PENDAHULUAN
Latar belakang
Pelayanan KB di era JKN masih perlu ditingkatkan kualitasnya, baik dari segi tenaga, sarana dan prasarana (BKKBN, 2014). Hasil Penelitian Okriyanto (2015) Kajian pelayanan KB di era JKN, banyak masyarakat yang datang berobat ke FKTP dengan menggunakan kartu BPJS Kesehatan, namun tidak banyak yang memanfaatkan pelayanan KB. Lebih banyak perempuan.
Perumusan Masalah
Penggunaan alat kontrasepsi non-MKJP masih tinggi, penggunaan kartu BPJS kesehatan untuk pelayanan KB masih rendah, meskipun penggunaan kartu BPJS kesehatan mempunyai peluang hampir empat kali lipat untuk mendorong penggunaan MKJP untuk KB. Peneliti memberikan pilot kuisioner kepada 5 PUS di Desa Pijorkoling, 2 PUS berusia >35 tahun dan mempunyai anak > 2 orang, menggunakan alat kontrasepsi dan mempunyai kartu BPJS serta digunakan untuk pelayanan KB, 2 PUS berusia <35 tahun dan mempunyai anak > 2 orang, menggunakan alat kontrasepsi dan memiliki kartu BPJS yang mengutamakan pelayanan KB di bidan mandiri.
Tujuan Penelitian
- Tujuan umum
- Tujuan khusus
Ho : Tidak terdapat hubungan antara penggunaan kartu BPJS dengan penggunaan alat kontrasepsi di Desa Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan Tahun 2018. Hubungan penggunaan kartu BPJS dengan penggunaan alat kontrasepsi di Desa Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara , Kota Padangsidimpuan pada tahun 2018'.
Manfaat panelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Pelayanan Keluarga Berencana
- Pengertian Keluarga Berencana
- Tujuan Program KB
- Sasaran Program KB
- Metode Kontrasepsi
- Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
- Metode Kontrasepsi Non MKJP
- Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
- Pembagian Peserta Penerima JKN
- manfaat kartu JKN
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Kontrasepsi
- Umur
- Paritas/jumlah anak hidup
- Kerangka Konsep
- Hipotesa Penelitian
Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ingin menurunkan angka kelahiran melalui penggunaan kontrasepsi berkelanjutan. Penggunaan alat kontrasepsi tidak terlalu efektif untuk semua klien, karena setiap klien mempunyai kecocokan dan kecocokan tersendiri. Kontrasepsi berasal dari kata “contra” yang berarti mencegah atau melawan, dan “konsepsi” adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang menghasilkan kehamilan. Oleh karena itu kontrasepsi merupakan upaya untuk mencegah bertemunya sel telur dan sperma. sel untuk mencegah kehamilan (Handayani, 2010). Penggunaan alat kontrasepsi tidak terlalu efektif untuk semua klien, karena setiap klien mempunyai kecocokan dan kecocokan tersendiri.
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 menyatakan bahwa Program Jaminan Sosial bersifat wajib bagi seluruh penduduk, termasuk Program Jaminan Kesehatan melalui badan penyelenggara jaminan sosial (Sekretariat Negara, 2004). Akses (Persero) dan keluarganya, peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) PT. Persero) Jamsostek beserta keluarganya, peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang terintegrasi, dan peserta mandiri (pekerja bukan penerima upah dan penerima upah) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
METEDOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Desain Penelitian
Ha : Terdapat hubungan antara penggunaan kartu BPJS dengan penggunaan alat kontrasepsi di Desa Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan Tahun 2018. Desain penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yaitu survei untuk penelitian mempelajari dinamika kehidupan. konteks antara faktor risiko dan dampaknya, dengan menggunakan pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus (Riyanto, 2011).
Tempat dan Waktu Penelitian
- Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
- Populasi Penelitian
- Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang mana peneliti menentukan pengambilan sampelnya dengan menentukan ciri-ciri tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan, sehingga pemilihan sampel harus sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Beberapa subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi sebaiknya dikeluarkan dari penelitian karena berbagai alasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan menimbulkan bias, hal ini disebut kriteria eksklusi (Saryono, 2011).
Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang harus dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang akan dijadikan sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat dijadikan sampel penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Alat pengumpulan Data
- Instrumen penelitian
- Sumber Data
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
Validitas digunakan untuk menguji kesesuaian item dalam daftar pertanyaan dengan mendefinisikan daftar variabel. Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Artinya menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten atau konstan bila dilakukan dua kali atau lebih pada gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010).
Prosedur Pengumpulan Data
Beri peluang kepada responden untuk bertanya kepada pengkaji jika ada yang kurang jelas kepada anda dengan borang soal selidik yang dilampirkan.
Defenisi Operasional
Pengolahan Data dan Analisis Data
- Pengolahan Data
- Analisis Data
Tabulasi merupakan upaya untuk memudahkan analisis data dan pengolahan data serta pengambilan data dengan menggunakan proses tabulasi (Riyanto, 2011). Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan alat elektronik berupa perangkat otomatis dan penyajian data dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi. Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh distribusi dan frekuensi variabel independen dan variabel dependen yaitu variabel independen Penggunaan BPJS Karu dan variabel dependen Penggunaan kontrasepsi MKJP (implan, IUD, MOW dan MOP) dan non-MKJP (suntik). . , pil, kondom).
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen (penggunaan kartu BPJS) dengan variabel dependen (penggunaan kontrasepsi), apakah variabel tersebut mempunyai hubungan yang signifikan atau hanya hubungan kebetulan saja. Dalam analisis ini uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square, dalam penelitian kesehatan dilakukan uji signifikansi dengan menggunakan batas signifikansi (alpha) = 0,1 dan interval kepercayaan 90% by opportunity if.
Gambaran Umum Daerah Penelitian
- Geografi
- Demografi
Hasil Analisa Univariat
- Karakteristik Responden
- Pemanfaatan kartu BPJS
- Penggunaan Metode Kontrasepsi
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan umur dan penggunaan kartu BPJS dengan penggunaan alat kontrasepsi di Kelurahan Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangidimpuan Tahun 2018. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan kartu BPJS Kartu BPJS dan Penggunaan Alat Kontrasepsi di Desa Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan Tahun 2018. Seringnya pembagian kartu BPJS di Desa Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan Kota Padangsidimpuan. Pada tahun 2018, sebagian besar kartu tidak terpakai yaitu 60,0%.
Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan kartu BPJS dengan penggunaan alat kontrasepsi di Kelurahan Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan tahun 2018 (P=0.002). Dengan ini kami umumkan bahwa saya akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Penggunaan Kartu BPJS Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Kelurahan Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan Tahun 2018.”
Analisis Bivariat
- Hubungan Umur dengan Penggunaan Kontrasepsi
- Hubungan Pemanfaatan Kartu BPJS dengan Penggunaan
Gambaran Umur PUS di Kelurahan Pijorkoling
Hasil analisis data, survei yang dilakukan terhadap 70 responden ibu bersalin yang menggunakan alat kontrasepsi dan memiliki kartu BPJS di Kelurahan Pijorkoling, Kabupaten Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan pada tahun 2018, memberikan hasil mengenai karakteristik usia, dengan karakteristik usia terbanyak yaitu >35 barang. tahun sebanyak 38 orang (54,3%). Masyarakat yang berusia di atas 35 tahun lebih cenderung menggunakan metode kontrasepsi MKJP dibandingkan masyarakat yang berusia ≤ 35 tahun (Wulandari, Y. dkk, 2015). Semakin tua atau dewasa seseorang, semakin rentan mereka terhadap rasa sakit atau penyakit dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Oleh karena itu, hal ini dapat menjadi pendorong perilaku preventif (Manuaba, 2009).
Oleh karena itu, wanita berusia >35 tahun memerlukan alat kontrasepsi yang aman dan efektif (Pinem i Natalia, 2014).
Gambaran Paritas PUS di Kelurahan Pijorkoling
Gambaran Pemanfaatan Kartu BPJS di Kelurahan
Hasil penelitian Widhiastuti (2015) di Puskesmas I Denpasar Timur menunjukkan bahwa penggunaan kartu BPJS kesehatan terutama digunakan untuk pemeriksaan, sedangkan penggunaan kartu BPJS untuk kontrasepsi relatif rendah. Rendahnya pemanfaatan kartu BPJS Kesehatan untuk kontrasepsi disebabkan oleh kurangnya sosialisasi layanan KB. Sebagian masyarakat belum mengetahui bahwa kartu BPJS Kesehatan dapat digunakan untuk pelayanan KB. Pemanfaatan kartu BPJS Kesehatan oleh perempuan untuk memperoleh pelayanan KB masih rendah, karena sampai saat ini masih banyak pengelola dan masyarakat yang beranggapan bahwa kartu BPJS hanya digunakan untuk berobat dan tidak dapat digunakan untuk pelayanan KB. penjadwalan pelayanan di klinik kebidanan juga menjadi alasannya (Oesman, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Okriyanto, dkk (2015), walaupun 93% responden perempuan mengetahui keberadaan JKN, namun belum banyak yang diungkapkan mengenai manfaat kartu BPJS kesehatan untuk pelayanan KB. Sebanyak 33% menyatakan manfaat kartu BPJS ada pada penggunaan alat kontrasepsi dan hanya 14,6% yang menyatakan efek samping alat kontrasepsi akibat kurangnya sosialisasi kepada petugas kesehatan tentang manfaat kartu BPJS di PUS. .
Hubungan Umur dengan Penggunaan Kontrasepsi Di
KB MKJP merupakan salah satu kebijakan BKKBN untuk menjaga kelangsungan penggunaan alat kontrasepsi, sebagaimana dirinci dalam Rencana Strategi Program KKBPK Rensta BKKBN, 2014). Usia berkaitan dengan struktur organ, fungsi fisiologis, komposisi biokimia termasuk sistem hormonal pada wanita. Perbedaan fungsi fisiologis, komposisi biokimia dan sistem hormonal dalam jangka waktu tertentu menyebabkan perbedaan kebutuhan alat kontrasepsi (Kusumaningrum R, 2009). Usia seorang wanita menentukan pilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan karena usia seorang wanita mempengaruhi keinginannya untuk memiliki jumlah anak yang diinginkan.
Wanita muda lebih cenderung menginginkan anak dibandingkan wanita yang lebih tua. Oleh karena itu, perempuan muda akan memilih menggunakan alat kontrasepsi non-MKJP dan perempuan yang lebih tua akan memilih alat kontrasepsi MKJP (Nasution, 2011).
Hubungan Pemanfaatan Kartu BPJS dengan Penggunaan
Pada penelitian ini ditemukan penggunaan kartu BPJS untuk penggunaan alat kontrasepsi masih rendah, khususnya penggunaan kartu BPJS untuk penggunaan metode kontrasepsi non-MKJP, padahal penggunaan metode kontrasepsi lebih tinggi dibandingkan penggunaan MKJP. metode kontrasepsi. Pasalnya, hanya sedikit responden yang mengetahui bahwa kartu BPJS dapat digunakan untuk alat kontrasepsi. Penelitian Ritonga (2016), pemanfaatan kartu BPJS kesehatan untuk pelayanan KB ternyata masih sangat rendah yaitu 11,6%, baik pada kategori PBI maupun non PBI.
Hal ini dikarenakan hanya sedikit responden pengguna alat kontrasepsi yang mengetahui manfaat kartu BPJS dapat digunakan untuk penggunaan alat kontrasepsi. Selama ini peserta BPJS beranggapan bahwa kartu BPJS hanya dapat digunakan untuk pengobatan dan tidak dapat digunakan untuk pelayanan KB. . Disarankan bagi responden yang memiliki kartu BPJS dan menggunakan alat kontrasepsi untuk menggunakan kartu BPJS tersebut untuk penggunaan alat kontrasepsi karena kartu BPJS tersebut sudah menanggung biaya pelayanan kontrasepsi dan berkesempatan untuk menggunakan alat kontrasepsi MKJP.
PENUTUP
Kesimpulan
Distribusi frekuensi karakteristik responden di Kelurahan Pijorkoling, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan Tahun 2018 mayoritas berusia di atas 35 tahun (54,3%) dan mayoritas mempunyai anak > 2 orang (74,3%). Distribusi Frekuensi Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Pijorkoling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan. Pada tahun 2018, mayoritas menggunakan alat kontrasepsi non-MKJP yaitu 62,9%.
Saran
Faktor penentu penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang pada pengadopsi KB di wilayah kerja Puskesmas Pemalang. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 185/PER/EI/2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana JKN dan MOU antara BKKBN dan BPJS. Indikasi Pra Seleksi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Non PBI Mandiri di RS Rajawali Citra Bantul Yogyakarta.
2014) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Faktor yang berhubungan dengan metode kontrasepsi jangka panjang di wilayah kerja UPTD Puskesmas Panyingkiran Kabupaten Manyalengka. Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi dan Penggunaan Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam Pelayanan Keluarga Berencana.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (KPK) pada pasangan usia subur di wilayah Sambas. 2015) Faktor individu dan faktor struktural yang berperan terhadap partisipasi bidan mandiri di perusahaan asuransi kesehatan nasional di kabupaten Tabanan (Skripsi S2).