• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebahagiaan dan Motivasi Belajar

N/A
N/A
Siti Halimah Alfira

Academic year: 2024

Membagikan "Kebahagiaan dan Motivasi Belajar"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KEBAHAGIAAN DAN MOTIVASI BELAJAR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Studi Sufistik Dosen pengampu: Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si.

Disusun oleh:

Siti Halimah Alfira 11210700000123

5C

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya yang telah memberikan nikmat sehat, dan ilmu yang bermanfaat sehingga saya dapat menyelesaikan makalah berjudul

“Happiness dan Produktivitas” ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ujian akhir semester pada mata kuliah Studi Sufistik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Sufistik ini.

Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai acuan agar pembuatan makalh selanjutnya dapat lebih baik.

Tangerang Selatan, Desember 2023

Penulis

(3)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR...2

Daftar Isi... 3

BAB 1 PENDAHULUAN... 4

1.1 Latar Belakang... 4

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan... 5

BAB 2 PEMBAHASAN... 6

2.1 Kebahagiaan...6

2.1.1 Definisi Kebahagiaan...6

2.2 Motivasi Belajar...7

2.2.1 Definisi Motivasi Belajar... 7

2.2.2 Jenis Motivasi Belajar...8

2.3 Kebahagiaan dan Motivasi Belajar... 8

BAB 3 PENUTUP...10

3.1 Kesimpulan... 10

DAFTAR PUSTAKA...11

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Salah satu unsur terpenting dalam berlangsungnya pendidikan adalah motivasi belajar pada siswa. Motivasi menjadi dasar bagi siswa untuk dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, dimana hasil belajar selanjutnya akan digunakan sebagai dasar penentuan pencapaian kompetensi yang diharapkan.

Nilai yang diperoleh dalam hasil belajar juga menentukan ketuntasan belajar siswa yang berpengaruh pada naik tidaknya siswa ke jenjang berikutnya.

Menurut Sardiman A.M dalam buku Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar menjelaskan bahwa motivasi belajar memiliki peranan dalam proses pembelajaran. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seseorang yang memiliki intelegensi cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi (Balqis, 2015).

Menurut Kharfid dan Suroso (2007) faktor-faktor seperti perhatian orang tua yang cukup, kondisi ekonomi keluarga yang memadai, tingkat pendidikan orang tua yang tinggi, lingkungan keluarga yang harmonis akan membentuk dan mendidik anak berdisiplin dalam belajar yang pada akhirnya anak akan memiliki motivasi belajar.

Terpenuhinya faktor-faktor tersebut adalah sumber dari adanya kebahagiaan pada individu. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa komponen kebahagiaan dapat diidentifikasikan secara objektif ke dalam beberapa hal. Pertama, terpenuhinya kebutuhan fisiologis (material), seperti sandang, pangan, dan papan, kehidupan seksual, kesehatan fisik, dan sebagainya. Kedua terpenuhinya kebutuhan secara psikologis (emosional), misalnya, adanya perasaan

(5)

tenteram, damai, nyaman, dan aman, serta tidak menderita konflik batin, depresi, kecemasan, dan sebagainya. Ketiga, terpenuhinya kebutuhan sosial, misalnya memiliki hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekelilingnya.

Keempat, terpenuhinya kebutuhan spiritual, misalnya beribadah, dan memiliki keimanan kepada Tuhan. Apabila keempat kebutuhan dapat dipenuhi secara seimbang, dapat dipastikan bahwa seseorang akan menemukan dan merasakan kebahagiaan hidup (Fuad, 2015). Dengan terpenuhinya kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, dan spiritual kebahagiaan akan tercapai dan akhirnya anak akan memiliki motivasi belajar. Oleh karena itu, penyusun memilih judul “Kebahagiaan dan Motivasi Belajar” untuk dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kebahagiaan?

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?

1.2.3 Apa saja jenis motivasi belajar?

1.2.4 Bagaimana hubungan antara kebahagiaan dengan motivasi belajar?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui definisi kebahagiaan 1.3.2 Mengetahui definisi motivasi belajar 1.3.3 Mengetahui jenis motivasi belajar

1.3.4 Mengetahui hubungan antara kebahagiaan dengan motivasi belajar

(6)

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Kebahagiaan

2.1.1 Definisi Kebahagiaan

Kebahagiaan secara bahasa adalah kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin), keberuntungan, dan kemujuran yang bersifat lahir batin. Berbagai pendekatan filsafat, agama, psikologi dan biologi telah dilakukan untuk mendefinisikan kebahagiaan. Dalam psikologi, menurut Seligman (2002), kebahagiaan merujuk pada keadaan di mana seseorang cenderung mengingat peristiwa-peristiwa menyenangkan daripada yang sebenarnya terjadi, sementara lebih sedikit mengingat peristiwa buruk. Kebahagiaan dianggap sebagai istilah yang mencerminkan perasaan positif. Dalam Islam, konsep kebahagiaan dikenal sebagai "sa’adah", yang dipopulerkan oleh Imam Al-Ghazali dalam karyanya,

"Kimia' as-Sa’adah". Al-Ghazali berpendapat bahwa kebahagiaan adalah tujuan akhir para sufi, sebagai hasil dari pemahaman terhadap Allah SWT (Nuruddaroini

& Midi, 2021).

Al-Ghazali menjelaskan bahwa kebahagiaan sejati adalah ketika seseorang mampu mengingat Allah atau marifatullah, yang muncul melalui perilaku mulia dan amal baik. Menurutnya, semua kesenangan yang berasal dari nafsu akan hilang ketika seseorang meninggal, tetapi kesenangan yang berasal dari pengenalan akan Allah akan tetap ada, bahkan bertambah setelah kematian karena tidak terpengaruh oleh hal-hal yang mengganggu seperti kekuatan iblis dan hawa nafsu (Ihsan & Alfiansyah, 2021). Oleh karena itu, seseorang yang ingin meraih kebahagiaan harus membersihkan hati melalui amal baik karena hati yang bersih memungkinkan manusia untuk memperoleh pengetahuan dan melengkapi kebahagiaan (Zulkarnain dan Fatimah, 2019).

Menurut al-Kindi, untuk mencapai kebahagiaan dapat ditempuh dengan jalan berfikir rasional, befikir rasional adalah suatu usaha dalam rangka meneladani perbuatan-perbuatan Tuhan. Dengan panduan akal yang syarat dengan ilmu pengetahuan, manusia akan mampu menetapkan kemana ia akan

(7)

menyandarkan kebahagiaannya. Sehingga akan terhindar dari menyandarkan kebahagiaan pada sesuatu yang bersifat material dan kebendaan semata.

Sedangkan menurut Al-Farabi (dalam Zulkarnain dan Fatimah, 2019), kebahagiaan merupakan suatu yang dirindui oleh setiap orang karena ia merupakan kebaikan paling besar di antara segala kebaikan yang ada. Al –Farabi menyatakan sesuatu perbuatan yang berlandasan niat (iradiyyah) secara sadar dan terancang yang membawa manfaat untuk mencapai kebahagiaan ditarifkan sebagai satu amalan yang baik dan terpuji (al-fada’il).

2.2 Motivasi Belajar

2.2.1 Definisi Motivasi Belajar

Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberikan semangat, arah, dan ketekunan terhadap perilaku. Ini berarti perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang memiliki energi, arah yang jelas, dan dapat bertahan lama. Santrock menggambarkan motivasi sebagai pendorong bagi perilaku yang penuh energi, yang pada gilirannya akan menginspirasi semangat belajar siswa (Santrock, 2008).

Motivasi dalam konteks kegiatan belajar bisa dijelaskan sebagai dorongan utama yang memicu aktivitas belajar seseorang, memastikan kelangsungan dari proses belajar, serta memberikan arah yang jelas dalam proses tersebut, sehingga individu dapat mencapai tujuan yang diinginkan (Winkel, 1987). Motivasi belajar dapat diartikan sebagai daya pendorong untuk melakukan aktivitas belajar tertentu yang berasal dari dalam diri dan juga dari luar individu sehingga menumbuhkan semangat dalam belajar (Monika & Adman, 2017). Tidak hanya menjadi pendorong untuk mencapai hasil yang baik, motivasi belajar juga mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar (Puspitasari, 2013).

Menurut Mc Donald dalam Emda (2018) motivasi dalam konteks kegiatan belajar bisa dijelaskan sebagai dorongan utama yang memicu aktivitas belajar seseorang, memastikan kelangsungan dari proses belajar, serta memberikan arah yang jelas dalam proses tersebut, sehingga individu dapat mencapai tujuan yang diinginkan (Winkel, 1987).

(8)

2.2.2 Jenis Motivasi Belajar

Santrock (2008) membagi motivasi dalam 2 jenis utama:

a. Motivasi Intrinsik (instrinsic motivation)

Motivasi intrinsik ialah motivasi yang berasal dari dalam diri untuk menjalankan sesuatu demi usaha itu seneliri. Sedangkan Schunk dan Pintrich (1996) mengatakan bahwa motivasi intrinsik mengacu pada motivasi untuk terlibat dalam kegiatan belajar dengan keinginan sendiri.

Siswa yang termotivasi intrinsik akan mengerjakan tugas-tugas mereka karena memang menyukai tugas tersebut.

b. Motivasi Eksternal (extrinsic motivation)

Motivasi ekstrinsik adalah keinginan untuk mencapai sesuatu dengan tujuan untuk mendapatkan penghargaan eksternal atau untuk menghindari hukuman eksternal. Sedangkan menurut Schunk dan Pintrich (1996) motivasi extrinsic adalah motivasi untuk ikut serta dalam kegiatan sebagai alat demi mencapai tujuan. Siswa yang termotivasi secara ekstrinsik mengerjakan tugas karena mereka percaya bahwa partisipasinya akan menghasilkan hasil yang diinginkan seperti hadiah, pujian guru, atau menghindari hukuman.

2.3 Kebahagiaan dan Motivasi Belajar

Kebahagiaan individu memiliki pengaruh yang besar dalam motivasi belajar.

Individu yang puas dengan situasi keuangan, keluarga, kehidupan dan kesehatan akan merasakan kebahagiaan di dalam hidupnya. Faktor tersebut yang menjadikan siswa yang bahagia dengan kehidupannya akan cenderung lebih termotivasi dalam belajar (Easterlin, 2006). Hal ini dibuktikan dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan. Giyati (2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan Antara Kebahagiaan dengan Motivasi Belajar Siswa SMP Kanisius Temanggung”

menemukan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kebahagiaan dengan motivasi belajar siswa SMP Kanisius. Hasil ini didapatkan dari uji hipotesis hubungan antara kebahagiaan dengan motivasi belajar siswa menggunakan korelasi Product Moment menghasilkan nilai rxy = 0,447 dengan

(9)

p= 0,000 (p < 0,01). Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa semakin tinggi kebahagiaan semakin tinggi pula motivasi belajar siswa, begitupun sebaliknya.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Disya dan Ningrum (2019) mengenai Pengaruh Motivasi Belajar di Luar Negeri terhadap Kebahagiaan Mahasiswa menunjukkan hasil bahwa Pengaruh variabel Motivasi terhadap variabel Kebahagiaan adalah sebesar 41,6%, sementara 58,4% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel tersebut cukup tinggi. Dengan memiliki motivasi untuk belajar di luar negeri, berarti mahasiswa akan memiliki tujuan akhir di masa depan di mana mereka ingin berdiri. Saat berusaha mencapai tujuan tersebut, mereka cenderung memilih pendidikan yang lebih baik, yang berarti mereka akan belajar di luar negeri, dan pada akhirnya, ketika mereka mencapai tujuan yang mereka inginkan, kebahagiaan akan tercapai.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel kebahagiaan dan variabel motivasi belajar saling berkaitan satu sama lain secara signifikan.

(10)

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Konsep kebahagiaan dikenal sebagai "sa’adah", yang menurut Al-Ghazali adalah tujuan akhir para sufi, yang muncul melalui pemahaman akan Allah dan perbuatan baik. Menurut para ahli, motivasi belajar mencakup semangat, arah, dan ketekunan terhadap perilaku belajar. Hal ini memengaruhi energi dan semangat siswa dalam mengejar tujuan pembelajaran.

Hubungan antara kebahagiaan dan motivasi belajar menjadi subjek utama dalam beberapa penelitian. Temuan dari Giyati menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara kebahagiaan dan motivasi belajar pada siswa SMP.

Penelitian lain mengenai pengaruh motivasi belajar di luar negeri terhadap kebahagiaan mahasiswa menunjukkan keterkaitan yang cukup tinggi antara kedua variabel tersebut. Kesimpulannya, terdapat hubungan yang signifikan di mana kebahagiaan individu dapat meningkatkan motivasi belajar, sekaligus motivasi belajar yang tinggi juga dapat membawa kebahagiaan. Dengan demikian, kebahagiaan dan motivasi belajar saling terkait dan berperan penting dalam proses pembelajaran.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Disya, S., & Ningrum, L. (2019). The Influence of Study Motivation Abroad to Students’ Happiness. Tourism Proceeding, 48-55.

Emda, A. (2018). Kedudukan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran.

Lantanida journal, 5(2), 172-182.

Fuad, M. (2015). Psikologi Kebahagiaan Manusia. Jurnal Komunika. 9 (1) 112- 130.

Ihsan, N. H., & Alfiansyah, I. M. (2021). Konsep Kebahagiaan dalam buku

Tasawuf Modern karya Hamka. Analisis: Jurnal Studi Keislaman,21(2), 279-298.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekretariat Negara. Jakarta.

Isfaroh, I. (2019). Konsep Kebahagiaan Al-Kindi.Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy,1(1), 79-94.

Kebahagiaan. 2016. Pada KBBI Daring. Diambil 28 Desember 2023, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kebahagiaan

Monika, M., & Adman, A. (2017). Peran Efikasi Diri dan Motivasi Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1), 110-117.

Nuruddaroini, M. A. S., & Midi, HS. (2021). INTEGRASI KONSEP

KEBAHAGIAAN PERSPEKTIF PSYCHOLOGICAL WELL BEING DAN SA’ADAH (Studi Komparasi Antara Konsep Barat dan Islam).

Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains,3, 83–87.

Puspitasari, D. B. (2013). Hubungan antara Persepsi terhadap Iklim Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Bancak.EMPATHY Jurnal Fakultas Psikologi, 1(1).

Pangaribuan, W. R. (2021). Pengaruh Kebahagiaan terhadap Motivasi Belajar pada Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Medan.

Ridwansyah & Mutiah, D. (2015). Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Santri di Pondok Pesantren.Journal tazkiya of psychology, 20(2), 165-197.

(12)

Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Zulkarnain, Z., & Fatimah, S. (2019). Kesehatan mental dan kebahagiaan:

Tinjauan psikologi Islam. Mawa Izh Jurnal Dakwah Dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, 10(1), 18-38.

Referensi

Dokumen terkait

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan Islam)..

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas. Mata Kuliah:

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Sampling. Dosen Pengampu :

Kasus penyimpangan di pendidikan adalah makalah yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Makalah pada mata kuliah Penggunaan dan Pengaturan Motor

Makalah tentang filsafat kedokteran disusun oleh mahasiswa kedokteran gigi untuk memenuhi tugas mata kuliah

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Makalah ini disusun oleh lima mahasiswa untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Geometri