LK 1. 2 Eksplorasi Penyebab Masalah Nama Mahasiswa: Yulianti
Asal Institusi : SDIT Arafah
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
No Masalah yang telah diidentifikasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
1 Siswa kesulitan dalam memahami perintah soal atau menjawab soal berbasis HOTS.
Sumber Kajian Litelatur
1. Jurnal Ilmiah
Hariani, F., Tahir, M. ., & Oktaviyanti, I. . (2023). Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS Pada Muatan IPS Kelas V di SDN 12 Ampenan. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 8(1), 119–124.
Higher Order Thinking Skills (HOTS) menurut Saputra (dalam Sofyan, 2019:90) adalah Proses keterampilan berpikir siswa ke tingkat pemahaman yang tinggi dan dikembangkan dengan beberapa konsep serta metode kognitif seperti metode pemecahan masalah dan taksonomi pembelajaran sebagai pengembangan kemampuan berpikir siswa terutama kemampuan berpikir kritis ketika menerima berbagai informasi, kemampuan menggunakan informasi yang ada untuk memecahkan masalah, dan kemampuan berpikir kreatif untuk mengambil keputusan dalam situasi sulit.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat penyebab kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada muatan IPS di SDN 12 ampenan diantaranya siswa kesulitan memahami perintah soal, kesulitan memahami arti gambar, kesulitan memahami pilihan jawaban, kesulitan mengetahui arti kata, kesulitan menyesuaikan daftar kata pada soal dengan pilihan jawaban, kesulitan dalam memberikan saran atau solusi, kesulitan dalam menentukan pilihan jawaban, dan kesulitan konsentrasi dalam mengerjakan soal.
Setelah dilakukan analisis terhadap sulitnya siswa dalam memahami perintah soal atau menjawab soal HOTS melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Kurangnya
pemahaman konsep Siswa belum memahami konsep dasar yang diperlukan untuk menjawab soal HOTS.
Tanpa pemahaman yang kuat tentang konsep dasar, mereka akan kesulitan menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks soal HOTS.
2. Kurangnya
kemampuan berpikir kritis
Soal HOTS biasanya memerlukan kemampuan berpikir kritis, analisis, dan evaluasi yang lebih tinggi. Siswa yang belum terlatih dalam berpikir kritis mungkin akan kesulitan menjawab soal- soal ini.
3. Kurangnya latihan dalam mengerjakan soal HOTS
2. Wawancara Guru
Narsum : Muhammad Andrea Dwi P, S.Pd
Pekerjaan : Guru IPS
Waktu : 27 November 2023 Pertanyaan :
Menurut bapak, hal apa yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menjawab soal HOTS dalam pembelajaran IPS?
Jawab :
Soal HOTS seringkali memerlukan keterampilan berpikir kritis, seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Siswa mungkin kurang terlatih dalam keterampilan ini, sehingga mereka kesulitan menjawab soal yang memerlukan pemikiran yang lebih mendalam. Bisa juga karena siswa mungkin merasa tidak percaya diri dalam menghadapi soal HOTS karena mereka merasa soal-soal tersebut lebih sulit. Ketidakpercayaan diri ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk menjawab soal dengan baik.
Pengawas Sekolah
Narsum : Tuti Suparyanti, S.Pd, MM Pekerjaan : Pengawas Sekolah
Waktu : 27 November 2023 Pertanyaan :
Menurut Ibu, hal apa yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menjawab soal HOTS dalam pembelajaran IPS?
Jawab :
Siswa mungkin belum memahami konsep dasar yang diperlukan untuk menjawab soal HOTS. Tanpa pemahaman yang kuat tentang konsep dasar, mereka akan kesulitan menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks soal HOTS.
Soal-soal HOTS seringkali memerlukan latihan dan pengalaman dalam menyelesaikannya. Jika siswa jarang atau
Soal-soal HOTS seringkali memerlukan latihan dan pengalaman dalam
menyelesaikannya. Jika siswa jarang atau tidak pernah terlatih mengerjakan soal HOTS,
mereka mungkin
kesulitan saat dihadapkan pada ujian atau tugas yang menggunakan jenis soal ini.
tidak pernah terlatih mengerjakan soal HOTS, mereka mungkin kesulitan saat dihadapkan pada ujian atau tugas yang menggunakan jenis soal ini.
2 Rendahnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS
Sumber Kajian Litelatur
1. Jurnal Ilmiah
Juriatin. 2017. Analisis Penyebab Rendahnya Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS SDN Inpres Ncera Kecamatan Belo Kabupaten Bima. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Bosowa
Menurut Djamarah (2008: 132) indikator minat belajar yaitu rasa suka/senang, pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya kesadaran untuk belajar tanpa disuruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar, memberikan perhatian.
Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu: perasaan senang, ketertarikan, pehartian siswa, dan keterlibatan siswa.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan mengenai indikator minat belajar tersebut diatas, dalam penelitian ini menggunakan indikator minat yaitu:
1) Perasaan Senang
Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar.
Contohnya yaitu senang mengikuti pelajaran, tidak ada perasaan bosan, dan hadir saat pelajaran.
2) Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan objek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut. Contoh: aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari guru.
3) Ketertarikan
Setelah dilakukan analisis terhadap rendahnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Perasaan Senang dan ketertarikan
Apabila siswa memiliki rasa senang terhadap pembelajaran, maka mereka akan memiliki ketertarikan dan meningkatkan minat belajar mereka untuk mengikuti pembelajaran.
2. Keterlibatan dalam pembelajaran
Siswa yang merasa kurang
terlibat dalam
pembelajaran, misalnya karena metode pengajaran yang monoton atau kurang interaktif, dapat kehilangan semangat untuk mengikuti pembelajaran.
3. Kesulitan dalam memahami materi
Siswa mungkin merasa terlalu sulit atau kewalahan oleh materi yang disampaikan,
sehingga dapat
mengurangi semangat belajar mereka. Perlu ada
upaya untuk
menyederhanakan materi
Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada sesuatu benda, orang, kegiatan atau bias berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak menunda tugas dari guru.
4) Perhatian
Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam penggunaan sehari- hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut. Contoh: mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi.
analisis penyebab rendahnya minat belajar siswa di pengaruh kurangnya siswa yang mengkaji ulang pelajaran IPS di rumah.
Namun, kurangnya siswa yang mengkaji ulang pelajaran IPS di rumah bukanlah satau-satunya faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, terdapat faktor lain yang ikut berpengaruh, seperti minat siswa terhadap pelajaran, kelengkapan media sekolah, serta lingkungan belajar yang kondusif.
2. Jurnal Ilmiah
Hamsinah Tahrir, dkk. 2022. Strategi guru dalam meningkatkan minat belajar pada siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kaledupa.
JEC (Jurnal Edukasi Cendekia). v6i2.2817 Minat belajar merupakan perarasaan yang dialami seperti senang atau suka, bahagia dan memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu aktivitas kegiatan dengan tidak ada yang menyuruh atau memintanya (Slamento, 2015:180).
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan oleh penulis, minat siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kaledupa pada mata pelajaran IPS sebagai berikut :
1. Perasaan Senang
Peserta didik cenderung memiliki perasaan senang maupun suka pada
sebisa mungkin dan memberikan dukungan bagi siswa yang mengalami kesulitan.
pelajaran IPS tidak akan ada rasa keterpaksaan untuk belajar atau mempelajari materi yang diberikan.
Perasaan senang peserta didik pada mata pelajaran terlihat dari kehadirannya dalam mengikuti proses pembelajaran, selalu menggunakan seragam sekolah yang rapi dan semangat serta antusias ketika mengikuti pembelajaran.
2. Perhatian Siswa
Siswa yang memiliki minat pada suatu obyek maka akan dengan sendirinya lebih memperhatikan obyek tersebut. Perhatian peserta didik terlihat jelas pada saat guru menerangkan materi pelajaran dan jika siswa tidak paham maka guru memberikan dorongan dan motivasi untuk berani bertanya agar supaya memahami dan mengetahui inti dari materi yang dijelaskan. Siswa yang memiliki minat untuk belajar terlihat tampak jelas dari keingintahuan, keberanian untuk bertanya dan konsentrasi peserta didik tersebut.
3. Keterlibatan Siswa
Peserta didik yang terlibat dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari rasa tertarik dan senang dalam mengikuti pelajaran. Menurut Fikrie dan Ariani (2019: 104) Keterlibatan merupakan faktor yang sangat penting dalam belajar dan akademik siswa disekolah.
Keterlibatan siswa dapat dilihat dari kesiapan dalam mengikuti pelajaran dengan menyediakan alat-alat belajar seperti buku, folpen dan penghapus, berpakaian rapi dan sopan serta aktif bertanya dan menjawab suatu pertanyaan.
Motivasi dan dorongan dari dalam diri maupun lingkuan juga akan meningkatkan minat siswa untuk belajar.
4. Ketertarikan Siswa
Peserta didik yang memiliki rasa tertarik pada suatu pembelajaran akan terlihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dimana siswa terlihat ceria, bersemangat dan antusiasme serta tidak menunda tugas yang diberikan oleh guru.
Jika minat siswa itu rendah, itu dapat berakibat terhadap rasa ketertarikannya untuk belajar. Maka sebab itu guru
mengatasinya dengan mengadakan game dan ice breaking.
3. Wawancara Guru
Narsum : Muhammad Andrea Dwi P, S.Pd
Pekerjaan : Guru IPS
Waktu : 27 November 2023
Pertanyaan :
Menurut bapak, apa yang menyebabkan minat siswa terhadap pembelajaran IPS rendah atau siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran IPS?
Jawab :
Berdasarkan pengalaman saya, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut, diantaranya
Kurangnya Keterlibatan dalam Pembelajaran: Siswa yang merasa kurang terlibat dalam pembelajaran, misalnya karena metode pengajaran yang monoton atau kurang interaktif, dapat kehilangan semangat. Guru yang menciptakan pengalaman belajar yang menarik dan partisipatif dapat membantu meningkatkan semangat siswa.
Kesulitan Materi: materi IPS dapat melibatkan materi yang kompleks. Siswa mungkin merasa terlalu sulit atau kewalahan oleh materi yang disampaikan, yang dapat mengurangi semangat belajar mereka. Perlu ada upaya untuk menyederhanakan materi sebisa mungkin dan memberikan dukungan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Guru perlu merancang media pembelajaran yang kreatif dan menarik namun mudah dimengerti siswa.
Pengawas Sekolah
Narsum : Tuti Suparyanti, S.Pd, MM Pekerjaan : Pengawas Sekolah
Waktu : 27 November 2023
Pertanyaan :
Menurut Ibu, apa yang menyebabkan minat siswa terhadap pembelajaran rendah atau siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran ?
Jawab :
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut, diantaranya : 1. Guru kurang kreatif dalam menerapkan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa atau pembelajaran yang dilakukan guru masih monoton dan kurang melibatkan siswa sehingga siswa kurang termotivasi mengikuti pembelajaran.
2. Kurangnya ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran ataupun materi yang disampaikan. Jika siswa tidak melihat hubungan antara materi IPS dengan minat atau aspirasi pribadi mereka, mereka mungkin kehilangan semangat untuk belajar. Penting bagi guru untuk membantu siswa melihat relevansi materi dengan kehidupan mereka.
3 Kurangnya minat membaca siswa dalam membaca bahan ajar dalam pembelajaran IPS
Sumber Kajian Litelatur 1. Jurnal Ilmiah
Siti Yulaikah. 2014. Penyebab rendahnya minat baca siswa kelas VIIIA terhadap mata pelajaran IPS Di SMP Negeri 22 Desa Sari Mulya Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi, Skripsi.
Program Studi Pendidikan Sejarah, STKIP PGRI Sumatera Barat. Padang.
Penyebab rendahnya minat baca siswa kelas VIIIA terhadap mata pelajaran IPS Di SMP
Setelah dilakukan analisis terhadap kurangnya minat baca siswa melalui berbagai sumber literatur dan wawancara, maka dapat ditentukan penyebab masalah yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Kurangnya Keterampilan Membaca: Siswa yang merasa kesulitan dalam membaca dan memahami teks IPS mungkin
Negeri 22 Desa Sari Mulya Kecamatan Rimbo Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:
1. Minat baca siswa sangat rendah karena siswa menganggap materi IPS itu terlalu sulit dan susah untuk difahami.
2. Faktor internal
a). Minat membaca tumbuh bersama perkembangan mental Jika fisiknya siap tetapi mentalnya tidak siap maka seseorang susah untuk memahami kalimat demi kalimat dan akan mengakibatkan seseorang tersebut akan rendah minat membacanya.
b). Minat membaca bergantung pada kesiapan belajar Kesiapan belajar merupakan hal yang paling penting dalam membaca, karena dengan kesiapan siswa akan membaca lebih baik, jika kesiapan siswa tidak ada maka minat membaca siswapun akan rendah hal ini terbukti pada kelas VIIIA yang minat bacanya rendah karena kesiapan belajarnya kurang baik.
c). Minat membaca dipengaruhi oleh bobot emosi seseorang dalam membaca sudah merasa bosan maka seseorang itu akan beranggapan bahwa membaca itu hanya membuat pusing saja dan akibatnya seseorang tersebut akan malas membaca dan malas juga untuk mengulanginya lagi.
3. Faktor eksternal
a). Dalam lingkungan keluarga Tanpa adanya perhatian dan arahan dari orang tua maka anak akan merasa dirinya malas dan memiliki minat yang sangat rendah dalam membaca.
b). Dalam lingkungan sekolah
1). metode mengajar guru . Ceramah saja itu tidak dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berekspresi seperti maju ke
kehilangan minat karena mereka merasa kalah dibandingkan dengan teman-teman mereka.
Keterampilan membaca yang kurang bisa menjadi hambatan.
2. Kesiapan belajar siswa.
Kesiapan belajar merupakan hal yang paling penting dalam membaca, karena dengan kesiapan siswa akan membaca lebih baik, jika kesiapan siswa tidak ada maka minat membaca siswapun akan rendah 3. Tidak Ada Akses ke
Bahan Bacaan yang Menarik: Ketersediaan bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan minat siswa dapat mempengaruhi minat mereka dalam membaca materi IPS. Kurangnya akses ke perpustakaan atau sumber bacaan yang bervariasi bisa menjadi masalah.
4. Kurangnya Dukungan dari
Orang Tua dan
Lingkungan: Minat baca siswa juga dapat dipengaruhi oleh dukungan dari orang tua dan lingkungan. Jika siswa tidak didorong untuk membaca di rumah atau jika mereka tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendukung minat baca, ini bisa berdampak negatif.
depan untuk diskusi, dengan diskusi maka siswa akan termotivasi dan berminat untuk membaca materi, karena tidak semua materi cocok dengan menghunakan metode ceramah saja.
2) Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang lengkap, maka siswa pun akan termotivasi didalam suatu sekolah jika sarana dan prasarana tidak lengkap maka siswapun akan merasa malas untuk berkunjung untuk meminjam buku keperpustakaan apalagi untuk membaca.
2. Jurnal Ilmiah
Citra Pratama Sari. 2018. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat Membaca Siswa Kelas IV. Universitas Negeri Yogyakarta.
http://eprints.uny.ac.id/57375/
1.Rendahnya minat membaca pada siswa disebabkan oleh beberapa faktor seperti (1) faktor internal dan (2) faktor eksternal
siswa.
2. Faktor internal adalah (1) kemampuan membaca siswa dan (2) kurangnya kebiasaan membaca.
3. Faktor eksternal adalah (1) lingkungan sekolah yang kurang mendukung, (2) peran perpustakaan sekolah belum maksimal, (3) keterbatasan buku/bahan bacaan, (4) lingkungan keluarga kurang yang mendukung, dan (5) pengaruh menonton televisi dan (6) bermain games di handphone.
3. Wawancara
Pengawas Sekolah
Narsum : Tuti Suparyanti, S.Pd,MM Pekerjaan : Pengawas Sekolah
Waktu : 27 November 2023
Pertanyaan :
Menurut Ibu, hal atau faktor apa yang menyebabkan kurangnya minat baca siswa dalam pembelajaran IPS?
Jawab :
1. Kurangnya Relevansi: Materi pelajaran IPS yang diajarkan di sekolah mungkin dianggap tidak relevan atau tidak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ini bisa menyebabkan ketidakminatan siswa dalam memahami materi.
2. Metode Pengajaran yang Tidak Menarik:
Pengajaran yang monoton dan tidak interaktif dapat mengurangi minat baca siswa. Guru yang hanya mengandalkan ceramah atau metode pengajaran yang kurang kreatif mungkin tidak dapat membangkitkan minat siswa.
3. Tidak Ada Akses ke Bahan Bacaan yang Menarik: Ketersediaan bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan minat siswa dapat mempengaruhi minat mereka dalam membaca materi IPS. Kurangnya akses ke perpustakaan atau sumber bacaan yang bervariasi bisa menjadi masalah.
4. Kurangnya Dukungan dari Orang Tua dan Lingkungan: Minat baca siswa juga dapat dipengaruhi oleh dukungan dari orang tua dan lingkungan. Jika siswa tidak didorong untuk membaca di rumah atau jika mereka tumbuh dalam lingkungan yang kurang mendukung minat baca, ini bisa berdampak negatif.
5. Kurangnya Keterampilan Membaca:
Siswa yang merasa kesulitan dalam membaca dan memahami teks IPS mungkin kehilangan minat karena mereka
merasa kalah dibandingkan dengan teman-teman mereka. Keterampilan membaca yang kurang bisa menjadi hambatan.