• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan " INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE "

Copied!
107
0
0

Teks penuh

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA MAHASISWA THAI DAN MAHASISWA BUGIS DI PINTU PUTRI IAIN PAREPARE” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan apabila di kemudian hari terbukti bahwa itu adalah duplikat, peniruan identitas, plagiat seluruh skripsi dan lain-lain. ' bekerja, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. NIHLAH MUHAMMAD, “Komunikasi Interpersonal Pelajar Thailand dan Pelajar Bugis di Asrama Putri IAIN Parepare”, dibimbing oleh Iskandar dan Nurhakki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal antara pelajar Thailand dan pelajar Bugis, serta hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi antara pelajar Thailand dan pelajar Bugis.

DAFTAR LAMPIRAN

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, gambaran perbedaan perilaku komunikasi interpersonal pelajar Thailand dan pelajar Bugis yang menjadi subjek penelitian ini, terdapat sub permasalahan sebagai berikut.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Hal ini tentunya berbeda dengan apa yang akan peneliti lakukan yaitu komunikasi interpersonal antara mahasiswa Thailand dan Bugis di Asrama Wanita IAIN Parepare. Tesis ini lebih menekankan pada komunikasi interpersonal antara pelajar Thailand dan Indonesia, bagaimana simbol-simbol digunakan dalam komunikasi interpersonal antara pelajar Thailand dan Indonesia. Persamaan tesis Rauf Abdul Jafar dengan tesis penulis adalah sama-sama membahas tentang komunikasi interpersonal, namun bedanya tesis Rauf Abdul Jafar membahas tentang komunikasi interpersonal antara mahasiswa Thailand dan Indonesia, namun pada skripsi ini membahas tentang hubungan antar mahasiswa Thailand. . dan pelajar Bugis..

Tinjauan Teoritis

  • Teori Kecemasan dan Ketidakpastian
  • Teori Pengelolaan Identitas

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka antar manusia yang memungkinkan setiap partisipan menangkap secara langsung reaksi orang lain, baik verbal maupun non verbal. Fungsi komunikasi interpersonal adalah berusaha meningkatkan hubungan, menghindari dan menyelesaikan konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Komunikasi yang efektif dapat dipahami sebagai komunikasi yang mampu menimbulkan perubahan sikap pada orang lain.

Komunikasi yang efektif biasanya bertujuan untuk memudahkan orang lain memahami pesan yang disampaikan oleh seorang pembawa pesan (komunikator). Oleh karena itu, proses komunikasi yang efektif harus dilakukan dengan jelas agar mudah dipahami oleh orang lain. Crosky Larson dan Knapp, komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengupayakan tingkat akurasi yang setinggi-tingginya antara komunikator dan komunikator dalam proses komunikasi.

Komunikasi yang efektif hanya dapat berlangsung apabila komunikator dan komunikan mempunyai kesamaan pemahaman, sikap dan bahasa. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi antara seseorang (komunikator) dengan lebih dari dua orang (komunikan) dalam suatu tempat tertentu. Dengan kata lain, dalam komunikasi kelompok kecil komunikator dapat melakukan komunikasi interpersonal dengan salah satu anggota kelompok.

Ini adalah ciri komunikasi yang harus kita sesuaikan dengan pesannya dan tidak berlebihan.

Kerangka Pikir Ilmiah

Mahasiswa Bugis

Mahasiswa Thailand

Komunikasi Interpersonal Kultural

Tempat dan Waktu Penelitian .1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai dari pelajar Thailand dan kemudian ke pelajar Bugis dalam komunikasinya selama beberapa bulan.

Fokus Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

  • Profil Asrama Putri IAIN Kota Parepare
  • Mahasiswa Thailand di Aspuri IAIN Kota Parepare

Pekerjaan analisis data dalam arti mengorganisasikan, mengklasifikasikan, mengelompokkan, mengkodekan dan mengkategorikan data yang dikumpulkan, baik dari catatan lapangan, gambar, foto atau dokumen berbentuk laporan. Pengumpulan data adalah kegiatan mendeskripsikan atau mengumpulkan seluruh data yang diperoleh tanpa terkecuali dari lapangan berupa observasi, wawancara, dan data berupa dokumen tertentu. Reduksi data merupakan suatu proses seleksi yang menitikberatkan pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data yang diperoleh dari catatan lapangan tertulis.

Kesimpulan dari verifikasi yaitu upaya mencari makna dari data yang terkumpul dengan mencari pola hubungan, persamaan pada hal-hal yang sering terjadi. Data yang dikumpulkan merupakan data yang berkaitan dengan penelitian untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam rumusan masalah. Miles dan Hubermen dalam Suprayogo dan Tobroni mengatakan bahwa yang dimaksud dengan penyajian data adalah menyajikan kumpulan informasi yang terstruktur dan kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan bertindak.38 Penyajian data dalam hal ini adalah pemberian informasi berdasarkan data yang diperoleh.

Miles dan Huberman dalam Rasyid menyatakan bahwa verifikasi data dan penarikan kesimpulan merupakan upaya menafsirkan data yang disajikan dengan memasukkan pemahaman peneliti.39 Setiap kesimpulan awal yang disajikan masih bersifat tentatif dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat. Oleh karena itu menarik kesimpulan dari semua data yang sudah direduksi atau belum. Dari hasil observasi mahasiswa Thailand di IAIN Aspuri Kota Parepare, peneliti menemukan bahwa jumlah mahasiswa Thailand sebanyak 6 orang mahasiswa, termasuk seluruh mahasiswa Thailand yang aktif kuliah di Kampus IAIN Kota Parepare.

Komunikasi antara mahasiswa Thailand dan mahasiswa Bugis di IAIN Aspuri Parepare dalam komunikasi ini menuntut penulis untuk melakukan pendekatan pada teori pola komunikasi antarbudaya.

Komunikasi Interpersonal Antara Mahasiswa Thailand Dengan Mahasiswa Bugis

  • Mahasiswa saling adaptasi
  • Mahasiswa saling tegur sapa

Pentingnya peran komunikasi interpersonal bagi pelajar Thailand dan pelajar Bugis adalah untuk menyeimbangkan dan menyelaraskan apa yang mereka harapkan. Sikap yang mereka sukai terhadap mahasiswi Bugis Asrama Wanita IAIN Parepare adalah ramah dan sopan. Dari pengamatan penulis, interaksi antara mahasiswa Thailand dengan mahasiswa Bugis menunjukkan bahwa mahasiswa lebih aktif dalam berkomunikasi satu sama lain, begitu pula dengan mahasiswa Thailand lainnya dan juga mahasiswa Bugis lainnya di Aspuri IAIN Parepare.

Dari pengamatan penulis, mahasiswa Thailand dan mahasiswa Bugis di IAIN Aspuri Parepare jarang sekali saling sapa, apalagi mahasiswa asing yang tidak menguasai kosakata bahasa Indonesia. Adanya upaya komunikasi antara mahasiswa Thailand dan mahasiswa Bugis di IAIN Aspuri Parepare agar mereka berusaha saling memahami dalam berkomunikasi. Lambatnya proses interaksi antara pelajar Thailand dan pelajar Bugis disebabkan karena mereka jarang bertemu atau berkumpul bersama.

Teori-teori dalam observasi yang diungkapkan penulis dalam komunikasi interpersonal antara mahasiswa Thailand dengan mahasiswa Bugis di Aspura IAIN Parepare adalah sebagai berikut. Penulis melihat pada pengamatan sebelumnya bahwa mahasiswa Thailand di IAIN Aspura Parepara tidak pernah atau jarang berinteraksi dengan mahasiswa Bugis, sehingga memerlukan proses yang panjang untuk dapat berinteraksi dengan baik. Penulis memperhatikan dalam pengamatannya bahwa mahasiswa Thailand di IAIN Aspuri Parepare tidak mempunyai ruangan yang sama dengan mahasiswa Bugis, sehingga komunikasi interpersonal dengan mahasiswa Bugis di Aspuri sangat jarang terjadi.

Penulis memperhatikan dalam observasi mahasiswa Thailand dan Bugis di Aspura IAIN Parepare jarang sekali bertemu, sehingga proses interaksi berjalan lambat sehingga masih kaku dan malu-malu dalam berkomunikasi.

Hambatan-hambatan komunikasi interpersonal antar mahasiswa Bugis dengan mahasiswa Thailand di Asrama Putri IAIN Parepare

Sementara itu, ketika mahasiswa Thailand berada di Aspuri, mereka terkadang ragu-ragu untuk berbicara ketika berkomunikasi dengan mahasiswa Bugis, namun tindakan dan gerakannya dapat dipahami oleh mahasiswa Bugis. Hambatan yang sering terjadi dalam komunikasi antara pelajar Thailand dan pelajar Bugis adalah perbedaan persepsi dan bahasa yang menyebabkan sulitnya berkomunikasi dengan baik. Adanya keakraban antara pelajar Thailand dengan pelajar Bugis, dalam hal ini yang dimaksud adalah dengan sahabat karib.

Tantangan terbesar bagi mahasiswa Thailand adalah terciptanya kesenjangan dengan masyarakat Bugis atau mahasiswa di Aspura IAIN Parepare. Beberapa hambatan yang dihadapi mahasiswa asal Thailand dan Bugis di Aspura IAIN Parepare dalam berinteraksi satu sama lain dipaparkan oleh mahasiswa Bugis di Aspura IAIN Parepare. Selain itu, mahasiswa Thailand dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan mahasiswa Bugis di Aspura IAIN Parepare.

Hasil komunikasi antara pelajar Thailand dengan pelajar Bugis menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan pelajar Thailand untuk berkomunikasi dengan pelajar Bugis adalah bahasa Melayu Patani. Komunikasi yang sering dilakukan mahasiswa Thailand dengan mahasiswa Indonesia khususnya di wilayah Bugis dekat Aspuri IAIN Parepare sering kali menimbulkan kesalahan sehingga terdapat beberapa kendala yang umum terjadi pada saat memulai komunikasi. Hal ini dibahas terkait kendala yang dihadapi mahasiswa Thailand dan mahasiswa Bugis IAIN Aspuri Parepare dalam bidang Komunikasi.

Peneliti menemukan beberapa hambatan komunikasi antara mahasiswa Thailand dan mahasiswa Bugis di lingkungan IAIN Aspuri Parepare, yaitu pada saat mereka berkomunikasi, percakapan atau komunikasi yang mereka gunakan berbeda.

Upaya mahasiswa Thailand dengan mahasiswa Bugis dalam mengelola komunikasi interpersonal di Asrama Putri IAIN Parepare

Jadi, siswa Thailand mengalami kesulitan dalam menerima dan menyampaikan materi sesuai tujuan. Beberapa upaya pengelolaan komunikasi yang dialami mahasiswa Thailand dengan mahasiswa Bugis di IAIN Aspuri Parepare dalam berinteraksi satu sama lain seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa Bugis IAIN Aspuri Parepare. Upaya saya dalam mengatur komunikasi saya dengan mahasiswa Thailand, dimana kami berusaha untuk mencocokkan budaya kami baik secara perilaku, agar mereka merasa nyaman, sehingga hubungan kami dapat terjalin dengan baik.

Proses interaksi ini dapat terjadi jika pelajar Thailand dan pelajar Bugis mampu menjalin adaptasi sosial tidak hanya antar suku saja tetapi juga antar suku. Bagaimana komunikasi interpersonal antara mahasiswa Thailand dan mahasiswa Bugis di lingkungan Perguruan Tinggi Wanita IAIN Parepare yang dalam pelaksanaannya meliputi lingkungan Perguruan Tinggi Wanita IAIN Parepare. Dalam hal ini, masih banyak yang harus dilakukan dalam berkomunikasi antara pelajar Thailand dan pelajar Bugis.

Berdasarkan realita komunikasi interpersonal antara mahasiswa Thailand dengan mahasiswa Bugis di asrama putri IAIN Parepare, mahasiswa Thailand masih gagap dalam menerjemahkan dan menangkap apa yang diucapkan lawan bicaranya, seperti pada saat terjadi komunikasi interpersonal dengan mahasiswa Bugis sehingga tidak ada feedback. Mereka akan mengubah beberapa kata jika menurut mereka sulit dipahami oleh siswa Thailand. Mereka akan melakukan pendekatan serius terhadap teman mahasiswa asli Bugis dengan mengikuti diskusi atau organisasi untuk memudahkan mereka dan. Penulis mengambil kesimpulan dari kendala yang dihadapi pelajar Thailand dalam komunikasi interpersonal dengan pelajar Bugis di Asrama Putri IAIN Parepare bahwa pelajar Thailand mengalami perbedaan budaya yaitu antara budaya Indonesia dan budaya Thailand.

Dapat penulis simpulkan dari upaya mahasiswi Thailand dan mahasiswi Bugis dalam mengelola komunikasi interpersonal di Asrama Wanita IAIN Parepare bahwa kita harus memperhatikan setiap kata atau ujaran yang diucapkan oleh pembicara sebelum kita mendukung ekspresi, sehingga komunikasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. .

Saran

Selain budaya, perbedaan juga terdapat pada bahasa, sehingga memerlukan proses dan waktu yang relatif lama untuk memahami maksudnya. Mereka sering mengelompok dan menarik diri dari percakapan yang terjadi saat berkomunikasi, sehingga menimbulkan jarak yang lebih lama bagi pelajar Thailand untuk memahami bahasa dan budaya di sekitar mereka. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare sebaiknya ketika mahasiswa asing datang harus ada program khusus yang memberikan pelatihan penggunaan bahasa Indonesia bekerjasama dengan Asrama Putri IAIN Parepare untuk program studi bahasa Indonesia.

Mengingat bahasa pengantar yang digunakan dalam proses perkuliahan di kampus IAIN Parepare adalah bahasa Indonesia, maka mahasiswa asing akan terbantu dengan bahasa verbalnya untuk berkomunikasi dengan mahasiswa Bugis dalam aktivitas sehari-hari dengan menggunakan bahasa verbal Indonesia. Secara khusus, pelajar Thailand tidak boleh merasa bahwa argumentasi yang disampaikan oleh pelajar Bugis membuat pelajar Thailand ragu untuk berbicara. Perlu dipahami bahwa dalam komunikasi apapun kita harus tetap berusaha agar orang yang mendengarnya mengerti apa yang dibicarakan dan tetap tenang atau tegar, meskipun ada kesalahan dalam komunikasi langsung maupun tidak langsung.

Persiapkan mental dan berpikirlah positif sebelum menyampaikan argumen yang ingin Anda jelaskan agar bisa sesuai dengan persepsi dan bahasa yang ingin Anda jelaskan.

PEDOMAN WAWANCARA

DOKUMENTASI

BIOGRAFI PENULIS

Referensi

Dokumen terkait

menjadi semakin giat untuk mengikutinya. Contoh yang paling jelas manfaat yang bisa saya dapat dari program parenting ini yaitu saya bisa berkomunikasi dengan anak

Karakter AGH. Rahman Ambo Dalle mengambil keteladanan Rasulullah yang digambarkan dalam ayat Laqad Jaakum rasulun min anfusikum…. Tiga karakter utama yang

Apakah peserta didik memiliki tujuan untuk dapat berinteraksi, bersaing dan berkompetisi dengan teman yang berbeda satu sama lain dalam kegiatan belajar mengajar Bagaimana dampak

membahu dalam berkeluarga demi tercapainya keluarga yang harmonis dalam dialog dengan pihak istri kedua sebagimana Herlina katakan sebagai berikut : „‟saya kira dahulu setelah saya

SURAT KETERANGAN WAWANCARA Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : MUHAMMAD ALI TIKA Profesi/Pekerjaan : Petani Status Sosial : Kelompok Tani Tempat/Alamat : Desa Kaliang

Skripsi yang diteliti oleh Nursiah, mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri IAIN Parepare 2019 yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Sosial

Seperti yang dikemukakan oleh calon pasangan pengantin bahwa: Tujuan bimbingan perkawinan ‎ini calon pengantin memiliki kesadaran akan hak dan tanggung jawabnya sebagai suami dan istri

oleh faktor guru, hal ini sangat tergantung bagaimana cara dan strategi pemberian motivasi belajar yang dapat dilakukan oleh guru sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk belajar