IKAN
2.1 Ikan Pelagis
Ikan pelagis adalah kelompok ikan yang sebagian besar hidupnya berada pada lapisan permukaan hingga kolom air (mid layer). Ikan pelagis ini memiliki ciri khas, yaitu dalam beraktivitas umumnya membentuk gerombolan (schooling) dan melakukan migrasi untuk berbagai kebutuhan hidupnya. Ikan pelagis selanjutnya dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah ikan pelagis besar yaitu ikan pelagis dengan ukuran 100‐250 cm (ukuran dewasa), dan jenis
24
ikan ini umumnya adalah peruaya dan perenang cepat, misalnya jenis ikan tuna, cakalang, tongkol, tenggiri dan lain‐lain. Kelompok kedua adalah ikan pelagis kecil yaitu ikan pelagis yang berukuran 5‐50 cm (ukuran dewasa), seperti ikan layang, kembung, lemuru, selar, teri, ikan terbang dan lainnya. Penggolongan ini dimaksudkan untuk memudahkan pemanfaatan dan pengelolaan, karena karakter aktivitas yang berbeda kedua kelompok jenis ikan ini.
Ikan pelagis besar dan pelagis kecil yang bernilai ekonomis tinggi di perairan Indonesia sangat beragam spesiesnya (Table 1). Kelompok ikan pelagis besar dapat dibagi menjagi empat subkelompok, yaitu: (1) tuna (Thunnus spp.) dan cakalang (Katsuwonus pelamis), (2) ikan marlin yang terdiri dari lima spesies, (3) tongkol (Euthynnus spp. dan Auxis spp.) dan tenggiri (Scomberomorus spp.), dan (4) cucut (Isurus glausius).
Ikan pelagis besar umumnya hidup di laut lepas dengan kondisi lingkungan yang relatif stabil. Jenis ikan ini dapat melakukan migrasi sepanjang tahun, bahkan mampu mencapai jarak yang cukup jauh.
Sebagai contoh, kelompok ikan cakalang, tuna, dan tongkol termasuk ke dalam kategori ikan yang melakukan migrasi dengan jarak jauh (highly migratory species) hingga melampaui batas‐batas yuridiksi suatu negara.
Ikan pelagis besar bersifat epipelagis dan oseanis, walaupun ada sebagian kecil yang berada di perairan pantai (onshore). Penyebaran sumberdaya ikan pelagis besar secara vertikal sangat dipengaruhi lapisan thermocline, struktur lapisan massa air yang terbentuk akibat perbedaan suhu. Penyebaran horizontal ikan ini dipengaruhi oleh faktor suhu, ketersediaan makanan dan parameter oceanografi lainnya.
25
Habitat ikan pelagis kecil umumnya terdapat di perairan pantai, yang kondisi lingkungannya lebih dinamis dibandingkan dengan perairan oseanis (offshore). Kondisi ini berpengaruh terhadap kelimpahan ikan yang cenderung berfluktuasi. Dinamika perikanan pelagis kecil ini juga dipengaruhi oleh tekanan dari kegiatan penangkapan ikan (fishing), karena habitatnya di daerah pantai relatif mudah dijangkau oleh usaha penangkapan, baik skala kecil maupun skala besar. Contoh jenis ikan pelagis kecil adalah layang, kembung, ikan terbang, lemuru, tembang, selar, teri, dan sebagainya (Tabel 1).
Menurut Widodo et al. (1994), ikan pelagis kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :
(1) Membentuk gerombolan yang terpencar‐pencar.
(2) Variasi rekruitmen cukup tinggi dan hal ini sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan yang labil.
(3) Selalu melakukan ruaya baik secara temporal maupun spasial.
(4) Aktivitas pergerakan cukup tinggi yang ditunjukkan oleh bentuk badannya yang menyerupai torpedo.
(5) Kulit dan tekstur dagingnya mudah rusak, kadar lemak dagingnya relatif tinggi, sehingga kualitasnya cepat menurun dan membusuk.
Sumberdaya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang paling melimpah di perairan Indonesia dan dapat membentuk biomassa yang sangat besar (Widodo et al., 1998).
Sumberdaya ikan pelagis kecil ini merupakan sumberdaya neritik, karena penyebarannya umumnya terdapat di perairan dekat pantai.
26
Tabel 1 Contoh sumberdaya ikan pelagis yang bernilai ekonomis tinggi di Indonesia
Kelompok utama
Sub kelompok
Jenis/Spesies
Nama Indonesia Nama ilmiah
Pelagis Besar
Tuna dan cakalang
Madidihang Tuna mata besar Albakora
Tuna sirif biru selatan Cakalang
Thunnus albacares T. Obesus
T. alalunga T. maccoyii
Katsuwonus pelamis Marlin Ikan pedang
Setuhuk biru Setuhuk hitam Setuhuk loreng Ikan layaran
Xipbias gladius Makaira mazara M. Indica
Tetrapturus audax Istiophorus platypterus Tongkol dan
tenggiri
Tongkol Tenggiri
Euthynnus spp.
Scomberomorus spp.
Pelagis kecil
Layang
Kembung Ikan terbang Lemuru Tembang Siro Selar Sunglir Japuh
Teri, dan sebagainya
Decapterus spp.
Rastrelliger spp.
Cypselurus Sardinella lemuru Sardinella spp.
Amblygaster sirm Selaroides spp.
Elagatis bipinnulatus Dussumieria acuta Stolephorus spp.
Kelimpahan sumberdaya ikan pelagis kecil akan berbeda secara spasial pada setiap wilayah perairan. Hal ini disebabkan karena jenis sumberdaya ini cukup sensitif terhadap perubahan atau dinamika lingkungan perairan yang umumnya variatif pada wilayah dan periode waktu yang berbeda.
27 2.2 Ikan Demersal
Ikan demersal adalah ikan yang sebagian besar hidupnya berada pada lapisan yang lebih dalam hingga dasar perairan, dan umumnya hidup secara soliter dalam lingkungan spesiesnya. Kelompok ikan demersal ini dapat dibagi berdasarkan ukurannya, yaitu kelompok ikan demersal besar dan kecil. Ikan demersal besar meliputi ikan layur (Trichiurus spp.), kakap merah (Lutjanus spp.), kerapu (Epinephelus spp.), manyung (Arius spp.), bawal putih (Pampus argenteus), bawal hitam (Formio niger), cucut mako (Isurus glaucus), cucut hiu (Carcharias dussumieri), cucut gergaji (Pristopsis microdon), pari kekeh (Rhynobatus djiddensis), pari kampret (Gymnura micrura), pari kembang (Trygon kuhlii), pari burung (Aetomylus nichofii), pari kelapa (Trygon sephen), dan lain‐lain. Ikan demersal kecil meliputi ikan sebelah (Psettodes erumei), lidah (Cynoglossus sp.), beloso (Saurida tumbil), peperek (Leiognathus splendens), gulamah (Seudonia amoyensis), dan lain‐lain.
Berdasarkan urutan nilai komersialnya, ikan demersal dapat dibagi menjadi empat kelompok utama, yaitu (1) komersial utama, (2) komersial kedua, (3) komersial ketiga, dan (4) ikan campuran. Ikan demersal yang memiliki nilai ekonomis paling tinggi (komersial utama) adalah ikan kakap merah, kerapu, bawal putih, manyung, dan janaha.
Ikan demersal yang termasuk dalam kelompok komersial kedua adalah layur, bawal hitam, kurisi, baronang, gerot‐gerot, kuro, pari, dan ketang‐
ketang. Ikan demersal yang termasuk dalam kelompok komersial ketiga adalah ikan beloso, mata merah, petek, kuniran, besot, gabus laut, sidat,
28
dan lain‐lain. Kelompok ikan campuran merupakan ikan yang paling rendah harganya di pasaran, seperti ikan lidah, ikan sebelah, kapas‐
kapas, serinding dan lain‐lain.