LAPORAN KEGIATAN
PROGRAM MENGAJAR SEKOLAH DI SEKOLAH
TK DAMHIL DWP UNG
Dosen pengampuh : Prof. Dr. Wenny Hulukati,M.Pd
Di ajukan untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Profesi kependidikan
DISUSUN OLEH Sri Nabilah Zakaria
153421116
JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakat Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan observasi dan menulis laporan program mengajar sekolah tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan hasil pengamatan langsung penulis di Taman kanak – kanak TK DAMHIL DWP UNG
Tersusunnya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Wenny Hulukati,M.Pd selaku dosen pengampuh 2. Dr. Pupung Puspa Ardini, S.Pd., M.Pd dosen pembimbing
3. Nikmawati podungge S.Pd selaku kepala sekolah tk damhil dwp ung 4. Hanifa hako S.Pd M.Pd selaku guru pamong Tk yang sudah membantu.
5. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan laporan ini penulis berusaha seoptimal mungkin demi sempurnanya laporan, namun penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu dengan lapang hati penulis mengharap saran dan kritik yang membangun untuk menjadi masukan dan sebagai tambahan bagi penulis.
Gorontalo, 23 Oktober 2024
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Tujuan...2
BAB II PELAKSANAAN PROGRAM...3
A. Evaluasi Manajemen Kegiatan Guru di Kelas dan Sekolah...3
B. Fungsi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan...3
C. Pengorganisasian Kegiatan Harian Guru...3
D. Pengembangan Kompetensi Staf oleh Kepala Sekolah...4
E. Manajemen Guru untuk Kegiatan Mendatang...4
F. Implementasi Fungsi Manajemen di Sekolah...5
G. Manajemen Kurikulum Merdeka...5
H. Manajemen Keuangan Sekolah...6
I. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat...6
J. Ketatausahaan dan Administrasi Guru...6
K. Pengembangan Profesional Guru...6
L. Motivasi dan Etos Kerja Guru...7
M. Partisipasi Guru dalam Organisasi Profesional...7
N. Pemanfaatan Media untuk Pengembangan Pendidikan...7
BAB III PENUTUP...8
A. Kesimpulan... 8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Program studi Penidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Institus Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Pasal 1 ayat (1) PP No.
74/2008 tentang guru, menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Sejalan dengan pernyataan itu, seorang guru harus memiliki kompetensi yang diharapkan, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Kompetensi ini disiapkan melalui pendidikan akademik dan pendidikan profesi.
Guru merupakan jabatan profesional memberikan layanan ahli dan menuntut persyaratan kemampuan yang secara akademik dan pedagogi dapat diterima oleh penerima jasa layanan secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh sebab itu, guru harus dipersiapkan melalui program pendidikan yang relatif panjang dan dirancang berdasarkan standar kompetensi guru.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang No.14 tentang Guru dan Dosen, PP No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan PP. No 74 tahun 2008 tentang guru, mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan setifikat pendidik.
Observasi merupakan suatu kegiatan mengamati, melihat serta menganalis suatu kegiatan dan seperangkat informasi yang diperoleh dengan menggunakan indera. Hasil dari observasi akan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, walaupun objek yang diamati sama. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan dan pengetahuan dari subjek observasi juga berbeda-beda.
B. Tujuan
Pengamatan yang penulis lakukan ini memiliki beberapa tujuan antara lain:
1. Mengetahui apakah guru pada sekolah tersebut sudah mengetahui menagemen fungsi
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
A. Evaluasi Manajemen Kegiatan Guru di Kelas dan Sekolah
Manajemen kegiatan guru di kelas meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proses pembelajaran. Berdasarkan observasi, beberapa guru telah menjalankan manajemen kegiatan secara sistematis, namun ada juga yang kurang terorganisir. Kendala yang sering muncul adalah kurangnya waktu untuk merencanakan pelajaran secara rinci serta minimnya pelatihan terkait strategi manajemen kelas.
Solusi:
Memberikan pelatihan khusus tentang pengelolaan kelas.
Menyediakan waktu khusus bagi guru untuk merencanakan kegiatan pembelajaran secara terstruktur.
B. Fungsi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan
Guru sering kali terlibat dalam pengambilan keputusan terkait pembelajaran, namun tidak semua mampu menjalankan fungsi manajemen seperti perencanaan dan evaluasi dengan optimal. Guru pada TK DAMHIL DWP UNG sudah melaksanankan fungsi menagemen dengan baik. Akan tetapi para guru masih sedikit sulit dalam mengambil keputusa Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh kurangnya keterampilan atau arahan dari pimpinan sekolah.
Solusi:
Menyelenggarakan workshop tentang teknik pengambilan keputusan yang efektif.
Meningkatkan komunikasi antara guru dan kepala sekolah untuk membahas solusi kolektif.
C. Pengorganisasian Kegiatan Harian Guru
Proses pengorganisasian pekerjaan harian oleh guru mencakup pembagian waktu untuk mengajar, mengevaluasi, dan mempersiapkan materi. Observasi menunjukkan bahwa beberapa guru kesulitan mengatur prioritas kegiatan, terutama saat menghadapi beban kerja yang tinggi.
Solusi:
Memberikan pelatihan manajemen waktu.
Menggunakan teknologi untuk mempermudah pengorganisasian pekerjaan.
D. Pengembangan Kompetensi Staf oleh Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan pemimpin utama di sekolah yang bertanggung jawab atas peningkatan kualitas pendidikan, termasuk pengembangan staf guru.
Salah satu aspek penting adalah pengembangan kompetensi kurikulum guru, yang tidak hanya dilakukan melalui penjelasan langsung tetapi juga melalui strategi manajemen yang terencana dan berkelanjutan.
Strategi Kepala Sekolah dalam Pengembangan Kompetensi Kurikulum a. Penugasan Guru untuk Mengikuti KKG (Kelompok Kerja Guru):
Kepala sekolah sering kali menggunakan forum seperti KKG untuk meningkatkan kompetensi kurikulum guru. Dalam kegiatan ini, guru mendapat kesempatan untuk:
Mendiskusikan implementasi kurikulum yang efektif.
Berbagi pengalaman antar guru.
Meningkatkan pemahaman tentang pembaruan kurikulum melalui pelatihan atau pembimbingan oleh fasilitator ahli.
Penugasan ini menjadi salah satu bentuk delegasi manajemen yang memungkinkan guru untuk belajar dari sumber eksternal yang kredibel.
b. Pembagian Tugas Secara Merata:
Kepala sekolah yang efektif akan memastikan bahwa semua guru mendapatkan kesempatan yang sama untuk terlibat dalam kegiatan pengembangan, termasuk pelatihan, seminar, atau lokakarya. Ini mencegah ketimpangan kompetensi di antara guru.
Jika hanya sebagian guru yang ditugaskan: Kadang kepala sekolah memilih guru tertentu karena keterbatasan waktu, anggaran, atau karena mereka dianggap lebih siap. Namun, jika ini dilakukan terus- menerus, bisa menyebabkan ketidakseimbangan kompetensi di antara staf.
E. Manajemen Guru untuk Kegiatan Mendatang
Guru harus memiliki kemampuan untuk merencanakan kegiatan mendatang, termasuk persiapan pembelajaran, evaluasi, dan pengembangan diri. Namun, kurangnya dukungan sistematis dapat menjadi hambatan.
Solusi:
Menyusun panduan perencanaan kegiatan guru.
Memberikan apresiasi bagi guru yang aktif dalam pengembangan diri.
F. Implementasi Fungsi Manajemen di Sekolah
Fungsi-fungsi manajemen seperti kontrol, komunikasi, pengarahan, dan perencanaan sering kali belum sepenuhnya diimplementasikan secara optimal oleh guru maupun kepala sekolah.
Solusi:
Melakukan pelatihan manajemen bagi seluruh staf.
Membentuk tim evaluasi untuk memonitor pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
G. Manajemen Kurikulum Merdeka
Manajemen Kurikulum dalam Penerapan Kurikulum Merdeka a. Pengelolaan Kurikulum dengan Keterbatasan Fasilitas:
Sekolah yang memiliki keterbatasan fasilitas sering kali harus mengandalkan kreativitas dan efisiensi dalam pengelolaan kurikulum.
Beberapa cara yang dapat dilakukan:
Optimalisasi Sumber Daya yang Ada:
Guru-guru dilatih untuk menggunakan sumber daya minimal secara efektif, seperti memanfaatkan alat belajar sederhana atau teknologi seadanya.
Misalnya, jika tidak ada proyektor, guru dapat menggunakan metode diskusi interaktif atau media visual manual.
Pengembangan Sumber Daya Guru:
Kepala sekolah dapat mendorong guru untuk mengikuti pelatihan internal atau berbagi pengetahuan dalam rapat kelompok kerja agar mereka memahami prinsip Kurikulum Merdeka, yang berfokus pada pembelajaran berbasis proyek dan penyesuaian terhadap kebutuhan siswa.
b. Mengelola Kehadiran dan Ketepatan Waktu Siswa:
Manajemen siswa menjadi tantangan besar, terutama jika terdapat masalah seperti siswa sering terlambat, tidak hadir, atau meninggalkan kelas sebelum waktu selesai. Berikut strategi yang dapat dilakukan sekolah:
Pemetaan Masalah Siswa : Guru atau wali kelas melakukan pemetaan terhadap siswa yang sering terlambat atau tidak hadir untuk memahami akar permasalahannya, seperti masalah transportasi, motivasi, atau kendala keluarga.
H. Manajemen Keuangan Sekolah
Pengelolaan keuangan, termasuk dana BOS, merupakan aspek penting dalam mendukung kegiatan pendidikan. Observasi menunjukkan bahwa transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana perlu ditingkatkan. Dana Bos pada sekolah ini digunakan untuk meningkatkan fasilitas fasilitas yang ada.
Solusi:
Membentuk tim pengelola keuangan yang terdiri dari perwakilan guru dan staf administratif.
Melaporkan penggunaan dana secara transparan kepada seluruh warga sekolah.
I. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan antara sekolah dan masyarakat sering kali menentukan dukungan eksternal terhadap kegiatan sekolah. Kepala sekolah memiliki peran penting dalam membangun hubungan ini melalui komunikasi dan kerja sama.
Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah.
J. Ketatausahaan dan Administrasi Guru
Administrasi menjadi tantangan bagi guru yang berada di daerah dengan akses internet terbatas. Hal ini dapat menghambat pelaksanaan tugas administratif yang berbasis digital.
Menyediakan fasilitas pendukung seperti pelatihan penggunaan teknologi.
Mengembangkan solusi offline untuk tugas administratif.
K. Pengembangan Profesional Guru
Guru dituntut untuk terus mengembangkan profesionalismenya melalui PPG, pelatihan, atau penelitian. Namun, partisipasi guru dalam program- program ini sering kali masih terbatas.
Solusi:
Memberikan insentif bagi guru yang aktif dalam pengembangan profesional.
Memfasilitasi akses ke program pelatihan dan sertifikasi.
L. Motivasi dan Etos Kerja Guru
Motivasi dan etos kerja guru merupakan faktor penting dalam menjalankan tugas secara profesional. Beberapa guru menunjukkan semangat yang tinggi, namun ada juga yang cenderung pasif.
Solusi:
Memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi.
Meningkatkan kesadaran bahwa profesi guru adalah amanah dan ibadah.
M. Partisipasi Guru dalam Organisasi Profesional
Keikutsertaan dalam organisasi profesional, seperti KKG dan MGMP, menjadi indikator pengembangan diri guru. Namun, beberapa guru masih kurang aktif.
Solusi:
Mewajibkan partisipasi dalam organisasi profesional sebagai bagian dari evaluasi kinerja.
Menyediakan waktu khusus untuk kegiatan organisasi.
N. Pemanfaatan Media untuk Pengembangan Pendidikan
Pemanfaatan video edukasi dan media lain sering kali belum maksimal di sekolah. Hal ini dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam meningkatkan kualitas pengajaran.
Solusi:
Mengadakan pelatihan tentang penggunaan media pendidikan.
Mendorong guru untuk berbagi video atau materi edukasi yang relevan.
.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Manajemen guru dan sekolah memegang peranan penting dalam keberhasilan pendidikan. Meskipun terdapat kendala dalam implementasinya, solusi yang terarah dan terencana dapat membantu meningkatkan efektivitas manajemen. Kepala sekolah dan guru harus berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal dan mendukung pengembangan profesional secara berkelanjutan.