• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Pasca Sectio Caesarea dengan Letak Sungsang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada Ibu Pasca Sectio Caesarea dengan Letak Sungsang"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Pada pemeriksaan fisik menurut Yanti, 2016 dari tinjauan pustaka diperoleh hasil pemeriksaan B7 (Sensing): telinga, hidung, mulut normal, Palpasi: tidak ada, Perkusi: tidak ada, Auskultasi: tidak ada. Namun, tidak ditemukan risiko infeksi selama peninjauan kasus, karena tidak ada tanda-tanda risiko infeksi pada pemeriksaan fisik pasien.

Metode Penelitian

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Etiologi

Lebih-lebih lagi, walaupun bayi kembar boleh mengalami pembentangan sungsang atau salah jajaran mendatar, menjadikannya sukar untuk melahirkan normal. 2) Persembahan Muka: Letakkan kepala ke belakang (pesongan) supaya bahagian paling bawah kepala ialah muka.

Manifestasi Klinis

Pada pemeriksaan fisik menurut Yanti 2016, dalam tinjauan pustaka diperoleh hasil penilaian B1 (pernafasan), yaitu : Inspeksi : Bentuk dada simetris, pola pernafasan teratur, tidak ada retraksi dada. Pada pemeriksaan fisik menurut Yanti, 2016, tinjauan pustaka diperoleh hasil pemeriksaan B4 (Genetourinaria). Inspeksi: Menggunakan kateter, warna urin kuning kemerahan, Palpasi: tidak ada nyeri tekan saat buang air kecil, Perkusi: Tidak ada, Auskultasi: Tidak ada.

Tabel 2.1 Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya inkontinuitas  jaringan.
Tabel 2.1 Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya inkontinuitas jaringan.

Patofiologi

Diagnoasa Banding

Komplikasi

Risiko terjadinya infeksi dapat dikurangi dengan pemberian antibiotik, namun tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, apalagi dalam hal ini Sectio Caesarea klasik lebih berbahaya dibandingkan dengan Sectio Caesarea transperitoneal dalam.

Pemeriksaan Penunjang

Penata Laksanaan

Pemberian minuman dalam jumlah sedikit dapat dilakukan 6 – 10 jam pasca operasi, berupa air putih dan teh. Pada hari kedua setelah operasi, pasien boleh duduk selama 5 menit dan diminta menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

Dampak masalah

Konsep Letak Sungsang

  • Definisi
  • Etiologi
  • Manifestasi Klinis
  • Patofisiologi
  • Diagnosa Banding
  • Komplikasi
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Penata Laksanaan medis
  • Dampak Masalah

Palpasi : Tenggorokan, tidak sulit menelan, perut, luka bekas operasi caesar ditutup dengan kasa steril, TFU 2 jari dibawah bagian tengah dan terdapat nyeri tekan. Saat melakukan studi literatur menurut (Potter & Porry, 2011) tidak terdapat kesamaan karena diagnosis yang muncul berbeda-beda, sedangkan pada studi kasus diagnosis yang muncul adalah defisit pengetahuan yaitu menilai tingkat pengetahuan pasien tentang Perawatan Payudara, pemberian ASI yang benar dan pengajaran perawatan payudara serta evaluasi Perkembangan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas.

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian
  • Implementasi
  • Evaluasi

Pathway

TINJAUAN KASUS

Analisa data

Defisit pengetahuan tersebut berkaitan dengan kurangnya informasi tentang cara merawat payudara, cara menyusui yang benar, dan cara melakukan senam nifas. Pada keluhan utama menurut Yanti 2016, pasien pasca operasi caesar mengeluhkan nyeri pada luka perut bagian bawah, sedangkan hasil yang sama diperoleh pada tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus, hasil yang sama juga ditemukan karena kesadaran klien mulai membaik dan tekanan darahnya membaik.

Hal ini terjadi karena adanya kesenjangan dalam tinjauan pustaka dan tinjauan kasus karena tidak ditemukannya pengawasan dalam tinjauan pustaka. Tinjauan literatur menemukan bahwa diagnosis nyeri akut dikaitkan dengan diskontinuitas jaringan yang tidak berhubungan (Brunner Suddart, 2014), yaitu nyeri perut akibat diskontinuitas jaringan yang tidak berhubungan. Berdasarkan tinjauan literatur ditemukan bahwa diagnosis gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan (Brunner Suddart, 2014), hal ini disebabkan karena pasien merasa lemas setelah operasi caesar dan tidak mampu bergerak aktif.

Dalam tinjauan pustaka ditemukan bahwa risiko infeksi didiagnosis berkaitan dengan luka pasca operasi caesar (Brunner Suddart, 2014) Hal ini disebabkan adanya bekas luka operasi yang berisiko terjadinya infeksi. Pada tinjauan kasus diperoleh hasil yang berbeda yaitu pengetahuan yang kurang dibandingkan dengan data objektif, pasien tampak bingung bagaimana cara merawat payudara dan cara menyusui yang benar. Secara teori dinyatakan bahwa diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan yaitu ada hasil yang sama.

Secara teori diagnosa keperawatan menyatakan bahwa resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan bekas luka operasi, namun jika dikaji kasusnya ditemukan diagnosa yang berbeda yaitu kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang cara merawat payudara, cara menyusui dan senam nifas yang benar.

Tabel 3.4 Rencana tindakan pada pasien post sectio caesarea
Tabel 3.4 Rencana tindakan pada pasien post sectio caesarea

Diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah

Perencanaan keperawatan

Tindakan keperawatan

Catatan perkembangan

Evaluasi

Jika anus berada pada posisi paling bawah maka akan terasa ada lubang kecil, tidak ada lubang kecil, tidak ada tulang, tidak ada isapan. Inspeksi : Turgor kulit elastis, warna kulit coklat tua atau zaitun, tidak ada edema, kelemahan otot, sulit bergerak, klien masih memerlukan pertolongan keluarga, luka pasca operasi masih diperban, terdapat striae. Pemeriksaan : Bentuk payudara : simetris, tidak ada retraksi otot untuk membantu pernafasan, tidak ada alat bantu nafas, pola pernafasan teratur, irama pernafasan teratur, susunan tulang belakang normal, tidak ada skoliosis, lordosis dan kifosis, areola payudara hiperpigmentasi, kelenjar susu membesar, papila susu berwarna coklat, kolostrum telah keluar dan diberikan kepada bayinya.

Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, Perkusi : nyaring, Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, sedangkan pada case review diperoleh hasil yang sama karena hal ini dikarenakan pada saat pasien dipindahkan ke ruangan kesadaran klien pulih dan membaik serta tidak ada gangguan pernafasan. Pada pemeriksaan fisik menurut Yanti, 2016, tinjauan pustaka menunjukkan bahwa hasil penilaian B3 (Gugup) adalah : Inspeksi : Kesadaran Composmentis, Kesadaran : composmentis, GCS = 4-5-6, Orientasi : baik, tidak kejang, tidak ada kendala pada palpasi, tidak ada kendala pada perkusi, tidak ada kendala pada auskultasi.

Pada pemeriksaan fisik menurut Yanti, 2016, tinjauan pustaka didapatkan hasil pemeriksaan B6 (Integumen) yaitu: turgor kulit elastis, warna kulit coklat atau zaitun, tidak ada edema, kelemahan otot, gangguan gerak, klien masih memerlukan pertolongan keluarga, ada luka pasca operasi, masih diperban, ada stretch mark. Pada pemeriksaan fisik menurut Yanti, 2016, tinjauan pustaka menunjukkan hasil penilaian B8 (endokrin) adalah: Inspeksi : tidak ada pembesaran tiroid dan kelenjar getah bening, Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, Perkusi : tidak ada, Auskultasi : tidak ada. Karena pada saat pemeriksaan tidak ditemukan gejala infeksi seperti rubor, dolor, warna sehingga tidak ada resiko terjadinya infeksi, gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, tidak ditemukan diagnosis pada pemeriksaan kasus tersebut, karena pasien bisa tidur nyenyak setelah operasi, tidak ada gangguan dalam tidur.

Pada evaluasi ini didapatkan data subjektif pasien menyatakan mulai berjalan menuju kamar mandi dan pada data objektif didapatkan pasien lancar beraktivitas, keadaan umum baik, kesadaran composmentis, akral hangat, turgor elastis, TD 120/ 80 mmHg, nadi 90 x/menit, suhu 36,5◦c, RR: 20x/menit, kendala hambatan mobilitas fisik teratasi, intervensi dihentikan, pasien pulang, tidak ada perbedaan antara teori dan kasus.

PEMBAHASAN

Diagnosa keperawatan

Pada pemeriksaan kasus ditemukan hal yang sama yaitu nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan, dengan data obyektif bekas luka operasi SC perut bagian bawah ditutup dengan kain kasa steril panjang 10 cm TFU 2 jari. di bawah tengah. muncul lochia rubra merah segar, wajah tampak tersenyum, terdapat nyeri tekan pada luka operasi, skala 5. Dalam tinjauan literatur menurut (Brunner Suddart, 2014), teridentifikasi 5 diagnosa yaitu nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan, mobilitas fisik hambatan berhubungan dengan kelemahan, risiko infeksi berhubungan dengan luka pasca operasi SC, gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengobatan pasca SC. Sedangkan diagnosis kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penanganan pasca operasi caesar, karena pada pengkajian tidak ditemukan klien tampak cemas setelah melahirkan karena klien sebelumnya sering melihat orang dan tetangga yang sering melakukan operasi caesar. operasi yang masih terlihat baik-baik saja.

Diagnosis ini diprioritaskan karena yang paling dirasakan klien adalah nyeri akut berhubungan diskontinuitas jaringan dengan tindakan penunjang yaitu terdapat jahitan bedah 10 cm, luka masih dibalut kain kasa kering, ekspresi wajah tampak meringis. terdapat nyeri tekan pada bekas luka operasi skala 5. Secara teori dinyatakan bahwa diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan akibat intervensi bedah, dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan bahwa nyeri akan berkurang hingga skala nyeri 1-2, tanda vital dalam batas normal, TD mmHg, RR : 16 – 29 x/menit, luka bersih dan pasien tidak tertawa kesakitan. ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah memberikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan atau makanan lain.

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi bayi, ibu, keluarga dan negara. WHO dan UNICEF merekomendasikan agar para ibu, jika memungkinkan, memastikan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan dengan menerapkan

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

Pada evaluasi ini didapatkan bahwa pada data subjektif pasien mengatakan bahwa nyeri pada perut bagian bawah akibat sayatan/luka bedah sudah mulai hilang, pada data objektif didapatkan pasien terlihat rileks, secara umum kondisi baik, kesadaran komposmentis, skala nyeri ≤ 2, KT 120/80 mmHg, N: 90 x/menit, S: 36,5°c, RR: 20 x/menit, masalah hampir teratasi dan intervensi dihentikan. pasien seharusnya pulang pada siang hari jam 14.00. Pada evaluasi ini diketahui bahwa pada data subjektif pasien menyatakan sudah mengetahui cara menyusui yang benar dan cara perawatan payudara yang benar, dan data objektif yang diperoleh adalah pasien memahami cara merawat payudara dan payudara. cara menyusui yang benar, keadaan umum baik, kesadaran komplementer, semangat hangat, turgor elastis, KT: 120/80 mmHg, nadi 90x/menit, suhu 36,5°c, RR: 20x/menit, masalah pengetahuan kurang. terselesaikan, intervensi dihentikan, pasien pulang, terdapat perbedaan antara teori dan tinjauan kasus karena diagnosis yang berbeda. Setelah mengamati dan melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien post sectionio caesarea dengan letak bokong di ruang Mawar RSUD Bangil Pasuruan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien tersebut. pasien post section caesarea dengan letak bokong.

Berikut ini dapat peneliti simpulkan dari hasil uraian yang menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien pasca operasi caesar dengan mengacu pada posisi sungsang. Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1 x 24 jam diharapkan nyeri pasien berkurang dengan memperhatikan kriteria keadaan umum baik, wajah terlihat rileks, pasien dapat mengontrol nyeri, skala nyeri ≤ 2, TIDAK. Dalam hal ini peneliti melibatkan keluarga dan pasien dalam pelaksanaan intervensi keperawatan, karena banyak kegiatan keperawatan memerlukan kerjasama antara perawat, pasien dan keluarga.

Menurut Utama (2005), ASI eksklusif diartikan sebagai pemberian ASI eksklusif, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur dan nasi. , tim.

PENUTUP

Saran

ASI yang telah disimpan di freezer dan dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan setelah dua hari. Memenuhi syarat yaitu mengandung seluruh unsur hara untuk membangun dan menyuplai energi dalam komposisi yang diinginkan.

Gambar

Tabel 2.1 Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya inkontinuitas  jaringan.
Tabel 2.3 Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko
Tabel  2.5  Ansietas  berhubungan  dengan  kurangnya  informasi  tentang  penanganan post SC
Gambar 2.1 kerangka masalah pada pasien dengan indikasi letak sungsang( Potter
+6

Referensi

Dokumen terkait

Intervensi keperawatan yang ditetapkan berdasarkan teori pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, yaitu 1) Lakukan pengkajian

4.4.1 Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis, semua intervensi keperawatan telah dilakukan selama 3 hari meliputi tindakan

4.4.1 Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis, semua intervensi keperawatan telah dilakukan selama 3 hari meliputi tindakan

Sedangkan pada tinjauan pustaka di Intervensi Keperawatan dengan diagnosa Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Inflamasi pada persendian dibuktikan dengan kaki yang sulit

4.3 Intervensi Keperawatan Pada diagnosa nyeri kronis berhubungan dengan kondisi muskoloskeletal kronis mengalami kesenjangan dikarenakan pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus ada

Sedaangkan pada kasus nyata pelaksanaan telah disusun dan direlasasikan pada pasien dan ada pendokumentasikan intervensi 4.4.1 Implementasi diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan

Pada tinjauan kasus hanya ditemukan empat diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan miokard, ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan

4.3 Diagnosa keperawatan 4.3.1 Antara lain : 4.3.1.1 Nyeri akut berhubungan dengan luka bekas operasi pada abdomen 4.3.1.2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada