TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah: Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit
Dosen: Dr. Septo Pawelas Arso, SKM, MARS
Oleh:
ELYZABETH SYLVIANA GIRSANG NIM. 25000123420049
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2024
BAB I PENDAHULUAN
Regulasi adalah aturan yang dibuat oleh pemerintah atau pihak yang berotoritas untuk mengontrol cara orang berperilaku. Regulasi bersifat mengikat dan bertujuan untuk menertibkan dan menetapkan batasan (Narsa, Sulistiarni and Hajrah 2022). Dalam bidang kesehatan sendiri terdapat regulasi-regulasi yang mengatur pelaksanaan kesehatan di Indonesia, yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2023. Salah satu hal yang diatur di dalam kedua regulasi tersebut adalah implementasi sistem informasi kesehatan.
UU Nomor 17 Tahun 2023 Pasal 345 menjelaskan bahwa dalam rangka melakukan upaya kesehatan yang efektif dan efisien maka diselenggarakan sistem informasi kesehatan. Di dalam PP Nomor 28 Tahun 2024 Pasal 854 menegaskan bahwa setiap rumah sakit wajib untuk melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh aktivitas rumah sakit melalui sistem informasi kesehatan rumah sakit. Dengan adanya regulasi ini, rumah sakit perlu melakukan pengelolaan sistem informasi untuk dapat memenuhi regulasi tersebut.
Adanya dinamika modernisasi saat ini, membuat rumah sakit memandang SIMRS menjadi suatu strategi untuk dapat memberikan dampak positif untuk mencapai visi dan misi organisasi.
Hal ini juga dipengaruhi oleh dinamika pasar kesehatan yang terus berubah. Inovasi menjadi suatu prioritas yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan kepada pasien, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjaga relevansi rumah sakit (Moryanda, Pujani and Marpaung 2023). Pada kenyataannya, proses implementasi Sistem Informasi Kesehatan di Rumah Sakit membutuhkan proses yang melibatkan baik faktor teknis maupun non teknis.
Sudah banyak rumah sakit yang mencoba mengimplementasikan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) dengan melakukan investasi yang cukup besar, namun tidak sedikit pula rumah sakit yang mengalami kegagalan dan kesulitan dalam mengadopsi SIMRS (Puspitasari and Nugorho 2018).
BAB II PEMBAHASAN
A. Implikasi Regulasi Terkait Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit terhadap Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit
Di bidang kesehatan, terdapat regulasi-regulasi yang mengatur tentang pelaksanaan kesehatan di Indonesia di antaranya adalah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan dan PP Nomor 28 Tahun 2024 yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Pasal 345 Ayat 1 menjelaskan bahwa dalam rangka melakukan upaya kesehatan yang efektif dan efisien, maka diselenggarakan Sistem Informasi Kesehatan. Ditegaskan pula pada Pasal 347 bahwa penyelengaraan Sistem Informasi Kesehatan wajib terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Di dalam PP Nomor 28 Tahun 2024 Pasal 854 ditegaskan bahwa setiap rumah sakit wajib untuk melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap semua aktivitas rumah sakit dalam Sistem Informasi Kesehatan Rumah Sakit yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional.
Definisi Sistem Informasi Kesehatan berdasarkan PP Nomor 28 Tahun 2024 adalah sistem yang mengintegrasikan berbagai tahapan pemrosesan, pelaporan, dan penggunaan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitasi dan efisiensi penyelenggaraan kesehatan serta mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan. Adapun Sistem Informasi Kesehatan tersebut harus meliputi sistem informasi pemenuhan gizi, kesehatan jiwa, pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit, kesehatan matra, penanggulangan kesehatan akibat bencana, dan transplantasi organ. Dengan diterapkannya regulasi ini, seluruh rumah sakit di Indonesia harus menyesuaikan dengan peraturan yang sudah berlaku.
Secara sederhana, Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang terdiri dari data, informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manusia yang semuanya saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan/membant dalam pengambilan keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Salah satu bagian dari Sistem Informasi Kesehatan adalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Diharapkan dengan implementasi SIMRS dapat menghasilkan informasi yang handal, tepat, cepat, dan real time (Aini, et al. 2022).
Untuk menyesuaikan dengan aturan yang berlaku, banyak rumah sakit sudah
tidak sedikit rumah sakit yang mengalami kesulitan dan kegagalan dalam implementasi SIMRS. Salah satu faktor yang mempengaruhi implementasi SIMRS adalah user. Sebagai suatu inovasi baru pengguna SIMRS harus mempelajari cara kerja dan tujuan dari implementasi SIMRS. Sering kali di lapangan implementasi SIMRS belum berjalan dengan lancar oleh karena belum semua user atau pengguna sistem siap untuk menerima perubahan sistem (Aini, et al. 2022).
B. Dinamika Perubahan Lingkungan terhadap Organisasi dan Manajemen Rumah Sakit Kaitannya dengan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Rumah sakit memerlukan perubahan sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan tuntutan kebutuhan yang berubah secara cepat dan dinamis. Suatu organisasi mengikuti dinamika perubahan karena adanya persaingan, pergeseran budaya, layanan yang berkualitas, dan tuntutan penggunaan teknologi informasi. Di rumah sakit sendiri, penggunaan teknologi informasi akan meningkatkan akses kualitas layanan, meningkatkan efisiensi operasional, dan ketahanan rumah sakit.
Adanya keluhan pasien seperti pelayanan yang lambat, tidak terintegrasinya berkas di setiap unit/instalasi, keterbatasan informasi, dan berbagai keluhan lainnya membuat rumah sakit harus mampu melakukan adaptasi terhadap masalah dan tantangan yang dihadapinya.
Salah satu perkembangan saat ini adalah tekonologi informasi. Dengan pemanfaatan teknologi informasi diharapkan rumah sakit dapat memberikan layanan menjadi lebih cepat, efisien, dan transparan (Muhajir, Akib and Niswaty 2023).
Dalam menghadapi dinamika modernisasi, rumah sakit memandang teknologi informasi menjadi suatu elemen integral untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan keamanan. Adopsi SIMRS menjadi strategi operasional dan inovasi yang diharapkan memberikan dampak yang positif dalam pencapaian visi dan misi rumah sakit (Moryanda, Pujani and Marpaung 2023).
BAB III KESIMPULAN
Di Indonesia terdapat regulasi yang mengatur pelaksanaan kesehatan, yaitu Undang- Undang Nomor 17 Than 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 tentang peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023. Berdasarkan kedua regulasi tersebut, di dalamnya sama-sama mengatur tentang penyelenggaraan sistem informasi kesehatan rumah sakit, di mana setiap pelayanan kesehatan harus memiliki sistem informasi kesehatan dan sistem tersebut harus terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan nasional.
Setelah diberlakukannya regulasi tersebut serta oleh karena adanya dinamika perubahan seperti tuntutan pasien, persaingan, dan berkembangnya teknologi informasi membuat banyak rumah sakit yang berinvenstasi untuk mengadopsi SIMRS. Namun kenyataannya tidak sedikit rumah sakit yang mengalami kesulitan dan kegagalan dalam implementasinya. Dalam menghadapi realita ini, rumah sakit harus mampu berdaptasi dengan perubahan yang terjadi yaitu dengan melakan perubahan. Salah satu faktor penyebab gagalnya adopsi SIMRS adalah petugas/user belum siap untuk menerima perubahan, maka dari itu dukungan pihak manajemen sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA References
Aini, Zuhrotul, Nurwijayanti, Supriyanto, dan Heru E Susanto. 2022. “Strategi Pengembangan Transformasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSUD dr. Iskak Tulungagung.” Journal of Community Engagement in Health 5 (2): 128-139.
Moryanda, Rury, Vera Pujani, dan Yahya Marpaung. 2023. “Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Menggunakan Framework COBIT 2019 (Studi Kasus: Semen Padang Hospital).” Jurnal Nasional Teknologi 9 (3): 299-306.
Muhajir, Haedar Akib, dan Risma Niswaty. 2023. “Transformasi Digital pada Rumah Sakit Umum Daerah Prof. dr. H.M Anwar Makkatutu Kabupaten Bantaeng.” Jurnal Altifani:
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 3 (1): 129-139.
Narsa, Angga C, Riski Sulistiarni, dan Hajrah. 2022. Buku Ajar Farmasi Rumah Sakit.
Yogyakarta: CV. Bintang Semester Media.
Puspitasari, Erdiana R, dan Eko Nugorho. 2018. “Evaluasi Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD Kabupaten Temanggung dengan Menggunakan Metode Hot-Fit.” Journal of Information Systems for Public Health 3 (3): 63-77.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2024 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan