• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERAMPILAN MENULIS AKADEMIK PANDUAN BAGI MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Sunarti

Academic year: 2025

Membagikan " KETERAMPILAN MENULIS AKADEMIK PANDUAN BAGI MAHASISWA DI PERGURUAN TINGGI"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/344235495

BOOK-KETERAMPILAN MENULIS AKADEMIK

Book · September 2020

CITATIONS

0

READS

25,285

1 author:

Helaluddin Helaluddin

UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN 85PUBLICATIONS   579CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Helaluddin Helaluddin on 14 September 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

(2)

media

Publishing

madani media

Publishing

madani

Jl. Syekh Nawawi Al-Bantani KM. 2 KP3B Pujuh Sukajaya Curug Kota Serang Banten Kode Pos 42171

(0254) 7932066

(3)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- i

Helaluddin, M.Pd.

Awalludin, M.Pd.

Keterampilan Menulis Akademik

Panduan bagi Mahasiswa

di Perguruan Tinggi

(4)

ii- Keterampilan: Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta Fungsi dan Sifat Hak Cipta

Pasal 2

1. Hak Cipta merupakan hak eksekutif bagi pencipta dan pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak Terkait Pasal 49:

1. Pelaku memiliki hak eksekutif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukannya.

Sanksi Pelanggaran Pasal 72

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.1.000.000,00,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00,- (lima milyar rupiah)

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama lima (5) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.

500.000.000,00,- (lima ratus juta rupiah).

(5)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- iii

Helaluddin, M.Pd.

Awalludin, M.Pd.

Keterampilan Menulis Akademik

Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

MEDIA MADANI

(6)

iv- Keterampilan: Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

Keterampilan Menulis Akademik Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

Penulis

Helaluddin, M.Pd. & Awalludin, M.Pd.

Editor

Di’amah Fitriyyah, M.Pd.

Lay Out & Design Sampul Media Madani Cetakan 1, Agustus 2020 Hak Cipta 2020, Pada Penulis Isi diluar tanggung jawab percetakan Copyright@ 2020 by Media Madani Publisher

All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang keras menerjemahkan, mengutip, menggandakan, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari

Penerbit

Penerbit & Percetakan Media Madani

Jl. Syekh Nawawi KP3B Palima Curug Serang-Banten email:

[email protected] [email protected] Telp. (0254) 7932066; Hp (087771333388)

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Helaluddin, M.Pd. & Awalludin, M.Pd.

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi/Oleh Helaluddin, M.Pd & Awalludin, M.Pd.; Editor:Di;amah Fitriyyah, M.Pd., Cet.1 Serang: Media Madani, Agustus 2020.

x, 191 hlm; Uk. 16 x 23 cm ISBN. 978-623-6599-20-4 No. HKI. 000199510

Keterampilan Menulis 1. Judul

(7)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- v

PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan buku dengan judul Keterampilan Menulis Akademik:

Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi dengan baik dan lancar. Buku ini disusun dalam 8 bab yang memuat materi tentang menulis: (1) defisini, jenis, manfaat, tujuan, dan tahapannya, (2) kalimat efektif, (3) menulis paragraf, (4) menulis esai, (5) menulis rangkuman, (6) menulis resensi, (7) menulis makalah ilmiah, dan (8) menulis artikel seminar dan jurnal.

Buku ini merupakan buku panduan bagi mahasiswa, guru, dosen, dan umum dalam menyusun dan menulis karya tulis ilmiah/akademik. Buku ini juga diperuntukkan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa yang menempuh Mata Kuliah Menulis Dasar dan Mata Kuliah Menulis Lanjut. Lebih lanjut, buku ini dapat digunakan oleh mahasiswa pada program studi/jurusan nonbahasa sebagai pedoman dan acuan untuk menyusun makalah dan tugas akhir (skripsi). Untuk mahasiswa pada tingkat awal, buku ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi penunjang untuk Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh materi atau konten buku ini memuat materi- materi menulis dari satuan terkecil (paragraf) hingga satuan terbesar. Buku ini tidak hanya menyajikan teori-teori semata, tetapi juga dilengkapi dengan contoh-contoh sebagai langkah praktik dalam menulis akademik.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua guru dan dosen yang telah memberikan ilmunya kepada kami serta teman-teman yang telah memberikan motivasi dalam penulisan buku ini.

(8)

vi- Keterampilan: Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak penerbit yang telah memfasilitasi penerbitan buku ini serta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada kami agar menjadi yang terbaik.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa buku ini masih terdapat kekurangan, baik dari segi penampilan maupun penyajiannya. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, demi perbaikan buku ini pada masa yang akan datang. Selain itu, penulis berharap buku ini dapat bermanfaat dan membantu kegiatan akademis baik dosen, mahasiswa, maupun para pembaca pada umumnya dalam menunjang proses perkuliahan di perguruan tinggi yang lebih efektif.

Serang, Agustus 2020

Penulis,

(9)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- vii

DAFTAR ISI

PRAKATA ... v

DAFTAR ISI ... vii

Bab I Menulis: Definisi, Jenis, Manfaat, Tujuan, dan Tahapannya ... 1

A. Definisi Menulis ... 1

B. Jenis-jenis Tulisan ... 3

C. Manfaat Menulis ... 5

D. Tujuan Menulis ... 6

E. Tahapan dalam Menulis ... 8

F. Rangkuman ... 9

G. Latihan ... 10

Bab II Kalimat Efektif ... 15

A. Definisi Kalimat ... 15

B. Kalimat Efektif ... 17

C. Rangkuman ... 23

D. Latihan ... 23

Bab III Menulis Paragraf ... 27

A. Definisi Paragraf ... 27

B. Struktur Paragraf ... 28

C. Syarat-syarat Paragraf ... 31

D. Jenis-jenis Paragraf ... 33

E. Langkah-langkah Menulis Paragraf ... 35

(10)

viii- Keterampilan: Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

F. Rangkuman ... 36

G. Latihan ... 36

Bab IV Menulis Esai ... 39

A. Definisi Esai ... 39

B. Struktur Esai ... 40

C. Langkah-langkah Menulis Esai ... 50

D. Contoh Esai ... 52

E. Rubrik Penilaian Esai ... 55

F. Rangkuman ... 56

G. Latihan ... 56

Bab V Menulis Rangkuman ... 61

A. Definisi Rangkuman ... 61

B. Teknik Membuat Rangkuman ... 62

C. Langkah-langkah Membuat Rangkuman ... 63

D. Sinopsis, Abstrak, dan Simpulan ... 65

E. Rangkuman ... 72

F. Latihan ... 74

Bab VI Menulis Resensi... 79

A. Definsi Resensi... 79

B. Dasar Resensi ... 80

C. Tujuan Resensi ... 81

D. Pertimbangan dalam Resensi ... 82

E. Sasaran Resensi ... 83

F. Sistematika Resensi ... 84

(11)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- ix

G. Langkah-langkah Menulis Resensi... 89

H. Kualifikasi Peresensi ... 90

I. Nilai Buku ... 91

J. Contoh Resensi ... 91

K. Rangkuman ... 94

L. Latihan ... 95

Bab VII Menulis Makalah Ilmiah ... 99

A. Definisi Makalah ... 99

B. Jenis-jenis Makalah ... 100

C. Sistematika Makalah ... 102

D. Format Makalah Ilmiah ... 108

E. Langkah-langkah Menulis Makalah Ilmiah ... 109

F. Contoh Makalah... 110

G. Rangkuman ... 121

H. Latihan ... 122

Bab VIII Menulis Artikel Seminar dan Jurnal ... 127

A. Definisi Artikel Seminar ... 127

B. Struktur Artikel Seminar ... 128

C. Contoh Artikel Seminar ... 130

D. Artikel Jurnal ... 139

E. Ketentuan Penulisan Artikel ... 140

F. Contoh Artikel Jurnal dengan Footnote ... 142

G. Contoh Artikel Jurnal dengan Bodynote ... 162

H. Rangkuman ... 177

I. Latihan ... 178

(12)

x- Keterampilan: Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

DAFTAR PUSTAKA ... 179 BIOGRAFI ... 181

(13)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 1

MENULIS: DEFINISI, JENIS, MANFAAT, TUJUAN, DAN TAHAPANNYA

A. Definisi Menulis

Dalam kegiatan komunikasi sehari-hari, kemampuan menulis memiliki peranan yang cukup vital. Kemampuan ini berperan penting dalam menyampaikan pesan dan informasi kepada orang lain secara tidak langsung. Kemampuan tersebut bahkan sangat dibutuhkan dalam konteks akademik atau ilmiah maupun nonakademik. Kemampuan menulis ini merupakan salah satu dari empat kemampuan berbahasa yang harus dimiliki oleh peserta didik. Keempat kompetensi berbahasa tersebut saling berkaitan dan memiliki hubungan, sehingga proses penguatan salah satu keterampilan tersebut membutuhkan kemampuan yang lainnya.

Bila dibandingkan dengan tiga kompetensi berbahasa lainnya, keterampilan menulis termasuk dalam kategori keterampilan yang membutuhkan bakat dan praktik yang berkesinambungan. Keterampilan ini tidak kalah penting dengan keterampilan menyimak, keterampilan membaca, dan keterampilan berbicara. Menulis merupakan jenis keterampilan produktif. Artinya, kemampuan menulis

BAB I

Capaian Pembelajaran

a. Mampu menjelaskan definisi menulis b. Mampu menjelaskan jenis-jenis tulisan c. Mampu menjelaskan manfaat menulis d. Mampu menjelaskan tujuan menulis

e. Mampu menjelaskan tahapan dalam menulis

(14)

2- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

seseorang dapat dikembangkan dengan baik apabila selalu diasah dan dilatih. Kemampuan menulis ini sama posisinya dengan keterampilan berbicara yang pada hakikatnya memerlukan perlakuan atau treatment agar dapat berkembang lebih baik.

Ada beberapa uraian tentang definisi menulis dari beberapa ahli. Pertama, menulis menurut Satata, dkk. adalah kegiatan dalam menciptakan catatan atau informasi dengan menggunakan kertas sebagai medianya (2012:59). Makna lain dari kegiatan menulis juga dikemukakan oleh Dalman (2011:3) yang menyatakan bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian gagasan, pesan, dan informasi secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis.

Dewasa ini, kemampuan menulis sudah menjadi tuntutan bagi setiap karyawan/pekerja dan tidak hanya harus dikuasai oleh siswa/mahasiswa. Bagi mahasiswa kemampuan menulis dapat menjadi wadah dalam menuangkan ide-ide dan kritikan. Di sisi lain, sebagai karyawan maupun pekerja perlu mengembangkan kompetensi menulisnya dalam memperkenalkan produk maupun perusahaannya. Bahkan dengan makin berkembangnya media teknologi dan informasi, kemampuan menulis juga menjadi hal penting yang harus dikuasai. Maraknya keberadaan media sosial, baik berupa blog, facebook, instagram, dan lain-lainnya membutuhkan para penulis yang brilliant agar informasi atau argumentasi yang disampaikannya dibaca oleh orang lain. Artinya, dengan pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, kemampuan menulis seakan-akan sudah menjadi kebutuhan yang penting (boleh dikatakan kebutuhan primer). Terbukanya media massa baik cetak maupun elektronik menjadi kran pembuka dalam menampung setiap opini dan gagasan bagi setiap orang. Hadirnya blog dan berita online semakin membuka peluang untuk berlomba-lomba dalam menulis.

(15)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 3

B. Jenis-jenis Tulisan

Dengan berkembangnya dunia tulis-menulis, memunculkan berbagai jenis tulisan yang lebih variatif. Jika sebelumnya hanya terdapat dua jenis tulisan yaitu tulisan ilmiah dan non-ilmiah maka akhirnya muncullah jenis tulisan semi- ilmiah (populer). Ketiga jenis tulisan tersebut memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda dalam penggunaannya.

Secara singkat dapat dijelaskan dalam paparan berikut.

1. Tulisan ilmiah

Tulisan ini merupakan tulisan yang disusun dengan sistematika dan kaidah-kaidah tersendiri. Tidak hanya pola atau sistematika tulisan yang harus diperhatikan tetapi juga dari sisi bahasa yang digunakan. Tulisan ilmiah dapat juga dikategorikan sebagai tulisan akademik dengan contoh seperti makalah, proposal, skripsi, buku mata kuliah, tesis, dan lain-lainnya.

2. Tulisan nonilmiah

Tulisan ini merupakan jenis tulisan yang bersifat lebih bebas.

Tidak ada aturan-aturan yang mengikat secara kaku dalam tulisan ini. Tulisan nonilmiah juga dapat dikatakan sebagai tulisan fiksi, rekaan, dan rekayasa. Mengapa demikian? Tulisan ini sengaja dikarang oleh penulisnya dengan berdasarkan imajinasi dan khayalan. Walau tidak semua tulisan nonilmiah berdasarkan imajinasi, namun dapat digarisbawahi bahwa jenis tulisan ini memang tidak memerlukan beberapa hal yang harus dipenuhi oleh sebuah tulisan ilmiah. Walaupun berdasarkan imajinasi, tidak dapat dikatakan pula bahwa penulis jenis tulisan ini sebagai penulis yang mudah. Justru dalam menulis nonilmiah diperlukan kepekaan dan kesensitifan pengarang dalam menyusun dan membuat alur cerita sehingga menghasilkan produk tulisan nonilmiah yang layak untuk dikonsumsi bagi pembaca. Contoh-contoh

(16)

4- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

tulisan nonilmiah antara lain novel, cerpen, puisi, dan lain- lainnya.

3. Tulisan semi-ilmiah (populer)

Tulisan ketiga merupakan jenis tulisan yang merupakan perpaduan antara tulisan ilmiah dan tulisan nonilmiah.

Tulisan ini hadir sebagai alternatif pilihan membaca bagi para pembacanya. Ada alasan lain yang melatarbelakangi penulis dalam menghasilkan tulisan populer. Salah satunya adalah sasaran atau objek yang dituju. Artinya, penulis menginginkan cakupan yang luas untuk pembaca tulisannya dan tidak terkapling-kapling berdasarkan latar belakang pendidikannya. Sebagai contoh dapat diilustrasikan pada kasus berikut. Seorang dokter yang sekaligus sebagai pakar ahli kesehatan telah selesai melakukan riset tentang bahaya suatu virus baru.

Jika sang dokter menuangkan hasil riset tersebut dalam bentuk artikel/tulisan ilmiah dengan ragam bahasa yang lebih identik pada bidang kesehatan, tentu saja yang berminat dan tertarik membaca hanya terbatas pada pembaca yang berlatar belakang yang sama dengan penulis. Untuk itulah diperlukan jenis tulisan populer dalam mengatasi permasalahan tersebut. Konten atau isi tentang virus dalam dunia medis tersebut diperoleh melalui riset yang tidak lain merupakan suatu kegiatan ilmiah. Namun masyarakat awam tetap tertarik membaca tulisan tersebut dengan cara pemilihan ragam bahasanya. Bahasa yang sederhana, ringkas, dan singkat merupakan ciri dari ragam bahasa dalam tulisan ini. Dengan penggunaan diksi atau pilihan kata yang ringan, para pembaca yang berbeda latar belakng dengan sang penulis akan tetap tertarik membaca tulisan tersebut.

(17)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 5

C. Manfaat Menulis

Menulis dapat dikatakan sebagai kegiatan/proses kreatif.

Artinya, kegiatan ini banyak melibatkan cara berpikir secara divergen atau menyebar daripada bersifat konvergen atau memusat. Dalam hal ini, menulis dapat dikatakan sebagai proses penyampaian informasi secara tertulis yang berupa hasil kreativitas bagi penulisnya. Penulis berupaya memproses kegiatan menulis dengan menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton, dan tidak hanya terpusat pada satu masalah saja.

Menulis dalam prosesnya akan menggunakan kedua belahan otaknya, baik otak kanan maupun otak kiri. Artinya, pada saat yang bersamaan manusia menggunakan kedua belahan otaknya dalam proses menulis. Menulis merupakan proses menghubungkan antara kata, kalimat, paragraf maupun antarbab secara logis dan teratur. Kelogisan dan keteraturan ini bertujuan untuk membuat tulisan menjadi lebih mudah dipahami oleh pembacanya. Proses ini mendorong seorang penulis untuk berpikir secara sistematis dan logis sekaligus kreatif.

Menulis dapat diibaratkan dengan kegiatan melukis. Proses melukis membutuhkan teknik dan ketajaman perasaan agar karya yang dihasilkannya dapat menjadi indah. Sama halnya juga dengan menulis, dibutuhkan berbagai kecakapan agar tulisannya menarik untuk dibaca dan mudah dipahami isinya.

Pada awalnya penulis memiliki banyak gagasan yang ada dalam benaknya untuk dituangkan dalam tulisannya.

Meskipun secara teknis ada beberapa syarat dan kriteria yang diikuti, tetapi wujud tulisan yang dihasilkannya sangat tergantung pada kepiawaiannya penulis dalam menyusun gagasannya.

Ada beberapa manfaat yang diperoleh dalam kegiatan menulis, antara lain:

(18)

6- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

1. Dengan semakin sering menulis, penulis akan mengetahui secara lebih detail tentang kemampuan dan potensi dirinya yang harus dikembangkan

2. Dapat mengembangkan gagasan sesuai dengan kemampuan penalarannya

3. Dapat mengembangkan wawasan dan fakta/fakta yang memiliki hubungan

4. Dengan menulis akan selalu menumbuhkan ide-ide baru bagi penulis

5. Menulis juga dapat menumbuhkan rasa objektivitas bagi penulisnya

6. Membantu memecahkan permasalahan D. Tujuan Menulis

Dalam menulis, tentu sang penulis memiliki berbagai tujuan yang berbeda. Tujuan tersebut ingin dicapai oleh penulis melalui penggambaran lewat bahasa yang digunakannya.

Berikut ini ada beberapa tujuan menulis, yaitu:

1. Tujuan informasi atau penerangan

Pada majalah atau surat kabar, jenis tulisan yang bertujuan memberikan informasi sangat cocok untuk digunakan. Penulis pada koran atau majalah membuat tulisannya untuk menginformasikan kepada pembaca tentang isu-isu atau topik-topik yang layak untuk diberitakan. Ragam tulisan sangat luas dan variatif, baik dalam bidang hukum, ekonomi, politik, pendidikan, pertanian, sosial, dan lain-lainnya. Tulisan dengan tujuan ini hanya menyampaikan informasi apa adanya tanpa ada tendensi atau tujuan-tujuan tersembunyi lainnya.

2. Tujuan penugasan

Para mahasiswa dan peserta didik tentu harus mampu menulis dengan tujuan ini. Tulisan ini memang sengaja diperuntukkan untuk tugas-tugas yang diberikan oleh dosen

(19)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 7

atau pengajarnya. Tulisan ini dapat berupa tulisan paragraf, karangan, esai, atau makalah.

3. Tujuan Estetis

Jenis tulisan yang mempunyai tujuan estetis biasanya dibuat dan dikarang oleh para sastrawan. Nilai estetis atau keindahan tersebut memang mutlak diperlukan dalam tulisan yang bergenre sastra seperti novel, cerpen, puisi, dan sajak.

Tulisan dengan tujuan ini membutuhkan kepiawaian penulis/pengarang dalam memilih dan menggunakan kata- katanya (diksi). Semakin piawai pengarang dalam menggunakan gaya bahasanya maka akan semakin memberikan nilai estetika yang lebih pada karyanya.

4. Tujuan Kreatif

Tulisan dengan tujuan ini tidak jauh berbeda dengan tujuan estetis. Tetapi ada hal yang membedakannya yaitu pada pengembangan substansi tulisannya. Substansi tulisan jenis ini berkaitan dengan alur cerita, penokohan, dan aspek lainnya. Tulisan kreatif memang lebih condong ke tuisan sastra, baik prosa maupun puisi. Pada tulisan dengan tujuan ini penulis dituntut untuk mengembangkan daya imajinasinya untuk menghasilkan karya-karya yang berbeda dan memiliki cita rasa yang tinggi.

5. Tujuan Konsumtif

Di era kemajuan seperti sekarang ini, tulisan dengan tujuan konsumtif sangat banyak ditemukan. Penulis maupun pengarang sudah tidak hanya berpikir pada tujuan eksistensi diri saja tetapi juga beralih ke tujuan konsumtif. Hal ini ditunjang dengan semakin membaiknya minat dan keinginan masyarakat dalam membaca. Kesempatan inilah yang digunakan oleh para penulis/pengarang untuk meraih keuntungan. Tidak hanya buku-buku bernuansa sastra yang

(20)

8- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

terkategori dalam tujuan ini tetapi tulisan lain juga tidak kalah gesitnya. Contohnya antara lain buku-buku motivasi, gaya hidup, pengembangan bakat, dan lain-lainnya.

E. Tahapan dalam Menulis

Dalam menuangkan ide, gagasan, dan pikiran kita ke dalam tulisan membutuhkan beberapa tahapan yang perlu dilalui. Apalagi jika yang kita tulis adalah jenis tulisan ilmiah yang membutuhkan perencanaan yang sistematis. Agar menghasilkan tulisan yang berkualitas baik maka penulis wajib mengikuti tahapan-tahapan berikut.

1. Tahap awal (pramenulis)

Pada tahap awal ini, penulis harus mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sebagai modal awal dalam menulis. Pengumpulan informasi dapat dilakukan dengan membaca, mengamati, berdiskusi, menonton berita di TV, maupun dari sumber lainnya. Beberapa informasi tersebut diolah dan disimpulkan dengan berbagai pertimbangan.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan tema atau topiknya. Jika dirasa topiknya terlalu luas, maka tugas penulis selanjutnya adalah menyempitkan dan membatasi ruang lingkupnya.

Langkah selanjutnya harus dilakukan penulis adalah menyusun kerangka tulisan. Penulis mengembangkan beberapa poin yang harus dikembangkan berdasarkan topik yang diangkatnya. Setiap butir poin yang akan dibahas harus dilengkapi dengan data yang relevan dan mendukung. Hal ini perlu dilakukan oleh penulis guna membantu menyakinkan calon pembaca. Sebagai penulis, kita juga harus tahu apa yang menjadi tujuan dari penulisan tersebut agar tulisan tersampaikan secara benar. Hal ini juga perlu dikaitkan dengan sasaran pembacanya. Pembaca sebagai konsumen dari tulisan kita harus kita bedakan sesuai dengan topik

(21)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 9

maupun pemilihan diksinya. Hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut mencakup level sosial, latar belakang pendidikan, kemampuan, dan kebutuhan membaca.

2. Tahap menulis

Setelah data yang dikumpulkan dan disiapkan pada tahap awal, langkah berikutnya adalah mengerjakan tahap penulisan. Pada tahap ini, penulis mengembangkan butir demi butir poin yang ada dalam kerangka tulisan. Ada 3 bagian dalam sebuah tulisan, bagian awal, tengah, dan akhir. Penulis harus mampu mengemas suatu tulisan ke dalam tiga bagian itu dengan sebaik-baiknya. Dimulai dari pengenalan topik atau bahasan dengan berbagai pengantar yang mampu mempengaruhi pembaca agar tertarik membaca ke bagian berikutnya. Pada bagian tengah atau isi, penulis dituntut mampu memaparkan isi tulisan dengan baik dengan tetap menjaga keinginan dan hasrat pembaca untuk menuntaskan membacanya. Selanjutnya, penulis harus mampu memoles tulisan pada tahap akhir dengan semenarik mungkin sehingga pembaca akan terkesan dengan tulisan yang dibacanya.

3. Tahap Pascamenulis

Pada tahap akhir ini penulis dituntut untuk memberikan finishing touch pada tulisannya. Pada tahap ini penulis melakukan revisi dan penyuntingan secara seksama. Revisi tulisan dilakukan oleh penulis yang berkaitan dengan konten atau isi tulisan. Pada kegiatan penyuntingan, penulis harus melakukan perbaikan pada unsur mekanik tulisan, baik ejaan, diksi, struktur kalimat, gaya bahasa dan lainnya.

F. Rangkuman

1. Menulis adalah salah satu kompetensi berbahasa yang merupakan kegiatan komunikasi dengan menyampaikan gagasan, pesan, dan informasi secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis.

(22)

10- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

2. Tulisan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tulisan ilmiah, tulisan non-ilmiah, dan tulisan semi-ilmiah

3. Ada beberapa tujuan dari menulis, yaitu:

a. Untuk memberikan informasi b. Penugasan

c. Kreatif d. Konsumtif

4. Ada 3 tahapan dalam proses menulis yaitu tahap prapenulisan, tahap menulis, dan tahap pasca-penulisan G. Latihan

Latihan 1

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan baik dan benar!

1. Tuliskan secara singkat tentang definisi menulis!

2. Menulis merupakan kegiatan yang bersifat kreatif. Tuliskan maksud dari pernyataan tersebut!

3. Tuliskan perbedaan antara tulisan non-ilmiah dan tulisan semi-ilmiah dengan menguraikan beberapa contohnya!

4. Tuliskan hal-hal yang harus Anda lakukan dalam kegiatan menulis pada tahap pra-menulis!

5. Tuliskan beberapa manfaat menulis khususnya bagi mahasiswa dan tujuan kegiatan menulis itu dilakukan!

Latihan 2

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih salah satu jawaban yang paling tepat di antara huruf a, b, c, dan d!

1. Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian gagasan, pesan, dan informasi secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis. Pengertian tersebut dikemukakan oleh ....

a. Tarigan b. Dalman c. Satata, dkk.

(23)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 11

d. Arifin dan Tasai

2. Salah satu kompetensi berbahasa yang merupakan kegiatan komunikasi dengan menyampaikan gagasan, pesan, dan informasi secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis disebut kegiatan...

a. Menulis b. Menimak c. Membaca d. Berbicara

3. Tulisan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tulisan ilmiah, tulisan non-ilmiah, dan tulisan...

a. Tulisan kreatif b. Tulisan argentatif

c. Tulisan populer (semiilmiah) d. Tulisan faktual

4. Tulisan akademik seperti makalah, proposal, skripsi, buku mata kulaih, dan tesis termasuk jenis tulisan...

a. Tulisan naratif

b. Tulisan semiilmiah (populer) c. Tulisan argumentatif

d. Tulisan progresif

5. Jenis tulisan yang bersifat lebih bebas dan tidak ada aturan-aturan yang mengikat secara kaku dalam tulisannya disebut...

a. Semiilmiah b. Ilmiah c. Nonilmiah d. Populer

6. Berikut ini adalah manfaat menulis, kecuali...

a. Dapat mengetahui secara lebih detail tentang kemampuan dan potensi dirinya yang harus dikembangkan.

b. Dapat mengembangkan gagasan sesuai dengan kemampuan penalarannya.

(24)

12- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

c. Dengan menulis akan selalu menumbuhkan ide-ide baru bagi penulis.

d. Dapat menumbuhkan rasa subjektivitas bagi penulisnya.

7. Berikut ini adalah beberapa tujuan menulis, kecuali...

a. Tujuan informasi b. Tujuan penugasan c. Tujuan pragmatis d. Tujuan estetis

8. Salah satu tujuan menulis adalah untuk tujuan penerangan.

Tujuan ini bearti...

a. menyampaikan informasi apa adanya tanpa ada tendensi atau tujuan-tujuan tersembunyi lainnya.

b. diperuntukkan untuk tugas-tugas yang diberikan oleh dosen atau pengajarnya.

c. membutuhkan kepiawaian penulis/pengarang dalam memilih dan menggunakan kata-katanya (diksi).

d. Penulis maupun pengarang sudah tidak hanya berpikir pada tujuan eksistensi diri saja tetapi juga beralih ke tujuan konsumtif.

9. Ada tiga tahapan dalam proses menulis yaitu tahap prapenulisan, tahap menulis, dan...

a. observasi

b. Penentuan tema c. Revisi

d. pascapenulisan

10. Hal yang harus dilakukan oleh seorang penulis pada tahap pramenulis adalah...

a. memberikan finishing touch pada tulisannya.

b. mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sebagai modal awal dalam menulis.

c. mengembangkan butir demi butir poin yang ada dalam kerangka tulisan.

(25)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 13

d. memaparkan isi tulisan dengan baik dengan tetap menjaga keinginan dan hasrat pembaca untuk menuntaskan membacanya.

(26)

14- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

(27)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 15

KALIMAT EFEKTIF

A. Definisi Kalimat

Dalam menulis, bagian terkecil dari satuan bahasa dapat berupa kalimat. Secara sederhana kalimat dapat dimaknai gabungan dari beberapa kata yang memiliki makna. Bahkan dalam beberapa literatur, kumpulan kata yang tidak lengkap pun dalam dikategorikan sebagai sebuah kalimat. Namun pada kajian linguistik (bahasa) kasus seperti di atas bukanlah sebuah kalimat melainkan sebuah klausa (kalimat yang belum lengkap). Dalam ragam lisan, kalimat diucapkan dengan penggunaan nada yang turun naik ataupun keras lembut.

Pada ragam tulisan, kalimat diwujudkan penggunaan tanda baca (titik, koma, tanda seru, tanda tanya) dan penggunaan huruf kapital pada awal kalimat.

Dalam penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar tentu harus mengikuti beberapa aturan. Namun pada aplikasinya, antara bahasa yang baik dan benar memiliki persepsinya sendiri. Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan seseorang dalam menyampaikan ide dan pikirannya dengan bahasa yang dimengerti/dipahami oleh lawan bicara meskipun bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa yang benar adalah pemakaian bahasa yang tetap memperhatikan

BAB II

Tujuan Pembelajaran

a. Mampu menjelaskan definisi kalimat.

b. Mampu mendeskripsikan kalimat efektif.

(28)

16- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

kaidah-kaidah yang berlaku dalam ejaan seperti tanda baca dan penggunaan kata baku.

Pada dasarnya, sebuah kalimat terdiri atas dua unsur (minimal), yaitu subjek dan predikat. Sebuah kalimat akan menjadi lengkap jika ditambahkan unsur objek, pelengkap, dan keterangan. Secara lebih spesifik, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan majemuk. Kalimat majemuk dapat dipisahkan lagi menjadi kalimat majemuk setara, bertingkat, dan campuran. Selanjutnya, kalimat juga dapat dibedakan menjadi kalimat aktif dan pasif, kalimat langsung dan tidak langsung, kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan ekslamatif.

Perhatikan dan cermati informasi dari kalimat-kalimat berikut!

a. Ibu Jelita seorang dosen b. Ibu, Jelita seorang dosen c. Dedi berenang di Laut Mati d. Dedi berenang di laut, mati!

Dalam kegiatan menulis, seharusnya penulis menyampaikan ide, pikiran, dan gagasannya dalam kalimat yang benar. Kesalahan sekecil apapun dalam bahasa tulisan akan menghambat dan bahkan membuat pembaca salah paham. Penggunaan tanda baca mutlak diperlukan dalam ragam bahasa tulis. Salah satu syarat keefektifan kalimat kalimat terletak pada tanda baca. Singkatnya, kalimat efektif adalah kalimat yang disusun secara singkat dan jelas agar mudah dipahami.

Dalam satuan bahasa, kalimat merupakan salah satu unsur di dalamnya yang memerlukan perhatian khusus dari para penulis maupun pembicara. Perlu dibedakan antara bahasa dengan wujud lisan maupun wujud tertulis karena keduanya mempunyai beberapa sudut perbedaan. Dalam bahasa lisan, kalimat diucapkan dengan nada naik turun, keras atau lembut, ada jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Pada bahasa

(29)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 17

tulis, kalimat disampaikan dengan berbagai kaidah, baik jenis huruf, tanda baca, dan lain-lainnya.

Berdasarkan perbedaan tersebut maka seharusnya penulis memahami dan menguasai penggunaan kalimat efektif.

Dalam kaitannya dengan kegiatan menulis, penulis harus benar-benar mampu menguasai kalimat efektif agar pembaca tidak kebingungan dalam memahami bacaannya.

Kalimat efektif ini penting karena akan membantu pembaca memahami secara cepat bacaannya dan sekaligus mengerti maksud dan tujuannya.

B. Kalimat Efektif

Kalimat dinyatakan efektif jika memiliki unsur-unsur sebagai berikut: kesatuan gagasan, kesepadanan struktur, keparalelan, kehematan, kelogisan, kecermatan, kebervariasian, ketegasan, ketepatan, kebenaran struktur dan keringkasan.

Secara tegas, Keraf dalam Dalman (2011:22) menyatakan ada beberapa ciri-ciri kalimat efektif, yaitu:

a. Memiliki unsur-unsur penting atau pokok dalam setiap kalimat

b. Taat terhadap tata ujaran ejaan yang berlaku c. Menggunakan diksi secara tepat

d. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis

e. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai f. Melakukan penekanan ide pokok

g. Hemat dalam penggunaan kata h. Menggunakan variasi struktur kalimat

Agar lebih jelas tentang kalimat efektif, berikut diulas beberapa ciri-ciri kalimat efektif tersebut beserta contoh- contohnya.

(30)

18- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

1. Kesatuan gagasan

Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan bukan lebih. Perhatikan contoh berikut yang mempunyai gagasan lebih dari satu.

Melihat perkembangan penduduk RW 02 Kampung Cijantung yang semakin padat namun tidak didukung dengan kemampuan perekonomian yang cukup yang tanpa kita sadari bahwa peningkatan tersebut memerlukan sarana prasarana yang memadai.

Kalimat tersebut mempunyai tiga gagasan:

a. Perkembangan penduduk RW 02 Kampung Cijantung semakin padat

b. Perkembangan itu tidak didukung perekonomian yang cukup

c. Kita tidak menyadari bahwa perkembangan itu memerlukan sarana prasarana yang memadai

Kalimat tersebut dapat diganti dengan: Perkembangan penduduk RW 02 Kampung Cijantung semakin padat, tetapi tidak didukung oleh perekonomian yang cukup dan sarana prasarana yang memadai.

2. Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan dalam kalimat adalah adanya keseimbangan pikiran atau gagasan dengan struktur kalimat. Dalam membuat kalimat yang sepadan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

a. Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas

Tidak diharapkan oleh bangsa manapun, tetapi kenyataannya kita harus dapat menerimanya dengan tabah. (apa dan siapa yang tidak diharapkan oleh bangsa manapun)

(31)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 19

b. Kata depan tidak berada di depan subjek

1) Bagi semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi (salah)

2) Semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi (benar)

c. Konjungsi intrakalimat tidak dipakai di dalam kalimat tunggal

1) Saksi tidak hadir. sehingga persidangan ditunda minggu depan (salah)

2) Saksi tidak hadir sehingga persidangan ditunda minggu depan (benar)

d. Predikat tidak didahului konjungsi yang

1) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu (salah)

2) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu (benar)

e. Subjek tidak ganda

1) Pertandingan ini Saya mewakili Kota Serang (salah) 2) Dalam pertandingan ini, Saya mewakili kota Serang

(benar)

3. Keparalelan (Kesejajaran)

Keparalelan adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan di dalam kalimat.

a. Atma Jaya terpercaya dan dijamin kualitasnya (salah) Atma Jaya terpercaya dan terjamin kualitasnya (benar) b. Anita memetiki setangkai bunga (salah)

Anita memetik setangkai bunga (benar) 4. Kehematan

Sebuah kalimat efektif memiliki ciri yang tidak menggunakan kata-kata yang mubazir. Ada beberapa cara dalam menghemat kata, yaitu: (1) tidak mengulang subjek, (2) tidak memakai bentuk subordinat, (3) tidak menggunakan kata

(32)

20- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

bersinonim, dan (4) tidak menjamakkan kata-kata yang sudah jamak

a. Anda tidak boleh mengikuti ujian jika Anda datang terlambat (salah)

Anda tidak boleh mengikuti ujian apabila datang terlambat (benar)

b. Tetangga saya membeli mobil BMW (salah) Tetangga saya membeli BMW (benar)

c. Belajar adalah merupakan tanggung jawab mahasiswa (salah)

Belajar merupakan tanggung jawab mahasiswa (benar) d. Ada banyak persaingan-persaingan perusahaan dalam

penciptaan teknologi baru (salah)

Ada banyak persaingan perusahaan dalam penciptaan teknologi baru (benar)

5. Kelogisan

Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat.

a. Waktu dan tempat kami persilakan (salah)

Bapak Sudirman, kami persilakan maju ke mimbar (benar)

b. Untuk mempersingkat waktu, marilah kita… (salah) Untuk meghemat waktu, marilah kita… (benar) Untuk memanfaatkan waktu, marilah kita… (benar) 6. Kecermatan

Kalimat efektif harus ditulis secara cermat, tepat dalam diksi sehingga tidak menimbulkan tafsir ganda. Perhatikan contoh berikut.

a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini (salah)

Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi putri Indonesia (benar)

(33)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 21

b. Bayi yang mendapat ASI lebih sedikit mengandung virus dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu botol (salah)

Bayi yang mendapat ASI akan lebih sedikit mengandung virus dibandingkan dengan bayi yang mendapat susu botol (benar)

c. Pengumuman itu akan diumumkan kepada umum minggu depan (salah)

Pengumuman itu akan dipublikasikan kepada khalayak minggu depan (benar)

7. Kebervariasian

Kalimat yang efektif menunjukkan adanya penggunaan kalimat yang tidak monoton. Contoh kalimat yang tidak monoton:

a. Anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tuanya

b. Perhatian dan kasih sayang orang tua dibutuhkan anak c. Dibutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua

kepada anak 8. Ketegasan

Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada ide pokok kalimat. Untuk menonjolkan atau menekankan ide pokok dapat dilakukan dengan:

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan kalimat 1) Angka kemiskinan makin meningkat sehingga tindak

kriminal juga makin banyak (penekanan pada angka kriminal)

2) Tindak kriminal makin banyak karena angka kemiskinan makin meningkat (penekanan pada tindak kriminal)

(34)

22- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

b. Mengurutkan kata secara bertahap

1) Bukan satu atau dua, melainkan puluhan TKW menderita karena perlakuan majikan di Arab Saudi 2) Korban tsunami di Jepang ditemukan puluhan,

ratusan, bahkan ribuan

c. Mempertentangkan ide yang ditonjolkan

1) Perusahaan itu tidak bangkrut, tetapi berkembang dengan pesat

2) Surti gemuk, tetapi gesit

d. Menggunakan partikel penekanan

1) Buanglah semua prasangka burukmu!

2) Indonesia pun tidak mau ketinggalan membangun monorel

e. Mengulang kata

1) Siti ibu yang baik, ibu yang senantiasa mau berkorban demi anak-anaknya

2) Sudah merupakan kewajiban bagi mahasiswa untuk belajar, belajar dan belajar

9. Ketepatan

Setiap kata yang digunakan dalam kalimat efektif harus dipilih secara tepat dan cermat.

a. Posisi ketujuh korban saat ditemukan warga dan aparat kepolisian berada dalam satu ruangan (salah)

b. Ketujuh korban, saat ditemukan warga dan aparat kepolisian, berada dalam satu ruangan (benar)

c. Posisi ketujuh korban, saat ditemukan oleh warga dan aparat kepolisian di dalam satu ruangan (benar)

10. Kebenaran Struktur

Kebenaran struktur dalam bahasa Indonesia artinya tidak menggunakan unsur-unsur asing atau daerah dalam kalimatnya. Unsur bahasa Inggris, which dan where tidak dapat disepadankan dengan konjungsi dimana dan yang mana.

(35)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 23

a. Kota dimana dia lahir kini hancur karena gempa (salah) Kota tempat dia lahir kini hancur karena gempa (benar) b. Pemerintah akan membangun sebuah jembatan yang

mana jembatan itu dapat menghubungkan kedua daerah itu (salah)

Pemerintah akan membangun sebuah jembatan yang dapat menghubungkan kedua daerah itu (benar)

11. Keringkasan Contoh:

a. Kami mengadakan penelitian anak jalanan di Serang (bentuk panjang)

Kami meneliti anak jalanan di Serang (pendek)

b. Nenek selalu memberi nasihat kepada cucu-cucunya (bentuk panjang)

Nenek selalu menasihati cucu-cucunya (pendek) C. Rangkuman

1. Kalimat efektif adalah kalimat yang menyampaikan informasi secara singkat, jelas, dan mudah dipahami oleh pembaca.

2. Ciri-ciri kalimat efektif adalah: kesatuan gagasan, kesepadanan, keparalelan, kehematan, kelogisan, kecermatan, kebervariasian, ketegasan, ketepatan, kebenaran struktur, dan keringkasan.

3. Kesepadanan struktur kalimat dapat dibentuk dengan membuat kalimat yang jelas subjek dan predikatnya, kata depan tidak berada di depan subjek, konjungsi intrakalimat tidak dipakai di dalam kalimat tunggal, predikat tidak didahului konjungsi yang, dan subjek tidak ganda

D. Latihan Latihan 1

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!

1. Tuliskan definisi kalimat efektif!

(36)

24- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

2. Tuliskan ciri-ciri kalimat efektif!

3. Tuliskan beberapa cara yang dapat digunakan dalam membuat kesepadanan struktur dalam kalimat!

4. Tuliskan contoh dua kalimat yang mengandung kesejajaran atau keparalelan!

5. Kehematan kata dapat dilakukan dengan menghindari penggunaan superordinat dalam kalimat. Tuliskan dua contoh kalimat yang salah karena menggunakan bentuk superordinat dalam kalimatnya!

Latihan 2

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih jawaban yang telah disediakan!

1. Bagi semua mahasiswa diwajibkan hadir pada acara kuliah umum. Kata yang menyebabkan kalimat tersebut tidak efektif adalah…

a. Bagi b. Semua c. Mahasiswa d. Diwajibkan

2. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Kata yang terdapat pada kalimat tersebut yang menyebabkan tidak efektif…

a. Bahasa b. Yang c. Dari d. Melayu

3. Berikut ini adalah kalimat yang efektif, kecuali

a. Atma Jaya terpercaya dan terbukti kualitasnya.

b. Dewi memetik setangkai bunga di taman.

c. Waktu dan tempat kami persilakan.

d. Adik mengenakan kemeja biru.

4. Yang termasuk dalam kelompok superordinat adalah…

a. Mawar

(37)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 25

b. Anggrek c. Warna d. Merah

5. Yang tergolong dalam hiponim kata adalah…

a. Kuning b. Warna c. Bunga d. Pohon

6. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi label.

Kalimat di atas tidak efektif karena…

a. Tidak paralel/sejajar b. Tidak ada ketegasan c. Tidak hemat

d. Tidak cermat

7. Kalimat berikut yang memenuhi kriteria kalimat efektif adalah…

a. Para hadirin sekalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara- saudara dimohon berdiri

b. Para hadirin sekalian, bapak, ibu dan saudara dimohon berdiri

c. Para hadirin, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara dimohon berdiri

d. Hadirin dimohon berdiri

8. Berikut adalah contoh kalimat yang menggunakan kata- kata yang bersinonim, kecuali

a. Silakan maju ke depan

b. Dirgahayu HUT Kemerdekaan RI ke-65 c. Dia sangat cantik sekali

d. Andi, silakan ke belakang

9. Dewi menanam tanaman di taman.

Kalimat di atas tidak efektif, karena kalimt tidak…

a. Cermat b. Bervariasi

(38)

26- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

c. Tegas d. Hemat

10. Salah satu ciri kalimat efektif adalah adanya keseimbangan pikiran atau gagasan dengan struktur kalimat yang disebut dengan ciri…

a. Kehematan b. Kebervariasian c. Kesepadanan d. Kelogisan

(39)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 27

MENULIS PARAGRAF

A. Definisi Paragraf

Istilah paragraf sudah kita kenal sejak belajar di sekolah dasar. Sudah sejak dini kita diperkenalkan dengan unsur terkecil dari sebuah wacana tersebut. Dalam bahasa Indonesia, istilah paragraf sama artinya dengan alinea. Justru pada tahun-tahun sebelumnya, orang-orang mengenal istilah paragraf dengan istilah baris baru. Paragraf merupakan satuan bahasa yang terdiri dari penggabungan beberapa kalimat.

Menurut Oshima dan Hogue (2006:2), paragraf adalah kumpulan beberapa kalimat yang membahas satu ide pokok.

Pada kenyataannya, kita sering menemukan sebuah paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat. Hal itu dimungkinkan terjadi karena sebuah paragraf dapat berupa satu kalimat sebagai paragraf pendek dan juga terdiri dari sepuluh kalimat sebagai paragraf yang panjang. Bahkan tidak hanya kalimat, sebuah wacana pun dapat diwakili oleh satu kalimat saja dan mungkin juga sebuah kata. Banyaknya kalimat dalam satu paragraf itu tidak penting, yang utama adalah sebuah paragraf itu dapat mengembangkan ide pokok secara jelas.

Capaian Pembelajaran

a. Mampu menjelaskan definisi paragraf.

b. Mampu menjelaskan struktur paragraf.

c. Mampu mengidentifikasi syarat-syarat paragraf.

d. Mampu mengklasifikan jenis-jenis paragraf.

e. Mampu menjelaskan langkah-langkah menulis.

BAB III

(40)

28- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

Ketika berbicara tentang paragraf akademik atau ilmiah, tentu kita tidak dapat sembarangan dalam menyusunnya.

Ada aturan-aturan atau kaidah yang harus tetap diikuti.

Berbeda halnya dengan menulis non-ilmiah, dalam paragraf hanya terdiri satu kalimat saja tidak akan menjadi permasalahan. Bahkan ketika Anda membaca cerpen atau novel, tidak jarang Anda menemukan paragraf yang hanya diisi dengan sebuah kalimat atau bahkan satu kata. Hal ini dikatakan sah-sah saja karena sifat dari tulisan non-ilmiah lebih bebas bila dibandingkan dengan tulisan ilmiah.

Dalam paragraf akademik atau ilmiah, penulis harus dapat menguraikan ide atau gagasannya dalam beberapa kalimat.

Agar pembaca dapat lebih memahami apa yang ditulis, maka penulis akan menguraikan paragraf tersebut menjadi beberapa kalimat. Boleh jadi, jika penulis hanya menjabarkan dalam satu kalimat saja pembaca akan kesulitan menangkap maksudnya.

B. Struktur Paragraf

Pada dasarnya, sebuah paragraf mempunyai satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Namun pada beberapa paragraf, ada yang menambahkan dengan sebuah kalimat kesimpulan atau penegas. Secara lebih jelas, perhatikan penjabaran berikut.

1. Kalimat Topik

Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok dalam satu paragraf. Dalam kalimat topik harus memiliki sebuah topik dan ide pengontrol. Ide pengontol merupakan batasan- batasan yang dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan sebuah paragraf. Artinya, penjelasan yang dikemukan pada kalimat-kalimat selanjutnya (kalimat penjelas) tidak boleh menyimpang dari ide pengontrolnya (Oshima dan

(41)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 29

Ann Hogue, 2006:3). Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kalimat topik;

a. Kalimat topik adalah kalimat yang lengkap dan berdiri sendiri

b. Terdiri dari dua bagian, topik dan ide pengontrol

c. Kalimat topik merupakan pernyataan umum dan tidak memberikan pernyataan yang spesifik.

Contoh-contoh kalimat topik:

1. Berkendara di jalan raya membutuhkan keterampilan dan kewaspadaan

2. Sampah yang sering kita lihat setiap hari dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik

3. Kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan fisik dan kebudayaan nonfisik

garis bawah = topik dan cetak miring = ide pengontrol

Kalimat topik biasanya terletak pada awal paragraf.

Namun beberapa penulis yang sudah berpengalaman meletakkan kalimat topik di tempat yang lain, tetapi letak terbaik sebuah kalimat topik berada di awal paragraf.

Menurut Wijayanti (2013:106—107), ada beberapa pola kalimat topik yang dapat digunakan, yaitu:

a. Pola 1 : topik (T) + ide pengontrol (P) Contoh:

Musik klasik//berefek postif terhadap bayi di dalam kandungan

b. Pola 2 : ide pengontrol (P) + topik (T) Contoh:

Ada beberapa keuntungan//dari tanaman organik c. Pola 3 : keterangan (K) + topik (T) + ide pengontrol (P)

(42)

30- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

Contoh:

Pada masa krisis seperti sekarang ini//para petani//perlu mempertimbangkan empat hal dalam membeli pupuk buatan

d. Pola 4 : keterangan (K) + ide pengontrol (P) + topik (T) Contoh:

Agar sukses melakukan wawancara,//ada tiga strategi yang perlu dipersiapkan oleh//pelamar

2. Kalimat Penjelas

Struktur yang lain dalam sebuah paragraf adalah kalimat pendukung atau penjelas. Kalimat ini bertujuan untuk mengembangkan kalimat topik. Kalimat ini memberikan penjelasan atau pembuktian kalimat topik dengan mengajukan informasi lebih tentang apa yang dibahas pada kalimat topik.

Contoh kalimat-kalimat penjelas daklam paragraf:

Pelaku bisnis sering dihadapkan pada risiko, risiko yang bersifat strategis dan risiko bersifat operasional. Risiko strategis merupakan pengeluaran yang mengharuskan perusahaan- perusahan untuk berpikir pada skala strategis. Risiko jenis ini harus dipecahkan oleh pimpinan dan memerlukan perencanaan strategis. Risiko operasional mengharuskan keterlibatan pimpinan sekaligus pada tingkat yang lebih rendah. Risiko operasional dapat terjadi pada para pemasok, aspek produksi, dan unit distribusi (Wijayanti, 2013:89)

3. Kalimat Simpulan

Struktur terakhir dalam sebuah paragraf adalah kalimat penegas/simpulan. Kalimat ini bertujuan untuk memberikan isyarat tentang akhir paragraf dan memberikan poin-poin

(43)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 31

penting yang harus diingat oleh pembaca. Hal itu dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:

a. Dengan meringkas poin-poin utama pada paragraf

b. Dengan mengulang kalimat topik dengan kata-kata yang berbeda

Contoh kalimat kesimpulan/penegas:

Benda cagar budaya di Indonesia menjadi incaran kolektor, salah satu benda tersebut adalah Arca Aksobhya Budha yang sedang duduk bersila dengan kedua telapak tangan di atas paha. Benda seni tersebut tergolong barang dagangan yang tak ternilai. Penawaran sempat dibuka dengan harga 300.000 dolar Amerika atau sekitar tiga miliar rupiah. Harga selangit itulah yang ditawarkan Balai Lelang Christie’s di New York. Hal ini membuktikan bahwa benda peninggalan sejarah bangsa Indonesia banyak diburu oleh para kolektor (Wijayanti, 2013:90)

C. Syarat-Syarat Paragraf

Menurut Oshima dan Ann Hogue (2006:18—21), sebuah paragraf yang baik adalah paragraf yang mampu menyampaikan pikiran dengan baik pula. Ada dua elemen penting yang harus dimiliki oleh sebuah paragraf yang baik, yaitu kesatuan dan kepaduan.

1. Kesatuan (unity)

Sebuah paragraf dapat dikatakan mempunyai kesatuan bila dalam paragraf tersebut hanya membicarakan satu pokok pikiran saja mulai dari awal hingga akhir paragraf. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibahas, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu pokok pikiran.

(44)

32- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

Contoh:

Ada anggapan yang salah bahwa bahasa Indonesia tidak perlu dipelajari. Hal ini disebabkan karena orang Indonesia sudah tentu dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

Apalagi bila hanya digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari di lingkungan masyarakat. Cukuplah dengan kemampuan bahasa yang ala kadarnya dan sekenanya asal maksudnya dapat diterima oleh lawan bicara. Itulah sebabnya pelajaran bahasa Indonesia di sekolah hanya dianggap sebagai salah satu materi pelajaran tanpa memperhatikan hasil akhirnya, yaitu kemampuan berbahasa (Rahayu, 2007:98).

Pada paragraf di atas dapat dijabarkan sebagai berikut.

Pikiran pokok: Ada anggapan yang salah bahwa orang Indonesia tidak perlu belajar bahasa Indonesia. Beberapa pikiran penjelas:

a. Bahasa Indonesia telah digunakan dalam masyarakat b. Komunikasi sudah lancar dengan bahasa yang sekedarnya

c. Pelajaran bahasa Indonesia tidak mendapatkan perhatian

Coba Saudara perhatikan, beberapa pikiran penjelas di atas mempunyai hubungan satu sama lain dan memberikan penjelasan terhadap adanya anggapan yang salah tentang bahasa Indonesia.

2. Kepaduan (Coherence)

Sebuah paragraf dibangun oleh kalimat-kalimat yang saling mendukung satu sama lain secara timbal balik. Koherensi sebuah paragraf dapat terjadi bila disusun secara logis dan berkaitan. Untuk menciptakan kepaduan sebuah paragraf

(45)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 33

dapat dilakukan dengan cara: (1) pengulangan kata kunci, (2) penggunaan kata ganti, dan (3) penggunaan kata sambung.

D. Jenis-jenis Paragraf

Ada beberapa jenis paragraf secara umum. Berikut pengelompokkan paragraf agar Saudara dapat memahaminya secara cepat dan tepat.

1. Paragraf berdasarkan letak kalimat topik

a. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di awal paragraf.

b. Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat topiknya terletak di akhir paragraf.

c. Paragraf campuran merupakan paragraf yang kalimat topiknya berada di awal dan akhir paragraf.

d. Paragraf tersirat merupakan paragraf yang berisi semua kalimat topik. Paragraf ini biasanya banyak digunakan pada karangan narasi.

2. Paragraf berdasarkan fungsinya

Berdasarkan letak kalimat topik

Deduktif Induktif Campuran Tersirat

Berdasarkan fungsinya

pembuka Pengembang Penutup

(46)

34- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

a. Paragraf pembuka adalah paragraf yang isinya bertujuan untuk mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan.

b. Paragraf pengembang adalah paragraf yang isinya bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam paragraf pembuka.

c. Paragraf penutup adalah paragraf yang berisi simpulan bagian-bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan keseluruhan isi suatu karangan.

3. Paragraf berdasarkan sifat dan isinya

a. Paragraf persuasi yaitu paragraf yang berisi tentang ajakan atau rayuan kepada pembaca dengan tujuan agar pembaca mengikuti apa yang disampaikan.

b. Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi gambaran tentang sesuatu objek sehingga pembaca seolah-oleh dapat melihat wujud nyata objek itu.

c. Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi uraian tentang sesuatu permasalahan dengan mengajukan beberapa bukti dan contoh sebagai landasan bagi masalah yang dibahas.

d. Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi uraian tentang suatu proses terjadinya sesuatu atau paragraf yang berisi tentang informasi dengan tujuan untuk sekedar menyampaikan terhadap pembaca.

Berdasarkan sifat dan isi

persuasi deskripsi argumentasi eksposisi narasi

(47)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 35

e. Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi tentang cerita. Paragraf jenis ini banyak digunakan dalam karangan karya sastra.

E. Langkah-langkah Menulis

Menurut Oshima dan Hogue (1999:3—12), proses menulis akademik atau paragraf terdiri atas tiga langkah, yaitu pramenulis, merencanakan (membuat kerangka), menulis dan merevisi draf tulisan.

1. Pramenulis

a. Memilih dan menyempitkan topik

Langkah awal menulis paragraf dalam kegiatan pramenulis adalah memilih dan menyempitkan topik.

b. Brainstorming

Brainstorming merupakan kegiatan curah pendapat yang dilakukan oleh seseorang dengan yang lainnya dengan tujuan untuk menemukan dan menyelesaikan suatu masalah. Pada kegiatan menulis, tahap brainstorming dapat dilakukan guna mendapatkan poin-poin penting dari topik yang diangkat. Dari poin- poin tersebut diharapkan ada beberapa poin yang akan dikembangkan dan ada yang dihilangkan karena tidak terlalu penting untuk diangkat.

2. Menyusun kerangka tulisan a. Membuat sub-subbagian b. Menulis kalimat topik c. Menyusun kerangka tulisan 3. Menulis dan merevisi draf

a. Menulis draf kasar

b. Merevisi isi dan pengorganisasian c. Menulis draf final

(48)

36- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

F. Rangkuman

1. Paragraf adalah kumpulan beberapa kalimat yang membahas satu ide pokok.

2. Sebuah paragraf terdiri atas kalimat topik dan kalimat penjelas, bahkan ada juga yang memiliki kalimat penegas.

3. Dalam sebuah kalimat topik harus memiliki topik dan ide pengontrol.

4. Sebuah pargraf yang baik memiliki persyaratan adanya kesatuan (unity) dan kepaduan (coherence).

5. Jenis paragraf berdasarkan letak kalimat topik dibedakan atas paragraf deduktif, induktif, campuran, dan tersirat.

6. Jenis paragraf berdasarkan fungsinya terdiri atas paragraf pembuka, pengembang, dan penutup

G. Latihan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!

1. Perhatikanlah beberapa contoh kalimat topik berikut, tentukanlah yang merupakan topik dan ide pengontrol!

a. Masalah utama bagi siswa adalah tingginya biaya kuliah dan harga buku

b. Fitur modern dalam ponsel ini adalah akses internet yang cepat dan kamera yang beresolusi tinggi

c. Pendidikan keagamaan akan segera distandarisasikan, mulai dari status kelembagaan yang harus berbadan hukum, sistem pembelajaran, hingga kompetensi guru.

2. Pilihlah tiga topik dari lima topik yang tersedia! Selanjutnya, tulislah kalimat topiknya! Perhatikan bahwa dalam kalimat topik yang Saudara buat sudah memiliki ide pengontrol!

a. film b. internet

c. telepon seluler d. pupuk

e. hutan

3. Bacalah paragraf berikut lalu tentukan letak kalimat topik dan kalimat-kalimat penjelasnya!

(49)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 37

Virus di dalam komputer mirip dengan virus di dalam dunia medis. Virus komputer merupakan sebuah program yang sengaja dibuat oleh programmer agar komputer yang diserang terinfeksi. Efek yang ditimbulkan oleh virus ini bervariasi, dari sekadar menampilkan pesan di layar komputer sampai merusak struktur komputer. Bahkan, pada kasus yang lebih parah, virus dapat menghapus dokumen-dokumen penting.

4. Tuliskan sebuah paragraf yang lengkap dengan memperhatikan kalimat topik, kalimat penjelas, dan kalimat penegas/kesimpulan dengan topik tentang pertanina sesuai dengan bidang yang Saudara kuasai!

(50)

38- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

(51)

Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi- 39

MENULIS ESAI

A. Definisi Esai

Mungkin masih banyak orang yang tidak familiar dengan istilah esai. Tidak hanya kalangan masyarakat awam saja yang belum mengenal esai tetapi juga kalangan akdemisi, contohnya mahasiswa. Istilah esai muncul di Indonesia dikaitkan dengan tulisan yang membahas tentang sastra.

Pada perkembangannya, esai juga digunakan untuk tulisan yang bersifat akademik. Oshima dan Hogue (2006:56), menyatakan bahwa esai adalah tulisan yang lebih panjang yang terdiri dari beberapa paragraf yang membahas tentang satu topik tertentu. Pendapat lain diungkapkan Rahayu (2007:143), esai merupakan bentuk tulisan yang membahas suatu masalah mulai dari menyajikan masalah, mengemukakan imajinasi, dan pendapat pribadi penulis yang didukung oleh fakta dan teori.

Secara tampilan, bentuk esai lebih kompleks daripada paragraf. Artinya memang sebuah esai merupakan tulisan yang terdiri dari beberapa paragraf yang membentuk satu kesatuan dalam satu topik bahasan. Dengan demikian, dalam menulis sebuah esai harus dibagi esai ke dalam beberapa paragraf. Namun, pada dasarnya prinsip penulisan sebuah esai dan paragraf adalah sama.

Esai dijadikan sebagai sarana atau alat untuk mendapatkan informasi dan memperluas wawasan pembaca.

Capaian Pembelajaran

a. Mampu menjelaskan definisi esai.

b. Mampu mengidentifikasikan struktur esai

c. Mampu menjelaskan langka-langkah menulis esai.

BAB IV

(52)

40- Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi

Topik-topik yang dibahas dalam esai biasanya tentang masalah-masalah yang aktual dan sedang menjadi perbincangan publik pada masa itu. Penulis dapat mengangkat topik bahasan yang lama tetapi dikemas dengan sudut pandang yang berbeda. Esai biasanya juga digunakan sebagai jenis tulisan yang sering diperlombakan oleh berbagai lembaga dan institusi. Bahkan beberapa badan/lembaga beasiswa mensyaratkan menulis esai sebagai salah satu syarat kelulusannya.

Topik-topik yang dibahas dalam esai juga beragam, tergantung kepada pilihan penulis ataupun tuntutan perkembangan zaman. Topik yang paling banyak diangkat biasanya berkaitan dengan isu-isu yang sedang terjadi, baik kaitannya dengan politik, hukum, pendidikan, dan bahkan pada ranah agama. Esai lebih banyak digunakan oleh penulis sebagai media dalam mengungkapkan pandangan, pendapat, dan analisisnya tentang sesuatu hal yang terjadi dalam lingkungan masyarakatnya.

B. Struktur Esai

Pada dasarnya sebuah esai memiliki tiga bagian utama, yaitu: paragraf pembuka, beberapa paragraf pengembang (tubuh esai), dan paragraf penutup. Kesemua paragraf tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan dalam memaparkan suatu topik. Secara sederhana, struktur esai dapat digambarkan pada bagan berikut.

Referensi

Dokumen terkait

hukuman.Alasan yang mendasari mahasiswa melakukan ketidakjujuran akademik adalah kurang percaya diri, tidak dapat mengerjakan soal ujian, ingin mendapatkan nilai yang

di Perguruan Tinggi dengan Prestasi Akademik (Studi Korelasional pada Mahasiswa Angkatan 2012 Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Akademik

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Sistem Manajemen Akademik Perguruan Tinggi menjadi suatu kebutuhan manajemen Perguruan Tinggi masa kini dan perlu mendapat

pimpinan dengan dukungan moral, material, dan kebijakan untuk mengimplementasikan model bimbingan akademik ini kepada para mahasiswa, terutama mahasiswa baru untuk

Dari hasil penelitan tersebut menghasilkan buku panduan akademik yang mempermudah mahasiswa di STMIK Muhammadiyah Jakarta dalam mengakses informasi panduan akademik

Hasil penelitian menunjukkan uji coba model konseling efektif dalam mengatasi masalah akademik dan sosial mahasiswa perguruan tinggi agama Islam, yang terindikasi

Keberhasilan Penggunaan Project-Based Writing terhadap Kemampuan Menulis Akademik Mahasiswa Keberhasilan PBW terhadap kemampuan menulis akademik mahasiswa setelah dilakukan perlakuan

Panduan ini menjelaskan cara menggunakan sistem informasi akademik bagi mahasiswa Universitas Sangga Buana