• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRICITAL BOOK REVIEW DESAIN PEMBELAJARAN

Cery Marcel

Academic year: 2024

Membagikan "CRICITAL BOOK REVIEW DESAIN PEMBELAJARAN "

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

CRICITAL BOOK REVIEW DESAIN PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU :

Dra. Fatma Tresno Ingtias M.Si dan Yuzia Eka Putri, S St., M.Par

DI SUSUN OLEH:

Ceri Marsel Tarigan (5223142018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya saya dapat menyelesaikan tugas “Critical Book Review” (CBR) mata kuliah Desain Pembelajaran ini dengan tepat waktu.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Dra. Fatma Tresno Ingtias M.Si dan ibu Yuzia Eka Putri, S St., M.Par selaku dosen yang membawakan mata kuliah tersebut,serta pihak pihak lain yang membantu saya dalam mengerjakan CBR ini sehingga saya dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya sesuai bidang studi yang saya tekuni.

Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah Desain

Pembelajaran. Saya berharap makalah ini bisa menjadi referensi bagi mahasiswa apabila hendak memilih buku sebagai panduan belajar mengenai seni kuliner Indonesia.

Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan CBR ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Mei 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR...1

B. Tujuan Penulisan CBR...1

C. Manfaat CBR...1

D. Identitas Buku...2

BAB II...3

RINGKASAN ISI BUKU...3

A. BUKU UTAMA...3

BAB 1...3

BAB 2...4

BAB 3...7

B. BUKU PEMBANDING...10

BAB 1...10

BAB 2...11

BAB 3...13

BAB III...15

PEMBAHASAN DAN KRITIK BUKU...15

A. Pembahasan...15

B. Kelebihan Buku...15

C.Kekurangan Buku...15

BAB IV...16

PENUTUP...16

A.Kesimpulan...16

B.Saran...16

DAFTAR PUSTAKA...17

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Sering kali ketika memilih buku referensi yang ingin kita baca dan pahami. Tetapi terkadang kita memilih salah satu buku yang kurang memuaskan hati,misalnya dari segi tata bahasa,kemenarikan buku,serta kelengkapan materi.

Oleh karena itu,penulis membuat CBR ini untuk membantu para pembaca dalam membandingkan dan mereview sebuah buku yang membahas tentang desain pembelajaran,guna mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi yang lebih bagus dan lengkap.

B. Tujuan Penulisan CBR

- Menyelesaikan tugas CBR Desain Pembelajaran.

- Meningkatkan kemampuan kritik seseorang dalam menilai sebuah buku.

- Menambah pengetahuan dalam memilih buku yang tepat sesuai kebutuhan melalui referensi dan kritikan pada buku dalam CBR.

- Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari buku yang akan direview.

C. Manfaat CBR

- Mempermudah pembaca dalam memilih buku yang ingin di pilih.

- Menambah wawasan tentang seni kuliner kepada pembaca khususnya penulis.

(5)

D. Identitas Buku

B. Buku Utama :

Judul : Desain Pembelajaran

Penulis : Susilahudin Putrawangsa, S.Pd., M.Sc.

Penerbit : CV. Reka Karya Amerta (Rekarta) Tahun Terbit : 2018

ISBN : 978-602-51986-0-1 Halaman : 114

Sampul : Malik Ibrahim

Editor : Uswatun Hasanah, S.Pd., M.Si.

Kota : Mataram

B. Buku Pembanding :

Judul : Sistem Model dan Desain Pembelajaran Penulis : Muthmainnah, M.Pd.I. Dr. Tamsik Udin, M.

Pd. Monika Karolina Sianturi, S.Pd.,M.Pd, dkk.

Penerbit : Yayasan Penerbit Muhammad Zaini Anggota IKAPI

Tahun Terbit : 2022

ISBN :978-623-5722-78-8 Halaman : 143

Editor: Muhammad Guntur,S.Pd.,M.Pd. Ninah

Wahyuni Amaliah, S.Pd. M.Pd dan Mashnaul Humairo, M.Pd.

Kota : Aceh

(6)

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

A. BUKU UTAMA

BAB 1

Belajar dan Pembelajaran

A. Implikasi dari Konsepsi tentang Belajar

Orang yang memandang belajar sebagai proses perubahan perilaku yang dapat diamati akan cenderung melakukan proses pembelajaran yang pusat kegiatannya adalah pada kegiatan latihan-latihan yang dilakukan secara berulang kali (drill) agar perubahan perilaku yang diharapkan dapat terjadi. Sedangkan, orang yang memandang belajar sebagai proses perkembangan berpikir peserta didik akan cenderung menekankan proses pembelajarannya pada kegiatan berpikir yang bermakna bagi peserta didik, misalnya pembelajaran melalui kegiatan penyelesaian masalah, pemecahan kasus, dan sejenisnya.

B. Definisi Belajar

Perbedaan yang mendasar antara behaviorisme dan kognitivisme adalah pada makna ‘perubahan’ pada individu yang belajar akibat dari proses belajar.

Behaviorisme memandang bahwa proses belajar dianggap berhasil jika terjadi perubahan perilaku yang dapat diamati secara kasat mata. Sedangkan,

kognitivisme memandang keberhasilan proses belajar jika terjadi perubahan yang bersifat progresif pada struktur berpikir (schema) pada individu yang belajar akibat dari pemprosesan informasi baru terhadap informasi yang sudah ada (interaksi antara pengalaman lama dan pengalaman baru).

Tiga definisi belajar di atas sejalan dengan tujuan belajar yang dikemukakan oleh Bloom dkk. (1956), yaitu proses belajar diorientasikan pada perkembangan ranah kognitif (mental atau pikiran), psikomotorik (kemampuan kerja atau tindakan), dan afektif (sikap atau perilaku). Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa makna belajar menurut Bloom dkk. (1959) adalah suatu proses untuk melakukan

perubahan yang progresif pada ranah kognitif (mental atau pikiran), psikomotorik (kemampuan kerja atau tindakan), dan afektif (sikap atau perilaku) dari individu yang belajar.

C. Pengajaran atau Pembelajaran?

Gagne (1977) mendefinisikan pengajaran sebagai “any activity on the part of one person intended to facilitate learning on the part of another”. Definisi ini

(7)

menjelaskan bahwa pengajaran adalah segala bentuk aktifitas seseorang yang bertujuan untuk membantu proses belajar orang lain. Definisi ini jelas-jelas menunjukkan bahwa aktifitas pengajaran sangat berpusat pada pengajar (pendidik, guru, dosen, instruktur, dan sebagainya), yaitu pengajar dalam suatu proses pembelajaran memainkan peranan yang sangat penting dan dominan.

Dengan demikian, jika meninjau definisi belajar pada bagian sebelumnya, maka pembelajaran dimaknai sebagaiaktivitas yang dirancang untuk

memfasilitasi proses belajar individu dimana individu tersebut berperan aktif untuk mencapai perubahan mental dan perilaku yang diharapakan pada dirinya yang bersifat relatif permanen akibat dari aktivitas tersebut.

D. Perancangan Pembelajaran

Jika pembelajaran dipandang sebagai aktivitas yang dirancang untuk memfasilitasi proses belajar individu dimana individu tersebut berperan aktif untuk mencapai perubahan mental dan perilaku yang diharapakan pada dirinya yang bersifat relatif permanen akibat dari aktivitas tersebut, maka kegiatan pembelajaran perlu untuk dirancang. Hal ini bertujuan agar tujuan dari

pembelajaran tersebut, yaitu perubahan mental dan perilaku yang diharapakan dari pembelajar, dapat dicapai.

BAB 2

Desain Pembelajaran

A. Urgensi Desain Pembelajaran

Masalah utama yang dihadapai oleh pendidik dalam dunia pendidikan saat ini bukanlah masalah terkait dengan bagaimana caranya agar seorang peserta didik terlibat dalam suatu kegiatan belajar. Hal ini dikarenakan sesungguhnya setiap individu, disadari atau tidak disadari, langsung atau tidak langsung, selalu terlibat dalam proses belajar selama dia terjaga (dalam keadaan sadar). Masalah sesungguhnya yang dihadapi pendidik adalah bagaimana membantu peserta didik untuk mempelajari informasi, keahlian, atau konsep tertentu yang nantinya berguna ketika mereka dewasa nanti. Bagian terpenting dari masalah ini adalah bagaimana menghadirkan suatu stimulus yang tepat kepada peserta didik dimana dengan stimulus tersebut dapat memusatkan perhatian dan mental serta usaha peserta didik sedemikian sehingga mereka dapat menguasai keterampilan yang penting untuk mereka miliki.

B. Definisi Desain Pembelajaran

Para ahli pendidikan mendefinisikan desain pembelajaran dengan berbagai cara. Berikut adalah sejumlah definisi desain pembelajaran (instructional design)

(8)

berdasarkan pandangan sejumlah ahli dari tahun 1970an hingga 2010an agar pemahaman kita mengenai desain pembelajaran lebih kaya dan komprehensif.

1. Hamrius (1971) dalam Twelker dkk. (1972) menyatakan bahwa desain pembelajaran adalah “A systematic process of bringging relevant goal into effective learning activity”, yaitu desain pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis dalam usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui kegiatan pembelajaran yang efektif.

2. Gustafson (1971) Twelker dkk. (1972) mengemukakan bahwa desain

pembelajaran adalah “A process for improving the quality of instruction”, yaitu suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan kaulitas pembelajaran.

3. Koberg dan Bagnall (1976) menegaskan bahwa desain pembelajaran adalah

“processes and techniques for producing efficient and effective instruction.” yaitu sekumpulan proses dan cara untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien.

C.Desain Pembelajaran atau Pengembangan Pembelajaran?

Suparman (2014) juga menunjukkan kesepakatannya bahwa desain

pembelajaran dapat dikatakan sebagai kegiatan pengembangan pembelajaran atau sebaliknya. “perbedaan secara konseptual antara desain dan pengembangan instruksional sulit dipraktikkan, karena pada kenyataannya, proses pengembangan instruksional bila harus berdiri sendiri tentu mulai dari titik awal, yaitu identifikasi masalah, sebagaimana halnya permulaan kegiatan desain instrkusional.

Sebaliknya, proses desain instruksional bila harus berdiri sendiri tidak berhenti pada strategi instruksional, karena hasil : Design Research sebagai Pendekatan Desain Pembelajaran desain seperti itu tidak mungkin dapat diketahui kualitasnya karena belum digunakan untuk mengembangkan bahan instruksional. Oleh karena itu, proses desain instruksional itu selalu diteruskan ke proses selanjutnya, yaitu produksi dan evaluasi sehingga menghasilkan sistem instruksional yang

diinginkan. Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa dalam praktik proses desain dan pengembangan instruksional tersebut sama panjangnya” (Suparman, 2014.

Hal. 104 – 105).

Pengakuan yang lebih tegas tentang kesamaan antara desain pembelajaran dan pengembangan pembelajaran disampaikan oleh Maudiarti, dkk. (2007, hal.

12) yang menyatakan: “ pengembangan pembelajaran, desain sistem belajar, atau teknologi kinerja. Sebenarnya istilah tersebut dapat saja menunjuk hal yang sama, desain pembelajaran”.

Berdasarkan uraian argumentasi di atas, dalam buku ini kegiatan desain pembelajaran dipandang sebagai hal yang sama dengan kegiatan pengembangan pembelajaran, meskipun dalam tataran konseptual setiap model desain atau model

(9)

pengembangan pembelajaran memiliki kekhususan dan penekanan tersendiri yang membedakan antara yang satu dengan yang lain.

D. Tahapan Desain Pembelajaran

Masing-masing model desain pembelajaran secara detail memiliki

tahapan-tahapan desain pembelajaran yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi secara umum mereka memiliki kesamaan tahapan, yaitu terdiri atas analisis masalah dan tujuan, perancangan strategi pelaksanaan, uji coba strategi, dan evaluasi. Dalam buku ini, tahapan desain pembelajaran yang

digunakan terinspirasi dari prinsip dan langkah pengembangan pembelajaran pada Educational Design Research (Van den Akker dkk., 2006; Plomp & Nieveen, 2010; McKenney & Reeves, 2012) yang secara umum dapat digambarkan dalam tiga tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Tahapan Analisis dan Perumusan Kerangka Konseptual Rancangan Pada tahapan ini, minimal terdiri atas kegiatan beriktu ini:

a. Klarifikasi dan pendefinisian masalah b. Analisis konteks rancangan

c. Perumusan tujuan dan kriteria rancangan d. Perumusan proposisi/hipotesis rancangan 2. Tahapan Perancangan dan Pengembangan

Kerangkan konseptual yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya kemudian direalisiasikan dalam suatu prototipe rancangan (draf desain awal rancangan). Kerangka konseptual rancangan beserta prototipenya disebut sebagai bentuk intervensi rancangan. Selanjutnya, intervensi rancangan tersebut diuji coba kualitasnya melalui siklus kegiatan yang terdiri atas tiga kegiatan, yaitu: uji coba, evaluasi (formatif) dan refleksi, dan revisi/redesain. Siklus ini terus berjalan dan terhenti jika rancangan yang tersebut dianggap sudah sesuai dengan harapan, yaitu dapat mencapai tujuan pengembangannya

3. Tahapan Evaluasi Sumatif

Pada tahapan ini, evaluasi secara menyeluruh terhadap dua tahapan sebelumnya dilakukan untuk menemukan prinsip dan karakteristik pada

rancangan pembelajaran (teori intervensi) yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan perancangan.

E. Asusmsi Dasar tentang Desain Pembelajaran

Meskipun terdapat begitu banyak model desain pembelajaran, model- model tersebut memiliki asumsi dasar yang tidak jauh berbeda antara yang satu

(10)

dengan yang lain. Gagne, dkk. (2005) dalam Suparman (2014) mengemukakan enam asumsi dasar yang melatarbelakangi pengembangan suatu model desain pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1. Desain pembelajaran bertujuan membantu individu belajar lebih baik, bukan sekedar melaksanakan proses pembelajaran.

2. Desain pembelajaran bekerja menggunakan pendekatan sistem (system approach) karena tidak dapat dipungkiri bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai variabel yang terkait antara yang satu dengan yang lain sehingga perlu ditinjau secara holistik, sistemik dan sistematik.

3. Desain pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan. Asumsi ini ingin menegaskan bahwa kegiatan desain pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai tingkatan waktu, tingkatan tim pelaksana, atau tingkatan cakupan.

4. Desain pembelajaran adalah proses interaktif yang melibatkan pembelajar.

Asumsi dasar ini mengeaskan bahwa desain pembelajaran adalah suatu kegiatan perancangan yang berpusat pada pembelajar (learner centered), yang artinya desain dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembelajar.

5. Desain pembelajaran adalah suatu proses yang terdiri atas sejumlah sub-proses.

Asumsi ini hendak menegaskan bahwa desain pembelajaran adalah suatu proses yang utuh yang terdiri atas serengkaian kegiatan dan sub-kegiatan yang

dilaksanakan secara sistematis dengan tujuan yang sama, mulai dari perumusan masalah dan tujuan pembelajaran hingga evaluasi formatif dan sumatif untuk menghasilkan suatu produk rancangan.

6. Desain pembelajaran berkeyakinan bahwa berbeda jenis hasil belajar yang diharapkan menuntut pula perbedaan jenis kegiatan pembelajaran. Asumsi ini menegaskan bahwa setiap tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pembelajar memiliki caranya tersendiri untuk mencapainya.

BAB 3

Design Research Sebagai Pendekatan Desain Pembelajaran

A. Pengertian Design Research

Design Research merupakan pendekatan penelitian dirancang untuk merumuskan solusi atas kompleksitas masalah yang muncul dalam praktik pendidikan, dimana masalah tersebut belum memiliki solusi yang tepat atau belum ada pedoman yang jelas untuk menyelesaikan masalah tersebut.

B. Karakteristik Design Research

Design Research dapat digolongkan sebagai pendekatan penelitian pengembangan yang memiliki ciri khas yang bebeda dengan pendekatan

pengembangan lainnya terutama pada karakteristik proses pelaksanaanya. Selain ciri khasnya untuk menyelesaikan masalah praktis dalam dunia pendidikan, Van

(11)

den Akker dkk. (2006) menyimpulkan 5 karakteristik penelitian pengembangan pendidikan pada Design Research, yaitu:

1. Pengembangan intervensi (Interventionist), yaitu Design Research bertujuan untuk merancang dan mengmbangkan intervensi pendidikan (misalnya: program, materi dan strategi pembelajaran, produk dan sistem pendidikan) dalam suasana konteks yang natural (real world setting), bukan suasana artifisial atau laboratorik yang membatasi variabel-variabel tertentu.

2. Berorientasi pada teori (Theory oriented), yaitu selain berorientasi pada pengembangan intervensi untuk menyelesaikan masalah praktis dalam dunia pendidikan, Design Research juga berorientasi pada merumuskan prinsip-prinsip intervensi (teori intervensi) yang mendasari efektivitas dan efisiensi serta

kepraktisan intervensi tersebut dalam menyelesaikan masalah.

3. Proses yang berulang (Iterative), yaitu pengembangan intervensi tersebut dilakukan dalam serangkaian siklus kegiatan yang dilakukan secara berulang- ulang hingga mendapatkan kualitas intervensi yang sesuai dengan harapan (practical dan theoritical). Siklus kegiatan tersebut secara umum terdiri atas kegiatan: analisis; perancangan dan pengembangan; dan evaluasi dan perbaikan.

4. Berorientasi pada proses (Process oriented), yaitu Design Research sangat menekakan pada proses memahami bagaimana intervensi bekerja dalam

menyelesaikan masalah (prinsip-prinsip intervensi), dan bagaimana meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari intervensi tersebut, bukan sekedar pada menemukan jawaban akhir apakah intervensi berhasil atau tidak berhasil dalam menyelesaikan masalah, meskipun ini juga bagian dari orientasi Design Research, menyelesaikan masalah pendidikan.

5. Berorientasi pada penggunaan (Utility oriented), yaitu kemudahan pelaksanaan dan penggunaan intervensi dalam situasi nyata oleh pihak pengguna intervensi menjadi salah satu penekanan dalam pengembangan intervensi pada Design Research. Hal ini terkait dengan isu kepraktisan intervensi. Intervensi yang baik tidak hanya mudah diimplementasikan oleh pengembang intervensi, akan tetapi hal itu juga mudah dilakukan oleh sasaran pengguna intervensi tersebut.

C. Intervensi dan Teori Intervensi

Apa itu intervensi dalam Design Research? Istilah intervensi dalam hal ini merujuk pada segala hal yang dapat dirancang dan dikembangkan untuk maksud tertentu yang merupakan tujuan pengembangan intervensi tersebut. Sehingga intervensi pendidikan merujuk pada segala hal yang dapat dirancang dan

dikembangkan dalam konteks pendidikan untuk mencapai tujuan pengembangan intervensi. Beberapa bentuk intervensi pendidikan antara lain: program

pendidikan, sistem pendidikan, produk pendidikan, proses pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, kurikulum, materi

pembelajaran, suasana pembelajaran, media pembelajaran, dan sebagainya yang semua itu dapat dijadikan sebagai domain/konteks kajian Design Research.

(12)

Teori intervensi dapat dipandang sebagai suatu pedoman yang

menjelaskan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ intervensi yang dikembangkan efektif atau efisien untukmencapai tujuan pengembangan. Misalnya, jika telah

ditunjukkan bahwa intervensi X dengan input M dan proses N pada konteks K efektif untuk mengarahkan pada atau menghasilkan Y, maka penjelasan tentang bagaimana X (dengan input M dan proses N) dapat menghasilkan Y pada konteks K adalah salah satu bentuk dari ‘teori intervensi’ pada kegiatan pengembangan tersebut.

D. Jenis-jenis Design Research

Jenis Design Research dan Tujuan Ganda Masing-Masing Jenis Orientasi Tujuan (Teoritis & Praktis)

Mengembangkan intervensi yang berbasis riset sebagai solusi atas masalah yang kompleks

Merumuskan teori intervensi

Mengembangkan suasana pembelajaran dengan tujuan tertentu

Mengembangkan dan memvalidasi teori tentang pembelajaran, suasana pembelajaran, atau untuk memvalidasi teori intervensi.

Mengimplementasikan program atau intervensi tertentu

Memahami strategi dan kondisi yang menjamin keberhasilan atau

keterlaksanaan dari program atau intervensi tersebut.

B. BUKU PEMBANDING

BAB 1

Development Studies Mengembangkan intervensi Prakts Teorts

Validat ion Studies Menge mbang kan dan/at Prakts Teorts

Implementaton studies Mengimplementasi program atau intervensi yang sudah valid pada konteks yang lebih luas Prakts Teorts

(13)

Sistem Model Pembelajaran A. Pengertian

Model pembelajaran adalah suatu pola pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran yang tersusun secara sistematika dan digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh : Trianto (2007) Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial.

B. Jenis Model Pembelajaran

Memasak pada prinsipnya adalah proses pemberian panas pada bahan makanan, untuk mematangkan dan menjadikan bahan makanan menjadi hidangan yang dapat di makan, enak dan lezat. Sehingga memasak merupakan perlakuan yang mempunyai efek dan tujuan:

1. Model ASSURE

Model Assure merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas Menurut Heinich at.al. (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu: Analyze Learners (analisis peserta didik), States Objectives (menyatakan tujuan), Select Methods, Media, and Material (memilih metode, media, dan materi), Utilize Media and materials (penggunaan media dan bahan), Require Learner Participation (partisipasi peserta didik di kelas), Evaluate and

Revise (penilaian dan revisi).

2. Model hannafin and Peck

Tahap-tahap dalam model Hannafin and Peck: tahap analisis keperluan, tahap desain, dan tahap pengembangan dan implementasi. Penilaian dan evaluasi dilaksanakan dalam setiap tahap tersebut. Dalam setiap tahapan pada model ini selalu mengikutsertakan penilaian dan evaluasi, sehingga dihasilkan dasar untuk menuju ke tahapan berikutnya.

3. Model ADDIE

Model desain sistem pembelajaran ADDIE merupakan model

pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para pakar teknologi pendidikan pada pertengahan tahun 1990an untuk menyamakan persepsi terhadap desain pembelajaran. ADDIE ini merupakan model pembelajaran yang berlandaskan

(14)

pada pendekatan sistem. Model ini, sesuai dengan namanya terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu Analysis, Desain, Development, Implementation, dan Evaluation.

BAB 2

Desain Pembelajaran

A. Pengertian Desain Sistem Pembelajaran

Definisi lain dari desain sistem pembelajaran diusulkan oleh Smith dan Ragan (1993). Artinya, “suatu proses sistematis yang dilakukan dengan

mentransformasikan prinsip belajar dan pembelajaran menjadi desain yang dapat diimplementasikan dalam materi dan kegiatan pembelajaran”. (H.12).

Hasil dari proses desain sistem pembelajaran adalah cetak biru yang mencakup desain kegiatan atau proses pembelajaran yang sistematis dan komprehensif. Desain atau desain dapat diterapkan untuk mengatasi masalah pembelajaran.

B. Desain Sistem Pembelajaran dan Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan adalah bidang yang berfokus pada upaya bahwa proses operasi dapat mempromosikan individu. Ini sesuai dengan definisi teknologi pendidikan terbaru yang ditentukan oleh komunikasi pendidikan dan asosiasi teknis.

Seels dan Richey (1994), dalam buku Educational Technology:

Definitions and Areas of Fields, mengusulkan lima bidang atau bidang teknologi pendidikan, termasuk kegiatan teoritis dan praktis seperti:

1. Desain (design) Area kerja desain meliputi beberapa area kerja seperti desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik siswa.

2. Perkembangan Bidang pekerjaan pembangunan meliputi teknologi percetakan, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer dan terintegrasi.

3. Penggunaan (Penggunaan) Bidang eksploitasi meliputi kegiatan seperti

penggunaan media, diseminasi dan implementasi inovasi. Melembagakan program dan melaksanakan kebijakan dan peraturan.

4. Pengelolaan Area manajemen meliputi kegiatan manajemen proyek (project management), manajemen sumber daya, manajemen penyediaan pengetahuan, dan manajemen informasi.

5. Evaluasi (evaluasi) Bidang evaluasi meliputi analisis masalah, pengukuran, berdasarkan kriteria, penilaian formatif dan penilaian komprehensif.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa desain sistem pembelajaran dapat digunakan sebagai salah satu bidang pengembangan keterampilan

(15)

pendidikan untuk mempromosikan proses pembelajaran berkelanjutan individu dan meningkatkan kinerja. Hal ini sejalan dengan definisi dan konsep teknologi pendidikan yang dikemukakan oleh AECT dan terus berkembang.

C. Desain Sistem Pembelajaran: Suatu Bidang

Perancangan sistem pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai

pendekatan organisasi untuk penciptaan dan pengembangan bahan ajar, tetapi juga menganalisis masalah pembelajaran dan kinerja manusia serta Sistem Model dan Desain Pembelajaran 33 menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Merancang sistem pembelajaran melibatkan lima langkah penting:

1. Analisis lingkungan siswa dan kebutuhan belajar;

2. Merancang dan merancang spesifikasi proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan belajar siswa;

3. Pengembangan bahan untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran;

4. Implementasi desain sistem pembelajaran;

5. Melakukan penilaian formatif dan komprehensif terhadap program

pembelajaran. Perancang dan pengelola program pembelajaran, serta pengelola program pendidikan dan pelatihan, harus memiliki kemampuan atau kemampuan untuk memprediksi masalah dan tantangan di masa depan, serta potensi perubahan organisasi. Kemampuan ini diperlukan untuk mempersiapkan solusi yang

diperlukan untuk mengatasi masalah dan tantangan tersebut.

D. Dasar-dasar Desain Sistem Pembelajaran

Teori-teori utama yang mendasari bidang desain sistem pembelajaran adalah:

1. Teori Sistem

Teori sistem memberikan pandangan yang luas bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem dengan komponen-komponen yang relevan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Keluaran suatu komponen merupakan masukan bagi komponen lainnya.

2. Teori komunikasi

Teori komunikasi telah memberikan kontribusi yang berharga pada prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk membentuk pesan verbal dan visual.

Teori komunikasi memberikan model komunikasi yang dapat disesuaikan untuk menjelaskan proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

3. Teori pembelajaran

(16)

Teori belajar atau teori instruksional memberikan kontribusi dalam bentuk penelitian dan resep pada kondisi yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran secara efektif. Dengan kata lain, teori belajar selalu menitikberatkan pada kondisi yang membuat proses belajar seseorang lebih optimal.

Bab 3

Model Model Pembelajaran

A. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Amri (2013: 4) model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang

memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa..

B. Model Desain Pembelajaran

Ada beberapa model pengembangan pembelajaran antara lain:

1. Model PPSI

PPSI merupakan model pembelajaran yang menerapkan system untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Ada lima langkah pokok dalam mengembangkan model PPSI, yaitu:

a. Merumusan tujuan pembelajaran meliputi: operasional, bentuk hasil belajar, bentuk tingkah laku, dan hanya satu kemampuan/tujuan

b. Pengembangan alat evaluasi, meliputi: Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan

c. Kegiatan belajar, meliputi: Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan, menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh, menetapkan kegiatan yang akan ditempuh.

d. Pengembangan program kegiatan, meliputi: merumuskan materi pelajaran, menerapkan metode yang dipakai, alat pelajaran atau buku yang dipakai, menyusun jadwal.

e. Pelaksanaan, meliputi: mengadakan pre tes, menyampaikan materi pelajaran, Rusman.

2. Model Glasser

Model glasser adalah model yang paling sederhana. Langkah-langkah dalam mengembang model Glasser adalah sebagai berikut:

a. Instructional Goals (Sistem Objektif) Pembelajaran dilakukan dengan cara langsung melihat atau mengunakan objek sesuai materi pelajaran dan tujuan

(17)

pembelajaran. Jadi seorang siswa di harapkan langsung bersentuhan dengan objek pembelajaran. Dalam hal ini siswa lebih di tekankan pada praktik.

b. Entering Behavior ( Sistem Input) Pelajaran yang di berikan pada siswa dapat di perlihatkan dalam bentuk tingkah laku, misalnya siswa terjun langsung ke lapangan

c. Instructional Procedures ( System Operator) Membuat prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang akan di sampaikan kepada siswa, sehingga pembelajaran sesuai dengan prosedurnya.

d. Performance Assesment (Output Monitor) Pembelajaran yang di harapkan dapat mengubah penampilan atau perilaku siswa secara tetap atau perilaku siswa yang menetap.

3. Model Gerlach dan Ely

Model ini merupakan suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan dan hendaknya digunakan sebagai checklist dalam membuat sebuah rencana untuk kegiatan pembelajaran. Model ini memperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan kedalam suatu rencana untuk kegiatan pembelajaran.

4. Model Jerold E. Kemp Desain pembelajaran model Kemp ini di rancang untuk menjawab tiga pertanyaa, yaitu:

a. Apa yang harus di pelajari siswa (tujuan pembelajaran)

b. Apa/ bagaimana prosedur, dan sumber-sumber belajar apa yang tepat untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan, media, dan sumber belajar yang digunakan)

c. Bagaimana kita tahu bahwa hasil belajar yang diharapkan telah tercapai (evaluasi)

5. Model Gagne-Briggs Model ini menfokus pada tiga pertanyaan mendasar yang perlu di jawab yaitu:

a) apa yang diketahui tentang belajar manusia dan apa yang relevan untuk desain pembelajaran?

b) apakah pengetahuan tentang belajar manusia sesuai untuk di terapkan pada situasi belajar nyata?

c) metode dan prosedur mana yang dapat di terapkan agar pengetahuan tenntang belajar manusia secara efektif dapat terlaksana dalam desain pembelajaran.

BAB III

PEMBAHASAN DAN KRITIK BUKU

(18)

A. Pembahasan

Pada buku utama dikatakan bahwa desain pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk menyelesaikan masalah

pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran, atau untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang terdiri atas serangkaian kegiatan perancangan

bahan/produk pembelajaran, pengembangan dan pengevaluasian rancangan guna menghasilkan rancangan yang efektif dan efisien.

Pada buku pembanding dikatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir kegiatan pembelajaran yang tersusun secara sistematika dan digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

B. Kelebihan Buku Buku Utama :

1. Buku sudah menggunakan ISBN.

2. Dilengkapi dengan tabel dan peta peta yang mendukung materi buku tersebut.

3. Bahasa yang digunakan dapat mudah dimengerti.

Buku Pembanding :

1. Cover dari buku ini menarik sehingga menarik minat membaca.

2. .Bahasa yang digunakan sudah baku dan dapat dimengerti.

3. Sudah menggunakan ISBN.

4. Materi yang disampaikan sudah lumayan lengkap.

C.Kekurangan Buku Buku Utama :

1. Cover dari buku ini tidak menarik sehingga kurang menarik minat membaca.

2. Materi yang dipaparkan masih kurang lengkap.

3. Materi yang disampaikan terlalu berbelit belit dan tidak langsung ke intinya.

4. Tidak terdapat gambar yang mendukung materi di buku.

Buku Pembanding :

(19)

1. Tidak menggunakan gambar gambar yang mendukung materi sehingga terlihat membosankan.

2. Materi yang disampaikan terlalu bertele tele dan tidak langsung pada intinya.

3. Tidak terdapat rangkuman materi dari tiap bab.

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk menyelesaikan masalah pembelajaran,

meningkatkan kualitas pembelajaran, atau untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang terdiri atas serangkaian kegiatan perancangan bahan/produk

pembelajaran, pengembangan dan pengevaluasian rancangan guna menghasilkan rancangan yang efektif dan efisien.

B.Saran

Saran yang dapat saya berikan yaitu agar buku tersebut diberikan warna dan objek tertentu pada buku agar tidak bosan membacanya serta menambah gambar gambar untuk mendukung materi agar menarik dilihat dan tidak terlihat monoton saat dibaca.

DAFTAR PUSTAKA

(20)

Muthmainnah, M. D. (2022). Sistem Model dan Desain Pembelajaran. Aceh:

Yayasan Penerbit Muhammad Zaini Anggota IKAPI.

Susilahudin Putrawangsa, S. M. (2018). Desain Pembelajaran. Mataram: CV.

Reka Karya Amerta (Rekarta).

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perbaikan pembelajaran diasumsikan untuk perbaikan kualitas pembelajaran, pembelajaran dirancang dengan pendekatan sistem, desain pembelajaran mengacu

Desain Sistem Instrusional atau pembelajaran aberorientasi tercapainya pencapaian kompetensi ( DSI – PK ) adalah gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan

Dasar perlunya desain pembelajaran: perbaikan kualitas pembelajaran, pembelajaran dirancang dengan pendekatan sistem, desain pembelajaran harus diacukan pada

Buku ini terdiri atas 10 Bab yang diawali dengan memahami desain pembelajaran yang diikut secara berturut-turut tentang landasan psikologis desain pembelajaran, menganalisis

Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala adalah pengembangan pengajaran secara sistematis yang digunakan secara khusus dari

Pengembangan pembelajaran secara sistematis dengan menggunakan teori belajar dan.. pembelajaran untuk menjamin kualitas

Hal tersebut juga dikemukakan oleh Morisson, Ross & Kemp (2007) yang mendefinisikan desain pembelajaran sebagai suatu proses desain yang sistematis untuk menciptakan

2. Pada topik klasifikasi penelitian buku utama hanya menyajikan pengertian dari jenis penelitian tersebut dan dibahas dalam satu topik pembahasan sedangkan pada buku