1
CRITICAL BOOK REPORT
DISUSUN OLEH:
NAMA : Yesi Alsika NIM : 1223111169 MATA KULIAH : Perspektif Global
DOSEN PENGAMPU : Husna P Tambunan, S.Pd., M.Pd
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2024
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa atas berkat, rahmat dan kekuatan yang telah diberikannya, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report untuk memenuhi tugas mata kuliahPerspektif Global. Pada bagian- bagian dalam makalah ini terdapat rangkuman isi buku yang memuat beberapa aspek mengkritisi dan menemukan solusi pembelajaran dari buku-buku terkait.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical book Report ini dapat terselesaikan karena berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait.
Maka dari itu saya menyampaikan ucapan Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Husna P Tambunan, S.Pd., M.Pd.selaku dosen pengampu mata kuliah Perspektif Global yang telah memberikan bimbingan terkait materi perkuliahan kepada saya dan teman-teman.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga saya dengan senang hati menerima saran dan kritik dari para pembaca untuk membantu menyempurnakannya. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pembaca dan dapat menambah ilmu pemahaman kita.
Ucapan terima kasih dan rasa penghargaan yang setingginya saya ucapkan juga bagi orang tua, teman-teman, serta semua pihak yang telah mendukung saya dalam penyelesaian makalah tersebut. Apabila ada kesahalan pengucapan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, terima kasih.
Medan, 4 April 2024
Yesi Alsika
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI………3
BAB 1 PENDAHULUAN ... 5
1.1 Rasionlisasi Pentingnya CBR ... 5
1.2 Tujuan Penulisan CBR ... 5
1.3 Manfaat CBR ... 5
1.4 Identitas buku utama & buku pembanding ... 5
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ... 7
2.1 BUKU UTAMA ... 7
BAB l. Hakikat Dan Perspektif Global ... 7
BAB II. Perspektif Global Dilihat Dari Sudut Ilmu-Ilmu Sosial Dan Ilmu Yang Terkait ... 7
BAB III. Pentingnya Kesadaran Dan Wawasan Dalam Perspektif Global ... 11
BAB IV. Isu-Isu Masalah Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional... 12
BAB V. Isu-Isu Global Dalam Pembelajaran Ips Sd ... 13
BAB VI. Model Pembelajaran Dan Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global 15 BAB VII. Masalah Pendidikan Di Indonesia Dan Solusinya ... 16
2.2 BUKU PEMBANDING ... 16
BAB I. Pendahuluan ... 16
BAB II. Pengertian Globalisasi ... 17
BAB III. Perspektif Global ... 18
BAB IV. Mega Kompetisi Di Era Globalisasi ... 18
BAB V. Kapitalis Di Era Globalisasi ... 19
BAB III KEUNGGULAN BUKU ... 22
3.1 Keterkaitan Antar Bab... 22
3.2 Kemutakhiran Buku ... 22
3.3 Keunggulan Buku Utama ... 22
3.4 Keunggulan Buku Pendamping ... 22 BAB IV 23
4
KELEMAHAN BUKU ... 23
4.1 Keterkaitan Antar Bab... 23
4.2 Kemutakhiran Buku ... 23
4.3 Kelemahan Buku Utama ... 23
4.4 Kelemahan Buku Pendamping ... 23
BAB V IMPLIKASI 24 5.1 Implikasi Terhadap Teori ... 24
5.2 Implikasi Terhadap Program Pembangunan di Indonesia ... 24
5.3 Pembahasan dan Analisis Mahasiswa ... 24
BAB VI PENUTUP 25 6.1 Kesimpulan ... 25
6.2 Saran ... 25
DAFTAR PUSTAKA ... 26
5
BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Rasionlisasi Pentingnya CBR
Critical book report adalah mengkaji suatu buku yang memuat suatu materi terkait. Terkadang saat kita memilih buku tetapi buku tersebut kurang memuaskan bagi pembaca, misalnya terdapat kekurangan pada buku yaitu segi bahasa, dan materi yang dimuat. Pada CBR ini dibuat dengan tujuan agar pembaca dapat lebih mudah dalam memilih refrensi.
Fungsinya CBR untuk melihat sudut pandang secara objektif, termasuk juga kegiatan penganalisisan dan pengevaluasian suatu buku dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas pengetahuan, pengapresiasian, atau memberi saran maupun kritikan mengenai kelebihan dan kekurangan buku.
Kegiatan mengkaji sangat penting mengingat para pengkaji buku harus memahami isi buku secara menyeluruh, dan mengingat bahwa kurangnya budaya literasi di Indonesia saat ini, apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka tidak akan terjadi penyelamatan literasi di Indonesia terutama dalam dunia pendidikan. Karena dari kegiatan ini kualitas buku yang baik akan terlihat secara mendetail dan mendalam.
1.2 Tujuan Penulisan CBR
1) Pemenuhan tugas mata kuliahPerspektif Global, 2) Peningkatan budaya literasi,
3) Menambah pengetahuan tentang peranan,
4) Melatih mahasiswa lebih berfikir kritis dalam setiap informasi dari buku,
5) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, mengevaluasi, menganalisa isi buku,
6) Menguatkan pengetahuan tentang bagaimana bertindak, mempelajari, berpendapat terhadap peran guru dalam Perspektif Global.
1.3 Manfaat CBR
1) Untuk menambah wawasan tentang sistem pembelajaran di SD, 2) Menerapkan hal-hal positif dalam kehidupan sehari-hari yang
termuat didalam buku,
3) Melatih diri untuk menghargai pendapat orang lain, aditif terhadap perubahan, komunikatif, bertanggung jawab.
1.4 Identitas buku utama & buku pembanding
❖ BUKU UTAMA
Judul : Perspektif Global
Pengarang : Dra. Risma, M.Pd, Husna Parluhutan Tambunan, S.Pd., M.Pd, Yusra Nasution, S.Pd., M.Pd, Khairunnisa, S.Pd., M.Pd, Rahmilawati, S.Pd., M.Pd, Sujarwo, S.Pd., M.Pd
6
Kota terbit : Medan
Penerbit : CV. Kencana Emas Sejahtera Tahun terbit : 2022
ISBN : 978-623-5554-59-4
❖ BUKU PEMBANDING
Judul : Perspektif Global
Pengarang : Dra. B. Suhartini, M.Kes Penerbit : Eureka Media Aksara Kota terbit : Jawa Tengah
Tahun terbit : 2023
7
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU 2.1 BUKU UTAMA
BAB l. Hakikat Dan Perspektif Global
Kita dilahirkan dan hidup di dalam masyarakat yang kaya dengan tradisi, budaya, nilai, sikap, dan adat istiadat. Dunia ini kaya dengan keberbedaan(diversity) dan keragaman (mutiplicity) tentang pandangan, bahasa, agama, adat istiadat, budaya dan sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik. Dalam perkembangannya kita mengalami berbagai kemajuan dalam kesadaran dan pandangan. Wawasan Nusantara misalnya, merupakan pandangan modern yang melihat bukan perbedaan tetapi persamaan, bukan terpisahkan tetapi terhubungkan. Sebagai contoh antara orang Sunda dengan orang Batak bukan adanya perbedaan tetapi adanya persamaan yaitu warga negara Indonesia yang ramah-tamah. Antara pulau Jawa dan Sumatra bukan dipisahkan oleh selat Sunda tetapi dihubungkan oleh selat Sunda. Pandangan modern seperti itu menyebabkan dunia menjadi semakin sempit, yang didukung oleh perkembangan IPTEK yangbegitu cepat, terutama dalam bidang komunikasi dan informasi. Dengan demikian ada kecenderungan bahwa dalam kehidupan kita tidak ada lagi batas- batas negara yang secara tradisional membatasi hubungan antara manusia di satu negara dengannegara lainnya.
Sebagai contoh dalam kaitannya dengan lingkungan yaitu tentang kebakaran hutan, penebangan hutan, dan polusi yang semuanya lebih mengarah pada kepentingan warga dunia, dan bukan hanya pada kepentingan nasional. Ketika hutan di Indonesia terbakar menyebabkan asap yang sangat tebal dar sangat mengganggu bukan saja masyarakat di Indonesia, tetapi masyarakat d Malaysia, Singapura, Bangkok bahkan Jepang merasakan akibatnya. Merek beramai-ramai membantu kita memadamkan kebakaran hutan. Sisi lainnya yan lebih hebat adalah apabila kebakaran hutan di negara kita atau negara lain dunia merusakkan lapisan ozon, akan mengakibatkan tidak tersaringnya sin ultraviolet. Ini akan menyebabkankerusakan di dunia, bukan hanya di Indones tetapi seluruh dunia.
Tentu Anda mengetahui apa akibatnya bukan? Gambar tersebut merupakan contoh bahwa saat ini kita harus mulai berpikir tenta dunia. Kita semua menggunakan planet yang sama, begitu pula halnya deng air dan udara. Kita hidup dalam masyarakat global yang mempunyai saling ketergantungan.
BAB II. Perspektif Global Dilihat Dari Sudut Ilmu-Ilmu Sosial Dan Ilmu Yang Terkait
1) PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI GEOGRAFI,SEJARAH DAN EKONOMI Geografi adalah ilmu keruangan yang mengkaji berbagai fenomena dalam konteks keruangannya. Ruang yang dikonsepkan dalam geografi yai permukaanbumi yang tiga dimensi terdiri atas muka bumi yang berupa darah dan perairan serta kolom udara diatasnya. Ruang permukaan bumi ini secara bertahap ukuran dan jaraknya mulai dari tingkat lokal, regional, sampai ke tingkat global.
8
Oleh karena itu perspektif geografi adalah perspektif keruangan yang bertahap dari perspektif lokal, regional, sampai ke perspektif global
Perspektif geografi atau perspektif keruangan adalah suatu kemampuan memandang secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan permukaan bumi, baik masa lampau, saat ini, terutama untuk masa yang akan datang. Pendekatan yang dapat diterapkan pada perspektif keruangan ini,yaitu pendekatan sejarah dan kemampuan mempredeksi. Dalam ruang lingkup kajian perspektif keruangan ini berkembang mulai dari perspektif lokal, perspektif regional, sampai perspektif global, perhatikan, amati, dan hayati serta perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu. Bagaimana keadaan permukiman, jalan, pertanian, pengairan, perdangangan, dan keadaan penduduk setempat.
Telah diungkapkan oleh Emmanuel Kant pada abad XVIII bahwa sejarah dan geografi merupakan ilmu Dwitunggal, artinya jika sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu "kapan" terjadinya, dalam hal ini dimensi waktu dengan ruang saling melengkapi. Dengan dipertanyakan waktu dan tempatnya maka karakter peristiwa itu menjadi jelas adanya.
Dapat digambarkan bahwa perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu, atau dengan kata lain perspektif sejarah itu sama dengan perspektif waktu, terutama waktu yang sudah lampau. Perspektif sejarah suatu peristiwa membawa citra tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang. Selanjutnya, perspektif globaldari sudut pandang sejarah tentang tokoh-tokoh, bangunan-bangunan, perang, pertemuan internasional dan peristiwa-peristiwa bersejarah yang memiliki dampak luas terhadap tatanan kehidupan global, dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transforasi budaya serta pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) generasi muda untuk memasuki kehidupan global di hadapannya.
Kita tentu sangat mengenal tokoh-tokoh agama, para nabi, dan rasul yang tidak hanya berpengaruh terhadap umatnya pada saat mereka masih hidup dikawasan lingkungannya masa itu melainkan tetap menjadi pola prilaku dan teladan secara global sampai saat ini. Tokoh sejarah, bahkan tokoh dunia yang demikian itu, menjadi sorotan perspektif global, bukan hanya dari sudut pandang sejarah, melainkan juga dari sudut pandang ilmu-ilmu lainnya.
Menuruh H.W. Amdt dan Gerardo P. Sicat (1991: 3) ilmu ekonomi adalah suatu ilmiah yang mengkaji bagaimana orang dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam-macam keinginan yang tidak terbatas tersebut, tersedia sumber daya yang dapat digunakan Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karenanya, sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai kegunan alternatif Pilihan penggunaan dapat terjadi antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan hari esok (masa depan).
Dari aspek-aspek yang telah dikemukakan tadi jelas bahwa perspektif ekonomi terkait dengan waktu, hari ini, dan hari esok. Sedangkan apa yang diperspektifikan terutama berkenaan dengan keinginan yang cenderung tidak terbatas, persediaan sumber daya itu terbatas bahkan langka, dan adanya penggunaan alternatif sumber daya
9
2) PERSPEKTIF GLOBAL DARI VISI POLITIK, SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
Menurut Roger F. Soltau dalam introduction to Politics (Miriam Budiardjo:
1991: 9) Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari negara, tujuan tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Hubungan antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain.
Dalam sorotan perspektif global, aspek hubungan dengan negara lain merupakan hal yang pokok. Hubungan dengan negara lain, khususnya Negara Republik Indonesia dengan negara tetangga disebut hubungan regional, dengan negara- negara lain disebut hubungan antarnegara atau antarbangsa atau hubungan Internasional, dan akhirnya dengan semua negara di dunia ini disebut hubungan global.
Hubungan internasional Indonesia dengan Korea berjalan di segala bidang.
Salah satunya adalah bidang pendidikan. Di bidang pendidikan, Indonesia dan Korea melakukan suatu kerjasama dalam bentuk beasiswa bagi siswa dan mahasiswa Indonesia untuk belajar di Korea. Beberapa program beasiswa diturunkan dari beberapa lembaga dan universitas di Korea. Ada pula yang diturunkan oleh Kedutaan Besar Korea di Indonesia. Program beasiswa ini tentunya membantu parasiswa dan mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studinya di luar negeri, khususnya Korea. Program yang ditawarkan biasanya beasiswa S1, S2.
hingga $3.
Hubungan Indonesia dengan negara-negara ASEAN salah satunya di bidang perdagangan yaitu AFTA (ASEAN Free Trade Area) yaitu dimana negara-negara yang berada di kawasan ASEAN dapat melakukan perdagangan bebas untuk melakukan ekspor impor tanpa dikenakan bea cukai.
Menurut Frank H.Hankins (Fairch, H.P.dkk. 1982: 302), sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok kelompok umat manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sam lain. Dalam sosiologi, objek yang menjadi sorotan utamanya yaitu hubungan antar manusia, terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri, atau yang disebut lingkungan sosial. Motif interaksi sosial sangat beragam dilandasi oleh tujuan tertentu. Contohnya hubungan antara produsen dan konsumen yang dilandasi oleh motif ekonomi. Akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global. menunjukkan perubahan sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi.
Dampak kemajuan, penerapan, dan permanfaatan IPTEK di bidang transportasi dan komunikasi menjadikan interaksi sosial ini makin intensif dan meluas. Interaksi bisa terjadi secara fisik maupun non-fisik melalui internet.
Teknologi komputermelalui email menyebabkan dunia ini menjadi tanpa batas secara non-fisik. Secara fisik batasbatas wilayah setiap negara berdasarkan hokum internasional masihjelas.
Interaksi secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung melalui berbagai media yang semakin intensif serta makin meluas, membawa perubahan sosial, kemajuan sosial yang berdampak luas terhadap opini, kecerdasan, nalar dan wawasan manusia yang mengalaminya. Pengetahuan ilmu dan pengenalan teknologi yangterbawa oleh satu pihak kemudian diterima oleh pihak lain melalui berbagai media, berdampak luas terhadap tatanan sosial, baik material maupun non- material.
10
Contohnya material, pakaian, peralatan, dan perangkat kasar lain tidak hanya terbatas digunakan serta dimanfaatkan oleh orang tertentu melainkan telah memasuki kehidupan segala lapisan masyarakat secara lokal, regional, bahkan juga global. Katakanlah mie instan, pakaian dan jeans, pizza, hot dog, humberger, dan lain-lain, telah masuk dalam kehidupan perkotaan, pedesaan secara regional dan bahkan global. Katakanlah jenis makanan khas setempat seperti dodol Garut, kacang Bali, manisan Cianjur, oncom Bandung, tidak lagi hanya ada ditemapt semula melainkan telah menyebar kesegala tempat dan adanya pun di toko serba ada (toserba) bahkan juga di mancanegara.
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari orang (bentuk khas masyarakat dan budayanya. Khususnya antropologi budaya yang dikemukak oleh Konjaraningrat (1990: 11-12) dikatakan sebagai pengganti ilmu b merupakan studi tentang manusia dengan kebudayaannya. Sedangkan oleh Hoebel (Fairchild, HP.
dk 1982: 12) didefinisikan sebagai mudi mai dengan pekerjaannya lebih menitikberatkan kepada kehad sebagai hasil pengembangan akal pikiran manusia.
Pada Hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apapun yang mengarus mulai dari tingkat lokal sampai ke tingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia Bangunan dari gubuk, rumah darurat, rumah permanen sampai gedung bertingkar pencakar langit.
Kendaraan mulai dari yang didorong ditarik oleh manusia, ditarik hewan, kendaraan bermotor, sampai kendaraan ruang angkasa. Pakaian mulai dari kulit kayu, kulit bintang, kapas, wool sampai serat sintesis Perkembangan serta kemajuan yang ada di sekitar kita itu merupakan hasil pengembangan akal pikiran manusia atau hasil pengembangan budaya sebagai perkembangan kebudayaan. Proses dan arus globalisasi dalam kehidupan sesungguhnya adalah proses global kemampuan budaya atau proses kebudayaan.
3) PERSPEKTIF GLOBAL DARI IPTEK, TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN INTERNASIONAL
Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam diri setiap orang yang tumbuh sejak ia di lahirkan. Penerapan pengetahuan dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari untuk menghasilkan membuahkan kemampuan yang disebut tekhnologi. Tekhnologi adalah penerapan pengetahuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan tentang cara memanfaatkan sumber daya memenuhi kebutuhan tertentu. Sesuatu Alam kehidupan manusia dewasa ini tidak terlepas dari ilmu alamiah dan ilmu terapannya berupa teknologi di berbagai bidang. Memang, pada mulanya antara ilmu alamiah dan teknologi itu tidak selalu mempunyai kaitan. Namun, dalam zaman modern ini, untuk membuat kapal, orang harus menguasai ilmu murni, hokum Archimedes, konstruksi baja dan sebagainya, agar kapal tidak tenggelam dan dapat mengarungi lautan.
Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sebagian orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyakoleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.
11
BAB III. Pentingnya Kesadaran Dan Wawasan Dalam Perspektif Global
1) PENTINGNYA KESADARAN DALAM PERSPEKTIF GLOBAL
Menurut Kamus Filsafat yang ditulis oleh Loren Bagus (1996) bahwa yang dimaksud dengan kesadaran mengandung arti keinsyafan terhadap ego, diri atau benda. Kesadaran adalah kemampuan untuk melihat dirinya sendiri sebagaimana orang lain dapat melihatnya. Dengan kata lain kesadaran adalah pengakuan diri.
Dikaitkan dengan perspektif global adalah pengakuan bahwa kita adalah bukan semata-mata sebgai warga suatu negara tetapi warga dunia, yang mempunyai ketergantungan terhadap orang lain dan bangsa lain, serta terhadap alam sekitar baik local, nasional dan global. Wawasan menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 17 (1991) adalah sikap pandang atau cara pandang yang melihat sesuatu sebagai suatu kepentingan. Perspekstif Global mencakup dua sisi yaitu kesadaran dan wawasan. Tanpa kesadaran kita tidak dapat memahami masalah global, dan tanpa wawasan kita tak akan mampu mempertahankan kehidupan global. Perspektif global mencangkup dua sisi yaitu kesadaran dan wawasan. Tanpa kesadaran kita tidak dapat memahami masalah global, dan tanpa wawasan kita tak akan mampu mempertahankan kehidupan global. Dalam kehidupan global yangpertama kali harus disadari adalah bahwa manusia adalah merupakan warga global,sebagai penduduk dunia yang memiliki hak dan kewajiban tertentu. Selain itu perlu kita sadari bahwa di dunia ini tidak hanya ada kita, akan tetapi ada orang lain yang bermukim di seluruh belahan dunia. Oleh karena itu kita harus banyak mempelajari tentang dunia dan seisinya. Kesadaran tentang terjadinya globalisasi adalah sikap/menerima suatu kenyataan bahwa planet tempat kita berada semakin menyempit dengan adanya terobosan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sikap dalam menghadapi globalisasi ini adalah bukan melawan arus globalisasi akan tetapi kita harus dapat menjinakkan globalisasi itu sendiri
2) PENTINGNYA WAWASAN DALAM PERSPEKTIF GLOBALISASI
Kecenderungan bidang lainnya yang ikut dalam arus gelombang globalisasi adalah pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi dalam pendidikan adalah
"identitas bangsa". Bentuk dan struktur pendidikan di negara kita dikhawatirkan kurang mampu menjawab tantangan globalisasi. Sebagaimana dampak radio, televisi, parabola, dan sebagainya masuk ke rumah-rumah. Yang masih menjadipertanyaan adalah apakah Badan Sensor Film sekarang ini masih efektif?
Dan bagaimana kontrol edukatif dilaksanakan? Walaupun ada globalisasi, kita harus mampu mempertahankan identitas. Hakikat globalisasi tidak melebur identitas yang ada. Seperti sajaknya Mahatma Gandhi, baris terakhir dari sajaknya adalah "tetapi jangan sampai merobohkan fundamen rumahku". Dalam hal ini, peran pendidikan sangat besar. Pendidikan harus berorientasi ke depan dan membuka wawasan global. Untuk mempertahankan identitas nasional, kita memiliki Pancasiladan UUD 1945. Menurut UUD 1945, budaya nasional berakar dan berkembang dari budaya daerah. Kebijakan pemerintah juga memberikan peluang bagiperkembangan budaya daerah. Kalau kita ada pada jalur globalisasi, maka kita tidak lantas kehilangan budaya daerah.
Kita bisa memanfaatkan gelombang globalisasi untuk mendorong proses pembangunan nasional. Ini berarti dibutuhkan kemampuan untuk menjinakkan gelombang globalisasi. Kepandaian untuk menjinakkan itu karena kita akal atau
12
kemampuan intelektual, sehingga kita tidak akan mengekor, tetapi tumbuh berkembang dengan jati diri yang kuat yang berakar pada nasionalisme yang kokoh.
Oleh karena itu, sangat penting menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan pendidikan yang bertugas memberikan landasan yang kuat sejak SD, termasuk mutunya. HAR Tilaar (1988) mengemukakan pendapat tentang kondisi yang menceluskan konsep-konsep inovasi yang dapat meningkatkan wawasan tentang masalah global dan globalisasi
BAB IV. Isu-Isu Masalah Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Nasional
A. ISU-ISU GLOBAL DALAM KAITANNYA DENGNKEPENTINGAN NASIONAL
Manusia sebagai penghuni permukaan bumi dari waktu kewaktu, baik secara kuantitatif maupun kualitatif selalu meningkat. Peningkatan jumlah penduduk tersebut membawa dampak luas terhadap segala kebutuhan hidupnya Untuk memenuhi kebutuhan tadi, manusia mengumpulkan berbagai cara dan ala yang kita kenal sebagai "teknologi", yang telah berkembang mulai dari yang paling sederhana sampai pada yang paling maju (teknologi canggih). Perkembangan, kemajuan dan penerapan teknologi untuk melayani kebutuhan hidup, merupakan ciri-ciri peningkatan kualitas kemampuan penduduk sebagaiSumber Daya Manusia (SDM).
Mengenai isu dan masalah global, Merry M. Merryfield (1997:8) mengemukakan pokok-pokok penduduk dan keluarga berencana (Population and family planning), hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self determination), pembengunan (development), hak asasi manusia (human right), emigrasi, imigrasi dan pengungsian (emigration, immigration and refugees), kepemilikan bersama secara global (the global commons), kelaparan dan bahan pangan (bunger and food), perdamaian dan keamanan (peace and security), prasangka dan deskriminasi (prejudice and discrimination).
sinar yang menyilaukan), banjir, kekeringan, tanah longsor, hama dan sebangsanya yang mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya terjadi secara lokal atau regional, namun sudah menjadi masalah global.
Masalah lingkungan telah menjadi perhatian dan kepedulian dunia, baik PBB maupun LSM. Pencemaran udara, perusakan hutan, perusakan terumbu karang dan pencemaran air (sungai, danau, laut) telah menjadi pekerjaan rumah lembaga serta organisasi seperti yang telah dikemukakan tadi. Masalah lingkungan hidup yang telah mengglobal harus menjadi perhatian dan kepedulian tiap orang termasuk seorang guru maupun warga dunia.
Selanjutnya berkenaan dengan sumber daya, khususnya sumber daya alam.
G.T. Miller (1985:6) mengemukakan pengertian : "suatu sumber daya atau sumber daya alam adalah suatu bentu materi yang diperoleh dari lingkungan fisikal yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia". Dengan demikian antara sumber daya dengan lingkungan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pada suatu ketika suatu kondisi dapat dikatakan sebagai lingkungan, sementara itu jika kondisi tersebut memenuhi kebutuhan manusia dapat dinyatakan sebagai sumber daya. Oleh karena itu, sumber daya ini tidak hanya berupa kondisi fisikal alamiah, melainkan juga dapat berupa Sumber Daya Alam (SDA) dan juga Sumber Daya Manusia (SDM).
13
B. MASALAH-MASALAH GLOBAL DALAM KAITANNYA DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL
Dari sekian jumlah negara di dunia ini, kita membedakan negara-negara yang terbelakang, sedang berkembang, dan negara-negara maju. Tekanan perbedaan tersebut terletak pada tingkat kemampuannya dalam menguasai serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengolah sumber daya alam bagi kepentingan kemakmuran penduduknya.
Negara-negara yang dikategorikan kedalam negara yang terbelakang adalah negara dengan kemampuan SDMnya masih sangat rendah dalam menguasai dan memanfaatkan IPTEK untuk menggali sumber daya alam serta lingkungan bagi kemakmurannya. Selain itu tingkat pendidikan masyarakatnya sangat rendah atau dapat dikategorikan masih bodoh. Tingkat dan kemampuan ekonominya pun juga rendah. Negara-negara yang dikategorikan negara yang sedang berkembang, kemampuan IPTEKnya lebih maju kelompok negara ini telah dapat memanfaatkan IPTEK dalam mengolah sumber daya alam dan lingkungannya, meskipun masih berbobot tradisional. Namun demikian dalam bobot yang belum begitu tinggi penerapan IPTEK maju (canggih) telah pula masuk ke dalam kehidupan negara, bangsa serta masyarakat yang sedang berkembang ini. Tingkat pendidikannya juga sudah lebih baik bila dibandingkan dengan negara yang terbelakang, Tingkat dan kemampuan ekonomi serta pendapatannya lebih baik dari pada kelompok negara yang pertama. Indonesia termasuk ke dalam kelompok negara yang sedang berkembang. Negara-negara di Asia Tenggara kecuali Singapura termasuk kelompok negara berkembang. Beberapa negara di Afrika seperti Mesir, Maroko, Republik Afrika, Selatan, termasuk kategori negara yang sedang berkembang.
Negara-negara di timur tengah, semuanya termasuk negara-negara berkembang.
Perbedaan antara negara terbelakang dengan negara sedang berkembang dan negara maju, bukan didasarkan atas tinggi rendahnya martabat kemanusiaan, melainkan didasarkan atas derajat kemampuan SDMnya. Dari kualitas SDM dalam kemampuan menguasai dan menerapkan IPTEX, tercermin pada kondisi sosial (kesehatan, demografi), budaya (kebodohan), ekonomi (miskin, kaya) dan kemampuan memanfaatkan sumber daya alam serta lingkungannya. Disini berlaku konsep " sumber daya dibatasi secara budaya". Negara bangsa dan masyarakat yangmemiliki lingkungan yang kaya akan sumber daya alam, tidak dapat menikmati kemakmuran dari potensi sumber daya tadi bila kemampuan budayanya (penguasaan IPTEK) masih sangat rendah. Kebalikannya negara, bangsa dan masyarakat lingkungannya hanya memiliki sumber daya alam yang terbatas, mampu memanfaatkan sumber daya alam yang terbatas tadi bagi kemakmuranmasyarakat. Bahkan bagi bangsa dan masyarakat yang terakhir ini.
Sumber daya alam yang ada di Negara lain dapat dimanfaatkannya. Disini berlaku ungkapan "menjadi tuan di rumah orang lain, dan menjadi budak di rumah sendiri".
BAB V. Isu-Isu Global Dalam Pembelajaran Ips Sd
1) ISU-ISU GLOBAL DALAM PEMBELAJARAN IPS SD
Beberapa hal yang berkenaan dengan isu-isu global dalam pembelajaran IPS diantaranya sebagai berikut :
1) Kemajuan dan pemanfaatan IPTEK dalam komunikasi transportasi; multimedia, kamera dan pemotretan jarak jauh, teropong serta penginderaan dari satelit, telah memperluas cakrawala pandang manusia yang memperkaya materi pembelajar IPS
14
2) Kontak antarmanusia dan arus barang berita dan informasi baik secara fisik langsung tanpa perantara, maupun tidak langsung melalui berbagai media, memperluas cara pandang manusia mulai dari tingkat locak, regional sampai ke tingkat global, untuk membina perspektif global dalam diri manusia. Proses yang demikian itu merupakan salah satu tugas yang harus diperhatikan pada pembelajaran IPS.
3) Secara alamiah, baik kondisi alam fisik maupun social budaya manusia di permukaan bumi, tersebar tidak merata dan beraneka ragam. Ketidak merataan dan keanekaragaman SDA dan SDM ini menjadi dasar terjadinya penjelajahan, kontak social, perdagangan serta kemajuan cara pandang manusia terhadap kehidupan baik dalam konteks keruangan maupun dalam perkembangan waktunya. Kenyataan yang demikian itu menjadi landasan materi pada kajian pembelajaran IPS.
4) Perbedaan tingkat kemakmuran masyarakat, Negara-negara di permukaan bumi, tidak terletak pada kaya miskinnya SDA setempat, melainkan lebih ditentukan oleh kemampuan SDM-nya memanfaatkan SDA yang dimiliki bagi kesejahteraan mereka masing-masing. Kenyataan yang demikian itu menjadi landasan peningkatan kesadaran kita semua, khususnya kesadaran guru IPS akan pentingnya pendidikan memperbaiki kualitas kemampuan peserta didik sebagai masa yang akan datang.
5) Fenomena dan masalah kehidupan di permukaan bumi sebagai suatu kenyataan, merupakan proses yang berkembang dalam ruang tertentu pada perjalanan dari waktu ke waktu. Kenyataan yang demikian, merupakan perpaduan jalinan antara faktor ruang dengan faktor waktu yang mencirikan karakter aspek kehidupan tersebut. Faktor waktu yang mencirikan karekter aspek kehidupan tersebut.
Fenomena itu merupakan hal yang menarik bagi pembelajaran IPS.
2) MASALAH-MASALAH GLOBAL DALAM PEMBELAJARAN IPS
Masalah-masalah dan isu-isu tidak selalu menjadi tanggung jawab suatu bangsa sebagai dampak dari adanya hubungan saling ketergantungan, tetapi menjadi tanggung jawab bersama sebagai manusia penghuni planet yang sama, yaitu Bumi. Setiap orang dari segalabangsa harus dapat bertanggung jawab atas keberlangsungan kehidupan di muka bumi ini. Anderson mengatakan bahwa tidak ada satu pun negara di dunia yang mampu menolak bahkan menghindari globalisasi, tidak ada pilihan lain, kecuali menyesuaikan diri dengan langkah melakukan perubahan.
Perubahan yang penting, antara lain menyesuaikan sistem pendidikan, dalam arti penyesuaian seperlunya agar dapat mengantisipasi realita yang ada.
Seyogianya pendidikan nasional mampu mengantisipasi satu langka lebih maju dibanding segi kehidupan yang lainnya. Pendidikan tidak hanya memberikan pengertian dan keterampilan untuk hidup secara efektif dalam masyarakat global dewasa ini, tetapi juga harus memberikan kemampuan untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya peluang-peluang di masa mendatang dan mampu menghargai masa lampau.
Berkenaan dengan masalah-masalah global, Merry M. Merryfield (1997:8) antara lain mengemukakan penduduk dan keluarga berencana (population and family planning), pembangunan (development), hak asasi manusia bersama secara global (the global commons), lingkungan hidup dan SDA (environment and natural resources), kelaparan dan bahan pangan (hunger and food), perdamaian dan
15
keamanan (peace security), prasangka dan diskriminasi (prejudice and discrimination).
BAB VI. Model Pembelajaran Dan Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global
1) MODEL PEMBELAJARAN PERSPEKTIF GLOBAL DALAM IPS SD
Dalam kehidupan manusia, banyak masalah yang menunjukan pertentangan (kontroversional) satu kenyataan dengan kenyataan lainnya. Dimulai dari tempat tinggal masing-masing (lokal), wilayah yang lebih luas seperti tingkat kabupaten dan provinsi (regional), tingkat bangsa (nasional), antar wilayah negara (antar regional), sampai ke tingkat dunia (global). Masalah masalah tersebut meliputi kaya miskin, perdamaian konflik, saling mempercayai prasangka, kesepakatan- pertentangan, dan kelestarian-perusakan.
Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat tinggal (desa-kota) dapat diamati adanya kemiskinan dan kekumuhan di satu pihak serta kekayaan dan kemewahan di pihak lain. Masalah yang menunjukan pertentangan ini, di tingkat regional yang lebih luas dan di tingkat dunia dapat diketahui melalui pemberitaan surat kabar, penyiaran radio serta berita tayangan tv. Oleh karena itu, media informasi seperti surat kabar, majalah, radio, tv dan internet menjadi sarana untuk memperoleh segala informasi mengenai kehidupan sehari-hari, termasuk di dalamnya masalah-masalah yang kontroversional. Melalui pengamatan di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan yang lebih luas, dari berbagai media cetak maupun elektronik kita dapat menyerap informasi di satu pihak berbicara bahkan membahas masalah perdamaian, namun di pihak lain pertentangan (konflik) antarkelompok masyarakat, antarsuku bangsa, antarbangsa, antarpihak- pihak yang berbeda kepentingan ekonomi, sosial dan politik terus berlangsung. Dalam perbincangan antarelit yang berkuasa dan memegang kebijakan di tingkat regoinal dan internasional, ada kesepakatan pembatasan senjata nuklir, kesepakatan pelanggaran batas negara (darat, laut, udara), namun di pihak lain kontak senjata atau "perang" antarpihak yang bertetangan terus berlangsung.
2) EVALUASI PEMBELAHAJARAN PERSPEKTIF GLOBAL DALAM IPS Di dalam istilah asingnya, penilaian adalah evaluation. Dari Lata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia yang berarti menilai. Didasari ataupun tidak, tiap kali kita melakukan suatu kegiatan selalu ingin mengetahui bagaimana hasilnya.
Untuk itu, kita mengadakan penilaian terhadap kinerja yang telah dilakukan, disini berarti kita melakukan evaluasi terhadap apa yang telah kita kerjakan. Dengan demikian, evaluasi itu telah menjadi bagian yang melekat dalam kehidupan sehari- hari.
Ralph Tyler (1950) mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagiamana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
16
BAB VII. Masalah Pendidikan Di Indonesia Dan Solusinya
Pendidikan menjadi bagian terpenting dalam setiap negara yang tidak pihkan dari kehidupan masyarakat Pendidikan Indonesia akan mengalami yang oleh pergantian pemerintahan dalam beberapa Prelungan sistem pendidikan akan disingkonkan dengan adanya Salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah dari mutu pendidikan Mutu pendidikan dapat dilihat berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran, guru yang memiliki k masih rendah, sarana dan pesama yang belum memadai dari dan lain sebagainya sarana fisik misalnya, banyak sekali sel un tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan dia belajar rendal, buku perpustakaan tidak lengkap" (Al-Jawi, 2006)
Kualitas pengajar pun masih ditemukan masih rendah. Masih terdapat mga yang tidak professional dalam menjalankan profesi. Walaupun pengajar menjadi pakansas keberhasilan dari pendidikan, tetapi pengajar pakan pusat dari pendidikan dan memiliki peran yang besar pada kualitas pendidikan Kualitas suatu pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah pihak terkait dalam peningkatan pendidikan Kualitas pengajar yang ditemukan masih rendah mempengaruhi rendahnya tingkat kesejahteraan pengajar.
Permasalahan aktual dalam pendidikan di Indonesia merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan hasil yang dicapai dari proses pendidikan yang harus ditindaklanjutin. Permasalahan aktual dalam pendidikan di Indonesia yakni tentang permasalahan pencapaian sasaran pendidikan, kurikulum, peran pendidik, penggunaan teknologi dalam pendidikan. Ada dua bagian dalam masalah aktual yakni tentang konsep dan pelaksanaan pendidikan. "Masalah aktual dibagi menjadi dua, yaitu mengenai konsep dan mengenai pelaksanaannya"
(Ratnasari, 2018). Sebagai contoh, adanya kurikulum baru yang memungkinkan memunculkan permasalahan konsep.
2.2 BUKU PEMBANDING BAB I. Pendahuluan
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan
17
jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang.
Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil.
BAB II. Pengertian Globalisasi
Istilah global mempunyai ruang lingkup dunia, dan bila dikaitkan dengan ruang lingkup bangsa atau Internasional. Dalam sejarah fenomena pendidikan yang mencakup antar bangsa dengan istilah pendidikan internasional (international education). Ini dapat didevinisikan sebagai hubungan antar bangsa yang pada hakekatnya bernuansakan pendidikan. Dalam konkretisasinya merupakan kerjasama antar bagsa dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang mempunyai ciri khusus diharapkan menjadi sarana timbulnya saling mengerti dan saling menghargai diantara bangsa-bangsa yang berkaitan.
Hal diatas mengingatkan pada sejarah tentang pandangan dan usul seorang tokoh Perancis yang bernama Antoine Julien de Paris. Tokoh yang mempunyai kedudukan penting dalam pemerintahan Perancis pada abad IX berpendapat bahwa bangsa-bangsa di dunia hendaknya semakin mempererat hubungan dan kerjasama untuk membangun saling mengerti dan perdamaian.Menurut tokoh ini dana yang oleh Negara hendaknya dialihkan sebagain untuk mengembangkan prasarana dan sarana untuk kerjasama dan menumbuhkan perdamaian abadi.
Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses ke dalam sebuah system ekonomi global ( Mansour Fakih,2001). Globalisasi setidaknya melibatkan penciptaan atau ekonomi dunia yang tidak hanya merupakan otalitas dan perekonimian nasional, melainkan sebuah realita independen yang kokoh. Alira modal, komoditas teknologi dan tenaga kerja berskala besar dan berjangka panjang melintasi perbatasan Negara merupakan definisi dan proses globalisasi ( James Petras, 1999).
Ada tiga hal mendasar yang selalu dirujuk oleh pakar untuk mejelaskan perkembangan pesat globalisasi; (1) kemajuan teknologi atau sering disebut sebagai revolusi informasi, (2) pemintaan pasar dunia, (3) logika kapitalisme. Namun kekuatan penggerak dari globalisasi menurut James Petras adalah Negara-negara imperial pusat, perusahaan multinasional dan bank-bank dengan dukungan lembaga-lembaga keuangan internasional. Negara menjadi penggerak globalisasi karena memiliki kekuasaan dalam mengatur formulasi strategis globalisasi, alokasi sumber daya ekonomi pada actor-aktor global.
Globalisasi terjadi ketika ditetapkannya formasi social global baru dengan ditandai oleh diberlakukannya secara global suatu mekanisme perdagangan melalui penciptaan kebijakan free-trade, yakniyakni berhasil ditanda tanganinya kesepakatan internasional tentang pedagangan pada bulan Apriltahun 1994 di Maroko. Kesepakatan ini merupakan suatu perjanjian internasional, perdagangan yang dikenal dengan General Agreement On Tarif and Trade (GATT). GAAT merupakan suatu kumpulan aturan internasional yang mengatur perilaku
18
perdagangan antar pemerintah. GAAT juga merupakan forum negoisasi perdagangan antar pemerintah, serta juga merupakan pengadilan untuk menyelesaikan jika terjadi perselisihandagang antar bangsa
Sejak kapitalisme membutuhkan ekspansi modal untuk mempercepat lajunya, maka ia membutuhkan sesuatu yang dapat menembus wilayah-wilayah baik secara geografis maupun ke dalam aspek-aspek social dan personel yang semakin lama semakin banyak dari kehidupan manusia. Misalnya untuk menekan biaya produksi maka dibutuhkan bahan-bahan mentah yang murah, tenaga kerja murah, intervensi Negara yang sekecil-kecilnya, pendek kata globalisasi mirip sekali dengan misi suci 3G (Gold, Gospel, Glory) dari para kolonialis masa lalu.
BAB III. Perspektif Global
Cara pandang dan cara berfikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh karena itu sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global.
Cara pandang dan cara berfikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh karena itu sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global.
- Perspektif global – merupakan pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran, bahwa hidup dan kehidupan ini adalah untuk kepentingan global yang lebih luas.
- Dalam cara berfikir, seseorang harus berfikir global, dan dalam bertindak dapat secara local (think globally and act locally)
- Yang kita perbuat dan lakukan akan mempengaruhi dunia secara global
- Kehidupan kita dapat berkembang tanpa adanya hubungan dan komunikasi dengan dunia luar.
- Kita hidup karena adanya saling ketergantungan.
BAB IV. Mega Kompetisi Di Era Globalisasi
Dewasa ini kita disibukan dengan persiapan memasuki millenium ketiga, yaitu suatu fase baru di dalam kehidupan manusia. Menghadapi kehidupan abad 21 manusia dibawa kepada suatu kesadaran global, yaitu bahwa dunia ini merupakan suatu dunia terbuka yang tanpa batas. Di dalam dunia tanpa batas inilah terjadi kompetisi bahkan suatu mega-kompetisi di berbagai kehidupan manusia.
Pada Abad 21, tidak ada tempat tanpa kompetisi. Kompetisi telah dan akan merupakan prinsip hidup yang baru, karena dunia terbuka dan bersaing untuk melaksanakan sesuatu yang lebih baik. Disisi lain, masyarakat kompetitif dapat melahirkan manusia-manusia yang frustasi apabila tidak dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Masyarakat kompetitif menuntut perubahan dan pengembangan secara terus menerus.
Mega-kompetisi merupakan suatu dorongan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia, kualitas barang dan jasa. Dengan kualitas tersebut orang saling bersaing satu dengan yang lain; dan di dalam proses tersebut, pendidikan dan
19
pelatihan menempati posisi yang sangat penting. Dengan demikian diperlukan suatu renungan kembali mengenai posisi pendidikan dan pelatihan menghadapi trasformasi-ekonomi-politik diabad 21.
Visi masa depan sangat diperlukan untuk melihat dan menyusun langkah- langkah yang relevan untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menghadapi transformasi masyarakat ke masa depan. Untuk dapat menghadapi masa depan diperlukan berbagai perubahan bentuk-bentuk kehidupan manusia serta sumber daya manusia yang diperlukan untuk dapat mengikuti perubahan ekonomi-sosial- politik masa depan dalam suatu dunia yang terbuka.
Abad 21 ditandai globalisasi, kehidupan manusia telah mengalami perubahan fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya. Perubahan-perubahan besar dan mendasar tersebut menuntut penanganan yang berbeda dengan sebelumnya. Peter Senge (1994) menyatakan bahwa ke depan keadaan berubah dan berkembang dari detail complexity menjadi dynamic complexity. Interpolasi perkembangan sebagai dasar perkiraan masa depan, menjadi sulit bahkan sering salah, bukan saja karena parameter perubahan menjadi sangat banyak, tetapi juga karena sensitivitas perubahan yang lain dalam lingkup yang luas dan masing-masing perubahan menjadi sulit diperkirakan.
Ronald Heifetz dan Laurie (1998) berpendapat, kepemimpinan masa depan adalah seorang pemimpin yang adaptif terhadap tantangan, peraturan yang menekan, memperhatikan pemeliharaan disiplin, memberikan kembali kepada para karyawan, dan menjaga kepemimpinannya. Selain itu, kepemimpinan juga harus selalu menyiapkan berbagai bentuk solusi dalam pemecahan masalah tantangan masa depan. Dalam kaitannya dengan adaptasi terhadap perubahan, ditekankan pada pemanfaatan sumber daya manusia. Untuk itu, perlu dikembangkan peraturan- peraturan baru, hubungan dan kerjasama yan baru, nilai-nilai baru, perilaku baru, dan pendekatan yang baru terhadap pekerjaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa harga domestik di Jepang masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga internasional. Perbedaan atau “discrepancy” ini telah berlangsung dalam waktu yang lama walaupun telah ada keterbukaan pasar dan berbagai kebijakan liberalisasi. Hal ini karena “main bank system” terus ‘mengikat’
perusahaan-perusahaan untuk melaksanakan transaksi “keiretsu”
BAB V. Kapitalis Di Era Globalisasi
Pada masa permulaannya, kapitalisme merupakan semangat yang sering mendapatkan penekanan adalah sebagai usaha, berani mengambil resiko, persaingan dan keinginan untuk mengadakan inovasi. Tata nilai yang memadai kapitalisme (terutama di negara Anglo Saxon) adalah individualisme, kemajuan material dan kebebasan politik. Pertumbuhan kapitalisme, dan terutama industrialisasi oleh kapitalis, juga berarti melahirkan kelas pekerja yang besar dinegara yang lebih maju. Sering berdesakan didaerah yang kotor di kota-kota industri yang baru berkembang, jam kerja yang lama dengan upah yang rendah dan dalam keadaan yang menyedihkan dan tidak sehat, kehilangan lembaga pengatur yang terdapat di daerah asalnya, dan untuk selama beberapa dekade disisihkan sama sekali dari proses politik – pekerja dieropa tak dapat diabaikan untuk keberhasilan kapitalisme dan juga merupakan persoalan sosial dan politik yang paling besar selam tingkat permulaan kapitalisme industri ini.Seiring berjalannya waktu, prospek kapitalisme tidak begitu cerah seluruhya segera sesudah terjadinya krisis
20
finansial yang melanda Amerika Serikat yang kemudian berdampak bagi negara- negara lain. Banyak para kalangan yang mengatakan bahwa ini adalah saatnya kehancuran kapitalisme.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.
Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang mengatur proses produksi dan pendistribusian barang dan jasa.Kapitalis berasal dari kata capital, secara sederhana dapat diartikan sebagai ‘modal’. Didalam sistem kapitalis, kekuasaan tertinggi dipegang oleh pemilik modal, dimana dalam perekonomian modern pemilik modal dalam suatu perusahaan merupakan para pemegang saham.
Sistem kapitalis merupakan suatu sistem yang saling terintegrasi secara global. Dimana kejadian krisis disuatu perusahaan atau negara lainnya yang mempunyai keterkaitan secara lansung maupun tidak lansung dengan perusahaan atau negara , mau tidak mau sebagai bagian dari sistem kapitalis akan merasakan efek domino yang sangat berarti. Disatu sisi keuntungan yang mereka peroleh tidak akan memberikan dampak yang berarti, dengan kata lain efek kerugian yang diterima suatu masyarakat dengan sistem kapitalis tidak sebanding dengan efek keuntungan yang akan diterima.
Pandangan teori sistem dunia yang menganggap dunia sebagai sebuah kesatuan sistem ekonomi kapitalis mengharuskan negara pinggiran menjadi tergantung pada negara pusat. Tansfer surplus dari negara pinggiran menuju negara pusat melalui perdagangan dan ekspansi modal. Secara tidak langsung teori ini memang mendukung pernyataan Smith yang memusatkan perhatian pada tatanan kelas. Kenyataan yang terjadi dalam proses kapitalisme telah menimbulkan dampak berupa pertumbuhan ekonomi yang terjadi karena arus pertukaran barang dan jasa serta spesialisasi tenaga kerja. Kerangka pertukaran barang dan jasa serta spesialisasi tenaga kerja ini terwujud dalam bentuk peningkatan produktivitas yang lebih dikenal dengan konsep maksimalisasi keuntungan dan kompetisi pasar.
Kapitalisme sebagai suatu sistem ekonomi yang memungkinkan beberapa individu menguasai sumberdaya vital dan menggunakannnya untuk keuntungan maksimal.
Maksimimalisasi keuntungan menyebabkan eksploitasi tenaga kerja murah, karena tenaga kerja adalah faktor produksi yang paling mudah direkayasa dibandingkan modal dan tanah. Lebih jauh, dalam wacana filsafat sosial misalnya, kapitalisme dipandang secara luas tak terbatas hanya aspek ekonomi, namun juga meliputi sisi politik, etika, maupun kultural. Kapitalisme pada awalnya berkembang bukan melalui eksploitasi tenaga kerja murah, melainkan eksploitasi kepada kaum petani kecil. Negara terbelakang merupakan penghasil barang mentah terutama dalam sektor pertanian.
Kapitalisme yang menjalar hingga negara terbelakang menjadikan struktur sosial di negara terbelakang juga berubah. Kapitalisme memunculkan kelas sosial baru di negara terbelakang yaitu kelas pemilik modal. Berkembangnya ekonomi kapitalis ini didukung oleh sistem kekerabatan antara mereka. Kelas borjuis di negara terbelakang juga dapat dengan mudah memanfaatkan dukungan politik dari pemerintah. Sebagai sebuah kesatuan ekonomi dunia, asumsi Wallerstein akan
21
adanya perlawanan dari negara terbelakang sebagai kelas tertindas oleh negara pusat menjadi hal yang tidak mungkin terjadi. Kapitalisme telah menciptakan kelompok sosial borjuis di negara terbelakang yang juga menggunakan kapitalisme untuk meningkatkan keuntungan ekonomi mereka, sehingga sangat tidak mungkin mereka melakukan perjuangan kelas. Gagasan Marx tentang tahapan revolusi ternyata runtuh. Marx menyatakan bahwa negara terbelakang akan memerlukan dua tahap revolusi, yaitu revolusi borjuis dan revolusi sosialis. Revolusi borjuis dilakukan oleh kelas borjuis nasional untuk melawan penindasan oleh negara maju dan kemudian baru berlanjut pada revolusi sosialis oleh kelas proletar.
22
BAB III
KEUNGGULAN BUKU 3.1 Keterkaitan Antar Bab
Keterkaitan materi antar bab satu dengan yang lainnya saling berkaitan.
Penyusunan materi yang rapi dan saling terkait misalnya, pada pembahasan sub judul akan dijabarkan lagi mengenai pengertian,komponen,dan unsur-unsur juga dijelaskan secara jelas. Penjelasan sub-judul tersebut dijelaskan secara sistematis dan logis.
3.2 Kemutakhiran Buku
Kemutakhiran buku ini tidak diragukan lagi dilihat dari tahun terbitannya dan sumber-sumbernya, kemudian pembahasan yang dipaparkan oleh penulis sangat menyeluruh sehingga sangat mudah untuk dipahami oleh penulis. Begitu juga pada buku pembanding, kemutakhiran pada buku pembanding juga tidak diragukan lagi.
3.3 Keunggulan Buku Utama
1. Didalam isi buku sudah menjelaskan secara luas mengenai isi materinya, 2. Format penulisan sudah jelas dan mudah dipahami,
3. Sudah menjelaskan keseluruhan isi buku sesuai dengan judul buku dan membuat para pembaca merasa senang atas apa yang sudah dibaca,
4. Setiap penjelasan sub-bab/materi memiliki pendapat dari para ahli sehingga menambah wawasan dan mengetahui sudut pandang yang berbeda,
5. Penjelasan materi yang lengkap dan tidak berulang-ulang sehingga pembaca mudah memahami maksud dan isi materi.
6. Penulisan tata letak (layout) diketik dengan rapi dan memudahkan pembaca menemukan highlight judul, sub-bab.
3.4 Keunggulan Buku Pendamping
1. Setiap pembahasan sudah dijelaskan berdasarkan sub judul yang telah ditentukan,
2. Materi yang rinci membuat para pembaca tidak bosan dengan lembaran buku yang tebal,
3. Setiap penjelasan sub-bab/materi memiliki pendapat dari para ahli sehingga menambah wawasan dan mengetahui sudut pandang yang berbeda,
4. Sudah menjelaskan keseluruhan isi buku sesuai dengan judul buku dan membuat para pembaca merasa senang atas apa yang sudah dibaca.
23
BAB IV
KELEMAHAN BUKU 4.1 Keterkaitan Antar Bab
Keterkaitan materi antar bab satu dengan bab lainnya yaitu sama sama kurang dalam menampilkan sebuah gambar, yang mana gambar adalah daya tarik bagi pembaca yang dapat membuat para pembaca merasa terhibur.
4.2 Kemutakhiran Buku
Untuk kemutakhiran buku ini sebenarnya masih berlaku sampai sekarang tetapi hanya saja masih sangat sederhana dimana belum menganalisis pada bagian yang lebih kompleks lagi. Sebagai ilmu pengetahuan yang baik dan bagus seharusnya ilmu pengetahuan tersebut harus berkembang seiringdengan perkembangan zaman dan manusianya sehingga menghasilkan pengetahuan yang berguna bagi para pengguna termasuk guru dalam membantu kegiatan guru sebagai pengolah dan pelaksana pembelajaran disekolah.
4.3 Kelemahan Buku Utama
1. Didalam buku belum menampilkan beberapa ilustrasi-ilustrasi yang menjadi daya tarik pembaca,yang akan membuat para pembaca merasa senang.
2. Buku ini memiliki sampul yang kurang menarik, sehingga kurang menarik minat pembaca.
3. Didalam buku masih terdapat beberapa kalimat yang masih susah untuk dipahami.
4. Tidak adanya capaian kompetensi yang harus dicapai dalam setiap bab nya, 5. Kurangnya Analisis Kritis karena buku hanya memberikan informasi tanpa
pemikiran kritis atau evaluasi.
4.4 Kelemahan Buku Pendamping
1. Buku ini menggunakan kalimat yang bertele-tele,tidak to the point, sehingga menyulitkan para pembaca untuk memahami kalimat-kalimat dalam buku.
2. Kesalahan dalam fakta atau bahasa (seperti kesalahan tata bahasa dan ejaan) mengurangi kredibilitas buku dan mengganggu pengalaman membaca.
3. Materi yang disajikan terlalu singkat dan penjelasannya sangat umum 4. Tidak ada gambar pendukung dalam buku tersebut, sehingga kurang
menarik untuk dibaca
24
BAB V IMPLIKASI
5.1 Implikasi Terhadap Teori
Buku ini menyoroti isu-isu global seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan konflik geopolitik, serta menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan damai. Pendekatan ini menggarisbawahi bagaimana berbagai bangsa saling berinteraksi dan ketergantungan yang kompleks, mendorong kita untuk memiliki pandangan yang lebih luas dan inklusif dalam menangani masalah global
5.2 Implikasi Terhadap Program Pembangunan di Indonesia
Implikasi dari buku "Perspektif Global" terhadap program pembangunan di Indonesia mencakup beberapa aspek penting. Buku ini membantu pemerintah dan masyarakat memahami isu-isu global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, dan konflik internasional yang mempengaruhi kebijakan pembangunan nasional. Pentingnya kerjasama dengan negara lain dan organisasi internasional ditekankan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Selain itu, buku ini mendorong peningkatan pendidikan dan kesadaran tentang isu global di kalangan masyarakat, serta menekankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam menghadapi tantangan global, yang dapat diintegrasikan dalam program pembangunan di Indonesia
5.3 Pembahasan dan Analisis Mahasiswa
Mahasiswa yang mempelajari buku ini diajak untuk memahami kompleksitas dunia modern dan bagaimana dinamika global mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan utama adalah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kolaborasi internasional dan peran teknologi serta inovasi dalam mengatasi tantangan global. Buku ini juga mendorong mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran kritis dan analitis terhadap masalah global serta mencari solusi yang berkelanjutan dan inklusif.
Dalam konteks pendidikan, buku ini digunakan sebagai bahan ajar untuk mata kuliah yang bertujuan menambah bekal pemahaman bagi mahasiswa calon pendidik. Ini penting agar mereka dapat menyampaikan pengetahuan ini kepada siswa di tingkat dasar, membantu menanamkan sikap dan perilaku yang sadar lingkungan, cinta tanah air, dan memiliki wawasan global sejak dini
25
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan
Critical book review dalam konteks perspektif globl untuk perguruan tinggi penting untuk mendorong mahasiswa mengembangkan pemikiran kritis dan analitis terhadap teks-teks yang relevan. Melalui proses ini, mahasiswa dapat mengasah keterampilan evaluasi, argumentasi, dan sintesis, serta mempertajam pandangan mereka terhadap isu-isu kewarganegaraan. Dengan berpartisipasi dalam critical book review, mahasiswa tidak hanya memahami isi buku dengan lebih mendalam, tetapi juga belajar melihatnya dari berbagai sudut pandang dan konteks, menggali implikasi praktisnya, dan mengaitkannya dengan isu-isu sosial dan politik yang ada.
Dengan demikian, kegiatan ini mendukung pengembangan literasi kewarganegaraan dan memberikan landasan bagi pemahaman yang lebih komprehensif tentang peran warga negara dalam masyarakat.
6.2 Saran
Tugas Critical Book Report ini belumlah sempurna atau masih jauh dari kata sempurna, baik dari isi, bentuk, dan juga segi penggunaan bahasa yang disebabkan pengalaman penulis yang masih terbatas, namun penulis membutuhkan kritikan dan saran dari Bapak/Ibu dosen dan juga dari para pembaca yang bersifat membangun, yang nantinya akan berguna juga untuk saya dan juga bagi para pembaca.
26
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Risma, M., & Husna Parluhutan Tambunan, S. (2022). Perspektif Global.
Medan: CV. Kencana Emas Sejahtera.
Suhartini. (2023). perspektif global. jawa tengah: eureka media aksara.
.