Pada dasarnya, manajemen strategi adalah proses dalam pengambilan keputusan, menerapkan tindakan dan mengevaluasi hal apa saja yang sudah dilakukan secara baik agar bisa mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Proses ini dilakukan secara kontinu dengan cara
mengevaluasi dan juga mengontrol internal bisnis, melakukan analisis kompetitor, serta menetapkan strategi untuk bisa bersaing dengan baik.
Setelah itu, dilanjutkan dengan mengevaluasi kembali strategi secara lebih teratur agar bisa menentukan tindakan yang nantinya akan dilakukan serta memantau perkembangannya atau diganti dengan menggunakan strategi lain. Strategi tersebut harus bisa diterapkan oleh seluruh pihak perusahaan agar bisa menghadapi persaingan dan menampilkan keunggulan perusahaan.
Konsep perspektif nantinya akan digunakan saat masalah belum muncul atau sebagai suatu perencanaan yang memang harus dikembangkan. Sedangkan konsep deskriptif akan diterapkan agar bisa menyelesaikan masalah yang harus diselesaikan oleh perusahaan.
Saat perusahaan sudah mengetahui dan memahami visinya, maka sumber daya yang tepat bisa ditempatkan pada bagian yang tepat agar bisa mencapai tujuan dari rencana perusahaan.
Adanya keputusan dan komitmen pada perencanaan strategis mampu memperkuat posisi perusahaan di dalam persaingan pasar dalam jangka waktu yang panjang.
Tentunya hal tersebut akan memberikan keuntungan finansial. Perusahaan yang terus menilai performa dengan menggunakan blueprint perusahaan akan memperoleh respon dan bisa beradaptasi secara cepat dengan kekuatan pasar. Manajemen strategi akan membantu perusahaan menjadi lebih proaktif dan jadi tidak reaktif dalam menentukan perkembangan perusahaan di masa depan.
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian- manajemen-strategi-sbc/
Komponen manajemen strategi
Komponen pokok manajemen strategik (Pearce dan Robinson, 1994, 2003) adalah:
(1) analisis lingkungan bisnis yang diperlukan untuk mendeteksi peluang dan ancaman bisnis;
(2) analisis profil perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan;
(3) strategi 1.6 Manajemen Strategik bisnis yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memperhatikan
(4) visi dan misi perusahaan. Hubungan antara lingkungan bisnis dan profil perusahaan memberikan indikasi pada apa yang mungkin dapat dikerjakan (what is possible).
Dari sini posisi perusahaan di pasar dapat diketahui. Sedangkan keterkaitan antara analisis lingkungan bisnis, profil perusahaan, dan visi serta misi perusahaan menunjuk pada apa yang diinginkan (what is desired) oleh pemilik dan manajemen perusahaan.
Profil Perusahaan Visi dan Misi perusahaan
Lingkungan Bisnis
yang tersedia akan dieksploitasi secara optimal. Berdasar keunggulannya, perusahaan menawarkan nilai produk, yang tidak mudah ditemukan pada produk pengganti. Perusahaan terus berusaha melakukan adaptasi dengan perubahan yang selalu terjadi dalam lingkungan bisnis melalui prinsip adaptasi atau mati (adapt or die), dan jika mungkin perusahaan dalam batas kemampuannya melakukan rekayasa pada lingkungan bisnisnya.
Manajemen tidak saja bertanya tentang apa yang harus dilakukan untuk membangun kinerja perusahaan, akan tetapi sampai pada pertanyaan bagaimana strategi tersebut harus
diimplementasikan. Semuanya didasarkan pada dan tidak terlepas dari visi dan misi perusahaan - ideologi, nilai, ajaran, dan rancang bangun masa depan perusahaan. Dalam praktiknya, komponen strategi bisnis dikerjakan sesuai dengan urutan fungsi pokok manajemen, yakni perencanaan, implementasi, dan pengawasan. Oleh karena itu, secara metodologis, strategi bisnis terdiri dari tiga proses yang saling kait mengait dan tidak terputus, yakni proses perumusan (formulasi), proses implementasi (eksekusi), dan proses pengawasan (pengendalian) strategi.
Proses yang terakhir diperlukan untuk memberikan masukan (feedback) bagi proses perencanaan berikutnya. Langkah perencanaan dan evaluasi juga berlaku untuk komponen visi dan misi dan profil perusahaan. Proses manajemen tersebut tidak berlaku untuk komponen lingkungan bisnis, karena berada di luar kendali perusahaan.
http://repository.ut.ac.id/4824/1/EKMA4414-M1.pdf Skema komponen manajemen strategi
Strategi Bisnis
Perencanaan
Eksekusi
Evaluasi
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Strategi
Menurut Luis dan Biromo (2007:52), strategi adalah serangkaian akivitas yang dilakukan secara berbeda dibandingkan dengan pesaing untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan.
Menurut Pearce dan Robinson (2008:6), “strategi adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan”.
Menurut David (2011:18) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetahuan, divestasi, likuidasi dan joint venture.
Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah serangkaian rancangan jangka panjang yang diimplementasikan dalam seluruh proses bisnis organisasi untuk menghadapi persaingan dan mencapai visi perusahaan.
2.1.1 Tingkatan strategi
strategi untuk perusahaan besar. Ada tiga tingkatan strategi manajemen yang berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan.
1. Strategi Korporasi (Corporate Strategy)
Ini adalah strategi yang mencerminkan seluruh arah perusahaan yang bertujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan secara keseluruhan dan bagi manajemen berbagai macam bisnis lini produk.
Ada tiga jenis strategi yang dapat dipakai pada tingkat strategi ini, yaitu:
- Strategi pertumbuhan (growth strategy)
Strategi yang berdasarkan pada tahap pertumbuhan yang sedang dilalui perusahaan
- Strategi stabilitas (stability strategy)
Strategi dalam menghadapi kemerosotn penghasilan yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan
- Retrenchment strategy
Strategi yang yang diterapkan untuk memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan
2. Strategi Bisnis ( Business Strategy)
Stategi ini digunakan pada tingkat produk atau unit bisnis dan merupakan strategi yang menekankan pada perbankan posisi bersaing produk atau jasa pada spesifikasi atau segmen pasar tertentu.
Terdapat tiga macam strategi yang bisa digunakan pada strategi tingkat bisnis ini, yaitu:
- Strategi kepemimpinan biaya - Strategi diferensiasi
- Strategi fokus
Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer yang diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen puncak untuk mengelola bisnis bersangkutan.
David, 1998; Porter 1980) 3. Strategi Fungsional (Fungsional Strategy)
Strategi ini digunakan pada level fungsional seperti, operasional, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Strategi ini mengacu pada dua tingkatan strategi sebelumnya yaitu strategi korporasi dan strategi bisnis.
Strategi fungsional juga disebut sebagai value-based-strategy. Berfokus pada memaksimumkan produktivitas sumber daya yang digunakan dalam memberikan value terbaik untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan.
2.1.2 Jenis-jenis Alternatif Strategi
Jenis alternatif strategi terbagi atas 4, yaitu strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi bertahan. (
1. Strategi Integrasi
a. Forward Integration Strategy
Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan yang besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer, bila perlu dengan memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan mendapatkan banyak masalah dengan pendistribusian barang atau jasanya, sehingga mengganggu pendistribusian tersebut dengan sumberdaya yang dimiliki. Alasan lain, karena distribusi tersebut memiliki prospek yang baik untuk dimasuki.
b. Backward Integration Strategy
Ini merupakan strategi perusahaan agar pengawasan terhadap bahan baku dapat lebih ditingkatkan, apalagi para pemasok sudah dinilai tidak lagi menguntungkan perusahaan. Seperti keterlambatan dalam penggadaan bahan, kualitas bahan yang menurun, biaya yang meningkat, sehingga tidak lagi dapat diandalkan.
c. Horizontal Integration Strategy
Strategi ini dimaksudkan agar perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing perusahaan walaupun harus dengan memilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki posisi monopoli seizin pemerintah, bersaing di industri yang berkembang, skala ekonomi meningkat, serta modal dan sumberdaya yang dimiliki mampu melakukan ekspansi.
2. Strategi Intensif ( Intensif Strategy) a. Market Development Strategy
Strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk atau jasa yang ada sekarang kedaerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru atau dengan kata lain untuk memperbesar pangsa pasar.
b. Product Development Strategy
Strategi ini bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa yang ada sekarang atau dengan kata lain memperbaiki dan/atau mengembangkan produk yang sudah ada.
c. Market Penetration Strategy
Strategi ini berusaha untuk meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih besar. Tujuan dari strategi ini
untuk meningkatkan pangsa pasar dengan usaha pemasaran yang maksimal.
3. Strategi Diversifikasi ( Diversification Strategy) a. Concentric Difersification Strategy
Strategi ini dapat dilaksanakan dengan cara menambah produk atau jasa yang baru tetapi masih berhubungan. Tujuan strategi ini untuk membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama.
b. Conglomerate Diversification Strategy
Merupakan strategi dengan menambahkan produk atau jasa yang tidak saling
berhubungan. Tujuan strategi ini untuk menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar yang berbeda.
c. Horizontal Diversification Strategy
Strategi ini dilakukan dengan menambahkan produk dan jasa yang baru, tetapi tidak saling berhubungan untuk ditawarkan kepada konsumen yang ada sekarang.
4. Strategi Bertahan ( Defensif Strategy) a. Joint Venture Strategy
Strategi dimana terjadi saat atau lebih perusahaan membentuk suatu perusahaan temporer atau konsorsium untuk tujuan kapitalisasi modal.
b. Retrenchment Strategy
Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan asset perusahaan.
Retrenchment disebut juga turnaround yang dirancang agar perusahaan mampu
bertahan pada pasar persaingannya.
c. Divestiture Strategy
Strategi ini merupakan strategi menjual satu devisi atau bagian dari perusahaan. Strategi ini sering digunakan dalam rangka penambahan modal dari suatu rencana investasi atau untuk menindaklanjuti strategi akuisisi yang telah diputuskan untuk proses selanjutnya. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui reduksi biaya dan asset perusahaan. Retrenchment disebut juga turnaround yang dirancang agar perusahaan mampu bertahan pada pasar persaingannya.
d. Liqudation Strategy
Strategi ini merupakan strategi menjual seluruh asset perusahaan yang dapat dihitung nilainya. Strategi ini bertujuan untuk menghentikan operasi perusahaan atau menutup perusahaan daripada meneruskan akan tetapi rugi.
e. Combination
Ini merupakan gabungan dari dua strategi yang total nilainya tidak jauh berbeda. Strategi ini memungkinkan untuk diterapkan jika sumber daya dan kondisi perusahaan mampu menerapkan kedua strategi kombinasi ini.
2.2 Manajemen Strategis
Menurut Robbin dan Coulter (2007:218) manajemen strategis adalah sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi.
Menurut pendapat David (2010:5).Manajemen strategis didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta megevaluasi keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organsasi mencapai tujuannya.
Menurut Siagian (2007:7) “Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Menurut Dewanti (2008:30) manajemens strategis adalah suatu proses yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi dalam menyediakan nilai yang tinggi bagi pelanggan untuk mencapai visi perusahaan
Menurut Hubeis dan Najib (2008:18), manajemen strategis adalah seperangkat keputusan dan tindakan manajerial yang merupakan hasil dari rumusan dan implentasi rencana strategi yang dibuat untuk menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Menurut pendapat Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson yang dikutip dalam Rangkuti (2011:197), manajemen strategis adalah proses untuk
membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin dicapai, dan bagaimana seharusnya mencapai hasil yang bernilai.
Dengan demikian, manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai pengimplementasian keputusan lintas fungsional dalam sebuah organisasi dan dievaluasi lewat tindakan manajerial untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis dapat berfungsi sebagai sarana mengkomunikasikan tujuan perusahaan dan jalan yang hendak ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut kepada pemilik, eksekutif, karyawan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Oleh karena itu, berbagai pihak yang memiliki kepentingan langsung dapat lebih memahami peluang dan tantangan bisnis yang dihadapi. Mereka akan memiliki kepekaan yang cukup terhadap lingkungan bisnis dan di saat yang sama memiliki kesiapan yang cukup jika sekiranya perusahaan memutuskan untuk melakukan perubahan internal (Suwarsono, 2008:26)
2.2.1 Tahap-Tahap Manajemen Strategis
Proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap, yaitu (David, 2011):
1. perumusan strategi 2. penerapan strategi 3. penilaian strategi
2.2.1.1 Perumusan strategi
Perumusan strategi mencakup
- pengembangan visi dan misi,
- identifikasi peluang dan ancaman eksternal, - kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, - penetapan tujuan jangka panjang,
- pencarian strategi alternatif,
TOWS Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1) Menentukan faktor sukses dari perusahaan dengan menanyakan langsung kepada pemilik perusahaan
2) Memberikan bobot dengan kisaran dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting) pada setiap faktor suskses kritis, di mana jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0
3) Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis pada masing-masing perusahaan. 1 = kelemahan besar, 2 = kelemahan kecil, 3
= kekuatan kecil, 4 = kekuatan besar
4) Mengkalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot untuk setiap variabel
5) Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total nilai yang dibobot untuk masing-masing perusahaan
• Tahap Pencocokan
Matriks TOWS
Gambar 2.2 Matriks TOWS Sumber: Rangkuti, 2011
Matriks TOWS (Threat, Opportunities, Weakness, Strenght ) atau yang biasa juga disebut Matriks SWOT merupakan alat yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (strengths-opportunities), WO (weaknesess-opportunities), ST (strengths-threats), dan WT (weaknesess-threats).
i) Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.
ii) Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
iii) Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal.
iv) Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT.
Untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan langkah yang harus dilakukan, yaitu :
1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan 2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan 3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan 4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi SO dalam sel yang ditentukan
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catatstrategi WO dalam sel yang ditentukan
IV V VI
VII VIII IX
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catatstrategi ST dalam sel yang ditentukan
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catatstrategi WT dalam sel yang ditentukan
Matriks IE
Kuat 3,0 – 4,0 Rata-rata 2,0 – 2,99 Lemah 1,0 – 1,99
3,0 2,0 1,0
4,0
I II III
Tinggi 3,0 – 4,0
3,0
Menengah 2,0 – 2,99
2,0
Rendah 1,0 – 1,99
1,0
Gambar 2.3 Matriks IE Sumber: David, 2011
Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci, yaitu total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks IE menggambarkan posisi internal dimana total rata-rata tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah;nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah menengah; dan nilai dari 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi. Sedangkan pada sumbu y dari matriks IE menggambarkan posisi eksternal dimana dimana total rata-rata tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah; nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah menengah; dan nilai dari 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi. Berikut ini merupakan ilustrasi mengenai matriks IE
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai kondisi “Growth and Build” . Strategi yang sesuai untuk posisi tersebut adalah strategi intensif atau strategi integratif. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III,V, atau VII berada dalam posisi “ hold and maintain”.
Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum dipakai untuk divisi tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah dalam posisi “harvest or divest”.
Strategi yang sering dipakai untuk tipe ini adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat,dan strategi likuidasi.
Matriks Grand Strategy
Matriks grand strategy atau matriks strategy besar didasarkan pada dua dimensi evaluatif, yaitu posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri). Industri yang mengalami pertumbuhan penjualan tahunan melebihi 5% dapat dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat. Strategi yang tepat untuk dipertimbangkan organisasi ditampilkan dalam urutan daya tarik pada setiap kuadran mtariks tersebut.
2.3 Penelitian terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Penulis / Tahun
Judul Hasil Penelitian
Hartiwi Prbowo;
dkk, 2010 Engkos Achmad Kuncoro, 2010
John A.
Parnell, 2010,
Caroline Hussler, Julien Pénin, Michael Dietrich, Thierry
Evaluasi dan rekomendasi strategi bisnis pada divisi LPP-TVRI Analaisis
perumusan startegi bisnis pada PT Samudra Nusantara Logistindo Strategic clarity, business strategy and performance
Strategic
management and the economics of the firm: How to reconcile the brother enemies?
Dengan melihat kekuatan dan kelemahan LPP TVRI, disimpulkan bahwa LPP TVRI
sebaiknya menerapkan strategi pengembangan produk agar dapat bersaing.
Dari hasil analisis matriks IFE, EFE, CPM IE, Grand Strategy, dan QSPM , strategi yang tepat bagi PT SNL adalah melakukan pengembangan pasar dan diikuti dengan pengembangan produk.
Sifat dari kombinasi strategi performa menghubungkan berbagai strategi dalam sebuah kemlompok. Secara spesifik, baik strategi predominant generic dan strategi intensity lainnya dimasukan ke dalam kombinasi influence performance.
Peneletitian ini juga mendukung pengaruh startegi clarity pada performa strategi nexus.
Tampilan grafikdari strategic clarity- performance menunjukanbentuk kurva U,
yang menyarankan bahwa baik bisnis dengan strategi yang rendah atau yang tinggi berada pada level cukup. Hubungan ini cukup konsisten dalam semua strategi kelompok, walaupun perbedaan yang kecil tetap ada.
Alternatif ekonomi untuk mendekati batas yang ada:
Batasan dari framework neoclassical Analisis statis vs dinamis
Manajer, wirausaha, perusahaan Alternatif lain ;
- Batasan perusahaan
- Keuntugan dan pertahanan kompetitif
Burger- Helmchen, 2012 Jonathan Pugh, L. Jay Bourgeois III,
2011
- Organisasi internal.
Doing strategy Strategi berbicara tentang pembelajaran, penemuan, dan penciptaan. Alat analisis strategi membantudalam proses pembelajaran tentang strategi, kapabilitas, ekonomi dalam sebuah industry. Pembelajaran dan penemuan harus menyingkapkan hal apa yang paling bisa dicapai untuk meningkatkan performa dari posisi yang ada sekarang. Hal ini dapat dikerjakan setelah banyaknya pekerjaan- pekerjaan rumah dan usaha intelektual sehingga rekaan dan cetusan industry yang baru berdsarkan intuisi strategi muncul.Ini merupakan sumber dari rekaan dan inovasi strategi yang benar.
Sumber : Penulis, 2012
���
����
�����
������
�������
���
�������
�������� ���
���������
�����
�� ��� ������
� ���
�����
��
���
������
� ���� ����
���
��
������
� �����
������
������
� ����
��������
������
����
�������
2.4 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Peneliti Sumber: Penulis, 2012
dapat dilakukan agar proses penyusunan strategi dapat terbentuk secara efektif
1.Identifikasi Arah dan Tujuan
•Menetapkan visi dan misi perusahaan
•Mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi •organisasi dari sudut pandang internal dan eksternal
•Menentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
2.Menganalisis Sumber Daya
•Mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki perusahaan
•Menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan
•Menganalisis peluang dan ancaman yang ada di lingkungan eksternal perusahaan
3.Strategi Menyusun
•Menentukan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan
•Memilih alternatif strategi yang paling sesuai
•Menentukan prioritas strategi yang akan dijalankan
4.Penerapan Strategi
•Melakukan perencanaan dan •implementasi strategi
•Mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mendukung strategi
•Menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan strategi
5.Evaluasi
•Melakukan evaluasi terhadap strategi yang telah dijalankan
•Menentukan apakah tujuan strategi berhasil tercapai atau harus diperbaiki
•Menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan jika strategi tidak berhasil tercapai.
Dalam penyusunan strategi, perlu melibatkan berbagai pihak seperti manajemen perusahaan, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini bertujuan agar strategi yang dibuat dapat mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
Dikutip dari buku Manajemen Strategi karya Martin Amnillah dkk. Terdapat tiga aspek penting dalam model manajemen strategi Fred R David, di antaranya:
1. Formulasi Strategi
Pada tahap ini, organisasi dimulai dengan tahap identifikasi, visi, misi, tujuan, sasaran , dan strategi.
Kemudian, melakukan analisis faktor lingkungan internal (meliputi kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (seperti peluang dan ancaman) untuk menentukan kunci keberhasilan. Formulasi strategi digunakan untuk menentukan tujuan jangka panjang, alternatif strategi, dan rencana bisnis.
2. Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah proses mengeksekusi rencana bisnis dan mengubahnya menjadi aksi nyata. Beberapa langkah dalam implementasi strategi yaitu alokasi sumber daya, perencanaan program, sistem pelaksanaan, pemantauan, dan pengawasan untuk memastikan rencana strategi yang disusun dapat dilaksanakan dengan benar.
3. Evaluasi Strategi
Tahap ini berguna untuk memastikan bahwa rencana strategis dilaksanakan dengan benar dan memenuhi tujuan bisnis. Evaluasi strategis menjadi bagian penting dari proses pengambilan
keputusan bisnis selanjutnya dan tahapan ini perlu dilakukan secara teratur guna memastikan model rencana strategi apa yang tepat untuk mencapai tujuan.
Tahapan evaluasi strategi mencakup beberapa langkah diantaranya menentukan indikator kinerja, mengumpulkan data tentang progres implementasi strategi, membandingkan indikator kinerja, tindak lanjut dari perbaikan rencana strategis, hingga pelaporan dan pertanggungjawaban.
perusahaan-perusahaan untuk mengontrol masalah yang terjadi di distributor, pasokan, dan juga dalam perencanaan pesaing. Adapun beberapa jenis strategi integrasi yaitu sebagai berikut.
Forward Integration strategy
Forward integration strategy adalah upaya pengendalian terhadap distributor ataupun pengecer berjalan sesuai dengan kehendak perusahaan/organisasi. Bagi perusahaan atau organisasi besar, cara pengendalian bisa dilakukan dengan cara memilikinya. Karena jika distributor ataupun pengecer dari pihak, berpeluang besar menimbulkan banyak masalah.
Backward integration strategy
backward integration strategy adalah salah satu cara bagi perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh bahan baku. Jadi perusahaan akan mengontrol semua dari kualitas bahan baku hingga akhir supaya bisamemberikan hasil sesuai standar yang sudah ditentukan.
Backward integration strategy juga berarti bisa melakukan pengawasan terhadap
pemasok yang bersifat pasif dan tidak lagi menguntungkan bagi pihak perusahaan. Untuk pemasok yang tidak mampu memenuhi kualitas mutu akan mendapatkan perhatian khusus.
Integration Horizontal Strategy
Jenis yang terakhir adalah jenis strategi yang fokus pada pertumbuhan, termasuk untuk mendapatkan pengendalian atas para pesaing maupun mendapatkan kepemilikan.
a) Strategi intensif
Sementara yang dimaksud dengan strategi intensif ialah strategi yang lebih cocok digunakan untuk mengecek keadaan pasar atau untuk sekadar melihat pengembangan produk yang sedang dipasarkan. Jika konteksnya dalam dunia bisnis, strategi intensif sebagai salah satu upaya untuk melihat posisi dan usaha yang tepat demi meningkatkan penjualan atau keuntungan.
b) Strategi diversitas
Ada pula yang disebut dengan strategi diversitas, yaitu strategi yang lebih sering digunakan guna untuk berupaya menambahkan produk baru atau jasa baru ke dalam perusahaan tanpa harus merusak atau mengganggu selera pelanggan yang telah terbentuk. Adapun strategi diversifikasi memiliiki beberapa bentuk yaitu strategi diversifikasi konsentrik, strategi diversifikasi konglomerat dan strategi diversifikasi horizontal.
c) Strategi Defensif
Sesuai dengan namanya, strategi defensif merupakan sebuah strategi yang menjalankan usaha dengan dasar rasionalitas. Baik rasionalitas tersebut di dalam hal likuidasi, biaya ataupun hal- hal yang lainnya. Bagaimanapun juga rasionalitas dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diinginkan tanpa harus merusak skema dan juga alur yang telah ada.
2. TINGKATAN STRATEGI
Ketika berbicara mengenai strategi, ternyata strategi memiliki tiga tingkatan. Di mana tiap- tiap tingkatannya memberikan petunjuk tentang levelnya masing-masing. Penasaran? Berikut rangkuman mengenai tingkatan strategi beserta penjelasannya.
a. Tingkat strategi korporasi
Strategi pada tingkatan ini didasarkan pada tingkatan korporasinya, strategi ini dibuat oleh manajemen puncak yang mempunyai tanggung jawab untuk mengatur kegiatan hingga operasi organisasi yang mana mempunyai lini dan bisnis yang lebih dari satu. Di Tingkat korporasi perusahaan perlu menentukan alternatif seperti masalah produktivitas, kedudukan dalam pasar, profitabilitas, sumber daya fisik dan finansial, prestasi dan pengembangan manajerial dan masih banyak lagi.
tidak hanya sekadar melakukan pendekatan, tetapi juga dengan memperhatikan sumber daya yang ada, serta tetap diterima oleh pasar. Strategi bisnis yang diterapkan oleh perusahaan biasanya memiliki kaitan yang sangat erat terhadap pasar dan pangsa pasarnya.
c. Tingkat strategi fungsional
Strategi fungsional ini meruoakan strategi yang paling pas. Strategi fungsional bisa dilakukan dengan melakukan riset pasar, pemasaran, keuangan, pengembangan serta, merambah di bagian personalia yang memiliiki tugas untuk mengelola sumber daya manusia yang ada guna untuk memaksimalkan perusahaan.
CONTOH STRATEGI
Memberikan pelayanan terbaik kepada selurug konsumen. Ketika konsumen merasa nyaman, maka konsumen akan bersikap loyal dan menjadi pelanggan yang setia.
Menciptakan target pasar baru yang sesuai, seiring, dan sehaluan dengan tujuan utama dari perusahaan. Jika target pasar banyak yang mengarah ke tujuan, maka peluang pasar pun semakin terbuka dengan lebar.
Selalu melakukan inovasi baru terhadap seluruh produk yang dianggap using atau kuno.
Termasuk dengan cara memperhatikan pesaing baru yang muncul, supaya tidak tersalip dan kalah bersaing dengan semua produk yang baru muncul.
Agar penjualan dan pemasaran menjangkau pasar yang lebih lebar dan juga berpeluang untuk mendapatkan prospek yang besar, maka pihak perusahaan perlu melakukan pemberdayaan dan melakukan pengelolaan sumber daya manusia dengan cara yang efektif, efisien dan tepat.
Menawarkan barang ataupun jasa dengan harga yang ramah atau sesuai dengan kebutuhan para konsumen. Semakin sesuai harga yang ditawarkan dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat semakin tinggi peluang bagi produk untuk terserap di lapangan.