i
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan Republik Indonesia Tahun 2019
Buku Guru
Keterampilan Pilihan Tata Busana
K3, Pengetahuan Dasar Mesin Jahit, dan Sulaman berwarna
SMPLB
Kelas VII
Tunarungu
ii
Hak Cipta ©2019 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang – Undang
Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru untuk anak berkebutuhan khusus tunarungu yang dipersiapkan pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan dipergunakan dalam penerapan Kurikulum 2013 untuk Pendidikan Khusus. Buku ini merupakan dokumen yang fleksibel yang senantiasa diperbaiki dan diperbarui sesuai dengan kondisi, kemampuan, dan kebutuhan serta disesuaikan dengan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Penulis : Made Wirantini, S.Pd Penelaah : Sri Prihati, S.Pd.,M.M Ilustrator : Roni Syamsamara, S.Ds
Diterbitkan oleh : Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus Pendidikan Dasar dan Menengah
Cetakan ke-1, 2019
Disusun dengan huruf Baar Metonoia, 14pt Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Keterampilan Pilihan Tata Busana/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan -Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019
Xi, 166 hlm - untuk SMPLB B Kelas VII
Seri Keterampilan Pilihan Tata Busana K3, Pengetahuan Dasar Mesin Jahit, dan Sulaman Berwarna. Untuk SMPLB B Kelas VII
ISBN ……..
Buku K3, Pengetahuan Dasar Mesin Jahit, dan Sulaman Berwarna-Studi dan Pengajaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
iii KATA SAMBUTAN
Kurikulum 2013 pendidikan khusus telah disusun melalui berbagai proses dan tahapan dalam waktu yang relatif panjang. Pengembangan kurikulum pendidikan khusus sejak tahun 2014, dalam perjalanannya mengalami penyesuaian dan perubahan. Harmonisasi kurikulum pendidikan khusus yang dilakukan antara Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus (d/h Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, perguruan tinggi, sekolah luar biasa, praktisi pendidikan, serta pihak lain yang relevan, telah menghasilkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10/D/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.
Salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran adalah tersedianya buku teks pelajaran yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar serta karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus (d/h Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus) dengan persetujuan dan dukungan dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, memiliki program untuk menyusun buku teks pelajaran pendidikan khusus. Penyusunan buku teks pelajaran pendidikan khusus dilakukan secara bertahap sesuai dengan pentahapan pelaksanaan Kurikulum 2013. Buku teks pelajaran pendidikan khusus disusun untuk kelas I s.d. VI jenjang SDLB, kelas VII s.d. IX SMPLB, dan kelas X, XI dan XII SMALB, ditambah beberapa buku mata pelajaran yang tidak tergabung dalam tematik.
Buku yang disusun menggunakan pendekatan tematik dan berbasis aktivitas. Tema-tema yang ada direncanakan sedemikian rupa adalah tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, supaya lebih mendekatkan peserta didik dengan pembelajaran yang nyata dan pada akhirnya materi pembelajaran diharapkan menjadi relative lebih mudah dipahami oleh peserta didik itu sendiri.
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara holistik/menyeluruh di mana proses pembelajaran yang menyeluruh tersebut diharapkan dapat melahirkan pribadi peserta didik yang utuh dan berkualitas. Buku ini merupakan buku teks utama dalam pembelajaran dan sebagai salah satu sumber belajar kiranya buku ini
iv
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pendidik dan peserta didik serta dapat dipadukan dengan sumber belajar lain yang relevan untuk mendukung pengembangan pribadi peserta didik secara utuh.
Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus adalah bahwa pendidikan keterampilan memiliki porsi yang cukup besar dalam stuktur kurikulum. Porsi pendidikan keterampilan pada jenjang SDLB sebesar 40%, SMPLB sebesar 50% dan pada jenjang SMALB sebesar 70%. Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kuailitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Dalam rangka revitalisasi pendidikan keterampilan pada pendidikan khusus, dikembangkan 20 jenis keterampilan pilihan SMPLB dan SMALB, serta juga dilakukan penyusunan buku keterampilan.
Buku teks pelajaran dan buku keterampilan pendidikan khusus disusun dengan mempertimbangkan kondisi yang dimiliki peserta didik, sehingga aktivitas pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kekhasan yang dimiliki masing-masing peserta didik. Diharapkan buku keterampilan ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh guru dan peserta didik serta dapat dipadukan dengan sumber belajar yang lain untuk mendukung pengembangan pendidikan keterampilan yang relevan. Di samping itu, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh kepala sekolah, pengawas, orangtua, dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan mutu layanan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus.
Kami menyampaikan terimakasih kepada para penyusun dan penelaah buku serta seluruh pihak yang terlibat untuk setiap kerja keras, curahan ide dan pemikiran yang pasti dilakukan dengan sepenuh hati, sehingga tercipta buku teks pelajaran pendidikan khusus yang akan bermanfaat bagi pengembangan potensi peserta didik berkebutuhan khusus.
Jakarta, 7 Oktober 2019
Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus
Ttd
Dr. Sanusi, M.Pd
NIP. 196204031982031003
v KATA PENGANTAR
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.
Pembelajaran keterampilan pilihan tata busana untuk kelas VII jenjang SMPLB Tunarungu yang disajikan dalam buku guru ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Keterampilan pilihan tata busana bukan hanya berisi materi pembelajaran yang dirancang untuk mengasah kompetensi pengetahuan siswa saja, tetapi menyajikan juga kompetensi keterampilan yang harus dikuasai secara konkret. Sehingga terbentuk siswa yang terampil dalam hal keterampilan tata busana.
Sebagai mata pelajaran keterampilan pilihan, buku ini menggunakan pendekatan saintifik yang memungkinkan siswa tidak hanya mengembangkan ranah konitif (pengetahuan) tetapi juga mengembangkan ranah afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) sehingga siswa dapat mengembangkan diri secara utuh menjadi individu kreatif, inovatif dan produktif.Selain itu, penilaian dalam buku ini diarahkan pada penilaian otentik untuk mengetahui sejauh mana ketiga ranah itu dapat dikembangkan siswa dan penilaian dapat dilakukan kapan saja sesuai keperluan.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan guru untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam hal tata busana. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatanlain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan disekitarnya.
Selesainya buku guru ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Kami mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Tim Pakar, Tim Editor
vi
dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Nasional, Tim Direktorat Pembinaan PK-LK Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, dan pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Harapan kami, buku guru ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pembelajaran keterampilan pilihan tata busana untuk kelas VII jenjang SMPLB Tunarungu.
Akhirnya di atas segala upaya penyusunan buku ini, kami sadar masih banyak kekuranga, untuk itu segala kritik dan saran demi perbaikan buku ini sangat kami nantikan.
Jakarta, 2019
Penulis
vii
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………... iii
DAFTAR ISI …………..……….... 1
DAFTAR GAMBAR ………... 3
DAFTAR TABEL ……….. 4
BAGIAN UMUM A. Maksud dan Tujuan Pembelajaran Keterampilan Pilihan Tata Busana 7 B. Struktur KI, KD dan IPK Mata Pelajaran Keterampilan Pilihan Tata Busana ………..... 8
C. Madel, Metode dan Strategi Pembelajaran ……….. 15
D. Remidial dan Pengayaan ………..... 26
BAGIAN KHUSUS BAB I Keselamatan dan Kesehatan Kerja ………. 29
A. Ruang Lingkup Pembelajaran ... 29
B. Tujuan Pembelajaran ... 30
C. Penyajian Materi ... 31
D. Langkah – langkah Pembelajaran ... 31
E. Penilaian Pembelajaran dan Rambu – rambu Penilaian ... 50
BAB 2 Mesin Jahit Otomatis (High Speed) ... 58
A. Ruang Lingkup Pembelajaran ... 58
B. Tujuan Pembelajaran ... 59
C. Penyajian Materi ... 59
D. Langkah – langkah Pembelajaran ... 60
E. Penilaian Pembelajaran dan Rambu – rambu Penilaian ... 73
BAB 3 Mengoperasikan Mesin Jahit Otomatis (High Speed) ………. 78
A. Ruang Lingkup Pembelajaran ... 78
B. Tujuan Pembelajaran ... 79
2
C. Penyajian Materi ... 79
D. Langkah – langkah Pembelajaran ... 79
E. Penilaian Pembelajaran dan Rambu – rambu Penilaian ... 98
BAB 4 Setikan Mesin Jahit Otomatis (high speed) ………... 104
A. Ruang Lingkup Pembelajaran ... 104
B. Tujuan Pembelajaran ... 105
C. Penyajian Materi ... 105
D. Langkah – langkah Pembelajaran ... 106
E. Penilaian Pembelajaran dan Rambu – rambu Penilaian ... 122
BAB 5 Membuat Sulamam Berwarna ………... 137
A. Ruang Lingkup Pembelajaran ... 137
B. Tujuan Pembelajaran ... 138
C. Penyajian Materi ... 138
D. Langkah – langkah Pembelajaran ... 139
E. Penilaian Pembelajaran dan Rambu – rambu Penilaian ... 155
GLOSARIUM ……… 157
DAFTAR PUSTAKA ……….. 160 BIODATA PENULIS
BIODATA PENELAAH BIODATA ILUSTRATOR
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Ruang lingkup pembelajaran ……… 29
Gambar 1.2 Peta pikiran K3 ………. 33
Gambar 1.3 Peta pikiran kesalahan kerja ……….. 34
Gambar 1.4 Peta pikiran kecelakaan kerja ……… 36
Gambar 1.5 Simbol K3 ……….. 41
Gambar 1.6 APD ………. 42
Gambar 2.1 Ruang lingkup pembelajaran ………... 58
Gambar 2.2 Bagian meja mesin jahit otomatis ………... 64
Gambar 2.3 Jarum mesin jahit ……… 72
Gambar 3.1 Ruang lingkup pembelajaran ………... 78
Gambar 4.1 Ruang lingkup pembelajaran ………. 104
Gambar 4.2 Setikan mesin jahit latihan 1 ………. 111
Gambar 4.3 Setikan mesin jahit latihan 2 ……… 124
Gambar 4.4 Setikan mesin jahit latihan 3 ……… 125
Gambar 4.5 Setikan mesin jahit latihan 4 ……… 126
Gambar 4.6 Setikan mesin jahit latihan 5 ……… 127
Gambar 4.7 Setikan mesin jahit latihan 6 ……… 128
Gambar 4.8 Setikan mesin jahit latihan 7 ……… 129
Gambar 4.9 Setikan mesin jahit latihan 8 ……… 130
Gambar 4.10 Setikan mesin jahit latihan 9 ……….. 131
Gambar 4.11 Setikan mesin jahit latihan 10 ……….. 132
Gambar 4.12 Setikan mesin jahit latihan 11 ……….. 133
Gambar 4.13 Setikan mesin jahit latihan 12 ………. 134
Gambar 4.14 Setikan mesin jahit latihan 13 ………. 135
4
Daftar Tabel
Tabel 1 KI dan KD Pengetahuan dan Keterampilan ………. 9
Tabel 2 Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan ……….. 10
Tabel 3 Kompetensi Dasar dan IPK ………. 11
Tabel 4 Alokasi Waktu Pembelajaran per KD ……… 15
Tabel 5 KD, IPK, Teknik penilaian dan Instrumen Penilaian ……… 18
Tabel 1.1 Alokasi waktu pada BAB 1 ……….. 31
Tabel 1.2 Simbol – simbol Keselamatan dan kecelakaan kerja (K3) …………. 41
Tabel 1.3 hasil diskusi tentang kesehatan kerja gambar 1 ……….. 44
Tabel 1.4 hasil diskusi tentang kesehatan kerja gambar 2 ……….. 45
Tabel 1.5 Penyakit akibat lingkungan kerja ……… 47
Tabel 1.6 Evaluasi keterampilan ……… 52
Tabel 1.7 Rubrik penilaian esay ……… 53
Tabel 1.8 Lembar Penilaian Tes Kinerja ………... 55
Tabel 1.9 Lembar penilaian portofolio (guru dapat mengambil penilaian portofolio pada saat presentasi) ……….. 57 Tabel 2.1 Alokasi waktu pada BAB 2 ………. 60
Tabel 2.2 Lembar Penilaian Tes Kinerja ……….. 74
Tabel 2.3 Rubrik penilaian esay ………..……….. 76
Tabel 2.4 Lembar penilaian portofolio (guru dapat mengambil penilaian portofolio pada saat presentasi) ………..………. 77 Tabel 3.1 Alokasi waktu pada BAB 3 ………..……….. 79
Tabel 3.2 Penyebab kerusakan mesin dan solusinya ……… 91
Tabel 3.3 Rubrik penilaian esay ………..……….. 100
Tabel 3.4 Lembar Penilaian Tes Kinerja ………..……… 102
Tabel 3.5 Lembar penilaian portofolio (guru dapat mengambil penilaian portofolio pada saat presentasi) ………..……… 103 Tabel 4.1 Alokasi waktu pada BAB 4 ………..……….. 106
Tabel 4.2 Lembar Penilaian Tes Kinerja ………..……… 123
Tabel 5.1 Alokasi waktu pada BAB 5 ………..……….. 139
Tabel 5.2 Lembar Penilaian Tes Kinerja ………..……… 156
5
6
BAGIAN UMUM
7
PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Mata Pelajaran Keterampilan Pilihan Tata Busana.
1.Pengertian
a. Pelajaran keterampilan pilihan tata busana adalah mata pelajaran yang mengajarkan keterampilan vokasional dalam hal menjahit, mulai dari pengenalan mesin jahit, keterampilan dasar menjahit sampai pada menghias busana.
b. Mata pelajaran keterampilan merupakan bagian dari mata pelajaran kelompok B yang merupakan program kurikuler, bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan siswa terkait dengan lingkungan dalam bidang social, budaya dan seni yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
c. Busana adalah segala sesuatu yang dipakai dari ujung rambut sampai ujung kaki beserta aksesorisnya. Dalam berbusana kita perlu memperhatikan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, seperti norma agama, norma susila, norma sopan santun dan sebagainya.
2. Tujuan
Mata pelajaran keterampilan pilihan tata busana bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.
Tujuan umum
a. Membangun kesadaran siswa akan pentingnya pendidikan keterampilan, khususnya ketrampilan tata busana dalam kehidupan bermasnyarakat nantinya.
b. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa tentang seluk beluk tata busana dan keterampilan menjahit.
c. Melatih keterampilan siswa untuk mengenal keterampilan manjahit, mulai dari pengenalan mesin jahit, praktek menjahit sampai pada menghias busana.
8 Tujuan khusus
a. Mampu menerapkan dan melakukan keselamatan, kesehatan kerja (K3) pada lingkungan kerja;
b. Mampu memahami dan mempraktekkan simbol – simbol keselamatan kerja;
c. Mampu memahami dan mengelompokkan komponen mesin jahit otomatis (high speed);
d. Mampu menganalisis dan mengoperasikan mesin jahit otomatis (high speed);
e. Mampu menganalisis dan menerapkan setikan mesin jahit otomatis (high speed);
f. Mampu menganalisis dan menerapkan teknik sulaman berwarna.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran keterampilan pilihan tata busana SMPLB Tunarungu meliputi :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan simbol – simbol keselamatan kerja;
b. Mesin Jahit Otomatis (high speed);
c. Mengoperasikan Mesin Jahit Otomatis (high speed);
d. Setikan Mesin Jahit Otomatis (high speed);
e. Sulamam berwarna.
B. Stuktur KI, KD dan IPK Mata Pelajaran Keterampilan Pilihan Tata Busana.
1. KI dan KD
Mata pelajaran keterampilan tata busana kelas VII jenjang SMPLB Tunarungu memiliki 6 (enam) Kompetensi Dasar (KD).
Kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk Kompetensi pengetahuan dan Keterampilan tertera pada tabel berikut.
9
Tabel 1. KI dan KD Pengetahuan dan Keterampilan KOMPETENSI INTI Kompetensi inti 3
(pengetahuan)
Kompetensi inti 4 (keterampilan) Memahami dan menerapkan
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) sesuai dengan bidang kajian dan lingkup kerja pada tingkat teknis, spesifik, detil berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, denganmenggunakan alat, aturan, dan proses yang telah ditetapkan, serta dibawah bimbingan, pengawasan, dan tanggung jawab atasannya.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan kemampuan pada ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam bidang kerja terkait pengembangan diri, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan pada ranah konkret mempersepsi, kesiapan, meniru, dan membiasakan dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
10 Tabel 2. Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja (K3) pada lingkungan tempat kerja
4.1 Melakukan keselamatan, kesehatan kerja (K3) pada lingkungan tempat kerja 3.2 Memahami simbol- simbol
keselamatan kerja
4.2 Mempraktekkan simbol- simbol keselamatan kerja 3.3 Memahami komponen mesin
jahit otomatis (high speed)
4.3 Melakukan pengelompokan komponen mesin jahit otomatis (high speed) 3.4 Menganalisis cara kerja
mesin jahit otomatis (high speed).
4.4 Mengoperasikan mesin jahit otomatis (high speed).
3.5 Menganalisis setikan mesin jahit otomatis (high speed)
4.5 Menerapkan setikan mesin jahit otomatis (high
speed).
3.6 Menganalisis teknik sulaman berwarna
4.6 Menerapkan teknik sulaman berwarna
Catatan :
KD pengetahuan dan KD keterampilan selalu berpasangan, yaitu KD 3.1 berpasangan dengan KD 4.1; KD 3.2 berpasangan dengan KD 4.2 dan seterusnya.
KD 3.2 dan KD 4.2 dibahas pada pembelajaran KD 3.1 dan KD 4.1.
11
2. Idikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Pencapaian KD 3 dan KD 4 ditempuh melalui capaian Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari setiap pasangan KD seperti tertera pada tabel berikut
Tabel 3. Kompetensi Dasar dan IPK Kompetensi Dasar IPK 3.1 Menerapkan
keselamatan, kesehatan kerja (K3) pada
lingkungan tempat kerja
3.1.1 Menjelaskan pengertian Keselamatan dan kecelakaan akibat kerja dengan tepat.
3.1.2 Mengidentifikasi bahaya ditempat kerja dengan tepat.
3.1.3 Mendeskripsikan macam – macam kecelakaan kerja dengan tepat.
3.1.4 Mengidentifikasi upaya
pencegahan kecelakaan kerja dengan tepat.
3.1.5 Mendeskripsikan penanganan kecelakaan kerja sesuai SOP 3.1.6 Mendefinisikan simbol – simbol
keselamatan dan kecelakaan kerja sesuai gambar.
3.1.7 Mendeskripsikan Alat Pelindung Diri (APD) dengan tepat.
3.1.8 Menjelaskan pengertian
kesehatan kerja dengan tepat.
3.1.9 Mengidentifikasi persyaratan ruang kerja yang aman dengan tepat.
3.1.10 Mengidentifikasi penyakit akibat kerja dengan tepat.
3.1.11 Menyebutkan prosedur
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai SOP 4.1 Melakukan 4.1.1 Menerapkan pencegahan
12 keselamatan,
kesehatan kerja (K3) pada
lingkungan tempat kerja
kecelakaan kerja dengan teliti.
4.1.2 Melakukan penanganan kecelakaan kerja sesuai SOP 4.1.3 Menerapkan simbol – simbol
keselamatan dan kecelakaan kerja sesuai gambar dengan tepat.
4.1.4 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai fungsinya.
4.1.5 Menerapkan ruang kerja yang aman dengan tepat.
4.1.6 Melakukan prosedur
pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai SOP 3.2 Memahami
simbol- simbol keselamatan kerja
3.2.1 Mendefinisikan simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja sesuai gambar
4.2 Mempraktekkan simbol-simbol keselamatan kerja
4.2.1 Menerapkan simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja pada ruang keterampilan tata busana
3.3 Memahami komponen mesin jahit otomatis (high speed)
3.3.1 Menjelaskan bagian mesin jahit otomatis (high speed.
3.3.2 Mengidentifikasi komponen bagian meja mesin jahit otomatis (high speed).
3.3.3 Mengidentifikasi komponen bagian badan mesin jahit otomatis (high speed)
3.3.4 Menjelaskan fungsi komponen bagian meja mesin jahit
otomatis (high speed).
3.3.5 Menjelaskan fungsi komponen bagian badan mesin jahit
13
otomatis (high speed) 4.3 Melakukan
pengelompokan komponen mesin jahit otomatis (high speed)
4.3.1 Mengelompokkan komponen bagian meja mesin jahit otomatis (high speed).
4.3.2 Mengelompokkan komponen bagian badan mesin jahit otomatis (high speed) 3.4 Menerapkan cara
kerja mesin jahit otomatis (high speed).
3.4.1 Menjelaskan langkah-langkah menyiapkan mesin jahit otomatis (high speed) 3.4.2 Menjelaskan prosedur
mengoperasikan mesin jahit otomatis (high speed)
3.4.3 Mengidentifikasi kerusakan pada mesin jahit otomatis (high speed).
4.4 Mengoperasikan mesin jahit otomatis (high speed).
4.4.1 Menyiapkan mesin jahit otomatis (high speed)
4.4.2 Mengoperasikan mesin jahit otomatis (high speed)
4.4.3 Memperbaiki kerusakan pada mesin jahit otomatis (high speed)
3.5 Menganalisis setikan mesin jahit otomatis (high speed)
3.5.1 Mengidentifikasi alat membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
3.5.2 Menjelaskan fungsi alat membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
3.5.3 Mengidentifikasi alat membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
14 3.5.4 Menjelaskan fungsi bahan
membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
3.5.5 Mengidentifikasi prosedur kerja membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
4.5 Menerapkan setikan mesin jahit otomatis (high speed)
4.5.1 Menyiapkan alat membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
4.5.2 Menyiapkan bahan membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
4.5.3 Membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed) sesuai pola.
4.5.4 Menerapkan setikan mesin jahit otomatis (high speed) pada busana atau lenan rumah tangs 3.6 Menerapkan teknik
sulaman berwarna
3.6.1 Mengidentifikasi macam – macam tusuk hias dengan rinci 3.6.2 Menjelaskan pengertian
sulaman berwarna dengan tepat 3.6.3 Menjelaskan fungsi sulaman
dengan tepat
3.6.4 Mengidentifikasi macam – macam sulaman berwarna dengan tepat
3.6.5 Menyebutkan alat dan bahan membuat sulaman berwarna dengan tepat
3.6.6 Menjelaskan prosedur
15
pembuatan sulaman berwarna dengan runtut
4.6 Membuat sulaman berwarna
4.6.1 Membuat macam – macam sulaman berwarna dengan teliti 4.6.2 Menyiapkan alat dan bahan
membuat sulaman berwarna dengan tepat
4.6.3 Membuat sulaman berwarna sesuai dengan prosedur kerja.
C. Model, Metode dan Strategi Pembelajaran.
1. Perencanaan Pembelajaran dan Alokasi Waktu
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, dilakukan perencanaan alokasi waktu pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam satu tahun (dua semester) dilakukan selama 32 minggu, atau dalam setiap semester terbagi menjadi 16 minggu.
Kegiatan pembelajaran mata pelajaran Keterampilan Tata Busana per minggu adalah 18 jam. Waktu tersebut dapat dilakukan dengan 2 atau 3 kali pertemuan per minggu, dengan alokasi waktu 35 menit per satu jam pelajaran (1JP).
Alokasi waktu untuk setiap KD selama satu tahun dapat dilakukan seperti contoh yag tertera pada tabel berikut.
Tabel 4. Alokasi Waktu Pembelajaran per KD
Semester Bab Minggu efektif
Semester 1
16 Minggu Efektif
I. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
6 Minggu efektif II. Mesin Jahit Otomatis (high
speed)
4 Minggu efektif III. Mengoperasikan Mesin Jahit
Otomatis (high speed)
6 Minggu efektif Semester II
16 Minggu Efektif
IV. Setikan mesin jahit otomatis (high speed)
8 Minggu efektif V. Membuat sulaman berwarna 8 Minggu efektif Keterangan:
Pembagian waktu tersebut disesuaikan dengan kondisi sekolah.
16 2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan proses yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampikan.
Untuk pencapaian ketiga kompetensi tersebut, guru dapat menggunakan model pembelajaran Inquiry, discovery, Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL). Model pembelajaran dapat diperkaya dengan kegiatan yang terdapat pada pendekatan scientifik yaitu meliputi kegiatan:
a. Mengamati, yaitu kegiatan untuk mengidentifikasi masalah yang dikaitkan dengan materi dan kondisi nyata kehidupan (kontekstual) peserta didik, sehingga peserta didik akan lebih memahami masalah yang dipelajari. Kegiatan ini akan melatih kemampuan berfikir kritis, berfikir kreatif.
b. Menanya, merupakan kegiatan lanjutan atau kegiatan seiring dengan kegiatan mengamati, yaitu mencari penyebab dari timbulnya masalah. Kegiatan ini berguna untuk mengembangkan wawasan pikir peserta didik, mengkontekstualisasikan masalah dengan kehidupan nyata, mengembangkan berfikir kritis dan mengembangkan berfikir kreatif saat mencari solusi dari masalah.
c. Mengumpulkan informasi, merupakan kegiatan untuk membuktikan alternatif solusi yang diberikan saat melakukan kegiatan menanya.
Kegiatan ini dilakukan dengan membaca, mencari informasi berbagai sumber terkait materi pembelajaran. Kegiatan ini akan mengembangkan kemampuan rasa ingin tahu, kemampuan literasi.
Mengumpulkan informasi juga dapat diperoleh melalui kegiatan mencoba yaitu melakukan kegiatan praktik /keterampilan. Melalui kegiatan mencoba akan mengembangkan kemampuan psikomotorik, keterampilan kognitif dan afektif. Pada saat praktik psikomotorik anak akan mengembangkan kemampuan otot, sikap kerja (disiplin/taat prosedur/aturan); bekerja berdasarkan kriteria/mutu produk; dan mengembangkan rasa tanggung jawab.
d. Mengasosiasi: merupakan kegiatan untuk mengolah informasi dan menyimpulkan informasi dyang diperoleh melalui berbagai referensi. Kegiatan ini akan melatih kemampuan menalar, berfikir kritis, berfikir kreatif.
17
e. Mengkomunikasikan, merupakan kegiatan untuk menyampaikan hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan praktik dan kegiatan teori, baik secara lisan maupun tulisan (sesuaikan dengan kondisi ketunaan peserta didik).
Kelima kegiatan yang terdaapat pada pendekatan saintifik tersebut dapat dilakukan dengan metode pembelajaran kerja kelompok dan diskusi kelompok. Kerja kelompok dan diskusi kelompok merupakan metode pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok saat mengerjakan tugas. Tugas yang diberikan dapat berupa tugas terkait pengetahuan maupun tugas praktik/keterampilan. Melalui kegiatan kerja atau diskusi kelompok, peserta didik diharapkan dapat:
a. Mengembangkan sikap toleransi, kerjasama, saling menghargai saat melakukan diskusi/kerja kelompok.
b. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan mengungkapkan ide saat melakukan diskusi/kerja kelompok.
c. Mengembangkan kemampuan menerima dan memahami pendapat orang lain
d. Mengembangkan sikap untuk menghargai kelebihan dan menerima kekurangan kekurangan orang lain.
e. Meningkatkan kerjasaama dan saling asih, asah asuh saat melaksanakan pekerjaan praktik.
3. Penilaian Pembelajaran.
Penilaian pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian pembelajaran, baik sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan selama pembelajaran maupun di luar pembelajaran melalui teknik penilaian observasi dengan menggunakan jurnal. Penilaian sikap yang dimasukkan pada jurnal hanya sikap yang menonjol dari peserta didik. Deskripsi nilai sikap diberikan oleh guru mata pelajaran Agama dan Budi Pekerti, guru PPKN, guru BK dan wali kelas. Deskripsi akhir penilaian sikap diberikan oleh wali kelas.
Penilaian pengetahuan dilakukan selama proses dan di akhir proses pembelajaran, dengan menggunakan teknik tes tertulis, tes lisan, penugasan, dan portofolio, Sedangkan penilaian keterampilan dilakukan
18 selama proses pembelajaran dengan menggunakan teknik penilaian kinerja/praktik, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, penilaian tertulis (untuk keterampilan abstrak).
Teknik dan instrumen penilaian yang dapat digunakan untuk penilaian KD keterampilan dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 5. KD, IPK, Teknik penilaian dan Instrumen Penilaian Kompetensi
Dasar
IPK Teknik/bentuk
penilaian
Instrumen Penilaian 3.1 Menerapkan
keselamatan, kesehatan kerja (K3) pada
lingkungan tempat kerja
3.1.1 Menjelaskan pengertian Keselamatan dan kecelakaan akibat kerja dengan tepat.
3.1.2 Mengidentifika si bahaya ditempat kerja dengan tepat.
3.1.3 Mendeskripsika n macam – macam kecelakaan kerja dengan tepat.
3.1.4 Mengidentifika si upaya
pencegahan kecelakaan kerja dengan tepat.
3.1.5 Mendeskripsika n penanganan kecelakaan kerja sesuai SOP
1. Tes tertulis (pilihan ganda dan esay)
1.1 Soal tes tertuli 1.2 Kunci
jawaban.
1.3 Rambu – rambu penilaian
19
3.1.6 Mendefinisikan simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja sesuai gambar.
3.1.7 Mendeskripsika n Alat
Pelindung Diri (APD) dengan tepat.
3.1.8 Menjelaskan pengertian kesehatan kerja dengan tepat.
3.1.9 Mengidentifika si persyaratan ruang kerja yang aman dengan tepat.
3.1.10 Mengidentifika si penyakit akibat kerja dengan tepat.
3.1.11 Menyebutkan prosedur pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai SOP 4.1 Melakukan
keselamatan, kesehatan kerja (K3) pada
4.1.1 Menerapkan pencegahan kecelakaan kerja dengan
2. Penugasan 2.1 Lembar tugas 2.2 Lembar
penilaian
20 lingkungan
tempat kerja
teliti.
4.1.2 Melakukan penanganan kecelakaan kerja sesuai SOP
4.1.3 Menerapkan simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja sesuai gambar dengan tepat.
4.1.4 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai fungsinya.
4.1.5 Menerapkan ruang kerja yang aman dengan tepat.
4.1.6 Melakukan prosedur pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai SOP
tugas 2.3 portofolio
3.2 Memahami simbol- simbol keselamatan kerja
3.2.1 Mendefinisikan simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja sesuai gambar
1. Tes tertulis (pilihan ganda dan esay)
1.1 Soal tes tertuli 1.2 Kunci
jawaban.
1.3 Rambu – rambu
21
penilaian 4.2 Mempraktekkan
simbol-simbol keselamatan kerja
4.2.1 Menerapkan simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja pada ruang
keterampilan tata busana
2. Tes tertulis (pilihan ganda dan esay)
2.1 Soal tes tertuli 2.2 Kunci
jawaban.
2.3 Rambu – rambu penilaian
3.3 Memahami komponen mesin jahit otomatis (high speed)
3.3.1 Menjelaskan bagian mesin jahit otomatis (high speed.
3.3.2 Mengidentifikas i komponen bagian meja mesin jahit otomatis (high speed).
3.3.3 Mengidentifikas i komponen bagian badan mesin jahit otomatis (high speed)
3.3.4 Menjelaskan fungsi
komponen bagian meja mesin jahit otomatis (high speed).
3.3.5 Menjelaskan fungsi
komponen
1. Tes tertulis (pilihan ganda dan esay)
1.1 Soal tes tertuli 1.2 Kunci
jawaban.
1.3 Rambu – rambu penilaian
22 bagian badan
mesin jahit otomatis (high speed)
4.3 Melakukan pengelompokan komponen mesin jahit otomatis (high speed)
4.3.3 Mengelompokk an komponen bagian meja mesin jahit otomatis (high speed).
4.3.4 Mengelompokk an komponen bagian badan mesin jahit otomatis (high speed)
2. Penugasan 2.1 Lembar tugas 2.2 Lembar
penilaian tugas 2.3 portofolio
3.4 Menerapkan cara kerja mesin jahit otomatis (high speed).
3.4.1 Menjelaskan langkah- langkah menyiapkan mesin jahit otomatis (high speed)
3.4.2 Menjelaskan prosedur mengoperasika n mesin jahit otomatis (high speed)
3.4.3 Mengidentifika si kerusakan pada mesin jahit otomatis (high speed).
1. Tes tertulis (pilihan ganda dan esay)
1.1 Soal tes tertuli 1.2 Kunci
jawaban.
1.3 Rambu – rambu penilaian
23
4.4 Mengoperasikan mesin jahit otomatis (high speed).
4.4.4 Menyiapkan mesin jahit otomatis (high speed)
4.4.5 Mengoperasika n mesin jahit otomatis (high speed)
4.4.6 Memperbaiki kerusakan pada mesin jahit otomatis (high speed)
2 Tes tertulis (pilihan ganda dan esay)
2.1 Soal tes tertuli 2.2 Kunci
jawaban.
2.3 Rambu – rambu penilaian
3.5 Menganalisis setikan mesin jahit otomatis (high speed)
3.5.1 Mengidentifika si alat
membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
3.5.2 Menjelaskan fungsi alat membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
3.5.3 Mengidentifika si alat
membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
3.5.4 Menjelaskan fungsi bahan
3 Tes tertulis (pilihan ganda dan esay)
4 Penugasan
4.1 Soal tes tertuli 4.2 Kunci
jawaban.
4.3 Rambu – rambu penilaian
4.4 Lembar tugas 4.5 Lembar
penilaian tugas 4.6 portofolio
24 membuat
setikan mesin jahit otomatis (high speed)
3.5.5 Mengidentifika si prosedur kerja membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
4.5 Menerapkan setikan mesin jahit otomatis (high speed)
4.5.5 Menyiapkan alat membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
4.5.6 Menyiapkan bahan membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed)
4.5.7 Membuat setikan mesin jahit otomatis (high speed) sesuai pola.
4.5.8 Menerapkan setikan mesin jahit otomatis (high speed) pada busana atau lenan
1 Tes tertulis (pilihan ganda dan esay)
1.1 Soal tes tertuli 1.2 Kunci
jawaban.
1.3 Rambu – rambu penilaian
25
rumah tangs 3.6 Menerapkan
teknik sulaman berwarna
3.6.1 Mengidentifika si macam – macam tusuk hias dengan rinci
3.6.2 Menjelaskan pengertian sulaman berwarna dengan tepat 3.6.3 Menjelaskan
fungsi sulaman dengan tepat 3.6.4 Mengidentifika
si macam – macam sulaman berwarna dengan tepat 3.6.5 Menyebutkan
alat dan bahan membuat sulaman berwarna dengan tepat 3.6.6 Menjelaskan
prosedur pembuatan sulaman berwarna dengan runtut
1. Tes tertulis (pilihan ganda dan esay)
1.1 Soal tes tertuli 1.2 Kunci
jawaban.
1.3 Rambu – rambu penilaian
4.6 Membuat sulaman
4.6.4 Membuat macam –
2 Penugasan 2.1 Lembar tugas
26
berwarna macam
sulaman berwarna dengan teliti 4.6.5 Menyiapkan
alat dan bahan membuat sulaman berwarna dengan tepat 4.6.6 Membuat
sulaman berwarna sesuai dengan prosedur kerja.
2.2 Lembar penilaian tugas 2.3 Portofolio
D. Remidial dan Pengayaan
Dalam kurikulum dirumuskan secara jelas kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai siswa sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan. Penguasaan KI dan KD setiap siswa diukur dengan menggunakan sistem penilaian acuan kriteria (PAK). Jika seorang siswa mencapai standar tertentu maka siswa tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan. Oleh karena itu program pengayaan dapat diartikan:memberikan tambahan/perluasan pengalaman atau kegiatan peserta didik yang teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh kurikulum.
Metode yang digunakan bervariasi sesuai dengan bahan kajian, muatan pelajaran yang dipelajari siswa. Dalam program pengayaan, media belajar harus betul-betul disiapkan guru agar dapat memfasilitasi peserta didik untuk memperkaya pengetahuan, melatih keterampilan dan membentuk sikap yang baik.
Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sudah dipelajari dan
27
yang akan dipelajari sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal sesuai dengan kemampuannya.
Langkah-langkah dalam program pengayaan diawali dengan kegiatan identifikasi, kemudian perencanaan, dan pelaksanaan. Guru tidak perlu menunggu diperolehnya penilaian otentik terhadap kemampuan siswa.
Apabila melalui observasi dalam proses pembelajaran, peserta didik sudah terindikasi memiliki kemampuan yang lebih dari teman lainya, bisa ditandai dengan: penguasaan materi yang cepat dan membutuhkan waktu yang lebih singkat. Sehingga siswa seringkali memiliki waktu sisa yang lebih banyak, dikarenakan cepatnya dia menyelesaikan tugas atau menguasai materi.
Disinilah dibutuhkan kepekaan guru dalam merencanakan dan memutuskan untuk melaksanakan program pengayaan.
28
BAGIAN KHUSUS
29
BAB 1
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
A. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran
Gambar 1.1 Ruang lingkup pembelajaran Sumber : dokumen pribadi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan Kerja
Kesehatan Kerja
Kecelakaan dan Keselamatan Kerja
Alat Pelindung Diri (APD)
Persyaratan kerja
Penyakit akibat kerja
Deskripsi Materi
Pada BAB I tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), siswa mempelajari tentang bagian keselamatan kerja meliputi kecelakaan dan keselamatan kerja serta alat pelindung diri. Bagian kesehatan kerja meliputi persyaratan kerja dan penyakit akibat kerja.
30 B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari BAB I tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), siswa dapat :
1.
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada lingkungan tempat kerja, meliputi:a. Menjelaskan pengertian Keselamatan dan kecelakaan akibat kerja dengan tepat;
b. Mengidentifikasi bahaya ditempat kerja dengan tepat;
c. Mendeskripsikan macam – macam kecelakaan kerja dengan tepat;
d. Mengidentifikasi upaya pencegahan kecelakaan kerja dengan tepat;
e. Mendeskripsikan penanganan kecelakaan kerja sesuai SOP;
f. Mendefinisikan simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja sesuai gambar;
g. Mendeskripsikan Alat Pelindung Diri (APD) dengan tepat;
h. Menjelaskan pengertian kesehatan kerja dengan tepat;
i. Mengidentifikasi persyaratan ruang kerja yang aman dengan tepat;
j. Mengidentifikasi penyakit akibat kerja dengan tepat;
k. Menyebutkan prosedur pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai SOP.
2.
Melakukan keselamatan, kesehatan kerja (K3) pada lingkungan tempat kerjaa. Menerapkan pencegahan kecelakaan kerja dengan teliti;
b. Melakukan penanganan kecelakaan kerja sesuai SOP;
c. Menerapkan simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja sesuai gambar dengan tepat;
d. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai fungsinya;
e. Menerapkan ruang kerja yang aman dengan tepat;
f. Melakukan prosedur pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai SOP.
31
C. Penyajian Materi
Materi yang disajikan pada BAB I tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), meliputi :
1. Keselamatan dan kecelakaan kerja;
2. Bahaya ditempat kerja;
3. Macam – macam kecelakaan kerja dan upaya pencegahannya;
4. Simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja;
5. Alat Pelindung Diri (APD);
6. Kesehatan kerja;
7. Persyaratan ruang kerja yang aman;
8. Penyakit akibat kerja;
9. Prosedur pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
D. Langkah – langkah pembelajaran pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
1. Alokasi waktu
Materi akan dipelajari dalam 6 minggu atau 12 kali pertemuan, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1.1 Alokasi waktu pada BAB I Tatap muka
ke -
Minggu ke -
Materi
1 1 - Keselamatan dan kecelakaan kerja - Bahaya ditempat kerja
2 1 Macam – macam kecelakaan kerja dan upaya pencegahannya.
3 2 Macam – macam kecelakaan kerja dan upaya pencegahannya.
4 2 Simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja.
5 3 Simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja.
6 3 Alat Pelindung Diri (APD) 7 4 Alat Pelindung Diri (APD)
32
8 4 - Kesehatan kerja.
- Persyaratan ruang kerja yang aman.
9 5 Penyakit akibat kerja
10 5 Prosedur pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
11 6 Prosedur pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
12 6 Evaluasi
2. Pertemuan I : Keselamatan dan kecelakaan kerja serta bahaya ditempat kerja (8 JP).
a. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu
1) Menjelaskan pengertian keselamatan dan kecelakaan akibat kerja dengan komunikatif;
2) Mengidentifikasi bahaya ditempat kerja dengan teliti.
b. Kegiatan pembelajaran
Materi yang disampaikan pada minggu pertama adalah menjelaskan pengertian keselamatan dan kecelakaan akibat kerja serta mengidentifikasi bahaya ditempat kerja. Penyampaian materi dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
Pendahuluan
1) Guru memastikan kerterarahan wajah siswa siap menerima pembelajaran
2) Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif, seperti : absensi, kebersihan kelas dan media yang diperlukan
3) Guru memulai pelajaran dengan menanamkan rasa bersyukur kepada tuhan dan menyampaikan motivasi positif, seperti : menjelaskan menfaat pembelajaran, memberikan pujian pada siswa
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajarn yang ingin dicapai
33
Inti
1) Guru memperlihatkan gambar lambang K3
2) Siswa mengamati gambar dan menulis hasil pengamatan pada peta pikiran yang telah disediakan
Gambar 1.2 Peta pikiran K3 Sumber : dokumen pribadi
3) Siswa menjelaskan hasil pengamatan yang sudah ditulis pada peta pikiran.
4) Guru dan siswa menyimpulkan hasil pengamatan, kemudian guru memberikan penguatan tentang materi berikut.
Gambar disamping sering kita jumpai pada tempat – tempat proyek atau tempat – tempat produksi. Tanda palang pada gambar tersebut bermakna bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sedangkan roda gigi berarti bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani. Warna hijau pada gambar bermakna selamat, sehat dan sejahtera.
Keselamatan kerja adalah suatu upaya agar pekerja selamat ditempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk juga menyelamatkan peralatan dan produksinya.
Tujuan upaya keselamatan kerja adalah : a. Mencegah terjadinya kecelakaan;
b. Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja;
Nama Logo K3
Kapan
…………..
Di mana Tempat proyek dan
produksi
Tujuan Mengingatkan pentingnya K3
34 c. Mencegah/mengurangi kematian;
d. Mencegah/mengurangi cacat tetap;
e. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat – alat kerja, mesin – mesin dan instalansi;
f. Meningkatkan produktifitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya;
g. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber produktif lainnya sewaktu kerja;
h. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kenyamanan saat kerja;
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan pada suatu tempat kerja dan ini berarti disebabkan oleh pekerjaannya atau pada saat korban melakukan pekerjaan tersebut. Kecelakaan ini biasanya mendadak dan dapat membuat orang menjadi panik.
5) Siswa memperdalam materi dengan mengisi peta pikiran tentang kesalahan kerja
Gambar 1.3 Peta pikiran kesalahan kerja Sumber : dokumen pribadi Kondisi : kabel basah
Bahaya : kebakaran
Kondisi : tangan basah Bahaya : kesetrum
Kondisi : menarik kabel Bahaya : kesetrum
Kondisi: instalasi listrik buruk Bahaya : kebakaran
Kesalahan kerja Kondisi : kabel rusak Bahaya : kebakaran
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
Gambar 4 Gambar 5
35
6) Siswa dan guru membahas peta pikiran yang sudah diisi dan dijelaskan lagi dengan materi sebagai berikut:
Macam – macam bahaya yang dapat ditimbulkan dapat digolongkan kedalam:
a) Bahaya kebakaran atau ledakan dari zat atau bahaya yang mudah terbakar atau meledak;
b) Bahan beracun dan kaustik, bahan ini dapat merusak organ tubuh atau pengguna peralatan yang kurang pengalaman secara sempurna;
c) Bahaya Radiasi adalah bahaya ergonomic dari segi tata letak pekarangan yang tidak memadai, dan termasuk bahaya fisik berupa temperatur;
d) Luka bakar, luka bakar dapat diakibatkan terkena zat-zat yang berbahaya dari benda tajam di tempat area kerja;
e) Luka sayat dapat diakibatkan dari alas benda kaca dan benda tajam;
f) Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasite, bahaya ini dapat diakibatkan dari bakteri, virus serta jamur;
g) Syok akibat dari aliran listrik, ini dapat diakibatkan melalui peralatan yang berhubungan dengan listrik. Misalnya kabel stok kontak sekring, hal ini diakibatkan melalui kelalaian atau tindakan ceroboh serta penyimpanan peralatan yang tidak pada tempatnya.
7) Setelah siswa mencermati penjelasan guru, siswa menanyakan hal – hal yang mereka belum pahami
8) Guru memberikan penguatan materi kembali dengan melakukan tanya jawab singkat secara lisan
9) Siswa yang sudah paham dapat menjadi tutor sebaya untuk menjelaskan materi yang belum dipahami
Penutup
1) Siswa ditanya, apakah sudah memahami materi yang disampaikan
2) Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dapat menanyakan nilai – nilai sikap apa saja yang terkandung dalam pelajaran ini
c. Alat, bahan dan media
36 1) Alat dan bahan : alat – alat tulis
2) Media : gambar logo K3 dan gambar kesalahan kerja d. Sumber belajar
1) Buku pegangan peserta didik
2) Sumber lain yang relevan (internet)
3. Pertemuan II : Macam – macam kecelakaan kerja dan upaya pencegahannya (8 JP)
a. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa mampu :
1) Mendeskripsikan macam – macam kecelakaan kerja dengan tepat;
2) Mengidentifikasi upaya pencegahan kecelakaan kerja dengan tepat;
3) Mendeskripsikan penanganan kecelakaan kerja sesuai SOP;
4) Menerapkan pencegahan kecelakaan kerja dengan teliti;
5) Melakukan penanganan kecelakaan kerja sesuai SOP.
b. Kegiatan pembelajaran
Penyampaian materi sebagai berikut : 1) Siswa membentuk kelompok belajar;
2) Siswa mengamati gambar penggunaan bidal pada buku siswa;
3) Siswa menulis hasil diskusi pada peta pikiran yang disediakan;
Gambar 1.4 Peta pikiran kecelakaan kerja Sumber : dokumen pribadi
Bidal Nama alat
Melindungi jari pada saat menjahit tangan Kegunaan
Tertusuk jarum tangan Kecelakaan yang
ditimbulkan
37
4) Siswa menjelaskan peta pikiran secara lisan pada guru;
5) Guru menjelaskan lebih rinci tentang macam – macam kecelakaan, pencegahan dan penanganan kecelakaan kerja di ruang menjahit, sebagai berikut :
Tertusuk jarum tangan Pencegahan
a) Konsentrasi saat menjahit.
b) Gunakan alat pelindung diri pada jari, yaitu bidal.
Penanganan
a) Bersihkan luka pada air mengalir Selama 3 menit.
b) Biarkan darah keluar bersama air sehingga virus penyebab infeksi ikut keluar.
c) Keringkan luka dengan bahan bersih seperti kapas atau tisu.
d) Oleskan dengan alcohol 70% dan obat antiseptic.
e) Bila darah masih keluar, balut luka dengan kain kasa.
f) Untuk penanganan lebih lanjut, mintalah pertolongan dokter.
Tertusuk jarum mesin jahit Pencegahan
a) Konsentrasi saat menjahit.
b) Tidak meletakkan kaki pada pedal saat memasang/
melepas jarum mesin
c) Matikan mesin saat memasang/melepaskan jarum mesin Penanganan
a) Matikan aliran listrik menuju mesin jahit, buka jarum pada mesin jahit.
b) Cabut jarum mesin dari jari atau tangan yang tertusuk.
c) Lakukan penekanan pada bagian luka yang tertusuk jarum, biarkan darah keluar untuk membersihkan luka dari virus penyebab infeksi
d) Bersihkan luka pada air mengalir, keringkan luka dengan bahan bersih seperti kapas atau tisu.
e) Oleskan dengan alcohol 70% dan obat antiseptic.
f) Bila darah masih keluar, balut luka dengan kain kasa
38 g) Untuk penanganan lebih lanjut, mintalah pertolongan
dokter.
Terkena gunting
Pencegahan dengan meletakkan gunting pada laci mesin atau kantong alat yang tersedia di mesin.
Penanganan
a) Periksa terlebih dahulu, seberapa parah luka yang terdapat akibat terkena gunting.
b) Biarkan darah keluar untuk membersihkan luka dari virus penyebab infeksi
c) Bersihkan luka pada air mengalir, keringkan luka dengan bahan bersih seperti kapas atau tisu.
d) Oleskan dengan alcohol 70% dan obat antiseptic.
e) Bila lukanya kecil, tempelkan plaster antiseptic.
f) Bila lukanya besar, lakukan penanganan lebih lanjut dengan bantuan dokter.
Terpeleset
Pencegahan adalah jangan berjalan terburu buru dan usahakan lantai dalam keadaan bersih dan kering
Penanganan
a) Mintalah bantuan teman untuk memindahkan korban.
b) Posisikan agar badan korban dalam posisi lurus.
c) Topanglah anggota badan yang terluka.
d) Beri bantua sandaran jika korban pingsan.
e) Penanganan lebih lanjut bisa melalui pertolongan dokter.
Tersandung
Pencegahan adalah rapikan area kerja dan Jangan meletakkan peralatan menjahit berjauhan dengan mesin jahit.
Penanganan
a) Periksa korban tersandung, apakah ada luka atau tidak.
b) Berikan tempat sandaran buat korban.
c) Jika luka kecil maka segera dibersihkan dan diberi cairan antiseptic.
d) Jika lukanya besar, segera minta pertolongan dokter.
39
Terkena strum listrik Pencegahan
a) Gunakan alas kaki saat menjahit.
b) Selalu gunakan kabel sesuai kebutuhan.
c) Pastikan kabel yang digunakan dalam keadaan baik
d) Periksalah dengan seksama kabel yang terhubung dengan mesin jahit, jangan sampai ada yang terkelupas.
Penanganan
a) Matikan sumber aliran listrik menuju ke alat yang rusak.
b) Sentuh salah satu bagian tubuh korban dengan punggung telapak tangan. Bila merasakan kejutan kecil ini menunjukkan masih ada arus listrik , jadi jauhkan korban dari tempat semula.
c) Posisikan korban agar tetap dalam keadaan lurus untuk mencegah pembungkukan leher atau punggung.
Pembengkokan leher ke bagian depan pada korban pingsan mungkin bisa menghalangi pernafasan.
d) Beri bantuan penyandaran bila sesaat korban berhenti bernafas atau pingsan.
e) Untuk penanganan lebih lanjut mintalah pertolongan dokter.
6) Siswa diberi kesempatan menanyakan materi yang belum dipahami;
7) Siswa melakukan praktek menangani kecelakaan kerja dibawah bimbingan guru;
8) Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.
c. Alat, bahan dan media
1) Alat dan bahan : peralatan penanganan kecelakaan;
2) Media : benda atau gambar, tayangan video.
d. Sumber belajar
1) Buku pegangan peserta didik.
2) Sumber lain yang relevan (internet)
40 4. Pertemuan III : Simbol – simbol Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3)
serta Alat Pelindung Diri (APD) (8 JP) a. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu :
1) Mendefinisikan simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja sesuai gambar dengan tepat.
2) Menerapkan simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja sesuai gambar dengan tepat.
3) Mendeskripsikan Alat Pelindung Diri (APD) dengan tepat.
b. Kegiatan pembelajaran
Materi yang disampaikan pada minggu ketiga adalah simbol – simbol Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3) serta Alat Pelindung Diri (APD). Penyampaian materi bisa dilakukan sebagai berikut : 1) Siswa ditugaskan untuk mengamati gambar salah satu simbol
K3.
2) Siswa secara bergantian menyampaikan pendapatnya tentang simbol yang diperlihatkan.
3) Guru dan siswa membuat kesimpulan sementara tentang simbol yang diamati.
4) Guru menegaskan bahwa simbol tersebut adalah simbol cairan mudah terbakar.
5) Guru memberikan penjelasan lebih rinci
tentang simbol – simbol keselamatan dan kecelakaan kerja yang sering digunakan pada tempat – tempat produksi, sebagai berikut :
Rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah merupakan tanda – tanda yang dipasang ditempat kerja/laboratorium, guna mengingatkan atau mengidentifikasi pada semua pelaksana kegiatan disekeliling tempat tersebut terhadap kondisi, resiko, yang terkait dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Ada berbagai macam rambu yang harus diperhatikan pekerja agar sehat dan selamat dalam bekerja. Rambu larangan, rambu peringatan, rambu rambu prasyarat, rambu pertolongan.
41
Rambu larangan biasanya berwarna merah, rambu peringatan kuning, rambu prasyarat berwarna biru dan rambu peringatan berwarna kuning.
Tabel 1.2 Simbol – simbol Keselamatan dan kecelakaan kerja (K3) (1)
Peringatan tegangan
tinggi
(2)
Bahan yang mudah terbakar
(3)
Bahan mudah meledak
(4)
Peringatan permukaan
panas
(5)
Peringatan akan bahaya
(6)
Dilarang menyentuh berteganga
n
(7)
Dilarang memegang
dengan tangan
(8)
Dilarang menyiram
dengan air
(9)
Dilarang merokok
(10)
Dilarang menyalakan
api (11)
Tempat berhimpun
/ berkumpul
(12)
Pintu darurat arah kanan
(13)
Telepon emergensi
(14)
Pintu darurat arah kiri
(15)
Pertolongan pertama
(16)
Tempat membersih kan tangan
(17)
Melepaskan steker
(18)
Pergunak an sarung
tangan
(19)
Perhatikan buku petunjuk
(20)
Pakai pelindung
mata, kepala, telinga
Gambar 1.5 Simbol K3 Sumber : dokumen pribadi
42 6) Materi pembelajaran dilanjutkan dengan materi berikutnya Alat
Pelindung Diri (APD).
7) Siswa mengamati gambar penjahit yang mengenakan APD dan menulis hasil pengamatannya pada lembar kerja yang sudah disediakan.
Gambar 1.6 APD Sumber : dokumen pribadi
8) Guru menegaskan kembali APD yang wajib digunakan pada saat menjahit, yaitu :
Alat pelindung kepala.
Contoh : Topi pelindung, helmet, caping dan lain-lain.
Fungsi :
a) Melindungi rambut pekerja supaya tidak terjerat mesin yang berputar
b) Melindungi kepala dari panas radiasi, api, percikan bahan kimia
c) Melindungi dari benturan, tertimpa benda Pelindung mata
Contoh : Kaca mata dengan / tanpa pelindung samping, goggless, tameng muka dan lain-lain.
Fungsi :
a) Melindungi mata dari percikan bahan kimia, debu, radiasi, panas,bunga api.
b) Untuk melindungi mata dari radiasi.
Masker hidung (respirator).
Fungsi : Mengamankan pekerja dari gangguan pernafasan terhadap kotoran/debu atau bahan kimia.
Alat Pelindung Diri (APD) a.Pelindung kepala (topi) b.Pelindung hidung (masker) c. Pakaian kerja (celemek)
d. Pelindung tangan (sarung tangan)
43
Alat penutup telinga.
Berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan.
Pelindung tangan
Contoh : sarung tangan/gloves, mitten/holder, pads.
Fungsi :
a) Melindungi tangan dari temperatur yang ekstrim, baik terlalu panas / terlalu dingin
b) Melindungi tangan dari zat kimia
c) Melindungi tangan dari benda – benda berat atau tajam.
Pelindung kaki
Contoh : sandal, sepatu karet hak rendah
Fungsi : melindungi kaki terhadap benturan, tusukan, irisan goresan bahan-bahan kimia. Temperatur yang ekstrim baik terlalu tinggi maupun rendah kumparan kawat-kawat yang beraliran listrik dan lantai licin agar tidak jatuh (terpeleset).
Baju pengaman
Contoh : celemek, baju kerja
Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan adalah : pemakaiannya harus fit, dan dalam keadaan tubuh. Tidak terlalu kencang dan kaku sehingga membatasi gerakan, namun juga jangan terlalu inggar, sehingga mengundang bahaya tergulung mesin atau kecantol bagian-bagian mesin yang menonjol hingga menyebabkan jatuh.
9) Siswa menanyakan materi yang belum mereka pahami dengan cara tanya jawab secara lisan.
c. Alat, bahan dan media
1) Alat dan bahan : macam – macam contoh APD 2) Media : gambar APD
d. Sumber belajar
1) Buku pegangan peserta didik.
2) Sumber lain yang relevan (internet)
44 5. Pertemuan IV : Alat Pelindung Diri, kesehatan kerja dan persyaratan
ruang kerja yang aman(APD) (8 JP) a. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu :
1) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai fungsinya.
2) Menjelaskan pengertian kesehatan kerja dengan tepat.
3) Mengidentifikasi persyaratan ruang kerja yang aman dengan tepat.
4) Menerapkan ruang kerja yang aman dengan tepat.
b. Kegiatan pembelajaran
Materi yang disampaikan pada minggu keempat sebagai berikut : 1) Siswa diingatkan kembali tentang APD yang harus digunakan
dan fungsinya dengan cara Tanya jawab lisan.
2) Siswa memperagakan cara menggunakan APD dengan benar sesuai dengan fungsinya.
3) Setelah siswa menggunakan APD, maka secara bergantian siswa menjelaskan fungsinya di depan kelas.
4) Siswa lainnya mencermati presentasi siswa di bawah bimbingan guru
5) Guru memberikan penguatan tentang penggunaan APD dengan benar.
6) Pembelajaran dilanjutkan dengan menjelaskan tentang kesehatan kerja.
7) Siswa membuat kelompok diskusi dan mendiskusikan 2 gambar yang sudah disiapkan.
8) Siswa menulis hasil diskusi pada kolom yang disediakan Tabel 1.3 hasil diskusi tentang kesehatan kerja gambar 1
No Kelengkapan ruangan
Kondisi ruangan
Akibat yang ditimbulkan 1 Ventilasi Tidak Baik Sirkulasi udara
tidak bagus
2 Penerangan Baik Memudahkan
bekerja
45
3 Lantai Bersih Tidak tersandung
4 Instalansi listrik Baik Mengurangi resiko konsleting
5 Penataan barang Rapi Mudah menemukan barang yang diperlukan.
6 Kamar kecil Tidak ada Menggangu kesehatan
7 Tempat sampah Tidak ada Mengotori ruangan 8 Alat alat merawat
mesin
Tidak ada Sulit dalam perawatan
Tabel 1.4 hasil diskusi tentang kesehatan kerja gambar 2 No Kelengkapan
ruangan
Kondisi ruangan
Akibat yang ditimbulkan 1 Ventilasi Tidak Baik Sirkulasi udara
tidak bagus
2 Penerangan Baik Memudahkan
bekerja
3 Lantai Kotor Tersandung dan
terpeleset
4 Instalansi listrik Tidak baik Resiko konsleting 5 Penataan barang Tidak rapi Sulit menemukan
barang yang diperlukan.
6 Kamar kecil Tidak ada Menggangu kesehatan
7 Tempat sampah Tidak ada Mengotori ruangan 8 Alat alat merawat
mesin
Tidak ada Sulit dalam perawatan
9) Siswa mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian dan saling menanggapi
46 10) Guru memberikan penguatan dan mengaitkan dengan materi
tentang persyaratan ruang kerja yang aman, yaitu:
a) Ventilasi udara dalam ruang kerja yang tercukupi.
b) Penerangan atau pencahyaan dalam ruangan kerja/workshop harus cukup.
c) Suhu udara dalam ruang kerja yang tepat.
d) Lantai yang tidak licin.
e) Penataan barang yang teratur dan tidak berdebu
f) Tersedianya kamar kecil yang memenuhi syarat kesehatan.
g) Ruangan bersih serta tersedianya tempat sampah yang tertutup.
h) Penyediaan air yang cukup dan bersih.
i) Menjaga karyawan bebas dari penyakit menular.
j) Tersedianya pelbagai piranti (perangkat) pencegah penularan penyakit seperti masker penutup mulut, sarung karet, yang dapat dipakai saat merawat mesin jahit, tutup kepala dan sebagainya.
11) Setelah siswa mengetahui persyaratan ruang kerja yang aman, maka siswa diarahkan untuk merapikan dan membersihkan ruangan keterampilan menjahit
12) Setelah selesai membersihkan area kerja, siswa dan guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang dilakukan.
c. Alat, bahan dan media
1) Alat dan bahan : alat – alat pembersih 2) Media : gambar area kerja menjahit d. Sumber belajar
1) Buku pegangan siswa.
2) Sumber lain yang relevan (internet)
6. Pertemuan V : Penyakit akibat kerja dan prosedur K3 (8 JP) a. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu mengidentifikasi penyakit akibat kerja dengan tepat dan menyebutkan prosedur pelaksanaan K3 sesuai SOP.
47
b. Kegiatan pembelajaran
Materi yang disampaikan pada minggu kelima adalah penyakit akibat kerja dan prosedur pelaksanaan K3. Penyampaian materi dilakukan sebagai berikut :
1) Guru menyampaikan materi tentang penyakit yang disebebkan oleh pekerjaan dan lingkungan pekerjaan, yaitu :
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja, diantaranya :
Tabel 1.5 Penyakit akibat lingkungan kerja a. Golongan fisik.
No Kondisi Penyakit yang ditimbulkan
1 Kebisingan Gangguan pendengaran
2 Radiasi (sinar radio aktif)
a) Kelainan darah b) Kelainan kulit 3 Suhu udara tinggi a) Heat stroke
b) Heat cramps c) Hyperpyrexia 4 Suhu udara rendah a) Frostbite
b) Trenchfoot c) Hypothermia 5 Tekanan udara tinggi Caisson disease 6 Pencahayaan kurang Kelelahan mata
b. Golongan kimia
No Kondisi Penyakit yang ditimbulkan
1 Debu Pneumoconiosis