• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kasus Trauma Maksilofasial

N/A
N/A
yudha

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Kasus Trauma Maksilofasial "

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kasus

Trauma Maksilofasial

Hariyudha Fakhrizein C014222042

Supervisor :

dr. Caesarani Kristel, M.Ked.Klin., Sp.BP-RE

(2)

IDENTITAS PASIEN

Nama : Muh Arsha Ryandra Rahman No. RM : 1141335

J. kelamin : L

Usia : 17 tahun 8 bulan

DPJP : dr. Muhammad Irzal Wahab, Sp.BP-RE, M.Ked. Klin

TgL Masuk : 03-03-2024

Ruangan : Sawit Depan K3/1 Lama perawatan: 10 hari

(3)

Keluhan saat ini: Nyeri bagian wajah

Riwayat keluhan masuk :

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada wajah bagian bawah setelah kecelakaan lalu lintas 10 jam yang lalu. Keluhan juga disertai dengan kesulitan membuka mulut. Saat ini tidak ada demam, tidak sesak. Penglihatan kabur tidak ada. Riwayat keluar darah dari hidung dan telinga kanan dan kiri ada. Riwayat pingsan setelah kejadian tidak ada. Riwayat kejang tidak ada. Pasien sadar penuh setelah dibawa ke IGD RS Batara Siang Pangkep. Riwayat diabetes atau hipertensi tidak ada.

Mekanisme trauma :

Pasien sedang membawa motor berbonceng tiga orang, bertabrakan dengan motor dari arah berlawanan. Pasien tidak memakai helm.

Pasien terlempar ke sawah dan dengan wajah membentur ke tanah.

ANAMNESIS

(4)

PEMERIKSAAN FISIK

◼ Sakit sedang / composmentis

◼ Tekanan darah : 120/80 mmHg

◼ Nadi : 80 kali permenit

◼ Pernafasan : 22 kali permenit

◼ Suhu : 36.4 C

◼ Saturasi 100% via room air

(5)

Regio Facial Status lokalis :

Inspeksi : tampak asimetris pada mandibula, perdarahan aktif (-), tampak hematom pada palpebra dextra

Palpasi : nyeri tekan minimal

Status lokalis

(6)

LABORATORIUM RSWS 03/03/2024

Parameters Results Normal value

WBC

RBC 16.6

3.93 4.00-10.00 x 103 /Μl 4.00-6.00 x 106 /Μl

HGB 11.5 12.0-16.0 g/dl

HCT MCV MCH

35 88 29

37.0-48.0 % 80-97 fL 26.5-33.5 pg

PLT 284 150-400 x103 / Μl

LED I

Na/K/Cl 3

138/4.4/112 L<10, P<20

SGOT 32 <38

SGPT 27 <41

Ureum 38 10-50

Creatinine 0.64 <1.3

GDS 103 <140

(7)

HASIL FOTO RADIOLOGI (03-03-2024)

(8)

MSCT brain RSWS (03-03-2024) Kesan:

- Maxillofacial injury (Le Fort III) disertai fracture processus alveolar hingga symphisis mandibulae

- Panhematosinus dengan hematomastoid kiri

- Pneumocephal regio frontalis, parietal kiri dan falx cerebri

- Soft tissue swelling disertai emphysema subcutis regio colli dan maxilla bilateral, zygomaticum serta parietal kanan

- Kontusio paru kanan

HASIL FOTO RADIOLOGI (03-03-2024)

(9)

Fraktur Le Fort II

Fraktur symphisis mandibula

Kontusio paru kanan

ASSESMENT

(10)

IVFD NaCl 0.9% 20 tpm

Ceftriaxone 1 gram/12 jam/iv

Ranitidin 50 mg/12 jam/iv

Metamizole 1 gram/8 jam/iv

Dexamethason 5mg/8jam/iv

Diet cair tidak mengunyah

Kumur betadin/ 8 jam

ORIF elektif (rabu 13-3-2024)

Awasi tanda-tanda perdarahan aktif

Mobilisasi aktif

PLANNING

(11)

TINJAUAN PUSTAKA

(12)

DEFINISI

Trauma maksilofasial adalah trauma yang mengenai tulang wajah dan jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan hilangnya koninuitas jaringan dan atau tulang wajah

Khan, T. U., Rahat, S., Khan, Z. A., Shahid, L., Banouri, S. S., & Muhammad, N. (2022). Etiology and pattern of maxillofacial trauma. PloS one17(9), e0275515.

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0275515

(13)

ETIOLOGI

• Kecelakaan lalu lintas

• Penganiyaan atau perkelahian

• Cedera saat olahraga

• Kecelakaan kerja

• Jatuh

Khan, T. U., Rahat, S., Khan, Z. A., Shahid, L., Banouri, S. S., & Muhammad, N. (2022). Etiology and pattern of maxillofacial trauma. PloS one17(9), e0275515.

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0275515

(14)

KLASIFIKASI

(15)

1. TRAUMA MIDFACE/MAXILLA

Diskontinuitas os maxilla

Klasifikasi

1. Le Fort I  Fraktur horizontal melewati bagian inferior maxilla, yang membagi processus alveolar yang terdiri dari gigi dan hard palate dengan maxilla lainnya

2. Le Fort II Fraktur piramidal yang dimulai pada os nasal, meluas melalui os etmoid dan lakrimal, turun ke bawah melalui sutura zigomatikomaxilla, dan berlanjut ke arah posterior dan lateral melalui maxilla, zygoma, dan pterygoid plates.

3. Le Fort III  trauma pada nasal bridge atau bagian teratas maksilla. Fraktur ini dimulai dari nasofrontal dan sutura frontomaksilla melebar ke arah posterior sepanjang dinding medial pada orbita menembus nasolacrimal dan tulang ethmoidalis.

(16)

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik

• Sesuai tipe Le Fort

• Palpasi  krepitasi, nyeri

• Edema pada wajah

• Ekimosis periorbital bilateral

• Perdarahan subkonjungtiva

• Paraesthesia infraorbital bilateral Anamnesis

• Riwayat trauma

• Mekanisme trauma

• Nyeri dan bengkak pada area fraktur

• Perdarahan subkonjungtiva

• Penglihatan ganda, gerak bola mata terbatas

• Asimetris wajah

• maloklusi

(17)

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Penunjang

• CT Scan 3D Facial Bones  Gold Standard

• Foto Polos Skull AP + posisi waters

Patel BC, Wright T, Waseem M. Le Fort Fractures. [Updated 2023 Apr 3]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-.

(18)

TATALAKSANA

PRIMARY SURVEY

A: Airway + c spine control

B: Breathing

C: Circulation

D: Disability

E: Exposure

Rujuk dalam keadaan stabil ke RS/ Bedah Plastik

(19)

2. TRAUMA MANDIBULA

Diskontinuitas os mandibula Anamnesis

• Riwayat trauma

• Mekanisme trauma

• Nyeri pada rahang bawah, terutama saat menggigit atau mengunyah

• Sulit membuka dan menutup mulut

• Laserasi pada lidah atau dagu

• maloklusi

Yuen HW, Hohman MH, Mazzoni T. Mandible Fracture. [Updated 2023 Jul 31]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-.

(20)

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik

Bimanual palpasi  krepitasi, mobilitas

Nyeri tekan preauricular  fraktur condyles

Parastesia bagian lower face

Pemeriksaan Penunjang

Panoramic/OPG (orthopanthomography)

 gold standard

CT Scan 3D Facial Bones  Gold Standard

Foto Polos Skull AP-Lateral

(21)

TATALAKSANA

PRIMARY SURVEY

A: Airway + c spine control

B: Breathing

C: Circulation

D: Disability

E: Exposure

Rujuk ke RS/ Bedah Plastik jika dalam keadaan stabil

(22)

Thank

you

Referensi

Dokumen terkait

Diagnosis dari fraktur os nasal didapatkan dari anamnesa ditanyakan riwayat trauma hidung, pemeriksaan fisik dapat dilihat suatu deformitas, dislokasi atau hematom septum, depresi

Diagnosis tetanus otogenik ditegakkan melalui anamnesis, termasuk riwayat imunisasi yang tidak lengkap, gejala klinis dan pemeriksaan fisik. Pada kasus ini tempat masuk

Berdasarkan persetujuan pasien, anamnesis (tidak didapatkan riwayat alergi, pemakaian obat jangka panjang HT, atau asma, hemodinamik stabil, pasien tidak dalam

OS Laki-laki 63 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala hebat seperti tertindih pada seluruh area kepala, disertai sulit berbicara, wajah perot, dan sulit menggerakkan ekstremitas

Os mengeluh nyeri perut yang dominan pada kanan bawah sejak 4 hari SMRS. Awalnya nyeri terasa hilang timbul dan terlokalisir di kanan bawah namun kelamaan nyeri meluas dan terasa

Awalnya os merasa nyeri pada leher sejak 6 bulan sebelum masuk rumah sakit yang semakin lama semakin memberat. Nyeri memberat dengan aktivitas dan berkurang jika os beristirahat,

Pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada perlu dilakukan anamnesis secara cermat apakah nyeri dadanya berasal dari jantung atau dari luar jantung. Jika

Pada pemeriksaan nyeri ketok costovertebra (+) dan ada riwayat trauma tumpul pada pinggang kanan kemungkinan terjadi ruptur ginjal yang bisa