FILSAFAT PRA SOCRATES
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum Dosen Pengampu:
Ahmad Royani M.S.I Disusun Oleh:
Kelompok 4 Nurul Aini 22S1PAI0137 Zulfia Arifa 22S1PAI0136
1 PAI D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulullah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kita bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Yang berjudul “Filsafat Pra Socrates”.
Makalah ini kamu buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Umum. Berharap dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Terwujudnya makalah ini tentu bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Ahmad Royani M.S.I selaku dosen Mata Kuliah Filsafat Umum. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun diri pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Purbalingga, 02 November 2022 Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...2
DAFTAR ISI...3
BAB I PENDAHULUAN...4
A. Latar Belakang Masalah...4
B. Rumusan Masalah...5
C. Tujuan...5
BAB II PEMBAHASAN...6
A. Sejarah Filsafat...6
BAB III PENUTUP...9
A. Kesimpulan...9
B. Saran...9
DAFTAR PUSTAKA...10
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering
dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relative. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang dapat diamati oleh manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua aktivitas warga negara dari suatu bangsa.1
Filsafat (dari Bahasa Yunani) philosophia secara harfiah bermakna pecinta kebijaksanaan adalah kajian masalah mendasar dan umum tentang persoalan seperti eksistensi. Istilah ini kemunginan pertama kali diungkapkan oleh pythagoras (570-495 SM). metode yang digunakan dalam filsafat antara lain mengajukan pertanyaan , diskusi kritikal,
dialektik, dan presentasi sistematik. Secara etimologis, filsafat berasal dari beberapa Bahasa, yaitu Bahasa inggris dan Bahasa Yunani. Dalam Bahasa inggris, yaitu philoshopy, sedangkan dalam Bahasa Yunani, philen atau philos dan sofein atau sophi. Adapula yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari Bahasa arab, yaitu falsafah yang artinya al-hikmah. Akam tetapi, kata tersebut pada awalnya berasal dari Bahasa Yunani philos artinya cinta, sedangkan shophia artinya kebijaksanaan. Oleh karena itu filsafat dapat diartikan dengan cinta kebijaksanaan yang dalam Bahasa arab diistilahkan dengan al-hikmah.2
Banyak dari kita yang belum memahami arti dari filsafat yang sesunguhnya. Padahal secara tidak kita sadari kita adalah orang-orang yang berfilsafat setiap harinya. Misal terdapat seekor semut yang berbaris rapi. Kita akan berpikir kenapa semut ini bisa berbaris serapi ini?
Seperti yang sudah Ahmad Royani M.S.I katakan bahwa filsafat itu berasal dari Bahasa Yunani yaitu philoshopia yang bermakna pecinta
kebijaksanaan. Cinta dalam filsafat ini diartikan sebagai Hasrat yang besar, yang berkobar-kobar dan kebijaksanaan itu diartikan sebagai
pengetahuan yang sebenarnya atau pengetauan yang sejati. Jadi, philoshopia di sini diartikan sebagai Hasrat yang berkobar-kobar untuk
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah filsafat?
2. Bagaimana sejarah filsafat pra Socrates?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejarah filsafat dan sejarah filsafat pra socrates
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Filsafat
Dalam masyarakat terdapat anggapan bahwa filsafat adalah bidang kajian yang sulit dipelajari. Walau sebenarnya mempelajari filsafat tidaklah sesulit seperti apa yang dikemukakan Sebagian orang, sebab filsaft pada kenyataanya adalah urusan yang berhubungan dengan hidup dan konteks manusia yang melibatkan sejarahnya (Q-Anees dan
Hambali,2003:vii). Dalam sejarah perkembangan filsafat zaman pra Yunani kuno hingga saat ini, telah banyak alirab filsafat yang bermunculan. Setiap aliran filsafat memiliki ciri-ciri tersendiri sesuai dengan metodenya
masing-masing dalam rangka memperoleh kebenaran. Kecenderungan setiap aliran filsafat dalam mencanangkan metodenya masing-masing dianggap sebagai satu-satunya cara yang paling tepat untuk berfilsafat, menimbulkan pertentangan yang sengit diantara para penganut aliran filsafat tersebut (Mustansyir, 1995:6). Dari waktu ke waktu, telah banyak metode filsafat yang diajukan para filsuf, namun tidak ada satupun yang luput dari kelemahan. Kelemahan metode yang satu akan ditantang dan dikoreksi oleh metode filsafat lainnya. Demikian seterusnya, shingga pada umumnya suatu aliran filsafat iu muncul atau tampil kepermukaan, akibat reaksi terhadap aliran filsafat sebelumnya.3
Periodisasi sejarah filsafat sebenarnya dibagi atas beberapa periode. Pertama, periode filsafat Yunani, kedua, filsafat abad
pertengahan, ketiga, filsafat modern, keempat, filsafat kontemporer atau postmodern. Periode Yunani disebut juga filsafat pra Socrates,dimulai pada abad ke 6 SM, para filosof pertama hidup di Miletos, bagaimana persisnya ajaran mereka, sukar ditetapkan, sebab sebelum plato tiada hasil karya para filsuf itu yang telah seutuhnya dibukukan. Pengetahuan tentang apa yang telah kita pikirkan, disimpulkan dari potongan-
potongan, yang diberitakan oleh orang-orang yang hidup setelah mereka.
Dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsuf-filsuf alam, artinya: mereka adalah ahli pikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan
Para filsuf Yunani paling awal, atau disebut sebagai filsuf alam, karena mereka hanya menaruh perhatian pada alam dan proses- prosesnya. Para filsuf mengamati dengan mata mereka sendiri bahwa alam selalu berubah. Bagaimana perubahan semacam itu dapat terjadi?
Bagaimana sesuatu dapat berubah dari zat menjadi benda hidup, misalnya? Itu pertanyaan-pertanyaan mereka.
Semua filsuf paling awal sama-sama percaya bahwa pasti ada suatu zat dasar diakar seluruh perubahan. Bagaimana mereka sampai pada gagasan ini sulit untuk mereka ketahui. Pasti ada suatu zat dasar yang merupakan penyebab yang tidak Nampak dari semua perubahan dialam. Pasti ada “sesuatu” yang darinya segala sesuatu berasal dan kepadanya segala sesuatu akan Kembali. Sangat menarik pertanyaan- pertanyaan yang mereka ajukan, bagaimana mereka berpikir lebih menarik daripada apa yang sebenarnya mereka pikirkan.
Para filsuf mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perubahan yang dapat mereka amati di dunia fisik. Mereka mencari hukum-hukum alam yang mendasarinya. Mereka ingin memahami apa yang telah terjadi disekitar mereka tanpa harus Kembali pada mitos-mitos kuno. Yang paling penting, mereka ingin memahami proses yang
sesungguhnya dengan menelaah alam itu sendiri.
Maka filsafat lambat laun membebaskan dirinya dari agama dan mitologi.
Dapat dikatakan bahwa para filsuf alam mengambil Langkah pertama menuju penalaran ilmiah, dan dengan demikian menjadi pendahulu dari apa yang dinamakan sains.
B. Sejarah filsafat pra socrates
Sejak Yunani kuno pra Socrates, para filsuf alam ingin menemukan arkhe, inti dari seluruh alam semesta, yang menjadi titik awal penyidikan filosofis mereka. Contoh filsuf pra Socrates adalah Thales, Pythagora dan Heraclitos.
Thales (sekitar 625-545 SM) adalah filsuf alam, yang berusaha untuk memberikan jawaban terkait asal-muasal alam dengan mengabaikan penjelasan mitos dan dewa-dewa Yunani. Menurut Thales, asas pertama yang menjadi asal permulaan dari segala sesuatu adalah air. Thles
meyakini bahwa sumber dari segala sesuatu adalah air. Penjelasannya adalah mungkin Thales percaya bahwa seluruh kehidupan berasal dari air dan seluruh kehidupan akan Kembali ke air Ketika sudah berakhir.
Menurut Thales, ada satu subtansi (zat) tunggal (monisme) pertama serta hukum alam yang berlaku di dunia yang berfungsi
mempertahankan keseimbangan antara berbagai unsur (multiplicity) fenomena alam yang berbeda.
Pythagoras adalah filsuf pra Socrates yang berpendapat bahwa adanya harmoni pada alam karena alam atau benda-benda dibuat atas dasar prinsip bilangan (matematika). Tentang masalah jiwa, ia
berpendapat bahwa jiwa tidak dapat mati. Bila seseorang meti,
roh/jiwanya akan tetap abadi dan akan berubah menjadi makhluk lain, Adapun segala yang ada dilahirkan Kembali dalam suatu siklus tertentu.
Pythagoras mengandalkan jalan penglihatan mistik dan bukan hanya rasio saja dalam memperoleh pengetahuan, menurutnya, matematika dan meditasi sama pentingnya dalam pengembangan pribadi dan pemahaman estetika. Ia meyakini bahwa kunci pemahaman alam semesta adalah angka-angka . dalam pemikiran Pythagoras, segala sesuatu pada akhirnya dapat direduksi kedalam perhitungan angka-angka (bandingkan dengan pendekatan kuantitatif dalam pemikiran ilmiah modern). Logos adalah bilangan dan alam semesta bersumber dari satu yang disebut dengan monade. Monade adalah nama untuk bilangan pertama (Bahasa Yunani monad berarti satu, bilangan yang begitu banyak. Bagin Pythagoras, matematika, music dan mistisisme adalah satu, dalam arti tidak saling maniadakan melainkan memiliki hubungan erat.
Heraclitos adalah filsuf yang disebut dengan ‘orang yang tidak jelas’ dan ketidakjelasannya terlihat dalam gaya tulisannya. Pernyataannya yang terkenal adalah “panta rhei kai uden menei” mengalir dan dalam proses menjadi. Seseorang tidaklah bergerak dalam kehidupan, akan tetapi kehidupan itulah mengalir melalui kita. kita bukannlah berada dalam dunia, namun kita adalah bagian dari dunia. Batas-batas antara “diri” dan
“dunia” tidaklah absolut, akan tetapi mengalir dalam proses yang saling terhubung.
Pasca filsuf alam pra Socrates, terdapat tiga filsuf besar Yunani yang paling banyak mempengaruhi pemikiran filsafat untuk masa
selanjutnya yaitu, Socrates, plato, dan Aristoteles. (abad pertengahan dan modern).4
PENUTUP BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Periode Yunani disebut juga filsafat pra Socrates,dimulai pada abad ke 6 SM, para filosof pertama hidup di Miletos, bagaimana persisnya ajaran mereka, sukar ditetapkan, sebab sebelum plato tiada hasil karya para filsuf itu yang telah seutuhnya dibukukan.
Pengetahuan tentang apa yang telah kita pikirkan, disimpulkan dari potongan-potongan, yang diberitakan oleh orang-orang yang hidup setelah mereka.
Sejak Yunani kuno pra Socrates, para filsuf alam ingin menemukan arkhe, inti dari seluruh alam semesta, yang menjadi titik awal
penyidikan filosofis mereka. Contoh filsuf pra Socrates adalah Thales, Pythagora dan Heraclitos.
B. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut dalam makalah ini penulis sudah menjelaskan tentang sejarah filsafat dan sejarah filsafat pra socrates, untuk menambah pengetahuan pembaca, penulis menyerahkan kepada pembaca untuk melanjutkan pembahasan mencari tahu lebih dalam tentang pembahasan materi yang telah dipaparkan di dalam makkalah ini sebagai kajian ilmiah yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal.umpar.ac.id osf.io
Scholar.google.co.id
scholar.googleusercontent.com