• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Survei Sanitasi Tempat-Tempat Umum

N/A
N/A
Amroni roni

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Praktikum Survei Sanitasi Tempat-Tempat Umum"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRATIKUM SURVEI SANITASI TEMPAT TEMPAT UMUM

Dosen Pengampu : Kamsul,STT,M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok 8

1. Adek permata PO.71.33.1.23.0.54 2. Abdul Rahmad Jutawab PO.71.33.1.23.0.55

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PALEMBANG PRODI DIII SANITASI

TAHUN 2025/2026

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, laporan praktikum survei tempat-tempat umum ini dapat kami selesaikan dengan baik. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang mata kuliah Sanitasi Pemukiman bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maya Sopianti, SST, M.K.M selaku dosen mata kuliah Sanitasi Pemukiman yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekunimenyelesaikan tugas praktikum yang bertujuan untuk memahami serta menganalisis berbagai aspek dari tempat-tempat umum yang menjadi objek penelitian.

Dalam praktikum ini, kami melakukan survei terhadap beberapa tempat umum yang memiliki fungsi dan peran penting bagi masyarakat. Survei ini bertujuan untuk mengamati kondisi, fasilitas, serta tingkat pemanfaatan tempat- tempat umum oleh masyarakat. Kami berharap laporan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil observasi yang telah kami lakukan.

.

(3)

DAFTAR ISI

BAB I ... 5

PENDAHULUAN ... 5

A. Latar Belakang ... 5

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan ... 6

1. Tujuan Umum ... 6

2. Tujuan khusus ... 6

D. Manfaat ... 6

BAB II... 7

TINAJAUN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Sanitasi Rumah Makan ... 7

B. faktor yang mempengaruhi kebersihan rumah makan ... 7

1. Kebersihan Lingkungan ... 7

2. Higiene dan Sanitasi Peralatan ... 7

3. Hygiene Karyawan ... 8

4. Kualitas Bahan Makanan ... 8

5. Proses Pengolahan Makanan ... 8

6. Pengawasan dan Kepatuhan Terhadap Regulasi ... 8

C. penyebab utama rumah makan tidak memenuhi standar sanitasi ... 8

1. Kurangnya Kesadaran dan Pengetahuan tentang Sanitasi ... 8

2. Higiene Karyawan yang Buruk ... 8

3. Pengelolaan Limbah yang Tidak Tepat ... 9

4. Peralatan dan Perlengkapan yang Tidak Bersih ... 9

5. Kualitas Air yang Buruk ... 9

6. Penyimpanan dan Penanganan Makanan yang Salah ... 9

7. Kurangnya Pengawasan dan Kepatuhan terhadap Regulasi ... 9

8. Kondisi Lingkungan yang Tidak Mendukung ... 9

D. Hubungan antara sanitasi rumah makan dan risiko kesehatan bagi konsumen. ... 10

1. Kontaminasi Makanan dan Penyakit Bawaan Makanan ... 10

2. Kontaminasi Silang antara Makanan Mentah dan Matang ... 10

3. Air dan Peralatan yang Tidak Higienis ... 10

(4)

4. Higiene Karyawan yang Buruk ... 10

5. Pengelolaan Limbah yang Tidak Tepat ... 11

E. Peraturan tentang Sanitasi Rumah Makan di Indonesia ... 11

BAB III ... 12

METODE PELAKSANAAN ... 12

A. Pelaksanaan ... 12

B. Alat dan Bahan ... 12

C. Prosedur Keja ... 12

BAB IV ... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

A. Hasil ... 13

B. Pembahasan ... 14

BAB V ... 15

KESIMPULAN DAN SARAN ... 15

A. Kesimpulan ... 15

B. Saran ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

LAMPIRAN ... 17

... 17

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sanitasi rumah makan memegang peranan penting dalam menjamin keamanan pangan dan kesehatan konsumen. Kebersihan yang terjaga dapat mencegah kontaminasi makanan oleh mikroorganisme patogen, yang berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan. Oleh karena itu, penerapan standar sanitasi yang ketat di rumah makan menjadi keharusan untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai peraturan untuk menjamin higiene dan sanitasi di rumah makan. Salah satu peraturan terbaru adalah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.

Sanitasi rumah makan memiliki peran penting dalam menjamin keamanan pangan dan kesehatan konsumen. Penerapan praktik higiene dan sanitasi yang baik dapat mencegah kontaminasi makanan oleh mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan. Menurut penelitian, kondisi higiene sanitasi makanan dan peralatan makan pada sebagian besar rumah makan telah memenuhi syarat, namun masih ada yang belum memenuhi standar yang ditetapkan.

(6)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi sanitasi di rumah makan berdasarkan standar terbaru yang ditetapkan pemerintah?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat kebersihan dan sanitasi rumah makan?

3. Apa dampak dari sanitasi rumah makan yang tidak memenuhi standar terhadap kesehatan masyarakat?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

mengetahui bagaimana kebersihan dan sanitasi pada rumah makan sudah memenuhi syarat standar pada peraturan yang ada .

2. Tujuan khusus

a. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan rumah makan, seperti fasilitas, kebiasaan pekerja, dan pengelolaan limbah.

b. Menganalisis penyebab utama rumah makan tidak memenuhi standar sanitasi yang di tetapkan.

c. Memahami hubungan antara sanitasi rumah makan dan risiko kesehatan bagi konsumen.

D. Manfaat

1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pentingnya sanitasi di rumah makan dalam menjaga kesehatan masyarakat.

2. Menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kebersihan dan sanitasi rumah makan.

3. Memberikan informasi tentang pentingnya penerapan standar sanitasi agar dapat meningkatkan kualitas layanan dan kepercayaan konsumen.

(7)

BAB II

TINAJAUN PUSTAKA

A. Pengertian Sanitasi Rumah Makan

Sanitasi rumah makan adalah upaya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan di tempat usaha makanan untuk mencegah kontaminasi, menjaga kualitas makanan, serta melindungi kesehatan konsumen dan pekerja. Sanitasi ini mencakup aspek kebersihan bahan makanan, peralatan, tempat penyimpanan, dapur, hingga kebersihan pribadi karyawan yang menangani makanan. Tujuan utama sanitasi rumah makan adalah untuk mencegah penyebaran penyakit yang dapat ditularkan melalui makanan dan minuman.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES /SK/VII/2003 tentang persyaratan hygien santasi rumah makan dan restoran pada pasal (1) terdapat pengertian rumah makan dan restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen di lengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan penyimpanan, penyajian penjualan makanan dan minuman.

B. faktor yang mempengaruhi kebersihan rumah makan 1. Kebersihan Lingkungan

a. Lokasi rumah makan harus bebas dari polusi dan sampah.

b. Ventilasi yang baik untuk menjaga sirkulasi udara.

c. Pengelolaan limbah yang efektif untuk mencegah pencemaran.

2. Higiene dan Sanitasi Peralatan

a. Peralatan makan dan memasak harus dicuci dengan baik setelah digunakan.

b. Penyimpanan alat-alat dapur harus dilakukan di tempat yang bersih dan kering.

c. Penggunaan desinfektan yang sesuai untuk membunuh kuman dan bakteri.

(8)

3. Hygiene Karyawan

a. Karyawan harus menerapkan kebersihan diri, seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani makanan.

b. Penggunaan seragam kerja yang bersih dan sesuai standar kesehatan.

c. Pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk memastikan karyawan dalam kondisi sehat.

4. Kualitas Bahan Makanan

a. Menggunakan bahan makanan yang segar dan bebas dari kontaminasi.

b. Penyimpanan bahan makanan harus dilakukan pada suhu yang sesuai.

c. Penggunaan bahan makanan yang memiliki izin dari BPOM atau lembaga terkait.

5. Proses Pengolahan Makanan

a. Makanan harus dimasak pada suhu yang tepat untuk membunuh bakteri.

b. Memisahkan makanan mentah dan makanan matang untuk menghindari kontaminasi silang.

c. Menggunakan air bersih dalam proses memasak.

6. Pengawasan dan Kepatuhan Terhadap Regulasi

a. Mengikuti standar kebersihan dan keamanan pangan yang ditetapkan oleh pemerintah.

b. Pemeriksaan berkala oleh dinas kesehatan atau pihak berwenang lainnya.

c. Menyediakan fasilitas cuci tangan untuk pelanggan dan karyawan.

C. penyebab utama rumah makan tidak memenuhi standar sanitasi 1. Kurangnya Kesadaran dan Pengetahuan tentang Sanitasi

a. Pemilik dan karyawan tidak memahami pentingnya sanitasi dalam pengelolaan makanan.

b. Kurangnya pelatihan mengenai kebersihan dan keamanan pangan.

2. Higiene Karyawan yang Buruk

a. Tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani makanan.

b. Tidak menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, atau celemek.

c. Tidak memeriksakan kesehatan secara berkala, sehingga berisiko menularkan penyakit.

(9)

3. Pengelolaan Limbah yang Tidak Tepat

a. Pembuangan sampah sembarangan yang mengundang hama seperti tikus dan kecoa.

b. Saluran pembuangan air yang tersumbat atau tidak berfungsi dengan baik.

c. Tidak ada pemisahan antara limbah organik dan anorganik.

4. Peralatan dan Perlengkapan yang Tidak Bersih

a. Peralatan makan dan memasak tidak dicuci dengan baik setelah digunakan.

b. Penggunaan lap atau spons yang kotor untuk membersihkan meja dan peralatan.

c. Penyimpanan alat makan dan masak di tempat yang lembap dan mudah terkontaminasi.

5. Kualitas Air yang Buruk

a. Menggunakan air yang tidak bersih untuk mencuci bahan makanan dan peralatan.

b. Tidak memiliki sistem penyaringan air yang memadai.

6. Penyimpanan dan Penanganan Makanan yang Salah

a. Bahan makanan dibiarkan dalam suhu ruang terlalu lama.

b. Mencampur makanan mentah dan matang sehingga terjadi kontaminasi silang.

c. Menggunakan bahan makanan yang sudah kedaluwarsa atau tidak layak konsumsi.

7. Kurangnya Pengawasan dan Kepatuhan terhadap Regulasi

a. Tidak memiliki izin usaha atau sertifikasi kebersihan dari dinas kesehatan.

b. Tidak adanya inspeksi rutin dari pihak berwenang.

c. Mengabaikan standar keamanan pangan yang telah ditetapkan.

8. Kondisi Lingkungan yang Tidak Mendukung

a. Rumah makan berada di area yang kotor dan rawan polusi.

b. Sirkulasi udara yang buruk sehingga dapur menjadi lembap dan mudah berjamur.

c. Kurangnya fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan bagi pelanggan dan karyawan.

(10)

D. Hubungan antara sanitasi rumah makan dan risiko kesehatan bagi konsumen.

1. Kontaminasi Makanan dan Penyakit Bawaan Makanan

Sanitasi yang buruk dapat menyebabkan makanan terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau parasit yang berbahaya, sehingga meningkatkan risiko penyakit bawaan makanan (foodborne diseases), seperti:

a. Keracunan makanan akibat bakteri Salmonella, E. coli, atau Staphylococcus aureus.

b. Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh Norovirus dan Rotavirus.

c. Hepatitis A yang dapat menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.

2. Kontaminasi Silang antara Makanan Mentah dan Matang

Jika bahan makanan mentah seperti daging, ikan, atau sayuran tidak disimpan dengan benar, kontaminasi silang dapat terjadi. Beberapa risikonya adalah:

a. Penyebaran bakteri dari bahan makanan mentah ke makanan siap saji.

b. Meningkatkan risiko infeksi Listeria monocytogenes, yang berbahaya terutama bagi ibu hamil dan lansia.

c. Memicu wabah penyakit akibat penyimpanan makanan yang tidak sesuai standar.

3. Air dan Peralatan yang Tidak Higienis

Penggunaan air yang terkontaminasi dan peralatan yang tidak bersih dapat menyebabkan penyebaran penyakit seperti:

a. Kolera, yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae.

b. Diare dan disentri, akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri Shigella atau parasit Giardia.

c. Penyebaran mikroorganisme patogen akibat peralatan makan dan masak yang tidak dicuci dengan baik.

4. Higiene Karyawan yang Buruk

Karyawan yang tidak menjaga kebersihan diri dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. Faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi:

a. Tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau sebelum menangani makanan.

(11)

b. Tidak menggunakan sarung tangan atau masker saat menyajikan makanan.

c. Memiliki penyakit menular tetapi tetap bekerja tanpa pemeriksaan kesehatan.

5. Pengelolaan Limbah yang Tidak Tepat

Limbah makanan yang tidak dikelola dengan baik dapat menarik hama seperti tikus, kecoa, dan lalat, yang dapat menjadi vektor penyakit seperti:

a. Leptospirosis, yang ditularkan melalui urine tikus.

b. Demam tifoid (tipes), yang ditularkan oleh lalat yang membawa bakteri Salmonella typhi.

c. Penyakit kulit akibat kontak dengan lingkungan yang tidak bersih.

E. Peraturan tentang Sanitasi Rumah Makan di Indonesia

1. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga

2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan

3. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No. 11 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Rumah Makan dan Restoran

4. Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan

(12)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan

1. Lokasi : JL. Rawasari Sekip Ujung, 20 Ilir D II Palembang 2. Tempat : RM . BASALERO

3. Hari/Tanggal : kamis 27 februari 2025 4. Waktu : 11:00 s/d selesai B. Alat dan Bahan

1. Alat : a. Alat Tulis

b. Formulir Pemeriksaan 2. Bahan :

a. Sarana rumah makan C. Prosedur Keja

1. Ruang Lingkup

Pemeriksaan sarana Rumah Makan mencakup : a. Lokasi dan bangunan

b. Fasilitas Sanitasi

c. Dapur, Ruang Makan dan Gudang Bahan Makanan d. Bahan makanan dan Bahan jadi

e. Pengelolaan makanan

f. Tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi g. Penyajian makanan

h. Peralatan

(13)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

(14)

B. Pembahasan

Dari hasil survei sanitasi tempat umum di Rumah Makan Basalero di Jl. Rawasari sekip ujung 20 Ilir D II palembang mendapatkan total skor 965 sedangkan pada lembar ceklist syarat nya total skor < 700 : tidak laik hygiene sanitasi dan untuk total skor > 700 : laik hygiene sanitas pada rumah makan yang di periksa mendapatkan total skor 965 yang berarti rumah makan Basalero memenuhi syarat laik hygiene sanitasi Rumah makan dan Restoran , pada Rumah makan Basalero masih ada beberapa poin yang belum memenuhi syarat laik hygiene sanitasi seperti tidak ada nya locker karyawan , gudang bahan makanan , tenaga kerja belum memiliki sertifikat hygiene sanitasi makanan dan tidak melakukan pemeriksaaan kesehatan pada karyawan.

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemeriksaan sanitasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa rumah makan Basalero telah memenuhi sebagian besar standar sanitasi yang ditetapkan. Namun, terdapat beberapa area yang memerlukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas sanitasi dan mencegah potensi risiko kesehatan bagi konsumen.

Peningkatan sanitasi bukan hanya tanggung jawab pemilik rumah makan, tetapi juga tanggung jawab kita bersama sebagai konsumen. Dengan menjaga kebersihan dan sanitasi rumah makan, kita dapat menciptakan lingkungan makan yang sehat dan aman bagi semua orang."

B. Saran

1. Peningkatan Kebersihan

2. Lebih sering membersihkan area dapur, terutama lantai dan peralatan masak.

3. Memastikan tempat sampah selalu tertutup rapat dan dibersihkan secara teratur.

4. Meningkatkan kebersihan toilet dan menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai.

5. Memastikan semua bahan makanan disimpan dengan benar dan pada suhu yang tepat.

6. Menerapkan praktik FIFO (First In, First Out) dalam penyimpanan bahan makanan.

7. Memastikan makanan dimasak hingga matang sempurna dan disajikan dalam kondisi yang bersih.

8. Mencegah terjadinya kontaminasi silang, pada saat penanganan bahan makanan.

9. Memberikan pelatihan tentang sanitasi makanan kepada semua karyawan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga.

Peraturan daerah setempat mengenai sanitasi rumah makan (sesuaikan dengan lokasi rumah makan).

Entjang, I. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Azwar, A. (2010). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Fardiaz, S. (2011). Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Situs web resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: www.kemkes.go.id Situs web Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM): www.bpom.go.id

(17)

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Laporan ini membahas tentang pentingnya sanitasi dan kebersihan pekerja dalam pengolahan bahan pangan untuk mencegah kontaminasi

Laporan praktikum Avometer diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum pengukuran listrik dan

Laporan akhir praktikum mata kuliah Biokimia yang disusun oleh Roger

Laporan kegiatan praktikum mata kuliah Biofarmasetika dan Farmakokinetika mengenai uji

Laporan praktikum higiene industri partikulat sebagai tugas mata

Laporan praktikum kartografi yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Laporan praktikum Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Mata sebagai tugas mata kuliah Kecerdasan

Laporan ini membahas tentang praktikum preservasi, isolasi, dan identifikasi mikroorganisme sebagai syarat mata kuliah Bioproses di Program Studi Teknik Kimia ITK