Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pelatihan DIII Kebidanan di Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur. Rusniar Naeko, SST selaku pembimbing selesai II selalu memberikan saran kepada penulis demi penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan semua yang membacanya.
DAFTAR LAMPIRAN
SAP-SAP 5. Leaflet
PENDAHULUAN
T” selama kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi dalam laporan studi kasus berjudul “Pelayanan Kebidanan Komprehensif pada Ny. T 21 tahun. Memberikan pengalaman kepada penulis untuk memberikan pelayanan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, bayi baru lahir hingga pelayanan kontrasepsi. Memberikan pendidikan dan pengalaman kepada peserta didik dalam memberikan pelayanan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, hingga pelayanan kontrasepsi guna menumbuhkan dan mencetak bidan yang terampil, profesional dan mandiri.
TINJAUAN PUSTAKA
Perencanaan Asuhan Kunjungan Ulang Antenatal Care Langkah I : Pengkajian
Berdasarkan data tersebut, fokus yang akan kami kaji dalam kunjungan ulang kehamilan ini adalah penilaian data subjektif dan objektif. Data subjektif yang dinilai berupa keluhan yang dirasakan ibu, apakah ibu masih merasakan kram kaki, pusing, dan nyeri punggung. Data obyektif yang dinilai meliputi pertambahan berat badan ibu, tanda vital (tekanan darah, pernafasan, suhu, nadi), pemeriksaan fisik termasuk palpasi.
Interpretasi Data Dasar
Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial Identifikasi diagnosa atau masalah potensial ditegakkan berdasarkan
Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Kebutuhan terhadap tindakan segera dilakukan berdasarkan hasil
Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Perencanaan Asuhan Bersalin Langkah I : Pengkajian
Fokus data yang akan dipelajari selama persalinan berupa studi data subjektif dan objektif. Berdasarkan data subjektif, dilakukan penilaian berupa permasalahan yang dirasakan ibu berupa nyeri perut atau tekanan pada perut, atau keluarnya darah atau air dari vagina, sejak saat ibu merasakan keluhan tersebut. T G1P0000 ditambah dengan usia kehamilan ibu saat akan melahirkan, kondisi janin dan presentasinya, dalam hal ini ibu saat ini menurut diagnosa pada nomenklatur kebidanan, sudah berapa jauh kepala bayi terjatuh, serviks telah terbuka, tahap persalinan saat ini dan kasus apa yang dialami ibu saat ini sesuai dengan diagnosis dalam nomenklatur obstetrik.
Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Kebutuhan terhadap tindakan segera pada saat masa akan bersalin
Perencanaan Asuhan Bayi Baru Lahir Langkah I : Pengkajian
Fokus data yang akan diteliti pada saat kelahiran anak adalah berupa penilaian data yang obyektif. Data yang obyektif untuk diteliti adalah pada saat lahir, periksa tonus otot dan warna kulit bayi, apakah bayi mampu bernapas dengan normal atau tidak.
Interpretasi data dasar
Periksa tanda-tanda vital anak (denyut pernafasan, denyut jantung, suhu), penilaian antropometri (berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada) dan pemeriksaan fisik anak. T ditambahkan jika bayi baru lahir cukup bulan, jika anak lahir sesuai usia kehamilan, jika anak lahir spontan melalui vagina atau operasi caesar, dan dalam hal ini anak lahir pada saat tersebut sesuai dengan diagnosa dalam tata nama kebidanan. Identifikasi potensi diagnosis atau masalah dilakukan berdasarkan masalah dan diagnosis yang ditemukan pada Langkah II dan apakah akan mengambil tindakan pencegahan setelah bayi lahir jika potensi masalah muncul.
Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera Kebutuhan terhadap tindakan segera pada saat bayi baru lahir
Perencanaan Asuhan Nifas Langkah I : Pengkajian
Data subjektif yang dinilai berupa keluhan yang dirasakan ibu, apakah terdapat nyeri pada bekas sengatan (apabila terdapat jahitan di sekitar perineum), apakah terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti pola makan, eliminasi, istirahat dan mobilisasi. T ditambah dengan jumlah kelahiran, kondisi anak saat lahir, apakah cukup bulan atau prematur, apakah ibu melahirkan prematur atau prematur, apakah ibu melakukan aborsi spontan, jumlah anak yang masih hidup dan dalam yang dalam hal ini anak tersebut lahir pada saat itu menurut diagnosa dalam nomenklatur kebidanan. Identifikasi diagnosis atau potensi masalah ditegakkan berdasarkan masalah dan diagnosis yang ditemukan pada Langkah II dan perlu tidaknya mengambil tindakan pencegahan jika timbul potensi masalah.
Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera Kebutuhan terhadap tindakan segera pada saat masa nifas dilakukan
Perencanaan Asuhan Neonatus Langkah I : Pengkajian
Data obyektif yang akan diteliti adalah tanda-tanda vital bayi (denyut nadi, pernafasan, suhu bayi), perilaku minum bayi dan kondisi tali pusat bayi. Ditambahkan apakah bayi baru lahir cukup bulan, apakah bayi lahir sesuai usia kehamilan, apakah bayi lahir spontan melalui vagina atau operasi caesar, usia bayi pada saat pemeriksaan dilakukan dan dalam hal apa. bayi lahir, waktu pemeriksaan dilakukan sesuai dengan diagnosa dalam nomenklatur obstetri. Identifikasi potensi diagnosis atau masalah dilakukan berdasarkan permasalahan dan diagnosis yang ditemukan pada Langkah II dan apakah perlu dilakukan tindakan antisipatif pada saat pemeriksaan bayi jika timbul potensi masalah.
Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera Kebutuhan terhadap tindakan segera pada bayi dilakukan
Perencanaan Asuhan KB Langkah I : Pengkajian
Data sentral yang akan dipelajari pada saat kunjungan KB adalah penilaian data subjektif dan objektif. Berdasarkan data subjektif dilakukan penilaian berupa keluhan yang dirasakan ibu, apakah ibu masih mengalami pendarahan pada masa nifas atau sudah datang menstruasi. T ditambah dengan jumlah kelahiran, kondisi anak saat lahir, cukup bulan atau prematur, apakah ibu hamil.
Rencana perawatan yang diberikan kepada Ny. T mengenai alat kontrasepsi adalah dengan mengenalkan jenis-jenis alat kontrasepsi beserta kelebihan dan kekurangan masing-masing alat kontrasepsi.
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan 1. Anemia Dalam Kehamilan
Risiko terjadinya anemia pada ibu hamil tidak hanya berdampak pada keselamatan dirinya, namun juga pada janin yang dikandungnya (Wibisono, Hermawan, dkk, 2009). Ibu hamil sering mengkonsumsi makanan yang mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi, seperti teh, kopi dan kalsium (Kusumah, 2009). Dengan kadar hemoglobin <11 gr% masih dianggap ringan, sehingga hanya diberikan kombinasi zat besi 60 mg/hari dan asam folat 400 mg per oral sekali sehari (Arisman, 2009). b) Anemia sedang.
Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat per oral sekali sehari (Arisman, 2009). c) Anemia berat. Komplikasi anemia ringan pada ibu hamil dapat terjadi karena ibu menderita anemia sebelum hamil. Pada kasus anemia ringan pada ibu hamil, jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan ketidakmampuan rahim untuk berkontraksi (atonia) atau kontraksinya sangat lemah (Dimas, 2012).
Malnutrisi pada ibu hamil dapat menimbulkan risiko dan komplikasi bagi ibu, antara lain: Anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah normal dan tertular penyakit menular. Status gizi ibu hamil mempunyai pengaruh yang besar terhadap tumbuh kembang janin dalam kandungannya, apabila status gizi ibu sebelum dan selama hamil normal maka kemungkinan besar ia akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan, dan cukup bulan. berat badan normal. Ibu hamil mendapat pelayanan ANC minimal 4 kali selama kehamilan, yang terbagi menjadi (Manuaba, 2010): . a) Trimester I : 1 kali (sebelum umur 14 minggu).
Pertambahan berat badan normal pada ibu hamil didasarkan pada massa tubuh (BMI), dengan metode inilah yang menentukan pertambahan berat badan optimal selama kehamilan. Artinya jika perempuan tersebut melahirkan dalam waktu 3 tahun, maka bayi yang dilahirkan akan terlindungi dari penyakit tetanus neonatal (Sulistyawati, 2010). g) Pemberian tablet zat besi, minumlah 90 tablet selama hamil. Pemberian tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil dimaksudkan untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu hamil, bukan untuk meningkatkan kadar hemoglobin. Namun perlu diperhatikan bahwa jumlah kalori dan protein pada ibu menyusui sebaiknya lebih banyak dibandingkan pada ibu hamil.
SUBJEK DAN KERANGKA PELAKSANAAN STUDI KASUS
Subjek Penelitian
Kerangka Kerja Penelitian
Etika Penelitian
TINJAUAN KASUS
Vena jugularis : tidak teraba pembesaran (b) Kelenjar limfe : tidak teraba pembesaran (c) Kelenjar tiroid : tidak teraba pembesaran (d) Lainnya: tidak ada. Perut : Bentuk simetris, tidak terlihat bekas operasi, terlihat linea nigra, tinggi fundus uteri 30 cm. Genetalia : Tidak terlihat edema dan varises pada vulva dan vagina, tidak terlihat keluarnya lendir bercampur darah, tidak terlihat bekas luka, tidak terlihat adanya fistula.
Tidak terlihat edema atau varises, tidak terlihat keluarnya lendir bercampur darah, tidak ada jaringan parut pada vagina, portio lunak tebal, melebar 2 cm, cairan ketuban utuh/tidak pecah, tidak ada bagian kecil. Melakukan pemeriksaan internal; tidak terlihat edema dan varises, terlihat sekret lendir bercampur darah, tidak ada bekas luka pada vagina, sebagian tidak teraba, melebar 10 cm, cairan ketuban masih utuh, tidak ada bagian kecil di sekitar bagian bawah janin, presentasi kepala, UUK Denominator , stasiun/hodge II+. Tidak terlihat edema atau varises, terlihat keluarnya lendir bercampur darah, tidak ada jaringan parut pada vagina, sebagian tidak teraba, efisiensi 100%, dilatasi lengkap, amniotomi positif dilakukan pada pukul 16.45 WITA, sisa cairan ketuban berwarna hijau cerah, tidak ada bagian kecil disekitarnya janin bagian bawah, presentasi kepala, UUK Denominator, hodge III-IV.
Telinga: Terlihat simetris, melengkung sempurna, tulang rawan telinga sudah matang, terdapat lubang telinga, tidak ada kulit tambahan dan tidak ada kotoran yang terlihat. Perut : Tidak teraba massa abnormal, tali pusat tampak terdapat 2 arteri dan 1 vena, tali pusat tampak putih segar, tidak terlihat adanya perdarahan tali pusat. Kulit : Tampak merah, tidak ada ruam, tidak ada flek, tidak ada tahi lalat, tidak ada lebam, tidak bengkak, turgor bagus.
Perut : Tidak terlihat garis, tidak terlihat bekas operasi, tidak ada asites, TFU 2 jari dibawah tengah, kontraksi baik dan kandung kemih kosong. Alat Kelamin : Vulva tidak bengkak, tidak ada varises, terlihat sekret lochea rubra, tidak ada bekas luka, tidak terlihat apa-apa. Abdomen : Tidak terlihat garis, tidak terlihat asites, TFU 3 jari diatas simfisis, kontraksi baik, dan kandung kemih terasa kosong.
PEMBAHASAN
Pembahasan Proses Asuhan Kebidanan
Akibat dari persalinan pada ibu yang anemia dapat berupa melemahnya tenaga, kala satu dapat berlangsung lama, solusio plasenta, perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri (Sarwono, 2010). Kondisi bayi Ny. T setelah lahir, air ketuban jernih, APGAR SCORE bayi baik 7/9 dan bayi langsung menangis. Pemeriksaan fisik awal pada bayi baru lahir dilakukan sesegera mungkin untuk mengetahui apakah terdapat kelainan pada bayi dan memudahkan dalam menentukan tindakan selanjutnya.
Penulis berpendapat karena kondisi bayi stabil maka penulis dan bidan segera memberikan perawatan BBL sebagai upaya mencegah kekurangan vitamin K, memberikan kekebalan pada bayi terhadap penyakit hepatitis dan infeksi pada mata bayi. Banyak sekali perubahan yang terjadi pada tubuh bayi, mulai dari ketergantungan saat dalam kandungan hingga kemandirian dari ibu saat bayi sudah melalui proses kelahiran. Keluhan selanjutnya adalah bayi tampak kuning pada area wajah.Bayi kuning atau bayi mengidap penyakit kuning adalah suatu kondisi munculnya warna kuning pada kulit dan kelopak mata bayi baru lahir akibat adanya bilirubin pada kulit dan kelopak mata akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (Hidayat, 2008).
Penyakit kuning yang terjadi pada bayi Ny. T umumnya terjadi pada sebagian besar bayi lainnya. Kondisi bayi Ny. T tergolong penyakit kuning ringan karena fungsi hati pada bayi baru lahir belum matang sehingga proses pengeluaran bilirubinnya lambat. Penulis setuju dengan teori tersebut karena bayi Ny. T mengalami penyakit kuning pada awal persalinan dan hal ini termasuk dalam penyakit kuning fisiologis.
Setelah dilakukan penyuluhan tentang khasiat, manfaat, keterbatasan, indikasi dan kontraindikasi KB suntik selama 3 bulan, Ny. T bersedia berobat ke puskesmas jika ada keluhan dan bersedia kembali ke puskesmas.
Keterbatasan Pelaksanaan Asuhan
Penyelenggaraan pelayanan obstetrik komprehensif dalam pelaksanaan pelayanan sangat terbatas, hal ini disebabkan pasien pulang ke kampung halaman sehingga yang seharusnya 3 kali kunjungan menjadi hanya 1 kali kunjungan sehingga menyebabkan kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan.
PENUTUP
Kesimpulan
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan berupaya untuk dapat memberikan kontribusi nyata dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dengan tidak mempersulit penulis untuk memperoleh data sekunder sebagai referensi dalam penyusunan laporan asuhan komprehensif ini. Karena dengan adanya laporan tugas akhir berupa kepedulian komprehensif ini, kami telah membantu terlaksananya program MPR. Diusahakan pemberian bimbingan dan pelayanan yang lebih sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang diberikan sehingga menghasilkan pelayanan kebidanan yang tepat, bermutu dan memuaskan bagi klien.
Bidan berupaya untuk dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pasien agar tercipta suasana terbuka dan harmonis, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam memberikan pelayanan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, setelah melahirkan dan bayi baru lahir, serta keluarga berencana. . Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan kebidanan khususnya melalui pemberian asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, bayi baru lahir hingga pelayanan kontrasepsi, hingga Studi D-III Kebidanan Balikpapan.