ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN AKM DI MAN 1 LOMBOK BARAT
Oleh
Ananda Try Ilhami NIM 180105156
PROGRAM STUDI TADRIS IPS
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2022
ii
ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN AKM DI MAN 1 LOMBOK BARAT
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ananda Try Ilhami NIM 180105156
PROGRAM STUDI TADRIS IPS
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2022
iii
iv
v
vi
vii MOTTO
“Pada akhirnya, ini semua hanyaah permulaan”
(Nadin Amizah: Beranjak Dewasa)
viii
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan:
Pertama, untuk diri saya sendiri yang telah berjuang dan bertahan hingga saat ini dapat menyelesaikan perkuliahan.
Kedua, untuk kedua orang tua tercinta Bapak H.
Muksin, S.Pd dan Ibu Hj. Juniti Hartini yang
senantiasa memberikan doa dan limpahan kasih sayang yang tak ternilai dan kakak-kakak saya yang selalu memeberikan dukungan dan motivasi
Ketiga, untuk almamater tercinta Universitas Islam Negeri Mataram
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam nikmat sehingga penulis skripsi dengan judul “Analisis Tingkat Keberhasilan Penerapan AKM di MAN 1 Lombok Barat” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SWA, keluarga, serta sahabat-sahabt beliau yang telah turut memperjuangkan islam sebagai agama yang diturunkan Allah SWT.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program Strata-1 di Program Studi IPS fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Mataram.
Dalam proses penulisan skripsi ini banyak mendapat dukungan, bantuan dan kemudahan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku dosen pembimbing I atas segala bimbingan, arahan serta saran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
2. Bapak Saiful Bahri, M.Pd selaku dosen pembimbing II atas segala bimbingan, arahan serta saran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, Bapak H. Muksin, S.Pd dan Ibu Hj. Juniati Hartini, yang selalu hadir dengan cinta, doa dan merupakan kekuatan terbesar bagi penulis untuk terus belajar dan tetap kuat menghadapi situasi tersulit sekalipun.
x
4. Kakak-kakakku terkasih, Rosalina Aprianti, Amd.Keb dan Dian Cipta Margianti yang turut memberikan dukungan moral maupun material untuk peneliti dalam pengerjaan skripsi.
5. Lalu Muhamad Rizki Yuniardi terimakasih sudah menjadi partner dalam segala hal yang baik, yang menemani meluangkan waktunya, menghibur dalam kesedihan dan memberi semangat untuk terus maju sampai dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Terimakasih untuk Ila Elisma S.Pd atas bantuan selama proses pengerjaan skripsi.
7. Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan sedari MABA sampai dengan saat-saat terakhir berkuliah di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Mataram., Siti Aminah, Ismawati, Risya Ratna Tamiy, Tasa Fatharani Faza, Huslaini. Yang telah banyak memberikan kenangan dan cerita semasa menjadi mahasiswa.
8. Dan terimakasih untuk diri sendiri yang telah sabar melewati semua ujian sampai dengan detik ini. Kamu hebat.
Mataram, September 2022
Ananda Try Ilhami 180105156
ii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN SAMPUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PENGESAHAN ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 9
E. Telaah Pustaka ... 10
F. Kajian Teori ... 13
1. Asesmen Kompetensi Minimum ... 13
2. Juknis Pelaksanaan AKM ... 15
3. Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum... 18
4. Literasi ... 19
5. Numerasi ... 23
6. Persiapan AKM ... 24
iii
7. Pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum ... 26
H. Metode Penelitian ... 30
1. Pendekatan Penelitian ... 30
2. Kehadiran Peneliti ... 31
3. Lokasi Penelitian ... 32
4. Sumber Data ... 32
5. Teknik Pengumpulan Data ... 33
6. Teknik Analisis Data ... 38
BAB II PAPARAN DAN TEMUAN ... 42
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42
1. Sejarah Singkat MAN 1 Lombok Barat ... 42
2. Tokoh Perintis ... 43
3. Tahun Berdiri ... 43
4. Letak Geografis Madrasah ... 43
5. Kondisi Sekolah Tempat Bertugas ... 44
6. Sarana dan Prasarana ... 46
7. Struktur Organisasi ... 48
B. Mekanisme Pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum ... 49
1. Wawancara... 50
2. Observasi ... 57
C. Tingkat Keberhasilan Penerapan AKM di MAN 1 Lombok Barat ... 58
BAB III PEMBAHASAN ... 61
A. Pelaksanaan AKM di MAN 1 Lombok Barat ... 61
B. Tingkat Keberhasilan AKM di MAN 1 Lombok Barat ... 66
1. Laporan Hasil Assesmen Kompetensi Minimum ... 66
2. Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi ... 70
iv
3. Penyebab Rendahnya Kemampuan Numerasi ... 72
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74
Daftar Pustaka ... 75 LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Table 1 : Daftar Tabel Perbedaan UN dan AKM
Table 2 : Data Kelas Peserta Didik MAN 1 Lombok Barat
Table 3 :Tabel Rencana Jadwal Pelaksanaan Assesmen Nasional Table 4 :Tabel Pelaksanaan Assesmen Nasional
Table 5 : Tingkat Kompetensi Hasil Assesmen Kompetensi Minimum Table 6 :Kompetensi dan Subkompetensi
vi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 :Pedoman Observasi
Lampiran 2 :PedomanWawancara
Lampiran 3 :Peserta yang Melaksanakan AKM
Lampiran 4 :Foto Dokumentasi Lampiran 5 : Surat-Surat
Lampiran 6 :Kartu Konsul Skripsi
vii
ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENERAPAN AKM di MAN 1 LOMBOK BARAT
Oleh :
ANANDA TRY ILHAMI 180105156
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan AKM di MAN 1 Lombok Barat dan bagaimana tingkat keberhasilan penerapan AKM di MAN 1 Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dimana peneliti mendeskripsikan dan menggambarkan secara terperinci mengenai pelaksanaan AKM di MAN 1 Lombok Barat serta tingkat keberhasilan penerapanAKM di MAN 1 Lombok Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan AKM di MAN 1 Lombok Barat sudah sesuai juknis pelaksanaan AKM yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Dilihat dari segi sarana dan prasarannya, MAN 1 Lombok Barat sudah memiliki ruangan laboratorium komputer yang dilengkapi dengan komputer dan jaringan internet yang memadai. Sehingga untuk pelaksanaan AKM pada tahun 2021 MAN 1 Lombok Barat tidak mengalami kendala. Tingkat keberhasilan AKM di MAN 1 Lombok Barat dilihat dari capaian kompetensinya baru mencapai pada tahap dasar. Adapun kendala yang dihadapi peserta didik dalam mengerjakan soal-soal AKM yaitu rendahnya literasi dan numerasi peserta didik. Yang dimana literasi membaca ini adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan bentuk-bentuk teks tertulis. Sedangkan numerasi adalah kemampuan bernalar menggunakan matematika. Bentuk-bentuk soal AKM sendiri berupa pilihan ganda, menjodohkan, esai atau uraian, pilihan ganda kompleks dan isian atau jawaban singkat.
Kata Kunci : AKM, Literasi, Numerasi
1 BAB I PENDAHULUN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang mencakup tiga dimensi, indvidu, masyarakat atau komunitas nasional darri individu tersebut, dan seluruh kandungan realistis, baik material maupun spiritual yang memainkan peranan dalam menentukan sifat, nasib, bentuk manusia maupun masyarakat. 1
Mutu pendidikan yang tinggi dapat dilihat dari ketercapaian tujuan pendidikan. Hal ini pun berkaitan dengan kebijakan dalam rangka meningkatkan penjaminan mutu pendidikan yang dibuat oleh pemerintah diantaranya dituangkan dalam UUD 1945, Undang- Undang No. 63 tahun 2009 tentang Sistem Mutu Pendidikan bab 2, pasal 2, ayat 2 yang menyatakan bahwa : “ Terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan, penyelenggara
1 Nurkholis, Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi, dalam Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No 1 November 2013, Hlm. 24
2
satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi dan pemerintah.2
Memasuki era global saat ini, teknologi, informasi, dan komunikasi kian berkembang pesat, orang-orang dapat dengan mudah menggali informasi dari berbagai penjuru dunia, bahkan dengan kemajuan teknologi sekarang seseorang mampu berkomunikasi secara face to face dengan orang yang berada di belahan bumi lain. Tak hanya itu, kemajuan TIK juga membuat seseorang dapat dengan mudahnya melakukan suatu transaksi lewat satu jarinya.Hanya dengan membuka aplikasi diponsel, kita dapat menemukan barang yang diinginkan tanpa perlu keluar rumah.
Namun, seiring berkembangnya teknologi ini juga membuat tantangan hidup menjadi kian berat.Kehidupan di era globalisasi ini menuntut kita untuk memiliki berbagai kemampuan agar mampu bersaing di era globalisasi saat ini.Berbagai kemampuan tersebut dirangkum dalam Keterampilan abad-21.3
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah menetapkan standar nasional
2Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet.5, hlm.2
3 Anggita Rizki Handayu, Analisis Terhadap Butir Soal Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) Tingkat SMP Ditinjau Dari Domain Literasi PISA, Universitas Pendidikan Indonesia, 2020.
3
pendidikan menurut kriteria minimal tentang komponen pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang dalam jalur pendidikan untuk mengembangkan pendidikan secara optimal sesua dengan karakteristik dan kekhasan programnya. Seperti yang tertuang dalam PP 19 Tahun 2005 yaitu “terdapat delapan standar nasional pendidikan sebagaimana tertuang dalam pasal 2 ayat (1), yaitu meliputi, standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidikan, dan tenaga pendidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian”. Selain itu upaya yang dilakukan pemeritah untuk mengenadalikan mutu pendidikan adalah dengan melaksanakan evaluasi.
Kegiatan evaluasi pembelajaran adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan selama proses pendidikan berlangsung. Meski demikian tidak semua jenis evaluasi dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan tujuan pendidikan. Oleh karena itu dalam melaksnakan evaluasi sebaiknya berdasarkan prinsip untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, sehingga setiap evaluasi yang dilaksanakan oleh masing-masing lembaga adalah bertujuan untuk mencapai pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya.4
4 Aifah Fauziah, Enur Fitriani, dkk., Analisis Pemahaman Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mengenai Assesmen Kompetensi Minimum (AKM),Jurnal Ilmu
Pendidikan, Vol 3, No 4 2021.
4
Sistem evaluasi di Indonesia telah di atur dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tantang sistem pendidikan nasional bab XVI pasal 57 sampai dengan 59 tentang evaluasi (Kemendikbud, 2013) menyatakan bahwa “dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematis untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan”.
Di abad ke-21 yang ditekankan pada tujuh keterampilan berikut: (1) kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, (2) kolaborasi dan kepemimpinan, (3) ketangkasan dan kemampuan beradaptasi, (4) inisiatif dan berjiwa entrepeneur, (5) mampu berkomunikasi efektif baik secara oral maupun tertulis, (6) mampu mengakses dan menganalisis informasi, dan (7) memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi. Disinilah pentingnya peran pendidikan.Pendidikan dewasa ini tidak hanya dituntut untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan pengetahuan yang memadai namun juga SDM yang memiliki tujuh keterampilan diatas agar kelak SDM ini mampu bersaing secara global.
5
Berdasarkan UURI No. 2 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterapilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Seperti yang telah disampaikan oleh ( Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2021) bahwa Asesmen Kompetensi Minimum merupakan salah satu bagian dari asesmen nasional yang merupakan salah satu bentuk program evaluasi pendidikan oleh Kemendikbud untuk memberikan gambaran tingkatan kompetensi murid di setiap satuan pendidikan pada literasi membaca dan numerasi.Berdasarkan permendikbudristek nomor 17 Tahun 2021 Tentang Asesmen Nasional (AN AKM), diterbitkan dengan pertimbangan antara lain :
1. Bahwa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, perlu dilakukan pemetaan dan perbaikan berkelanjutan atas mutu sistem pendidikan sehingga dapat mendorong pembelajaran yang menumbuhkan daya nalar dan karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
6
2. Bahwa untuk memetakan mutu pendidikan secara berkala dan mendorong perbaikan mutu pendidikan secara berkelanjutan perlu dilaksanakan asesmen nasional.
3. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 46 ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan perlu mengatur ketentuan mengenai Asesmen nasional
Hasil asesmen kompetensi minimum dapat dijadikan pedoman untuk melakukan evaluasi dalam proses pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan mampu merefleksikan hasil Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) sehingga guru-guru menerapkan teaching at the right level sekaligus fokus membangun kompetensi serta karakter peserta didik.Serta diharapkan untuk ditindak lanjuti manajemen satuan pendidikan untuk menyusun dan melaksanakan program-program satuan pendidikan untuk mendorong terciptanya iklim belajar yang kondusif serta positif.
Adapun yang dimaksud dari teaching at the right level adalah proses intervensi yang harus dilakukan guru untuk menjembatani perbedaan yang ditemukan. Intervensi yang dilakukan oleh guru adalah dengan memberikan masukan pembelajaran yang relevan dan spesifik.
7
Adapun sesuai surat edaran yang dikeluarkan oleh permendikbudristek Nomor 17 Tahun 2021 Tentang Assmen Nasional (AN AKM).5Pelaksanaan AKM yang sudah berlangsung sejak tahun 2021 ini tidak lepas dari peramasalahan dalam pelaksnaannya, yang dimana ujian AKM sendiri berbasis komputer yang harus dilakukan oleh semua sekolah. Sekalipun sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana untuk pelaksanaan AKM dapat melakukan ujian AKM disekolah lain yang sudah memiliki sarana dan prasaran yang memadai. Dengan begitu tidak ada alasan lagi bagi sekolah yang terbilang tidak memiliki fasilitas untuk tidak melaksanakan ujian AKM.
Persiapan yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam menghadapi AKM itu sendiri tidak terlalu spesifik dalam arti tidak diistimewakan, yang dimana peserta didik belajar seperti biasa.Dan saat pelaksanaan AKM peserta didik mengikutinya.Adapun saat pelaksanaan kegiatan AKM berlangsung peserta didik dibagi menjadi 3 (tiga) sesi.Dimana setiap sesi diikuti oleh 20 peserta didik dan diberikan waktu mengerjakan selama kurang lebih 1 jam.
Pada pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) mengukur dua kompetensi yaitu kompetensi literasi dan kompetensi
5 Dalam Surat Edaran Nomor 17 Tahun 2021, dikutip tanggal 23 Februari 2022
8
literasi numerasi. Setiap tanggal 17 Mei setiap tahun masyarakat Indonesia memperingati Hari Buku Nasional atau harbuknas. Tanggal 17 Mei dipilih karena bertepatan dengan momen berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yaitu pada 17 Mei 1980.
Harbuknas diperingati sejak tahun 2002, atau dua dekade sejak dicetuskan Bapak Malik Fadjar, Menteri Pendidikan era Kabinet Gotong Royong. Hari Nasional tersebut ditetapkan sebagai momen untuk memperingatii pentingnya budaya membaca. Rendahnya budaya membaca buku di Indonesia sudah menjadi masalah yang melanda sejak dulu. Kondisi ini berkaitan dengan angka melek huruf yang di dalam negeri.
Berdasarkan survey yang dilakukan Program for International Student Assesmen (PISA) yang dirilis Organization for Economin Co- operation and Develment (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Programme for International Student Assesment (PISA) diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation ang Development (OECD). PISA adalah studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia.
Setiap 3 tahun, murid-murid berusia 15 tahum dari sekolah-sekolah
9
yang dipilih secara acak, menempuh tes dalam mata pelajaran utama yaitu membaca, matematika dan sains.
Sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Data tersebut menunjukkan perosalan literasi masih menjadi hal yang harus dibenahi di Indonesia.6
Permasalahan dalam pelaksanaan AKM yang dihadapi oleh MAN 1 Lombok Barat itu sendiri tergantung dari pusat. Dimana jika dari pusat mengalami gangguan maka akan berpengaruh juga terhadap pelaksanaan di MAN 1 Lombok Barat. Adapun dalam mengatasi gangguan tersebut pihak sekolah akan melakukan ujian AKM dengan penjadwalan ulang pelaksanaan AKM itu sendiri. Meskipun demikian dalam pelaksanaan ulang tersebut tidak terlepas dari gangguan seperti yang dialami saat pelaksanaan ujian AKM yang pertama.Dari segi sarana dan prasarana sendiri tidak menjadi masalah dikarenakan sekolah tersebut sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan pelaksanaan kegiataan AKM.7
6 https://bisniskum.com/harbuknas-2022-literasi-indonesia-peringkat-ke-62-dari-70- negara/text-Berdasarkan%20survei%20yang%20dilakukan%20Program,yang
%20memiliki%tingkat%20literasi%rendah, diakses 2 Oktober 2022.
7 Muhammad Natsir, Wakil Kepala Sekolah, Wawancara, pada tanggal 25 Januari 2022.
10 B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat diidentifikasi rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) di MAN 1 Lombok Barat?
2. Bagaimana Tingkat Keberhasilan Penerapan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) di MAN 1 Lombok Barat?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari hasil rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan penelitian ini yaitu :
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) di MAN 1 Lombok Barat.
b. Untuk Mengetahui Tingkat Keberhasilan Penerapan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) di MAN 1 Lombok Barat.
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis
Peneliti diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi tentang pelaksanaan Assesmen Kompetensi
11
Minimum (AKM) dan keberhasilan dari penerapan Assessment Kompetinsi Minimum (AKM) itu sendiri.
b. Manfaat Praktis 1) Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai sarana belajar dengan mengaplikasikan kemampuan yang diperoleh, serta bisa menjadi refrensi untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti hal yang sama seperti yang dilakukan peneliti saat ini khususnya dibidang pendidikan yang terkait dengan pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan tingkat keberhasilan penerapan Assessment Kompetinsi Minimum (AKM). Hasil penelitian yang sama dengan variable yang berbeda.
2) Guru
Hasil dari peneliti ini diharapkan bisa menambah pengetahuan guru untuk meningkatkan kompetensi guru untuk mengembangkan kerangka pembelajaran yang mengarah kepada penalaran peserta didik dalam literasi dan numerasi, serta karakter.
12 3) Peserta didik
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa meningkatan kemampuan bernalar peserta didik dan mampu untuk diuji dengan assessment yang berstandar internasional.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang ada dipenelitian ini adalah bagaimana tingkat keberhasilan penerapan Assessment Kompetinsi Minimum (AKM) di MAN 1 Lombok Barat, yang dimana pada awal tahun 2021 di setiap sekolah melakukan persiapan untuk menghadapi AKM, memperlengkapinya dari sisi pengetahuan dan keterampilan guru dan peserta didik, serta fasilitas yang mendukung linkungan belajar. Pengetahuan dan keterampilan dari guru sebagai pendidik adalah hal yang diperlukan sebagai dasar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
2. Setting Penelitian
Setting penelitian ini merupakan bagaimana cara peneliti melakukan penelitian dan bagaimana kondisi lokasi penelitian.
Setting penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan cara mendatangi Sekolah MAN 1 Lombok Barat. Mula-mula peneliti akan mendatangi sekolah MAN 1 Lombok Barat. Lalu peneliti
13
mewawancarai kepala sekolah dan menanyakan tentang bagaimana tingkat keberhasilan penerapan AKM disekolah tersebut, selain kepala sekolah peneliti juga mewawancarai dewan guru yang ada di MAN 1 Lombok Barat. Setelah mewawancarai Kepala Sekolah dan Dewan Guru, peneliti mewawancarai beberapa peserta didik . E. Telaah Pustaka
“Telaah pustaka ini memuat uraian secara sistematis tentang hasil penelitian terdahulu (prior research) yang relevan dengan persoalan yang akan dikaji.”
Untuk memberikan penguatan pada penelitian ini, perlu peneliti memberikan beberapa perbandingan dengan penelitian yang terdahulu yang dianggap oleh peneliti memiliki relevansi terhadap topik yang akan peneliti angkat yaitu :
1. Tju Meriana, Erni Murniarti, Analisis Pelatihan Asesmen Kompetensi Minimum8. Penelitian ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa pelatihan AKM bagi guru sangat berdampak pada pengembangan kerangka pembelajaran dan memotivasi guru untuk mengikuti pelatihan dengan antusias serta mengimplementasikannya kepada pesert didk secara konsisten.
8Tju Meriana,Erni Murniati. Analisis Pelatihan Asesmen Kompetensi Minimum, Jurnal Dinamika Pendiidkan, Vol 14,No 2, Juli 2021.
14
Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur yang diambil dari berbagai sumber bacaan dan analisis yang sudah pernah dilakukan. Hasil dalam penelitian adalah guru masih menggunakan kerangka pembelajaran yang standar dengan pembelajaran assesmen yang sebatas menguji ingatan.
Persamaan penelitian diatas dengan judul peneliti lakukan ini sama-sama membahas tentang Assessment Kompetinsi Minimum (AKM).Akan tetapi metode penelitian yang digunakan penelit i diatas adalah metode kajian literasi sedangkan yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kualitatif.
Kesimpulan dari penelitian diatas yaitu mengacu pada pentingnya tujuan dari AKM yang mengukur capaian literasi dan numerasi, dan hasilnya sebagai data untuk perbaikan mutu sekolah, maka setiap sekolah diharapkan secara aktif mempersiapkan seluruh perangkat sekolah. Baik secara akademik maupun lingkungan belajar yang kondusif untuk mendukung proses pembelajaran. Kompetensi guru akan memenuhi persyaratan apabila ada program pelatihan AKM yang difasilitasi dari sekolah dengan fasilitator yang mumpuni, serta guru mengikuti pelatihan secara mandiri untuk meningkatkan diri.
15
2. Dhina Cahya Rohim,Septina Rahmawati dkk, Konsep Assessment Kompetensi untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Numerasi Peserta didik Sekolah Dasa9. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang konsep Assesment Kompetensi Minimum (AKM) guna meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi pustaka.
Persamaan peneltian diatas dengan judul peneliti lakukan ini sama-sama membahas tentang Assesmen Kompetensi Minimum (AKM).Namun metode yang digunakan penelitian diatas adalah metode penelitian studi kasus sedangkan metode yang dilakukan peneliti adalah metode penelitian kualitatif.Obyek penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) sedangkan peneliti Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kesimpulan dari penelitian diatas adalah pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) bukan berdasar pada kemampuan menguasai materi sesuai kurikulum seperti dalam ujian nasional, tetapi dirancang untuk memetakan dan memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) berfokus pada penguasaan
9Ibid hlm,54
16
kompetensi literasi dan numerasi yang akan diukur. Dengan demikian, pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik di sekolah dasar.
3. Aifah Fauziah, Enur Fitriani Dewi Sobari dkk, Analisis Pemahaman Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mengenai Assesment Kompetensi Minimum (AKM)10. Penelitian ini bertujuan untuk menganaisis pemahaman guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam memahami Assesment Kompetensi Minimum (AKM). Metode yang digunakan pada penelitian ini kuantitatif deskriptif dan instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket menggunakan google form.
Persamaan penelitian diatas dengan judul Penelitian yang Peneliti lakukan ini sama-sama membahas tentang Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Akan tetapi penelitian diatas menggunakan metode kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan metode kualitatif.
10 Aifah Fauziah, Enur Fitriani Dewi Sobari dkk, Analisis Pemahaman Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mengenai Asesmen Kompetensi Minimum (AKM),Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol.3 No 4,2021 Hlm. 150
17
Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya pemahaman guru mengenai Assesmen Kompetensi Minimum (AKM). Artinya assesmen kompetensi minimum perlu disosialisasikan lebih terhadap SDM yang ada terutama guru agar bisa mengimplementasikan memberikan contoh-contoh soal sejenis sebagai upaya peningkatan kualitas hasil belajar peserta didik
F. Kajian Teori
1. Asesmen Kompetensi Minimum
Tiga komponen utama dalam pendidikan yaitu kurikulum, pembelajaran dan assesmen. Kurikulum mencakup tentang apa yang akan dipelajari. Pembelajaran mencakup tentang bagaimana cara mencapai tujuan untuk menguasai materi sesuai dengan kurikulum. Sedangkan asesmen mungukur tentang segala sesuatu yang sudah dipelajari, apa saja dan sejauh mana. Asesmen merupakan penilaian yang dilakukan menggunakan alat penilaian untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) diselenggarakan guna mendapatkan informasi dengan tujuan dapat memperbaiki kualitas pembelajaran
18
sehingga harapannya akan dapat memperbaiki pula hasil belajar peserta didiknya.
Pelaksanaan asesmen tidak hanya mengukur penguasaan materi pengetahuan sesuai dengan kurikulum, namun dirancang khusus untuk mengetahui kualitas pendidikan secara menyeluruh dan melakukan perbaikan atas mutu pendidikan yang dirasa masih kurang. Fokus utama AKM adalah pada terpenuhinya kemampuan literasi membaca dan literasi numerasi pada peserta didik.
Hasil AKM dimaksudkan untuk memaparkan informasi tentang tingkat kemampuan yang dimiliki peserta didik. Hal inilah yang akan dimanfaatkan guru dalam merancang pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran inovatif yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian peserta didik.
Pembelajaran yang dirancang sesuai dengan tingkat capaian peserta didik ini diharapkan dapat memudahkan peserta didik dalam menguasai konten suatu mata pelajaran. Instrumen soal AKM tidak hanya berisi topik atau konten suatu materi tertentu melainkan mencakup konten, konteks dan proses kognitif yang harus dilalui oleh peserta didik.
Pelaksanaan asesmen kompetensi ini membuat guru harus lebih kreatif dalam menyusun instrument penilaian untuk peserta
19
didik.Secara tidak langsung, guru yang mengajar menggunakan model konvensional juga harus diganti menjadi model pembelajaran yang kreatif dan inovatif sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan.Pelaksanaan asesmen kompetensi memiliki pendekatan Student Centered Learning (SCL).SCL merupakan pendekatan pembelajaran pada peserta didik yang berpusat pada peserta didik dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator.Hal ini karena pelaksanaan pembelajaran yang bersifat konservatif atau konvensional tidak dapat menjadi wadah pelaksanaan asesmen nasional. Dengan memperbanyak peran peserta didik dalam proses pembelajaran maka akan memudahkan dalam penguasaan literasi numerasi yang menjadi salah satu target AKM. 11
Jadi dapat dikatakan bahwa Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menggantikan ujian nasional dalam mengukur pengetahuan peserta didik. Akan tetapi pelakasanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) bukan berdasarkan pada kemampuan menguasai materi sesuai kurikulum seperti dalam ujian nasional, namun dirancang untuk memetakan dan memprebaiki kualitas pendidikan secara keseluruhan. Yang dimana
11Ibid hlm 58-59
20
Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) itu sendiri merupakan latihan bagi peserta didik dalam mengembangkan kerangka berfikir akar lebih kristis dan inovatif.
2. Juknis Pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) Adapun juknis pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) ini dikeluarkan bersaamaan dengan Perarturan Mentreri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 17 tahun 2021 tentang Assesmen Nasional yaitu pada tanggal 22 Juli 2021.
a. Pelaksanaan (1) 1) Moda
a) Berbasis komputer dengan opsi , moda Online atau moda Semi Online (Menekankan Satuan Pendidikan melaksanakan secara Online
b) Berbagi sarana dan prasarana/resource sharing dalam pelaksanaan AN
c) Setiap satuan pendidikan dapat melaksanakan AN dalam 2 gelombang
2) Mekanisme Pelaksanaan dan Pengawasan
a) Panitia daerah mengkoordinir tempat pelaksanaan AN terutama yang menumpang
21
b) Dalam satu hari dapat dilaksanakan 3 sesi ( masing- masing sesi maksimal 2 jam)
c) Pelaksanaan pada peserta didik diawasi seperti dalam keadaan ujian
d) Pengawas assesmen bukan dari asal sekolah pelaksana (pengawas silang bisa dari jenjang yang sama atau lintas jenjang)
e) Pengawasan diatur oleh dinas pendidikan sesuai sesuai kewenangan.
f) Seluruh satuan pendidikan dapat menjadi tempat penyelenggaraan assesmen nasional tanpa mempertimbangkan status akreditasi.
g) Pelaksanaan survei lingkungan belajar pada kepala sekolah dan guru dilakukan mandiri tanpa pengawasan, baik saat jam pelaksanaan AN atau diluar jam pelaksanaan, sesuai kurun waktu pelaksanaan AN ditiap wilayah.
b. Pelaksanaan (2)
1) Pergantian peserta sample
a) Peserta cadangan dapat menggantikan peserta utama apabila peserta utama apabila peserta utama
22
berhalangan hadir dengan alasan yang sudah diketahui sebelum hari pelaksanaan.
b) Peserta cadangan mengikuti assesmen secara penuh, mulai dari awal. Tidak dapat menggantikan pada sebagai assesmen.
2) Susulan dan Penjadwalan ulang
a) Tidak ada assesmen susulan bagi peserta yang berhalangan baik diseluruh sesi maupun sebagian sesi b) Bila assesmen nasional disatuan pendidikan tidak dapat
dlaksanakan karena adanya kendala seperti listrik padam, bencana alam, dapat dilakukan penjadwalan ulang.
3) Pemantauan, Evaluasi , dan Pelaporan
Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan Assesmen Nasional dilakukan oleh panitia tingkat pusat, provinsi, LPMP, Kabupaten/Kota, Satuan Pendidikan, serta Panitia di Luar Negeri sesuai dengan tugas dan kewenangannya.12
12https://id.scribd.com/presentation/0551053912/03-Juknis-Pelaksanaan-an, diakses pada tanggal 23 Februari 2022.
23
Assesmen Nasonal mengukur dua macam literasi, yaitu Literasi membaca dan Literasi Matematika (atau Numerasi). Kedunya dipilih karena merupakan kemampuan atau kompetensi yang mendasar dan diperlukan oleh semua murid, terlepas dari profesi dan cta-citanya dimasa depan. Literasi dan numerasi juga merupakan kompetensi yang perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran.Kemampuan membaca yang diukur melalui pelajaran Bahasa Indonesia, tapi juga pelajaran Agama, IPA, IPS, dan pelajaran lainnya.Kemampuan berfikir logis-sistematis yang diukur melalui AKM Numerasi juga sebaiknya dikembangkan melalui berbagai pelajaran.Dengan mengukur literasi dan numerasi, Assesmen Nasional mendorong guru semua mata peajaran untuk berfokus pada pengembangan kompetensi membaca dan berfikir logis-sistematis.13
3. Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum
Tujuan dilaksanakan Asesmen Kompetenasi Minimum (AKM) adalah menghasilkan informasi mengenai tingkat
13https://www.academia.edu/44360335/JUKNIS_Asesmen_Kompetensi_Minimum, diakses pada tanggal 23 Februari 2020.
24
kompetensi yang mengarah ke perbaikan kualitas pembelajaran serta hasil belajar peserta didik. Tingkat kompetensi dapat dimanfaatkan oleh guru dalam menyusun kerangka pembelajaran yang efektif dan berkualitas dalam meraih capaian mutu pendidikan yang diharapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian murid akan memudahkan peserta didik dalam menguasai konten atau kompetensi yang diharapkan pada suatu pelajaran. 14
Menurut Ismail (2021) Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bernalar dengan menggunakan literasi dan numeras serta penguatan pendidikan karakter.Namun hasil Asesmen Kompetens Mnimum (AKM) tidak menjadi ukuran keberhasilan dari tiap individu, sebab Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) memotret dan memetakan mutu sekolah dan pendidikan secara menyeluruh.15
Jadi bisa dikatakan bahwa tujuan dari Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah untuk mengetahui tingkat kualitas pembelajaran peserta didik.Yang dimana Asesmen Kompetensi Minimu (AKM) juga bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif peserta didik dimana aspek yang diukur adalah kemampuan literasi membaca dan literasi numerasi.
14Ibid hlm 112-113.
15 Fany Lindra Lestari, Nani Ratnaningsih, Analisis Problematika dan Pencapaian Siswa Dalam Pelaksanaan AKM pda PTM Terbatas, Universitasi Siliwangi : Indonesia, Vol 3, Nomor 1, Januari 2022, hlm. 2.
25 4. Literasi
a. Pengertian Literasi
Pengertian literasi menurut Abidin, dkk Literasi dapat diartikan sebagai konsep yang akan berkembang dan terus berkonsekuensi pada penggunaan berbagai media digital dalam proses pembelajaran di kelas, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Dari pendapat Abidin dkk, dapat dipahami bahwa literasi ini akan selalu mengalami perkembangan dalam penggunaan digital dimasa yang akan datang dalam bidang pendidikan ataupun lingungan masyarakat. Sehingga penerapan AKM berbasis ataupun tenaga pendidik. Karena AKM mengajarkan kepada peserta didik komputer akan sangat berpengaruh untuk menigkatkan kemampuan literasi baik peserta didik dan tenaga pendidik untuk benar-benar memanfaatkan teknologi yang sudah mengalami perkembangan.
Menurut Indarto literasi adalah kegiatan memahami dan mengakses melalui berbagai aktivitas yang dilakukan seperti membaca, menulis dan melakukan kegiatan praktik yang disesuaikan dengan pengetahuan dan hubungan sosial.
Sedangkan menurut indarto menyebutkan bahwa literasi ini berpengaruh terhadap proses membaca, menulis, dan kegiatan praktik. Terdapat perbedaan pendapat dari abiding
26
dkk dengan pendapat dari Indarto, dalam pendapatnya indarti tidak menyebutkan peran teknologi dalam pengertian literasi.
AKM sendiri adalah sebuah bentuk praktikan dari pembelajaran yang sudah dilakukan untuk meguji kemampuan dari peserta didik dengan soal-soal yang telah sesuai dengan apa yang sudah dipelajari sebelumnya.
Berbeda pedapat Abidin dan Indarto, Faizah, dkk yaitu kemampuan dalam mengakses, menggunakan, dan memahami sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas yang meliputi kegiatan melihat, menyimak, membaca, menulis dan berbicara.
Pendapat Faizah menjelaskan tentang bagaimana literas. berkaitan dengan kemampuan dalam berbagai hal yaitu diantaranya kemampan dalam mengakses, meggunakan, dan memahami melalui melihat, menyimak, dll.Kemampuan tersebut dapat diperoleh dari praktikan AKM karena dalam praktiknya AKM sendiri meliputi hal tersebut. Sehingga benar bahwa AKM berpengaruh dalam meningkatkan literasi peserta didik dalam proses penerapannya.
Berdasarakan uraian dari beberapa pendapat terkait pengertian literasi, dapat disimpulkan bahwa literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara,
27
menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari- hari.Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.
b. Dimensi Literasi
Literasi memiliki dimensi diantaranya sebagai berikut : 1) Literasi Baca Tulis
Literasi baca tulis merupakan pengetahuan atau kecakapan dalam membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
2) Literasi Numerasi
Literasi Numerasi merupakan pengetahuan atau kecakapan dalam menggunakan dan mengkomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah dalam konteks kehidupan sehari- hari.
28 3) literasi Sains
literasi Sains merupakan pengetahuan atau kecakapan ilmiah dalam mengidentifikasi/memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta tentang bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya.
4) Literasi Digial
Literasi Digital merupakan pengetahuan stau kecakapan dalam menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secar sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan inetraksi dalam kehidupan sehari-hari.
5) Literasi Finansial
Literasi Finansial merupakan pengetahuan atau kecakapan dalam mengaplikasikan pemahaman tentang konsep, keterampilan, dan motivasi, serta pemahaman dalam membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan financial, baik
29
individu maupun sosial, sehingga dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.
6) Literasi Budaya dan kewargaan
Literasi Budaya dan kewargaan merupakan pengetahuan atau kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa.Sedangkan itu, literasi kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban sebagai warga negara.16
5. Numerasi
1. Pengertian Numerasi
Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematikan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.17
16 https://www.guruberbagi.net/2019/01/dimensi-literasi.html, diakses pada tanggal 8 Januari 2022, pukul 22.03.
17 Pusmenjar, Desain Pengembangan Soal AKM. Jakarta: pusat asesmen dan pembelajaran badan penelitian dan pengembangan dan perbukuan kementrian pendidikan dan kebudayaan. Hlm. 74.
30
Adapun numerasi menurut para ahli yaitu : a. Levine (1986)
Literasi merupakan kemampuan untuk menandai nama seseorang sebagai tanda orang yang melek huruf dan perbedaan yang menarik antara kedua jenis kelamin dan generasi berturut-turut yang ditemukan.
b. Elizabeth Sulzby 91986)
Literasi yaitu kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi (membaca, berbicara, menyimak, dan menulis) dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya.
c. Harveu J. Graff (2006)
Literasi adalah kemampuan dalam diri seseorang untuk menulis dan membaca.
Assesmen numerasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana peserta didik mampu dalam berfikir menggunakan konsep dan atau prosedur.18Penggunaan konteks pada AKM numerasi digunakan untuk mengenali peran matematika dalam kehidupan sehari-hari.Menurut
18Andani, D, Hajizah, M. N., & Dahlan, J.A, Analisis Rancangan Assesmen Kompetensi Minimum (Akm) Numerasi Program Merdeka Belajar. Majamath: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika dan Pendidikan Matematika, (2020), hlm 80- 90.
31
Maudilina peserta didik dengan kemampuan matematika tinggi mampu menggunakan berbagai macam angka atau simbol yang terkait matematika dasar untuk memecahkan masalah matematika, mampu menganalisis informasi dalam bentuk grafik, tabel, bagan dan lainnya dan mengunakan informasi tersebut dalam menyelesaikan masalah.19
6. Persiapan Asesmen Kompetensi Minimum
a. Persiapan Sekolah
Nadiem Makarim meminta sekolah segera menyiapkan logistik untuk menggelar AKM, misal menyiapkan ruangan dan komentar. Beberapa sekolah harus siap menjadi tuan rumah karena mungkin sekolah lain tidak memiliki logistik memadai.
Sistem teknologi informasi untuk menggelar AKM sudah disiapkan oleh pihak kementerian. Tentu saja sistem TIK tersebut tidak akan dapat berjalan tanpa dukungan logistik dari pihak sekolah. Jadi, sisi penyiapan logistik ini yang perlu disiapkan oleh sekolah.
19Hartatik, S., & Nafiah.(2020). Kemampuan Numerasi Mahapeserta didik Pendidikan Profesi Guru Sekolah Dasar Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika.Education and Human Development Journal, (2020).hlm. 33.
32
Para guru dan kepala sekolah tak perlu bingung untuk menyiapkan peserta didiknya menghadapi AKM.Misalnya, tiba-tiba gencar melakukan pembekalan peserta didik untuk menghadapi ujian AKM, hal itu dapat membuat guru stress.Tidak ada salahnya menyiapkan peserta didik untuk menghadapi AKM. Namun hal tersebut tidak perlu diambil pusing dengan kekhawatiran yang berlebihan terkait hasil yang akan didapatkan anak didiknya.
b. Persiapan Bagi Peserta didik
Bagi peserta didik yang perlu disiapkan adalah kesiapan untuk mengikuti ujian itu sendiri. Sebab, peserta AKM akan dipilih secara acak. Dari satu sekolah, akan terpilih sebanyak 30-45 anak. Jadi ketika terpilih, diharapkan peserta didik tersebut siap untuk mengikutinya.
Karena soal AKM banyak menekankan pada kemampuan literasi dan numerasi, maka peserta didik ada baiknya mulai berlatih untuk memahami sebuah teks dalam bentuk informasi atau sastra.Peserta didik diharapkan tidak
33
hanya mampu membaca namun juga dapat menarik pemahaman untuk dari teks yang dibaca tersebut.
c. Persiapan Bagi Orang Tua
Adapun yang perlu dilakukan orang tua adalah terus memantau proses belajar anak-anaknya. Membimbing dan mmberikan motivasi anak-anaknya dalam menghadapi AKM Tidak perlu bagi orang tua memasukan anak- anaknya ke lembaga bimbingan belajar hanya untuk menghadapi AKM ini.20
Orang tua tidak harus membebankan anak dalam ujian AKM karena ujian AKM ini sama sekali tidak berpengaruh negatif terhadap pembelajaran peserta didik.
AKM bertujuan untuk melihat bagaimana perkembangan pendidikan yang ada di Indonesia.
20https://naikpangkat.com/inilah-yang-harus-dipersiapkan-sekolah-peserta didik-dan- orang-tua-menghadapi-akm/, diakses tanggal 9 Januari 2022, pukul 05.04.
34
7. Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum
Berdasarkan Perarturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 Tentang Assesmen Nasional, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaa Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Ujian Sekolah, Peniadaan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Kesetaraan Tahun Pelajaran 2020/2021. Surat Edaran yang diterbitkan pada Feberuari 2021 ini ditujukan kepada seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia.Adapun Ujian yang digunakan tahun ini adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).
Asesmen Nasional (AN) dirancang untuk memantau dan mengevaluasi sistem pendidikan dasar dan menengah.
Sedangkan prestasi peserta didik dievaluasi oleh pendidik dan satuan pendidikan. Asesmen Nasional (AN) sendiri terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum(AKM) Literasi-Numerasi, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Asesmen Nasional 2021 diselenggarakan per jenjang secara bertahap dan hasilnya dilaporkan sebagai input untuk
35
evaluasi diri dan perencanaan satuan pendidikan dan pemda.
Pelaksanaan per jenjang secara bertahap memungkinkan satuan pendidikan untuk berbagi sumber daya. Sekolah atau madrasah yang infrastruktur TIK-nya belum memadai dapat mengikuti AN di satuan pendidikan lain, termasuk di jenjang yang berbeda.
Untuk itu alur pelaksanaanya sendiri terdiri dari rakor, sosialisasi, pelatihan teknis persiapan AN yang dilakukan mulai dari bulan Januari hingga Maret 2021. Simulasi Asesmen Nasional di satuan pendidikan yang dilaksanakan pada bulan April hingga Agustus 2021. Dan pelaksanaan Asesmen Nasional pada bulan September hingga Oktober 2021. Sementara bulan Desember adalah untuk pembuatan laporan hasil seperti profil dan rapot satuan pendidikan dan daerah.
Sementara itu untuk mekanisme pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan adalah :
a. Panitia daerah mengkoordinir tempat pelaksanaan AN terutama yang menumpang.
36
b. Dalam satu hari dapat dilaksanakan 3 sesi (masing-masing sesi maksimal 2 jam).
c. Dilaksanakan dalam 2 jadwal (empat hari berturut-turut).
d. Pelaksanaan pada peserta didik diawasi seperti dalam keadaan ujian.
e. Pengawas asesmen bukan dari asal sekolah pelaksana (pengawas silang bisa dari jenjang yang sama atau lintas jenjang)
f. Pengawasan diatur oleh dinas pendidikan sesuai kewenangan.
g. Seluruh satuan pendidikan dapat menjadi tempat penyelenggaraan asesmen nasional tanpa mempertimbangkan status akreditasi.
h. Pelaksanaan survey Lingkungan Belajar pada kepala sekolah dan guru dilakukan mandiri tanpa pengawasan baik saat jam pelaksanaan AN atau diluar jam pelaksanaan, sesuai kurun waktu pelaksanaan AN.21
i. Perbedaan Ujian Nasional (UN) dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM
21 http://ditpsd.kemendikbud.gi.id/artikel/detail/simulasi-asesmen-kompetensi- minimum-akm-di-satuan-pendidikan-akan segera-dilaksanakan, diakses tanggal 9 Januari 2022, pukul 06.42.
37
DAFTAR TABEL PERBEDAAN UN DAN AKM 7.122
Perbedaan UN AKM & SK
Jenjang Penilaian SMP/MTs, SMA/MA dan SMK
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK
Level Murid Tingkat Akhir V, VIII, XI
Subjek Murid Sensus seluruh murid Sensus sekolah, dengan sampel murid
Tingkat Jenis Tes Highstake Lowstake
Model Soal
Pilihan Ganda dan Isian singkat (Matematika SMA/SMK)
PG, PGK Menjodohkan, Isian Singkat, dan Uraian
Periode tes per murid 4 hari 2 hari
Moda pelaksanaan Semi online Full online supervised (Utama), semi online dan offline(sekolah tertentu)
Metode Penilaian Computer Based Test (CBT)
Computerized MultiStage Adaptive Testing (MSAT)
Spesifikasi minimal Infra Sekolah
Server Sekolah, Komputer Client dan
BW (jelas)
Server sekolah tidak perlu, Komputer Client Memory 2 GB, Resolusi 1360 x 768, dan Windows 7 ke atas, BW
20 MBps untuk 50 peserta
22 https://www.guru-id.com/2020/10/perbedaan-asesmen-nasional-akm- dan.html?m=1, diakses pada tanggal 10 Januari 2022, pukul 01.23.
38 G. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah metode atau cara yang peneliti gunakan dalam kegiatan penelitian. Menurut Sugiyono, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 23
Sedangkan menurut Joko Subagyo, metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan masalah. Sedangkan penelitian adalah usaha untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu.24Jadi metode penelitian merupakan suatu ilmiah atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan.25
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
23Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bndung:alfabeta,2012),hlm.2.
24 P Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015). Cet. 7, hlm. 2.
25Ibid, hlm. 2.
39
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 26
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang memiliki fakta-fakta dan permasalahan yang ada dilapangan, atau penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan empiris.27
Adapun jenis penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian harus mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau setting sosial yang akan dituangkan dalam tulisan yang bersifat naratif. Arti dalam penulisannya data dan fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar dari pada angka. Dalam penulisan laporan penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan data (fakta) yang diungkap di lapangan untuk memberikan dukungan terhadap apa yang disajikan dalam laporan.28
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran penelitian merupakan hal yang harus ada dalam suatu penelitian kualitatif, dimana kehadiran penelitian merupakan
26Ibid, hlm. 9.
27 Masyuri dan M. Zainuddin, Metodelogi Penelitian Pendekatan Praktis Dan Aplikatif
28 Albi Anggito & Johan Setiawan, “Metodelogi Penelitian kualitatif, (CV Jejak:
Jakarta Barat, 2018), hlm. 11.
40
instrument utama, tujuan penelitian merupakan instrumen utama, tujuan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian adalah untuk mengumpulkan semua data secara mendalam, tugas dan luas dalam data yang dikumpulkan adalah data yang sekiranya di perlukan dalam penelitian.
Di samping itu pula, keberadaan penelitian di lapangan bertujuan untuk mengenal lebih mendalam narasumber atau orang yang memberi data tersebut karena dalam penelitian kualitatif harus mengenal betul narasumber yang memberikan data, karena dengan cara inilah penelitan bisa mendapat data secara luas dan mendalam. Di samping itu pula, keberadaan penelitian di lapangan bertujuan untuk mengamati dan mengikuti perkembangan dari perubahan yang terjadi secara langsung serta bergaul dengan subyek penelitian secara akrab dan harmonis guna menghilangkan rasa yang diinginkan terhadap kedua belah pihak.
Peneliti sebagai orang yang melakukan observasi pengamatan dengan cermat terhadap obyek peneliti, untuk memperoleh data tentang peneliti ini, maka peneliti terjun langung ke lapangan. Kehadiran dalam penelitian ini berperan sebagai instrumen kunci atau partisipan penuh yang langsung melibatkan
41
diri subyek dalam waktu penelitian yang sudah di tetapkan peneliti untuk memperoleh dan sesuai dengan ciri penelitian kualitatif.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi peneltian dalam penelitian ini adalah di MAN 1 Lombok Barat yang berada di Kabupaten Lombok Barat. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di MAN 1 Lombok Barat karena sekolah tersebut sudah menerapkan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) sejak dikeluarkannya surat edaran yang mengharuskan sekolah melaksanakan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM).
4. Sumber Data
Sumber data atau informasi maksudnya adalah dari mana data atau informasi itu diperoleh.Sumber data merupakan faktor paling penting yang menjadi pertimbangan dalam menentukan metode penulisan data.Sumber data merupakan sumber yang sangat diperlukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Menurut Meleong sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.29
29 Lexy J. Meleong, Metodelogi Penelitian Kualitattif Edisi Refis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 22.
42
Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu:
a. Sumber Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui sumbernya dengan melakukan penelitian ke objek yang diteliti dan sifatnya masih mentah karena belum diolah. Dari penelitian ini yang dimaksud data primer adalah data yang secara langsung didapat dari informasi seperti, wakil kepala sekolah MAN 1 Lombok Barat, guru, peserta didik kelas XI.
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh melalui kegiatan studi literature atau studi kepustakaan dan dokumentasi mengenai data yang diteliti.Dari penelitian yang dimaksud dari data sekunder adalah data pendukung seperti, internet, buku, majalah dan sejenisnya.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar dengan yang ditetapkan. Pengumpulan data
43
dapat dilakukan dengan setting, berbagai sumber dan berbagai cara.30 Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, antara lain sebagai berikut :
a. Teknikn Observasi
Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu peristiwa, tujuan dan perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam lingkungan atau ruang, waktu dengan keadaan tertentu.
1) Observasi Partisipatif, dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai data penelitian.
2) Observasi terus terang dan tersamar, dalam observasi ini peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ini sedang melakukan penelitian.
30Sugiyono, Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian yang Bersifat Eksploratif, Enterperatif dan Konstruktif, (Bandung: CV Alfabeta 2017), hlm. 104.
44
3) Observasi tak tersungkar, dalam observasi ini penelitian dilakukan dengan tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung.31
Observasi dilakukan untuk mengmpulkan data terkait tempat pelaksanaan serta sarana dan prasarana untuk pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan mengetahui bagaimana tingkat keberhasilan dari pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) itu sendiri. Adapun dalam melakukan observasi, peneliti mendatangi sekolah untuk mengumpulkan data atau informasi terkait dengan bagaimana pelaksanaan dan tingkat keberhasilan pelaksanaan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) di MAN 1 Lombok Barat.
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian observasi terus terang.“ Peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian”.32 Jadi dalam proses observasi narasumber mengetahui niat peneliti untuk
31Ibid, hlm. 227-228
32Radita Gora, “Perpustakaan Nasional Republic Indonesia Catalog Dalam Terbitan (KDT), CV.Jakad Publishing Surabaya, 2019.
45
melakukan penelitian. Tetapi dalam kondisi tertentu peneliti melakukan penelitian tanpa memberitahu narasumber mengenai data yang akan diamati. Hal tersebut untuk menghindari data-data yang didapatkan tidak dimanipulasi agar data yang didapatkan valid tanpa manipulasi dari pihak sumber data.
b. Wawancara
Esterberg mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur dan terstruktur.
1) Wawancara terstruktur, digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh
2) Wawancara semiterstruktur, jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dep interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
3) Wawancara tak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
46
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.33
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tak terstruktur.Teknik wawancara tak tersruktur ini lebih bebas dalam mengajukan pertanyaan kepada narasumber.
Dalam teknik wawancara tak terstrutur ini peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan inti untuk memancing timbulnya pertanyaan-pertanyaan lain. Wawancara tak terstruktur ini biasanya digunakan pada wawancara secara mendalam dan wawancara penelitian. Data yang akan diambil dari teknik penelitian ini adalah data hasil wawancara wakil kepala sekolah, guru, dan peserta didik yang terlibat dalam pelaksanaan AKM. 34
c. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk melengkapi teknik observasi dan wawancara. Sedangkan metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Dengan demikian, pada penelitian sejarah, maka bahan dokumenter memegang peran yang amat penting.
33Ibid, hlm. 233.
34Suwardi Endraswara, “Metode Teori Teknik Penelitian Kebudayaan Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi”, PT. Agromedia Pustaka, 2006.
47
Menurut Sugiyono, studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkan/menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitia kualitatifnya. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari seseorang. Selain diperoleh dari sumber manusia dengan cara wawancara, observasi langsung peneliti juga membutuhkan dokumen agar memperoleh data yang lebih akurat.
Dari penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data melalui dokumentasi yang berkaitan dengan guru, peserta didik dan orang tua. Yang peneliti butuhkan untuk penelitian ini agar data dapat diperoleh lebih akurat selain diperoleh dari sumber manusia dengan cara wawancara, observasi awal, serta diperoleh dari hasil dokumentasi.
Teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang berupa arsip sekolah mengenai hasil dari pelaksanaan AKM, foto, dan rekaman audio pada saat melakukan wawancara dengan narasumber.Alat yang digunakan untuk
48
mengambil foto dan merekam suara pada saat melakukan wawancara dan observasi.
6. Teknik Anaisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan, dalam hal ini Nasution mengatakan “analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian”. Tujuan analisis data supaya dapat memberikan pemahaman tentang apa yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut Sugiyono, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dalam melakukan analisis data model Miles dan Huberman meliputi beberapa langkah-langkah, diantaranya.