PENDAHULUAN
Latar Belakang
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sukamara tahun 2019, kasus hipertensi usia ≥18 tahun sebanyak 540 orang atau 8,15% dari jumlah target sebanyak 6.629 orang. Hasil survei yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukamara tahun 2019, diperoleh data di Kecamatan Permata Kecubung, kasus hipertensi usia ≥ 18 tahun sebanyak 273 orang atau 8,14% dari total target sebanyak 3.352 orang (Dinkes, 2019).
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan dan kronologi di atas, maka perlu dikaji pola hidup sehat dan penyebab hipertensi secara lebih mendalam. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan pola hidup sehat dengan prevalensi hipertensi pada lansia di Desa Natai Kondang Kecamatan Permata Kecubung Kabupaten Sukamara Provinsi Kalimantan Tengah”.
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
- Manfaat Teoritis
- Manfaat Praktis
Hubungan gaya hidup sehat dengan prevalensi hipertensi pada lansia di Desa Natai Kondang Kecamatan Permata Kecubung Kabupaten Sukamara Tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup sehat dengan prevalensi hipertensi pada orang tua.
Keaslian Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Lansia
- Pengertian Lansia
- Batasan – batasan Lansia
- Teori Proses Menua
- Perubahan – perubahan yang Terjadi pada Proses Menua
Proses menua merupakan proses seumur hidup, tidak hanya dari waktu tertentu, melainkan sejak awal kehidupan (Nugroho, 2014). Menurut teori "gunakan dan hancurkan", disebutkan bahwa proses penuaan terjadi karena kelelahan dan stres, yang menyebabkan sel-sel tubuh menjadi lelah dan tidak dapat meremajakan fungsinya.
Gaya Hidup
- Pengertian Gaya Hidup
- Jenis – jenis Gaya Hidup
- Indikator Gaya Hidup
- Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup
- Etiologi
- Faktor – faktor Risiko Hipertensi
- Pengukuran Tekanan Darah
- Patofisiologi
- Manifestasi Klinik
- Komplikasi Hipertensi
- Penatalaksanaan Hipertensi
- Kerangka Teori
Katekolamin yang mengalami peningkatan dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, iritabilitas miokard dan vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan darah. Hubungan antara stres dan hipertensi diduga terjadi melalui saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten.
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Kerangka Konsep
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer mempengaruhi perubahan tekanan darah yang terjadi pada lansia (Smeltzer & Bare, 2013). Komplikasi hipertensi pada ginjal terjadi karena pembuluh darah pada ginjal mengalami aterosklerosis akibat tekanan darah tinggi, sehingga aliran darah ke ginjal berkurang dan ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya. Hasil pengukuran tekanan darah pada lansia dikatakan normal jika tekanan darahnya ˂ 140/90 mmHg, dan dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya ≥ 140/90 mmHg.
Hipotesis
Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan pola hidup sehat dengan kejadian hipertensi pada lansia. Kriteria evaluasi jika nilai ρ < ɑ maka H1 diterima yang artinya ada hubungan antara gaya hidup sehat dengan kejadian hipertensi pada lansia di desa Natai Kondang. Sedangkan jika nilai ρ > ɑ maka H0 ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara gaya hidup sehat dengan kejadian hipertensi pada lansia di desa Natai Kondang.
Dari Tabel 5.4 terlihat bahwa dari total 60 responden, sebagian besar responden memiliki gaya hidup yang kurang baik yaitu sebanyak 34 responden Prevalensi hipertensi pada lansia di Desa Natai Kondang Kecamatan Permata Kecubung , Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah. Dari tabel 5.5 terlihat bahwa dari total 60 responden, sebagian besar responden mengalami hipertensi yaitu sebanyak 41 responden. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan pola hidup sehat dengan prevalensi hipertensi pada lansia di Desa Natai Kondang Kecamatan Permata Kecubung Kabupaten Sukamara Provinsi Kalimantan Tengah.
Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan pola hidup sehat dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Natai Kondang Kecamatan Permata Amethyst Kabupaten Sukamara Provinsi Kalimantan Tengah. Hubungan gaya hidup dengan hipertensi pada dewasa muda di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
- Tempat Penelitian
Desain Penelitian
Kerangka Kerja (Frame Work)
Penelitian ini dilakukan di Desa Natai Kondang, Kecamatan Permata Kecubung, Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah.
Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
Idenifikasi dan Definisi Operasional Variabel
- Identifikasi Variabel
- Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah penjelasan tentang semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional, sehingga memudahkan pembaca atau penguji untuk menginterpretasikan makna penelitian (Nursalam, 2014). Bentuk kuesioner pada penelitian ini menggunakan pertanyaan tertutup 2) Variabel dependen Frekuensi hipertensi menggunakan observasi dengan mengukur tekanan darah responden menggunakan tensimeter digital atau tensimeter jarum (aneroid). Hasil uji validitas dengan SPSS for Windows versi 26.0 menunjukkan bahwa setiap pertanyaan variabel gaya hidup pada lansia dikategorikan sebagai indikator yang valid (Notoatmodjo S, 2018).
Pengumpulan data merupakan proses pendekatan subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2014). Observasi adalah cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal yang akan diteliti. Pengumpulan data melalui observasi dapat diterapkan jika objek penelitian adalah perilaku orang, proses kerja atau karena jumlah responden sedikit.
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan data tersebut sudah ada (Sugiyono, 2011).
Pengolahan dan Analisa Data
- Pengolahan Data
- Analisa Data
Data hasil kuesioner dirangkum kembali dalam tabel resume responden, kemudian peringkat data disajikan dalam bentuk tabel distribusi data. Dalam penelitian ini dilakukan dua analisis data yaitu analisis yang dilakukan untuk setiap variabel dari hasil penelitian. Dalam analisis satu arah, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik (Notoatmodjo S, 2018).
Jika data berdistribusi normal maka mean dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dan standar deviasi (SD) sebagai ukuran dispersi (Saryono, 2013). Analisis univariat pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, kejadian hipertensi dan gaya hidup pada lansia dengan menghitung distribusi frekuensi dan persentase serta mendeskripsikan variabel penelitian. Mengukur pola hidup sehat menggunakan skala likert, dalam skala likert diberikan empat alternatif jawaban (selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah) dan masing-masing jawaban memiliki nilai yang tersedia (Nursalam, 2014).
Pernyataan untuk mengukur pola hidup sehat yang bersifat positif atau (menguntungkan) dan negatif (tidak menguntungkan) untuk masalah yang diteliti. Dari hasil uji normalitas diketahui bahwa data berdistribusi normal dengan nilai ρ sebesar 0,90, sehingga uji yang digunakan untuk mengetahui korelasi adalah uji Pearson.
Etika Penelitian
Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi subjek penelitian dan dapat digeneralisasikan pada tingkat populasi, dalam hal ini peneliti meminimalkan efek negatif terhadap subjek. Semua subjek penelitian harus diperlakukan dengan baik agar ada keseimbangan antara manfaat dan risiko yang dihadapi subjek penelitian. Peneliti harus mempertimbangkan hak subjek untuk menerima informasi terbuka tentang prosedur penelitian dan memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.
HASIL PENELITIAN
- Gambaran Umum
- Data Umum
- Data Khusus
Berdasarkan tabel 5.1 terlihat bahwa dari total 60 responden terdapat beberapa laki-laki yaitu sebanyak 35. Karakteristik responden menurut pendidikan terbagi menjadi 4 yaitu SD, SMP, LSL. , dan Diploma/Perguruan Tinggi, yang dapat dilihat dari tabel 5.2. Berdasarkan tabel 5.2 terlihat bahwa dari total 60 responden, mayoritas berpendidikan SD yaitu 51 responden (85%). 3) Karakteristik responden menurut pekerjaan terbagi menjadi 4 yaitu petani, pedagang, tidak aktif dan pensiunan PNS/TNI dapat dilihat pada Tabel 5.3. Berdasarkan tabel 5.3 terlihat bahwa dari total 60 responden, mayoritas adalah petani yaitu 37 responden (61,7%).
Data spesifik tersebut menggambarkan karakteristik responden berdasarkan variabel yang diteliti antara lain pola hidup sehat pada lansia, kejadian hipertensi pada lansia, dan hubungan gaya hidup sehat dengan kejadian hipertensi pada lansia. Berdasarkan Tabel 5.6 terlihat bahwa dari total 60 responden, sebagian besar responden memiliki gaya hidup tidak sehat yaitu 34 responden (56,4%), dan responden paling banyak mengalami hipertensi yaitu 34 responden (56,4%). . Sedangkan hampir separuh responden memiliki pola hidup sehat yang baik yaitu sebanyak 26 responden (43,3%), sebagian kecil responden mengalami tekanan darah tinggi/hipertensi yaitu sebanyak 7 responden (11,7%).
PEMBAHASAN
- Gaya hidup sehat pada lansia di Desa Natai Kondang Kecamatan
- Kejadian Hipertensi pada Lansia di Desa Natai Kondang Kecamatan
- Hubungan Gaya Hidup Sehat dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mouliza & Sarumpaet, 2016 menyatakan bahwa ada hubungan antara gaya hidup (aktivitas fisik, merokok, kebiasaan makan dan stres) lansia dengan kejadian hipertensi di Desa Paya Bujok Tunong Kecamatan Langsa Baro. kota Langsa. Kekurangan gaya hidup sehat karena responden memiliki kebiasaan minum kopi yang buruk dengan rata-rata nilai pertanyaan 1,9. Kekurangan pola hidup sehat karena responden memiliki pola makan yang tidak sehat dengan rata-rata nilai pertanyaan 2,1.
Indikator pola hidup tidak sehat adalah pola makan yang tidak sehat, karena responden sering makan makanan asin (ikan asin, udang asin, cumi asin, telur asin) ≤ 3 kali seminggu dengan rata-rata skor pertanyaan 1,8. Kerugian gaya hidup sehat karena responden memiliki kebiasaan merokok yang buruk dengan rata-rata nilai pertanyaan 2,6. Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa dari total 60 responden, sebagian besar responden memiliki gaya hidup tidak sehat yaitu sebanyak 34 responden (56,4%), dan sebagian besar responden mengalami hipertensi yaitu sebagai banyak. sebanyak 34 responden (56,4%).
Pola hidup sehat yang kurang baik memiliki hubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia yang meliputi aktivitas fisik, pola makan, kebiasaan merokok dan kebiasaan minum kopi. Berdasarkan penelitian, faktor lain penyebab hipertensi selain pola hidup sehat yang kurang baik yaitu tingkat pendidikan dan pekerjaan.
Keterbatasan Penelitian
Kesimpulan
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyelidiki aktivitas fisik dengan prevalensi hipertensi sebagai dasar pemberian asuhan keperawatan khususnya intervensi keperawatan. Faktor yang berhubungan dengan prevalensi hipertensi pada kelompok lansia di wilayah kerja UPT Puskesmas Petang I Kabupaten Badung Tahun 2016. Faktor yang berhubungan dengan prevalensi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Mandalle Kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkep.
Hubungan faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Desa Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan. Hubungan gaya hidup lansia dengan hipertensi di Kelurahan Paya Bujok Tunong Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. Hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Dusun Blokseger Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi.
Hubungan tingkat pengetahuan gizi hipertensi dengan kekambuhan hipertensi pada lansia di desa Mancasan wilayah kerja Puskesmas I Baki Sukoharjo. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Simpang Bahjambi Kabupaten Simalungun. Hubungan stres dan riwayat kontrol dengan kekambuhan hipertensi pada lansia di UPTD PSLU Natar Lampung Selatan.
Hubungan kebiasaan merokok, aktivitas fisik, riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi di lingkungan kerja Puskesmas Nguter.
Klasifikasi Hipertensi WHO
Definisi Operasional Hubungan Gaya Hidup Sehat dengan Kejadian
Kisi – Kisi Kuesioner Gaya Hidup Sehat pada Lansia
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pada Pendidikan
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pada Pekerjaan
Distribusi Frekuensi Gaya Hidup Sehat pada Lansia
Distribusi Kejadian Hipertensi pada Lansia
Perilaku Gaya Hidup Sehat dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia