• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIFITAS ANTIMIKROBA DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK SEGAR TUMBUHAN SIKADUDUAK

N/A
N/A
Nur Fadhilah

Academic year: 2023

Membagikan "AKTIFITAS ANTIMIKROBA DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK SEGAR TUMBUHAN SIKADUDUAK"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan Ekstrak Segar Tanaman Sikaduduak (Melastoma malabathricum Linn.)”. Tesis ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Bachelor of Science (S.Si) pada program studi Biologi Fakultas Matematika dan Sains Universitas Andalas Padang. Erizal Mukhtar, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Sains Universitas Andalas.

Jabang Nurdin selaku penguji memberikan bimbingan, kritik dan saran yang sangat berharga selama penulisan makalah ini. Semua pihak yang telah berkontribusi dalam terselesaikannya penelitian ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak DP2M Ristek Dikta yang telah memberikan dana pelaksanaan penelitian ini dengan subsidi PKM-PE untuk pembiayaan tahun 2016.

Semoga segala bimbingan, kritik dan saran serta karya baik yang diberikan kepada penulis mendapat pahala di sisi Allah SWT. Penelitian tentang “Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan Ekstrak Segar Tanaman Sikaduduak (Melastoma malabatricum Linn.)” dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Sains Universitas Andalas, pada bulan Juni hingga November 2016.

Tabel  1.  Rata-rata  Diameter  Daerah  Bebas  Mikroba  Ekstrak  Segar  Sikaduduak terhadap Mikroba Uji ....................................................22  Tabel  2
Tabel 1. Rata-rata Diameter Daerah Bebas Mikroba Ekstrak Segar Sikaduduak terhadap Mikroba Uji ....................................................22 Tabel 2

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Berapakah konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi pembunuhan minimum (KBM) ekstrak segar sikaduduak yang mempunyai zona hambat terbesar terhadap masing-masing mikroba yang diuji. Yang mana kandungan bioaktif (polifenol, antosianin) dari ekstrak tanaman segar (bunga, buah dan daun) tanaman ini mempunyai pengaruh paling besar terhadap kekuatan antimikrobanya.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Khasiat dan Kandungan Kimia Sikaduduak
  • Antimikroba
  • Antioksidan
  • Polifenol
  • Antosianin
  • Mikroba Uji Antimikroba

Efek antioksidan senyawa fenolik merupakan konsekuensi dari sifat oksidatifnya yang berperan dalam netralisasi radikal bebas (Panovska et al, 2005). Selain itu, beberapa flavonoid telah didokumentasikan dan baru-baru ini menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap berbagai strain bakteri (Alnajar dkk. melaporkan aktivitas antimikroba dari ekstrak bunga dan buah mentah tanaman ini, yang selanjutnya dikonfirmasi dengan uji mikrodilusi bubur. Obat antimikroba adalah senyawa biologis atau bahan kimia yang menghambat pertumbuhan bakteri atau kapang (bakteristatik atau fungistatik) atau membunuh bakteri atau kapang (bakterisida atau fungisida).

Antioksidan memegang peranan penting dalam kehidupan karena dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat aktif. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode reduksi radikal bebas DPPH (2,2-difenil 1-pikrilhidrazil).

Hal ini dapat terjadi jika sebuah elektron ditangkap oleh suatu antioksidan, sehingga mengakibatkan kurangnya kesempatan bagi elektron untuk beresonansi (Yen dan Chen, 1995). Polifenol berperan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga mencegah proses peradangan. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37ºC, namun membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25ºC).

Koloni pada biji padat berwarna abu-abu sampai kuning keemasan, bulat, halus, menonjol dan mengkilat (Jawetz et al., 1995). Infeksi yang lebih parah termasuk pneumonia, mastitis, flebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis dan endokarditis (Ryan et al., 1994; Warsa, 1994). Lecosidin merupakan racun yang dapat menghancurkan sel darah putih pada hewan yang terinfeksi (Departemen Kesehatan, 1994).

Jamur ini merupakan organisme anaerobik fakultatif yang mampu melakukan metabolisme sel baik dalam kondisi anaerobik maupun aerobik. Dinding sel bakteri gram negatif memiliki struktur kimia yang lebih kompleks dibandingkan bakteri gram positif. Dinding sel bakteri gram negatif mengandung lebih sedikit peptidoglikan, namun di luar lapisan peptidoglikan terdapat struktur membran kedua yang tersusun dari protein fosfolipid dan lipopolisakarida (Hogg, 2005).

PELAKSANAAN PENELITIAN

  • Metode Penelitian
  • Alat dan Bahan
  • Prosedur Kerja
    • Pengambilan Sampel
    • Sterilisasi Alat dan Medium
    • Persiapan Medium
    • Pembuatan Cakram Kertas
    • Penyediaan Biakan Murni
    • Pembuatan Suspensi Mikroba Uji
    • Penentuan Daerah Bebas Mikroba Metoda Difusi
    • Pengujian Sampel Terhadap Mikroba Uji Metoda Dilusi
    • Penentuan Kadar Antosianin
    • Penentuan Aktifitas Antioksidan Metode DPPH
    • Pembuatan Kurva Standar Asam Galat
    • Penentuan Kadar Polifenol
  • Pengamatan
    • Daerah Bebas Mikroba Metoda Difusi
    • Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh
    • Aktifitas Antioksida Metoda Efek Peredaman terhadap Radikal
    • Perhitungan Total Antosianin
  • Analisis Data

Masukkan 23 g media NA SIGMA ke dalam labu Erlenmeyer, kemudian akuades hingga volume 1000 ml, lalu panaskan hingga mendidih dan sterilkan. Media PDA sebanyak 39 g, kemudian tambahkan aquades hingga volume 1000 ml dalam labu Erlenmeyer, panaskan hingga mendidih dan sterilkan. Tambahkan 34 g media MHA dengan aquades hingga volume 1000 ml dalam labu Erlenmeyer, kemudian panaskan hingga mendidih, atur pH media menjadi 7,4 dan sterilkan (Bonang dan Koeswardono, 1979).

Mikroba uji, diperbarui selama 24 jam, dikeluarkan dari setiap jarum loop dan diinokulasi ke dalam air suling steril sampai diperoleh kekeruhan yang setara dengan Mc.Farland's 0,5. Media SDA dan MHA yang disiapkan dalam kondisi steril dalam labu Erlenmeyer dituangkan secara aseptik ke dalam cawan petri dan dibiarkan memadat. Tabung reaksi ditutup dengan kapas, ditambahkan 2 ml media SDB/MHB secara aseptik ke dalam tabung 1-10.

Untuk tabung A, B dan C sebagai kontrol, tabung A1 diisi ekstrak buah segar, A2 diisi ekstrak daun segar, dan A3 diisi ekstrak bunga segar M. Tabung C1 diisi ekstrak buah segar dan C2 diisi ekstrak buah segar. ekstrak segar daun Melastoma malabatricum sebanyak 2 ml 1 ml suspensi uji mikroba. Dari tabung negatif (bersih), diambil 0,1 ml suspensi mikroba uji dan dikultur dalam medium SDA/MHA, diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.

Setiap organ tanaman dihancurkan, kemudian ditimbang 0,1 g dan diisi hingga 10 ml dengan etanol 90%. Larutan baku asam galat dengan konsentrasi ppm berbeda dibuat dengan cara mengambil ml larutan stok asam galat dan memasukkannya ke dalam labu takar 10 ml dan menetralisirnya hingga menjadi 10 ml dengan air suling. Pipet 1 ml larutan standar asam galat, masukkan ke dalam labu takar 10 ml, tambahkan 1 ml reagen Folin-Ciocalteu dan homogenkan.

Daerah bebas mikroba yang terbentuk diukur dengan jangka sorong dan diambil rata-ratanya. MIC ditunjukkan dengan tumbuhnya mikroba uji pada medium; pengenceran terendah tidak menunjukkan adanya pertumbuhan mikroba. Penentuan total antioksidan dilakukan dengan mengukur serapan ekstrak buah, bunga, dan daun Sikaduduak menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm mengacu pada Molyneux (2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai Konsentrasi Hambat Miimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh

Aktifitas Antioksidan dengan Metode DPPH, Polifenol dan Antosianin

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Pengujian daya antimikroba ekstrak etanol daun sirih merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 6538, Escherichia coli ATCC 11229 dan Candida albicans ATCC 10231 secara in vitro. Skrining fitokimia, kandungan total fenolik dan total flavonoid serta aktivitas antioksidan dari berbagai bagian melastoma malabatricum. Efek gastroprotektif ekstrak daun berair Melastoma malabathricum terhadap tukak lambung akibat etanol pada tikus.

Melastoma malabathricum (L.) Smith Ethnomedicinal uses, chemical constituents and pharmacological properties: A Rev.,‖ Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, Vol. Effectiveness Extract Daun Senggani (Melastoma candidum D. Don) dalam Menghambat Pertumbuhan Candida albicans pada Resin Acrylic Heat Cured. Ishs Acta Horticulturae 1040:III International Symposium on Human Health Effects of Fruits and Vegetables - FAVHEALTH 2009.

Uji efek antibakteri ekstrak etil asetat dan kloroform meniran (Phyllanthus niruri Linn) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 11229 secara in vitro. Efektivitas Ekstrak Daun Dewa (Gynura pseudochina (Lour.) DC terhadap Pertumbuhan Candida albicans pada pelat dasar gigi tiruan resin akrilik. Skrining senyawa sitotoksik dari ekstrak daun, bunga, buah, batang dan akar tanaman wijen (Melabathricum .L ) Terhadap Pencucian Air Garam Larva Artemisia Menggunakan Metode Bioassay Mortalitas Udang Air Garam.

Sathya Bama S, Jayasurya Kingsley S, Sankaranarayanan S, Bama P (2012) Aktivitas antibakteri ekstrak fitokimia berbeda dari daun T. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sendunia (Melastoma malabathricum L.) terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Escherichia bakteri koli. Aksi antibakteri senyawa aktif daun Senggani (Melastoma candidum D. Don) terhadap Bacillus licheniformis, Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi daun Senggani (Melastoma malabathricum Linn.) terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Bacillus cereus menggunakan metode difusi agar. Menguji khasiat antijamur ekstrak biji Tanjung (Mimusops elengi Linn.) terhadap pertumbuhan Candida albicans. Sifat antinociceptive, anti-inflamasi dan antipiretik ekstrak air daun Melastoma malabathricum pada hewan percobaan.

Analisis daerah uji bebas kuman yang berbeda (C. albicans, S. aureus dari E.coli) pada setiap perlakuan.

Gambar

Tabel  1.  Rata-rata  Diameter  Daerah  Bebas  Mikroba  Ekstrak  Segar  Sikaduduak terhadap Mikroba Uji ....................................................22  Tabel  2
Gambar 1.  Tumbuhan Sikaduduak (Melastoma malabathricum Linn.) ..............5  Gambar 2
Gambar 1. Tanaman Sikaduduak (Melastoma malabathricum Linn  a : buah masak
Tabel  1.  Rata-rata  Diameter  Daerah  Bebas  Mikroba  Ekstrak  Segar  Sikaduduak  terhadap Mikroba Uji
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun adas dilakukan dengan metode DPPH (1,1- Diphenyl- 2- pycrylhydrazyl ).. Reaksi antara DPPH

Untuk menguji aktivitas antioksidan pada ekstrak bayam merah ( Alternanthera amoena Voss) varietas Mira segar dan rebus dengan metode DPPH. Manfaat Penelitian.. Manfaat

Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak apel hijau segar (I) dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak apel hijau kering

Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol dari rimpang temu giring menggunakan metode pemerangkapan radikal bebas 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazil (DPPH) dilakukan

daun kari ( Murraya koenigii ) dengan metode DPPH ( Diphenyl picryl hydrazil ). Universitas

Ekstrak etanol buah kemloko dan vitamin C sebagai pembanding diuji aktivitas antioksidan dengan metode pemerangkapan radikal bebas DPPH

DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau

Pengujian aktivitas antioksidan senyawa-senyawa organik yang terkandung dalam tumbuhan dan sintetis dapat dilakukan dengan menggunakan metode DPPH