• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bioekologi dan Dinamika Daerah Penangkapan Ikan

N/A
N/A
Dreamstan

Academic year: 2023

Membagikan "Bioekologi dan Dinamika Daerah Penangkapan Ikan"

Copied!
239
0
0

Teks penuh

Ilmu sumber daya perikanan diperlukan untuk mengungkap berbagai informasi mengenai sebaran stok ikan sebagai respon terhadap perubahan perairan penangkapan ikan (habitat) yang sangat dinamis. Mata kuliah Kawasan Perikanan yang diajarkan penulis pada jenjang sarjana (S1) telah berhasil dikembangkan pada jenjang magister dengan membuat mata kuliah Teknologi Analisis Wilayah Perikanan dan Pemetaan Wilayah Perikanan pada jenjang magister (S2), serta Pemodelan Wilayah Perikanan kuliah pada jenjang doktoral (S3).

PENDAHULUAN

Daerah penangkapan ikan adalah wilayah perairan dimana alat penangkapan ikan dapat digunakan secara sempurna untuk memanfaatkan sumber daya ikan yang terdapat di sana. Suatu wilayah perairan laut dapat dikatakan sebagai “daerah penangkapan ikan” jika terjadi interaksi antar sumber daya ikan.

Gambar 1  Tiga  aspek  pertimbangan  dalam  menentukan  daerah  penangkapan yang ekonomis menguntungkan. 
Gambar 1  Tiga  aspek  pertimbangan  dalam  menentukan  daerah  penangkapan yang ekonomis menguntungkan. 

IKAN

Ikan Pelagis

Perairan Indonesia mempunyai beragam jenis ikan pelagis besar dan ikan biru kecil yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (Tabel 1). Sumber daya ikan pelagis kecil ini merupakan sumber daya neritik karena umumnya tersebar di perairan dekat pantai.

Tabel 1   Contoh  sumberdaya  ikan  pelagis  yang  bernilai  ekonomis  tinggi  di Indonesia 
Tabel 1   Contoh  sumberdaya  ikan  pelagis  yang  bernilai  ekonomis  tinggi  di Indonesia 

Ikan Karang

IKAN PELAGIS

Ikan layang

Ikan terbang yang bermigrasi tersebut masih dalam tahap belum dewasa di Laut Flores, namun setelah sampai di perairan Bawean (Laut Jawa), ikan tersebut sudah mencapai tahap dewasa. Berbeda dengan ikan terbang yang berasal dari Laut Flores pada musim timur yang banyak ditemukan di Teluk Jakarta.

Gambar 2 Beberapa jenis ikan layang di perairan Indonesia. 
Gambar 2 Beberapa jenis ikan layang di perairan Indonesia. 

Ikan kembung

Konsentrasi ikan lemuru di tenggara Pulau Jawa dan Bali terutama terdapat di Selat Bali. Ikan lemuru yang ditangkap di perairan Selat Bali mencapai 40% dari total ikan lemuru yang ada di Indonesia. Daerah penangkapan ikan purse seine lemuru di Selat Bali terletak di Klosot (Wringinan), Senggrong, Tj.

Keberadaan ikan lemuru di Selat Bali bersifat musiman karena hanya terjadi pada periode tertentu. Ikan lemuru yang ditangkap di perairan Selat Bali memijah pada bulan Juni-Juli dan berada tidak jauh dari pantai Selat Bali. Ikan lemuru di Selat Bali mempunyai kemungkinan pemijahan setiap tahun pada akhir musim hujan (Whitehead, 1985 seperti dikutip Hosniyanto, 2003).

Ikan lemuru yang terdapat di perairan Selat Bali biasanya menyukai air dengan suhu agak dingin dan salinitas tinggi. Dengan demikian, terjadinya upwelling dan keberadaan fitoplanton mempunyai hubungan langsung dengan kelimpahan dan sebaran ikan lemuru di Selat Bali.

Gambar 6  Ikan  kembung  lelaki  (Rastrelliger  kanagurta)  dan  kembung  perempuan (Rastrelliger neglectus). 
Gambar 6  Ikan  kembung  lelaki  (Rastrelliger  kanagurta)  dan  kembung  perempuan (Rastrelliger neglectus). 

Ikan terbang

Ikan terbang tergolong ikan pelagis kecil dengan tubuh berbentuk cerutu memanjang (fusiform) yang memungkinkannya bergerak cepat di air dan udara (Gambar 11). Ikan terbang dengan konstruksi sirip bersayap tunggal dan bersayap ganda mempunyai kinerja yang berbeda (Hutomo et al., 1985). Ikan terbang cenderung mendekati sumber cahaya, berenang di bawah lampu, terbang mengelilingi lampu, dan melebarkan siripnya untuk menyelam ke dalam air (Gambar 13).

Arifin (1992), menyatakan pemijahan ikan terbang hanya terjadi satu kali dalam setahun dan umumnya berbeda-beda menurut daerah pemijahan. Effendie (1997) menyatakan pemijahan ikan terbang di perairan Indonesia bagian timur hanya terjadi satu kali dalam setahun yaitu pada bulan Maret-September. Ikan layang di perairan Indonesia ditangkap dengan jaring hanyut, pukat-hela (trawl) udang, dan peta perahu.

Saat memancing di perairan Indonesia, kita bisa memanfaatkan perilaku makan dan pola migrasi ikan terbang. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan cahaya sebagai penarik karena ikan terbang bersifat fototaktik positif.

Gambar 11 Ikan terbang (Cypselurus poecilopterus).
Gambar 11 Ikan terbang (Cypselurus poecilopterus).

Ikan tuna

Tuna sirip biru dibedakan menjadi dua berdasarkan wilayah jelajahnya, yaitu tuna sirip biru selatan (Thunnus maccoyii) dan tuna sirip biru utara (Thunnus thynnus). Tubuh ikan tuna sirip biru berbentuk lonjong, tinggi, tebal dan padat, melingkari dada dan meruncing ke arah ekor. Pemijahan tuna sirip biru selatan di perairan Indonesia diyakini terjadi di Samudera Hindia selatan Jawa dan Bali.

Jenis ikan tuna besar yang terdapat di perairan Indonesia adalah tuna sirip kuning, tuna albacore, tuna mata besar, tuna sirip biru selatan, dan tuna ekor panjang (abu-abu). Tuna sirip biru utara terdapat di perairan Samudera Pasifik dan Atlantik, sedangkan tuna sirip hitam hanya terdapat di perairan Samudera Atlantik. Daerah penangkapan ikan tuna sirip biru selatan hanya terdapat di KBI yaitu di perairan selatan Jawa.

Tuna sirip kuning umumnya terdapat pada lapisan homogen (lapisan campuran) di atas termoklin, tuna mata besar terdapat pada lapisan termoklin, sedangkan tuna albacore dan sirip biru selatan terdapat di bawah lapisan termoklin. Tuna sirip kuning Tuna mata besar Albacore Tuna sirip biru. 1998), tuna sirip kuning dapat tumbuh hingga panjang lebih dari 2 meter.

Tabel 7 Jenis ikan tuna besar, nama ilmiah, dan nama komersialnya  No  Nama Indonesia  Nama Ilmiah  Nama Komersial  1 
Tabel 7 Jenis ikan tuna besar, nama ilmiah, dan nama komersialnya  No  Nama Indonesia  Nama Ilmiah  Nama Komersial  1 

Ikan cakalang

Puncak musim pemijahan ikan cakalang di perairan Sorong terjadi pada bulan Januari dan Mei, di perairan Papua Nugini terjadi antara bulan Oktober-. Potensi wilayah penangkapan ikan di perairan Samudera Pasifik sangat dipengaruhi oleh pergerakan massa air yang membentuk front. Sesuai dengan letak geografis Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, ikan tuna yang ada di perairan Indonesia diyakini berasal dari dua stok berbeda.

Hasil pengamatan Waldron & King (1963) menunjukkan bahwa ikan cakalang di perairan Hawaii banyak ditemukan di perairan dengan salinitas 34,6-34,8‰. Musim peralihan dari barat ke timur yang terjadi pada bulan Maret, April dan Mei juga merupakan musim puncak penangkapan ikan cakalang di perairan Sulawesi Tengah, Halmahera dan perairan lainnya. Jenis ikan tenggiri yang terdapat di perairan Indonesia terdiri dari tiga spesies yaitu Scomberomorus commersonii, Scomberomorus guttatus, dan Scomberomorus lineatus.

Jenis ikan pelagis besar lainnya yang cukup dominan di perairan Indonesia setelah tuna adalah cakalang, tuna, makarel, dan hiu. Bulan Maret dan Oktober dengan puncak musim pada bulan Januari, di perairan utara Jawa terjadi pada bulan September. Artinya peluang pengembangan perikanan tuna juga berbeda secara spasial di perairan Indonesia.

Terbentuknya daerah penangkapan ikan tuna di perairan Selat Sunda dipengaruhi oleh sirkulasi massa air yang berperan dalam meningkatkan kesuburan perairan.

Gambar 18 Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis).
Gambar 18 Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis).

IKAN DEMERSAL DAN IKAN KARANG

Ikan layur

Ikan layur jenis ini hidup di dasar perairan (ikan demersal), dengan dasar perairan berlumpur. Ikan layur jenis ini merupakan hewan karnivora yaitu memakan ikan-ikan kecil dan udang yang terdapat di dasar air. Ikan layur merupakan kelompok ikan demersal yang hidup di dasar perairan, meskipun terkadang juga ditemukan di permukaan perairan.

Saat bermigrasi secara vertikal, ikan gabus berenang dengan posisi tubuh vertikal dengan kepala menghadap ke atas. Berdasarkan sebaran geografis ikan layur yang terdapat di dasar perairan pantai, alat tangkap yang biasa digunakan nelayan adalah cantrang dan dogol. Keberadaan ikan yang sedang memijah tentunya sangat dipengaruhi oleh ketersediaan makanannya, begitu pula dengan jenis ikan lainnya.

Pada siang hari, ikan salam berada di lapisan dasar air dan tidak berenang di lapisan permukaan. Saat senja, saat suhu di lapisan permukaan mulai menurun, ikan penyu terkadang berenang di lapisan permukaan dan dianggap tidak memerlukan makanan, karena makanan kesukaannya adalah ikan-ikan kecil dan udang yang habitatnya berada di dalam. dasar air.

Gambar 27 Ikan layur (Trichiurus savala). 
Gambar 27 Ikan layur (Trichiurus savala). 

Ikan kakap

Oleh karena itu, ikan ini menjadi favorit dan incaran sebagian besar pemancing, sama seperti ikan merah. Meski habitatnya relatif mudah dijangkau di sekitar pantai, namun ikan redfish jarang ditangkap dalam jumlah besar. Beberapa jenis ikan wrasse di perairan Indonesia terdapat di perairan yang secara ekologis masih tergolong landas kontinen dengan kedalaman maksimal sekitar 200 meter.

Lobster air tawar (Lates calcarifer) mempunyai sebaran yang cukup luas, mulai dari perairan pantai hingga perairan yang relatif tawar. Habitat walleye dapat ditemukan di cekungan, namun Jeyaseelan (1998) menyatakan ikan ini masih dapat ditemukan di perairan yang lebih dalam, hingga kedalaman maksimal 200 meter. Sebaran habitat dan laju pertumbuhan calcarifer akhir sangat dipengaruhi oleh kelimpahan makanan dan kondisi lingkungan.

Kondisi suhu dan salinitas air tidak mempengaruhi distribusi ikan air tawar (Lates calcarifer) seperti halnya ikan pelagis. Sebaran habitat dan keberhasilan rekrutmen burung gorse (Lates calcarifer) juga dipengaruhi oleh kondisi hutan mangrove.

Gambar 28 Spesies ikan kakap merah (Lutjanus sp.). 
Gambar 28 Spesies ikan kakap merah (Lutjanus sp.). 

Ikan Karang

  • Ikan kerapu
  • Ikan Lencam

Menurut Chen (1976), sebagaimana dimaksud dalam Basyarie (2001), jumlah jenis ikan kerapu di perairan Taiwan sebanyak 27 jenis, dan di Filipina dan Indonesia sebanyak 46 jenis. Kepala ikan kerapu jenis ini berukuran kecil dengan moncong meruncing seperti bebek, sehingga dinamakan kerapu bebek. Sebaran ikan kerapu berada di perairan tropis dan subtropis, dan umumnya terdapat di terumbu karang, meskipun ada beberapa jenis diantaranya yang hidup di daerah muara.

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi persebaran habitat ikan bass adalah keberadaan dan kondisi ekosistem terumbu karang (Tabel 15). Kondisi ekosistem karang yang tetap baik akan menjamin kelangsungan hidup, pertumbuhan dan ketersediaan sumber makanan bagi ikan kerapu. Selain itu, ikan kerapu juga dapat memanfaatkan karang hidup yang baik untuk menghindari sinar matahari langsung, terutama di perairan dangkal.

Kelompok wilayah penangkapan ikan di Kabupaten Lombok Timur dan Nusa Tenggara Barat berada di perairan Labuhan Haji, Rambang, Tanjung Luar dan Batu Nampar. Sebaran daerah penangkapan ikan kerapu di Sulawesi Selatan berada di perairan Pulau Sembilan (Kabupaten Sinjai) hingga perairan Karang Limpogoh (Hartati dan Indar, 1994).

Gambar 30 Beberapa jenis/spesies ikan kerapu. 
Gambar 30 Beberapa jenis/spesies ikan kerapu. 

IKAN HIAS

Penyebaran Habitat dan Daerah Penangkapan Ikan Hias

Berdasarkan data statistik produksi, ikan blue botana (Acanthurus leucosternon) ditangkap sebagian besar di pulau-pulau kecil yang tertutup terumbu karang di Kawasan Timur Indonesia (KTI), seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua. Kisaran vertikal ikan blue botana bisa mencapai kedalaman 25 meter, pada kedalaman tersebut masih dapat ditemukan terumbu karang. Hal ini dikarenakan beberapa kawasan terumbu karang yang menjadi habitat ikan juga ditetapkan sebagai kawasan konservasi alam (Gambar 36).

Terumbu karang sebagai habitat ikan blue botana (Acanthurus leucosternon) mendapat ancaman terbesar dari manusia (faktor antropogenik), selain ancaman dari alam. Dalam kasus Indonesia, terdapat berbagai faktor yang menjadi ancaman serius terhadap terumbu karang, yaitu; (1) pembangunan pesisir, (2) pencemaran laut, (3) sedimentasi daratan, (4) eksploitasi berlebihan, dan (5) aktivitas penangkapan ikan di sekitar terumbu karang yang tidak ramah lingkungan (harmful). Ancaman utama terhadap terumbu karang dan habitat ikan hias di perairan Indonesia berasal dari aktivitas penangkapan ikan yang berlebihan dan ancaman kedua dari penangkapan ikan yang merusak (penangkapan ikan dengan potasium sianida dan pengeboman).

Hanya beberapa kawasan terumbu karang yang rutin diteliti (seperti di Bunaken, Kepulauan Seribu), sehingga data mengenai kondisi dan. Perubahan iklim global juga menimbulkan ancaman signifikan terhadap terumbu karang di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Gambar 33 Zona penyebaran ikan botana biru (Acanthurus leucosternon)  di sekitar ekosistem terumbu karang.  
Gambar 33 Zona penyebaran ikan botana biru (Acanthurus leucosternon)  di sekitar ekosistem terumbu karang.  

UDANG

Udang Penaeid

  • Aspek biologi dan tingkah laku udang penaeid

Nama lain udang jerbung di Indonesia adalah udang putih, udang menjangan, udang petak, udang peci, udang cucuk, udang betina, udang kelong, popet, dan patee. Nama komersial internasional untuk udang jerbung adalah udang pisang atau udang putih, sedangkan untuk udang windu adalah udang macan jumbo atau udang macan biru, dan untuk udang dogol adalah udang ekor biru atau udang kejar. Udang penaeid termasuk dalam filum Arthropoda yang secara alami hidup di air laut.

Udang penaeid yang terdapat di Indonesia terdiri dari 42 spesies, dan spesies yang paling mendukung penangkapan udang di Indonesia adalah genera Penaeus dan Metapenaeus.

Referensi

Dokumen terkait