• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ihsani Amirul Mu'minin.pdf - - Electronic theses of IAIN Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Ihsani Amirul Mu'minin.pdf - - Electronic theses of IAIN Ponorogo"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

Pelaksanaan kegiatan sumber Ẓuhur berjamaah untuk meningkatkan kualitas jiwa keagamaan siswa di MI Ma'arif Mangunsuman I Siman Ponorogo tahun ajaran 2015/2016. Bagaimana pelaksanaan kegiatan narasumber Ẓuhur berjamaah dalam meningkatkan kualitas jiwa keagamaan siswa di MI Ma'arif Mangunsuman I Siman Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016.

Timbulnya Jiwa Keagamaan Pada Anak

Berdasarkan kenyataan dan kerja sama keempat keinginan tersebut, maka ketika bayi dilahirkan dalam kehidupan ketergantungan, maka terbentuklah rasa keimanan dalam diri anak melalui pengalaman-pengalaman yang diterimanya dari lingkungan. Tidak terlihat adanya operasi keagamaan pada anak karena beberapa fungsi psikologis yang menunjang kematangan fungsionalnya, seperti naluri sosial pada anak serta potensi bawaannya sebagai makhluk homo sosial, hanya akan berfungsi bila anak mampu bersosialisasi dan mempunyai kemampuan. menyampaikan. Islam menekankan umat Islam untuk memerintahkan anak-anaknya menggunakan alat ketika mereka memilikinya.

Tujuan mengajarkan alat wudhu dan fardhu secara tepat waktu pada dasarnya adalah untuk mengajarkan kedisiplinan, kesucian dan kebersihan. Begitu pula dengan membiasakan anak kecil berpuasa agar mereka sabar dalam beribadah dan dalam berhubungan dengan kehidupan.

Perkembangan Agama pada Anak-anak

Berdasarkan hal tersebut, pada masa ini anak-anak tertarik dan puas terhadap lembaga keagamaan yang mereka lihat dikelola oleh orang dewasa di lingkungannya. Pendidikan agama yang berorientasi pada pembentukan akhlak mulia hendaknya juga menekankan pada persoalan mendorong sikap toleransi dan pengertian dalam menghadapi perbedaan ideologi agama, serta reaksi terhadap fenomena sosial yang negatif. Pada tingkatan ini, anak mempunyai kepekaan emosional yang paling tinggi sesuai dengan perkembangan usianya.

Perubahan-perubahan tersebut pada setiap tingkatan dipengaruhi oleh faktor internal yaitu perkembangan usia, dan faktor eksternal berupa pengaruh eksternal yang dirasakan.27. Sesuai dengan ciri-ciri yang dimilikinya, hakikat tumbuh kembang anak mengikuti pola gagasan keunggulan. Pemikiran keagamaan anak hampir seluruhnya bersifat otoriter, artinya konsep keagamaan anak dipengaruhi oleh faktor di luar dirinya.

Pengaruh Pendidikan terhadap Jiwa Keagamaan

Oleh karena itu tidak mengherankan jika Gilbert Hihhest mengatakan bahwa kebiasaan anak sebagian besar dibentuk oleh pola asuh keluarga. Sejak bangun tidur hingga tertidur kembali, anak mendapat pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga 29. Menurut Rasullulah SAW, fungsi dan peran orang tua mampu membentuk arah keimanannya pada anak.

Sejalan dengan minat dan masa depan anak, terkadang orang tua sangat selektif dalam memutuskan akan menyekolahkan anaknya di mana. Atau sebaliknya, orang tua yang sulit mengontrol perilaku anaknya akan memaksa anaknya masuk sekolah agama dengan harapan berhasil. Namun pendidikan agama di lembaga pendidikan akan mempengaruhi pembentukan jiwa keagamaan pada anak.

Ṣ alat Ẓ uhur Berjama’ah 1. Ṣ alat

Ṣ alat Ẓ uhur

Maka pujilah Allah ketika kamu berada di waktu petang dan ketika kamu berada di waktu pagi. Dan bagi-Nya segala kemuliaan di langit dan di bumi dan ketika kamu berada di waktu petang dan ketika kamu berada dalam Ẓuhur. Maka apabila kamu telah menyempurnakan perlengkapanmu, ingatlah Allah ketika kamu berdiri, ketika kamu duduk dan ketika kamu berbaring.

Jemaah mendapat kesempatan untuk bertemu dengan imam di luar jamaah Jum'at selama itu bukan jamaah pertama, meskipun mereka tidak duduk bersamanya. Sedangkan jamaahnya pada ibadah jum'at adalah fardhu 'ain dan tidak kurang dari satu rakaat. Tidak wajib bagi seorang imam untuk berniat menjadi imam selain shalat Jumat, namun itu sunah dan jika ia tidak berniat menjadi imam, maka ia sendirilah yang menjadi imam.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anak dalam Melaksanakan Ṣ alat Sikap keagamaan merupkan sustu keadaan yang ada dalam diri

Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan antara lain faktor keturunan, tingkat usia, kepribadian dan keadaan mental seseorang. Faktor eksternal yang dianggap mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan seseorang dapat dibedakan menjadi lima, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan lembaga atau sekolah, lingkungan masyarakat, tempat ibadah dan teman bermain. Tampaknya ketiga hal tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengembangan jiwa keagamaan sebagai upaya membentuk kepribadian yang luhur.

Selain itu, guru juga dituntut untuk menumbuhkan rasa keimanan dan akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga akan erat kaitannya dengan pengembangan jiwa keagamaan pada anak. Namun, lingkungan sosial juga mempunyai tanggung jawab untuk menumbuhkan jiwa keagamaan pada anak. Misalnya lingkungan sosial yang mempunyai tradisi keagamaan yang kuat akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak, dan sebaliknya lingkungan masyarakat yang lebih cair akan memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak. Teman bermain memberikan pengaruh positif terhadap semangat keagamaan, sikap dan akhlak anak.

Kehadiran Peneliti

Dalam pendekatan ini metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang mempunyai sifat alamiah sebagai sumber data langsung. Proses deskriptif lebih penting daripada hasil analitis dalam penelitian kualitatif yang cenderung dilakukan secara analisis induktif, yang lebih menekankan makna daripada generalisasi, penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa perkataan tertulis orang dan perilaku yang dapat diamati.46. Dalam penelitian kualitatif digunakan studi kasus, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengkaji secara intensif peran guru untuk membantu meningkatkan kualitas jiwa keagamaan.

Dalam penelitian ini dilakukan penelitian intensif mengenai pelaksanaan kegiatan alat jamaah Ẓuhur dalam meningkatkan kualitas jiwa keagamaan, faktor pendukung dan penghambat kegiatan alat jamaah Ẓuhur. Maka dalam penelitian ini penelitian berperan sebagai instrumen kunci yaitu sebagai pengumpul data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Lokasi Penelitian

Data dan Sumber Data

Sumber data primer ini adalah seseorang atau beberapa orang yang meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan wali kelas. Sumber data sekunder adalah dokumen-dokumen yang meliputi catatan sekolah dan tempatnya yaitu di MI Ma’arif Mangunsuman I Siman Ponorogo.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal ini dalam pengumpulan data, peneliti dengan jujur ​​menyatakan kepada objek penelitian sebagai sumber data bahwa ia sebagai peneliti sedang melakukan penelitian. Namun pada satu titik peneliti tidak terang-terangan atau halus dalam melakukan observasi, hal ini untuk menghindari data yang dicari merupakan sesuatu yang masih dirahasiakan. Observasi tidak terstruktur merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis terhadap apa yang akan diamati, hal ini dilakukan karena peneliti tidak mengetahui secara pasti apa yang akan diamati.

Dalam melakukan observasi, peneliti tidak menggunakan instrumen baku, melainkan hanya tanda-tanda observasi saja. Yang dikumpulkan melalui wawancara adalah data pelaksanaan kegiatan alat Ẓuhur berjamaah untuk meningkatkan kualitas jiwa keagamaan siswa serta faktor pendukung dan penghambat kegiatan alat Ẓuhur berjamaah di MI Ma'arif Mangunsuman I Siman Ponorogo tahun ajaran 2015/2016 . Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan cara mencatat data-data atau dokumen-dokumen yang ada berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Teknik Analisis Data

Reduksi data dalam konteks penelitian berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting, membuat kategori-kategori. Dengan cara ini, data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini diperoleh data-data yang berkaitan dengan bagaimana implementasi kegiatan perangkat jamaah Ẓuhur dalam meningkatkan kualitas jiwa beragama para santri.

Dalam penelitian ini, setelah semua data mengenai pelaksanaan kegiatan alat Ẓuhur kota dalam meningkatkan kualitas jiwa keagamaan siswa, faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kegiatan alat Ẓuhur kota di MI Ma'arif Mangunsuman I Siman Ponorogo dikumpulkan melalui reduksi data. . , kemudian data yang terkumpul disusun secara sistematis agar lebih mudah dipahami. Pengamatan yang cermat berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam suatu situasi yang sangat relevan dengan permasalahan atau isu yang dicari, kemudian memusatkan perhatian pada hal-hal tersebut secara rinci. Observasi tekun ini peneliti lakukan dengan cara terus menerus melakukan pengamatan secara cermat dan detail terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan alat Ẓuhur kota dalam meningkatkan kualitas jiwa keagamaan siswa, faktor pendukung dan penghambat kegiatan alat Ẓuhur kota di MI Ma'arif Mangunsuman I Siman Ponorogo.

Tahapan-tahapan Penelitian

Tahapan penulisan hasil laporan penelitian, pada tahap ini peneliti menuangkan hasil penelitiannya ke dalam bentuk laporan penelitian yang sistematis agar pembaca dapat memahami dan mengikuti alurnya.

Analisis pelaksanaan kegiatan Ṣalat Ẓuhur berjamaah untuk meningkatkan kualitas jiwa keagamaan siswa di MI Ma'arif. Hal ini dimaksudkan untuk membiasakan alat dan disiplin, selain itu juga dapat menambah pengalaman beragama, menambah keimanan dan ketakwaan serta dapat menenangkan jiwa siswa MI Ma'arif Mangunsuman I. Sehingga kegiatan alat Ẓuhur dirasa penting dalam menunjang semangat keagamaan siswa MI Ma. 'arif mangunsuman I.

Semakin nyaman suasana pendidikan agama, maka pengembangan jiwa keagamaan akan mampu tumbuh secara optimal. Jika jiwa keagamaan tumbuh maka akan tercipta sikap keagamaan yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Jamaah Ṣalat Ẓuhur MI Ma'arif Mangunsuman I Siman.

Namun guru selalu membimbing dan mengawasi siswa ketika kegiatan shalat zuhur berlangsung bersama jamaah, agar tercipta suasana yang kondusif pada saat kegiatan shalat zuhur berlangsung. Guru menjadi teladan bagi siswanya, agar sarana pengajaran bersama jamaah dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat. Namun pada kegiatan observasi lapangan, peneliti mengamati hanya sedikit guru yang mengikuti kegiatan alat Ẓuhur di jamaah.

Faktor ketiga, sarana dan prasarana yang mengganggu tidak lepas dari penyelenggaraan salat zuhur berjamaah yaitu tempat ibadah yaitu masjid, musala dan lain sebagainya. Dalam penyelenggaraan ibadah, sarana dan prasarana wajib seringkali menimbulkan kendala karena sebagian besar sekolah dasar tidak mempunyai sarana dan prasarana yang memadai. Faktor keempat adalah tingkat keterampilan santri dalam kegiatan shalat berjamaah. Yang perlu diperhatikan adalah tingkat kemampuan siswa dalam menghafal bacaan juga.

Kesimpulan

Guru hendaknya mampu mengemas berbagai hal secara menarik dan beragam dalam memberikan informasi, motivasi, pengajaran dan bimbingan, sehingga dapat meningkatkan kualitas jiwa keagamaan siswa ke tingkat yang lebih optimal.

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai wawancara yang peneliti lakukan dengan guru PAI Kelas VIII yang mendampingi siswa selama pembelajaran berlangsung: Dalam penggunaan whatsapp ini faktor penghambatnya menurut

102 Dengan prosesi yang dilakukan diatas mengajarkan kepada kita untuk melakukan sedekah, karena sedekah merupakan ajaran Islam sesuai hasil wawancara dari Ibu Sumiati, SH, selaku

Seseorang yang memiliki SQ yang tinggi cenderung menjadi seorang yang bertanggung jawab, untuk membawakan visi dan nilai yang tinggi kepada orang lain dan bisa memberi inspirasi kepada

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan kelima dosen wanita yang ada di STAIN Ponorogo yang mana menjadi informan dalam penelitian ini, penulis akan menguraikan beberapa

Angket Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.45 Dalam penelitian

Predictors: Constant, motivasi belajar, pembelajaran dalam jaringan Untuk memperoleh hasil uji regresi berganda maka pengambilan keputusannya sebagai berikut: H0 : Pengaruh

Ali> Ahmad al-Nadwi> mengajukan pertanyaan lugas: “Bolehkah kita memperlakukan al-qawayah sebagai dalil dasar untuk mendapatkan istinba>t} hukum?” setelah mengutip pendapat para ulama

Hal ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pengajian weton bandongan di Pondok Pesantren darul Huda, Strategi apa yang digunakan pada pengajian weton bandongan dalam