• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

N/A
N/A
Ilham Cahya Kurniado

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS "

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS MODUL I

PRODUK

Disusun oleh:

PLUG E / KELOMPOK 5

1. Prima Puspowati 122200051 2. Vina Penita Purba 122200058

LABORATORIUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA 2023

TA

(2)

PT VMA CONSULTING

Jl. Laksda Adisucipto No.80, Ambarukmo, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55281

No. Surat : 01/PT VMA Consulting/PTLF/II/2023 Perihal : Produk

Lampiran : Penjelasan produk

Kepada Yth.

PT JAYA PTLF

Di Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta Dengan hormat,

Dalam rangka menindaklanjuti Perancangan Tata Letak Fasilitas PT JAYA PTLF, maka bersama surat ini kami mengajukan rancangan lanjutan proyek perancangan pabrik mainan kereta api yang berupa analisis produk. Analisis produk berupa Bill of Material (BOM) dan analisis produk. Analisis produk akan memetakan seluruh struktur produk hingga bagian terkecil.

Melalui surat ini kami juga melampirkan penjelasan yang lebih rinci mengenai analisis produk. Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Yogyakarta, 16 Februari 2023

Tasya Afifah Person In Charge

Vina Penita Purba Chief Executive Officer Mengetahui,

Berty Dwi Rahmawati, S.T., M.Sc.

President Director

(3)

PT VMA CONSULTING

Jl. Laksda Adisucipto No.80, Ambarukmo, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55281

No. Surat : 02/PT VMA Consulting/PTLF/II/2023 Perihal : Analisis proses

Lampiran : Penjelasan Analisis Proses

Kepada Yth.

PT JAYA PTLF

Di Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta Dengan hormat,

Dalam rangka menindaklanjuti Perancangan Tata Letak Fasilitas PT JAYA PTLF, maka bersama surat ini kami mengajukan rancangan lanjutan proyek perancangan pabrik mainan kereta api yang berupa analisis proses. Analisis proses berisi rincinya tahapan dalam pembuatan produk, assembly, hingga packing.

Melalui surat ini kami juga melampirkan penjelasan yang lebih rinci mengenai analisis proses. Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Yogyakarta, 27 Februari 2023

Tasya Afifah

Person In Charge Vina Penita Purba

Chief Executive Officer Mengetahui,

Berty Dwi Rahmawati, S.T., M.Sc.

President Director

(4)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-4

LEMBAR ORISINALITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Anggota 1 : Prima Puspowati NPM Anggota 1 : 122200051

Nama Anggota 2 : Vina Penita Purba NPM Anggota 2 : 122200058

menyatakan bahwa Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas Modul I merupakan hasil karya kami sendiri.

Apabila pernyataan ini terbukti tidak benar, kami bersedia untuk mempertanggungjawabkan dan menerima sanksi hukum yang berlaku.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan tanpa paksaan daripihak manapun.

Yogyakarta, 24 Februari 2023 Yang menyatakan

Prima Puspowati 122200051

Vina Penita Purba

122200058

(5)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-3

MODUL I

PRODUK

1.1 Tujuan Pelaksanaan

Tujuan dari pelaksanaan perusahaan konsultan dalam perancangan produk diantaranya adalah:

1. Menentukan nama, logo, beserta visi dan misi perusahaan.

2. Membuat sebuah produk yang akan diusulkan kepada perusahaan terkait dan membuat Bill of Material (BOM) dari produk tersebut.

3. Mengetahui proses pembuatan produk, alat dan bahan yang dibutuhkan.

1.2 Prosedur Pelaksanaan 1.2.1 Logo dan nama perusahaan

Tahapan pembuatan logo dan nama perusahaan konsultan dimulai dengan menentukan visi misi dan tujuan perusahaan sehingga dapat diinterpretasikan melalui logo dan nama perushaan. Nama perusahaan harus dapat merepresentasikan identitas perusahaan sesuai dengan tujuannya dan menjadi ciri khas agar dapat dikenali klien. Logo adalah simbol khas dari sebuah perusahaan jasa, objek, ide, publikasi, orang, atau layanan (Adam, 2004). Logo pada dasarnya adalah identitas pada sebuah perusahaan, dimana logo akan membedakan perusahaan satu dengan perusahaan lain.

Menurut Rustan (2013), fungsi dan tujuan logo adalah sebagai identitas diri agar membedakan dari orang lain, tanda kepemilikan agar membedakan miliknya dengan orang lain, tanda jaminan kualitas, dan mencegah peniruan dan pembajakan.

Dalam pembuatan logo disarankan membuat logo yang sederhana tetapi memiliki makna yang jelas, mudah di ingat, dan mudah di terapkan kedalam berbagai media.

Logo juga harus menggambarkan atau mencitrakan perusahaan tersebut. Logo dan

nama perusahaan konsultan dapat dibuat sekreatif mungkin agar mudah dikenali

dan tidak mengandung unsur Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA).

(6)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-4

1.2.2 Deskripsi produk

Menurut KBBI, deskripsi merupakan pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Deskripsi juga diartikan sebagai uraian. Deskripsi berasal dari bahasa Latin describere yang artinya menggambarkan atau memberikan suatu hal. Sedangkan produk adalah produk didefinisikan sebagai apa pun yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Armstrong, 2017). Jadi dapat disimpulkan deskripsi produk merupakan sekumpulan informasi yang isinya menjelaskan dari produk yang akan dijual mulai dari nama produk, bahan yang digunakan, fungsi produk, komponen penyusun produk tersebut, dan target pemasaran dan informasi lainnya mengenai produk yang akan dibuat dan dijelaskan juga alasan menetapkan bahan, fungsi, komponen, dan target pemasaran tersebut. Selain itu juga dapat diberikan inovasi pada produk yang diusulkan tersebut dengan mempertimbangkan empat inovasi yaitu inovasi model, inovasi bahan, inovasi ukuran, dan inovasi fungsi. Menurut

Djodjobo (2014), inovasi produk dapat berupa gabungan dari berbagai macam

proses yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Untuk itu, pengembangan produk harus mempertimbangkan keinginan dari konsumen dan ketersediaan fasilitas. Inovasi produk juga harus dapat dikomunikasikan dengan mudah.

1.2.3 Bill of Material

Bill of material adalah data yang berisi tentang struktur produk yang detail

komponen-komponen subasembling (jenis, jumlah, dan spesifikasinya) hubungan

suatu barang dan komponen-komponennya ditunjukkan dalam satu struktur produk

secara peringkat (Simorangkir, 2019). Produk akhir disebut sebagai level nol,

sedang komponen berikutnya disebut sebagai level satu, dua dan seterusnya

(Nasution, 2003). Bill of material harus mencantumkan nama komponen, kode

komponen, jumlah komponen, level dan material penyusun komponen. Tujuan

dibuatnya bill of material untuk membantu perusahaan dalam mengendalikan

proses produksi. Dengan merinci daftar bahan spesifik untuk menyusun produk,

(7)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-5

baik bahan mentah dan campuran, proses produksi bisa terkendali dan sesuai dengan rencana awal. Mengukur kapasitas produksi perusahaan.

1.2.4 Analisis produk

Analisa atau analisis menurut Komaruddin (2002) adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga mengenali tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain, dan fungsi masing-masing dalam suatu keseluruhan yang terpadu. Analisis produk perlu dilakukan untuk menguraikan komponen-komponen dalam produk secara mendasar. Analisis produk dibuat dengan cara menentukan komponen penyusunya dimana pada bagian ini terdapat desain produk yang terdiri dari kode komponen, nama komponen, gambar, dimensi komponen, keputusan komponen dibuat sendiri atau dibeli, dan jumlah komponen per produk. Tujuan dari analisis produk adalah untuk memudahkan dalam perancangan proses produksi produk tersebut.

1.2.5 Analisis proses

Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber- sumber tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil (Herawati, 2016). Analisis proses adalah identifikasi atas aktivitas dalam pembuatan produk dari bahan mentah hingga menjadi sebuah produk. Aktivitas umumnya pada proses membuat suatu produk meliputi kegiatan prefabrikasi, fabrikasi, assembly dan packing. Analisa proses ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana proses produksi yang dilakukan pada perusahaan.

1.3 Pengolahan Data

1.3.1 Logo dan nama perusahaan

PT VMA Consulting adalah salah satu perusahaan yang berada di Yogyakarta yang bergerak dibidang jasa. PT VMA Consulting merupakan salah satu perusahaan penyedia layanan konsultasi perusahaan manufaktur yang handal.

Perusahaan ini berfokus memberikan layanan konsultasi dalam bentuk

pertimbangan, petunjuk maupun nasihat sehingga menghasilakan opini, saran,

nasihat dan solusi dari permasalahan yang dihadapi klien.

(8)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-6

Nama MVA sendiri berasal dari nama gabungan pendiri PT VMA Consulting yaitu Vina dan prima. PT VMA Consulting berdiri sejak 27 Agustus 2002 yang didirikan oleh dua orang sahabat Vina Penita dan Prima Puspowati yang melihat banyaknya kebutuhan akan konsultasi yang dihadapi berbagai perusahaan manufaktur. Kantor perusahaan PT VMA Consulting berlokasi di Jl. Laksda Adisucipto No.80, Ambarukmo, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55281. Memiliki lokasi yang strategis karena berada di jalan utama sehingga mudah terlihat dan dilalui banyak orang. Selain itu PT VMA Consulting menyediakan layanan konsultasi secara online maupun door-to- door sehingga memudahkan konsultasi yang berada diluar kota. Logo perusahaan PT VMA Consulting dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Logo Perusahaan Arti logo perusahaan PT VMA Consulting yaitu:

1. Logo PT VMA Consulting berwarna dasar kuning yang melambangkan harapan dan semangat.

2. Warna hitam melambangkan keberanian dan kekuatan. Dengan keberanian dan kekuatan inilah menjadi cikal bakal dibentuknya PT VMA Consulting.

3. Gambar gear melambangkan adanya keterkaitan antar seluruh elemen yang berada dalam perusahaan PT VMA Consulting.

4. Warna biru pada gear melambangkan memberi kesan konsevatif, dapat dipercaya dan diandalkan serta memiliki stabilitas yang kuat.

5. Warna merah pada gear melambangkan semua hal berasal dari energi positif.

6. Gambar alpabet VMA sendiri berasal dari nama perusahaan yaitu PT VMA

Consulting.

(9)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-7

PT VMA Consulting memiliki visi yaitu “Menjadi perusahaan konsultan terdepan dan terpercaya dengan menyediakan ide-ide solutif dan kreatif bertaraf internasional” untuk mewujudkan visi tersebut, PT VMA Consulting memiliki beberapa misi yaitu:

-

Penyedia layanan konsultasi pertimbangan, petunjuk maupun nasihat terhadap pengelolaan perusahaan

-

Memberikan solusi yang berfokus pada analisis, perancangan, sampai pada implementasi dan perbaikan sistem secara integral

-

Memberikan solusi dengan mempertimbangkan biaya, delivery time, dan mutu (lean manufacturing) agar mampu bersaing dipasar

-

Memberikan kontribusi nyata dalam industri dalam hal pengembangan produk serta proses produksinya secara kreatif, produktif, dan inovatif sehingga dapat bersaing ditaraf Internasional.

1.3.2 Deskripsi produk

Mainan adalah salah satu kebutuhan anak anak yang bertujuan untuk memberikan stimulasi pada otak anak dan juga tumbuh kembangnya seperti melatih kemampuan motorik halus dan motorik kasar. Sejak bayi, manusia memerlukan mainan untuk menstimulasi tumbuh kembangnya seperti meraba, melihat dan mendengar bisa dirangsang dengan mainan edukatif. Maka dari itu sebagian besar orang tua memberikan anak mainan untuk merangsang tumbuh kembang anak- anak.

Mainan kereta merupakan salah satu dari banyak mainan yang terjual dipasaran, pada umumnya dengan bermain menggunakan mainan kreta ini dapat digunakan untuk melatih kemampuan motorik anak. Seiring perkembangan orang tua mulai sadar perlunya akan kebutuhan akan perkembangan kemampuan sensorik sejak dini dan mainanan yang edukatif. Kemampuan sensorik berkaitan dengan aspek panca indera dalam menangkap dan menafsirkan setiap informasi yang masuk ke dalam tubuh.

Nama produk yang ditawarkan adalah Education Train Sensory. Target

pemasaran Education Train Sensory adalah untuk anak-anak dibawah umur lima

(10)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-8

tahun (balita) yang dapat melatih daya motorik, sensori anak dan memberikan edukasi. Balita pada umumnya masih belum dapat menerima pelajaran yang bersifat formal sehingga dibutuhkan media untuk dapat membantu anak dalam mengenali warna, bentuk dan ukuran. Selain melatih daya sensori, selagi bermain anak dapat melatih daya motoriknya. Anak - anak juga tidak mudah jenuh karena dapat belajar sambil bermain. Karena ditargetkan kepada balita, Education Train Sensory bersifat aman karena terbuat dari bahan kayu sehingga tidak mudah pecah yang menyebabkan serpihan yang dapat mencelakai anak-anak.

Education Train Sensory adalah salah satu inovasi mainan anak yang tidak

hanya melatih kemampuan motorik anak melainkan juga kemampuan sensoriknya

dan merupakan salah satu mainan edukatif dengan cara mengenali warna, bentuk,

berhitung dan menyelesaikan persoalan sederhana yaitu merakit. Permainan ini

bersifat edukatif karena dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran

interaktif dan komunikatif yang memiliki unsur mendidik dan merangsang

perkembangan panca indera. Education Train Sensory mempunyai beberapa

inovasi, dimana mainan kereta pada umumnya hanya digunakan sebagai mainan

dan pajangan. Inovasi yang pertama adalah inovasi fungsi, dimana jika biasanya

mainan ini hanya digunakan sebagai media bermain anak, Education Train Sensory

dapat digunakan sebagai media education yang dapat melatih daya sensori dengan

mengenali bentuk, warna dan ukuran. Inovasi yang kedua adalah inovasi model,

pada Education Train Sensory gerbong gerbong kereta diubah menjadi bentuk-

bentuk segitiga, lingkaran, persegi dan persegi panjang sehingga dapat

memanfaatkan fungsi dari gerbong itu sebagai media belajar anak untuk mengenal

bentuk dan ukuran. Selain itu, Education Train Sensory juga menggunakan warna

yang dasar dan mencolok sehingga dapat menarik perhatian anak dan juga anak-

anak dapat mudah mengenali dan mengingatnya. Inovasi yang terakhir adalah

inovasi ukuran, pada mainan kereta kayu pada umumnya berukuran kecil dan

pendek, disini Education Train Sensory memiliki tiga gerbong yang memiliki

bentuk masing-masing sehingga anak anak kecil dan dengan mudah merangkai dan

mencocokkan ukuran.

(11)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-9

Gambar Education Train Sensory dapat dilihat pada Gambar 1.2, Gambar 1.3, dan Gambar 1.4.

Kepala gerbong Penyangga horizontal

Lingkaran depan

Bumper

Roda

Gambar 1.2 Education Train Sensory tampak depan

Chassis A As roda

Pengunci

Roda

Chassis B Chassis A

Gambar 1.3 Education Train Sensory tampak samping

Chassis C

(12)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-10

` Penyangga

vertikal Keping persegi

panjang

Keping persegi

Keping segitiga Keping

lingkaran

Gambar 1.4 Education Train Sensory isometri Tabel nama komponennya dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Nama Komponen Education Train Sensory

No Nama Komponen

1 Chassis A

2 Bumper

3 Penyangga horizontal 4 Lingkaran depan 5 Kepala gerbong 6 Keping lingkaran 7 Penyangga vertikal 8 Keping persegi panjang 9 Keping segitiga 10 Keping persegi 11 Chassis B

12 As roda

13 Roda

14 Pengunci

15 Chassis C

(13)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-11

1.3.3 Bill of Material

Bill of Material dari produk Education Train Sensory dapat dilihat pada Gambar 1.5.

A01 Education Train Sensory

(1)

B01 Gerbong 1

(1)

B02 Gerbong 2

(1)

B03 Gerbong 3

(1)

B04 Pengunci

(2)

C01 Rangka 1

(1)

D06 Penyangga horizontal

(1)

C02 Lingkaran depan

(3)

C03 Rangka2

(1)

D08 Penyangga vertikal

(3)

C04 Keping lingkaran

(3)

C05 Keping persegi panjang

(3)

C06 Rangka 3

(1)

D08 Penyangga vertikal

(7)

C07 Keping segitiga

(3)

C08 Keping persegi

(3)

D03 As roda

(2)

D04 Roda (4)

D05 Kepala gerbong

(1) D01

Chassis A (1)

D02 Bumper

(1)

D03 As roda

(2)

D04 Roda (4)

D03 As roda

(2)

D04 Roda (4)

Kayu pinus 11/200

Kayu pinus 4/200

Kayu pinus 6/200

Kayu pinus 2/200

Kayu pinus 4/200

Kayu pinus 7/200

Kayu pinus 3/200

Kayu pinus 6/200

Kayu pinus 2/200

Kayu pinus 4/200

Kayu pinus 4/200

Kayu pinus 4/200

Kayu pinus 6/200

Kayu pinus 2/200

Kayu pinus 4/200

Kayu pinus 4/200

Kayu pinus 4/200

Kayu pinus 1,5/200

D07 Chassis B

(1)

Kayu pinus 9/200

D09 Chassis C

(1)

Kayu pinus 11/200

Level 0

Level 1

Level 2

Level 3

Level 4

Gambar 1.5 Bill of Material

Education Train Sensory Keterangan: 1 unit = 1 balok = 200 cm

Contoh perhitungan untuk chassis 1 Panjang (P) = 11

Lebar (L) = 4

Tinggi (T) = 2

Ukuran material =

𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

200 = 11

200

(14)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-12

Tabel 1.2 Kode Komponen Education Train Sensory

No Kode Komponen Nama Komponen

1 D01 Chassis A

2 D02 Bumper

3 D06 Penyangga horizontal

4 C02 Lingkaran depan

5 D05 Kepala gerbong

6 C04 Keping lingkaran

7 D08 Penyangga vertikal

8 C05 Keping persegi panjang

9 C07 Keping segitiga

10 C08 Keping persegi

11 D07 Chassis B

12 D03 As roda

13 D04 Roda

14 B04 Pengunci

15 D09 Chassis C

1.3.4 Analisis produk

Education Train Sensory tersusun dari 20 komponen yang berbahan dasar

kayu pinus. Bahan dasar yang digunakan diperoleh dari supplier dengan dimensi

panjang x lebar x tinggi adalah 200 cm x 20 cm x 3 cm. Tabel analisis produk dapat

dilihat pada Tabel 1.3 dan Tabel 1.4.

(15)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-13

Tabel 1.3 Analisis komponen utama

No Kode Komponen

Nama

Komponen Gambar Komponen

Dimensi p=

panjang l= lebar t= tinggi

d=

diameter

Jumlah

(unit) Material Sumber

1 D01 Chassis A P1

P2 P3

P4 P5

P6

L1 L2L3 P8

T1 T2

D

P1=10, P2=1,

P3=2 P4=1, P5=2, P6=1, T1=2, T2=1, L1=1,5,

L2=1, L3=1,5

D=0,5

1

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

2 D02 Bumper

P L

T

P= 4, L=1,

T=1,25 1

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

3 D06 Penyangga

horizontal P

D

P= 7,

D=0,5 1

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

4 C02 Lingkaran

depan

P

D1 D2

P= 2, D1=0,5

D2=3

3

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

5 D05 Kepala

gerbong

P T

L

P=4 L=2 T=4 D=0,5

1

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

6 C04 Keping

lingkaran

D2 D1

T T=1

D1=4 D2=0,5

3

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

(16)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-14

Tabel 1.3 Analisis komponen utama (Lanjutan)

No Kode Komponen

Nama

Komponen Gambar Komponen

Dimensi p=

panjang l= lebar t= tinggi

d=

diameter

Jumlah

(unit) Material Sumber

7 D08 Penyangga

vertikal

P

D

P=4

D=0,5 10

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

8 C05

Keping persegi panjang

P2 P1

P3 T

L D

P1=1 P2=2 P3=1 T=1 L=2 T=1 D=0,5

3

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

9 C07 Keping

segitiga

P T

L

D D=0,5

P=1 L=4 T=1

3

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

10 C08 Keping

persegi

P1 P2

P3 T

L3 L2 L1

D

P1=1 P2=2 P3=1 L1=1 L2=2 L3=1 D=0,5

3

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

11 D09 Chassis B

P1 P2

P3 P4

P5

L3 L2 L1

P6

D

T1 T2 T3

P1=1, P2=2,25,

P3=5, P4=1, P5=2,25,

P6=9 L1=1,5,

L2= 1, L3=1,5 T1=0,5 T2=1 T3=0,5

D=0,5

1

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

(17)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-15

Tabel 1.3 Analisis komponen utama (Lanjutan)

No Kode Komponen

Nama

Komponen Gambar Komponen

Dimensi p=

panjang l= lebar t= tinggi

d=

diameter

Jumlah

(unit) Material Sumber

12 D03 As roda

P

D

P= 6

d= 0,5 6

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

13 D04 Roda

T D1 D2

T=1 D1=2 D2=0,5

12

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

14 B04 Pengunci

T1

T1

D2 D1

T1=0,5 T2=1 D1=1 D2=0,5

2

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

15 D07 Chassis C

P1 L2 P2

L1

T1 T2

d

L2= 1 P2 = 1 P1=10 L1= 4 D= 0,5

T2=1

1

Kayu pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Dibuat

(18)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-16

Tabel 1.3 Analisis komponen pendukung

No Kode Komponen

Nama Komponen

Gambar Komponen

Dimensi unit received p= panjang

l= lebar t= tinggi

Received

smaller Sumber

1 F01 Lem 6,5x23 1 Dibeli

2 F02 Cat merah 42x42x21 16 Dibeli

3 F03 Cat kuning 42x42x21 16 Dibeli

4 F04 Cat hijau 42x42x21 16 Dibeli

5 F05 Cat biru 42x42x21 16 Dibeli

(19)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-17

Tabel 1.3 Analisis komponen pendukung (Lanjutan)

No Kode Komponen

Nama Komponen

Gambar Komponen

Dimensi unit received p= panjang

l= lebar t= tingg

Received

smaller Sumber

6 F06 Cat abu-

abu 42x42x21 16 Dibeli

7 F07 Cat hitam 42x42x21 16 Dibeli

8 F08 Kardus

kecil 32 x 6 x 8 20 Dibeli

9 F09 Bubble

wrap 40x50 1 Dibeli

10 F10 Kardus

besar 33 x 13 x 17 20 Dibeli

11 F11 Lakban 45 x 30 x 30 72 Dibeli

(20)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-18

Agar produk Education Train Sensory dapat diproduksi dengan baik, perusahaan harus menyiapkan 15 komponen utama yang dibuat langsung oleh perusahaan dan terdapat 11 komponen pendukung untuk membuat produk tersebut.

Bahan baku yang digunakan adalah kayu pinus dengan dimensi Panjang x lebar x tinggi yaitu 200 cm x 20 cm x 3 cm. kemudian untuk komponen pendukung diperoleh dengan cara dibeli karena apabila diproduksi sendiri kurang efektif.

Pembelian dilakukan agar dapat meminimalisasi biaya komponen yang harus dicustom. Komponen pendukung berupa cat digunakan memberikan warna pada produk, kemudian komponen kardus terdapat dua jenis yang digunakan untuk packing yaitu kardus besar dan kardus kecil untuk mengemas masing masing produk. Pengemasan masing-masing produk dilakukan untuk melindungi masing masing komponen agar terhindar dari defect. Sebelum dimasukan kedalam kardus kecil produk dilindungi terlebih dahulu menggunakan bubble wrap untuk perlindungan yang ekstra. Sedangkan, kardus besar digunakan untuk pendistribusian kepada customer dalam jumlah yang besar.

1.3.5 Analisis proses

Analisis proses digunakan untuk mengidentifikasi urutan pembuatan komponen mulai dari bahan baku, komponen, dan produk jadi. Selain itu, analisis proses juga bertujuan untuk mengetahui mesin yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk membuat setiap komponen produk. Analisi proses meliputi empat tahapan yaitu pre-fabrikasi, fabrikasi, assembly, dan packing. Pada tahap pre- fabrikasi tidak dilakukan karena untuk efisiensi waktu, biaya, dan tenaga kerja.

Kayu pinus yang digunakan sebagai bahan baku dapat didapatkan dari supplier

dengan dimensi yang dibutuhkan. Selanjutnya, pada tahap febrikasi diperlukan

mesin dan peralatan yang menujang, di antaranya yaitu: mesin bor, mesin disc sand,

mesin scroll saw, mesin table saw, mesin bubut, meja packing, mesin gantung, meja

pola, meja perakitan, dan mesin EDP. Mesin yang masih membutuhkan meja dalam

pengoperasiannya dikelompokkan ke dalam stasiun kerja. Mesin dan alat dapat

dilihat pada Tabel 1.4.

(21)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-19

Tabel 1.4 Mesin dan alat

No Nama

Mesin Penjelasan Ukuran Gambar

1 Mesin Bor

Digunakan pada stasiun kerja pengeboran untuk melubangi part.

Terdapat komponen drill press yang digunakan untuk mengatur ukuran hasil pengeboran.

24 cm x 55 cm x 98 cm

2 Mesin disc sand

Mesin disc sand digunakan pada stasiun kerja penghalusan. Fungsinya untuk menghaluskan permukaan komponen dan dapat juga digunakan untuk membuat chamfer sehingga permukaan komponen yang dihasilkan lebih rata dan rapi.

56.5 cm x 28 cmx 33 cm

3 Mesin scroll saw

Mesin scroll saw digunakan pada stasiun kerja pemotongan yang membutuhkan lengkungan.

Fungsinya digunakan untuk memotong komponen berukuran kecil karena memiliki alat pemotong kecil seperti kawat sehingga lebih fleksibel. Selain itu mesin ini juga memiliki komponen drill yang dapat digunakan sebagai pelubangan awal.

69 cm x 29,5 cm x29 cm

4 Mesin table saw

Digunakan untuk memotong komponen secara melintang. Mesin ini memiliki pengaris sehingga memudahkan pekerjaan karena tidak perlu membuat pola terlebih dahulu.

68 cm x 200 cm x 106 cm

6 Mesin bubut

Mesin bubut digunakan pada stasiun kerja pembubutan. Fungsinya untuk membuat komponen yang agar menjadi bentuk lingkaran. Mesin akan memutar sesuai porosnya dan dilakukan pengurangan ukuran dengan menggunakan konsep rotasi sehingga menghasilkan bentuk komponen rotasional.

75 cm x 10 cm x 44 cm

(22)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-20

Tabel 1.4 Mesin dan alat (lanjutan)

No Nama

Mesin Penjelasan Ukuran Gambar

7 Meja packing

Digunakan pada pengemasan produk utuk melakukan wrapping dan mengemas kedalam kardus.

200 cm x 70 cm x 80 cm

8 Mesin oven

Digunakan untuk melakukan pengeringan komponen. Komponen yang sudah melalui proses pencelupan cat akan dibawa masuk kedalam mesin oven untuk dilakukan pengeringan.

137 cm x 120 cm x 220 cm

9 Meja pola

Digunakan untuk menggambar pola pada bahan baku yang ingin dilakukan pemerosesan selanjutnya.

Pemolaan dilakukan untuk menghindari kesalahan saat pemotongan,

240 cm x 120 cm x 70 cm

10 Meja perakitan

Digunakan untuk merakit komponen (assembly) menjadi barang jadi. Meja ini juga menjadi tempat berkumpulnya komponen komponen yang akan dirakit. Terdapat juga lem dan perkakas lain yang dibutuhkan dalam proses perakitan.

70 cm x 20 cm x 200 cm

11 Mesin EDP

Digunakan untuk melakukan pencelupan warna. Komponen yang sudah disusun pada alat pengantung kemudia dibawa masuk kedalam mesin EDP untuk dilakukan pewarnaa, alat gantung akan dibiarkan beberapa saat untuk meniriskan cat yang terbawa.

Didalam mesin EDP terdapat alat yang nantinya akan digunakan untuk menggantungkan alat gantung sehingga dapat dilakukan pencelupan.

100 cm x 100 cm x 100 cm

(23)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-21

Tabel 1.4 Mesin dan alat (lanjutan)

No Nama

Mesin Penjelasan Ukuran Gambar

12

Meja penggantu ngan

Digunakan untuk melakukan pemasangan sebelum melakukan pengecatan. Komponen akan digantung ke alat gantung untuk nanti selanjutnya dibawa ke mesin pencelupan, pengantungan ini dilakukan agar komponen tetap rapi dan juga mendapatkan hasil pengecatan yang merata dan maksimal.

100 cm x 70 cm x 85 cm

13 Meja pelepasan

Digunakan untuk melakukan pelepasan komponen setelah dicat dan dikeringkan. Setelah komponen dikeringkan dari mesin oven, selainjutkan komponen dibawa ke meja pelepasan sehingga komponen dapat turun dan alat gantung dapat digunakan kembali, meja pelepasan ini juga digunakan untuk temapat meletakkan komponen sebelum melanjutkan tahapan selanjutnya.

100 cm x 70 cm x 85 cm

Mesin dan alat tersebut digunakan untuk merubah bahan baku menjadi barang jadi. Dimana harus melalui tahapan seperti tahap fabrikasi, assembly, dan packing. Tahapan yang perlu dilalui untuk membuat produk akhir adalah sebagai berikut:

1. Tahap fabrikasi

Tahap fabrikasi pada produk Education Train Sensory dapat dilihat pada Tabel 1.5.

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

1 Chassis A

Pembuatan chassis A dilakukan sebanyak satu kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=11 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 1

(24)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-22

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

1 Chassis A

2. Memotong kayu pinus menjadi l=4 cm pada setiap lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (11 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,8 3. Membuat pola untuk

penguci dengan l= 1,1 cm, p= 1,1 cm, dan pola lingkaran pada tengah persegi dengan d=0,6 cm kemudian membuat pola untuk tempat as roda dengan l=1,1 cm, p=1,1 cm, dan pola lingkaran pada tengah persegi dengan d=0,6 cm

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm

x 3 cm) Meja pola 1,5

4. Memotong mengikuti pola yang telah dibuat

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 3 cm)

Mesin

scroll saw 3 5. Melakukan

pengeboran lubang as roda menjadi d= 0,5 cm dan melakukan

pengeboran lubang pengunci gerbong menjadi d= 0,5 cm hingga tembus

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 3 cm)

Mesin bor 2

6. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 3 cm)

Mesin disc

sand 1

7. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 3 cm)

Meja

inspeksi 0,5

2 Bumper

Pembuatan bumper dilakukan sebanyak satu kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=4 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 2. Memotong kayu

pinus menjadi l=1 cm pada setiap lebar raw material 20 cm.

Kayu Pinus (4 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3

(25)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-23

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

2 Bumper

3. Memotong kayu pinus menjadi t=1 cm pada setiap tinggi raw material 3 cm

Kayu Pinus (4 cm x 1 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 4. Memotong balok

kayu pinus menjadi bentuk segitiga dengan lebar alas segitiga =1,4 cm dengan memotong secara melintang pada diagonal ruang balok

Kayu Pinus (4 cm x 1 cm x 1 cm)

Mesin

table saw 0,5

5. Melakukan

penghalusan komponen

Kayu Pinus (4 cm x 1 cm x 1,4 cm)

Mesin sand

disc 0,5 6. Melakukan inspeksi

terhadap komponen

Kayu Pinus (4 cm x 1 cm x 1,4 cm)

Meja

inspeksi 0,5

3 Penyangga horizontal

Pembuatan penyangga horizontal dilakukan sebanyak satu kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=1 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 2. Memotong kayu

pinus menjadi l=7 cm pada setiap lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (1 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 3. Memotong kayu

pinus menjadi t=1 cm pada setiap tinggu raw material 3 cm

Kayu Pinus (1 cm x 7 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 4. Membubut balok

kayu pinus hingga d = 0,5 cm

Kayu Pinus (1 cm x 7 cm x 1 cm)

Mesin

bubut 0,5 5. Menghaluskan

komponen

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=7 cm)

Mesin disc

sand 0,2 6. Memasang

komponen pada alat gantung

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=7 cm)

Meja penggan-

tungan

0,1

(26)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-24

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

3 Penyangga horizontal

7. Melakukan pengecatan dengan metode pencelupan menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=7 cm)

Mesin EDP 5

8. Melakukan pengeringan

menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=7 cm)

Mesin oven 5

9. Melepaskan komponen dari alat gantung

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=7 cm)

Meja

pelepasan 0,1 10. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=7 cm)

Meja

inspeksi 0,5

4 Lingkaran depan

Pembuatan lingkaran depan dilakukan sebanyak tiga kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=3,3 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 2. Memotong kayu

pinus menjadi l=3,3 cm pada setiap lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (3,3 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 3. Memotong kayu

pinus menjadi t=2 cm pada setiap tinggi raw material 3 cm

Kayu Pinus (3,3 cm x 3,3 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 4. Membuat pola

lingkaran dengan d=3,1 cm dan d2= 0,5 pada permukaan balok 3,3 cm x 3,3 cm

Kayu Pinus (2,3 cm x 3,3 cm x 2 cm)

Meja pola 0,5

5. Membubut balok kayu pinus hingga d = 3 cm

Kayu Pinus (2,3 cm x 2,3 cm x 2 cm)

Mesin

bubut 0,3 6. Melakukan

pengeboran dengan d=0,5 cm

Kayu Pinus (d=3 cm, t=2 cm)

Mesin bor 1

(27)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-25

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

4 Lingkaran depan

7. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (d1=3 cm, d2=0,5 cm, t=2 cm)

Mesin disc

sand 0,3 8. Memasang

komponen pada alat gantung

Kayu Pinus (d1=3 cm, d2=0,5 cm, t=2 cm)

Meja penggan-

tungan

0,1 9. Melakukan

pengecatan dengan metode pencelupan menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (d1=3 cm, d2=0,5 cm, t=2 cm)

Mesin EDP 5

10. Melakukan pengeringan

menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (d1=3 cm, d2=0,5 cm, t=2 cm)

Mesin oven 5

11. Melepaskan komponen dari alat gantung

Kayu Pinus (d1=3 cm, d2=0,5 cm, t=2 cm)

Meja

pelepasan 0,1

12. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (d1=3 cm, d2=0,5 cm, t=2 cm)

Meja

inspeksi 0,5

5 Kepala gerbong

Pembuatan kepala gerbong dilakukan sebanyak satu kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p= 4 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 2. Memotong kayu

pinus menjadi l= 4 cm pada setiap lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (4 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 3. Memotong kayu

pinus menjadi t= 2 cm pada setiap tinggi raw material 3 cm dan melakukan inspeksi

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,4

(28)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-26

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

5 Kepala gerbong

4. Membuat pola lingkaran dengan d1=

0,5 pada permukaan balok yang berukuran 4 cm x4 cm

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 2 cm)

Meja pola 0,3

5. Melakukan

pengeboran pada pola lingkaran dengan d=0,5 cm serta melakukan inspeksi

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 2 cm)

Mesin bor 0,3

6. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 2 cm)

Mesin disc

sand 0,2 7. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 2 cm)

Meja

inspeksi 0,5

6 Keping lingkaran

Pembuatan lingkaran depan dilakukan sebanyak tiga kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=4,3 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 2. Memotong kayu

pinus menjadi l=4,3 cm pada setiap lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (4,3 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 3. Memotong kayu

pinus menjadi t=1 cm pada setiap tinggi raw material 3 cm

Kayu Pinus (4,3 cm x 4,3 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 4. Membuat pola

lingkaran dengan d1=4,1 cm dan d2= 0,5 pada permukaan balok 4,3 cm x 4,3 cm

Kayu Pinus (4,1 cm x 4,1 cm x 1 cm)

Meja pola 0,5

5. Melakukan

pembubutan balok kayu pinus hingga d = 4 cm

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 1 cm)

Mesin

bubut 0,3 6. Melakukan

pengeboran dengan d=0,5 cm

Kayu Pinus (d1=4 cm, t=1 cm)

Mesin bor 1

7. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (d1=4 cm, d2=0,5, t=1 cm)

Mesin disc

sand 0,3

(29)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-27

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

6 Keping lingkaran

8. Memasang komponen pada alat gantung

Kayu Pinus (d1=4 cm, d2=0,5, t=1 cm)

Meja penggan-

tungan

0,1 9. Melakukan

pengecatan dengan metode pencelupan menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (d1=4 cm, d2=0,5, t=1 cm)

Mesin EDP 5

10. Melakukan pengeringan

menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (d1=4 cm, d2=0,5, t=1 cm)

Mesin oven 5

11. Melepaskan komponen dari alat gantung

Kayu Pinus (d1=4 cm, d2=0,5, t=1 cm)

Meja

pelepasan 0,1

12. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (d1=4 cm, d2=0,5, t=1 cm)

Meja

inspeksi 0,5

7 Penyangga vertikal

Pembuatan penyangga vertikal dilakukan sebanyak sepuluh kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=1 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 2. Memotong kayu

pinus menjadi l=4 cm pada setiap lebar raw material 20cm

Kayu Pinus (1 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 3. Memotong kayu

pinus menjadi t=1 cm pada setiap tinggi raw material 3 cm

Kayu Pinus (1 cm x 4 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 4. Membubut balok

kayu pinus hingga d = 0,5 cm

Kayu Pinus (1 cm x 4 cm x 1 cm)

Mesin

bubut 0,5 5. Menghaluskan

komponen

Kayu Pinus (p=4 cm, d=0,5)

Mesin disc

sand 0,2

(30)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-28

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

7 Penyangga vertikal

6. Memasang komponen pada alat gantung

Kayu Pinus (p=4 cm, d=0,5)

Meja penggan-

tungan

0,1 7. Melakukan

pengecatan dengan metode pencelupan menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (p=4 cm, d=0,5)

Mesin EDP 5

8. Melakukan pengeringan

menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (p=4 cm, d=0,5)

Mesin oven 5

9. Melepaskan komponen dari alat gantung

Kayu Pinus (p=4 cm, d=0,5)

Meja

pelepasan 0,1 10. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (p=4 cm, d=0,5)

Meja

inspeksi 0,5

8

Keping persegi panjang

Pembuatan keping persegi panjang dilakukan sebanyak tiga kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi ukuran p

= 4 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 2. Memotong kayu

pinus menjadi ukuran l

= 2 cm pada setiap lebar raw material 200 cm

Kayu Pinus (4 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 3. Memotong kayu

pinus menjadi ukuran t

= 1 cm pada setiap tinggi raw material 200 cm

Kayu Pinus (4 cm x 2 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 4. Membuat pola

lingkaran dengan d=0,6 cm pada permukaan 4 cm x 2 cm

Kayu Pinus (4 cm x 2 cm x 1 cm)

Mesin

table saw 0,3

(31)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-29

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

8

Keping persegi panjang

5. Melakukan

pengeboran pada pola lingkaran dengan d=0,5 cm serta melakukan inspeksi

Kayu Pinus (4 cm x 2 cm x 1 cm)

Mesin bor 0,3

6. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (4 cm x 2 cm x 1 cm)

Mesin disc

sand 0,3 7. Memasang

komponen pada alat gantung

Kayu Pinus (4 cm x 2 cm x 1 cm)

Meja penggan-

tungan

0,1 8. Melakukan

pengecatan dengan metode pencelupan menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (4 cm x 2 cm x 1 cm)

Mesin EDP 5

9. Melakukan pengeringan

menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (4 cm x 2 cm x 1 cm)

Mesin oven 5

10. Melepaskan komponen dari alat gantung

Kayu Pinus (4 cm x 2 cm x 1 cm)

Meja

pelepasan 0,1 11. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (4 cm x 2 cm x 1 cm)

Meja

inspeksi 0,5

9 keping Segitiga

Pembuatan keping segitiga dilakukan sebanyak tiga kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=4 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 2. Memotong kayu

pinus menjadi l=4 cm pada setiap lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (4 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 3. Memotong kayu

pinus menjadi t=1 cm pada setiap tinggi raw material 3 cm

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3

(32)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-30

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

9 Keping segitiga

4. Membuat pola segitiga sama sisi dengan panjang sisi sama dengan 3 dan membuat pola lingkaran dengan d=0,6 cm pada permukaan segitiga

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 3 cm)

Meja pola 1

5 Melakukan pemotongan sesuai denan pola

Kayu Pinus (3 cm x 3 cm x 1 cm)

Mesin

scroll saw 0,8 6. Melakukan

pengeboran pada pola lingkaran dengan d=0,5 cm serta melakukan inspeksi

Kayu Pinus (4 cm x 3,5 cm x 1 cm)

Mesin bor 0,4

7. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (4 cm x 3,5 cm x 1 cm)

Mesin disc

sand 0,3 8. Memasang

komponen pada alat gantung

Kayu Pinus (4 cm x 3,5 cm x 1 cm)

Meja penggan-

tungan

0,1 9. Melakukan

pengecatan dengan metode pencelupan menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (4 cm x 3,5 cm x 1 cm)

Mesin EDP 5

10. Melakukan pengeringan

menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (4 cm x 3,5 cm x 1 cm)

Mesin oven 5

11. Melepaskan komponen dari alat gantung

Kayu Pinus (4 cm x 3,5 cm x 1 cm)

Meja

pelepasan 0,1 12. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (4 cm x 3,5 cm x 1 cm)

Meja

inspeksi 0,5

(33)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-31

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

10 Keping persegi

Pembuatan keping persegi dilakukan sebanyak tiga kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi ukuran p

= 4 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 2. Memotong kayu

pinus menjadi ukuran l

= 4 cm pada lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (4 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 3. Memotong kayu

pinus menjadi ukuran t

= 1 cm pada setiap tinggi raw material 3 cm

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 4. Membuat pola

lingkaran dengan d=0,6 cm pada setiap

permukaan 4 cm x 4 cm

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 1 cm)

Meja pola 0,3 5. Melakukan

pengeboran pada pola lingkaran dengan d=0,5 cm serta melakukan inspeksi

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 1 cm)

Mesin bor 0,4

6. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 1 cm)

Mesin disc

sand 0,3 7. Memasang

komponen pada alat gantung

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 1 cm)

Meja penggan-

tungan

0,1 8. Melakukan

pengecatan dengan metode pencelupan menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 1 cm)

Mesin EDP 5

9. Melakukan pengeringan

menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 1 cm)

Mesin oven 5

(34)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-32

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

10 Keping persegi

10. Melepaskan komponen dari alat gantung

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 1 cm)

Meja

pelepasan 0,1 11. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (4 cm x 4 cm x 1 cm)

Meja

inspeksi 0,5

11 Chassis B

Pembuatan chassis B dilakukan sebanyak satu kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=9 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 1 2. Memotong kayu

pinus menjadi l=4 cm pada setiap lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (9 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,8 3. Membuat pola untuk

penguci dengan l= 1,1 cm, p= 1,1 cm, dan pola lingkaran pada tengah persegi dengan d=0,6 cm kemudian membuat pola untuk lubang as roda dengan l=1,1 cm, p=1,1 cm, dan pola lingkaran pada tengah persegi dengan d=0,6 cm

Kayu Pinus (9 cm x 4 cm x 3 cm)

Meja pola 1,5

4. Memotong mengikuti pola yang sudah dibuat

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 3 cm)

Mesin

scroll saw 3 5. Melakukan

pengeboran lubang as roda menjadi d= 0,5 cm, melakukan pengeboran lubang pengunci gerbong menjadi d= 0,5 cm hingga tembus, kemudian melakukan pengeboran lubang penyangga vertikal menjadi d= 0,5 cm dan kedalaman t=0,7 cm

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 2 cm)

Mesin bor 2

(35)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-33

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

11 Chassis B

6. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 2 cm)

Mesin disc

sand 0,5

7. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 2 cm)

Meja

inspeksi 0,5

12 As roda

Pembuatan as roda dilakukan sebanyak enam kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=1 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 2. Memotong kayu

pinus menjadi l=6 cm pada setiap lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (1 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,5 3. Memotong kayu

pinus menjadi t=1 cm pada setiap lebar raw material 3 cm

Kayu Pinus (1 cm x 6 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 4. Membubut balok

kayu pinus hingga d = 0,5 cm

Kayu Pinus (1 cm x 6 cm x 1 cm)

Mesin

bubut 1

5. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=6 cm)

Mesin disc

sand 0,3 6. Memasang

komponen pada alat gantung

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=6 cm)

Meja penggan-

tungan

0,1 7. Melakukan

pengecatan dengan metode pencelupan menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=6 cm)

Mesin EDP 5

8. Melakukan pengeringan

menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=6 cm)

Mesin oven 5

9. Melepaskan komponen dari alat gantung

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=6 cm)

Meja

pelepasan 0,1

(36)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-34

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

12 As roda 10. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (d=0,5 cm, p=6 cm)

Meja

inspeksi 0,5

13 Roda

Pembuatan roda dilakukan sebanyak dua belar kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=2,3 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 2. Memotong kayu

pinus menjadi l=2,3 cm pada setiap lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (2,3 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 3. Memotong kayu

pinus menjadi t=1 cm pada setiap tinggi raw material 3 cm

Kayu Pinus (2,3 cm x 2,3 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 4. Membuat pola

lingkaran dengan d1=2,1 cm dan d2= 0,5 pada permukaan balok 2,3 cm x 2,3 cm

Kayu Pinus (2,3 cm x 2,3 cm x 1 cm)

Meja pola 0,5

5. Membubut balok kayu pinus hingga d = 2 cm

Kayu Pinus (2,3 cm x 2,3 cm x 1 cm)

Mesin

bubut 0,3 6. Melakukan

pengeboran dengan d=0,5 cm dan melakukan inspeksi

Kayu Pinus (d=2 cm, t=1 cm)

Mesin bor 1

7. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (d1=2 cm, d2=0,5 cm, t=1 cm)

Mesin disc

sand 0,3 8. Memasang

komponen pada alat gantung

Kayu Pinus (d1=2 cm, d2=0,5 cm, t=1 cm)

Meja penggan-

tungan

0,1 9. Melakukan

pengecatan dengan metode pencelupan menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (d1=2 cm, d2=0,5 cm, t=1 cm)

Mesin EDP 5

(37)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-35

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

13 Roda

10. Melakukan pengeringan

menggunakan sistem batch dengan lot sebesar 180 komponen per batch.

Kayu Pinus (d1=2 cm, d2=0,5 cm, t=1 cm)

Mesin oven 5

11. Melepaskan komponen dari alat gantung

Kayu Pinus (d1=2 cm, d2=0,5 cm, t=1 cm)

Meja

pelepasan 0,1

12. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (d1=2 cm, d2=0,5 cm, t=1 cm)

Meja

inspeksi 0,5

14 Pengunci

Pembuatan pengunci dilakukan sebanyak dua kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=1,5 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 2. Memotong kayu

pinus menjadi l= 1,2 cm pada setiap lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (1,5 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 3. Memotong kayu

pinus menjadi t=1,2 cm pada setiap tinggi raw material 3 cm

Kayu Pinus (1,5 cm x 1,2 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,3 4. Melakukan

pembubutan menjadi d=1 cm

Kayu Pinus (1,5 cm x 1,2 cm x 1,2 cm)

Mesin

bubut 0,7 5. Melakukan

pembubutan dengan d=0,5 cm sepanjang 1 cm

Kayu Pinus (d1=1 cm, t1=

1 cm)

Mesin

bubut 0,7

6. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (d1=1 cm, d2=

0,5 cm, t1=0,5 cm, t2= 1 cm)

Mesin disc

sand 0,4

7. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (d1=1 cm, d2=

0,5 cm, t1=0,5 cm, t2= 1 cm)

Meja

inspeksi 0,3

(38)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-36

Tabel 1.5 Tahap fabrikasi Education Train Sensory (Lanjutan)

No Nama

Komponen Proses Bahan Baku Mesin/Alat Waktu (menit)

15 Chassis C

Pembuatan chassis C dilakukan sebanyak satu kali 1. Memotong kayu

pinus menjadi p=11 cm pada setiap panjang raw material 200 cm

Kayu Pinus (200 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 1 2. Memotong kayu

pinus menjadi l=4 cm pada setiap lebar raw material 20 cm

Kayu Pinus (11 cm x 20 cm x 3 cm)

Mesin

table saw 0,8 3. Membuat pola untuk

penguci dengan l= 1,1 cm, p= 1,1 cm, dan pola lingkaran pada tengah persegi dengan d=0,6 cm kemudian membuat pola untuk lubang as roda dengan l=1,1 cm, p=1,1 cm, dan pola lingkaran pada tengah persegi dengan d=0,6 cm

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 3 cm)

Meja pola 1,5

4. Memotong sesuai dengan pola yang telah dibuat

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 3 cm)

Mesin

scroll saw 3 5. Melakukan

pengeboran lubang as roda menjadi d= 0,5 cm, melakukan pengeboran lubang pengunci gerbong menjadi d= 0,5 cm hingga tembus, kemudian melakukan pengeboran lubang penyangga vertikal menjadi d= 0,5 cm dan kedalaman t=0,7 cm

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 3 cm)

Mesin bor 2

6. Menghaluskan komponen

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 3 cm)

Mesin disc

sand 0,5 7. Melakukan inspeksi

Kayu Pinus (11 cm x 4 cm x 3 cm)

Meja

inspeksi 0,5

(39)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-37

Pada tahapan fabrikasi beberapa mesin yang digunakan memerlukan setting atau penyesuaian sebelum melakukan proses. Penyesuaian ini dilakukan untuk memposisikan bahan baku tepat pada pengukuran yang di inginkan. Mesin yang membutuhkan penyesuaian diantaranya yaitu mesin table saw, mesin disc sand, mesin scroll saw, mesin bubut, dan mesin bor. Sebelum melakukan pemotongan terlebih dahulu dilakukan penyesuaian bahan baku terhadap mesin. Kegiatan penyesuaian ini tidak dituliskan pada tabel analisis proses dikarenakan kegiatan penyesuaian dan memotong nantinya akan menghasilkan output yang sama dan akan mempenggaruhi Operation Process Chart. Pada tahapan membuat pola juga perlu untuk dilakukan penyesuaian agar mendapatkan pola dengan bentuk dan ukura yang sesuai.

2. Tahap assembly

Tahap assembly pada produk Education Train Sensory dapat dilihat pada Tabel 1.6.

Tabel 1.6 Tahap assembly Education Train Sensory

No Proses Nama

Assembly

Bahan baku

pendukung Mesin/Alat Waktu (menit)

1

Merakit Cassis A dengan bumper kemudian menjadi subassembly 1

Subassembly 1 lem Meja

perakitan 0,8

2

Merakit subassembly 1 dengan as roda (proses dilakukan sebanyak 2 kali) menjadi subassembly 2

Subassembly 2 - Meja

perakitan 0,3

3

Merakit subassembly 2 dengan roda (proses dilakukan sebanyak 4 kali) menjadi subassembly 3

Subassembly 3 - Meja

perakitan 0,25

4

Merakit subassembly 3 dengan kepala gerbong menjadi subassembly 4

Subassembly 4 lem Meja

perakitan 1 5

Merakit subassembly 4 dengan penyangga horizontal menjadi subassembly 5

Subassembly 5 - Meja

perakitan 0,15

6

Merakit subassembly 5 dengan lingkaran depan (proses dilakukan sebanyak 3 kali) menjadi subassembly 6

Subassembly 6 - Meja

perakitan 0,3

(40)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-38

Tabel 1.6 Tahap assembly Education Train Sensory (Lanjutan)

No Proses Nama Assembly

Bahan baku pendukung

Mesin/Alat Waktu (menit)

7

Merakit Chassis B dengan As roda (proses dilakukan sebanyak 2 kali) menjadi subassembly 7

Subassembly 7 - Meja

perakitan 0,3

8

Merakit subassembly 7 dengan roda (proses dilakukan sebanyak 4 kali) menjadi subassembly 8

Subassembly 8 - Meja

perakitan 0,25

9

Merakit subassembly 8 dengan penyangga vertikal (proses dilakukan sebanyak 3 kali) menjadi subassembly 9

Subassembly 9 - Meja

perakitan 0,4

10

Merakit subassembly 9 dengan Keping lingkaran (proses dilakukan sebanyak 3 kali) menjadi subassembly 10

Subassembly 10 - Meja

perakitan 0,2

11

Merakit subassembly 10 dengan Keping persegi panjang (proses dilakukan sebanyak 3 kali) menjadi subassembly 11

Subassembly 11 - Meja

perakitan 0,2

12

Merakit Chassis C dengan As roda (proses dilakukan sebanyak 2 kali) menjadi subassembly 12

Subassembly 12 - Meja

perakitan 0,3

13

Merakit subassembly 12 dengan roda (proses dilakukan sebanyak 4 kali) menjadi subassembly 13

Subassembly 13 - Meja

perakitan 0,25

14

Merakit subassembly 13 dengan Penyangga vertikal menjadi (proses dilakukan sebanyak 7 kali) subassembly 14

Subassembly 14 - Meja

perakitan 0,5

15

Merakit subassembly 14 dengan Keping segitiga menjadi (proses dilakukan sebanyak 3 kali) subassembly 15

Subassembly 15 - Meja

perakitan 0,2

(41)

Laporan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas 2023 I-39

Tabel 1.6 Tahap assembly Education Train Sensory (Lanjutan)

No Proses Nama Assembly

Bahan baku pendukung

Mesin/Alat Waktu (menit)

16

Merakit subassembly 15 dengan Keping persegi menjadi (proses dilakukan sebanyak 3 kali) subassembly 16

Subassembly 16 - Meja

perakitan 0,2

17

Merakit subassembly 6 dan subassembly 11 dengan

Pengunci menjadi

sub

Gambar

Gambar 1.1 Logo Perusahaan  Arti logo perusahaan PT VMA Consulting yaitu:
Gambar 1.2 Education Train Sensory tampak depan
Gambar 1.3 Education Train Sensory tampak samping
Gambar 1.4 Education Train Sensory isometri  Tabel nama komponennya dapat dilihat pada Tabel 1.1
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Perancangan tata letak ini dilakukan dengan merancang tata letak fasilitas bagian produksi termasuk lintasan produksi, merancang tata letakkantor, merancang tata letak gudang

Tenerapkan teknik-teknik analisis dalaa perancangan tata letak fasilitas dan aeaberikan solusi dalaa rangka peaecaman aasalam yang bermubungan dengan tata letak

80 Susetyo, Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group   Technology dan Algoritma Blocplan untuk Meminimasi Ongkos

• Material dan komponen dari produk utama akan ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen-komponen kecil akan

Maka dari itu, diperlukan suatu perancangan tata letak fasilitas yang meliputi perencanaan dan penyusunan fasilitas-fasilitas fisik baik berupa peralatan maupun bangunan

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas Studi Teknik memenuhi tugas besar mata kuliah Perancangan Tata Letak

Penelitian ini menganalisis hubungan aktiitas yang dilakukan operator dan peralatan pendukung kerja antara satu fasilitas dengan fasilitas perawatan pesawat yang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi awal tata letak fasilitas produksi tahu pada UMKM Mentari Bulan Malang, melakukan perancangan rekomendasi tata letak fasilitas