• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asal Usul Ilmu Tasawuf

N/A
N/A
Japar

Academic year: 2023

Membagikan "Asal Usul Ilmu Tasawuf"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Di Susun Oleh : Japar Solihin

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf Program Studi Ekonomi Syari'ah

Jl. Raya Cianjur Bandung Km. 03 Desa Bojong Kecamatan Karangtengah

Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat

(2)

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa, maka dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Asal Usul Ilmu Tasawuf" tepat waktu.

Makalah ini dibuat dengan kerja keras dan bantuan dari pihak lain (Google)untuk membantu menyelesaikan segala hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan di dalam penyususnan makalah ini untuk itu kelompok saya mengharapkan masukan-masukan dari dosen mata kuliah dan teman sejawat tentunya masukan-masukan yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah ini ke depannya.

Penyusun ,

(3)

DAFTAR ISI

Contents

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

A. Pengertian Tasawuf...1

Pengertian Tasawuf Menurut Para Ahli...2

1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani...2

2. Al-Junaid...2

3. Syaikh Ibnu Ajibah...2

4. H. M. Amin Syukur...2

B. Latar Belakang Kemunculan Tasawuf...4

C. Dasar Ilmu Tasawuf...6

D. Ciri Ciri Umum Tasawuf...7

(4)

A. Pengertian Tasawuf

Tasawuf atau yang dikenal juga sebagai Sufisme merupakan suatu ajaran tentang bagaimana menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun lahir dan batin untuk dapat memperoleh kebahagian abadi.

Sejarah, madzhab, dan inti ajarannya memiliki sejumlah versi berbeda dalam mengartikan apa itu sufi atau tasawuf. Setidaknya terdapat enam pendapat dalam hal itu, seperti berikut.

1) Kata Shuffah yang berarti emperan masjid Nabawi dan didiami oleh sebagian sahabat Anshar. Hal ini sendiri dikarenakan amalan ahli tasawuf hampir sama dengan apa yang diamalkan oleh para sahabat tersebut, yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah dan hidup dalam kesederhanaan.

2) Kata Shaf juga dapat berarti barisan. Istilah ini kemudian dianggap oleh sebagian ahli sebagai akar kata tasawuf karena ahli tasawuf merupakan seorang atau sekelompok orang yang membersihkan hati, mereka kemudian diharapkan berada pada barisan (shaf) pertama di sisi Allah SWT.

3) Kata Shafa juga dapat berarti bersih, karena ahli tasawuf kemudian berusaha untuk membersihkan jiwa mereka untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

4) Kata shufanah, sebagai sebuah kayu yang bertahan tumbuh di padang pasir. Hal ini karena ajaran tasawuf dapat bertahan dalam situasi yang penuh pergolakan, ketika umat muslim terbuai oleh materialisme serta kekuasaan, sebagaimana kayu shufanah yang tahan hidup di tengah-tengah padang pasir yang tandus.

5) Kata Teosofi, kemudian berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu ketuhanan, karena tasawuf banyak membahas tentang ketuhanan.

6) Kata Shuf dapat juga bermakna bulu domba, karena para ahli tasawuf pada masa awalnya menggunakan pakaian sederhana yang terbuat dari kulit atau bulu domba (wol).

Meski memiliki definisi beragam, tasawuf kemudian memiliki arti yang satu yaitu upaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan serta menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi.

Masih dalam sumber yang sama, tasawuf sendiri dapat diartikan sebagai metode untuk mencapai kedekatan serta penyatuan antara hamba dan Tuhan serta mencapai kebenaran atau pengetahuan hakiki (ma’rifat) serta inti rasa agama

(5)

Pengertian Tasawuf Menurut Para Ahli

Sesungguhnya, ilmu tasawuf memiliki banyak arti dan dikemukakan dari beberapa ahli.

Berikut ini pengertian ilmu tasawuf dari berbagai sudut pandang.

1. Syekh Abdul Qadir al-Jailani

Tasawuf merupakan mensucikan hati dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan khalwat, riya-dloh, taubah, dan ikhlas.

2. Al-Junaid

Tasawuf memiliki makna kegiatan membersihkan hati dari yang mengganggu perasaan manusia, serta memadamkan kelemahan, menjauhi keinginan serta hawa nafsu, mendekati hal-hal yang di ridai Allah, serta bergantung pada ilmu-ilmu hakikat.

Selain itu juga memberikan nasihat kepada semua orang, dengan memegang dengan erat janji dengan Allah dalam hal hakikat serta mengikuti contoh Rasulullah SAW dalam hal syariat.

3. Syaikh Ibnu Ajibah

Ilmu tasawuf menurut syaikh adalah ilmu yang akan membawa seseorang agar dapat dekat bersama dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui penyucian rohani serta mempermanisnya dengan amal-amal saleh. Jalan tasawuf yang pertama dengan ilmu, yang kedua amal serta yang terakhir adalah karunia Illahi.

4. H. M. Amin Syukur

Tasawuf sebagai suatu latihan dengan kesungguhan (riya-dloh, mujahadah) untuk kemudian dapat membersihkan hati, mempertinggi iman serta memperdalam aspek kerohanian seseorang.

Hal Ini sendiri dilakukan dalam rangka mendekatkan diri manusia kepada Allah sehingga perhatian yang ia miliki kemudian tertuju kepada Allah.

Terlepas dari banyaknya pengertian tasawuf oleh para ahli, beberapa pandangan mengenai tasawuf dapat diartikan sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menyucikan diri.

Hal ini dilakukan dengan menjauhkan pengaruh kehidupan yang bersifat kesenangan duniawi serta dengan memusatkan seluruh perhatiannya kepada Allah SWT. Jadi, dengan lebih menekankan pada aspek kerohanian dibanding aspek jasmani yang ia miliki.

(6)

Hal Ini karena para tokoh tasawuf lebih mempercayai keutamaan rohani jika dibandingkan dengan keutamaan jasad serta lebih percaya dunia spiritual dibandingkan dengan dunia material. Para tokoh mempercayai bahwa dunia spiritual kemudian lebih lebih nyata jika dibandingkan dengan dunia jasmani, hingga segala yang menjadi tujuan akhir atau yang disebut Allah juga dianggap bersifat spiritual.

(7)

B. Latar Belakang Kemunculan Tasawuf

Terdapat beberapa versi tentang munculnya ilmu tasawuf. Ada yang percaya bahwa tasawuf telah ada sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul. Ada pula yang meyakini bahwa tasawuf muncul setelah kerasulan Nabi.

Tasawuf sendiri muncul sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul. Sebagian pendapat kemudian mengatakan bahwa paham tasawuf sebagai paham yang telah berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah.

Hal ini kemudian berasal dari orang-orang daerah Irak dan Iran yang baru masuk Islam (sekitar abad ke-8 M). Meski sudah masuk Islam, hidupnya tetap memelihara kesahajaan serta menjauhkan diri dari berbagai kemewahan dan kesenangan keduniaan.

Tasawuf yang berasal dari zaman Nabi Muhammad SAW. Sebagian pendapat lainnya menyatakan bahwa asal usul ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad SAW.

Berasal dari kata “beranda” (suffa), dan pelakunya disebut juga dengan ahl al-suffa, seperti telah disebutkan diatas. Mereka kemudian dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad.

Tasawuf muncul setelah zaman Nabi Muhammad SAW. Pendapat lainnya mengungkapkan tasawuf muncul ketika pertikaian antar umat Islam di zaman Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, khususnya disebabkan oleh faktor politik.

Pertikaian yang terjadi antar umat Islam disebabkan oleh faktor politik dan perebutan kekuasaan yang terus berlangsung dimasa khalifah-khalifah sesudah Utsman dan Ali.

Munculah masyarakat yang bereaksi terhadap hal tersebut kemudian menjadikannya menganggap bahwa politik dan kekuasaan merupakan wilayah yang kotor.

Mereka melakukan berbagai gerakan ‘uzlah, yaitu menarik diri dari hingar-bingar masalah duniawi. Lalu munculah gerakan tasawuf yang saat itu dipelopori oleh Hasan Al-Bashri pada abad kedua Hijriyah

Adapun yang dikaji oleh ilmu tasawuf diantaranya yaitu jiwa yang melahirkan akhlak. Cara menghiasi jiwa dengan sifat yang terpuji disini, salah satunya bisa dilakukan dengan cara menundukkan hawa nafsu. Tujuan bertasawuf, antara lain yaitu :

(8)

 Dengan belajar tasawuf diharapkan memiliki jiwa yang bersih dan mampu untuk bermunasabah (introspeksi diri).

 Dengan belajar tasawuf diharapkan memiliki jiwa yang lurus hanya kepada allah sehingga senantiasa berpaling dari makhluk

 Dengan belajar tasawuf diharapkan memiliki hati yang senantiasa terpaut dan merasa butuh kepada allah

 Dengan belajar tasawuf diharapkan memiliki jiwa dan hati yang senantiasa penuh kasih sayang kepada seluruh makhluk allah

 Dengan belajar tasawuf diharapkan memiliki jiwa yang terhiasi dengan akhlak terpuji

(9)

C. Dasar Ilmu Tasawuf

Sama seperti ajaran dalam agama Islam lainnya, ilmu tasawuf kemudian dilarang menyimpang dari Alquran. Berikut di bawah ini adalah dasar-dasar ilmu tasawuf, yakni:

 Surat Al-Baqarah Ayat 115 berbunyi “Dan kepunyaan Allah-lah dari timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap maka di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Luas (rahmat-Nya) dan Maha Mengetahui.”

 Surat Al-Baqarah Ayat 186 berbunyi “Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku sangat dekat. Aku mengabulkan permohonan setiap orang yang berdoa jika ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka kemudian memenuhi (segala perintahKu) serta hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka kemudian selalu berada dalam kebenaran.”

 Surat Qaf Ayat 16 berbunyi “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia serta mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami menjadi lebih dekat kepadanya dibandingkan urat lehernya.”

 Surat Al-Kahfi Ayat 65 berbunyi “Lalu mereka akan bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, serta yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”

(10)

D. Ciri Ciri Umum Tasawuf

Menurut Abu Al-Wafa’ Al-Ghanimi At-taftazani (peneliti tasawuf) tidak merumuskan defenisi tasawuf dalam bukunya Pengantar ke Tasauf Islam. Menurutnya, secara umum, tasawuf mempunyai lima ciri umum, yaitu :

1. Peningkatan moral

2. Pemenuhan fana (sirna) dalam realitas mutlak.

3. Pengetahuan intuitif langsung

4. Timbulnya rasa kebahagiaan sebagai karunia Allah dalam diri seorang sufi.

5. Penggunaan simbol-simbol pengungkapan yang biasanya mengandung pengertian harfiah dan tersirat. Adapun menurut R.M Bucke, terdapat tujuh karakteristik didalam kondisi mistisme, yaitu:

1. Pancaran diri subjektif 2. Peningkatan moral

3. Kecemerlangan intelektual 4. Perasaan hidup kekal

5. Hilangnya perasaan takut mati 6. Hilangnya perasaan dosa 7. Ketiba-tibaan

Referensi

Dokumen terkait

3 Harun Nasution mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana orang Islam dapat sedekat mungkin dengan Allah agar memperoleh hubungan

Kedua , istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf , yaitu barisan pertama yang bermakna bahwa kaum sufi berada pada barisan pertama di depan Tuhan, karena besarnya keinginan

Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al- shafa’ yang ar tinya kesucian, sebagai makna bahwa para sufi telah menyucikan akhlak mereka dari noda-noda bawaan, dan

Menurut sebagian ulama yang lain, bahwa yang dimaksud sab‟ah ahruf adalah tujuh macam bahasa dari bahsa-bahasa arab yang dengannya Al-Qur‟an diturunkan.. Artinya bahwa

“Interaksi Kaum Sufi Dengan Ahli Hadis: Melacak Akar Persinggungan Tasawuf Dan Hadis,” Journal of Islamic Studies and Humanities 2, no. 24 Maryam Bakhtyar,

Keseriusan ini dibuktikan dengan ditugaskannya Abul Aswad ad- Duwali untuk memperhatikan kesalahan orang Arab dalam berbahasa Arab, dan mencari solusi agar

Perasaan mistik yang ada pada kaum Muslim abad 2 Hijriyah (yang sebagian diantaranya sebelumnya menganut agama Non Islam, semisal orang India yang sebelumnya

BAB 6 | Peran Akal dan Pengaruh Pemikiran Tasawuf Al-Ghazālī 169 ilmu dalam hati, ia menjawab: Ia adalah rahasia di antara rahasia Allah yang dilimpahkan Allah ke dalam orang-orang yang