• Tidak ada hasil yang ditemukan

cinta dalam perspektif al-qur'an - repository iiq - IIQ Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "cinta dalam perspektif al-qur'an - repository iiq - IIQ Jakarta"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Skripsi berjudul “Cinta Dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir Khawatiri Hawl Al-Qur’an Al-Karim Karya Asy-Sya’rawi)” karya Siti Masyitah Ibrahim dengan NIM 14210613 telah melewati proses bimbingan dengan baik dan layak. disetujui untuk diajukan pada perkara Munaqasyah. Tesis berjudul “Cinta Dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir Khawatiri Hawl Al-Qur’an Al-Karim Karya Asy-Sya’rawi)” karya Siti Masyitah Ibrahim dengan NIM 14210613 dipaparkan pada sidang Munaqasyah oleh Fakultas Institut Ilmu Ushuluddin -Qur'an (IIQ) Jakarta pada tanggal 22 Agustus 2018. Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Cinta Dalam Perspektif Al-Qur'an (Kajian Tafsir Khawatiri Hawl Al-Karim Al-Karim Karya Asy-Sya' mentah)".

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi beberapa persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Quran Jakarta. Seluruh Dosen LTTQ IIQ Jakarta, Ny. Istiqomah, MA, Ny. Muthmainnah, M.A. dan Ny. Hayati, S, Pd yang dengan sabar membimbing kami untuk mewujudkan impian kami yaitu hafal Al-Quran. Seluruh dosen dan staf pengajar IIQ Jakarta bersedia memberikan waktunya yang berharga untuk membantu membimbing dan mengajari kami berbagai ilmu Al-Quran.

Namun dalam praktiknya, banyak orang yang salah mengartikan cinta dan memiliki sikap yang salah terhadapnya. Jenis penelitian ini adalah “Library Research” yang seluruh sumber literaturnya berkaitan dengan pokok bahasan yaitu Cinta dalam Perspektif Al-Qur’an: Kajian Tafsir Khawatiri Hawl Al-Qur’an Al-Karim. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa menurut Imam Asy-Sya`rawi, cinta merupakan kedudukan tertinggi dalam tingkat ketaqwaan seorang hamba kepada Tuhannya.

Al-Ghazali mengartikan cinta sebagai kecenderungan naluriah terhadap sesuatu yang menyenangkan.1 Sedangkan secara etimologis, kata “cinta” berasal dari kata Sansekerta “Citta” yang berarti “yang selalu dipikirkan, disukai dan dicintai”. Penting untuk diketahui bahwa cinta membutuhkan pembuktian dari siapapun yang mengaku mencintai, karena pengakuan itu hal yang mudah, namun membuktikan pengakuan itu yang sulit. Said Ramadhan dalam bukunya yang berjudul “Al-Qur’an Kitab Cinta” membagi cinta menjadi 3 bagian, yaitu: cinta Allah kepada manusia, cinta manusia kepada Allah, cinta manusia kepada sesama dan harta benda.

Karena begitu besarnya peran cinta dalam kehidupan, al-Quran berkali-kali menyebut kata cinta, seperti dalam QS. Dan di antara manusia ada yang menyembah saingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Beberapa orang berpikir itu berarti mendahulukan kepentingan orang yang dicintai di atas hal-hal lain di sekitar mereka.

Ada yang beranggapan bahwa ini berarti mengikuti keinginan orang yang dicintai, terlepas dari apakah orang yang dicintai itu ada di sisinya atau tidak. 4 Said Ramadhan El-Buthy, Al-Qur'an Buku Cinta (Trans.. Hubb fil Qur'an we Daurul Hikmah), (Jakarta: PT. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, penulis menemukan fakta tersebut bahwa belum ada karya tulis yang mengangkat persoalan cinta melalui sudut pandang Syekh Mutavalli asy-Sja'rawi.

Oleh karena itu penulis ingin meneliti dan menyusun skripsi ini dengan judul “CINTA DARI PERSPEKTIF ASY-SYA'RAWI”.

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Dalam skripsi ini penulis membatasi pembahasan pada kitab Tafsir Khawatiri Hawl Al-Qur'an Al-Karim karya Syekh Mutawalli asy-Sya'rawi. Asy-Sya'rawi adalah seorang mufassir kontemporer yang mencerminkan perkembangan peradaban dalam pendekatannya terhadap Al-Quran.5. Tafsir ini lebih condong pada gaya Adabiy-Ijtima`I (sastra-sosial), sehingga sesuai dengan tema yang diangkat dalam skripsi ini.

Dalam penafsirannya, Syekh Sya’rawi dapat dikatakan sebagai seorang pembaharu dan pejuang, meskipun ia tidak mengabaikan pendapat para ulama tafsir sebelumnya. Tafsir ini sangat kontekstual dengan kondisi peradaban saat ini, beliau juga sering menyikapi persoalan-persoalan yang sedang berkembang di masyarakat melalui tafsir dan pembahasan dalam kitab-kitab tafsirnya. Asy-Sya'rawi pun menyusun kitab ini dengan disertai ayat asbab An-Nuzul, kemudian diperkuat dengan hadis-hadis Nabi, sahabat dan tabi'in, kemudian diracik dengan bahasa yang sederhana dan dikaitkan dengan permasalahan dunia. masyarakat berkembang.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka

Skripsi ini memberikan gambaran pemikiran mengenai konsep Mahabba yang terjalin antara Allah dan makhluk-Nya khususnya manusia dengan menjelaskan ayat-ayat Al-Quran kemudian mengaitkannya dengan realitas kehidupan masa kini. Buku ini memberikan kontribusi pada penjelasan pertama tentang definisi cinta dalam kaidah tata bahasa Arab. Serta sifat yang Allah persembahkan sebagai bukti kecintaan-Nya kepada manusia, sekaligus sebagai media untuk menguji keimanan dan ketaatan manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.

Namun penulis berpendapat bahwa penulisan buku ini lebih berorientasi pada bidang tafsir tematik yang berpedoman pada ajaran tasawuf. Buku "Al-Qur'an, kitab cinta, terjemahan kitab Al-Hubb Fil Qur'an wa Daurul Hubb" karya Dr. Said membagi cinta menjadi 4 bagian, yaitu: cinta Tuhan kepada manusia, cinta manusia kepada Tuhan, cinta manusia terhadap sesamanya, dan cinta manusia terhadap nyawa manusia.

Buku ini mempunyai kontribusi terhadap pengembangan ide awal penulis dalam menghubungkan bidang tasawuf dan psikologi melalui tema pemanfaatan cinta. Namun selama menulis buku ini penulis merasa terdapat pembahasan yang repetitif dan terkesan terlalu jauh pada contohnya, sehingga perlu waktu bagi pembaca untuk memahami apa yang ingin disampaikan oleh Dr. Dr.

Metodologi Penelitian 1. Jenis penelitian

  • Sumber data
  • Teknik pengumpulan data
  • Metode Analisis Data
  • Sistematik dan Teknik Penulisan

Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif-analitis, sebagai upaya mengkaji dan kemudian menjelaskan keadaan objek yang akan diteliti dengan mengacu pada data-data yang ada (baik primer maupun sekunder), dalam hal ini data primer dari Tafsir Khawatiri Hawl Al - Al-Qur'an Al-Karim kemudian dianalisis secara proporsional dan komprehensif dengan pendekatan komparatif sehingga rincian jawaban permasalahan yang berkaitan dengan pokok permasalahan akan terlihat jelas dan menghasilkan ilmu yang valid. Sistematika dan teknik penulisan mengacu pada buku panduan penulisan skripsi Lembaga Sains Al-Quran. Pembahasan penelitian ini disusun dalam lima bab, yang masing-masing bab terdiri atas bagian-bagian yang tidak terpisahkan dan saling berkaitan.

Pada bab ini ditarik beberapa kesimpulan dan hasil pembahasan untuk menjelaskan dan menjawab berbagai permasalahan yang ada. Berdasarkan penelitian dan penjelasan ayat-ayat yang mengandung kata cinta di atas, dapat disimpulkan bahwa Cinta menurut Imam Asy-Sya`rawi merupakan kedudukan tertinggi dalam tingkat ketaqwaan seorang hamba kepada Tuhannya. Karena cinta dapat dijadikan pengingat untuk berbuat baik, meninggalkan yang buruk dan meningkatkan ketaqwaan seorang hamba kepada Rabbnya.

Boleh dikatakan ada kesatuan antara ketakwaan seorang hamba dengan kecintaannya kepada Tuhannya (Allah SWT) yang tidak dapat dijelaskan. Allah telah menunjukkan golongan hamba-hamba-Nya yang dikasihi-Nya iaitu mereka yang beriman, taat, bertaqwa, sentiasa memberi syafaat dan berbuat kebaikan serta menjauhi kemungkaran, menjaga alam sekitar dan saudara-saudaranya, menyayangi orang-orang yang lemah seperti orang fakir, miskin. , anak yatim dsb. Melalui kategori-kategori tersebut, kita sebagai hambaNya dapat meningkatkan ketaqwaan agar sentiasa mendekatkan diri, mencintai dan dicintai oleh Pencipta, Allah 'Azza wa Jalla.

Saran

Abu Hamid, Muhammad, Ihya 'Ulum Al-Din, (Beirut: Dar Al-Jaly), Bahagian V, Al Faisal, Tesis: Konsep cinta menurut al-Quran: kajian analitikal di atas. Ayat-ayat cinta dalam Tafsir Al-Maraghi, Universitas Islam Jakarta, Al-Buthy, Said Ramadhan, Al-Qur'an Kitab Cinta (Trans.. wa Daurul Hikmah), (Jakarta: PT. 2010, Cet.1 Amri, Mafri, Tafsir Sastra Indonesia, (Ciputat: Madzhab Ciputat, 2013) Ath-Thabari, Abu Ja'far Muhammad bin Jarir, Tafsir Ath-Thabari Trans.

Nurlela, Rika, Hadits Cinta Dalam Rumah Tangga Nabi Muhammad (Studi Tematik), Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta, 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Raghib al-Isfahani, seperti dikutip oleh Arham Junaidi Firman, fitrah menurut terminologi adalah mewujudkan dan mengadakan sesuatu sesuai kondisi yang

Yang mungkin menarik untuk dicatat adalah bahwa Al-Qur‟an- -- sejauh yang penulis ketahui--- tidak pernah memberikan „pujian‟ kepada kaum Yahudi tetapi beberapa kali

Bagi ayat sajadah yang redaksinya bermakna perintah untuk bersujud, kemudian orang yang membaca dan mendengar ayat tersebut melakukan sujud tilawah, mungkin hal

Dan seolah-olah mereka berdua itu menjaga manusia itu dari kekafiran dan menyampaikan dari sesuatu apa-apa yang mereka ketahui dari kilahan mereka dan

Jin yang menempel atau yang memasuki tubuh seseorang (orang itu menjadi kerasukan atau kesurupan) dapat dikeluarkan atau diusir dengan penyaluran energi yang lebih kuat

Dari hasil penelitian tersebut, diperoleh bahwasannya usia ideal dalam menghafal Al-Qur`an di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Unit Asrama Darul Qur`an adalah Anak Usia 16-21 Tahun

Diriwayatkan kepadaku dari Ammar, ia berkata: Ibnu Abi Ja‟far menceritakan kepada kami dari bapaknya, dari Ar-Rabi‟, tentang firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah

Berdasarkan data yang telah dihitung dan dijelaskan pada bab IV, bisa disimpulkan bahwa Usia ideal dalam menghafal Al-Qur`an di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Unit Asrama Darul