Talamau Mountain, West Pasaman Regency. This research is done by descriptive survey method. Sample technique used is random sampling, the research station is based on the four directions of the wind. The first station (I) lies to the north, Station second (II) is south, Station (III) is east, and Station (IV) is west of the research. From the results of research that has been done get phytoplankton species on the Lake Puti Sangka Bulan Talamau Mountain of West Pasaman Regency as many as 19 species, which belong to 3 classes, namely Bacillaryophyceae, Chlorophyceae, dan Cyanophyceae . Physical chemical factors of water Lake Puti Sangka Bulan Talamau Mountain of West Pasaman Regency, District (temperature, pH, dissolved oxygen, and carbon dioxide (CO2) free) is in the almost normal range to support phytoplankton life.

Keywords: Phytoplankton, Puti Sangka Bulan Lake, Talamau Mountain

PENDAHULUAN

Alga merupakan organisme yang mempunyai klorofil, berukuran kecil dan selnya mampu melakukan reproduksi (Prescott, 1975). Dalam

perairan alga juga merupakan penyusun fitoplankton yang hidup melayang-layang dalam air. Selain itu fitoplankton hidup di perairan

(2)

pada rentangan suhu optimum antara 20 - 30oC (Effendi, 2003).

Fitoplankton dapat ditemukan di air tenang maupun mengalir. Salah satu contoh air tenang adalah Telaga.

Telaga merupakan suatu perairan dengan arus lambat atau tidak memiliki arus sama sekali (Kumalasari dkk., 2015). Salah satu contoh Telaga adalah Telaga Puti Sangka Bulan yang terdapat di puncak Talamau, berada pada ketinggian 2912 mdpl dengan suhu berkisar 10 - 18oC. Menurut Anwar (1984) semakin tinggi suatu dataran maka semakin rendah tekanannya sehingga suhu udara akan turun.

Pada kisaran ketinggian 3000 mdpl suhu udara berkisar 15 - 20oC. Hal ini akan berpengaruh terhadap organisme yang terdapat di telaga itu sendiri seperti fitoplankton, yang dapat memperlambat pertumbuhan- nya. Pada telaga puti sangka bulan belum diketahui jenis-jenis fito- plankton. Fitoplankton yang hidup di telaga dan air laut berbeda-beda.

Penelitian Latara (2012) tentang Identifikasi Fitoplankton di Perairan Danau Perintis Kabupaten

fitoplankton dan penelitian Arianto (2015) tentang Komunitas Plankton di danau Segera Anak Taman Nasional Gunung Rinjani pada ketinggian 2010 mdpl ditemukan 39 jenis fitoplankton.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apa saja jenis fitoplankton serta bagaimana kondisi fisika kimia perairan pada Telaga Puti Sangka Bulan di Gunung Talamau Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan metode survei deskriptif. Penetapan stasiun penelitian dengan metode random sampling. Stasiun penelitian ditetapkan berdasarkan empat arah mata angin: Stasiun pertama (I) terletak sebelah utara, Stasiun kedua (II) terletak sebelah selatan, Stasiun (III) terletak sebelah timur, dan Stasiun (IV) terletak sebelah barat.

Faktor fisika kimia yang diukur meliputi suhu, pH, Desolved Oxygen (DO) dan Karbondioksida (CO2).

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian didapatkan beberapa jenis fitoplankton pada Telaga Puti Sangka Bulan di Gunung

Talamau Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat seperti disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Kondisi Faktor Fisika Kimia pada Telaga Puti Sangka Bulan di Gunung TalamauKecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat

Faktor Fisika Kimia

Stasiun Barat

(St.1)

Selatan (St.2)

Timur (St.3)

Utara (St.4)

1. Suhu (oC) 14-17 14-17 14-17 14-17

2. pH air 6 6 6 6

3. Delsolved Oxygen (DO) (mg/L) 7,6 7,9 7,8 7,4

4. Karbon dioksida (CO2) bebas (mg/L) 5,3 5,3 5,3 5,3 Tabel 2. Jenis-jenis fitoplankton yang terdapat pada Telaga Puti Sangka Bulan di

Gunung Talamau Kecamatan Pasaman Kabupaten Barat

No Jenis Stasiun

I II III IV Bacillaryophyceae

1. Navicula angusta Kuentzing

2. Navicula pseudolanceolata H. Kob

3. Nitzshia palea (Kuentzing) W. Smith

4. Pinnularia gibba W. Smith

Chlorophyceae

5. Bothriococcus braunii Kuentzing

6. Cylindrocapsa conferta W. West

7. Oedogonium cardiacum (Hass) Wittrock

8. Staurodesmus dejectus Borealis

9. Staurodesmus patens (Nordst.) Teiling 10. Zygnema stellinum (Vauch) C.A Agardh Cyanophyceae

11. Anabaena affinis Lemmermann

12. Chroococcus turgidus (Kuentzing) Naegeli

13. Microcystis aeroginosa Kuentzing

14. Oscilatoria tenuis (kuentzing) Rabenhorst

15. Oscilatoria princeps Vaucher

16. Phoromidium ambiguum Gomont

17. Spirulina major Kuentzing

18. Stigonema mammilosum (Lyngb.) C. A. Agardh

19. Stigonema turfacum (Berkeley) Cooke -

Jumlah 16 13 15 16

Keterangan: Ditemukan (√)Tidak ditemukan ()

(4)

Dari Tabel 1. Dapat dilihat kondisi fisika kimia perairan Telaga Puti Sangka Bulan suhu berkisar antara 14 – 17oC, pH 6, Delsolved Oxygen 7,4-7,6 mg/L, dan Karbondioksida bebas 53 mg/L.

Dari Tabel 2 dapat dilihat fitoplankton yang didapat terdiri dari 19 spesies. Spesies fitoplankton yang ditemukan di setiap stasiun memiliki jumlah yang berbeda, dimana kelas Cyanophyceae ditemukan 9 spesies, Chlorophyceae 6 spesies, dan Bacillaryophyceae 4 spesies. Spesies fitoplankton ditemukan di Telaga Puti Sangka Bulan lebih sedikit dari yang ditemukan oleh Arianto (2015) di danau Segera Anak, yaitu 35 spesies. Sedikitnya spesies fito- plankton ditemukan di Telaga Puti Sangka Bulan disebabkan kondisi suhu Telaga Puti Sangka Bulan (14 - 17oC) lebih rendah dari danau Segera Anak yaitu 19 - 21oC. Suhu telaga Puti Sangka Bulan dibawah rentangan suhu optimum kehidupan fitoplankton sehingga perkembangan fitoplankton terganggu. Menurut Effendi (2003) fitoplankton hidup di perairan pada rentangan suhu

rentangan tersebut fitoplankton dapat berkembang dengan baik. Sedangkan dibawah rentangan suhu optimum kehidupan fitoplankton dapat memperlambat pertumbuhannya, (Kawaroe 2010).

Spesies fitoplankton yang banyak ditemukan di Telaga Puti Sangka Bulan adalah spesies dari kelas Cyanophyceae. Hal ini disebabkan spesies dari Cyano- phyceae merupakan spesies yang dapat ditemukan pada berbagai kondisi lingkungan, biasanya spesies Cyanophyceae hidup di air tawar.

Menurut Sachlan (1975) dalam Widiana (2011) Cyanophyceae merupakan alga yang paling umum ditemukan dalam perairan. Beberapa penelitian menunjukan suhu optimal untuk pertumbuhan Cyanophyceae yaitu 15 - 35oC dan oleh karena itu Cyanophyceae dikenal sebagai organisme yang kosmopolit (Graham dan Wilcox, 2000 dalam Sari, 2011).

Spesies yang paling sedikit ditemukan pada Telaga Puti Sangka Bulan adalah spesies dari kelas Bacillaryophyceae hal ini disebabkan karena kemampuan untuk melekat

(5)

dibandingan dengan kelas lain.

Sachlan (1974) menyatakan bahwa Bacillaryophyceae merupakan alga yang berlendir sehingga dapat menempel dengan baik sebagai alga perifiton.

Spesies fitoplankton yang paling banyak ditemukan pada Stasiun I dan IV, yaitu masing- masing 16 spesies. Hal ini disebabkan kondisi perairan yang mendapatkan cahaya matahari lebih lama. Jenis ditemukan tergolong beberapa kelas yaitu Bacilla- ryophyceae, Chlorophyceae dan cyanophyceae. Stasiun I dan IV memiliki pH 6,0 yang merupakan kisaran yang hampir normal untuk perkembangan fitoplankton. Menurut Odum (1971) dalam Wulandari (2009), perairan dengan pH 6 - 9 merupakan perairan dengan ke- suburan yang tinggi dan tergolong produktif karena memiliki kisaran pH yang dapat mendorong proses pembongkahan bahan organik yang ada dalam perairan menjadi mineral- mineral yang dapat diasimilasikan oleh fitoplankton.

Spesies fitoplankton paling sedikit ditemukan Pada Stasiun II,

yaitu 13 spesies. Hal ini disebabkan kondisi perairan yang lebih sering digunakan untuk kegiatan para pendaki seperti mencuci piring.

Kegiatan tersebut memperkirakan dapat menurunkan tegangan permukaan perairan dan menga- kibatkan fitoplakton mati. Makmur (2013) dalam Swary dkk., (2014) menyatakan bahwa pencemaran perairan yang berasal dari limbah deterjen baik anionik ataupun menumbulkan efek negatif terhadap kehidupan biota perairan namun, jika konsentrasi limbah deterjen melebihi baku mutu maka organisme di perairan akan mati.

Phoromidium ambiguum merupakan jenis yang hanya ditemukan di stasiun I. Kondisi Stasiun I merupakan perairan yang bersih. Phoromidium ambiguum ini biasanya melimpah pada perairan yang didukung oleh cuaca yang optimal seperti musim kemarau sedangkan penelitian dilakukan pada musim penghujan. Menurut Sari dkk., (2013) Phoromidium ini melimpah pada saat musim kemarau.

Spirulina major merupakan jenis yang hanya ditemukan di

(6)

stasiun II. Kondisi stasiun II merupakan perairan yang dekat para pendaki mendirikan tenda. Spesies Spirulina major ini membutuhkan cahaya matahari terus menerus untuk melakukan fotosintesis secara optimal. Menurut Budiardi dkk., (2010) bahwa fotosintesis merupakan faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan sel Spirulina.

Ketidakoptimalan fotosintesis pada bagian kurang cahaya akan mengakibatkan pertumbuhan Spi- rulina terganggu atau bahkan tidak terjadi sama sekali.

Perbedaan kondisi faktor fisika kimia air Telaga Puti Sangka Bulan Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman barat pada setiap stasiun dapat dilihat pada suhu, pH, oksigen terlarut dan karbondioksida bebas. Suhu dari keempat stasiun relatif tidak stabil yaitu berkisar antara 14 - 17oC.

Menurut Effendi (2003), kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20 - 30oC. Nilai pH air adalah 6. Menurut Effendi (2003) sebagian besar organisme akuatik sensitif terhadap

Karbondioksida (CO2) bebas keempat stasiun pengamatan sama yaitu 5,3 mg/L. Menurut Suin (2006) kadar karbondioksia (CO2) bebas dalam air tinggi pada waktu malam hari dibandingkan dengan siang hari, karena siang hari sebagian karbondioksida digunakan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis.

Hasil pengukuran kandungan oksigen terlarut selama penelitian di dapatkan kisaran antara 7,4-7,9 mg/L. Menurut Kristanto (2013) kehidupan air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut 5 mg/L.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Telaga Puti Sangka Bulan di Gunung Talamau Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman barat terdiri dari 19 Spesies yaitu Navicula angusta, Navicula Pseudolanceolata, Pinnularia gibba, Nitzshia palea, Bothriococcus braunii, Staurodesmus dejectus, Staurodesmus patens, Cylindrocapsa conferta, Oedogonium cardiacum, Zygnema stellinum, Stigonema mammilosum, Stigonema turfacum,

(7)

ambiguum, Oscilatoria tenuis, Oscilatoria princeps, Anabaena affinis, Chroococcus turgidus, dan Microcystis aeroginosa yang tergolong ke dalam kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae.

Kondisi fisika kimia perairan pada Telaga Puti Sangka Bulan, dimana pH yaitu 6, suhu berkisar antara 14 - 17oC, Desolved Oxsigen 7,4 - 7,9 mg/L, dan Karbondioksida bebas 5,3 mg/L.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, J. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatra. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Arianto, T. Imam, B. 2015.

Komunitas Plankton di Danau Segara Anak Taman Nasional Gunung Rinjani. NATURAL B, Vol. 3, No. 1. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataran.

Budiardi, T., Utomo, N. B. P dan

Santosa, A. 2010.

Pertumbuhan Dan Kandungan Nutrisi Spirulina sp. Pada Fotoperiode Yang Berbeda.

Jurnal Akuakultur Indonesia. 9 (2), Hal 146-156.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta. Kanisius.

Kristanto, P. 2013. Ekologi Industri.

Yogyakarta: Andi.

Latara, S., R. Utinadan W. D. Uno.

2012. Identifikasi Fitoplankton di Perairan Danau Perintis Kabupaten Bone Bolango.

Laporan Penelitian. Program Studi Biologi, Fakultas Mipa, Universitas Negeri Gorontalo.

Prescott, G. W. 1975. Algae Of The Western Great Lakes Area.

WCM. Brown Company Publisher. Dubugue. Iowa.

Sari, R. M., Ngabekti. S dan Martin.

P. 2013. Keanekaragaman Fitoplankton Di Aliran Sumber Air Panas Condrodimuko Gedongsongo Kabupaten Semarang. Unnes Journal Of Life Science 2 (1). Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonersia.

Sari, W. E. 2011. Isolasi dan Identifikasi Mikroalga Cyanophyta dari Tanah

Persawahan Kampung

Sampora Cibinong Bogor.

Skripsi Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Swary. A., Hurabarat. S dan Haeruddin. 2014. Studi Pengaruhnya Deterjen Terhadap Komposisi Dan Kelimpahan Fitoplankton Di Sungai Banjir Kanal Timur Semarang. Jurnal of maquares.

Program Studi Manajemen

(8)

Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semarang. 3 (2) hal 158.

Widiana, R., Abizar. dan S.

Wahyuni. 2011. Jenis-Jenis Alga Epilitik Sumber Air Panas Dan Alirannya Di Kawasan Cagar Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman. Jurnal Sainstek, Vol. III No 2.

Program Studi Pendidikan

Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.

Wulandari, D. 2009. Keterkaitan Antara Kelimpahan Fito- plankton Denfan Parameter Fisika Kimia di Estuari Sungai Brantas (Porong) Jawa Timur.

Skripsi. Departemen Ma- najemen Sumber Daya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan strategi belajar aktif tipe Hollywood Squares

Strategi yang harus diterapkan pada kelas VII SMPN 1 Pulau Punjung adalah strategi yang memberikan semangat dan motivasi dalam belajar sehingga siswa lebih antusias mengikuti