METODE LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MASALAH PRIBADI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-
IJTIHAD DANGER KECAMATAN MASBAGIK KABUPATEM LOMBOK TIMUR
Oleh
MUHAMMAD NASIR NIM : 15.3.14.4.051
PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2020
METODE LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MASALAH PRIBADI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-
IJTIHAD DANGER KECAMATAN MASBAGIK KABUPATEM LOMBOK TIMUR.
Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
MUHAMMAD NASIR NIM : 15.3.14.4.051
PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2020
MOTTO
رِ لۡ وَ لۡٱ وَ
َّنرِإ ١ وَه وَنورِ لۡٱ ٍ لۡنُخ يرِفوَٱ
َّلَّرِإ ٢ وَه رِ َّٱ ْاوُل رِموَع وَ ْاوُىوَماوَء
رِ وَ رِل َّ ٱ رِ ْا لۡووَاا وَووَ وَ
رِقِّ وَ لۡٱ رِ ْا لۡووَاا وَووَ وَ
رِ لۡ َّ ٱ ٣
Artinya: 1. Demi masa
2.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian.
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran1
1Depag RI, Qs. Al-As’r:1-3
PERSEMBAHAN
‘’kupersebahkan skripsi ini kepada orang tuakku, AmaqMuliah, Inaq Sairah, dan untuk kakak-kakak ku Almh,Muliana zohirah,Yuliani dan, semua keluarga, sahabat Pnu Lauq dan teman-teman yang telah bejuang bersamaku dan memotivasi aku,untuk sahabat ku Ulul Azmi,Ihdal Husnaini yang selalu cerewet,ngomel- ngomel,jika aku malas mengerjakan Skrifsi.’’
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah s.w.t, Tuhan semester alam atas semua karunia, hidayah, serta inayahnya yang diberikan kepada seluruh hambanya di Dunia dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepadaNabi Muhammad S.a.w, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu antaralain :
1. Syamsul Hadi, M.Pd sebagai pembimbing I yang juga memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan koreksi mendetail secara terus menerus dan tanpa bosan di tengah kesibukannya yang cukup padat sehingga skripsi ini dapat selesai dengancepat dan baik.
2. H. Masruri, Lc.M.A sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, masukan, saran dan koreksi di tengah kesibukannya di kampus UIN Mataram dan lembaga-lembaga lainnya, sehingga skripsi ini bias lebih matang dan cepat selesai.
3. Rendra khaldun, M.Ag selaku Ketua Prodi BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (BKI) yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama proses pengerjaan skripsi hingga selesai.
4. Dr. H. Subhan Abdullah Acim, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang juga memberikan dukungan melalui program luar yang disalurkan di Fakultas.
5. Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan member dukungan fasilitas yang memadai untuk menunjang aktifitas perkuliahan di kampus.
6. Kedua orang tua beserta segenap keluarga yang dengan kesungguhan telah medidik dan membiayai penulis sampai terwujudnya penyeselesaian skripsi ini.
7. Teman-teman seperjuangan Jurusanbimbingan konseling islam (BKI)yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat untuk penulis.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut diberikan pahala yang berlipat ganda, diberikan taufiq dan hidayah, serta tetap dalam lindungan Allah S.W.T. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta dan tercatat sebagai amal ibadah.Amin yarobbalalamin.
Mataram, 24 – 07 - 2020 Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. TujuandanManfaat ... 7
D. RuangLingkupdan Setting Penelitian ... 8
E. TelaahPustaka ... 10
F. KerangkaTeoritik ... 13
G. MetodologiPenelitian ... 33
H. Sistematika Pembahasan ... 41
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 42
BAB III PEMBAHASAN ... 60
BAB IV PENUTUP ... 68
A. KESIMPULAN ... 68
B. SARAN ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70 GAMBAR
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keadaan Gedung Pondok Pesantre Al-ijtihada Danger Tahun Table2 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-ijtihad Danger Tabel 3 Jumlah Ustadz di Pondok Pesantren Al-ijtihad Danger Tahun Tabel4 Jumlah Santri dan Santri wati Tahun
Tabel5 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-ijtihad Danger
METODE LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP MASALAH PRIBADI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL- IJTIHAD DANGER KECAMATAN MASBAGIK KABUPATEM LOMBOK
TIMUR.
Oleh:
MUHAMMAD NASIR NIM: 15.3.14.4.051
ABSTRAK
Penelitian ini mengangkat latar belakang Metode Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Masalah Pribadi Sosial Santri di Pondok Pesantren Al- Ijtihad Danger Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur. Dalam menangani permasalahan santri diperlukan suatu metode sehingga segala permasalahan santri dapat terselesaikan.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana metode layanan bimbingan dan konseling dalam menghadapi masalah pribadi sosial santri, bagaimana perkembangan penyesuaian diri santri setelah diberikan layanan bimbingan dan konseling, dan bagaimana kendala-kendala dalam layanan bimbingan dan konseling di Pondok Pesantren Al-ijtihad Danger Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode layananan bimbingan konseling terhadap masalah pribadi sosial santri dalammenyesuaian diri di Pondok Pesantren Al-Ijtihad Danger Kecamatan Masbagik Lombok Timur,untuk mengetahui perkembangan penyesuaian diri santri setelah mendapatkan layanan bimbingan dan konseling,untuk mengetahui kendala – kendala dalam layanan bimbingan dan koseling dalam menyesuaikan diri.
Penelitianinimenggunakanmetodekualitatifdengan alasan sifatnyadeskriptif.
Adapunteknikpengumpulan data yaitu metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan membangun kedekatan secara emosional kepada subjek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1). Metode layanan bimbingan dan konseling terhadap masalah pribadi sosial santri, metode langsung, metode ceramah, metode kunjungan rumah. 2).
Perkembangan penyesuaian diri santri setelah diberikan layanan bimbingan dan konseling, santri terbuka, santri menjadi lebih baik dalam menjalankan tata tertib, santri menjadi lebih nyaman tinggal di pondok pesantren. 3). Kendala- kendala dalam layanan bimbingan dan konseling, ruangan bimbingan konseling, santri tertutup, alat- alat bimbingan dan konseling
Kata Kunci : Metode Layanan Bimbingan dan Konseling, Perkembangan Santri, Kendala- kendala dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI...vi
HALAMAN MOTTO...vii
HALAMAN PERSEMBAHAN... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL………... xv
ABSTRAK ... xvi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan dan manfaat penelitian ... 7
D. Ruang Lingkup dan Setting penelitian ... 8
E. Telaah Pustaka ... 10
F. Kerangka Teori... 13
1. Bimbingan dan Konseling ... 13
a. PengetianBimbingandan Konseling ... 13
b. FungsidanTujuan Bimbingan dan Konseling ... 15
c. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial... 16
d. Tujuan Bimbingan pribadi sosial ... 16
e. Bentuk Bimbingan Pribadi sosial ... 18
f. Fungsi Bimbingan dan konseling ... 20
g. Metode layanan Bimbingan konseling ... 21
h. Evaluasibimbingan konseling pribadi sosial ... 24
2. LandasanPelaksanaanLayananBimibingandanKonseling a. Landasan filosofi ... 25
b. Landasan psikologis ... 26
c. Ladasan sosial kultural ( budaya) ... 28
d.Landsanilmupengetahuandanteknologi ... 29
e. Landasan pedagogis ... 29
f. Landasan religious ... 29
g. Landasan yuridis formal ... 30
3. Konsep pondok pesantren dan santri... 30
a. Pengertian pondok pesantren ... 30
b. Tujuan Pondok Pesantren ... 31
c. Pengertian Santri ... 32
G. MetodePenelitian... 33
1. PedekatandanJenisPenelitian... 33
2. Kehadiran Peneliti ... 34
3. Sumber Data ... 35
4. Prosedur Pengumpulan Data ... 36
5. . Tehnik Analisis Data ... 38
6. Pengecekan Keabsahan Data... 40
H. Sistematika pembahasan ... 41
BAB II : PAPARAN DATA DAN TEMUAN DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 42
1. Identitas Pondok Pesantren ... 42
2. Sejarah pondok pesantren ... 42
3. Visi dan misi pondok pesantren ... 44
4. Keadaan Sarana dan Prasarana... 45
5. KeadaanUstadzdanSantriPondokPesantren Al- Ijtihad Danger.... ... 47
6. LetakGeografisPondok Pesantren Al- Ijtihad Danger... 48
7. Materilayananbimbingan dan konseling pribadi sosial ... 49
B. Metode LayananBimbinganKonselingTerhadapMasalahPribadiSosial Santri di pondok pesanten Al- Ijtihad Danger………..52
C. Perkembangan PenyesuainDirisantrisetelahMendapatkanLayananBimbingan Konseling Di PondokPesantren Al-ijtihad Danger……. 55
D. Kendala-
kendalaDalamLayananBimbingankonselingpribadisosialsantr idalammenyesuaikandiri di pondok peantren Al-ijtihad Danger………..58 BAB III : PEMBAHASAN
A. Metode Layanan Bimbingan Konseling Terhadap Masalah Pribadi Sosial Santri di pondok pesanten Al- Ijtihad danger....60 B. Perkembangan Penyesuain Diri santri setelah Mendapatkan Layanan
Bimbingan Konseling Di Pondok Pesantren Al-ijtihad Danger....63 C. Kendala- kendalaDalamLayananBimbingan dan Konseling
Pribadi Sosial Santridalam Menyesuaikandiri...66
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan………68
B. Saran – saran………..69
DAFTAR FUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk sosial dan apabila tidak memiliki keterampilan hubungan sosial dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan baik itu dapat mendorong kearah suatu kehidupan yang penuh dengan kesepian dan tekanan. Seseorang yang memiliki keterampilan hubungan sosial dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat membangun hubungan dengan orang secara efektif.Person dalam Sarlito W.Sarwono menjelaskan bahwa kita tidak dapat menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain,mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi, serta berusaha mempertahankan intraksi tersebut, kita melakukan interaksi hubungan interpersonal ketika kita mencoba untuk berintraksi dengan orang lain,hubungan tediri dari dua orang atau lebih yang memliki ketergantungan satu sama lain dan memiliki pola intraksi yang konsisten.2
Di pondok pesantren Al- ijtihad danger ada dua orang anak yang tidak bisa bergaul dengan santri yang lain dan mereka berdua tinggal di kamar ustadz yang biasanya di gunakan oleh ustadz yang menginap di pondok pesantren, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui pemasalahan yang terjadi kepada kedua santri di pondok pesantren .
2Sarlito W. Sarwono, Psikologi Sosial, ( Jakarta Selemba Humarika, 2009), hlm.67.
Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan-keterampilan sosial akan menyebabkan dia tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan merasa rendah diri, di kucilkan dari pergaulan, cendrung berperilaku yang, bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim biasa menyebabkan gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal,dan tindakan kekerasan. Dengan demikian penyesuaian diri itu sangat penting bagi remaja dengan lingkungannya.
Dari penjelasan di atas bahwasanya penyesuaian diri itu merupakan sebuah keterampilan hubungan sosial yang dapat menjadikan kita keluar dari kehidupan yang sepi dan dapat menarik banyak orang untuk berintraksi dengan diri kita di lingkungan manapun kita berada.Apabila di bandingkan dengan mahluk hidup lainnya, manusia terbukti paling mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Mulai dari lingkungan yang tanpa mengandung resiko hingga lingkungan dengan resiko berat. Selain memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, manusia juga mampu menyesuaikan diri dengan tekanan sosial di masyarakatnya. Manusia selain megalami adaptasi fisik, juga mengalami penyesuain-penyusaian sosial.3
Pada dasarnya kehidupan sosial memperlihatkan corak hubungan yang berusaha mengubah atau menyesuaikan diri.Akan tetapi, tidak selamanya usaha penyesuain itu berhasil dengan baik dan kadang individu mengalami kegagalan dalam proses penyesuain diri. Kegagalan dalam penyesuaian diri disebut
3Pura Atmaja Prawira,Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru,( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media). hlm.356.
maladjustment.4 Kegagalan penyesuaian diri ini merupakan sebuah problem yang harus diselesaikan di dalam kehidupan manusia. Sehingga seluruh problem kehidupan manusia,(fisik, psikis, keluarga, sosial,religius) menuntut adanya penyelesaian.Akan tetapi, tidak semua problem dapat di selesaikan oleh individu, sehingga kadangkala membutuhkan seorang ahli sesuai dengan jenis problemnya.5
Secara umum, kehidupan yang tenang, tenteram dan bahagia sudah menjadi dambaan setiap orang, meskipun tak semua orang dapat mmenuhi keinginan itu, sebab sudah menjadi sunatullah bahwa manausia memiliki keterbatasan, kegundahan, kegelisahan, dan berbagai macam gangguan psikolgis lainnya yang akan menghambat dalam memnyesuaikan diri dalam memenuhi kebutuhannya di setiap lingkungan yang berbeda dan itu menjadi sebuah problem atau permasalahan yang harus diselesaikan.
Sebelum terjadinya problem–problem pada diri seseorang diperlukan suatu bimbingan supaya dapat menyelesaikannya sendiri. Akan tetapi setiap seseorang pasti membutuhkan orang lain untuk membantunya menyelesaikannya, karena manusia merupakan mahluk sosial yang pasti akan butuh bantuan dari orang lain,disaat orang lain membantu seseorang dalam mencari jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahannya itulah di sebut bimbingan dan konseling.
4Bahrudidin, Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadp Fenomena, (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media,2002).hlm.75.
5 Saiful Ahyar Lubis, Konseling Islam, (Yogyakarta: Elsaq Press, 2007), hlm.11.
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan yang diberikan kepada orang lain,baik secara perorangan ataupun kelompok,agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal,dalam bidang kehidupan pribadi,kehidupan sosial,kemampuan belajar precanaan karier. 6 Untuk mencapai semua yang disebutkan dalam pegertian bimbingan dan konseling di perlukan sebuah lembaga,baik itu lembaga sosial maupun pendidikan.
Metode merupakan suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk pencapaian suatu tujuan, dalam bimbingan dan konseling bisa dikatakan sebagai suatu jalan atau cara tertentu yang digunakan dalam memulai proses bimbingan dan konseling agar mencapai tujuan yang diinginkan. Secara umum ada dua metode dalam bimbingan dan konseling, yaitu metode bimbingan individual, dan metode layanan bimbingan kelompok.7
Metode bimbingan individual merupakan ini merupakan upaya pemberian bantuan secara individual dan langsung betatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor) dengan konseli, masalah masalah yang dipecahkan melalui metode ini adalah masalah yang bersifat pribadi. Metode bimbingan kelompok, cara ini digunakan untuk membantu konseli memecahkan masalah melalui kegiatan, masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang di sarankan bersama oleh kelompok.
6Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers.2014), hlm.1.
7http://belardobk.blogspot.co.id/2013/07/metode-bimbingan-dan-konseling.html
Di dalam pondok pesantren banyak sekali santri yang terganggu kehidupan sosialnya di pondok karena permasalahan pribadinya yang belum terselesaikan dan sehingga dia tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan pondok,lingkungan pondok pesantren berbeda dengan lingkungan di rumah santri,di pondok santri terikat dengan aturan yang sudah ditentukan karena pondokpesantren merupakan sebuah lembaga.Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh para mubaligsebagi tempat membimbing generasi penerus dan penyebar agama islam di daerah masing–
masing.
Dalam lingkungan pondok pesantren santri berasal dari berbagai macam golongan,sehingga ada santri yang dengan mudah menyusaikan dirinya dengan cepat dan adapula santri yang butuh waktu lama untuk menyusaikan dirinya.8 Sehingga diperlukan layananan bimbingan dan konseling dalam membantu santri dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang berbeda dari lingkungan tempat mereka tinggal sebelumnya. Terkadang santri juga tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya di karenakan masih ada masalah yang belum juga terselesaikan dari sebelum masuk ke pondok pesantren.Oleh karena itu ustadz yang sebagai konselor dan pembimbing di pondok pesantren perlu memberikan layanan bimbingan dan koseling terhadap santri yang tidak
8 Abdul Fattah,Ismail Thoib,Mukhlis Muma Leon,Islamologi IV Tafsir Islam Warna – Warni,hlm.69.
dapat menyesuaikan dirinya karna masalah pribadi yang belum terselesaikan yang sampai mempengaruhi aktivitas sosialnya di pondok pesantren.
Secara umum metode layanan bimbingan dan konseling dalam setiap lembaga sama saja akan tetapi peroses layananan dan hamabatan-hambatan yang di temukan seorang kenselor pasti berbeda,dan juga tingkat keberhasilannya berbeda.
Dari observasi menunjukkan bahwa proses bimbingan dan konseling di pondok pesantren Al- ijtihad danger telah lama berjalan sehingga dalam setiap masalah yang di hadapi santri dapat terselesaikan, dalam setiap penyelesaian permasalahan santri konselor atau majlis pembimbing santri menggunakan cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikan permasalahan santri, karena dari setiap santri memiliki permasalahan yang berbeda- beda. Dalam keberhasilan majlis pembimbing santri menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi santri tidak lepas dari cara-cara yang tersusun yang di gunakan dalam menangani setiap permasalahan santri. Adapun masalah sosial santri di pondok pesantren Al- ijtihad Danger, mengasingkan diri dari santri yang lainnya, ingin keluar dari pondok pesantren, dari masalah ini peneliti tertarik untuk mengaetahui metode yang di gunakan majlis pembimbing santri/ konselor dalam menyelesaikan permasalahan yang di hadapi santri.9
9 Observasi, tanggal 8 Desember 2017
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Metode Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Masalah Pribadi Sosial Santri di Pondok Pesantren Al-ijtihad Danger Kecamatan Masbagik Kabupatem Lombok Timur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah penelitiannya dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana metode layanan bimbingan konseling terhadap masalah pribadi sosial santri di Pondok Pesantren Al- Ijtihad Danger?
2. Bagaimana perkembangan penyesuaian diri santri setelah diberikan layanan bimbingan dan konselingdi Pondok Pesantren Al-Ijtihad Danger?
3. Apa kendala-kendala dalam layanan bimbingan konseling terhadap masalah pribadi sosial santri dalam menyesuaikan diri di Pondok Pesantren Al-Ijtihad Danger?
C. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. untuk mengetahui metode layananan bimbingan konseling terhadap masalah pribadi sosial santri dalam menyesuaian diri di Pondok Pesantren Al-Ijtihad Danger Kecamatan Masbagik Lombok Timur.
b. Untuk mengetahui perkembangan penyesuaian diri santri setelah mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.
c. Untuk mengetahui kendala –kendala dalam layanan bimbingan dan koseling dalam menyesuaikan diri.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan data memberikan manfaat yang bersifat teoris maupun praktis.
a. Secara Teoritis,sebagai sumbangan pengembangan tentang bimbingan pribadi sosial dalam penanganan problem-problem santri dan sumbangan ilmu bagi perkembangan konseling dimana bimbingan pribadi sosial menjadi salah satu bimbingan untuk menangani maslah di alami konseli.
b. Secara Praktis,peneliti ini diharapkan dapat bemanfaat bagi siapapun yang berkepentingan yang ingin menggali dan mempelajari lebih mendalam metode layanan bimbingan konseling terhadap masalah pribadi sosial santri Pondok Pesantren Al-Ijtihad Danger Kecamatan Masbagik kabupaten Lombok Timur.
D. Ruang Lingkup dan Setting penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan dari masalah dan tujuan diatas untuk memperjelas arah penelitian perlu dibatasi ruang lingkupnya adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah:
a. Subjek penelitian adalah orang yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan peneliti, baik secara tertulis maupun lisan dengan kata lain di sebut dengan responden. Dalam penelitian ini yang peneliti jadikan subjek
peneliti yaitu: majlis pembimbing santri, santri dan pimpinan pondok pesantren.
Dasar-dasar pertimbangan dalam penentuan subjek penelitian tersebut adalah:
1. Majlis pembimbing diasumsikan sebagai pelaksana kegiatan bimbingan pribadi sosial di pondok pesantren.
2. Santri merupakan sasaran kegiatan layanan bimbingan dan konseling 3. Pimpinan pondok pesantren merupakan sebagai pemantau perilaku
santri yang telah mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.
b. Objek penelitian adalah sesuatu yang diteliti, dan tentang apa saja yang di gali atau dicari dalam penelitian. Adapun yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah bagaimana metode layanna bimbingan konseling terhadap masalah pribadi sosial santri yang meliputi penyesuaian diri, bagaimana perkembangan penyesuaian diri santri setelah di berikan layanan bimbingan konseling, kendala-kendala dalam proses layanan bimbingan konseling di Pondok Pesantren Al-Ijtihad Danger Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.
2. Setting penelitian
Dalam penelitin ini,peneliti memilih lokasi penelitian diPondok Pesantren Al-Ijtihad Danger Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur dengan beberapa alasan antara lain:
a. Peneliti tertarik untuk mengetahui metode layanan bimbingan konseling Pondok pesantren Al-ijtihad danger dalam membimbing dan menyelesaikan masalah pribadi sosial santri.
b. Pondok pesantren Al-Ijtihad danger termasuk Pondok Pesantren yang sudah lama berdiri di Danger Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur yang sudah banyak memberikan kontribusi pengetahuan dan sikap keberagaman sehingga layak untuk dijadikan sasaran atau lokasi penelitian.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka dilakukan untuk menjelaskan posisi penelitian yang sedang di laksanakan(State Of Affair) di antara hasil-hasil penelitian atau buku-buku terdahulu yang bertopik senada (Prior Research On The Topic).Tujuannya adalah untuk menegaskan kebaruan,originalitas dan urgensi penelitian sebagai pengembangankeilmuan terkait.jadi pustaka yang di telaah harus memiliki signifikasi dan relevansi penelitian.
Sebagaimana telah diuraikan diatas,bahwa penelitian ini difokuskan pada metode layanan bimbingan konseling terhadap masalah pribadi sosial santri yang meliputi penyusaian diri dan menghadapi konflik di PONPES Al ijtihad Danger Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.
Maka telaah pustaka dilakukan dengan mengkaji teori-teori dan naskah – naskan yang berkaitan dengan fokus pembahasan atau yang senada dalam
penelitian ini.Adapun karya tulis ilmiah yang memiliki kemiripan dengan peneliian ini di antaranya:
2. Subroto, yang berjudul Hubungan Layanan bimbingan pribadi dan Layanan bimbingan sosial dengan Proses Sosialisasi Pada Siswa SLTP Negeri 2 Pakem Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yokyakarta Tahun Ajaran 1997/1998.Penelitian ini membahas apakah ada hubungan antara hubungan layanan pribadidan sosial dengan dengan proses sosialisasi pada siswa SLTP negeri pakem dan metode yang di gunakan adalah ,metode kuantitatif.10
Persamaan penelitian peneliti dengan penelitian ini adalah sama-sama peneletian tentang kepribadian dan sosial, dan adapun perbadaannya, penelitian ini menggunakan penelitian kuntitatif sedangkan penulis menggunakan penelitian kualitatif ,lokasi penelitian ini di lembaga formal (sekolah) sedangkan penulis melakukan penelitian di lembaga informal (pondok pesantren.
3. Wasudin,yang berjudul Pelaksanaan Bimbingan pribadi Sebagai Usaha Preventif Menyimpang Siswa (Study Kasus di Mts Al-Furqon Sanden Bantul).11
Persamaannya adalah sama- sama meneliti tentang bimbingan pribadi sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini memfokuskan pada usaha
10 Subroto,Hubungan Layanan Bimbingan Pribadi dan Layanan Bimbingan Sosial dengan Proses Sosialisasi Pada Siswa SLTP Negeri 2 Pakem KLabupaten Sleman tahun ajaran 1997/1998,(Skripsi,fakultas Ilmu pendidikan UNY Yogyakarta,2010).
11 Wasudin,Pelaksanaan Bimbingan Pribadi Sebagai Usaha Preventif Menyimpang Siswa,(Study Kasus MTs Al–Furqan Sanden Bantul),Skripsi Fakultas Dakwan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2011).
pencegahan terhadap prilaku menyimpang siswa,dan penelitian penulis memfokuskan terhadap penyelesaikan terhadap masalah pribadi sosial santri.
4. Jurnal yang telah ditulis Ellia Flurentin,dengan judul Pendidikan Budi Pekerti:Salah satu Bidang Garap dalam Bimbingan Pribadi-Sosial,laporan penelitian IKIP Malang.
Persamaan peneletian penulis dengan jurnal ini sama- sama mebahas tentaang pribadi sosial, sedangkan perbedaan penelitian penulis dengan jurnal ini adalah Jurnal ini membahas bahwa upaya untuk menjadikan bangsa beradab harus di mulai dari pemberian pendididikan budi pekerti kepada anak sejak dini,karena sikap positif atau negative anak tergantung pada pendidikan dari orang tua dan lingkungan, sedangakan penelitian penulis di sini membahas tentang penyelesaian terhadap masalah pribadi sosial santri . 5. Fauzi Azmi,jurusan Pendidikan Agama Islam pada tahun 2010 dengan judul,
Peran Pondok Pesantren Al-Hulamy dalam Menanggulagi Kenakalan Remaja d Desa Sesela Kecamatan Gunung Sari.12
Persamaannya dengan Peneliti ini adalah sama-sama memfokuskan tempat penelitian di pondok pesantren.Sedangkan perbadaanya adalah peneliti ini memfokuskan penelitiannya pada proses menanggulangi kenakalan remaja melalui pondok pesantren.Metode yang di gunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatatif. Sedangkan penelitian penulis disini memfokuskan
12 Fauzi Azmi,Peranan Pondok Pesantren Al-Hulamy Dalam Menanggulangi Kenekalan Remaja di Desa Sesela Kecamatan Gunung Sari,(Skripsi IAIN Mataram ,2010),hlm.79.
penelitian pada pondok pesantren dan metode layanan bimbingan dan konseling yang digunakan dalam menyelesaikan masalah pribadi sosial santri.
Dari penelitiain di atas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa meskipun telah banyak penelitian tentang pribadi sosial danpondok pesatren akan tetapi penelitian lebih banyak memfokuskan penelitiaannya pada sekolah dan pada pondok. Sedangkan penelitian penulis di sini memfokuskan pada usaha maljis pembimbing santri dalam membantu santri yang tidak mampu menyelsaikian permasalahan pribadi sosialnya dan bagaimana metode layananan bimbingan konseling terhadap masalah pribadi sosial santri, perkembangan santri setelah diberikan layanan bimbingan dan konseling serta kendala – kendala dalam memberikan layanan bimbingan konseling di podok pesantren Al- Ijtihad danger tahun 2017.
F. Kerangka Teori
4. Bimbingan dan Konseling
a. Pengetian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya terkandung beberapa makna.Sertzer dan Stone (1996:3) menemukan bahwa guidance berasal dari kata guide yang mempunyai arti to direct,pilot,manager,or steer (menunnjukan, menentukan, mengatur, dan mengemudikan).13Menurut Prayitno dan Emran bimbingan adalah proses proses pemberian bantuan yang di lakukan oleh orang yang ahli kepada
13 Sutirna,Bimbingan dan Konseling,( Yogyakarta: CV Andi Offset,2013),hlm.10-11.
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasrkan norma-norma yang berlaku.
Sedangkan menurut Mohammad Surya bimbingan adalah suatu proses beriorientasikan belajar dilakukan dalam suatu lingkungan sosial, antara seorang dengan seorang, dimana konselor yang memiliki kemampuan professional dalam bidang bidang keterampilan dan pengetahuan psikologis,berusaha membantu klien dengan metode yang cocok dengan kebutuhan klien tesebut,dalam hubungannya dengan keseluruhan program ketenangan,supaya dapat mempelajari lebih baik tentang dirinya sendiri, belajar bagaimana memanfaatkan pemahamantentang dirinya untuk realistik,sehingga klien dapat menjadi anggota masyarakat bahagia dan lebih produktif.14
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang di berikan oleh seorang yang ahli dan memiliki kamampuan professional kepada seorang individu maupun klompok agar dapat mengembangkan dirinya sendiri,menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya,sehingga konseli menjadi orang yang bahagia dalam menjalani kehidupannya.
14 Saiful Ahyar Lubis,Konseling Islami,(Yogyakarta: Elsaq Press,2007).hlm.38.
b. Fungsi dan Tujuan Bimbingan dan Konseling Fungsi bimbingan dan konseling di antaranya :
1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memili pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
2) Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak di alami oleh konseli.
3) Fungsi pengembagan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya yang lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa brupaya untuk menciptakan suasana yang kondusif.
4) Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
5) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memeilih kegitatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri keperibadian lainnya.
6) Fungsi adaptasi.
7) Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara dinanis dan konstruktif.
8) Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimibngan dan konseling utnuk membantiu konseli sehingga dapat memerbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak.
9) Fungsi fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
10) Fungsi pemliharaan, yaitu fungsi bimngan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
c. Pengertian Bimbingan Pribadi Sosial
Bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah – masalah pribadi sosial. Yang tergolong dalam masalah pribadi sosial adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan guru, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan dengan lingkungan pendidikan, masyarakat tempat mereka tinggal, dan peyelesaian konflik.15
d. Tujuan Bimbingan Koseling pribadi sosial
Dalam buku Feni Hikmawati tujuan bimbingan dan konseling tekait dengan aspek pribadi-sosial adalah sebagai berikut:
15 Syamsu Yusuf, L. N, Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan &Konseling, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.11.
1. memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2. memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3. memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan( anugrah) dan yang tidak menyenangkan(musibah), serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
4. memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik secara fisik maupun psikis.
5. memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
6. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
7. bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
8. memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen, terhadap tugas dan kewajibannya.
9. memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama manusia.
10. memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun orang lain.
11. memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.16 e. Bentuk – bentuk Bimbingan pribadi sosial
Ada beberapa bentuk bimbingan pribadi sosial: 17 pertama, bimbingan terkait problem penyesuaian diri. Tidak semua santri dapat beradaptasi dengan lingkungan secara baik. Dalam suatu lembaga pondok pesantren pasti selalu ada santri yang memiliki kekurangan tersebut. Santri dapat dikatakan memiliki kemampuan dalam penyesuaian diri secara baik apabila mamapu beradaptasi dengan lingkungan keluarga, pondok pesantren dan masyarakat. Karakteristik penyesuaian diri tersebut adalah sebagai berikut.18
1. Di lingkungan keluarga
a) Menjalin hubungan yang baik bersama keluarga.
b) Mentaati peaturan yang di tetapkan orang tua.
c) Menerima tanggung jawab dan batansan-batasan norma dalam keluarga.
2.Di lingkungan pondok pesantren
a) Menerima peraturan pondok pesantren
16 Fenti Hikmawati, Bimbingan &Konseling,(Jakarta: Rajawali Pers,2014),hlm.69-70.
17 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), hlm. 125.
18 Syamsul Yusuf, Psikolgi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2010), hlm.199.
b) Ikut berpartisipasi dalam kegiatan pondok pesantren c) Menjalin persahabatan dengan teman- teman pondok
d) Bersikap hormat terhadap pimpinan pondok pesantren dan para ustadz.
3. Di lingkungan masyarakat
a) Mengakui dan respek terhadap hak- hak orang lain.
b) Menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain c) Bersikap simpati terhadap orang lain
d) Bersikap respek terhadap nilai- nilai, hokum, tradisi, dan kebijakan- kebijakan masyarakat.
Kedua, bimbingan terkait problem menghadapi konflik santri.
Merupakan suatu yang wajar jika remaja memiliki rasa ingin tau yang tinggi terhadap hal- hal yang baru, karena masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak- anak menuju dewasa. Macam-macam konflik yang di hadapi remaja juga mulai bermunculan, konflik tersebut adalah konflik terhadap orang tua,konflik sesama temen, maupun konflik kepada ustadz.
Macam- macam konflik yang di hadapi santri:
1. Konflik sesama teman
a) Timbulnya persaan benci karena status sosial yang berbeda
b) Iri terhadap prestasi teman, sehingga menimbulkan kecurangan dalam bersaing.
c) Berkelahi karena berebut teman dekat, emosi dan lain-lain.
2. Konflik dengan orang tua
a) Merasa di bedakan dalam keluarga sehingga mersa asing.
b) Timbulnya perasaan benci karena orang tua yang tidak adil.
c) Kurangnya perhatian dari orang tua.
Ketiga, bimbingan terkait problem santri. Dengan adanya bibmingan dari orang tua ataupun pondok pesantren maka santri akan menuju kearah pergaulan yang positif, namun sebaliknya jika kurang mendapatkan bimbingan maka akan menuju pergaulan yang buruk dan bias jadi santri masuk pada pergaulan bebas.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pergaulan bebas:
a) Waktu luang yang tidak bermanfaat akan mudah menimbulkan pergaulan bebas.
b) Kurangnya pehatian dan pengawasan darai orang tua.
c) Kurangnya pelaksanaan ajaran agama dan kurangnya pengetahuan agama, yang teruma sekali bagi remaja kurangnya melaksanakan ajaran agama yang di anutnya.
i. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Fungsi bimbingan dan konseling dalam aspek pribadi-sosial yang diungkapkan oleh Totok dan Rima Puspita yaitu:
1. Berubah menuju pertumbuhan, Padabimbingandan konseling pribadi sosial,konselor secara berkesinambungan menfasilitasi individu agar
mampu menjadiagen perubahan (agent of change) bagi dirinya dan lingkungannya.
2. Pemahaman diri secara penuh dan utuh, individu memahami kelemahan dan kekuatan yang ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan yang ada diluar dirinya. Pada dasarnya melalui bimbingan pribadi sosial diharapkan individu mampu mencapai tingkat kedewasaan dan kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan.
3. Belajar berkomunikasi yang lebih sehat, bimbingan pribadi sosial dapat berfungsi sebagai media pelatihan bagi individu untuk berkomunikasi secara lebih sehat dengan lingkungannya.
4. Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat, bimbingan dan konseling pribadi-sosial digunakan sebagai media untuk menciptakan dan berlatih perilaku baru yang lebih sehat.
5. Belajar untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh, melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat dengan spontan, kreatif, dan efektif dalam mengungkapkan perasaan, keinginan, dan inspirasinya.
j. Metode layanan Bimbingan konseling
Secara umum metode layanan bimbingan dan konseling ada tiga, yaitu:19
19 Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014).hlm. 128-130.
1) Metode direktif, yaitu metode terapeutik dalam proses pelayanan dan konseling. Dalam metode ini konselor mengambil posisi aktif dalam merangsang dan mengarahkan konseli dalam pemecahan masalahnya.
Pendekatan metode ini dalam proseses bimbingan bersifat langsung dan terkesan otoriter.contoh tehnik yang termasuk dalam metode ini adalah: ceramah, nasihat, dan lain-lain.
2) Metode nondirektif, metode ini juga di sebut dengan metode client centered (metode yang terpusat pada konseli), dengan metode ini konseli menjadi titik pusat pelayanan. Klien diberi kesempatan seluas- luasnya dan sebebas-bebasnya untuk untuk mengutarakan isi hati dan pikirnnya. Peranan kenselor/ pembimbing terbatas pada upaya untuk merangsang, membuka penghalang kebebasan dan memberikan keberanian untuk mengemukakan maslah yang di hadapi konseli, kemudian menyimpulkannya.
3) Metode elektif, yaitu metode yang memadukan antara metode diriktif dan metode nondiriktif. Dengan metode elektif, konselor dalam melakukan pendekatan bimbingan dan konseling tidk hanya terfokus pada satu metode saja, akan tetapi, bias memiliki fleksibilitas dalam menggunakan metode-metode yang ada, karena masing-masing metode tersebut ada kelebihan dan kekurangannya. Fleksibilitas perlu dilakukan konselor karena dalam situasi dan kondisi tertentu, dalam masalah dan kesulitan yang berbeda, konselor perlu memadukan
metode direktif dan nondirektif, demi efektifitas dan efisiensi dalam proses layananan bimbingan dan konseling.
Metode layanan bimbingan konseling dalam aspek pribadi sosial bila di lihat dari segi komunikasi dibagi menjadi 2 yaitu metode langsung dan tidak langsung.Penjelasan metode metode tersebut yaitu:20
1) Metode langsung adalah metode dimana seorang konselor melakukan komunikasi secara betatap muka dengan konseli.
2) Metode tidak langsung adalah motede bimbingan dengan menggunakan media komunikasi.
Di dalam al-qur’an juga menyerukan kepada kita untuk saling menhidupkan, membangkitkan antara yang satu dengan yang lain.
Sebagaiman firman Allah Swt (al-maidah :32) yang artinya: ”Barang siapa yang membunuh seseorang dengan tidak ada kesalahan atau memmbuat kerusakan di muka bumi ini,seolah –olah dia dia telah membunuh manusia semua.Barangsiapa yang menghidupkan seseorang,seolah-olah dia menghidupkan manusia lainnya”.21
Dari arti ayat di atas dapat kita lihat bahwa pentingnya saling membantu dan saling membgakitkan semangat dalam menjalani kehidupan dalam rangka untuk mencapai sebuah tujuan kita masing- masing,karena itulah kita sebut mahluk sosial.
20 Aunur Rahim Fakih,Bimbingan dan Konseling dalam Islam,(Yogyakarta:UII Press,2014),hlm55.
21 Ismail Thoib,Filsafat Pendidikan Islam,(IAIN Mataram,2012),hlm.26.
k. Evaluasi bimbingan konseling pribadi sosial
Evaluasi di artikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) secara berkala, bekesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan siakp dan perilaku atau tugas-tugas perkembangan para santri melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan.22
Evaluasi dalam program kegiatan bimbingan pribadi sosial dapat terpenuhi atau tidaknya kebutuhan- kebutuhan santri. Hal ini sebagi acuan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektipan bimbingan pribadi sosial yang telah dilaksanakan sehingga informasi tersebut menjadi dasar dalam menetapkan langkah-langkah tindak lanjut perkembangan para santri melalui program yang telah di laksanakan.
Fungsi evaluasi antara lain sebagai berikut:Memberikan umpan balik (feat back) kepada guru bk untuk memperbaiki atau mengembagnkan program bimbingan dan konseling, memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran dan orang tua siswa tentang perkembangan siswa secara bersinergi atau berkolaburasi dalam meningkatkan kualitas implementasi program bk.
5. Landasan Pelaksanaan Layanan Bimibingan dan Konseling h. landasan filosofi
Landasan filosofi merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman secara khusus dalam melaksanakan setiap kegiatan
22 Salahudin Anas, Bimbingan dan Konseling (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm.220.
bimbingan dan konseling. Landasan filosofis dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling cenderung berkaitan dengan pertanyaan filosofis tentang hakikat manusia. Tanpa memahami filsafat tentang manusia, pelaksanaan layananan bimbingan dan konseling akan menjadi tidak optimal hasilnya. 23
Oleh karena itu, setiap pelaksana layanan bimbingan dan konseling hatus memperhatikan landasan filosofi secar sungguh-sunguh. Prayitno (2003) memberikan gambaran tentang hakikat manusia yang harus di ketahui oleh setiap pelaksana layanan bimbingan dan konseling yaitu:
1. Manusia adalah mahluk rasional.
2. Manusia dapat mengatasi masalah-maslahnya apabila mammpu memamfaatkan kemampuan yang ada pada dirinya.
3. Manusia berusaha terus menerus mengembangkan dan menjadikan dirinya sendiri.
4. Manusia di lahirkan dengan potensi baik dan buruk.
5. Manusia mememiliki dimensi fisik,psikis,dan spiritual yang harus di kaji secara mendalam.
6. Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya 7. Manusia adalah unik.
8. Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri.
23 Sutirna, Bimbingan dan konseling, ( Yogyakarta: CV Andi Offset, 2013).hlm. 36.
9. Manusia pada hakikatnya positif; yang pada setiap dan dalam suasana apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan sesuatu.
i. Landasan psikologis
Manusia terus berkembang dan mengalami perubahan secara bertahap sehingga berpengaruh besar terhadap penyenggaraan layanan bimbingan dan konseling di berbagai bidang. Landasan psikologis adalah landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan( konseli).24
Juntika menambahkan bahwa landsan psikologis berkaitan erat dengan proses perkembangan manusia yang sifatnya unik berbeda dari individu lain dalam perkembagnannya. Untuk kepentingan bibmbingan dan konseling, beberapa kajian psikolgi yang perlu di kuasai oleh konselor adalah tentang:
1) Motif dan motivasi
Motif dan motivasi berkaitan dengan dorongan yang menggerakkan seorang yang berperilaku maik motif primer maupun skunder. Motif primer adalah motif yang di dasari oleh kebutuhan asli yang di miliki individu semenjak dia lahir, seperti rasa lapar, bernafas dan sejenisnya.
Sedangkan motif sekunder adalah motif yang terbentuk dari hasil belajar. Motif ini di aktifkan dan di gerakkan baik dari dalam diri
24Ibid, hlm.38
individu (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekntrinsik), menjadi bentuk indstrumental atau aktivitas tertentu yangmerahkan pada suatu tujuan.
2) Pembawan dan lingkungan
Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor yang mempengaruhi indivu. Pembawaan yaitu segala sesuatu yang di bawa sejak lahir dan merupakan hasil dariketurunan, yang mencakup psiko- fisik, sperti struktur otot, warna kulit dan golongan darah, kecerdasan, atau cirri-ciri priibadi lainnya. Pada dasarnya pembawaan bersifat potensial yang perlu di kembangkan. Untuk mengoptimalkan dan mewujudkannya tergantung pada lingkungan mana individu itu berada. Jhon lock dengan aliran empirisme mengatakan bahwa perkeembagan manusia di pegaruhi oleh fakor lingkungan (dalam hal ini di perlukan pendidikan).
3) Perkembangan individu
Perkembangan individu berkaitan dengan proses tumbuh dan berkembagnnya individu yang berlangsug sejak masa masa konsepsi (pra natal) sampai ahir hayatnya, tidak ada yang sama satu dengan yang lainnya. Perkermbangan tersebut meliputi asfek fisik dan psikomotorik, bahasa dan kognitf/ kecerdasan, moral dan sosial.
4) Belajar
Belajar merupakan salah satu konsep psikologi yang amat mendasar, manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar seseorang tidak akan dapat mempertahanakan dan mengembangkan dirinya.
5) Kepribadian
Gordon W. Alport (S.Hall dan Gadneer Linzey) menyatakn bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri invidu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan cara yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Abin syamsudin mengemukakan aspek-aspek kepribadian, karakter, tempramen, sikap, stabilitas emosi, renponsibilitas (tanggung jawab), sosiabilitas.
j. Ladasan sosial kultural ( budaya)
Landasn sosial budaya merupakan landasan yang dapat memeberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi soial dan budaya sebagai factor yang mempengaruhi individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial budaya dimana dia hidup. Sejak lahir dia sudah didik dan di ajarkan untuk mengembangkan pola-pola prilaku sejalan dengan tuntunan sosial budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan
dalam memenuhi tuntunan sosial budaya dapat mengakibatkan seorang individu tersingkir dari lingkungannya.25
k. Landsan ilmu pengetahuan dan teknologi
Layananan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyagkut teori maupun praktik. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi berbasis computer, sejak tahun 1980 peranan komputer telah di kembangkan dalam bimbingan dan konseling.
l. Landasan pedagogis
Ditambahkan oleh prayitno berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, bahwa dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam segala bidang diperlukan pula landasan pedagogis di tijau dari tiga segi:
1) Pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk pendidikan.
2) Pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling.
3) Pendidikan lebih lanjut sebagi inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.
m. Landasan religious
Landasan religious dalam layanan bimbingan dan konseling di tekankan pada tiga hal pokok, manusia sebagai mahluk tuhan, sikap yang
25Ibid, hlm.43
mendorong perkembangan kehidupan manusia berjalan kearah yang sesuai dengan ajaran agama,menguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembagan dan pemecahan masalah.
n. Landasan yuridis formal
Landasan yuridis formal berkaitan dengan berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelnggaraan layanan bimbingan dan konseling, yangbersumber dari undang-undang dasar.undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri, serta sebagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelengaran bimbingan dan konseling di Indonesia.26
6. Konsep pondok pesantren dan santri a. pengertian pondok pesantren
pondok pesantren bersal dari kata santri,dengan awalan pe,dan ahiran an yang berarti tempat untuk tinggal dan belajar para santri.Pengerian juga serupa di ungkapkan Soegarda Powebakawatja,menyebutkan kata santri yang berarti orang belajar agama Islam,sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam.27 Dapat di simpulkan bahwa pengertian pondok pesantren adalah suatu tempat lembaga pendidikan islam yang di tempati oleh para santri dalam rangka belajar ilmu agama islam.Pondok pesantren adalah sebauah
26Ibid, hlm. 49.
27 Siful Ahyar Lubis,Konseling Islam Kyai &Pesantren,(Yogyakarta :Elsaq Press,2007), hlm.163.
lembaga pendidikan islam minimal terdiri dari tiga unsur, Kyai/Syekh/Usytadz yang mendidik serta mengajar, Santri dengan asramanya, Masjid/Mushalla.28
b. Tujuan Pondok Pesantren
Berbicara tentang tujuan pendidikan di pondok pesantren maka tidak bisa terlepas dari tujuan manusia di ciptakan oleh Allah Swt di muka bumi ini,karena memang pesantren di bangun berdasrkan nilai-nilai agama islam.Maka Terlebih dahulu mari kita lihat tujuan manusia di ciptkan di muka bumi ini berdasrkan firman Allah Swt (QS. Al-Dzdariyat:
56),29Artinya: “tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepadaku”.Dari kandungan ayat ini dapat di pahami bahwa manusia di ciptakan di bumi in untuk menjadi hamba yang senantiasa mengabdi dan menyembah Allah SWT dengan sebaik baiknya.
Berdasarkan ayat di atas bahwa tujuan yang ingin di capai oleh pendidikan islam adalah ingin membina manusia agar mamapu menjelaskan tugasnya sebagi hamba Allah SWT .
Seiring dengan rumusan tujuan di ciptakannya manusia ,maka pondok pesantren hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memenuhi tuntunan penciptaan manusia tersebut.Hal ini terbukti dalam tujuan pendidikan pondok pesantren,yaitu menciptakan dan mengembangkan kepribadian
28Ibid,hlm.169.
29 Ismail Thoib,Filsafat Pendidikan Islam,Lppim IAIN Mataram, 2012.hlm.11.
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berahlak mulia,bermanfaat bagi masyarakat,mandiri dan teguh dalam kepribadian dalam menyebarkan agama islam.30
Oleh karena itu pendidikan pondok pesatren menitik beratkan agar agama islam ini tetap tegak dan jaya,dengan mencetak manusia yang beilmu,berahlak mulia serta menjunjung tinggi nilai –nilai agama dan masyarakat.
c. Pengertian Santri
Santri adalah siswa yang belajar di pesantren,santri dapat di golongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Santri mukim,yaitu santri yang berdatangan dari tempat-tempat dan tidak nmemungkingkan untuk pulang ke rumahnnya,maka dia di wajibkan untuk tinggal si pondok pesantren.
2. Santri kalog,yaitu santri yang berasal dari daerah sekitar pondok pesantren dan memungkinkan mereka untuk pulang ke tempat tinggal masing.31
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa santri adalah siswa yang belajar di pondok pesantren dalam rangka belajar dan memperdalam agama islam.Di dunia pondok pesantren,biasa juga terjadi seorang santri pindah ke pondok pesantren lain.Terkadang seorang santri
30 M.Sulthon Masyhud dan M. Khusnurdilo,Menejemen Pondok Pesantren,(Jakarta: Diva Pustaka,2003),hlm. 92.
31 Saiful Ahyar Lubis,Konseling Islam,hlm. 170.
bisa pindah dari pondok pesantren karena terjadi permalasahan yang tidak bisa di selesaikan,baik itu dari masalah pribadi maupun sosialnya yang tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungannya yang baru atau bahkan ada juga yang sampai berhenti dari pondok pesantren karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan pondok pesantren.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah sebuah cara atau prosedur yang akan di gunakan oleh seorang peneliti dalam pengumpulan data dan informasi dalam sebuah penelitian, setelah data di dapatkan,kemudian bagaimana mengolah data tersebut sehingga dapat dapat bermakna dan dapat di fahami oleh setiap pembaca.
1. Pedekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dalam sebuah penelitian merupakan rencana atau desain yang dari sebuah penelitian.Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan pada penelitian adalah pendekatan kualitatif,yaitu jenis penelitian yang menghasilkan temuan dan keterangan secara deskrptif tentang fenomena- fenomena yang ditemukan di lokasi dan dilakukan dalam situasi wajar(Natural Setting),dan data yang di kumpulkan besifat kualitatatif.32
Oleh karena itu, pendekatan kualikatif adalah tata cara dalam sebuah penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif,yaitu apa yang dinyatakan oleh responden,imforman baik secara lisan,tertulis atau perilaku- perilaku
32Husaini Usman, Purnomo Stiady Akbar,Metodologi Penelitian Sosial,( Jakarta :Bumi Aksara,2004),hlm.58.
secara nyata. Dengan demikian dalam sebuah penelitian kualitatif,peneliti adalah sebagai instrument utama dalam mengumpulkan data-data empiris yang berbentuk informasi lisan,tertulis ataupun tingkah laku nyata,dan dan data yang di peroleh itu akan di paparkan dan di tafsirkan oleh peneliti sendiri.
Oleh sebab itu,peneliti kali ini akan menggunakan kualitattif berdasrkan pertimbangan antara lain,karena penelitian ini berusaha menggambarkan tentang “Metode Layananan Bimibingan Konseling Terhadap Masalah Pribadi Sosial Santri Di Ponpes Al- Ijtihad Danger Kecamatan Mabagik Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian adalah sebagai pengumpul data,penafsir data,pelapor hasil penelitian,instrument utama,dengan tujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.Peneliti hadir hanya sebatas pada fungsi pengamatan dan tidak terlibat langsung dalam berintraksi dengan obyek yang di teliti.Kehadiran peneliti bukan bertujuan untuk mempengaruhi obyek yang di teliti,tapi hanya untuk mendapatkan data yang akurat,karena metode yang di gunakan ialah metode kulitatif yang dimana peneliti hanya mengumpulkan data deskriptif berupa kata-kata, tulisan atau perilaku yang dapat di amati.33
Dengan demikian,peneliti kali ini maksudkan untuk mendeskripsikan metode layanan bimbimngan dan konseling yang di gunakan dalam
33 Lexy J Moleong,Penelitian Kualitati. (Bandung:Rosida Karya,2002)hlm.3.
menangani masalah pribadi sosial santri di Ponpes Al–Ijtihad Danger Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur tahun 2017.
3. Sumber Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan obyektif terhadap apa yang diteliti,maka dianggap perlu untuk menjelaskan sumber data serta karasteristiknya dan jenis –jenis data yang yang akan di kumpulkan sehingga kualitas,validitas,dan kekurangan data–data yang di peroleh dari informasi tidak di ragukan lagi keabsahannya.
Sumber data adalah subyek/sumber tempat mendapatkan data yang di butuhkan dalam sebuah penelitian yang di duga memiliki pemahaman dan pengtahuan secara langsung maupun tidak langsung tentang yang akan di teliti.34
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah:
a. Data primer, yaitu data yang di peroleh dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber utamanya adalah pemimpin Ponpes Al- Ijtihad Danger, majlis pembimbing santri, dan santri di Ponpes Al- Ijtihad Danger melalui ustadz Sabirin, H. Duratun Nasihin, Rizal dan Rian.
b. Data skunder merupakan sumber data penelitian yang di peroleh peneliti secara tidak langsung, tetapi melalui kepustakaan. Seperti literatur skripsi
34Suharsimi Arikunto,Metode PeneltianKualitatif,(Jkarta :PT Buana Aksara,2002), hlm.107.
dan artikel.35 Berhubungan dengan penelitian ini data di peroleh dari literatur atau bacaan yang relevan, serta dokumentasi dari Ponpes Al- Ijtihad danger yang terkait dengan penelitian ini.Peneliti menggunakan mereka untuk menjadi sumber utama untuk memperoleh data-data yang di butuhkan dalam penelitian ini,karena mereka di anggap lebih mengetahui tentang hal-hal yang di butuhkan dalam penelitian.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data adalah bagian yang penting dalam sebuah kegiatan dalam penelitian untuk memperoleh data yang di butuhkan untuk memperlancar penelitian yang akan di lakukan.Sumber data dalam penelitiankualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang di peroleh,selebihnya data tambahan seperti dokumentasi dan lain- lain.36.
Adapun tehnik yang di gunakan untuk mendapatkan data penelitian ini adalah:
d. Metode observasi
Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis. Observasi menurut Syaodih N (2006: 220), mengatakan bahwa, observasi atau pengamatan merupakan
35Saifudin Azwar, Metode Penelitian , (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 91.
36 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta,2006),hlm..130.
suatu tehnik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.37
Dalam hal ini peneliti melakukan obsevasi secara non partisipatif.
Artinya peneliti hanya mengamati kegiatan bimbingan, tidak ikut serta dalam kegiatan. Metode observasi ini peneliti menggunakannya untuk mengamati berbagai aspek, seperti kondisi Ponpes Al- Ijtihad danger secara fisik dan aktifitas santri yang bermasalah.
e. Metode Interview atau Wawancara
Metode interview atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam dari yang di wawancarai.38Adapaun interview atau wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah interview atau wawancara bebas dimana pewawancara mengambil data dengan cara bertanya langsung kepada obyek yang di butuhkan.
Dalam interview atau wawancara ini peniliti mewawancarai pimpinan pondok pesantren, majlis pembimbing santri dan santri di pondok pesatren Al-ijtihad danger guna untuk mendapatkan yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.
37Djam’an Satori, Aan Komariah, metode penelitian kualitatif,hlm. 105.
38Ibid,hlm.47.
f. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data secara langsung dari tempat penelitian dalam bentuk tulisan,laporan kegitan dan data yang relevan dengan penelitian.Biasanya metode ini di gunakan untuk mendapatkan datatentang struktur,jumlah santri,tingkat pendidikan,pekerjaan jumlah lembaga pendidikan,serta data yang berkaitan dengan administrasi lainnya. 39
Dalam metode dokumentasi ini, peneliti mengumpulkan data tertulis yang dapat memberikan keterangan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, yaitu struktur organisasi pondok pesantren, absensi santri, data asatidz, dan foto-foto kegiatan di Ponpes Al-Ijtihad danger.
Dokumen yang telah peneliti kumpulkan berupa profil pondok pesantren, anbsensi santri baru tahun 2017/2018, struktur organisasi, data asatidz dan foto kegiatan santri di pondok pesantren.
5. Tehnik Analisis Data
Proses menganalisis dan menginterpretasikan data-data yang terkumpul peneliti menempuh cara analisis deskriptif kualitatif yakni setelah data terkumpul kemudian data-data tersebut dikelompokkan menurut kategori masing-masing dan selanjutnya di interpretasikan melalui kata-kata atau
39 Usman Husaini dan Stiadi Purnomo,Metode Penelitian Sosial,(Jakarta:Bumi Aksara,2004),hlm.53.