LAPORAN PRAKTIKUM III KIMIA DASAR
“REAKSI-REAKSI KIMIA”
Disusun oleh:
Nama : Nabila Salsabila Syawie
NIM : 241011050056
Jurusan : Farmasi (Kelas B) Kelompok : 6
Tanggal :
Acc :
Dosen/Asisten
LABORATORIUM TERPADU MIPA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2024
Reaksi-reaksi Kimia
I. Tujuan
I.1. Praktikan dapat menuliskan persamaan reaksi kimia yang benar..
I.2. Praktikan dapat menjelaskan jenis-jenis reaksi kimia.
I.3. Praktikan dapat menentukan stoikiometri dari reaksi antara NaOH dengan HCl.
II. Dasar Teori
Reaksi kimia merupakan cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari suatu zat. Sifat-sifat kimia tersebut kemudian dicatat sebagai data kualitatif. Pada percobaan ini akan diamati perubahan- perubahan yang menunjukkan terjadinya reaksi. Biasanya reaksi kimia disertai dengan kejadian- kejadian seperti perubahan warna, pembentukan endapan, atau timbulnya gas.
Jenis-jenis Reaksi
Kalau pada suatu larutan ion kromat ditambah asam, ion-ion kromat mengalami suatu gejala yang disebut reaksi kondensasi. Pada reaksi kondensasi dua molekul bergabung dengan melepaskan suatu molekul kecil, seperti air. Pada kasus kromat, terbentuk ion dikromat, Cr2O7²-. Ion kromat tidak dipengaruhi oleh larutan basa. Ion dikromat tidak lagi berreaksi dengan larutan asam. Tetapi ion dikromat dapat dihidrolisis dalam larutan basa, sehingga terbentuk lagi ion kromat. Hal ini berarti bahwa reaksi antara dua ion kromat menjadi dikromat adalah reaksi kesetimbangan, yang arah reaksinya dipengaruhi oleh adanya asam atau basa. Reaksi ini dapat diamati karena ion dikromat warnanya lebih tua dari ion kromat.
Ion aluminium, kalau direaksikan dengan larutan basa (yaitu larutan yang mengandung ion hidroksida, OH- membentuk aluminium hidroksida. Kelarutan aluminium hidroksida dalam air sangat sedikit sehingga akan mengendap membentuk endapan berwarna putih. Tetapi kalau konsentrasi ion hidroksida dinaikkan lagi (nilai pH dari larutan naik), maka endapan aluminium hidroksida akan bereaksi dengan OH dan akan larut sebagai tetrahdroksi aluminat, yaitu Al(OH)4-.
Ion amonium adalah asam lemah, yang cepat dapat bereaksi dengan basa kuat. Hasilnya adalah larutan amonia dengan bau yang khas. Uap amonia dapat pula dideteksi dengan kertas lakmus, yang menunjukkan adanya senyawa bersifat basa.
Kelarutan garam perak agak beragam. Ada yang mudah larut (seperti perak nitrat), dan ada yang tidak larut (seperti perak halogenida). Kalau kepada suatu larutan ion perak ditambahkan larutan ion halogenida, maka akan terbentuk endapan perak halogenida, yang berwarna putih sampai kekuningan.
Ion karbonat berasal dari asam lemah yaitu asam karbonat (H2CO3). Asam karbonat (yang terbentuk ketika ion karbonat ditambah asam) tidak stabil dalam air, dan akan terurai menjadi karbon dioksida dan air. Karena karbon dioksida berupa gas, maka dapat diamati pembentukan gelembungnya.
Penentu Stoikiometri Reaksi
Penulisan rumus kimia yang benar dari suatu senyawa, misalnya BaSO4 untuk barium sulfat dan NaCl untuk natrium klorida, dapat diperoleh melalui data percobaan. Salah satu cara untuk mempelajari stoikiometri reaksi adalah dengan metode variasi kontinu. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui rumus kimia suatu senyawa.
Metode variasi kontinu dilakukan melalui serentetan percobaan yang kuantitas molar total pereaksinya sama, tetapi kuantitas molar masing-masing pereaksi bervariasi. Salah satu sifat fisika dari percobaan tersebut, seperti perubahan temperatur, massa, volume, dan daya serap, dapat dipilih untuk diamati. Oleh karena kuantitas molar masing-masing pereaksi berlainan, maka perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dapat diukur dan digunakan untuk menentukan stoikiometri sistem.
Pada percobaan ini, titik stoikiometri ditentukan dengan mengukur perubahan temperatur reaksi. Bila digambarkan dalam suatu grafik, hubungan antara perubahan temperatur (sifat fisika) dengan kuantitas pereaksinya akan diperoleh suatu titik maksimum atau minimum yang sesuai dengan titik stoikiometri sistem. Titik stoikiometri tersebut menyatakan perbandingan pereaksi- pereaksi dalam senyawa.
Reaksi kimia adalah suatu proses di mana suatu zat yang disebut reaktan diubah menjadi sekumpulan zat baru yang disebut dengan produk. Dengan kata lain, reaksi kimia adalah proses terjadinya perubahan kimia. Namun dalam beberapa kasus, tidak terjadi perubahan kimia ketika suatu zat bercampur karena setiap zat mempertahankan komposisi dan sifat zat aslinya. (Nurfaizin, 2024)
Reaksi kimia merupakan inti dari berbagai proses yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari, baik dalam skala makro maupun mikro.(Ramadhanti, 2023)Dalam sebuah industri kimia, reaksi kimia dapat dikatakan merupakan inti dari keseluruhan proses. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai reaksi kimia merupakan salah satu konsep dasar yang dibutuhkan mahasiswa. (Rahma, 2021)
Reaksi kimia dapat diamati secara visual dari adanya perubahan, maka untuk memahami reaksi- reaksi kimia diperlukan adanya praktikum. (Haryati, 2016)
III. Alat Dan Bahan.
III.1. Alat:
● Tabung Reaksi
● Gelas Piala
● Kertas Lakmus Merah III.2. Bahan:
● Aquades
● K₂CrO₄
● K₂Cr₂O₇
● HCl
● NaOH
● Al₂(SO₄)₃
● (NH₄)₂SO₄
● NaCL
● AgNO₃
● CaCO₃ IV. Prosedur Percobaan
IV.A. Beberapa Reaksi Kimia
1. Larutan K₂CrO₄ 0,1 M sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. Pada tabung pertama, larutan HCl 1 M ditambahkan, dikocok, dan perubahan warna diamati.
Pada tabung lain, larutan NaOH 1 M ditambahkan, dan perubahan warna diamati. Kedua larutan tersebut disimpan untuk digunakan dalam prosedur kerja 2.
2. Larutan K₂Cr₂O₇ 0,1 M sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi.
Perlakuan dilakukan seperti pada prosedur kerja 1. Hasil antara prosedur kerja 1 dan 2 dibandingkan.
3. Larutan Al₂(SO₄)₃ 0,1 M sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Larutan NaOH 1 M ditambahkan secara bertahap, dan perubahan diamati..
4. Larutan (NH₄)₂SO₄ 0,1 M sebanyak 4 mL dimasukkan ke dalam tabung. Larutan NaOH 1 M ditambahkan. Gas yang terbentuk dikenakan pada kertas lakmus merah yang telah dibasahi air, dan hasilnya diamati.
5. Larutan NaCl 0,05 M sebanyak 1 mL ditambahkan dengan 10 tetes larutan AgNO₃ 0,1 M. Perubahan yang terjadi diamati.
6. Serbuk CaCO₃ sebanyak ±1 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Larutan HCl 1 M ditambahkan, dan perubahan yang terjadi diamati.
IV.B. Stoikiometri.
1. 12 buah gelas piala atau tabung reaksi besar disiapkan.
2. Ke dalam 6 gelas piala pertama, dimasukkan larutan NaOH berturut-turut sebanyak 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 mL.
3. Sedangkan ke dalam 6 gelas piala lainnya, larutan HCl dimasukkan berturut-turut sebanyak 30, 25, 20, 15, 10, dan 5 mL.
4. Temperatur dari masing-masing larutan diukur dan dicatat, lalu dihitung rata-ratanya sebagai temperatur mula-mula (T ).ₘ
5. Kedua jenis larutan tersebut dicampurkan sehingga volume total campuran selalu tetap, yaitu 30 mL.
6. Perubahan temperatur yang terjadi selama pencampuran diamati dan dicatat sebagai temperatur akhir (Tₐ).
7. Selisih temperatur (ΔT) dihitung dengan rumus ΔT = Tₐ - T untuk setiap ₘ
pencampuran larutan asam dan basa. Grafik antara ΔT (sumbu y) dan volume asam dan basa (sumbu x) kemudian dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhanti Y..2023.Peran Katalis Dalam Reaksi Kimia: Mekanisme Dan Aplikasi.Jurnal Ilmiah Teknik. 2(2):74.
Rahma F.N., Setyaningsih L.W.N.2021.Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Integrasi Metode Daring Sinkron dan Asinkron pada Mata Kuliah Teknik Reaksi Kimia 2.
Jurnal Refleksi Pembelajaran Inovatif. 3(1):326.
Haryati S., Onggo D..2016.Pembuatan Kit Praktikum Kimia Skala Kecil untuk Pembelajaran Reaksi kimia. Prosiding Snips. 965.
Nurfaizin S., dkk. 2024. Kimia Dasar.Sumatera Barat. Indonesia
Lampiran