• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Gastroenteris akut (Devia Destiani)

N/A
N/A
Devia Destiani

Academic year: 2024

Membagikan "Askep Gastroenteris akut (Devia Destiani)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. Z DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN AKIBAT GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG FLAMBOYAN,

RSUD. CIBABAT

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses dan Dokumentasi Keperawatan diampu oleh Ibu Hj. Sri Ramdaniati, S. Kep., Ners., M. Kep

Disusun oleh :

Devia Destiani (P17320120406) Sarjana Terapan Keperawatan + Profesi Ners

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

2021

(2)

KASUS 3

An. Z, 18 bulan dibawa ke RS dengan keluhan muntah 1 kali, demam tinggi sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan BAB encer sudah 2 hari sebelum masuk rumah sakit. An. Z BAB ± 20 kali dari pagi sebelum masuk rumah sakit, badan lemah, nafsu makan berkurang.

Pada saat pengkajian Ny.Y mengatakan dari mulai masuk ruangan anaknya sudah 6 kali BAB. BAB anaknya encer, berlendir tidak disertai darah, jumlahnya ±50 ml setiap diare, BAB sudah tidak ampas, warna kuning, area sekitar anus lembab dan tampak sedikit kemerahan. An. Z masih demam anak tampak lemah dan rewel, setiap kali anak BAK bercampur dengan BAB, anak tampak lesu, dan rewel. Ny.Y juga mengatakan sebelum diare An. Z menderita demam, dan pilek. Ny.Y mengatakan sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang menderita diare ataupun mengalami sakit sebelumnya. Ny.Y mengatakan anak ke 2 umur 5 bulan dan ke 3 umur 9 bulan meninggal dunia karena gastroenteritis akut.

Ny.Y mengatakan anaknya tidak mau makan. Setiap kali disuapkan makan An. Z memuntahkannya. Ny.Y mengatakan biasanya An. Z makan makanan yang dilunakkan, seperti nasi, sayur, lauk yang dilunakkan dan An. Z juga minum susu formula ± 4 kali dalam sehari. An. Z juga mengalami penurunan berat badan dari 8,9 kg menjadi 8,6 kg saat sakit. An. Z lebih suka minum oralit (± 8 dot sehari, ± 200cc/dot) dibanding minum air putih saja. Pola tidur An. Z terganggu karena BAB dan badannya masih panas.

Hasil pemeriksaan fisik An. Z ditemukan mata cekung, mukosa mulut kering, pucat, ada bintik merah pada perut, bunyi nafas vesikuler. Bising usus positif lebih dari 10 kali/menit, turgor kulit kembali lambat, CRT lebih dari 2 detik, akral teraba hangat. Kulit sekitar anus lembab dan berwarna kemerahan. An. Z mengalami penurunan berat badan, berat badan sebelum sakit 8,9 kg, berat badan saat sakit 8,6 kg dan tinggi badan 93 cm.

Hasil pengkajian mengenai lingkungan rumah An. Z, ibu mengatakan sumber air minum dari air galon isi ulang dan untuk keperluan sehari-hari Ny.Y menggunakan air dari PDAM. Ny.Y juga mengatakan untuk kebiasaan mencuci tangan pakai sabun saat menyiapkan makanan dan menyiapkan susu untuk anaknya jarang dilakukan.

Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital S: 38,8ºC N: 100 x/mnt RR: 20 x/mnt.

Hasil laboratorium pemeriksaan darah:

Hb : 11,8 gl/dl. Leukosit : 11.620 mm3 Trombosit : 305.000 mm3. Hematokrit: 36,1 %.

Hasil laboratorium pemeriksaan feses

- Makroskopis, keadaan : lunak, Lendir : ada, Darah : tidak ada.

- Mikoskopis Leukosit: 10-15 / LPB Eritrosit : 4-5 / LPB.

Terapi yang diberikan:

- IVFD RL 20 tts/mnt - Zink 1x1 sendok teh - Oralit.

(3)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. Z DENGAN GANGGUAN SISTEM

PENCERNAAN AKIBAT GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG FLAMBOYAN, RSUD.

CIBABAT

I. PENGKAJIAN A. Identitas

1. Identitas Pasien

Nama : An. Z

Tempat tanggal lahir / umur : Bandung, 02 November 2019 / 1 tahun 6 bulan

Jenis kelamin : Wanita

Agama : Islam

Pendidikan : -

Pekerjaan : Belum bekerja

Golongan darah : A

Diagnosa medik : Gastroenteritis Akut

No. Medrec : 21054

Tanggal masuk RS : 05 Mei 2021 pukul 06.00 WIB Tanggal pengkajian : 05 Mei 2021 pukul 13.00 WIB

Alamat : Jl. Ahmad Yani RT 005/RW 009 Desa Sukamaju

Kec. Cibeunying Kidul Kota Bandung

Nomor Telepon : -

2. Identitas Penangggung Jawab

Nama : Ny. Y

Umur : 32 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Ahmad Yani RT 005/RW 009 Desa Sukamaju

Kec. Cibeunying Kidul Kota Bandung

Hubungan dengan pasien : Ibu B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama : Pasien mengalami diare 2. Riwayat kesehatan

(4)

a. Riwayat kesehatan sekarang

Ny. Y mengatakan anaknya muntah, demam tinggi dan BAB cair sejak tanggal 03 Mei 2021. Sebelum masuk rumah sakit, An. Z mengalami BAB ± 20 kali, badan lemah, dan nafsu makan berkurang. Sehingga keluarga pasien membawa pasien ke Rumah Sakit Cibabat pada tanggal 05 Mei 2021.

Pada tanggal 05 Mei 2021 dilakukan pengkajian, Ny. Y mengatakan saat masuk Rumah Sakit anaknya sudah 6 kali BAB. BAB anaknya encer, berlendir tidak disertai darah. An. Z masih mengalami demam, anaknya tampak lesu dan rewel ketika sedang BAK bercampur dengan BAB.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Ny.Y mengatakan sebelum terkena penyakit diare anaknya menderita demam dan pilek.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Ny.Y mengatakan sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit diare ataupun mengalami sakit sebelumnya. Ny.Y juga mengatakan anak ke-2 umur 5 bulan dan anak ke-3 umur 9 bulan meninggal dunia karena gastroenteritis akut.

d. Genogram (Tidak ada) C. Pemeriksaan fisik

a. Penampilan Umum

Pasien terlihat lemah dan tampak pucat.

b. Tingkat kesadaran Compos Mentis c. Tanda Tanda Vital

Suhu tubuh 38,8°C, Nadi 100 x/ menit, Respirasi 20 x/menit, Bising usus 10 x/menit

d. Pertumbuhan

Berat Badan sebelum sakit 8,9 kg, Berat badan saat sakit 8,6 kg, Tinggi Badan 93 cm.

e. Kepala

• Inspeksi : Posisi kepala simetris terhadap bahu, bentuk dan ukuran

(5)

bulat proposional, rambut berwarna hitam, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak ada lesi, distribusi rambut merata.

• Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada rambut rontok, dan tekstur rambut halus.

f. Mata

• Inspeksi : Posisi mata simetris satu sama lain, bentuk dan ukuran proposional alis kanan kiri simetris distribusi bulu merata, pergerakan bola mata normal, reflek pupil normal, bentuk mata cekung, konjungtiva tidak anemis, warna kelopak mata sama dengan daerah lainnya. Pasien tidak memakai alat bantu penglihatan.

• Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan dan tekstur alis halus dan merata.

g. Telinga

• Inspeksi : Posisi telinga kanan dan kiri simetris sejajar dengan ujung mata, bentuk dan ukuran proposional, warna daun telinga sama dengan daerah lainnya, tidak terdapat edema, tidak ada cairan dan bau pada lubang pendengaran.

• Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada lesi, fungsi pendengaran normal.

h. Hidung

• Inspeksi : Bentuk dan posisi hidung simetris, ukuran proposional, warna hidung sama dengan daerah lain.

• Palpasi : Tidak ada lesi, tidak ada massa, tidak ada pembengkakan tidak ada nyeri tekan.

i. Mulut

• Inspeksi : Posisi simetris berada di tengah, ukuran dan bentuk proposional, warna bibir pucat, mukosa mulut kering, tidak ada lesi, warna gigi putih, warna gusi merah muda, warna lidah merah muda keputih-putihan.

(6)

j. Leher

• Inspeksi : Posisi leher simetris tegak lurus, ukuran dan bentuk proposional, warna leher sama dengan daerah sekitarnya.

• Palpasi : Tidak ada lesi, tidak ada massa diatas kelenjar tiroid.

k. Dada dan Paru-Paru

• Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dada simetris, tidak ada lesi.

• Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada benjolan.

• Perkusi : Tidak terdapat cairan dan sonor (normal)

• Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat bunyi wheezing.

l. Jantung

• Inspeksi : Tampak ictus cordis

• Palpasi : Tidak terdapat pembesaran jantung

• Perkusi : Suara pekak

• Auskultasi : Suara S1 (Lup) dan S2 (Dup) m. Payudara

• Inspeksi : Ukuran dan bentuk proposional, posisi payudara kanan dan kiri simetris, warna payudara sama dengan derah sekitarnya.

• Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.

n. Abdomen

• Inspeksi : Warna kulit sama dengan daerah sekitarnya, posisi abdomen simetris, terdapat bintik merah pada abdomen.

• Auskultasi : Terdengar bising usus positif 10 x/menit.

• Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada bagian perut.

• Perkusi : Suara abdomen hipertimpani.

o. Ekstermitas Atas

• Inspeksi :Posisi simetris antara tangan kiri dan kanan sejajar dan sama panjang, warna kulit sama dengan daerah sekitarnya.

Jumlah jari 10. Kuku berwarna putih dan terdapat kotoran di kuku. Tidak ada lesi dan tidak ada edema.

• Palpasi : CRT > 2 detik kekuatan otot 3. Tidak ada luka, tidak terdapat nyeri tekan, akral teraba hangat dan turgor kulit lambat.

(7)

p. Ekstermitas Bawah

• Inspeksi : Posisi kaki simetris antara kanan dan kiri sejajar dan sama panjang, warna kulit sama dengan daerah lainnya, tidak ada lesi, jumlah jari 10, bentuk kaki proporsional.

• Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, teraba jelas arteri femoralis, a.

poplitea, a.dorsalis pedis. Kekuatan otot 2 dari 0-5.

Kekuatan Ekstermitas atas dan bawah 3 3

3 3 q. Genetalia

• Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada edema dan benjolan, keadaan genetalia bersih,

r. Anus

• Inspeksi : Kulit disekitar anus lembab dan berwarna kemerahan.

D. Pola Aktivitas Sehari- hari.

No. Jenis aktivitas Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1. Nutrisi

a. Makan Jenis

Frekuensi Porsi Keluhan

b. Minum Jenis

Frekuensi

Jumlah

Nasi, Sayur, Lauk (dilunakkan)

3 x / hari 1 porsi Tidak Ada

Susu formula, air putih

± 4x / hari susu formula dan air putih

1200 cc/ hari

Nasi, Sayur, Lauk (dilunakkan)

2 x / hari 3-5 sendok

Tidak nafsu makan & Muntah

Oralit

8 dot sehari, ± 200 cc/ dot

1600 cc/ hari 2. Eliminasi

a. BAB

(8)

Frekuensi Konsistensi Warna Keluhan

b. BAK Frekuensi Warna Keluhan

2 x/ hari Padat Kuning kecoklatan

Tidak ada

5 x / hari Kuning Tidak ada

6 x/ hari Encer Kuning

Area disekitar anus lembab dan kemerahan

7 x / hari Kuning Lesu dan rewel 3. Personal Higyne

a. Mandi b. Keramas c. Gosok gigi

2 x / hari 1 x / hari 2 x / hari

Hanya di lap basah Belum keramas Belum gosok gigi 4. Istirahat Tidur

a. Malam Durasi Keluhan b. Siang

Durasi Keluhan

7 – 8 jam / hari Tidak ada

2 jam Tidak ada

5 jam Sulit tidur

1 jam Sulit tdur 5. Olahraga

Jenis Frekuensi Durasi

Berjalan santai 1 x / minggu

20 menit

Belum pernah Belum pernah Belum pernah 6. Gaya Hidup

Merokok Minuman Keras Obat Terlarang

Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah

Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah E. Data psikososial dan spiritual

a. Pola komunikasi

Orang tua pasien mengerti apa yang perawat katakan, cukup kooperatif dan pasien sudah bisa berbicara dengan lancar.

(9)

b. Konsep diri - Body image

Pasien menyukai bentuk tubuh yang dimiliki, tidak ada bagian yang tidak disukai.

- Ideal diri

Pasien ingin segera sembuh supaya bisa kembali bermain - Peran

Pasien seorang anak yang sangat periang - Identitas

Pasien seorang anak balita berusia 1 tahun 6 bulan - Harga diri

Pasien sangat ingin sembuh c. Mekanisme koping

Jika pasien mendapatkan pengalaman baru ia bercerita kepada keluarganya termasuk Ayah, Ibu, Nenek, Kakek, dll

d. Data spiritual - Makna hidup

Pasien selalu bersyukur dan selalu berdoa yang telah diajarkan oleh ibunya.

- Pandangan terhadap sakit

Pasien bersabar dan selalu berdoa supaya dapat sembuh - Keyakinan akan sembuh

Pasien sangat yakin bahwa ia akan sehat kembali dan dapat bermain bersama teman-temannya.

- Kemampuan beribadah saat sakit Pasien selalu berdoa

F. Data pengetahuan

keluarga sudah mengetahui penyakit yang sedang diderita pasien.

G. Data penunjang

1. Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Hasil (05 Mei 2021) Nilai Normal

Leukosit 11.620 mm3 9.400-34.000 mm3

Hemoglobin 11.8 g/dL 11 - 13 g/dL

(10)

Hematrokit 36.1 % 29-41 %

Trombosit 305.000 mm3 150.000-450.000 mm3

2. Hasil Laboratorium Feses

Pemeriksaan Hasil (05 Mei 2021) Nilai Normal Makroskopis

o Keadaan o Lendir o Darah

Lunak Terdapat lendir

Tidak ada

Padat Lendir sedikit

Tidak ada Mikroskopis

o Leukosit o Eritrosit

10-15/LPB 4-5/LPB

4-5/1 PB 0-1/1 PB

H. Terapi

Nama Obat Dosis Waktu Rute

RL 100 ml 20 tpm IV

Zink 20 mg 1 x 1 / hari Oral

Oralit 200 ml 3 x 1 / hari Oral

I. Analisis data

No. Data Etiologi Masalah

1. Data Subjektif : o Ibu pasien

mengatakan anaknya BAB encer 6x dalam sehari.

Data Objektif :

o BAB 6x / hari dengan konsistensi feses cair bercampur lendir.

o Bising usus 10x / menit

Makanan

Toksin tidak dapat diabsorbsi

Peningkatan peristaltic usus

Kemampuan absorbsi menurun

↓ Diare

Diare

(11)

2. Data Subjektif : o Ibu pasien

mengatakan anaknya muntah 1x

o Ibu pasien mengatakan BAB encer sudah 2 hari sebelum masuk RS Data Objektif :

o BAB pasien 6x/ hari dengan konsistensi cair.

o Pasien tampak pucat, Mukosa mulut kering o Mata pasien cekung

Makanan

Toksin tidak dapat diabsorbsi

Peningkatan peristaltic usus

Penyerapan makanan, elektrolit terganggu

Output cairan dan elektrolit berlebihan

Kehilangan cairan

↓ Hipovolemia

Hipovolemia

3. Data Subjektif : o Ibu pasien

mengatakan nafsu makan anaknya menurun

o Ibu pasien

mengatakan anaknya muntah ketika disuapi makanan Data Objektif :

o Berat badan pasien berkurang saat sakit 8,9 kg menjadi 8,6 kg.

Makanan

Toksin tidak dapat diabsorbsi

Peningkatan peristaltic usus

Penyerapan makanan, elektrolit terganggu

Muntah dan sering defekasi

Intake tidak adekuat

Defisit Nutrisi

(12)

o Membran mukosa pucat

o Bising usus 10 x/menit.

o Mata pasien cekung

↓ Defisit Nutrisi

4. Data Subjektif :

o Ibu pasien mengatakan anaknya demam tinggi sebelum masuk rumah sakit.

Data Objektif :

o Suhu tubuh 38,8°C.

o Akral teraba hangat o Terdapat bintik merah

pada perut.

Makanan

Toksin tidak dapat diabsorbsi

Peningkatan peristaltic usus

Kemampuan absorbsi menurun

↓ DIARE

Inflamasi saluran pencernaan

↓ Agen pirogenic

Suhu tubuh meningkat

↓ Hipertermia

Hipertermia

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diare b.d inflamasi gastrointestinal d.d defekasi 6x/hari dengan konsistensi feses cair.

2. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif d.d turgor kulit menurun, mata pasien cekung, membran mukosa kering.

(13)

3. Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis d.d penurunan berat badan dari 8,9 kg menjadi 8,6 kg, bising usus 10 x/menit, membran mukosa pucat.

4. Hipertermia b.d proses infeksi d.d suhu tubuh diatas nilai normal yaitu 38,8°C, akral teraba hangat, terdapat bintik merah pada perut.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN No Diagnosa

Keperawata n

Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Diare b.d inflamasi gastrointesti nal d.d defekasi 6x/hari dengan konsistensi feses cair.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam diharapkan diare teratasi dengan kriteria hasil:

1. Frekuensi BAB normal (3x/hari) 2. Konsisten

si feses normal 3. Tidak

mengalam i diare

1. Monitor jumlah pengeluar an diare.

2. Berikan asupan cairan oral.

3. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap.

4. Kolaboras ikan pemberia n

1. Dapat mengetahui konsistensi dan frekuensi BAB.

2. Oralit dapat digunakan untuk mengatasi kehilangan cairan akibat diare.

3. Menjaga asupan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.

4. Pemberian Zinc dapat mengatasi diare pada balita dan

(14)

suplemen Zinc.

dapat menjaga metabolisme tubuh.

2. Hipovolemia b.d

kehilangan cairan aktif d.d turgor kulit

menurun, mata pasien cekung, membran mukosa kering.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam diharapkan defisit volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil:

1. Intake dan output cairan seimbang 2. Mukosa

mulut lembab.

3. Memperta hankan turgor kulit.

1. Monitor status hidrasi (kelemba ban membran mukosa, turgor kulit).

2. Monitor intake cairan dan output.

3. Kolaboras ikan pemberia n cairan IV.

4. Kolaboras ikan pemberia n oralit

1. Pembuatan status hidrasi membran mukosa dan turgor kulit menggambar kan berat ringannya kekurangan cairan.

2. Untuk mengumpulk an data dan menganalisis data passien untuk mengatur keseimbanga n cairan.

3. Pemberian cairan IV dapat mengatasi dehidrasi.

4. Kandungan oralit dapat mengembalik an cairan dan

(15)

elektrolit yang hilang 3. Defisit

Nutrisi b.d faktor psikologis d.d

penurunan berat badan dari 8,9 kg menjadi 8,6 kg, bising usus 10 x/menit, membran mukosa pucat.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria hasil:

1. Pasien tidak mual dan muntah 2. Porsi

makan yang disediaka n

dihabiska n

1. Kaji adanya alergi makanan

2. Monitor mual dan muntah

3. Menguku r berat badan

4. Kolaboras i dengan ahli gizi untuk menentuk an jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhka n oleh pasien

1. Dapat mengetahui faktor penyebab defisit nutrisi 2. Mengetahui

frekuensi mual dan muntah pada pasien 3. Untuk

mengetahui peningkatan/

penuran berat badan 4. Jumlah kalori

dan nutrisi yang tepat dapat membantu peningkatan berat badan pada pasien

4. Hipertermia b.d proses

Setelah dilakukan tindakan

1. Observasi Tanda-

1. Tanda-tanda vital

(16)

infeksi d.d suhu tubuh diatas nilai normal yaitu 38,8°C, akral teraba hangat, terdapat bintik merah pada perut.

keperawatan selama 2x24 jam diharapkan hipertermia dapat teratasi dengan kriteria hasil:

1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,6°C – 37,2°C) 2. Nadi dan

RR dalam rentang normal Nadi : 98- 140 x/

menit, Respirasi 22 – 37 x/menit.

tanda Vital

2. Monitor suhu dan warna kulit 3. Lakukan

tepid sponge

4. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian tipis, longgar dan menyerap keringat

dilakukan untuk memantau kondisi klinis pasien 2. Memantau

terjadinya perubahan suhu 3. Untuk

mengurangi suhu tubuh yang disebabkan oleh infeksi 4. Dapat

membantu pasien supaya merasa lebih nyaman.

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Tanggal /

Waktu

Dx Implementasi Paraf

06 Mei 2021

06.30 4 Mengobservasi Tanda-tanda Vital E/ Pasien tampak lemas

(17)

06.40

07.30

07.35

08.20

08.25

09.00

4

1

1

2

2

3

TD : 80 / 60mmHg N : 100 x / menit R : 20 x / menit

Monitor suhu dan warna kulit

E/ Pasien tampak lemas, warna kulit pasien terdapat kemerahan pada bagian perut, Suhu tubuh pasien 38,7 °C

Monitor jumlah pengeluaran diare.

E/ Ibu pasien mengatakan anaknya pagi ini sudah BAB sebanyak 4x dan konsistensi feses masih encer.

Berikan asupan cairan oral.

E/ Pasien dapat meminum oralit dan dihabiskan.

Monitor status hidrasi

E/ Pasien tampak pucat, membran mukosa pucat, turgor kulit menurun.

Kolaborasikan pemberian cairan IV.

E/ Pasien diberikan cairan RL 100 ml melalui rute intravena, saat diinjeksi pasien tampak meringis kesakitan.

Kaji adanya alergi makanan.

E/ Ibu pasien mengatakan anaknya

tidak memiliki alergi apapun terhadap makanan.

(18)

09.05

09.40

10.00

10.30

10.45

11.00

11.45

3

1

3

1

3

2

4

Mengukur berat badan BB sebelum sakit : 8,9 kg BB saat sakit : 8,6 kg

Kolaborasikan pemberian suplemen Zinc.

E/ Pasien dapat meminum suplemen Zinc dengan dosis 20mg.

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan oleh pasien E / Pasien membutuhkan kalori sekitar 1.700 – 1.738,72 kkal dan perbanyak nutrisi dengan mengkonsumsi buah – buahan.

Pasien makan lebih baik dengan 4 sehat 5 sempurna

Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap.

E/ Pasien hanya makan 3 sendok.

Monitor mual dan muntah

E/ Pasien merasa mual saat diberikan makan.

Kolaborasikan pemberian oralit

E/ Pasien diberikan oralit 200 ml dan dihabiskan.

Lakukan tepid sponge

E/ Suhu tubuh pasien menurun dari 38,7 °C menjadi 38,2 °C

(19)

13.00

13.20

4

2

Anjurkan pasien untuk memakai pakaian tipis, longgar dan menyerap keringat E/ ibu pasien dapat mengerti dan melakukannya

Monitor intake cairan dan output.

E/ intake pada pasien yaitu cairan infus 100cc, oralit 1600cc. Output yaitu 1400 cc.

07 Mei 2021 07.00

08.00

08.15

09.00

09.15

4

1

3

1

4

Mengobservasi Tanda-tanda Vital E/ TD : 82 / 66 mmHg

N : 98 x / menit R : 20 x / menit

Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap.

E/ pasien hanya makan 1/2 porsi.

Monitor mual dan muntah

E/ saat diberikan makan pasien merasa mual.

Kolaborasikan pemberian suplemen Zinc.

E/ pasien dapat meminum suplemen Zinc dengan dosis 20mg.

Lakukan tepid sponge

E/ suhu tubuh pasien menurun dari 38,2 °C

(20)

10.00

10.20

11.00

12.15

12.30

12.45

13.10

2

2

1

1

3

3

4

menjadi 37,7 °C.

Kolaborasikan pemberian cairan IV.

E/ Pasien diberikan cairan RL 100 ml melalui rute intravena.

Kolaborasikan pemberian oralit

E/ Pasien diberikan oralit 200 ml dan dihabiskan.

Monitor jumlah pengeluaran diare.

E/ Ibu pasien mengatakan anaknya BAB sebanyak 3x dan konsistensi feses padat.

Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap.

E/ pasien hanya makan 1 porsi dan dihabiskan.

Monitor mual dan muntah

E/ saat diberikan makan pasien tidak merasa mual

Mengukur berat badan BB sebelum sakit : 8,9 kg BB saat sakit : 9 kg

Lakukan tepid sponge

E/ Pasien tidak rewel saat dilakukan tindakan, suhu tubuh pasien menurun dari 37,7 °C menjadi 37,1 °C

(21)

13.35

13.45

13.55

4

2

4

Mengobservasi Tanda-tanda Vital E/ TD : 80 / 66 mmHg

N : 98 x / menit R : 22 x / menit

Monitor status hidrasi

E/ Pasien terlihat ceria, membran mukosa lembab, turgor kulit normal.

Monitor suhu dan warna kulit

E/ warna kulit pada An. Z tidak terdapat kemerahan,.Suhu tubuh pasien 37,1°C

V. EVALUASI

Tanggal/Waktu Diagnosa Evaluasi Paraf 07 Mei 2021

11.10 WIB

Diare b.d inflamasi gastrointestinal d.d defekasi 6x/hari dengan

konsistensi feses cair.

S : Ibu pasien mengatakan konsistensi feses pasien lebih padat O : Frekuensi BAB 3x sehari A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

07 Mei 2021 13.50 WIB

Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif d.d turgor kulit menurun, mata pasien

S : Ibu pasien mengatakan anaknya minum oralit, susu formula dan selalu dihabiskan

(22)

cekung, membran mukosa kering.

O : Membran mukosa lembab, turgor kulit normal.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

07 Mei 2021 12.45 WIB

Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis d.d penurunan berat badan dari 8,9 kg menjadi 8,6 kg, bising usus 10 x/menit, membran mukosa pucat.

S : Ibu pasien mengatakan nafsu makan anaknya meningkat

O : Pasien menghabiskan porsi

makanannya, berat badan pasien bertambah dari 8,6 kg menjadi 9 kg.

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

07 Mei 2021 14.00 WIB

Hipertermia b.d proses infeksi d.d suhu tubuh diatas nilai normal yaitu 38,8°C, akral teraba hangat, terdapat bintik merah pada perut.

S : Ibu pasien mengatakan anaknya tidak rewel dan tampak ceria.

O : Suhu tubuh pasien menurun dari 38,8°C menjadi 37,1°C

(23)

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Referensi

Dokumen terkait

Pola makan pasien 3x sehari dengan porsi makanan nasi, sayur dan lauk. Saat sakit pun pasien tidak ada keluhan dalam makan, seperti kemampuan mengunyah, menelan, mual atau muntah

Pasien juga muntah-muntah kurang lebih lima kali/hari, jumlah muntahan tidak diketahui, tidak diikuti dengan rasa mual, muntah biasanya sehabis makan dan minum, isi muntahan

Dalam pengkajian didapatkan bahwa pasien 1 mengatakan tidak ada selera makan, pasien mengeluh – mual- mual, pasien muntah nyeri pada ulu hati , klien hanya

Rencana keperawatan pada diagnosa ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh An.M adalah timbang berat badan pasien, monitor adanya mual dan muntah, beri makan dalam

Pasien dating rujukan dari puskesmas pada tanggal 15 Mei 2012 pada pukul 08.00 WIB dengan keluhan tidak mau makan ±5 hari yang lalu, lemas dan mual serta sakit di dalam

Z adalah adanya ungkapan klien mengatakan bahwa ia kurang nafsu makan, Kadang mual, dan muntah ,dan klien hanya mampu menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk... Penyebab Hiperemesis

Selama sakit pasien nafsu makan pasien menurun, apabila makan pasien merasa mual, pasien makan hanya 3 sendok setiap makan makanan dari rumah sakit..