• Tidak ada hasil yang ditemukan

KSP SMPM PLUS CIBIUK 2024-2025

N/A
N/A
Marwah Nurazizah

Academic year: 2024

Membagikan "KSP SMPM PLUS CIBIUK 2024-2025"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN A. LATAR BELAKANG

Menyusun kurikulum satuan pendidikan adalah sebuah proses yang sangat penting dalam sistem pendidikan. Ada beberapa latar belakang yang mendasari penyusunan kurikulum ini. Salah satunya adalah kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan unik. Kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan moral peserta didik, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan karakteristik mereka secara optimal.

Selain itu, kurikulum harus memenuhi standar nasioal pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah. Standar ini penting untuk memastikan bahwa semua siswa di seluruh negeri mendapatkan kualitas pendidikan yang seragam dan berkualitas. Relevansi dan konteks lokal juga menjadi pertimbangan utama. Kurikulum harus mencerminkan budaya, nilai-nilai, dan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga pendidikan yang diberikan menjadi lebih bermakna dan relevan bagi siswa.

Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi juga mendorong penyesuaian kurikulum. Dengan perkembangan yang cepat di berbagai bidang, kurikulum harus diperbarui agar siswa memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan zaman. Selain itu, kurikulum perlu dirancang agar siswa siap memasuki dunia kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri dan lapangan kerja.

Pengembangan kompetensi abad 21, seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi, juga menjadi faktor penting dalam penyusunan kurikulum.

Pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter, keterampilan sosial, dan keterampilan hidup. Ini mencerminkan pendekatan holistik dalam pendidikan yang mencakup seluruh aspek perkembangan siswa.

Kurikulum juga harus disusun sesuai dengan peraturan dan kebijakan pendidikan yang berlaku di tingkat nasional maupun daerah. Proses evaluasi terhadap kurikulum yang sudah berjalan memberikan umpan balik yang berharga untuk penyusunan kurikulum yang lebih baik di masa depan. Partisipasi berbagai pemangku kepentingan, seperti pendidik, orang tua, siswa, dan masyarakat, juga penting untuk

(2)

memastikan bahwa kurikulum yang disusun sesuai dengan harapan dan kebutuhan semua pihak.

Dengan memperhatikan semua latar belakang ini, kurikulum satuan Pendidikan disusun untuk memberikan pendidikan yang berkualitas, relevan, dan holistik bagi peserta didik. Kurikulum ini juga bertujuan untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai.

B. LANDASAN HUKUM

1. UU Sisdiknas No.20 Tahun 2023

2. PP No.57 Tahun 2021 yang telah diubah dengan PP No.4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Permendikbudristek No.12 Tahun 2024 Tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah (PDM)

4. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada PDM

5. Permendikbudristek No. 8 Tahun 2024 tentang Standar Isi PDM

6. Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses Pada PDM 7. Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 tetang Standar Penilaian Pendidikan

Pada PDM

8. Permendikbudristek No. 47 Tahun 2023 tentang Standar Pengelolaan Pada PDM

9. Permendikbudristek No. 22 Tahun 2023 tentang Standar Sarana dan Prasarana Pada PDM

10.Permendikbudristek No. 18 Tahun 2023 tentang Standar Pembiayaan Pada PDM

11.Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (No.12/13/16/24 tahun 2007) 12.Keputusan Kepala BSKAP No.026/H/KR/2024 tentang Satuan Pendidikan

Pelaksana IKM

13.Keputusan Kepala BSKAP No.031/H/KR/2024 tentang Kompetensi dan Tema P5

14.Keputusan Kepala BSKAP No.032/H/KR/2024 tentang CP

15.Rapat Dewan Guru, Komite , Orang tua, Siswa dan Stake Holder Sekolah

(3)

C. KARAKTERISTIK SMP MUHAMMADIYAH PLUS CIBIUK

Berdasarkan analisis konteks yang dilakukan, SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk sebagai satuan pendidikan yang diminati mayoritas penduduk sekitar, memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Analisis Konteks Peserta Didik

Peserta didik SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk mayoritas berasal dari daerah sekitarnya seperti kecamatan Cibiuk, Limbangan, Kadungora, Leuwigoong dan sebagian dari luar Kabupaten/Kota/Provinsi karena jangkauannya luas seperti Jakarta, Bandung, Bekasi, Bogor, Tegal, Riau, Batam dan daerah lainnya. Peserta didik dengan berbagai karakter di SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk umumnya lebih senang kegiatan olah fisik dan olah pikir sehingga memiliki fisik dan otak yang bagus.

Jumlah peserta didik SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk total peserta didik terdiri dari 92 peserta didik laki laki dan 77 peserta didik perempuan. Beberapa anak memiliki prestasi di bidang akademik seperti KNPI Gebyar Pemuda se-kecamatan, Pentas PAI, Olimpiade Ilmu Keislaman Nasional, Divya Competition Kejuaraan Sains Nusantara, Dalton Science Olyimpiad 2.0 dll. Sebagian besar peserta didik berangkat dari keluarga Atas dan menengah ke bawah serta ada juga dari lingkungan keluarga yang kurang beruntung/ memperhatikan pendidikan, sebagian peserta didik juga tidak tinggal bersama orang tuanya karena menjadi pekerja luar kabupaten atau luar provinsi sehingga peserta didik ada yang rajin sekali/memiliki motivasi belajar yang tinggi dan ada juga yang kurang bersemangat akibat kurangnya kontrol dari orang tua.

Sebagian lain orang tua bekerja sebagai PNS, petani, pedagang, dan karyawan swasta.

Meskipun SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk merupakan sekolah swasta yang berciri khas Boarding (mondok di pesantren), namun dari data di atas kita bisa melihat sebagian besar peserta didik memiliki agama yang sama. Hal ini akan mempermudah dalam pemilihan muatan pelajaran Agama dan Budi Pekerti yang perlu selalu ditanamkan dan dikembangkan dalam diri peserta didik.

Dari segi pekerjaan dan pendidikan, orang tua peserta didik SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk juga beragam. Namun secara rata-rata, pendidikan mereka mayoritas S1, SMA, SMP dan SD. Pekerjaan orang tua sebagai ASN, Dosen,

(4)

Guru, Buruh dan ada Sebagian wiraswasta. Maka pola penyampaian informasi dan penanganan sosio emosinya juga harus menyesuaikan situasi dan kondisi mereka.

Gaya Belajar peserta didik di SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk Preferensi belajarnya lebih kepada visual dan kinestetik namun tidak jarang juga yang auditori.

Di SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk Kebutuhan Khusus telah di identifikasi antara yang berkebutuhan pendidikan khusus atau disabilitas dengan yang non disabilitas.

Strategi Pembelajaran yang Efektif juga dilakukan dengan menggunakan metode pengajaran yang paling efektif bagi kelompok atau individu tertentu juga memanfaatkan teknologi dalam sistem pembelajaran seperti pemanfaatan Chromebook.

Sarana pendukung layanan proses pembelajaran peserta didik di SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk sangat memadai seperti sarana wifi dan prasarana lain.

SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk juga memiliki taman yang luas, Kolam Ikan serta gazebo yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Terdapat juga aula yang cukup luas untuk anak-anak berlatih. Akan tetapi beberapa sarana dan prasarana yang lain belum sesuai dengan standar SNP seperti lapangan, perpustakaan dan Laboratorium IPA yang masih perlu perbaikan dan belum memiliki lab bahasa. SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk juga memiliki perpustakaan digital dengan nama

[email protected] , terdapat ruang multimedia, dan ruang podcast sebagai sumber belajar peserta didik.

Dalam menunjang pembelajaran, SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk mengadakan kemitraan dengan beberapa pihak antara lain Kapolsek dan Puskesmas.

Peserta didik SMA SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk diharapkan mempunyai life skill yang berguna dan mampu mengaplikasikannya dalam masyarakat dan dunia Pendidikan. Sehingga harapan sesuai VISI Kabupaten/Kota dalam pendidikan untuk mencetak generasi yang mampu berdaptasi dengan perkembangan jaman akan terwujud. Salah satu upaya untuk mencapai harapan tersebut dilakukan melalui pembelajaran berbasis IT, non IT serta literasi digital pada peserta didik. Sehingga peserta didik mampu menghasilkan salah satu karya yang mencerminkan profil pelajar Pancasila yang mampu bernalar kritis dan berkebhinekaan global. Capaian pembelajaran yang diharapkan adalah terciptanya profil pelajar yang beriman,

(5)

bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, yang mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinekaan global.

Pembelajaran di SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk yang terintegrasi dengan Profil Pelajar Pancasila secara umum bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik yang yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif, inovatif yang mampu mengrekasikan ide/ gagasan berdasarkan kekhasan daerah yang tetap berakar pada budaya bangsa.

2. Analisis Konteks Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Untuk menganalisis konteks pendidikan dan tenaga kependidikan di suatu sekolah, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan. SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk merupakan Sekolah Swasta berbasis pondok pesantren (Boarding).

Jumlah guru ada 15 orang yang berijazah S1. Jumlah Guru bersatatus GTY 9 orang dan GTT berjumlah 6 orang, sedangkan TU terdapat 2 orang dengan lulusan S2 1 orang dan SMA 1 orang, 1 orang penjaga serta terdapat 1 orang tenaga kebersihan.

Sebagian besar guru dan tenaga kependidikan berasal dari luar kecamatan. Banyak tenaga pendidik muda yang berkualitas dengan penguasaan IT yang mumpuni serta sangat sabar dalam menghadapi peserta didik yang luar biasa.

3. Analsis Konteks Sosial, Ekonomi Dan Budaya

SMP Muhammadiyah Plus CibiukCibiuk yang terletak di Jalan Pulo baru no.01, Desa Cibiuk Kaler, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten/Kota. Garut. SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk berdiri pada tahun 2007, sekolah ini berada di posisi antara perumahan warga dan persawahan yang luas sehingga memudahkan guru dan siswa dalam melakukan pembelajaran, olahraga, upacara sekolah, intrakurikuler, maupun ekstrakurikuler. Sarana atau tempat olahraga yang dimiliki sekolah, dan fasilitas keagamaan yang dekat dan terjangkau menjadi salah satu kekuatan pendukung dalam proses pembelajaran.

SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk banyak memiliki peserta didik dengan latar belakang berada pada tingkat ekonomi menengah ke bawah karena kebanyakan wali murid bekerja sebagai Buruh/petani dan wiraswasta. Namun demikian, sekolah memiliki sarana prasarana yang cukup memadai dalam mendukung proses

(6)

pembelajaran baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Latar belakang sebagai sekolah swasta yang mayoritas peserta didik beragama Islam juga menjadi salah satu faktor pendukung dan kemudahan dalam proses pembelajaran atau pendampingan anak utamanya dalam pengembangan iman dan ketakwaan peserta didik.

Secara sosial budaya, peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda budaya, yang disebabkan dari sebagian orang tua merupakan PNS, karyawan, pegawai, buruh harian lepas, petani, pedagang, dan lainnya yang budayanya berbeda-beda juga. Selain itu, minat bakat peserta didik juga sangat beragam.

Berdasarkan perbedaan latar belakang tersebut maka pembelajaran dengan paradigma baru yang mengedepankan Profil Pelajar Pancasila menjadi solusi terbaik jika diimplementasikan secara utuh di SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk. Harapan kami motto 3D (Disiplin Bahasa, Disiplin Busana, dan Disiplin Waktu) dapat dikembangkan dengan baik. Maka dalam penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan, karakteristik peserta didik, orang tua siswa, dan keadaan sosiobudaya yang berbeda- beda, dengan segala latar belakangnya menjadi satu pertimbangan utama agar menjadi pendidikan yang berkeadilan dalam kebhinekaan.

Ciri khas Kabupaten/Kota sendiri menjadi dasar pengembangan kurikulum di satuan Pendidikan, dimana Kota garut memiliki banyak pondok pesantren sehingga pendalaman kitab kuning menjadi ciri khas SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk . Dalam rangka mewujudkan budaya daerah tersebut maka diwadahi dalam suatu kegiatan di SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk dengan nama “HINASHO” (Himpunan Nahwu Shorof). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali potensi pendidik dan peserta didik dalam pembentukan karakter yang religius serta peserta didik yang mampu bersaing dalam dunia global tetapi masih mengedepankan budaya lokal.

Lingkungan sekolah meliputi area Perumahan dan persawahan yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar. Lokasi sekolah yang dekat dengan Perumahan dan persawahan selain menjadi kekuatan juga bisa menjadi kelemahan karena budaya setempat yang terkadang mempengaruhi peserta didik karena setiap hari mereka lihat dan dengar sesuatu yang kurang baik dan tidak elok, akan tetapi di SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk diberlakukan pembiasaan karakter seperti penguatan penggunaan Bahasa yang berbeda-beda seperti bahasa inggris, dan bahasa arab kemudian direfleksi guru setiap hari, serta diadakan Festival Bahasa setiap 1 tahun

(7)

sekali. Namun, dekatnya dengan fasilitas sekitar sekolah dapat menjadi sumber belajar peserta didik secara kontekstual.

Untuk memberikan layanan kebutuhan dan tuntutan masa depan peserta didik agar menjadi insan yang memiliki kemampuan daya saing di era generasi 5.0, dengan tetap menjunjung tinggi nilai luhur bangsa yang tersirat dalam sila-sila Pancasila serta mengembangkan cinta budaya daerah dan bangsa, maka SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk. menyusun Kurikulum Satuan Pendidikan sesuai dengan karakteristik peserta didik dan budaya lokal daerah setempat.

4. Analsis Rapor Pendidikan

Analisis Rapor Pendidikan SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk tahun 2024 adalah sebagai berikut :

1) Literasi

Capaian Baik : 97,78 % peserta didik sudah mencapai kompetensi minimum (naik 6,67)

- Kompetensi membaca teks informasi : 76,7 naik 4,67 - Kompetensi membaca teks sastra : 80,18 naik 5,58

- Kompetensi mengakses dan menemukan isi teks (L1) : 88,91 naik 0,69 - Kompetensi menginterpretasi dan memahami isi teks (L2) : 80,09 naik 7,25 - Kompetensi mengevaluasi dan merefleksikan isi teks (L3) : 74,86 naik 5,04 2) Numerasi

Capaian Baik : 77,78 % peserta didik sudah mencapai kompetensi minimum (naik 13,34)

- Kompetensi pada domain bilangan : 65,2 naik 7,57 - Kompetensi pada domain Aljabar : 61,79 naik 4,94 - Kompetensi pada domain Geometri : 60,27 naik 0,41

- Kompetensi pada domain data dan ketidakpastian : 62,74 naik 4,94 - Kompetensi mengetahui (L1) : 60,38 naik 2,52

- Kompetensi menerapkan (L2) : 66,02 naik 9,47 - Kompetensi menalar (L3) : 50,48 naik 3,92 3) Karakter

Capaian Baik : 62,28 % peserta didik terbiasa menerapkan nila-nilai karakter pelajar pancasila yang berakhlak mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif, dan

(8)

bernalar kritis serta berkebinekaan global dalam kehidupan sehari-hari (naik 3,69).

- Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia : 65,09 naik 5,25

- Gotong royong : 69,21 naik 6,67 - Kreativitas : 61,16 naik 1,91 - Nalar kritis : 58,52 naik 4,49

- Kebinekaan global : 59,01 naik 1,90 - Kemandirian : 55,08 turun 1,17 4) Kualitas Pembelajaran

Capaian baik : 72,52 %, Pembelajaran menunjukkan kualitas yang optimal ditunjukkan dengan suasana kelas yang kondusif, dukungan afektif dan aktivasi kognitif dari guru yang konstruktif (naik 6,47).

- Manajemen kelas : 75,61 naik 8,43 - Dukungan Psikologis : 74,41 naik 2,95 - Metode Pembelajaran : 67,55 naik 8,04 5) Refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru

Capaian Baik : 66,96 % Guru aktif meningkatkan kualitas pembelajaran setelah melakukan refleksi pembelajaran yang telah lewat, mengeksplorasi referensi pengajaran baru, dan berinovasi menghadirkan pembelajaran yang memantik keterlibatan peserta didik (naik 0,86).

- Belajar tentang pembelajaran : 67,18 naik 8,09 - Refleksi atas praktik mengajar : 66,77 naik 0,28 - Penerapan praktik inovatif : 67,07 turun 1,52 6) Kepemimpinan instruksional

Capaian Baik : 61,31 %, Kepemimpinan instruksional yang visioner dengan mengacu pada visi-misi satuan pendidikan secara konsisten termasuk mengkomunikasikan visi-misi kepada warga satuan pendidikan sehingga perencanaan, praktik dan asesmen pembelajaran berorientasi peningkatan hasil belajar Peserta didik melalui dukungan program, sistem insentif atau sumber daya yang memadai yang berdampak pada membudayanya guru melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran naik (6,17).

- Visi-misi satuan pendidikan : 48,72 turun 0,49

(9)

- Pengelolaan kurikulum satuan pendidikan : 63,57 naik 2,65 - Dukungan untuk refleksi guru : 71,63 naik 16,34

7) Iklim Keamanan Satuan Pendidikan

Capaian Baik : 79,9 %, Satuan pendidikan memiliki lingkungan satuan pendidikan yang aman, terlihat dari kesejahteraan psikologis yang baik dan rendahnya kasus perundungan, hukuman fisik, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan narkoba. Satuan pendidikan dapat mempertahankan kualitas warga satuan pendidikan dalam mencegah dan menangani kasus untuk menciptakan iklim keamanan di lingkungan satuan pendidikan (naik 9,51).

- Kesejahteraan psikologis (wellbeing) peserta didik : 76 naik 13,55 - Kesejahteraan psikologis (wellbeing) guru : 78,94 naik 4,88

- Pemahaman dan sikap terhadap perundungan : 67,16 naik 1,26 - Pengalaman perundungan peserta didik : 87,71 naik 25,64

- Pemahaman dan sikap terhadap hukuman fisik : 72,69 turun 1,44 - Pengalaman hukuman fisik peserta didik : 91,75 naik 8,99

- Pemahaman dan sikap guru tentang kekerasan seksual : 72,17 naik 5,51 - Pengalaman kekerasan seksual peserta didik : 93,66 naik 14,35

- Pemahaman dan sikap guru tentang rokok, minuman keras, dan narkoba : 66,97 turun 13,89

- Pengalaman peserta didik terkait rokok, minuman keras, dan narkoba : 62,05 naik 6,88

8) Iklim kesetaraan gender

Capaian Baik : 68,01 %, Satuan Pendidikan secara aktif mensosialisasikan dan menyuarakan dukungan akan pentingnya mewujudkan kesetaraan hak-hak sipil antar kelompok gender dengan dasar prinsip keadilan (turun 0,99).

- Pemahaman dan sikap warga satuan pendidikan terhadap kesetaraan gender : 57,49 naik 7,51

- Perilaku warga satuan pendidikan terhadap kesetaraan gender : 86 naik 6,75

9) Iklim Kebhinekaan

Capaian Baik : 76,13 %, Satuan pendidikan sudah mampu menghadirkan suasana proses pembelajaran yang menjunjung tinggi toleransi agama/kepercayaan dan budaya; mendapatkan pengalaman belajar yang

(10)

berkualitas; mendukung kesetaraan agama/kepercayaan, dan budaya; serta memperkuat nasionalisme (naik 7,11).

- Toleransi agama dan budaya : 62,74 naik 1,98 - Komitmen kebangsaan : 92,22 naik 6,58

- Toleransi dan kesetaraan peserta didik : 73,42 naik 12,75 10) Iklim Inklusivitas

Capaian Baik : 69,33 %, Satuan pendidikan sudah mampu menghadirkan suasana proses pembelajaran yang menyediakan layanan yang ramah bagi peserta didik dengan disabilitas dan cerdas berbakat istimewa ( naik 12,13).

- Layanan disabilitas : 69,94 naik 2,73

- Layanan satuan pendidikan untuk peserta didik cerdas dan bakat istimewa : 51,73 naik 1,25

- Sikap terhadap disabilitas : 70,27 naik 13,25 11) Partisipasi warga satuan pendidikan

Capaian Baik : 82,99 %, Satuan pendidikan telah melibatkan orang tua dan peserta didik baik dalam kegiatan akademik maupun non-akademik secara keseluruhan di satuan pendidikan (naik 4,49).

- Partisipasi orang tua - Partisipasi peserta didik

12) Proporsi pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan mutu

Capaian Kurang : 29,25 %, Satuan pendidikan memiliki proporsi pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan mutu yang rendah (naik 11,50).

13) Proporsi pembelanjaan peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan Capaian Kurang : 0,53 % , Satuan pendidikan memiliki proporsi pembelanjaan peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan yang rendah ( naik 0,53 ).

14)Proporsi pembelanjaan non personil mutu pembelajaran

Capaian sedang : 28,72 %, Satuan pendidikan memiliki proporsi pembelanjaan non-personil mutu pembelajaran yang cukup (naik 10,97).

15) Pemanfaatan TIK untuk pengelolaan anggaran

Capaian sedang : 50 %, Satuan pendidikan memiliki proporsi pembelanjaan dana BOS secara daring yang cukup ( tidak berubah).

16) Proporsi pembelanjaan dana BOS secara daring

Capaian kurang, Satuan pendidikan memiliki proporsi pembelanjaan dana BOS

(11)

secara daring yang rendah (tidak berubah).

17) Indeks penggunaan platform SDS sumberdaya sekolah - ketepatan waktu dan kelengkapan pelaporan

Capaian Baik : 100 %, Jumlah satuan pendidikan yang membuat laporan tepat waktu di platform SDS tinggi (tidak berubah).

18) Program dan kebijakan satuan pendidikan

Capaian Baik : 83,97 %, Satuan pendidikan melibatkan orang tua dan peserta didik dalam beberapa kegiatan di satuan pendidikan khususnya berupa kegiatan akademik dan atau non-akademik (turun 1,68).

- Program dan kebijakan satuan pendidikan tentang perundungan : 79,97turun 18,72.

- Program dan kebijakan satuan pendidikan tentang hukuman fisik : 83,4 turun 2,25.

- Program dan kebijakan satuan pendidikan tentang kekerasan seksual : 96,6 naik 5,20.

- Program dan kebijakan satuan pendidikan tentang rokok, minuman keras, dan narkoba : 84,84 naik 3,36

- Program dan Kebijakan mengenai kesetaraan gender : 67,07 naik 2,69.

- Program dan kebijakan mengenai penanggulangan dan pencegahan intoleransi di satuan pendidikan : 91,92 turun 0,36.

(12)

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Visi Sekolah

Visi yang dimiliki SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk diturunkan dari tujuan nasional pendidikan di Indonesia yang tercantum pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.

Adapun Visi SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk adalah sebagai berikut :

“ Menciptakan kader yang berwatak “ SANG JUARA “ (Sanggup Jujur, Unggul, Amanah, Rajin, dan Aktif)”.

B. Misi Sekolah

Misi SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk ditetapkan sebagai representasi dari elemen visi SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk dan elemen Profil Pelajar Pancasila. Elemen visi SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk tersebut yaitu Sanggup jujur, Unggul, Amanah, Rajin, dan Aktif.

Misi SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk adalah sebagai berikut:

1. Membangun kebiasaan siswa berprilaku Jujur. Selalu bertindak positif dengan berkata sebenarnya serta pekataan dan perbuatan selalu selaras tidak bertentangan Sebagai dasar pokok dalam kegiatan sehari hari khususnya dalam pelaksanaan Asesmen Formatif, Penilaian Sumatif Tengah Semester (PSTS), Penilaian Sumatif Akhir Semester (PSAS), Penilaian Sumatif Akhir Tahun (PSAT) dan Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ) juga dalam membentuk karakter dalam kegiatan sehari hari.

Representasi dari:

o Visi “Jujur”.

o Dimensi Profil Pelajar Pancasila “Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia”.

2. Mengembangkan keunggulan dengan menerapkan karakter yang mampu bersaing dalam menghadapi persaingan global di abad duapuluh satu baik dalam interaksi dan komunikasi antar budaya yang mengdepankan keadilan sosial

Representasi dari:

o Visi “Unggul”.

o Dimensi Profil Pelajar Pancasila” Berkebhinekaan global “

(13)

3. Membekali sifat amanah siswa dibiasakan dalam memegang amanah dan tanggung jawab memahami dan menyadari konsekwensi dari prilaku yang tidak amanah dan tidak bertanggungjawab baik bersifat kelompok atau pribadi

Representasi dari:

o VisiAmanah”.

o Dimensi Profil Pelajar Pancasila “Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia”.

4. Mengembangkan budaya Rajin sebagai implementasi dari rasa tanggung jawab siswa sebagai pelajar sepanjang hayat dituntut untuk merespon berbagai perkembangan ilmu dan pengetahuan yang bersifat global

Representasi dari:

o Visi “Rajin”.

o Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri” , “Kreatif” dan “Bernalar kritis”.

5. Mengembangkan karakter yang aktif, selalu kreatif dan inovatif dan bernalar kritis guna membangun kepercayaan diri untuk menjadi calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang dengan bermodalkan Iptek dan Imtaq

Representasi dari:

o Visi “Aktif”.

o Elemen Profil Pelajar Pancasila “Mandiri”, “Kreatif” dan “Bernalar kritis”

C. Tujuan Sekolah

Tujuan akhir yang diharapkan oleh SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk adalah menciptakan kader yang Jujur dalam bertindak, unggul dalam prestasi, amanah menjalankan tugas, Rajin dalam belajar dan aktif ikut serta dalam mencerdaskan dan memajukan Bangsa dan Agama serta menjaga nilai nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, untuk mencapai cita-cita tersebut maka dibagi menjadi tiga tujuan, yaitu jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek

(14)

a. Tujuan jangka panjang (2023-2029)

1. Menghasilkan lulusan pembelajar sepanjang hayat yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, peduli, cinta tanah air, bangga pada budaya bangsanya dan tenggang rasa sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

2. Menghasilkan lulusan yang mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi pada lembaga akademik/ terkemuka sesuai minat dan bakat yang dimilikinya.

3. Menghasilkan lulusan yang terampil dalam berpikir kritis, berkreatifitas, menghasilkan karya, memanfaatkan teknologi digital, dan mengembangkan minat serta bakatnya untuk menghasilkan prestasi.

4. Menghasilkan lulusan yang memiliki penguasaan 6 literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).

b. Tujuan jangka menengah (2023-2026)

1. Membentuk karakter pembelajar sepanjang hayat berlandaskan Profil Pelajar Pancasila.

2. Menyusun beban belajar bagi pelajar yang manageable namun tetap berkualitas serta dengan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan kontekstual.

3. Membekali pelajar dengan keahlian berfikir kreatif dan berfikir kritis.

4. Membekali pelajar dengan penguasaan 6 literasi dasar (literasi baca dan tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya kewarganegaraan dan literasi finansial).

5. Memfasilitasi pelajar untuk dapat melampaui kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat SMP, baik akademik dan non akademik.

6. Memfasilitasi pelajar untuk mendapat keahlian kecakapan hidup dan berprestasi sesuai bakat dan minatnya.

c. Tujuan jangka pendek (2024-2025)

1. Pembentukan karakter berdasar Profil Pelajar Pancasila

(15)

a. Melaksanakan pembiasaan sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila secara terintegrasi pada 100% mata pelajaran yang diselenggarakan baik dalam bentuk tatap muka atau dalam bentuk kegiatan proyek.

b. Melaksanakan 100% penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila.

c. Mendorong 100% pelajar mencapai minimal predikat BAIK pada penilaian sikap berbasis Profil Pelajar Pancasila.

2. Proses belajar yang manageable namun tetap berkualitas

a. Mendorong agar tingkat keterlibatan pelajar dalam proses belajar mengajar mencapai minimal 95%.

b. Mengelola proses belajar mengajar agar tingkat kepuasan pelajar mencapai minimal 90%.

3. Keahlian berfikir kreatif dan berfikir kritis

a. Mengintegrasikan project penguatan profil pelajar pancasila pada 100% mata pelajaran.

b. Memfasilitasi 100% pelajar menghasilkan minimal 2 produk kreatif per tahun dari project penguatan profil pelajar pancasila.

c. Melaksanakan 100% proses penilaian yang mengandung minimal 25% soal bertipe HOTS.

d. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 70% soal bertipe HOTS dengan benar.

4. Penguasaan 6 literasi dasar

a. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 100% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 1 dengan benar.

b. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 80% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 2 dengan benar.

c. Membekali agar 100% pelajar mampu menjawab minimal 60% soal AKM (Asesmen Kompetensi Minimal) dengan tingkat level kognitif 3 dengan benar.

5. kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal tingkat SMP

(16)

a. Memfasilitasi 100% pelajar untuk mampu mencapai rata-rata nilai akhir tahun ajaran minimal 75 pada aspek pengetahuan dan keterampilan.

b. Menangani 100% pelajar yang mengalami permasalahan pembelajaran agar dapat terselesaikan.

6. Keahlian kecakapan hidup dan berprestasi sesuai bakat dan minat

a. Mendorong 100% pelajar memilih kelas peminatan berdasar bakat dan minatnya.

b. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 ekstrakurikuler pilihan sesuai bakat dan minatnya.

c. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 program life skill sesuai bakat dan minatnya.

d. Mengikutsertakan 100% pelajar pada minimal 1 lomba/kompetisi akademik dan non akademik per tahun atau minimal 1 kali program magang sesuai bakat dan minatnya

Strategi Untuk Mencapai Tujuan

Untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk menyusun beberapa rencana strategi pelaksanaan. Adapun strategi-strategi tersebut adalah :

1. Menyusun tim penjamin mutu dan tim pengembang kurikulum 2. Melakukan analisis konteks terhadap kondisi dan lingkungan sekolah.

3. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, pakar, dan komite sekolah.

4. Melakukan analisis kebutuhan program sekolah (kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, pelatihan, pengadaan sarana prasarana, kegiatan pendukung, dan lain-lain) untuk mendukung pelaksanaan rencana kurikulum operasional sekolah yang sudah disusun.

5. Menyusun RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) berdasar analisis kebutuhan program.

6. Menyusun rencana serta instrumen Evaluasi, Pendampingan dan Pengembangan dengan melihat berbagai sisi (guru, tenaga kependidikan, pelajar, orang tua dan komite sekolah).

(17)

7. Melaksanakan kurikulum operasional sekolah dengan evaluasi harian, 1 bulanan, 1 semester dan 1 tahun.

8. Melaksanakan program perbaikan berdasar prioritas 1 bulanan, 1 semester dan 1 tahun.

9. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah berdasar hasil evaluasi dengan melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, pakar, dan komite sekolah.

(18)

BAB III

PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

A. Kerangka Dasar Kurikulum 1. Tujuan

Tujuan Kurikulum Merdeka memiliki tujuan untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan efektif dalam meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia serta menumbuhkembangkan cipta, rasa, dan karsa peserta didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila.

2. Prinsip

Kurikulum Merdeka dirancang dengan prinsip:

a. pengembangan karakter, yaitu pengembangan kompetensi spiritual, moral, sosial, dan emosional Peserta didik, baik dengan pengalokasian waktu khusus maupun secara terintegrasi dengan proses pembelajaran;

b. fleksibel, yaitu dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan kompetensi Peserta didik, karakteristik Satuan Pendidikan, dan konteks lingkungan sosial budaya setempat; dan

c. berfokus pada muatan esensial, yaitu berpusat pada muatan yang paling diperlukan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter Peserta didik agar Pendidik memiliki waktu yang memadai untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan bermakna.

3. Karakteristik Pembelajaran

Karakteristik Pembelajaran Kurikulum Merdeka dirancang dengan karakteristik pembelajaran:

a. memanfaatkan penilaian atau asesmen pada awal, proses, dan akhir pembelajaran untuk memahami kebutuhan belajar dan perkembangan proses belajar yang telah ditempuh peserta didik;

b. menggunakan pemahaman tentang kebutuhan dan posisi peserta didik untuk melakukan penyesuaian pembelajaran;

c. memprioritaskan terjadinya kemajuan belajar peserta didik dibandingkan cakupan dan ketuntasan muatan Kurikulum yang diberikan; dan

d. mengacu pada refleksi atas kemajuan belajar peserta didik yang dilakukan secara kolaboratif dengan Pendidik lain.

(19)

4. Landasan Filsofis Kurikulum

Landasan Filosofis Kurikulum Merdeka berlandaskan pada cita-cita kemerdekaan dan falsafah Pancasila yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia yang berdasar pada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Secara lebih operasional pandangan filosofi pendidikan dalam rangka pengembangan Kurikulum Merdeka didasarkan pada kerangka pemikiran Ki Hajar Dewantara, terutama terkait membangun manusia merdeka, yaitu manusia yang secara lahir atau batin tidak bergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.

Pembelajaran diarahkan untuk memerdekakan, membangun kemandirian, dan kedaulatan Peserta didik, namun dengan tetap mengakui otoritas Pendidik. Pendidikan dimaksudkan agar Peserta didik kelak sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggitingginya. Berdasarkan pertimbangan di atas, berikut poin landasan filosofis Kurikulum Merdeka:

a.. Pendidikan nasional Indonesia mendorong tercapainya kemajuan dengan berpegang dan mempertimbangkan konteks Indonesia, terutama akar budaya Indonesia.

b. Pendidikan nasional Indonesia diarahkan untuk membentuk manusia Indonesia yang holistik, yang dapat mengoptimalkan potensi diri dengan baik, untuk tujuan yang lebih luas dan besar.

c. Pendidikan nasional Indonesia responsif terhadap perubahan sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

d. Keseimbangan antara penguasaan kompetensi dan karakter Peserta didik.

e. Keleluasaan Satuan Pendidikan dalam menyusun Kurikulum dan mengimplementasikannya.

f. Pembelajaran perlu melayani keberagaman dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan Peserta didik.

g. Pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta didik.

(20)

h. Pendidik memiliki otoritas dalam mendidik Peserta didik dan mengimplementasikan Kurikulum dalam pembelajaran.

5. Landasan Sosiologis Kurikulum

Landasan Sosiologis Kurikulum Merdeka diharapkan memberikan dasar pengetahuan, kecakapan, dan etika untuk merespons realitas revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0. Adapun kecakapan yang dimaksudkan adalah kecakapan yang relevan di abad 21.

Era revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 juga membutuhkan lingkungan belajar yang saling terhubung yang menginspirasi imajinasi, memicu kreativitas, dan memotivasi Peserta didik. Konteks nasional Indonesia dicirikan dengan keragaman sosial, budaya, agama, etnis, ras, dan daerah, yang merupakan kekayaan yang potensial namun juga dapat mengalami berbagai isu. Kurikulum sebagai upaya merespons dan berkontribusi memecahkan masalah sosial melalui pendidikan. Muatan Kurikulum terkait karakter, nilai-nilai, etos kerja, berpikir ilmiah, dan akal sehat, perlu ditekankan. Kurikulum juga menekankan pentingnya desain fleksibilitas dalam penerapan pembelajaran, agar Peserta didik mempelajari hal yang relevan terjadi di lingkungan sekitarnya, dengan tetap mempromosikan perdamaian untuk isu suku, agama, ras, dan antargolongan, kesetaraan gender, dan isu kontekstual lainnya.

Kurikulum Merdeka merancang penyiapan Peserta didik sebagai warga dunia.

Kurikulum tidak terlepas dari dinamika dan isu-isu global. Peserta didik diasah sensitivitas sosialnya atas masalah yang terjadi di berbagai belahan dunia lain, termotivasi untuk belajar beragam budaya yang berbeda-beda, dan terdorong untuk berkontribusi bagi kehidupan dunia yang lebih baik. Kurikulum juga menekankan pembelajaran yang ekologis, interkultural, dan interdisiplin untuk transformasi sosial yang lebih adil dan masa depan yang berkelanjutan.

6. Landasana Psikopedagogis

Landasan psikopedagogis merupakan landasan yang memberikan dasar Kurikulum terkait proses manusia belajar dan berkembang. Penggabungan teori psikologi perkembangan dan pedagogi dimaksudkan untuk memastikan bahwa pengalaman belajar disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas Peserta didik. Peserta didik ditempatkan sebagai pelaku aktif pembelajaran, dengan memperhatikan tingkat perkembangan dan halhal yang dapat mendukung kemajuan belajar Peserta didik.

Teori yang melandasi psikopedagogi Kurikulum Merdeka yaitu: (1) teori perkembangan, (2) teori pembelajaran, (3) teori kompetensi emosional/ kejiwaan, dan (4) teori motivasi.

(21)

B. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pengorganisasian atas kompetensi, muatan pembelajaran, dan beban belajar. Kompetensi merupakan kesatuan sikap, k eterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan kemampuan Peserta Didik sebagai hasil dari proses pembelajaran. Muatan pembelajaran merupakan susunan materi atau isi yang disampaikan pada proses pembelajaran, mencakup sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diharapkan dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan belajar.

Beban belajar merupakan alokasi waktu pembelajaran untuk mencapai kompetensi peserta didik. Struktur kurikulum memuat intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

1. Intrakurikuler

Intrakurikuler memuat kompetensi, muatan pembelajaran, dan beban belajar. Kompetensi dirumuskan dalam bentuk capaian pembelajaran.

Capaian Pembelajaran disusun untuk mencapai kompetensi peserta didik.

Capaian Pembelajaran untuk mata Pelajaran kekhasan keagamaan berdasarkan penetapan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama. Muatan pembelajaran dalam bentuk mata pelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk alokasi waktu dalam 1 (satu) tahun pelajaran. Capaian Pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus disusun dengan ketentuan peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual menggunakan capaian pembelajaran pendidikan khusus yang mengacu pada perkembangan peserta pidik dan usia mental disertai dengan penyediaan akomodasi yang layak dan Peserta Didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual menggunakan capaian pembelajaran disertai dengan penyediaan akomodasi yang layak.

(22)

1) Kompetensi dan Muatan Pembelajaran Kelas VII, VIII dan IX Tabel 3.1

Kompetensi dan Muatan Pembelajaran Kelas VII No Muatan Pembelajaran

(Mata Pelajaran)

Kompetensi (Capaian Pembelajaran) 1 Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti Pada akhir Fase D, peserta didik mampu memahami beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis, rukun iman, akhlak terhadap Allah Swt., rasul, sesama, dan lingkungan, ketentuan ibadah, penyembelihan hewan, dan peradaban pasca khulafaurasyidin 2 Pendidikan Pancasila Pada fase ini, peserta didik memahami

sejarah kelahiran Pancasila; menerapkan nilai-nilai Pancasila; menerapkan norma dan aturan; mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, menerima keberagaman dan perubahan budaya dalam kehidupan bermasyarakat lokal, nasional, dan global; memahami kedudukan Pancasila; memahami sejarah, fungsi, dan kedudukan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memahami tata urutan peraturan perundang-undangan;

memahami pentingnya pelestarian tradisi, kearifan lokal, dan budaya; mengidentifikasi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam konteks wawasan Nusantara; mengidentifikasi hubungan Pancasila dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; menganalisis hak dan kewajiban warga negara; mempraktikkan kemerdekaan berpendapat; menumbuhkan sikap tanggung jawab dan berperan aktif menjaga dan melestarikan praktik tradisi, kearifan lokal, dan budaya; dan berpartisipasi aktif menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3 Bahasa Indonesia Pada akhir fase D, peserta didik memiliki

kemampuan berbahasa untuk

berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, dan akademis.

Peserta didik mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi paparan tentang topik yang beragam dan karya

(23)

sastra. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi, mempresentasikan, dan menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi yang dipaparkan; Peserta didik menulis berbagai teks untuk menyampaikan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur, dan menuliskan tanggapannya terhadap paparan dan bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya. Peserta didik mengembangkan kompetensi diri melalui pajanan berbagai teks untuk penguatan karakter.

4 Matematika Pada akhir Fase D, peserta didik dapat mengoperasikan bilangan rasional dalam bentuk pangkat bulat, pemfaktoran, serta menggunakan faktor skala, proporsi dan laju perubahan; mengenali, memprediksi dan menggeneralisasi pola susunan benda dan bilangan; serta mengenal bilangan irasional.

Mereka dapat menyatakan suatu situasi ke dalam bentuk aljabar; operasi bentuk aljabar yang ekuivalen; menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan sistem persamaan linear dengan dua variabel; memahami dan menyajikan relasi dan fungsi; serta menyelesaikan masalah kontekstual dengan menggunakan konsep dan keterampilan matematika yang telah dipelajari. Mereka dapat menentukan jaring- jaring, luas permukaan dan volume bangun ruang; pengaruh perubahan secara proporsional ukuran panjang, luas, dan/atau volume dari bangun datar dan bangun ruang;

serta menyelesaikan masalah yang terkait.

Mereka dapat menggunakan sifat-sifat hubungan sudut terkait dengan garis transversal; sifat-sifat kongruen dan kesebangunan pada segitiga dan segiempat;

menunjukkan kebenaran dan menggunakan teorema Pythagoras; melakukan transformasi geometri tunggal di bidang koordinat Kartesius. Peserta didik dapat membuat dan menginterpretasi diagram batang dan diagram lingkaran; mengambil sampel yang mewakili suatu populasi;

menggunakan mean, median, modus, dan range untuk menyelesaikan masalah; dan menginvestigasi dampak perubahan data terhadap pengukuran pusat. Mereka dapat menjelaskan dan menggunakan pengertian

(24)

peluang, frekuensi relatif dan frekuensi harapan satu kejadian pada suatu percobaan sederhana.

5 Bahasa Inggris Pada akhir Fase D, peserta didik menggunakan teks lisan, tulisan, dan visual dalam berbagai jenis teks untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam konteks yang lebih beragam serta dalam situasi formal dan informal. Peserta didik memahami tujuan dan target pembaca/pemirsa ketika memproduksi teks lisan, tulisan, dan visual dalam bahasa Inggris yang terstruktur dengan kosakata yang lebih beragam untuk berdiskusi dan menyampaikan keinginan/perasaan/pendapat. Pada fase ini, pemahaman peserta didik terhadap teks lisan, tulisan, dan visual semakin berkembang dan keterampilan melakukan inferensi mulai tampak ketika memahami informasi tersirat.

6 IPA Pada akhir Fase D, peserta didik memahami

proses identifikasi makhluk hidup, sifat dan karakteristik zat, sistem organisasi kehidupan, interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya, upaya mitigasi perubahan iklim, pewarisan sifat, dan bioteknologi di lingkungan sekitarnya. Mereka juga memahami pengukuran, gerak dan gaya, tekanan dan pesawat sederhana, konsep usaha dan energi, pengaruh kalor dan perubahan suhu, gelombang, gejala kemagnetan dan kelistrikan, pemanfaatan sumber energi listrik ramah lingkungan, posisi bulan-bumi-matahari, sifat fisika dan kimia tanah, serta penggunaan zat aditif dalam penyelesaian masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Konsep- konsep tersebut memungkinkan peserta didik untuk menerapkan dan mengembangkan keterampilan inkuiri sains mereka.

7 Informatika Pada akhir Fase D, peserta didik mampu menerapkan proses berpikir efektif dan efisien untuk menyelesaikan persoalan berlatar belakang informatika yang didasari data terstruktur, menentukan langkah- langkah untuk mengolah instruksi interaktif dan data yang dapat dijalankan oleh manusia atau mesin otomasi, dan

(25)

fasilitas yang tersedia, memanfaatkan data internet, serta mampu bersosialisasi dan berkolaborasi dengan baik, serta berkreasi dengan etis di dunia digital.

8 IPS Pada akhir Fase D, peserta didik memahami

realitas kehidupan manusia dalam ruang dan waktu pada bidang sosial, budaya, dan ekonomi sehingga memiliki kesadaran akan keberadaan diri dalam berinteraksi dengan lingkungan lokal, nasional, dan global.

Melalui pendekatan keterampilan proses, peserta didik mengamati, menanya, mengumpulkan data, menganalisis, menyimpulkan, dan mengomunikasikan informasi tentang realitas kehidupan manusia menggunakan berbagai media 9 Seni Musik Pada akhir Fase D, peserta didik

mengidentifikasi seluruh elemen dalam karya musik. Peserta didik menyajikan karya musik dan merawat instrumen musik dengan teknik yang baik dan benar. Peserta didik mendokumentasikan gagasan dan proses penciptaan karya musik sederhana yang dihasilkan. Peserta didik mempresentasikan hasil kajian dan umpan balik atas penyajian karya musik dirinya maupun orang lain dengan menggunakan istilah musik

10 PJOK Pada akhir Fase D, peserta didik

menganalisis keterampilan gerak, mentransfer ke dalam berbagai situasi gerak, dan serta menjelaskan penerapan konsep dan strategi gerak untuk meningkatkan capaian keterampilan gerak.

Mereka menguji berbagai strategi gerak dan membuktikan strategi yang paling efektif.

Peserta didik mengkaji bagaimana modifikasi peralatan dan peraturan permainan dapat mendukung fair play dan partisipasi inklusif. Mereka juga menerapkan kepemimpinan, kolaborasi, dan pengambilan keputusan dalam berbagai konteks gerak.

Peserta didik menggambarkan prinsip intensitas dan dampaknya pada tubuh saat melakukan aktivitas jasmani. Mereka juga mengusulkan strategi untuk meningkatkan partisipasi aktivitas jasmani dan pencegahan perilaku sedenter.

(26)

2) Beban Belajar a. Kelas VII

Tabel 3.2

Alokasi Waktu Mata Pelajaran Kelas VII

(Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 40 menit)

Mata Pelajaran Alokasi

Intrakurikuler Per Tahun

Alokasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Per Tahun

Total JP Per Tahun

Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekertia) 72 36 108

Pendidikan Pancasila 72 36 108

Bahasa Indonesia 180 36 216

Matematika 144 36 180

Ilmu Pengetahuan Alam 144 36 180

Ilmu Pengetahuan Sosial 108 36 144

Bahasa Inggris 108 36 144

Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan 72 36 108

Informatika 72 36 108

Seni, Budaya, dan Prakaryab) 1. Seni Musik

2. Seni Rupa 3. Seni Teater 4. Seni Tari

5. Prakarya Budi Daya 6. Prakarya Kerajinan 7. Prakarya Rekayasa 8. Prakarya Pengolahan

72 36 108

Total JP Mata Pelajaran Wajib 972 360 1404

Muatan Lokalc) 72 - 72

Total JP Mata Pelajaran Wajib

+ Muatan Lokal 1044 360 1404

Keterangan:

a) Diikuti oleh Peserta Didik sesuai dengan agama masing-masing.

b) Satuan Pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (seni musik, seni rupa, seni teater, seni tari, dan/atau prakarya). Peserta Didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (seni musik, seni rupa, seni teater, seni tari, atau prakarya).

c) Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.

b. Kelas VIII

(27)

Tabel 3.3

Alokasi Waktu Mata Pelajaran Kelas VIII (Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 40 menit)

Mata Pelajaran Alokasi

Intrakurikuler Per Tahun

Alokasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Per Tahun

Total JP Per Tahun

Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekertia) 72 36 108

Pendidikan Pancasila 72 36 108

Bahasa Indonesia 180 36 216

Matematika 144 36 180

Ilmu Pengetahuan Alam 144 36 180

Ilmu Pengetahuan Sosial 108 36 144

Bahasa Inggris 108 36 144

Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan 72 36 108

Informatika 72 36 108

Seni, Budaya, dan Prakaryab) 1. Seni Musik

2. Seni Rupa 3. Seni Teater 4. Seni Tari

5. Prakarya Budi Daya 6. Prakarya Kerajinan 7. Prakarya Rekayasa 8. Prakarya Pengolahan

72 36 108

Total JP Mata Pelajaran Wajib 972 360 1404

Muatan Lokalc) 72 - 72

Total JP Mata Pelajaran Wajib

+ Muatan Lokal 1044 360 1404

Keterangan:

a) Diikuti oleh Peserta Didik sesuai dengan agama masing-masing.

b) Satuan Pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (seni musik, seni rupa, seni teater, seni tari, dan/atau prakarya). Peserta Didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (seni musik, seni rupa, seni teater, seni tari, atau prakarya).

c) Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.

c. Kelas IX

Tabel 3.4

(28)

Alokasi Waktu Mata Pelajaran Kelas IX

(Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 40 menit)

Mata Pelajaran Alokasi

Intrakurikuler Per Tahun

Alokasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Per Tahun

Total JP Per Tahun

Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekertia) 64 32 96

Pendidikan Pancasila 64 32 96

Bahasa Indonesia 160 32 192

Matematika 128 32 160

Ilmu Pengetahuan Alam 128 32 160

Ilmu Pengetahuan Sosial 96 32 128

Bahasa Inggris 96 32 128

Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan 64 32 96

Informatika 64 32 96

Seni, Budaya, dan Prakaryab) 1. Seni Musik

2. Seni Rupa 3. Seni Teater 4. Seni Tari

5. Prakarya Budi Daya 6. Prakarya Kerajinan 7. Prakarya Rekayasa 8. Prakarya Pengolahan

64 32 96

Total JP Mata Pelajaran Wajib 928 320 1248

Muatan Lokalc) 64 - 64

Total JP Mata Pelajaran Wajib

+ Muatan Lokal 992 320 1312

Keterangan:

a) Diikuti oleh Peserta Didik sesuai dengan agama masing-masing.

b) Satuan Pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni atau prakarya (seni musik, seni rupa, seni teater, seni tari, dan/atau prakarya). Peserta Didik memilih 1 (satu) jenis seni atau prakarya (seni musik, seni rupa, seni teater, seni tari, atau prakarya).

c) Paling banyak 2 (dua) JP per minggu atau 72 (tujuh puluh dua) JP per tahun.

Catatan

Penjelasan dari struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama secara umum.

(29)

1. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Layanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Bimbingan dan Konseling. Muatan lokal merupakan muatan pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal berupa:

a. seni budaya;

b. prakarya;

c. pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan;

d. bahasa; dan/atau e. teknologi.

3. Muatan lokal dapat dilaksanakan pada Satuan Pendidikan melalui:

a. pengintegrasian ke dalam mata pelajaran lain;

b. pengintegrasian ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau

c. mata pelajaran yang berdiri sendiri.

4. Kurikulum di Satuan Pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di sekolah menengah pertama, madrasah tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat menambahkan mata pelajaran Program Kebutuhan Khusus sesuai dengan kondisi Peserta Didik.

5. Peserta Didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dapat diberikan percepatan pemenuhan beban belajar, dan/atau pendalaman dan pengayaan Capaian Pembelajaran terkait Kurikulum Merdeka sebagai layanan individual dan bukan dalam bentuk rombongan belajar.

6. Kelas khusus atau Satuan Pendidikan khusus olahraga atau seni dapat menggunakan alokasi waktu projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai penguatan kompetensi khusus keolahragaan atau kesenian sesuai kebutuhan Peserta Didik.

2. Kokurikuler (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

 Kokurikuler dilaksanakan paling sedikit dalam bentuk Projek Penguatan P

(30)

rofil Pelajar Pancasila (P5). Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu dalam mengamati, mengeksplorasi, dan/atau merumuskan solusi terhadap isu atau permasalahan nyata yang relevan bagi peserta didik. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya Satuan Pendidikan dan peserta didik. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dikembangkan oleh satuan pendidikan mengacu pada panduan yang ditetapkan oleh pejabat pimpinan tinggi madya yang melaksanakan tugas di bidang Kurikulum.

Kompetensi Proyek Peenguatan profil Pelajar Pancasila (P5) meliputi:

a. beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, b. bergotong royong,

c. bernalar kritis,

d. berkebinekaan global, e. mandiri, dan

f. kreatif.

Muatan pembelajaran P5 memuat tema projek penguatan profil pelajar Pancasila. Tema menjadi rujukan bagi Satuan Pendidikan untuk merumuskan topik yang relevan dengan konteks sosial budaya dan karakteristik peserta didik. Tema ditetapkan oleh pejabat pimpinan tinggi madya yang melaksanakan tugas di bidang Kurikulum. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk alokasi waktu dalam 1 (satu) tahun pelajaran.

1) Kelas VII

Tabel 3.5

Beban Belajar P5 Kelas VII No Muatan Pembelajaran

P5 (Tema, Topik dan Subtopik)

Kompetensi (Dimensi, Elemen dan

Subelemen)

Beban belajar

1 - Gaya Hidup Berkelanjutan - Penanggulangan sampah

- Kreasiku resolusi lingkungan sekolahku

Dimensi

- Beriman bertakwa kepada Tuhan YME

- Kreatif Elemen

- Akhlak terhadap alam

12 JP

(31)

- Menghasilkan karya dan Tindakan yang orisinil

Sub elemen

- Menjaga lingkungan alam sekitar

- Memahami keterhubungan ekosistem bumi

- Menghasilkan karya dan melakukan Tindakan yang didorong oleh emosi yang dirasakan

2) Kelas VIII

Tabel 3.6

Beban Belajar P5 Kelas VIII

No Muatan

Pembelajaran P5 (Tema, Topik dan

Subtopik)

Kompetensi (Dimensi, Elemen dan

Subelemen)

Beban belajar

1 - Gaya Hidup Berkelanjut an

- Penanggulangan sampah

- Kreasiku resolusi lingkungan

sekolahku

Dimensi

- Beriman bertakwa kepada Tuhan YME

- Kreatif Elemen

- Akhlak terhadap alam

- Menghasilkan karya dan Tindakan yang orisinil

Sub elemen

- Menjaga lingkungan alam sekitar

- Memahami keterhubungan ekosistem bumi

Menghasilkan karya dan

12 JP

(32)

melakukan Tindakan yang didorong oleh emosi yang dirasakan

3) Kelas IX

Tabel 3.7

Beban Belajar P5 Kelas IX

No Muatan

Pembelajaran P5 (Tema, Topik dan

Subtopik)

Kompetensi (Dimensi, Elemen dan

Subelemen)

Beban belajar

1 - Gaya Hidup Berkelanjut an

- Penanggulangan sampah

- Kreasiku resolusi lingkungan

sekolahku

Dimensi

- Beriman bertakwa kepada Tuhan YME

- Kreatif Elemen

- Akhlak terhadap alam

- Menghasilkan karya dan Tindakan yang orisinil

Sub elemen

- Menjaga lingkungan alam sekitar

- Memahami keterhubungan ekosistem bumi

Menghasilkan karya dan melakukan Tindakan yang didorong oleh emosi yang dirasakan

12 JP

3. Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler memuat kompetensi, muatan pembelajaran, dan beban belajar. Ekstrakurikuler ditujukan untuk mengembangkan minat dan

(33)

bakat Peserta Didik. Satuan pendidikan dapat mengembangkan mengacu pada komponen, jenis dan format kegiatan, prinsip pengembangan, mekanisme, evaluasi, daya dukung dan pihak yang terlibat.

Ekstrakurikuler dilaksanakan dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya Satuan pendidikan dan peserta didik. Keikutsertaan Peserta didik dalam ekstrakurikuler bersifat sukarela.

Visi dan misi ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah berkembangnya potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, dan kemandirian Peserta Didik secara optimal melalui kegiatan-kegiatan di luar Intrakurikuler.

Misi Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan antara lain menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan diikuti sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat Peserta Didik; dan menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan kesempatan kepada Peserta Didik untuk dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri secara optimal melalui kegiatan mandiri dan/atau berkelompok.

Fungsi dan Tujuan ekstrakurikuler pada Satuan Pendidikan sebagai berikut.

a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa Ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan Peserta Didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi dan bakat, serta pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.

b. Fungsi sosial, yakni bahwa Ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial Peserta Didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada Peserta Didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktik keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral serta nilai sosial.

c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa Ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan Peserta Didik. Ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi Peserta Didik.

(34)

d. Fungsi persiapan karier, yakni bahwa Ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir Peserta Didik melalui pengembangan kapasitas.

Tujuan pelaksanaan Ekstrakurikuler pada Satuan Pendidikan sebagai berikut.

a. Ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor Peserta Didik.

Ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat, minat, dan potensi Peserta Didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya.Jenis dan Format Kegiatan

Jenis Ekstrakurikuler sebagai berikut:

1. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;

2. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;

3. Latihan olah-bakat atau latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;

4. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis Al-Quran, retret; atau bentuk kegiatan lainnya.

Ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai format sebagai berikut.

1. Individual, yakni Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh Peserta Didik secara perorangan.

2. Kelompok, yakni Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh kelompok-kelompok Peserta Didik.

3. Klasikal, yakni Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh Peserta Didik dalam 1 (satu) rombongan belajar.

4. Gabungan, yakni Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh Peserta Didik antar rombongan belajar.

5. Lapangan, yakni Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang

(35)

diikuti oleh seorang atau sejumlah Peserta Didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.

Prinsip Pengembangan

Ekstrakurikuler pada Satuan Pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut.

1. Bersifat individual, yakni bahwa Ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat, dan minat Peserta Didik masing-masing.

2. Bersifat pilihan, yakni bahwa Ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti oleh Peserta Didik secara sukarela.

3. Keterlibatan aktif, yakni bahwa Ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan Peserta Didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing- masing.

4. Menyenangkan, yakni bahwa Ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi Peserta Didik.

5. Membangun etos kerja, yakni bahwa Ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat Peserta Didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan giat.

6. Kemanfaatan sosial, yakni bahwa Ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan memperhatikan dampak positifnya bagi masyarakat.

Mekanisme Pengembangan

Ekstrakurikuler diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan bagi Peserta Didik sesuai potensi, bakat, dan minat Peserta Didik. Pengembangan Ekstrakurikuler di Satuan Pendidikan dapat dilakukan melalui tahapan:

(1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan Ekstrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan, potensi, bakat, dan minat Peserta Didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan, kompetensi, muatan pembelajaran, beban belajar, dan indikator ketercapaiannya; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan Peserta Didik atau menyalurkannya ke Satuan Pendidikan atau lembaga lainnya;

dan (5) menyusun Program Ekstrakurikuler. Satuan Pendidikan menyusun program Ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah. Program Ekstrakurikuler pada Satuan Pendidikan yang

(36)

dikembangkan dengan menggunakan sumber daya bersama difasilitasi penggunaannya oleh Yayasan, Pemerintah, atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya. Program Ekstrakurikuler disosialisasikan kepada Peserta Didik dan orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.

Sistematika Program Ekstrakurikuler paling sedikit memuat:

a. rasional dan tujuan umum;

b. deskripsi setiap Ekstrakurikuler;

c. pengelolaan;

d. pendanaan; dan e. evaluasi.

Pelaksanaan, Penjadwalan Ekstrakurikuler dirancang di awal tahun ajaran oleh pembina Ekstrakurikuler di bawah supervisi kepala sekolah/

madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan Intrakurikuler dan Kokurikuler.

Penilaian atau Asesmen

Kinerja peserta didik dalam ekstrakurikuler perlu mendapat Penilaian atau asesmen dan dideskripsikan dalam rapor. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan hasil capaian kompetensi Peserta Didik dalam Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian atau asesmen dilakukan secara kualitatif.

Evaluasi

Evaluasi Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan dalam rencana pengembangan Ekstrakurikuler oleh Satuan Pendidikan. Satuan Pendidikan hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, Satuan Pendidikan dapat melakukan tindak lanjut berupa perbaikan pada perencanaan siklus kegiatan berikutnya.

Daya Dukung

Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan Ekstrakurikuler meliputi:

1. Kebijakan Satuan Pendidikan, Pengembangan dan pelaksanaan Ekstrakurikuler merupakan kewenangan dan tanggung jawab penuh dari Satuan Pendidikan. Satuan Pendidikan menetapkan kebijakan pengembangan dan pelaksanaan Ekstrakurikuler melalui rapat Satuan

(37)

Pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah.

2. Ketersediaan Pembina Ekstrakurikuler, Pelaksanaan Ekstrakurikuler harus didukung dengan ketersediaan pembina Ekstrakurikuler. Satuan Pendidikan dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pembina Ekstrakurikuler.

3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana satuan pendidikan, pelaksanaan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan berupa ketersediaan sarana dan prasarana di Satuan Pendidikan. Sarana di Satuan Pendidikan mencakup segala kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan. Prasarana di Satuan Pendidikan mencakup lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga, prasarana kesenian, dan prasarana lainnya.

4. Pihak Yang Terlibat

Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan Ekstrakurikuler antara lain:

a. Satuan Pendidikan, Kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan pembina Ekstrakurikuler bersama-sama mewujudkan keunggulan dalam ragam Ekstrakurikuler sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh Satuan Pendidikan.

b. Komite Sekolah sebagai mitra sekolah, komite sekolah/madrasah memberikan dukungan, saran, dan kontrol dalam mewujudkan keunggulan ragam Ekstrakurikuler.

c. Orang tua memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap keberhasilan Ekstrakurikuler pada Satuan Pendidikan.

(38)

Tabel 3.8

Pengembangan Ekstrakurikuler

No Jenis Format

Kegiatan

Prinsip Pengembanga

n

Mekanisme Evaluasi Daya Dukung

Pihak yang terlibat

1 HW Pemberian

materi dasar dan latihan

Keterlibatan aktif Individu dan kelompok

1 bulan 2 kali

Sarana dan prasarana

Bagian

ekskul,kurikulum,guru

2 Tapak Suci Pemberian materi dasar dan latihan

Keterlibatan aktif Individu dan kelompok

1 bulan 2 kali

Sarana dan prasarana

Bagian

ekskul,kurikulum,guru

3 Hinasho Pemberian

materi dasar, tarkib dan latihan membaca kitab kuning

Menyenangkan Individu dan kelompok

1 bulan 2 kali

Sarana dan prasarana

Bagian

ekskul,kurikulum,guru

4 Language Community

Pemberian vocab dan

Etos kerja Individu dan kelompok

1 bulan 2 kali

Sarana dan

Bagian

ekskul,kurikulum,guru

(39)

latihan berdialog 3 bahasa

prasarana

5 Lembaga Dakwah

Pemberian materi dasar dan latihan berpidato 3 bahasa

Keterlibatan aktif Individu dan kelompok

1 bulan 2 kali

Sarana dan prasarana

Bagian

ekskul,kurikulum,guru

6 Seni Pemberian

materi dasar dan

praktek

Keterlibatan aktif Individu dan kelompok

1 bulan 2 kali

Sarana dan prasarana

Bagian

ekskul,kurikulum,guru

(40)
(41)

BAB IV

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Rencana pembelajaran disusun untuk merencanakan proses pembelajaran dengan terperinci. Rencana pembelajaran disusun oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas VII sampai IX. Rencana pembelajaran disusun supaya proses pembelajaran lebih tertata sesuai dengan alur pembelajaran yang sudah direncanakan. Rencana pembelajaran SMP Muhammadiyah Plus Cibiuk terdiri dari rencana pembelajaran sekolah dan kelas. Rencana pembelajaran sekolah berdasarkan pada Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) sedangkan untuk rencana pembelajaran kelas berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau Modul Ajar (MA). Rencana pembelajaran sekolah dan kelas dapat dilihat pada lampiran CP, Modul ajar, dan ATP setiap Mata Pelajaran

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kurikulum sekolah disusun Kurikulum sekolah disusun oleh TPK sekolah oleh TPK sekolah Penyusunan Penyusunan Kurikulum sudah Kurikulum sudah sesuai sesuai Penyusunan Penyusunan

Kurikulum yang sekarang banyak digunakan oleh sekolah yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun,

Alur Penyusunan Rancangan Kurikulum Operasional Sekolah Kurikulum operasional di satuan pendidikan SDN 2 SAMPORA merupakan sebuah bentuk kurikulum operasional untuk melaksanakan

Rencana pendampingan satuan pendidikan tahun 2024 yang disusun oleh pengawas sekolah madya dengan jumlah sekolah binaan sebanyak 4

Dokumen ini merupakan lembar validasi dan penetapan kurikulum satuan pendidikan SD Negeri Sudimara 7 untuk tahun ajaran

Tiga hari sebelum permulaan tahun pelajaran diisi dengan kegiatan sebagai berikut: Kelas X mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah MPLS secara tatap muka dengan materi : -