• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEPATITIS A DAN B

N/A
N/A
Risnatun25

Academic year: 2024

Membagikan "KONSEP TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HEPATITIS A DAN B"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT DALAM KOMUNITAS DENGAN MASALAH KESEHATAN POPULASI PENYAKIT MENULAR

HEPATITIS A DAN HEPATITIS B

Disusun Oleh

Rizky Kurniawan P G2A021230 Husna Hamydatur R G2A021238 Siti Juhro G2A021231 Siti Rikayatul H G2A021239 Erna Zuliyanti G2A021232 Kharisma Nurul Aini G2A021240 Risnatun Hasanah G2A021233 Shafira Azmia Putri G2A021241 Diah Ayu Woro Kesti W G2A021235 Assifa Citra Wardana G2A021242 Syifa Aulia Nugraha G2A021237

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2022/2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkahlimpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik.

Makalah ini dibuat dengan literatur yang berupa buku dan jurnal-jurnal ilmiah yang kami peroleh. Dalam makalah ini, kami membahas tentang Asuhan Keperawatan Pada Agregat Dalam Komunitas Dengan Masalah Kesehatan Populasi Penyakit Menular Hepatitis A dan B

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Semarang, 07 November 2023

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......2

DAFTAR ISI......3

BAB I PENDAHULUAN......4

A. Latar belakang...4

B. Tujuan penulisan...4

C. Ruang lingkup penulisan...5

BAB II KONSEP DASAR DAN TELAAH JURNAL......6

A. Pengertian...6

B. Etiologi...6

C. Patofisiologi...7

D. Manifestasi klinis...7

E. Penatalaksanaan...8

F. Pemeriksaan Penunjang Hepatitis...9

G. Komplikasi...9

H. Analisis & Telaah Jurnal...10

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.....12

A. Pengkajian...12

B. Diagnosa keperawatan...13

C. Intervensi...13

BAB IV KESIMPULAN......19

DAFTAR PUSTAKA......20

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Hepatitis virus adalah istilah yang dipakai untuk infeksi virus, dengan hati merupakan organ sasaran dominan. Penyakit virus lain yang dapat mengenai hati, tetapi keterlibatan hati yang biasanya tidak mendominasi gmbaran klinis tidak akan dibahas di sini. Ikterus ini dapat terjadi pada bentuk epidemi, yang diketahui sejak zaman yunani dan romawi abad ke-5 sebelum maschi. Selama abad ke-18, sekurang-kurangnya sembilan epidemi ikterus yang diuraikan dengan baik ditentukan di Eropa tengah, sebagian termasuk pengamatan klinis yang sangat cermat. Selanjutnya sifat infeksius hepatitis jelas ditegakkan oleh penelitian yang dengan kuat memberi kesan penularan tinja-oral pada beberapa keadaan dan penularan oleh darah atau serum pada keadaan lain. Contoh yang kedua ini adalah jangkitan awal perang dunia II, 50.000 kasus hepatitis pada tentara amerika yang telah mendapat injeksi vaksin demam kuning yang berisi serum manusia. Bentuk tinja-oral hepatitis dikenal sebagai Hepatitis infeksiosa, dan varietas kedua disebut Hepatitis serum.

Pada dua dekade terakhir, sungguh ada kemajuan dalam menemukan dan menandai agen etiologi spesifik hepatitis virus. Identifikasi ini termasuk virus hepatitis A (HAV) sebagai etiologi hepatitis infeksiosa;

virus hepatitis B (HBV) sebagai penyebab hepatitis serum; agen delta hepatitis sebagai patogen virus; virus hepatitis C (HCV) dan hepatitis E (HEV). Dua agen terakhir menyebabkan sebagian besar hepatitis virus yang tidak berhubungan dengan HAV dan HEV, yang disebut sebagai hepatitis non-A, non-B. Bentuk hepatitis ini termasuk infeksi oleh HCV dan HEV dan beberapa agen tambahan. Uji diagnostik untuk mengatur petanda serologis yang ditandai dengan baik sekarang memungkinkan identifikasi infeksi yang tepat dengan HAV, HBV, virus delta, dan HCV.

Vaksin HBV yang sangat efektif tersedia, dan calon vaksin HAV sedang dikembangkan dan diuji. Karena kesamaan manifestasi klinis, beberapa bentuk virus hepatitis sering menyebabkan diferensiasi atas dasar klinis agak sukar, diperlukan riwayat sumber infeksi potensial yang tepat bersama uji serologis untuk diagnosis yang tepat dari virus hepatitis spesifik (Soegijanto, 2016).

B. Tujuan penulisan

1. Memahami konsep penyakit Hepatitis A dan Hepatitis B

2. Memahami asuhan keperawatan komunitas penyakit menular Hepatitis A dan Hepatitis B

(5)

C. Ruang lingkup penulisan

Dalam makalah ini, yang menjadi foKus bahasan adalah asuhan keperawatan pada agregat dalam komunitas dengan masalah kesehatan populasi penyakit menular hepatitis A dan hepatitis B. Asuhan keperawatan tersebut meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, pengkajian, diagnosa, intervensi keperawatan, dan telaah jurnal yang berhubungan dengan hepatitis A dan hepatitis B.

(6)

BAB II

KONSEP DASAR DAN TELAAH JURNAL D. Pengertian

Penyakit menular merupakan sebuah penyakit yang ditularkan melalui beberapa media dengan angka kesakitan dan kematian relatif tinggi dalam waktu yang singkat. Salah satu penyakit menular yang perlu mendapatkan penanganan salah satunya adalah hepatitis. Hepatitis adalah sebuah virus yang menyerang organ hati dengan cara menyerang inangnya sehingga pada tahap tertentu dapat mengakibatkan peradangan hati dan dapat berujung kematian (Nuraeni et al., 2023).

1. Hepatitis A

Penyakit hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A atau HAV yang ditularkan melalui feses (fekal-oral) yaitu virus masuk ke dalam tubuh saat seseorang mengkonsumsi makanan atau minuman terkontaminasi tinja yang mengandung HAV Virus ini akan masukke dalam saluran pencernaan bersamaan dengan makanan atau minuman yang terkontaminasi, kemudian masuk ke hati melalui peredaran darah untuk menginvasi sel-sel hati (hepatosio), dan melakukan replikasi di hepatosit. Data yang didapatkan dari Center of Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2018, di Amerika virus hipatitis A menyerang sekitar 4.000 orang sedangkan hepatitis B dan C menyerang jauh lebih banyak yaitu sebesar 21.000 dan 41.000 setiap tahunnya (Muslim, 2020).

2. Hepaitis B

Hepatitis B merupakan suatu penyakit yang menular dan menyerang organ hati, disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). HBV sangat infeksius, menjadi penyebab utama hepatitis kronis, sirosis hati, dan karsinoma hepatoseluler. Virus hepatitis B (HBV) adalah salah satu penyebab infeksi virus kronik tersering di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 240 juta orang di dunia memiliki infeksi HBV kronik, dan 686.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat komplikasi hepatitis B, yaitu sirosis dan kanker hati (Annisa, 2019).

E. Etiologi

Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati yang terjadi karena proses inflamasi atau nekrosis pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus, obat-obatan toksin, gangguan metabolic maupun kelainan sistem antibodi. Penyakit hepatitis biasanya ditularkan secara fecal oral dan ini sangat berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.

(7)

Namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini juga dapat ditularkan secara parenteral (Nuraeni et al., 2023).

F. Patofisiologi

Virus hepatitis menyebabkan Inflamasi lalu menyebar ke jaringan hepar melalui infiltrasi, inflamasi, degenerasi & regenerasi bisa terjadi secara serentak, inflamasi yang disertai oedema dapat menekan cabang vena porta, transaminase serum meningkat, masa protombin memanjang. Masa inkubasi dimlai setelah virus masuk dalam tubuh kemudian masuk ke sirkulasi darah. Virus terakumulasi dan bereplikasi di sitoplasma. Virus akan di sekresikan ke darah,empedu, dan organ lain. Saat ini virus akan ditemukan dalam cairan tubuh dan jaringan. Masa ikubasi berkisaran 14- 180 hari. Fase praikterik parallel dengan imun inang terjadi sebelum sel hati mengalami kerusakan ditandai dengan bilirubin, SGPT, SGOT berkisaran 2x normal. Fase ikterik mulai ditandai gejala demam, nyeri abdomen, gejala sistemik memburuk yang ditandai dengan nilai bilirubin, SGOT, SGPT meningkat 4-10x nilai normal. Setelah itu pada hepatitis akut, pasien dapat mengalami pemulihan sendiri karena fungsi hati masih tergolong baik. Hepar masih dapat meregenerasi sel yang rusak. Akan tetapi pada hepatitis kronik karena terjadinya pajanan virus yang berekepanjangan dan sel hati mengalami kerusakan yang parah maka terjadi jaringan parut bahkan mengalami sirosis hepatitis (Purnamayanti et al., 2023).

G. Manifestasi klinis

Menurut (Nuraeni et al., 2023) tanda gejala yang muncul apabila seseorang menderita hepatitis adalah :

a) Sakit kepala b) Mual dan muntah c) Diare

d) Tidak nafsu makan e) Kelelahan

f) Nyeri otot dan nyeri sendi g) Tinja kuning pucat

h) Sakit kuning (kulit dan bagian putih mata menguning) i) Nyeri perut

j) Penurunan berat badan

Gejala yang dapat muncul pada 2-6 minggu setelah pasien terinfeksi. Masa inkubasi virus hepatitis A (HAV) adalah 15-50 hari dengan rata-rata 28 hari sampai dengan 30 hari setelah infeksi. Pada saat penularan, biasanya virus dapat ditemukan di dalam feses dan puncaknya pada 1-2 minggu sebelum timbul gejala klinis, lalu menurun cepat dan timbul gejala

(8)

disfungsi pada hati. Jika seseorang terinfeksi virus hepatitis A (HAV) gejala yang dapat muncul berupa demam, kelelahan, anoreksia (kehilangan nafsu makan), gangguan pencernaan atau ketidaknyamanan pada daerah perut terutama di hati, mual, muntah, urine berwarna teh pekat, serta warna kekuningan pada kulit dan mata (ikterus) (Muslim, 2020).

H. Penatalaksanaan

Tidak ada pengobatan spesifik difokuskan pada penegakan diagnosis Terapi suportif :cairan dan elektrolit, vitamin K, antihistamin untuk pruritus, antiemetik. kortikosteroid untuk hepatitis virus fulminan, obat untuk mengurangi kegelisahan & malaise harus dicegah (mengandung sedatif & detoksifikasi hepar)

a. Pengobatan hepatitis virus terutama bersifat suportif, misalnya istirahat sesuai kebutuhan.

b. Pasien yang menderita hepatitis harus menghindari konsumsi alcohol.

Alkohol memperburuk stadium dan mempercepat perburukan HBV dan khususnya HCV. Pemakaian alkohol pada pasien yang menderita HCV meningkatkan risiko terjadinya karsinoma hepatoselular dan menurunkan respons terhadap pengobatan,

c. Penderita hepatitis harus mendapatkan penyuluhan mengenai cara penularan kepada mitra seksual dan anggota keluarga.

d. Analog nukleotida yang secara selektif bekerja pada enzim reverse transcriptase virus menjadi obat penting bagi hepatitis kronis. Obat- obat ini awalnya dibuat dan digunakan untuk pasien pengidap HIV sekaligus membantu sejumlah besar pasien yang terserang HIV sekaligus hepatitis virus. Tingkat respons terhadap obat- obat golongan ini tinggi, sehingga sering dijadikan obat

e. Pilihan pertama bagi pasien adalah: terapi kombinasi interferon termodifikasi dengan analog nukleotida adalah pengobatan yang paling berhasil untuk saat ini.

f. Kerabat penderita hepatitis ditawarkan untuk menerima gammaglobulin murni yang spesifik terhadap HAV dan HBV, yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap infeksi

g. Tersedia juga vaksin HBV. Karena sifat virus ini sangat menular dan berpotensi menyebabkan kematian, semua individu yang termasuk para petugas kesehatan atau individu yang terpajan ke produk darah sangat dianjurkan selain itu, vaksin ini ditujukan untuk individu yang berisiko tinggi terkena penyakit tersebut termasuk kaum homoseks atau heteroseksual yang aktif secara seksual dan berganti-ganti pasangan.

h. Vaksinasi HBV pada bayi setelah bayi baru lahir (Agustanti et al., 2022).

(9)

I. Pemeriksaan Penunjang Hepatitis

a. Uji fungsi hati untuk melihat enzim hati seperti ALT (alanine aminotransferase) dan AST (aspartate aminotransferase), serta untuk mengukur tingkat bilirubin, albumin, dan waktu protrombin (PT).

b. Uji serologi untuk membedakan hepatitis akut dan kronik.

Hepatitis akut tidak memperlihatkan autoantibodi. Sedangkan hepatitis kronis terdapat autoantibodi

c. Uji antigen dan RNA virus untuk mendeteksi virus langsung dalam darah

d. Kolaborasi pemberian antivirus sesuai anjuran dokter e. Gunakan Teknik relakasi untuk mengurangi nyeri

f. Berikan dan pantau cairan pasien untuk menghindari dehidrasi g. Menjaga integritas kulit dengan pemberian pelembap kulit h. Batasi aktifitas pasien untuk mengatasi kelelahan

i. Anjurkan untuk vaksin hepatitis (Nuraeni et al., 2023) J. Komplikasi

Hepatitis dapat menyebabkan berbagai komplikasi, terutama jika tidak diobati atau tidak diatasi dengan baik. Komplikasi ini dapat bervariasi tergantung pada jenis hepatitis dan tingkat keparahannya. Beberapa komplikasi umum dari hepatitis meliputi:

a. Sirosis Hati: Jika peradangan terus berlanjut dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, jaringan hati yang rusak dapat mengalami penggantian oleh jaringan parut. Ini disebut sirosis hati.

Sirosis dapat mengganggu fungsi normal hati, menyebabkan kemampuan hati untuk melakukan tugas-tugas vital, seperti detoksifikasi, produksi protein, dan metabolisme lemak, menjadi terganggu. Sirosis hati dapat menyebabkan komplikasi serius.

Termasuk gagal hati.

b. Gagal Hati: Fungsi hati yang terganggu secara signifikan akibat kerusakan yang parah dapat menyebabkan gagal hati. Gagal hati adalah kondisi serius di mana hati tidak lagi mampu menjalankan tugas-tugasnya secara memadai untuk mendukung kehidupan.

c. Kanker Hati: Orang dengan infeksi kronis hepatitis B atau hepatitis C memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker hati, terutama hepatoselular karsinoma (HCC), yang merupakan jenis kanker hati yang paling umum.

d. Kerusakan Organ Lain: Beberapa jenis hepatitis, terutama hepatitis autoimun, dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada organ lain selain hati, seperti ginjal, paru-paru, Dan kulit.

(10)

e. Peradangan Ekstrahepatik: Beberapa bentuk hepatitis dapat menyebabkan peradangan di luar hati, seperti pada sendi, mata, dan kulit.

f. Penyakit Ginjal: Hepatitis B dan hepatitis C dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan menyebabkan penyakit ginjal kronis.

g. Kelainan Darah: Hepatitis dapat mempengaruhi produksi sel-sel darah, menyebabkan anemia (kurangnya sel darah merah), trombositopenia (kurangnya trombosit), dan gangguan koagulasi.

h. Gangguan Kardiovaskular: Beberapa penelitian telah mengaitkan hepatitis C dengan risiko peningkatan penyakit kardiovaskular (Arsa et al., 2023).

K. Analisis & Telaah Jurnal

1. JUDUL PENELITIAN

Manfaat kunyit (curcuma domestica vall) Sebagai Hepatoprotektor pada Hepatitis (Yasyfa et al., 2022)

2. PENELITI

Sulthan alam yasyfa Susianti

Andi Nafisah Tendri Adjeng 3. TUJUAN PENELITIAN

(11)

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat kunyit sebagai hepatoprotektor pada hepatitis

4. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Pencarian menggunakan Google Scholar, penelitian ini bertempat di fakultas Agromedicine di Bandar Lampung pada juni tahun 2022, full text.

5. METODE PENELITIAN

Ulasan ini menggunakan desain literatur Review. Adapun penelitian ini:

studi manfaat kunyit yang berfokus dalam efektivitas sebagai hepatoprotektor dan konsentrasi, artikel full text, dipublikasikan tahun 2022, dan studi berbahasa indonesia. Pencarian literature dilakukan untuk mengidentifikasi manfaat kunyit dalam menurunkan kadar SGOT dan SGPT yang menjadi indikasi terjadinya hepatitis.

6. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Kunyit merupakan tanaman obat hepatoprotektor yang telah distandardisasi dan terbukti aman secara ilmiah/praklinik.

Kunyit mengandung komponen aktif kurkumin yang dapat melindungi hati dari kerusakan dan sebagai antioksidan yang kuat. Efek falrmalkologi lain yang dimiliki kurkumin, seperti antiinflalmalsi, antikanker, antifertiliti, antiulser, antikoalgulaln, antimikroba, antihepatotoksik, antiremaltik dan antidiabetik.

(12)

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian

a) Data Inti Komunitas

Pengkajian data ini dapat berupa data sejarah atau riwayat suatu daerah, data demografi suatu wilayah terutama usia dimana usia kejadian terjadi penyakit hepatitis dapat terjadi pada usia dewasa akibat pola hidup yang tidak sehat. Selain itu data vital statistik terkait sebaran data penyakit dimasyakarat khususnya pada penyakit hepatitis b) Data Sub Sistem Komunitas

1. Lingkungan fisik

Pengkajian pada lingkungan fisik dapat difokuskan pada sanitasi lingkungan dan hygiene lingkungan yang ada di daerah tersebut.

Kebersihan lingkungan pada suatu daerah sangat penting karena proses penularan dari penyakit hepatitis adalah melalui fecal oral 2. Pelayanan kesehatan dan sosial

Fasilitas kesehatan tingkat pertama merupakan ujung tombak dari pelayanan kesehatan di masyarakat. Pelayanan kesehatan yang ada di komunitas yang mendukung proses pencegahan dan penyembuhan dari angka kesakitan hepatitis di masyarakat.

3. Ekonomi

Tingkat ekonomi dan pekerjaan perlu dilakukan pengkajian karena terkait dengan perilaku kehidupan sehari-harinya dan bagaimana cara seseorang menerapkan pola makan dan kebiasannya sesuai dengan status ekonominya.

4. Transportasi dan keamanan

Pengkajian terhadap transportasi dan keamanan perlu dilihat karena ini dapat berhubungan dengan cakupan kunjungan masyarakat ke pelayanan kesehatan. Semakin mudah masyarakat dalam mengakses transportasi ke pelayanan kesehatan, semakin cepat dapat dilakukan deteksi dini penyakit disuatu daerah tersebut.

5. Politik dan pemerintahan

Pengkajian terhadap program yang disiapkan pemerintah terkait cakupan masyarakat mendapatkan imunisasi hepatitis.

6. Komunikasi

Pengkajian terkait pola komunikasi yang ada dalam masyarakat dapat dilihat dari adanya kegiatan di suatu daerah. Dalam hal ini pengkajian dapat lebih spesifik terhadap perilaku masyarakat yang berisiko seperti aktivitas minum minuman keras dan perilaku begadang.

7. Pendidikan

(13)

Pengkaijan terkiat tingkat Pendidikan pada suatu daerah dapat digunakan untuk melihat tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kasus dengan hepatitis. Semakin baik pendidikan seseorang seseorang maka pengetahuannya juga akan semakin tinggi.

8. Rekreasi

Pola rekreasi masyarakat dilihat dari tujuan tempat rekreasi.

Pengkajian dapat berupa seberapa bersih dan sehat lingkungan rekreasi yang dituju olehmasyarakat di suatu daerah (Nuraeni et al., 2023).

c) Data Persepsi

Penilaian kelompok dan masyarakat terhadap penyakit hepatitis baik dinilai dari respon seperti sikap, tindakan, yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan terhadap penyakit tersebut (Nuraeni et al., 2023).

L. Diagnosa keperawatan

Masalah keperawatan yang muncul dari masalah hepatitis pada dewasa (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) adalah sebagai berikut :

1. Defisit kesehatan komunitas 2. Koping komunitas tidak efektif 3. Kurang pengetahuan tentang penyakit 4. Perilaku kesehatan cederung berisiko

5. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (Nuraeni et al., 2023)

(14)

M. Intervensi

RENCANA INTERVENSI (SIKI) DIAGNOSA

(SDKI)

TUJUAN (SLKI) STRATEGI

PENDIDIKAN KESEHATAN

STRATEGI PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

STRATEGI KEMITRAAN PROSES KELOMPOK

Defisit kesehatan komunitas

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan selama 3x24 jam minggu maka diharapkan status kesehatan

komunitas

meningkat dengan kriteria hasil : 1. Ketersediaan

program promosi kesehatan meningkat 2. Partisipasi

dalam program kesehatan komunitas meningkat

Memberikan

penyuluhan kepada masyarakat terkait penyakit hepatitis A dan B serta penularannya

- Bersama dengan kader mengadakan pemeriksaan atau skrining hepatitis - Libatkan Masyarakat

dalam musyawarah untuk

mengidentifikasi isu

Kesehatan dan

mengembangkan rencana kerja -

Berkolaborasi dengan petugas dari fasilitas kesehatan terdekat agar mengadakan skrining hepatitis dan merujuk masyarakat yang positif hepatitis A atau B untuk pemeriksaan diagnostok lebih lanjut.

- Mengajak

masyarakat untuk turut aktif mengkuti skrining dan edukasi hepatitis A dan B - Berikan kesempatan

kepada setiap

anggota Masyarakat untuk berpartisipasi sesuai asset yang dimiliki

-

(15)

3. Kepatuhan terhadap standar kesehatan lingkungan meningkat 4. Prevalensi

penyakit menurun Koping

komunitas tidak efektif

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan selama 2 minggu maka diharapkan status koping komunitas

meningkat dengan kriteria hasil : 1. Keberdayaan

komunitas meningkat 2. Perencanaan

komunitas meningkat 3. Pemecahan

masalah komunitas meningkat

Memberikan edukasi yang berkaitan dengan :

- faktor risiko yang dapat mempengaruhi - perilaku hidup

bersih dan sehat - strategi yang

dapat digunakan untuk

meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat - menentukan

perilaku spesifik yang akan diubah (mis. Keinginan mengunjungi

- Bersama dengan kader dan warga menghilangkan bahaya keselamatan lingkungan

- Bersama warga memodifikasi lingkungan untuk meminimalisir bahaya dan resiko

Berkolaborasi dengan pemerintah setempat untuk menyediakan alat bantu keselamatan lingkungan

Mengajak masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam mengelola lingkungan

(16)

4. Sumber daya komunitas meningkat 5. Partisipasi

masyarakat meningkat 6. Insiden

masalah Kesehatan dalam komunitas menurun

fasilitas kesehatan)

- pencarian dan penggunaan sistem fasilitas pelayanan

kesehatan

Kurang pengetahuan tentang penyakit

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan selama 2 minggu maka diharapkan status

pengetahuan komunitas

meningkat dengan kriteria hasil : 1. Pengetahuan

tentang spesifik penyakit meningkat 2. Pengetahuan

Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang proses penyakit dan

hubungannya dengan anatomi fisiologi tubuh menggunakan cara yang tepat

(17)

tentang penyebab, tanda gejala, dan

komplikasi penyakit meningkat 3. pengetahuan

tentang perawatan dan pengobatan penyakit dirumah meningkat 4. strategi

meminimalka n terjadinya penyakit meningkat Perilaku

kesehatan

cederung berisiko

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan selama 2 minggu maka diharapkan perilaku kesehatan meningkat dengan kriteria hasil :

(18)

1. penerimaan terhadap perubahan status kesehatan meningkat 2. kemampuan

melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan meningkat 3. kemampuan

peningkatan kesehatan meningkat Ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan

Setelah dilakukan intervensi

keperawatan selama 2 minggu maka diharapkan pemeliharaan kesehatan

meningkat dengan kriteria hasil : 1. menunjukkan

(19)

perilaku adaptif meningkat 2. menunjukkan

pemahaman perilaku sehat meningkat 3. kemampuan

menjalankan perilaku sehat meningkat

(20)

BAB IV KESIMPULAN

Hepatitis A dan B adalah dua penyakit infeksius yang signifikan dan dapat memengaruhi kesehatan masyarakat secara luas. Dalam makalah ini, telah dibahas berbagai aspek tentang Hepatitis A dan B, termasuk penyebab, gejala, dan manajemen. Kami menemukan bahwa pencegahan sangat penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini, dan vaksinasi merupakan cara yang efektif untuk mengurangi risiko infeksi.

Peran perawat komunitas sangat penting dalam mengedukasi masyarakat tentang hepatitis, mempromosikan vaksinasi, serta memberikan dukungan kepada individu yang terinfeksi. Dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas, perawat harus memahami lingkungan sosial dan budaya masyarakat target, dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder), termasuk lembaga kesehatan masyarakat, lembaga pendidikan, dan kelompok masyarakat.

Sebagai perawat komunitas, penting untuk terus mengikuti perkembangan ilmiah dan praktik terbaik dalam penanganan hepatitis A dan B, serta berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini. Kesadaran masyarakat, akses yang mudah terhadap vaksinasi, dan pendidikan yang efektif adalah kunci dalam mengurangi insiden Hepatitis A dan B serta meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Agustanti, D., Rahayu, D. Y. S., Festi, P., Hayati, W., Simanullang, P., &

Wicaksono, K. E. (2022). Buku Ajar Keperawatan Keluarga (A. Karim, D.

S. S. Jiddan, E. Purnawati, G. Muhaimin, L. D. Caraka, M. H. A. Wicaksono, M. A. Dafi, M. R. Adeansyah, M. R. Alfiansyah, N. R. Hakim, Q. Adawiyah, R. Himansyah, & S. A. Ahmad (eds.)). Mahakarya Citra Utama Group.

https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Keperawatan_Keluarga/

WeatEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0

Annisa. (2019). Virus Hepatitis B di Indonesia dan risiko penularan terhadap mahasiswa kedokteran. Anatomica Medical Journal Fakultas Kedokteran, 2(2), 66–72. http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ

Arsa, P. S. A., Kamaryati, N. P., Suryani, L., Nurjanah, U., Kasih, L. C., Jufrizal, J., Suantika, P. I. R., Widyanata, K. A. J., Pendet, N. M. D. P., Dewiyuliana, D., Sutini, N. K., Afrianti, N., & Suryawan, I. P. A. (2023). ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH : Sistem Pencernaan dan Endokrin (P.

I. Daryaswanti & Efitra (eds.)). Sonpedia Publishing Indonesia.

https://books.google.co.id/books?

id=_13XEAAAQBAJ&newbks=1&newbks_redir=0&printsec=frontcover&h l=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false

Muslim, A. S. (2020). Faktor Perilaku Terhadap Kejadian Hepatitis A. Jurnal Bagus, 02(01), 402–406.

Nuraeni, A., Handayani, P. A., Devi, H. M., Juwariyah, S., Angio, M. C. S., Caraka, L. D., Rangga, M. A., & Himansya, R. (2023). Buku Ajar Keperawatan Komunitas (G. Muhaimin (ed.)). Mahakarya Citra Utama Group. https://www.google.co.id/books/edition/_/4GnDEAAAQBAJ?

hl=id&gbpv=0&bsq=Askep komunitas hepatitis a dan b

Purnamayanti, N. K. D., S, N. E., Nurhayati, C., Sari, N. A., Kamaryati, N. P., Daryaswanti, P. I., P, N. M. D. P., Ping, M. F., Ermayani, M., Suantika, P. I.

R., Hurai, R., Putri, N. M. M. E., Darmini, A. A. A. Y., & Wirawan, A. A.

(2023). PENGANTAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH : Konsep dan Praktik (P. I. Daryaswanti & Efitra (eds.)). Sonpedia Publishing Indonesia.

https://books.google.co.id/books?

id=8IzLEAAAQBAJ&newbks=1&newbks_redir=0&dq=patofisiologi+hepat itis&hl=id&source=gbs_navlinks_s

Soegijanto, S. (2016). Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia Jilid 6. Airlangga University Press.

https://books.google.co.id/books?

id=8QbFDwAAQBAJ&newbks=1&newbks_redir=0&printsec=frontcover&

(22)

hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false

Yasyfa, S. A., Nafisah, A., & Adjeng, T. (2022). Manfaat Kunyit ( Curcuma domestica Val ) Sebagai Hepatoprotektor Pada Hepatitis : Tinjauan Pustaka Effect of Turmeric ( Curcuma domestica Val ) as Hepatoprotector In Hepatitis : Literature Review. Jurnal Kesehatan Dan Agromedicine, 9(1), 41–45. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/3083

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk melaporkan serta menjelaskan asuhan keperawatan yang komperhensif pada pasien dengan diagnosa Diabetes Melitus Tipe II

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk melaporkan serta menjelaskan asuhan keperawatan yang komperhensif pada pasien yang mengalami masalah pada pemenuhan

Metode : Penulisan karya ilmiah akhir ners ini menggunakan desain penelitian dengan pendekatan bentuk studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan dengan 4

Metode: Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini menggunakan desain laporan studi kasus untuk mengidentifikasi masalah asuhan keperawatan pada pasien CKD di Ruangan

Adapun tindakan kolaborasi dalam memberikan asuhan keperawatan dalam menangani ganggauan aktivitas yaitu (1) Kolaborasi kepada keluarga untuk memotivasi pasien untuk

Penerapan model Self Care Orem pada gangguan sistem muskuloskeletal mampu meningkatkan kemampuan melakukan asuhan keperawatan terutama dalam hal meningkatkan

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan pada penulisan studi kasus ini yaitu “Bagaimana ganbaran asuhan keperawatan pada pasisen gastritis dalam

I.2 Tujuan Penulisan I.2.1 Tujuan Umum Penulisan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanan pemberian asuhan keperawatan dengan intervensi aromaterapi lavender dan