Batch Mei
2 0 2 4
NEUROLOGI
Drill Soal UKMPPD
dr. Christine
BASIC UKMPPD
• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal dalam 200 menit → 1 soal = 1 menit
• Baca soal → Baca Kasus → Kata kunci → Informasi tambahan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif
• Jika kesulitan → Eksklusi jawaban
→ Memperbesar kemungkinan untuk benar
2
• Bedakan antara terapi yang tepat, definitive, abortif, suportif, awal dan pendukung
• Terapi awal : Tatalaksana simtomatis / kegawat daruratan
• Terapi definitive : Terapi yang langsung ke etiologi
• Terapi supportif: Terapi yang membantu dalam terapi utama.
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)
•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
•4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
•4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atauPendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
4
•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
•3A. Bukan gawat darurat
•3B. Gawat darurat
3
•Mendiagnosis dan merujuk
•Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
2
•Mengenali dan menjelaskan
•Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
1
1
Seorang wanita usia 38 tahun, dibawa dengan keadaan tidak sadarkan diri sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya pasien terlibat kecelakaan lalu lintas, pasien merupakan pengendara motor dan tidak mengenakan helm. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60, HR 82, RR 18, T 37, pupil pinpoint.
Dimana letak lesi pada keaadan pasien ini?
A. Midbrain
B. Mesencephalon C. Diencephalone D. Pons
E. Tektal
Seorang wanita usia 38 tahun, dibawa dengan keadaan tidak sadarkan diri sejak 1 jam yang lalu. Sebelumnya pasien terlibat kecelakaan lalu lintas, pasien merupakan pengendara motor dan tidak mengenakan helm. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60, HR 82, RR 18, T 37, pupil pinpoint.
Dimana letak lesi pada keaadan pasien ini?
A. Midbrain
B. Mesencephalon C. Diencephalone D. Pons
E. Tektal
Pola Pupil dan Pernapasan
4Pola pupil berdasarkan letak lesi pada penurunan kesadaran
Pola Pupil dan Pernapasan
4Pola Pernapasan Abnormal
Jenis
Pernapasan Pola Letak Lesi Keterangan
Normal
Cheyne Stokes Hemisfer
Bilateral
• Fase hiperapnea lebih panjang daripada fase apnea
• Etiologi: gagal jantung, uremia
Central Neurogenic
Hyperventilation Midbrain
• Pernafasan cepat, dalam, regular
• Etiologi: hipoksia sistemik, asidosis metabolic
Pola Pupil dan Pernapasan
4Pola Pernapasan Abnormal
Jenis
Pernapasan Pola Letak Lesi Keterangan
Apneustic Upper Pons Fase inspirasi diperpanjang
diikuti apneu dan fase henti nafas
Ataxic (Biot) Lower Pons,
Upper Medulla
• Ireguler tidak terprediksi
• Pernafasan bisa dalam/dangkal
• Ada periode henti nafas
Respiratory
Arrest Medulla
Jawaban Lainnya
A. Midbrain → midposition, terfiksir
B. Mesencephalon → midposition, terfiksir C. Diencephalone → kecil reaktif
D. Pons
E. Tektal → pupil besar terfiksir, hippus
2
Referensi: UKMPPD Batch Agustus 2023
Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang dengan keluhan kelemahan pada anggota gerak kanan tiba-tiba 5 jam yang lalu, disertai dengan bicara pelo.
Pada pemeriksaan didapatkan kekuatan motorik 2222/4444. Setelah dilakukan perawatan, keadaan pasien kembali normal. Saat ini pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Stroke iskemik B. Stroke emboli
C. Stroke hemoragik
D. Transient Ischemic Attack
E. Reversible Ischemic Neurological Deficit
Referensi: UKMPPD Batch Agustus 2023
Seorang laki-laki berusia 57 tahun datang dengan keluhan kelemahan pada anggota gerak kanan tiba-tiba 5 jam yang lalu, disertai dengan bicara pelo.
Pada pemeriksaan didapatkan kekuatan motorik 2222/4444. Setelah dilakukan perawatan, keadaan pasien kembali normal. Saat ini pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kelainan.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Stroke iskemik B. Stroke emboli
C. Stroke hemoragik
D. Transient Ischemic Attack
E. Reversible Ischemic Neurological Deficit
Stroke
Transient
Ischemic Attack (TIA) Defisit neurologis berlangsung <24 Jam Reversible Ischemic
Neurological Deficit
(RIND) Defisit neurologis berlangsung 24 – 72 jam Stroke in Evolution
(Progressing Stroke)
Defisit neurologik fokal akut karena gangguan peredaran darah otak yang berlangsung progresif dan mencapai maksimal dalam beberapa jam hingga beberapa hari
Stroke in Resolution Defisit neurologik fokal akut karena gangguan peredaran darah otak yang memperlihatkan perbaikan dan mencapai maksimal dalam beberapa jam sampai bebrapa hari
Completed stroke Defisit neurologi fokal akut karena oklusi atau gangguan peredaran darah otak yang secara cepat menjadi stabil tanpa memburuk lagi
Terminologi
3B
Transient Ischaemic Attack
Penilaian Faktor Resiko → ABCD2 Score
Kriteria Poin
Age >60 tahun 1
Blood pressure Sistolik >140 mmHg atau Diastolik >90 mmHg 1
Clinical features Salah satu dari:
• Kelemahan sesisi
• Gangguan bahasa tanpa kelemahan sesisi 2 1 Duration of
symptoms • >60 menit
• 10-59 menit 2
1
Diabetes mellitus Riwayat DM 1
Interpretasi Resiko Stroke dalam 2 Hari
•0 – 3 : Resiko rendah
•4 –5 : Resiko menengah
•6 –7 : Resiko tinggi
Tatalaksana
• Resiko rendah - menengah : Aspirin
• Resiko tinggi : pertimbangkan dual antiplatelet
• Etiologi emboli : antikoagulan
3B
Jawaban Lainnya
A. Stroke iskemik → > 24 jam B. Stroke emboli → > 24 jam C. Stroke hemoragik → TTIK D. Transient Ischemic Attack
E. Reversible Ischemic Neurological Deficit → >24-72 jam
3
Seorang pria 55 tahun dibawa ke IGD RS karena mengalami kelemahan anggota gerak kiri saat bangun pagi. Keluhan sudah terjadi 10 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan kesulitan berbicara. Pasien memiliki riwayat DM yang tidak terkontrol sejak 5 tahun lalu. TD 170/100, HR 88, RR 24, T 36.7. Hasil pemeriksaan neurologis motorik 5555/3333 dan paresis nervus cranialis VII dan XII dextra tipe sentral.
Apa terapi yang paling tepat pada pasien ini?
A. Alteplase 0,9 mg/kgBB
B. Aspirin 160 mg & Clopidogrel 300 mg C. Aspirin 320 mg
D. Manitol 0,25-0,5 g/kgBB E. Nikardipin 5 mg/jam IV
Seorang pria 55 tahun dibawa ke IGD RS karena mengalami kelemahan anggota gerak kiri saat bangun pagi. Keluhan sudah terjadi 6 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan kesulitan berbicara. Pasien memiliki Riwayat DM yang tidak terkontrol sejak 5 tahun lalu. TD 170/100, HR 88, RR 24, T 36.7. Hasil pemeriksaan neurologis motorik 5555/3333 dan paresis nervus cranialis VII dan XII dextra tipe sentral.
Apa terapi yang paling tepat pada pasien ini?
A. Alteplase 0,9 mg/kgBB
B. Aspirin 160 mg & Clopidogrel 300 mg C. Aspirin 320 mg
D. Manitol 0,25-0,5 g/kgBB E. Nikardipin 5 mg/jam IV
Stroke Iskemik
Definisi
• Defisit neurologis akut akibat aliran darah otak yang berkurang (hipoperfusi otak) yang biasanya disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah otak
3B
Emboli Trombotik
Defisit maksimal saat onset Defisit menyerupai TIA (mini stroke)
Onset saat aktivitas Onset saat beristirahat
Adanya emboli distal dari intra-arteri Oklusi atau stenosis berat arteri besar Faktor resiko: AF, DVT Faktor risiko atherosklerosis:
hipertensi, hiperkolesterolemia, dll.
Infark luas Infark lacunar (pemb. Darah kecil)
Etiologi
Stroke Iskemik
Prinsip Tatalaksana
Reperfusi (rTPA, DAPT)
Kontrol tekanan darah
Terapi preventif
< 4,5 Jam → rTPA Alteplase 0,9 mg/kgBB
> 6 Jam → DAPT
Aspirin 160-325 mg PO loading dose, lanjut 50-100 mg/hari PO
Clopidogrel 300 mg PO loading dose, lanjut 75 mg/hari PO
• Berikan antihipertensi bila TD sistol >220 mmHg ATAU diastol >120 mmHg
• Nikardipin : awal 5 mg/jam IV
Titrasi 2.5mg/jam dalam 5-15 menit (max dosis 15 mg/jam)
• Kontrol tensi target < 130/80 mmHg
• Stabilisasi plak → statin
• Antiplatelet maintenance
3B
Perhatikan pertanyaan (awal,
tepat) dan TD!
Stroke Iskemik
Tatalaksana
Terapi Reperfusi
•rtPA → Alteplase 0,9 mg/kgBB, tenecteplase, dll.
• Diberikan maks. 4,5 jam dari onset (jika IV) hingga 6 jam dari onset (jika intra-arteri)
•Kontraindikasi:
• Perdarahan aktif
• Hipertensi >185/110 mmHg
• Dalam terapi antikoagulan
• Trombosit rendah
•Trombektomi mekanik
• Pengangkatan trombus manual menggunakan kateter
3B
Terapi Antiplatelet
•Diberikan jika onset > 6 jam
• Aspirin 160-325 mg PO loading dose, lanjut 50-100 mg/hari PO
• Clopidogrel 300 mg PO loading dose, lanjut 75 mg/hari PO
Stroke Iskemik
Tatalaksana
Terapi Tekanan Darah
Terapi
Nikardipin : awal 5 mg/jam IV Titrasi 2.5mg/jam dalam 5-15 menit (max dosis 15 mg/jam)
(A) IV rTPA
Terapi Endovaskular(B) (C)
Tatalaksana Umum Fase Akut
Onset Serangan 24
Jam
72 Jam Sebelum IV-rtPA
<185/110mmHg Saat dan dalam 24
jam paska IV-rtPA
<185/105 mmHg
Saat dan dalam 24 jam paska Endovaskular
<185/105 mmHg
220/120 mmHg
Target 15% MAP < 220/120 mmHg
Diturunkan dalam 48-72 jam
TD > 140/90 mmHg dan defisit stabil, dapat dimulai saat dalam perawatan Perawatan
3B
Jawaban Lainnya
A. Alteplase 0,9 mg/kgBB → jika onset < 4,5 jam B. Aspirin 160 mg & Clopidogrel 300 mg
C. Aspirin 320 mg → kurang lengkap
D. Manitol 0,25-0,5 g/kgBB → tatalaksana peningkatan TIK stroke hemoragik E. Nikardipin 5 mg/jam IV → jika TDS > 200 atau TDD > 120
24
4
Referensi: UKMPPD Batch November 2023
Seorang laki-laki berusia 55 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan keluhan kelemahan sisi tubuh sebelah kiri mendadak sejak 1 jam yang lalu.
Keluhan dirasakan tiba-tiba oleh pasien saat pasien sedang bekerja. Pasien sulit untuk berbicara tetapi mengerti isi pembicaraan orang lain. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 160/90, HR 95, RR 18, T 36,7. Pada pemeriksaan CT scan ditemukan hasil sebagai berikut.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Stroke iskemik sistem vertebrobasiler kanan B. Stroke iskemik sistem karotis kanan
C. Stroke hemoragik sistem vertebrobasiler kanan D. Stroke hemoragik sistem karotis kanan
E. Stroke iskemik sistem karotis kiri dan kanan
Referensi: UKMPPD Batch November 2023
Seorang laki-laki berusia 55 tahun dibawa ke IGD oleh keluargnya dengan keluhan kelemahan sisi tubuh sebelah kiri mendadak sejak 1 jam yang lalu.
Keluhan dirasakan tiba-tiba oleh pasien saat pasien sedang bekerja. Pasien sulit untuk berbicara tetapi mengerti isi pembicaraan orang lain. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 160/90, HR 95, RR 18, T 36,7. Pada pemeriksaan CT scan ditemukan hasil sebagai berikut.
Apakah diagnosis yang tepat?
A. Stroke iskemik sistem vertebrobasiler kanan B. Stroke iskemik sistem karotis kanan
C. Stroke hemoragik sistem vertebrobasiler kanan D. Stroke hemoragik sistem karotis kanan
E. Stroke iskemik sistem karotis kiri dan kanan
Sirkulasi Otak
Sirkulus Willisi
Sirkulasi Anterior
A. Cerebri Anterior (ACA)
A. Communicans Anterior (ACOM) A. Cerebri Media (MCA)
Sirkulasi Posterior
A. Communicans Posterior (PCOM) A. Cerebri Posterior
A. Superior Cerebellar (SCA) A. Basiller
A. Anterior Inferior Cerebellar (AICA) A. Posterior Inferior Cerebellar (PICA)
3B
Stroke
Vaskularisasi / lokasi Manifestasi Klinis
Arteri cerebri media (MCA)
• Hemiparesis kontralateral Kelemahan atas > bawah
• Afasia Wernicke & Broca
Arteri cerebri anterior (ACA) • Hemiparesis kontralateral kelemahan bawah > atas
Arteri cerebri posterior (PCA)
• Hemianopia homonim
kontralateral dengan macular sparing
• Afasia transkortikal Manifestasi klinis
• Berdasarkan vaskularisasi dan lokasi yang terkena
3B
Stroke
Pemeriksaan Penunjang
•EKG: evaluasi atrial fibrillation (AF)
•Laboratorium
• GDS → eksklusi hipoglikemia
• Elektrolit → eksklusi hiponatremia
•Pencitraan
• CT-scan tanpa kontras → Modalitas utama
• Diffusion weighted MRI → Gold standard
• CT angiografi → menentukan lokasi sumbatan
3B
CT Scan
Iskemik hemoragik
akut lama intracerebral subarachnoid
hipodens hiperdens
Berbatas tidak
tegas Berbatas tegas Berbatas tegas Mengisi sulcus atau fissure, berbentuk stellata
Jawaban Lainnya
A. Stroke iskemik sistem vertebrobasiler kanan → lesi hipodens ada di area MCA hemisfer kanan
B. Stroke iskemik sistem karotis kanan
C. Stroke hemoragik sistem vertebrobasiler kanan → hiperdens D. Stroke hemoragik sistem karotis kanan → hiperdens
E. Stroke iskemik sistem karotis kiri dan kanan → lesi hipodens ada di hemisfer kanan
32
5
Modifikasi: UKMPPD Batch November 2022
Seorang perempuan usia 60 tahun datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 30 menit yang lalu. Sebelumnya pasien sempat muntah lebih dari 3 kali dan mengeluhkan nyeri kepala. Tidak ada riwayat trauma. Pasien dikatakan mempunyai riwayat HT tidak terkontrol sejak 10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS E1M1V1, TD 240/120, HR 104, RR 24, T 36.8.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Babinski (+), Refleks fisiologis +3/+3. Tidak ada kaku kuduk.
Apakah tatalaksana yang dapat diberikan pada pasien ini?
A. Aspirin tablet B. Trombolitik
C. Head Up + Mannitol IV D. Citicolin IV
E. Amlodipin
Modifikasi: UKMPPD Batch November 2022
Seorang perempuan usia 60 tahun datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 30 menit yang lalu. Sebelumnya pasien sempat muntah lebih dari 3 kali dan mengeluhkan nyeri kepala. Tidak ada riwayat trauma. Pasien dikatakan mempunyai riwayat HT tidak terkontrol sejak 10 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS E1M1V1, TD 240/120, HR 104, RR 24, T 36.8.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Babinski (+), Refleks fisiologis +3/+3. Tidak ada kaku kuduk.
Apakah tatalaksana yang dapat diberikan pada pasien ini?
A. Aspirin tablet B. Trombolitik
C. Head Up + Mannitol IV D. Citicolin IV
E. Amlodipin
Stroke Hemoragik
Diagnosis Banding Topis dan Etiologi Manifestasi Klinis CT-Scan Intracerebral Hemorrhage (ICH)
Parenkim otak
Defisit neurologis fokal
Lesi hiperdens soliter dengan edema hipodens Ruptur Aneurisma Charcot-
Bouchard
Subarachnoid Hemorrhage (SAH)
Ruang subaraknoid Thunderclap headache Meningeal sign
Bentuk stellata Ruptur aneurisma Berry
Etiologi
3B
Intracerebral Haemorrhage
Manifestasi Klinis
•Penurunan kesadaran
•Nyeri kepala, muntah proyektil → akibat iritasi meninges / peningkatan tekanan intracranial
•Cushing’s triad → tanda peningkatan TIK
•Pulse pressure meningkat
•Bradikardia
•RR iregular
•Defisit neurologis fokal
•Putamen: hemiparesis dan hemianestesi kontralateral, deviasi mata menuju arah perdarahan
•Thalamus: hemiparesis dan hemianestesi kontralateral, deviasi mata menjauhi arah perdarahan
3B
Subarachnoid Haemorrhage
Etiologi
•Pecah aneurisma Berry (ACA)
•AVM Malformasi
Patofisiologi
•Aneurisma → ruptur → vasospasme
Manifestasi
•Nyeri kepala sangat hebat tiba-tiba (thunderclap headache)
•Peningkatan TIK (muntah menyemprot, sakit kepala)
•Penurunan kesadaran
•Kejang
•Kaku kuduk
•Defisit neurologis fokal
•Lumbal pungsi: ditemukan darah
3B
Tatalaksana Stroke Hemoragik
Stabilisasi Airway-Breathing Pemberian oksigen, intubasi, bila diindikasikan
Stabilisasi Hemodinamik Pemberian cairan kristaloid/koloid IV, apabila TD rendah, berikan vasopresor
Pengendalian TIK • Head UP 20-30 derajat
• Pemberian manitol 0,25-0,5 g/kgBB
Pengendalian Tekanan Darah
Antihipertensi ICH
Penurunan TD Agresif target: TDS 120-140 mmhG SAH
• TDS >200 mmHg atau MAP>150 mmHg atau bila
• TDS>180 mmHg atau MAP>130 mmHg disertai peningkatan TIK Pilihan (Labetalol, Nicardipine)
Antivasospasme Nimodipin 60 mg tiap 4 jam selama 21 hari (pada SAH) Pembedahan Evakuasi perdarahan (atas indikasi)
39
3B
Stroke Iskemik vs Hemoragik
Iskemik Hemoragik
Etiologi Trombus/emboli Perdarahan
Klinis
- Defisit neurologis akut - Kesadaran = CM
- Tanda lesi UMN (hiperrefleks. Refleks patologis +)
- Defisit neurologis akut
- Tanda peningkatan TIK :penurunan kesadaran, muntah, - Cushing triad (hipertensi, bradikardia, bradipnea)
- Kaku kuduk → SAH - Tanda lesi UMN
CT Scan Hipodens Hiperdens, Stellata → SAH
Tatalaksana
- Trombolitik (r-TPA) →3-4,5 jam setelah onset - Aspirin 325 mg
- Clopidogrel 300 mg
- Aspirin + Dipyridamole 2x200 mg
- Antihipertensi (Turunkan MAP 15% dalam 24 jam apabila TDS>220mmHg atau TDD>120mmHg (Labetalol, Nikardipin, Nitroprusid)
- Bedah = evakuasi perdarahan - Antihipertensi
- ICH : Target TDS 120 – 140 mmHg
- SAH : TDS >200 mmHg atau MAP>150 mmHg atau bila TDS>180 mmHg atau MAP>130 mmHg disertai peningkatan TIK
- Head up 30o
- Agen diuretik osmotik→NaCl 3%, manitol
(Manitol 20% 0,5-1g/kgBB IV bolus selama 20 menit, ulang tiap 4-6 jam)→↓TIK
- Antivasospasme → SAH : Nimodipin 8 x 60 mg / hari
Jawaban Lainnya
A. Aspirin tablet → untuk stroke iskemik B. Trombolitik → untuk stroke iskemik C. Head Up + Mannitol IV
D. Citicolin IV → terapi adjuvant sebagai neuroprotektor E. Amlodipin → bukan pilihan utama untuk menurunkan TD
41
6
Seorang perempuan umur 40 tahun datang ke RS untuk melakukan fisioterapi setelah terkena stroke 1 bulan yang lalu. Keluhan lemah separuh badan kanan saat ini sudah mulai membaik, namun saat ini pasien masih kesulitan dalam berkomunikasi. Ketika diajak berbicara, pasien dapat berbicara dengan lancar menyebutkan kata demi kata, namun tidak mengerti dengan apa yang orang lain sampaikan dan tidak dapat mengulangi kata yang disebutkan pemeriksa.
Dimana letak kelainan pada pasien tersebut?
A. Lobus frontalis B. Lobus temporalis C. Lobus oksipitalis
D. Ruang subarakhnoid E. Ganglia basalis
Seorang perempuan umur 40 tahun datang ke RS untuk melakukan fisioterapi setelah terkena stroke 1 bulan yang lalu. Keluhan lemah separuh badan kanan saat ini sudah mulai membaik, namun saat ini pasien masih kesulitan dalam berkomunikasi. Ketika diajak berbicara, pasien dapat berbicara dengan lancar menyebutkan kata demi kata, namun tidak mengerti dengan apa yang orang lain sampaikan dan tidak dapat mengulangi kata yang disebutkan pemeriksa.
Dimana letak kelainan pada pasien tersebut?
A. Lobus frontalis B. Lobus temporalis C. Lobus oksipitalis
D. Ruang subarakhnoid E. Ganglia basalis
Gangguan Fungsi Luhur
45
Aphasia Gangguan komunikasi verbal
Agraphia Gangguan kemampuan menulis
Alexia Ketiakmampuan membaca (buta huruf)
Acalculia Gangguan kalkulasi (matematika)
Apraxia Hilangnya kemampuan melakukan aktifitas yang sudah dipelajari sebelumnya (skilled movements)
Agnosia Hilangnya kemampuan mengenali suatu objek, orang, suara atau aroma
Afasia
46
BRO – MO - FON WER – SEN - TEM
BROCA
MOTORIK
FRONTAL
WERNICKE
SENSORIK
TEMPORAL Area 44-45
Area 22
Afasia
Aphasia Anomik : gangguan pada fungsi naming(penamaan
benda) Aphasia
transkortikal : Repetisi selalu baik, yang rusak sesuai dengan namanya, motor (fluensi), sensoris (komprehensi) dan mixed (fluensi dan komprehensi)
Jawaban Lainnya
A. Lobus frontalis → afasia Broca B. Lobus temporalis
C. Lobus oksipitalis → pada stroke akibat gangguan arteri serebri posterior, manifestasi klinis: hemianopia homonym dengan macular sparing + afasia transkortikal
D. Ruang subarachnoid → pada SAH
E. Ganglia basalis → hemiparesis alternans, ataxia
7
Seorang pria usia 59 tahun dirawat di ICU setelah menjalani operasi kraniotomi.
Sebelumnya pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran serta nyeri kepala hebat dan muntah. Pasien saat ini sudah tidak sadar selama 2 minggu dan terpasang ventilator. Pada pemeriksaan fisik didapatkan doll’s eye phenomenon (-). Apnoe test (+).
Kemungkinan diagnosis adalah?
A. Locked-in syndrome B. Mati batang otak
C. Persistent vegetative state D. Rapid eye movement state E. Perdarahan subarachnoid
Seorang pria usia 59 tahun dirawat di ICU setelah menjalani operasi kraniotomi.
Sebelumnya pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran serta nyeri kepala hebat dan muntah. Pasien saat ini sudah tidak sadar selama 2 minggu dan terpasang ventilator. Pada pemeriksaan fisik didapatkan doll’s eye phenomenon (-). Apnoe test (+).
Kemungkinan diagnosis adalah?
A. Locked-in syndrome B. Mati batang otak
C. Persistent vegetative state D. Rapid eye movement state E. Perdarahan subarachnoid
Refleks Batang Otak
52
Refleks Pupil
Refleks Kornea
Refleks Oculocephalic
(doll’s Eye)
Refleks Oculovestibular
(caloric)
Apneu Test (lepas ventilator)
Test Atropin (2 – 3 mg Atropin
Refleks
Muntah Refleks
Batuk
N II N III
S M
N IX N X
S M
N V N VII
S M
N IX N X
S M
Normal
Lesi pons / OblongataM.
+ – opposite same
C O W S
BO Intak Lesi BO
+ –
Nafas Spontan?
BO Intak Lesi BO HR >>
+ –
Mati Batang Otak
Definisi
• Rusaknya secara irreversible seluruh jaringan otak (total brain death) termasuk mesencephalon, pons, dan medulla oblongata
Etiologi
• Trauma
• Tumor
• Perdarahan
2
Klinis
• Gerakan otot spontan (-)
• Respons saraf kranial (-)
• Pergerakan, nyeri dan respirasi (-)
• Jantung (+)
• Dianggap “Cadaver”
Mati Batang Otak
Pemeriksaan awal
• Doll’s Eye Phenomenon (-)
• Caloric Test abnormal → Nistagmus (-)
Doll’s eye phenomenon
Caloric Test
2
Pemeriksaan Penunjang
• EEG → gambaran Flat EEG
• Test Apnoe
• Pemberian CO2 → Lepaskan ventilator → Nafas spontan (-) → Test apnoe (+)
• Test Atropin
• Injeksi SA 2mg → kenaikan HR <3% → Test atropine (-)
Diagnosa Banding Mati Batang Otak
Diagnosis Keterangan
Mati Batang Otak Test Apnoe
Test Atropin ( + ) ( – )
Persistent Vegetative State (Brainstem Intak)
Test Apnoe Test Atropin Kesadaran
Sleep-wake cycle Motorik
( – ) ( + )
( – ) (> 4 Minggu) ( + )
( – ) Koma
(Brainstem Intak)
Kesadaran Sleep-wake cycle Motorik
( – ) ( – ) ( – )
Locked in Syndrome
Kesadaran
Sleep-wake cycle Motorik
( + ) ( + )
Quadriplegi,
Pergerakan Mata (+)
Jawaban Lainnya
A. Locked-in syndrome → sadar, sleep-wake cycle (+), quadriplegia B. Mati batang otak
C. Persistent vegetative state → tidak sadar, tidak ada impuls nyeri, tidak ada gerakan, tes apnoe (-), tes atropine (+)
D. Rapid eye movement state → fase tidur
E. Perdarahan subarachnoid → diagnosis awal saat pasien masuk IGD
56
8
Referensi: UKMPPD Batch November 2023
Pasien laki laki usia 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala hebat.
Saat ini pasien juga mengeluh demam dan kaku pada leher. Keluhan muntah, kebas, kelemahan anggota gerak dan gangguan penglihatan disangkal.
Pemeriksaan fisik kesadaran CM, TD 130/80, HR 88, RR 18, T 39, kaku kuduk (+), brudzinski sign (+). Pada pemeriksaan lumbal pungsi didapatkan LCS keruh, glukosa menurun, protein meningkat, dan dominasi sel PMN.
Apakah tatalaksana yang paling tepat?
A. Ceftriaxone B. Levofloxacin C. Azitromisin D. Isoniazid E. Amfoterisin
Referensi: UKMPPD Batch November 2023
Pasien laki laki usia 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala hebat.
Saat ini pasien juga mengeluh demam dan kaku pada leher. Keluhan muntah, kebas, kelemahan anggota gerak dan gangguan penglihatan disangkal.
Pemeriksaan fisik kesadaran CM, TD 130/80, HR 88, RR 18, T 39, kaku kuduk (+), brudzinski sign (+). Pada pemeriksaan lumbal pungsi didapatkan LCS keruh, glukosa menurun, protein meningkat, dan dominasi sel PMN.
Apakah tatalaksana yang paling tepat?
A. Ceftriaxone B. Levofloxacin C. Azitromisin D. Isoniazid E. Amfoterisin
Meningitis dan Ensefalitis
Parameter Ensefalitis Meningitis
Lokasi radang Parenkim otak Selaput Meningens
Tanda
Demam
Penurunan Kesadaran Kejang
Trias meningitis:
Demam, nyeri kepala,
Rangsang meningeal (+)
Kejang Sering Jarang
Jika Trias meningitis disertai dengan penurunan kesadaran, kemungkinan diagnosis Meningoensefalitis
Meningitis
Pemeriksaan
• Tanda Meningeal (+)
• Kaku kuduk
• Kernig Sign
• Brudzinski Sign
• Lumbal Pungsi (Gold Standard)
• Kontraindikasi :
papil edema, penurunan kesadaran yang dalam dan progresif, kecurigaan SOL, deficit neurologis fokal
3B
Meningitis
Interpretasi Lumbal Pungsi
Normal Bakteri Virus TB Kriptokokus
(Jamur)
Makroskopis Jernih Purulen, keruh Jernih
Xantokrom (Kuning jernih) dengan spiderweb clot
Keruh
Leukosit <5 sel/mm3
>1000/mm3 (dominan granulosit)
10-500/mm3 (dominan limfosit)
30-300/mm3 (dominan limfosit)
20-200 mm3 (dominan limfosit)
Protein 15-45 mg/dL Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
Glukosa 40-75 mg/dL Rendah Normal Rendah Rendah
3B
Meningitis
Meningitis Tatalaksana Keterangan
Bakterial
Antibiotik
Neonatus: Ampicillin + Cefotaxime
2 bulan – 18 tahun: Ceftriaxon/Cefotaxime (+Vancomycin) 18-50 tahun: Ceftriaxone (+ Vancomycin)
>50 tahun: Vancomycin + Ampicilin+Ceftriaxone Atau spesifik sesuai hasil kultur
Steroid Dexamethasone 0.,15mg/kgBB (maks 10 mg) setiap 6 jam selama 2-4 hari, diberikan 30 menit seblum antibiotik
Fungal Antifungal
Minggu 1-2: Amphotericin B 0,7-1 mg/kg/hari dalam infus D5% + Flukonazole 800mg/hari atau Flukonazole 800- 1200 mg/hari, 2 minggu
Minggu 3-10: Flukonazole 800 mg/hari
TB
OAT
Fase Intensif 2 bulan, setiap hari
• Isoniazid (INH) 5mg/kg; 300 mg PO
• Rifampisin 10mg/kg; dosis 450 mg PO
• Pirazimamid 25 mg/kg (maks 2g/hari)
• Ethambutol 20 mg/kg (maks 1,2g/hari)
• Streptomisin IM 20 mg/kg (maks 1 g/hari)
Fase Lanjutan 10 bulan, setiap hari
• Isoniazid (INH) 5mg/kg; 300 mg PO
• Rifampisin 10mg/kg; dosis 450 mg PO
Steroid Prednisone 2-3 mg/KgBB/hari dibagi 3 dosis selama 2-4 minggu kemudian diteruskan dengan dosis 1 mg/KgBB/hari selama 1-2 minggu.
Jawaban Lainnya
A. Ceftriaxone
B. Levofloxacin → bukan antibiotik pilihan C. Azitromisin → bukan antibiotik pilihan D. Isoniazid → untuk meningitis TB
E. Amfoterisin → untuk meningitis kriptokokus
9
Seorang perempuan berusia 50 tahun datang dengan penurunan kesadaran.
Menurut keluarganya, 5 hari sebelumnya pasien mengeluhkan panas tinggi dan nyeri kepala yang semakin memberat. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan GCS E3V3M5, TD 130/80, HR 92, RR 22, T 38,5. Riwayat adanya keluar cairan kekuningan dari telinga sejak 2 bulan yang lalu namun tidak diobati.
Pemeriksaan penunjang gold standar pada kasus ini adalah?
A. MRI
B. CT scan tanpa kontras C. CT scan dengan kontras D. Kultur LCS
E. Kultur Darah
Seorang perempuan berusia 50 tahun datang dengan penurunan kesadaran.
Menurut keluarganya, 5 hari sebelumnya pasien mengeluhkan panas tinggi dan nyeri kepala yang semakin memberat. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan GCS E3V3M5, TD 130/80, HR 92, RR 22, T 38,5. Riwayat adanya keluar cairan kekuningan dari telinga sejak 2 bulan yang lalu namun tidak diobati.
Pemeriksaan penunjang gold standar pada kasus ini adalah?
A. MRI
B. CT scan tanpa kontras C. CT scan dengan kontras D. Kultur LCS
E. Kultur Darah
Abses Cerebri
Definisi
•infeksi lokal intrakranial yang dimulai dengan fase cerebritis dan berkembang menjadi kumpulan nanah yang dikelilingi oleh kapsul.
Etiologi dan Faktor Risiko
•Infeksi lokal ataupun hematogen:
•Lokal : infeksi telinga (otitis media), gigi, sinus, selulitis, dsb.
•Hematogen : Infeksi paru (pneumonia),
endocarditis,penderitaimmunocompromised, dsb.
•Etiologi bakteri tersering:
•Staphylococcus Aureus
•Streptococcus Viridans (biasanya akibat sinusitis)
•Coagulase-negative Staphylococcus
2
Abses Cerebri
Kriteria Diagnosis
• Manifestasi klinis:
• Gejala infeksi (demam)
• Sakit kepala yang semakin memberat
• Peningkatan TIK
• Defisit Neurologis Fokal
• Darah rutin:
• Leukositosis
• Peningkatan LED
• CT Scan dengan contrast
• Massa hipodens dengan penyengatan cincin pada tepinya (ring enhancement)
2
Abses Cerebri
Tatalaksana
• Antibiotik empirik (Sefalosporin generasi III, Metronidazole) 6-8 minggu, atau spesifik sesuai hasil kultur → Ceftriaxone 2 g/12 jam (IV) atau Cefotaxime 2 g/8 jam (IV) + Metronidazole 500 mg/8 jam IV
• Antiedema (dexamethason/manitol)
• Operasi (konservatif gagal atau abses berdiameter >2,5 cm)
2
Jawaban Lainnya
A. MRI → CT Scan dengan kontras merupakan modalitas utama
B. CT scan tanpa kontras → CT Scan dengan kontras merupakan modalitas utama
C. CT scan dengan kontras
D. Kultur LCS → Jika disebabkan oleh meningitis E. Kultur Darah → Tidak tepat
71
10
Seorang perempuan berusia 22 tahun dibawa oleh teman kostnya ke IGD karena tiba-tiba kejang seluruh tubuh. Sebelum kejang pasien sempat mengeluh nyeri kepala. Riwayat batuk lama disangkal. Pasien diketahui merupakan seorang tuna susila. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 120/80, HR 80, RR 22, T 37,8. Pemeriksaan penunjang CT scan kepala menunjukan hasil multiple ring enhanced lesion pada daerah ganglia basalis. Tes serologi HIV didapatkan positif.
Organisme apakah yang menyebabkan keluhan pada pasien tersebut?
A. Mycobacterium tuberculosis B. Citomegalovirus
C. Toxoplasma gondii D. Candida albicans
E. Pseudomonas aeruginosa
Seorang perempuan berusia 22 tahun dibawa oleh teman kostnya ke IGD karena tiba-tiba kejang seluruh tubuh. Sebelum kejang pasien sempat mengeluh nyeri kepala. Riwayat batuk lama disangkal. Pasien diketahui merupakan seorang tuna susila. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 120/80, HR 80, RR 22, T 37,8. Pemeriksaan penunjang CT scan kepala menunjukan hasil multiple ring enhanced lesion pada daerah ganglia basalis. Tes serologi HIV didapatkan positif.
Organisme apakah yang menyebabkan keluhan pada pasien tersebut?
A. Mycobacterium tuberculosis B. Citomegalovirus
C. Toxoplasma gondii D. Candida albicans
E. Pseudomonas aeruginosa
Diagnosa Banding Ring Enhancement
Neurosistiserkosis Toxoplasmosis Cerebri Tuberculoma Cerebri
Etiologi Taenia soleum T. Gondii M. Tuberculosis
Temuan CT Scan dengan konstrast
Lesi hipodens atau isodens
dengan ring enhancement Berbentuk cincin tipis dan halus Lobulated nodule dengan peri- edema parenkim dan kalsifikasi
sentral
jumlah Umumnya multiple Umumnya multiple Single atau multiple
Faktor Resiko Konsumsi daging babi kurang
matang HIV, pelihara anabul liar Riwayat infeksi TB HIV
CT Scan kontrast
Untuk membedakan, perhatikan Faktor Resiko dan hasil CT Scan
Diagnosa Banding Ring Enhancement
Neurosistiserkosis Toxoplasmosis Cerebri Tuberculoma Cerebri
Tatalaksana Prazikuantel/albendazole/
bedah
Fase akut (4-6 minggu):
• Pirimetamin 200 mg (SD)
• Klindamisin 4x600 mg Fase lanjut (6 bulan):
• Pirimetamin jika BB <60 kg:
50mg/hari (PO) dan jika BB
>60 kg: 75 mg/hari (PO)
• Klindamisin 4x600 mg
OAT + Kortikosteroid IV
Jawaban Lainnya
A. Mycobacterium tuberculosis → terdapat riwayat batuk lama, penurunan BB, keringat malam
B. Citomegalovirus → termasuk salah satu penyebab infeksi oportunistik HIV, ditandai retinitis dan infeksi organ lain
C. Toxoplasma gondii
D. Candida albicans → etiologi candidiasis
E. Pseudomonas aeruginosa → etiologi infeksi telinga luar
11
Seorang pria usia 38 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan nyeri kepala sisi kanan yang terasa berdenyut. Nyeri dirasakan hilang timbul sejak 2 bulan SMRS. Durasi nyeri berlangsung kurang lebih sekitar 30 menit. Nyeri kepala akan timbul bila pasien sedang mendapat banyak proyek dan sering lembur. Saat keluhan muncul, pasien juga melihat garis-garis hitam putih, kemudian setelahnya mengalami mual dan muntah. Pemeriksaan TTV dan neurologis dalam batas normal.
Apa tatalaksana yang tepat untuk menghilangkan gejala pada pasien?
A. NSAID
B. Sumatriptan C. Amitriptilin D. Propanolol E. Diltiazem
Seorang pria usia 38 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan nyeri kepala sisi kanan yang terasa berdenyut. Nyeri dirasakan hilang timbul sejak 2 bulan SMRS. Durasi nyeri berlangsung kurang lebih sekitar 30 menit. Nyeri kepala akan timbul bila pasien sedang mendapat banyak proyek dan sering lembur. Saat keluhan muncul, pasien juga melihat garis-garis hitam putih, kemudian setelahnya mengalami mual dan muntah. Pemeriksaan TTV dan neurologis dalam batas normal.
Apa tatalaksana yang tepat untuk menghilangkan gejala pada pasien?
A. NSAID
B. Sumatriptan C. Amitriptilin D. Propanolol E. Diltiazem
Migraine
Faktor Pencetus
•Makanan: alkohol, coklat, keju, MSG, buah-buahan
•Hormonal (PMS atau menstruasi hari pertama) → menstrual migraine
•Cahaya kilat atau berkedip
Klasifikasi
•Berdasarkan aura
• Common migraine: aura (-) (migren tanpa aura)
• Classic migraine: aura (+) → (migren dengan aura)
•Berdasarkan frekuensi
• Migren kronik → ≥15 hari/bulan selama >3 bulan
• Migren episodik → selain kriteria migren kronik
43A
Migraine
Prodromal Aura Nyeri kepala Postdromal
Migren Tanpa Aura Migren Dengan Aura
• Unilateral
• Berdenyut
• Intensitas sedang / berat
• Bertambah berat oleh aktifitas fisik
• Mual muntah
• Fotofobia dan fonofobia
• Gambaran nyeri kepala migren tanpa aura
• Timbul sesudah gejala aura (5-20 Menit)
• Aura berupa
• Gangguan visual(bintik-bintik, hilang penglihatan)
• Gangguan sensorik (hilang rasa)
• Gangguan bicara (disfasia)
Manifestasi Klinis
Kriteria Diagnosis
43A
Migraine
Golongan Nama obat Dosis
Abortif non-spesifik
NSAID Ibuprofen 400 – 800 mg per 6 jam
Asetaminofen Parasetamol 500 – 1000 mg per 6-8 jam
Abortif spesifik
Triptan Sumatriptan 6 mg SC atau 30 mg PO per hari
Ergot Ergotamin 1 mg/hari
Tatalaksana Abortif
Ergotamin tidak direkomendasikan pada Migrain Akut (PPK PERDOSSI, 2016)
43A
Migraine
Golongan Nama obat Dosis
Lini pertama
Beta blocker Propranolol 120 – 140 mg/hari
Timolol 10 – 15 mg, 2x/hari Antikonvulsan Asam valproat 500-1500 mg/hari
Lini kedua
Trisiklik Amitriptilin 30 – 150 mg/hari
Tatalaksana Profilaksis
43A
Jawaban Lainnya
A. NSAID → tatalaksana abortif non spesifik B. Sumatriptan
C. Amiltriptilin → tatalaksana profilaksis TTH
D. Propanolol → tatalaksana profilaksis migraine
E. Diltiazem → tatalaksana profilaksis cluster headache
12
Seorang perempuan berusia 57 tahun datang ke IGD karena mengeluh nyeri hebat pada wajah sebelah kiri berulang-ulang sejak 3 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan terutama di bagian atas dahi dan di atas bibir. Pada saat serangan berlangsung, jika area tersebut disentuh atau saat menggosok gigi akan terasa sangat nyeri. Dalam satu hari serangan bisa terjadi sampai 10 kali namun hanya sebentar. Pada waktu dilakukan pemeriksaan, serangan sedang tidak berlangsung, sehingga pemeriksaan fisik maupun neurologi tidak dijumpai kelainan.
Apakah diagnosis yang paling mungkin untuk kasus ini?
A. Cluster headache B. Tension headache C. Migrain
D. Tic motorik E. Tic doloreux
Seorang perempuan berusia 57 tahun datang ke IGD karena mengeluh nyeri hebat pada wajah sebelah kiri berulang-ulang sejak 3 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan terutama di bagian atas dahi dan di atas bibir. Pada saat serangan berlangsung, jika area tersebut disentuh atau saat menggosok gigi akan terasa sangat nyeri. Dalam satu hari serangan bisa terjadi sampai 10 kali namun hanya sebentar. Pada waktu dilakukan pemeriksaan, serangan sedang tidak berlangsung, sehingga pemeriksaan fisik maupun neurologi tidak dijumpai kelainan.
Apakah diagnosis yang paling mungkin untuk kasus ini?
A. Cluster headache B. Tension headache C. Migrain
D. Tic motorik E. Tic doloreux
Neuralgia Trigeminal
Definisi Etiologi Rasa nyeri tajam di daerah persarafan n. Trigeminus (N. V),
Manifestasi
• Serangan nyeri paroksismal berlangsung beberapa detik sampai <2 menit.
• Nyeri dirasakan sepanjang inervasi satu atau lebih cabang n V
• Awitan nyeri yang tiba-tiba, berat, tajam seperti ditikam, panas atau kesetrum dan superfisial.
• Alodinia : rangsangan tidak nyeri → nyeri (pemicu: menggosok gigi, makan , mengunyah)
Tatalaksana
• Farmakologis
• Lini Pertama:
• Karbamazepin 2 x 100 mg/hari titrasi naik (maks. 1200 mg/hari)
• Okskarbazepin 2 x 300 mg/hari titrasi naik (maks. 1800 mg/hari)
• Antikonvulsan (mis. lamotrigin, baclofen, fenitoin)
• Pembedahan
• Dekompresi mikrovaskular
Neuralgia Trigeminal (Tic Doloreux)
Kriteria diagnosis
•Serangan nyeri paroksismal yang bertahan selama beberapa detik sampai 2 menit, mengenai satu atau lebih daerah
persarafan cabang saraf trigeminal
•Nyeri harus memenuhi satu dari dua kriteria berikut:
• Intensitas tinggi, tajam, terasa di
permukaan, atau seperti ditusuk-tusuk
• Berawal dari trigger zone atau karena sentuhan pemicu
•Pola serangan sama terus
•Defisit neurologis (-)
•Penyakit terkait lain (-)
3A
Tatalaksana
•Farmakologis
• Lini Pertama:
•Karbamazepin 2 x 100 mg/hari titrasi naik (maks. 1200 mg/hari)
•Okskarbazepin 2 x 300 mg/hari titrasi naik (maks. 1800 mg/hari)
• Antikonvulsan (mis. lamotrigin, baclofen, fenitoin)
•Pembedahan
• Dekompresi mikrovaskular
Jawaban Lainnya
A. Cluster headache → nyeri kepala unilateral menusuk, lakrimasi, rinore B. Tension headache → nyeri kepala bilateral seperti berat/tertimpa
C. Migrain → nyeri kepala unilateral berdenyut, mual muntah, dengan/tanpa aura
D. Tic motorik → gerakan berulang involunter E. Tic doloreoux
91
13
Referensi: UKMPPD Batch Agustus 2023
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan wajah kiri lumpuh. Bibir kanan tertarik ke kiri saat tersenyum dan dahi kiri tidak terdapat kerutan saat diangkat. Riwayat berpergian malam menggunakan sepeda motor untuk bekerja. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80, HR 80, RR 16, T 36,5. Hasil pemeriksaan neurologis didapatkan parese N. VII tipe perifer sinistra.
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Asikslovir 5x800mg B. Asiklovir 5x200mg C. Prednison 1x60mg D. Plasmaferesis
E. IVIG
Referensi: UKMPPD Batch Agustus 2023
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan wajah kiri lumpuh. Bibir kanan tertarik ke kiri saat tersenyum dan dahi kiri tidak terdapat kerutan saat diangkat. Riwayat berpergian malam menggunakan sepeda motor untuk bekerja. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80, HR 80, RR 16, T 36,5. Hasil pemeriksaan neurologis didapatkan parese N. VII tipe perifer sinistra.
Apakah tatalaksana yang tepat?
A. Asikslovir 5x800mg B. Asiklovir 5x200mg C. Prednison 1x60mg D. Plasmaferesis
E. IVIG
Bell’s Palsy
Definisi Etiologi
• Paralisis N.VII perifer unilateral akut idiopatik
• Diduga terkait infeksi virus (HSV-1/VZV)
Manifestasi
Manifestasi Klinis Lesi CN. VII sentral Lesi CN. VII perifer (termasuk Bell’s Palsy)
Mengangkat dahi Bisa Tidak
Lagoftalmos Tidak Ya
Bibir mencong Ya Ya
Manifestasi Lainnya
Manifestasi Klinis
Lainnya Keterangan
Gejala sensorik
• Nyeri belakang telinga
• Hipogeusia (penurunan sensasi pengecap 2/3 anterior lidah)
• Hiperakusis
Gejala Okular
• Fenomena Bell → pergerakan mata ke superolateral saat pasien dicoba menutup kelopak mata yang ditahan oleh pemeriksa
• Lagoftalmos → Mata kering →ulkus korena Mulut kering
Tatalaksana
Pengobatan inisial
Steroid Prednison 1 mg/kgBB atau 60 mg/hari selama 6 hari, diikuti tapering off, total pengobatan
selama 10 hari
Antiviral Asiklovir 5 x 400 mg/hari selama 10 hari Jika varicella zoster dicurigai, 5 x 800 mg/hari
Non-medikamentosa Artificial
tears Disarankan setiap jam saat aktivitas, Fisioterapi
/akupunktur Dapat mempercepat perbaikan dan menurunkan sequelae
Bell’s Palsy
Manifestasi Klinis Lokasi Lesi
• Paralisis wajah Segmen foramen
stylomastoideus
• Hipogeusia
• Hiperakusis
• Salivasi menurun Canalis facialis
• Gangguan lakrimasi
• Nyeri belakang telinga Ganglion geniculatum
• Gangguan pendengaran Meatus acusticus internus
• Gangguan gerak mata ipsilateral
• Hemiparese alternans Pons
Manifestasi Klinis Berdasakan lokasi lesi
+
Semakin proximal → gejala semakin bertambah
4
Bell’s Palsy
Grade Keterangan Saat istirahat Mata<