Sedangkan proses permohonan Surat Persetujuan Impor (SPI) telah didaftarkan melalui INATRADE Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada tanggal 14 Maret 2020 pukul 01.08.48, namun permohonan penggugat telah didaftarkan melalui INATRADE oleh para tergugat secara tanggung renteng. - diri mereka BERNIAT MELAWAN HUKUM. Bahwa perbuatan yang SENGAJA dilakukan oleh Para Tergugat Mini dalam Menunda dan/atau menunda diterbitkannya Surat Persetujuan Impor (SPI) Penggugat, kemudian oleh Penggugat dan beberapa teman Penggugat yang berada dibawah naungan Asosiasi dan Buah Segar Indonesia. Eksportir Importir Sayuran (Aseibssindo) mengajukan permohonan ke Pengadilan TUN Jakarta dan didaftarkan pada tanggal 26 Mei 2020 dengan No. Berdasarkan permohonan tersebut, akhirnya para tergugat menerbitkan dan/atau mengeluarkan Surat Persetujuan Impor (PI) termasuk surat persetujuan impor (PI) milik penggugat.
10. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum (PMH) yang SENGAJA dilakukan oleh Tergugat dalam PENUNDAAN dan/atau PENUNDAAN. kesulitan penggugat dalam mendatangkan buah-buahan segar yang dipesan atau dipesan dari mitra asing akibat Surat Persetujuan Impor (SPI) yang sengaja ditunda dan menunda proses penerbitannya oleh para tergugat; Menyatakan bahwa perbuatan Para Tergugat yang SENGAJA MENUNDA dan/atau MENUNDA penerbitan Surat Persetujuan Impor (SPI) merupakan Perbuatan Ilegal (PMH) karena tidak dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (1) dan ( 2) dan Pasal 11 ayat (3) dan (4), juncto Pasal 12 ayat (3) dan (4), serta Pasal 13 Peraturan Menteri Perdagangan No.
Memerintahkan tergugat untuk mengganti segala kerugian yang timbul akibat perbuatan tergugat yang dengan sengaja menunda dan/atau menunda proses penerbitan surat izin impor (IPA) penggugat.
Mahkamah Agung Republik Indonesia
EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT
34; Keputusan tata usaha negara adalah keputusan tertulis yang dikeluarkan oleh suatu badan atau pejabat tata usaha negara yang memuat perbuatan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, bersifat konkrit, individual dan final, sehingga menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.”. Apabila badan atau pejabat tata usaha negara tidak mengeluarkan keputusan. padahal itu adalah kewajibannya. . kemudian disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara.” Bahwa SPI yang dikeluarkan Tergugat II bersifat final karena tidak memerlukan izin dari instansi lain untuk masuk.
34; Pengadilan tata usaha negara merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi masyarakat yang mencari keadilan mengenai sengketa tata usaha negara.” Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berupaya untuk selalu mempunyai informasi terkini yang akurat sebagai wujud komitmen Mahkamah Agung terhadap pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Jika Anda menemukan ketidakakuratan informasi di website ini atau informasi yang seharusnya ada tetapi belum tersedia, harap segera menghubungi Panitera Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui.
Sengketa tata usaha negara adalah perselisihan yang timbul di bidang ketatanegaraan antara perseorangan atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun daerah, sebagai akibat dari dikeluarkannya keputusan tata usaha negara. Berdasarkan ketentuan tersebut, pengadilan yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo adalah pengadilan tata usaha negara, bukan pengadilan negeri. Bahwa sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 620 K/Pdt/1999 tanggal 29 Desember 1999, jika yang digugat adalah badan atau pejabat tata usaha negara dan tujuan gugatan adalah perbuatan yang menjadi kewenangan pejabat tersebut.
GUGATAN SALAH PIHAK (ERROR IN PERSONA)
11. Bahwa untuk dapat ditarik kembali sebagai tergugat, terlebih dahulu harus dipastikan bahwa badan hukum mempunyai kewenangan untuk bertindak di pengadilan (persona standi in judicio) dan mempunyai hubungan hukum dengan penggugat. 12. Bahwa penggugat dalam Posita atau Petitum tidak menjelaskan secara jelas dan rinci dasar hukum yang menunjukkan siapa para pihak dan/atau pejabat yang berwenang mengeluarkan pokok sengketa. 15. Selain itu, berdasarkan beberapa ketentuan, norma, dan kaidah yang diatur dalam Undang-Undang, maka perselisihan dalam perkara a quo merupakan perselisihan tata usaha negara, yang dalam hal ini adalah pengadilan yang mempunyai kewenangan memeriksa dan memutus perkara a quo. adalah Pengadilan Tata Usaha Negara.
16. Oleh karena pengadilan keliru dalam menempatkan Terdakwa I dan Terdakwa III sebagai pihak dalam perkara a quo (kesalahan pribadi) dan perselisihan dalam perkara a quo merupakan perselisihan tata usaha negara, maka sudah selayaknya Majelis Hakim yang terhormat untuk mengadili. bahwa penggugat tidak berhak mengajukan gugatan (gemis aanhoednigheid) dan perkara penggugat terhadap tergugat tidak dapat diterima (niet ontvanklijk. 19. Bahwa penggugat dalam penyusunan posita/fundamentum petendi harus memenuhi dua unsur, yaitu dasar hukum yang jelas (rechtlijke grond) dan dasar faktual (feitelijke grand) 20. Bahwa perkara a quo bersifat kabur dan tidak jelas baik posita maupun petitumnya, hal ini disebabkan karena uraian kerugian dalam dalil penggugat tidak berdasarkan. atas kerugian yang bersifat material maupun tidak berwujud.
21. Bahwa Para Tergugat menolak keras dalil-dalil Penggugat pada angka 4 dan 7 gugatan Posita yang pada pokoknya menyatakan bahwa Tergugat menerbitkan SPI kepada Penggugat sebagai akibat dari Permohonan Tata Usaha Negara yang diajukan Penggugat. 22. Bahwa SPI Penggugat nomor 04.PI diterbitkan pada tanggal 10 Juni 2020, yaitu sebelum diterbitkannya Putusan Perkara Tata Usaha Negara Nomor 6/P/FP/2020/PTUN.JKT oleh Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Jakarta) telah diterbitkan. ). 23. Bahwa Para Tergugat menolak keras dalil Penggugat pada angka 10 gugatan Penggugat yang menyatakan bahwa kerugian yang dialami Penggugat adalah akibat dari Perbuatan Melawan Hukum Tergugat.
24. Bahwa salah satu produk buah dan sayur yang diajukan penggugat adalah impor produk bawang merah dan/atau bawang putih. 26. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, penggugat dapat melakukan kegiatan impor produk bawang merah dan/atau bawang putih tanpa harus mengeluarkan izin impor dari tergugat. 27. Mengingat berdasarkan uraian di atas jelas bahwa perbuatan guoja memenuhi kualifikasi sebagai perbuatan yang samar-samar dan samar-samar, yang berarti bahwa perbuatan quo sudah sepatutnya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvanklijk verklaard) berdasarkan hukum acara perdata yang berlaku. .
PETITUM DAN POSITA DALAM PERKARA AQUO BERTENTANGAN 28 Majelis Hakim Yang Terhormat, bahwa Penggugat dalam Posita gugatan a
- TERGUGAT II MEMILIKI KEWENANGAN UNTUK MENERBITKAN OBJEK GUGATAN
- PARA TERGUGAT TIDAK MELAKUKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM (Persetujuan Impor Sayur Dan Buah-Buahan Diterbitkan Oleh Para
- Adanya perbuatan melawan hukum, yaitu perbuatan yang melanggar Undang-Undang maupun hak subyektif seseorang;
- Adanya kesalahan; yaitu suatu perbuatan dan akibat-akibat Halaman 20 Putusan NOMOR 421/PDT/2021/PT DKI
- Adanya kerugian, kerugian baik materiil dan imateriil akibat perbuatan melawan hukum;
- Adanya hubungan sebab akibat, yaitu hubungan kausalitas (sebab akibat) antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian
Bahwa para tergugat menolak seluruh permohonan posita dan petitum atas perbuatan penggugat, kecuali yang secara tegas mengakuinya. Bahwa apa yang disampaikan para tergugat dalam Pengecualian termasuk dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pokok perkara. PARA TERGUGAT TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN ILEGAL APAPUN (Persetujuan impor sayur-sayuran dan buah-buahan dikeluarkan oleh para Kuasa Hukum (Persetujuan impor sayur-sayuran dan buah-buahan dikeluarkan oleh para terdakwa sesuai dengan kewenangan, tata cara hukum, dan tata cara hukum).
Sehubungan dengan hal tersebut, para tergugat dengan tegas menolak dalil penggugat yang menyatakan bahwa kerugian yang diderita penggugat adalah akibat perbuatan tergugat. Bahwa para tergugat menolak tegas dalil penggugat dalam surat nomor 10a yang menyatakan bahwa kerugian biaya operasional yang bersifat permanen selama bulan Maret 2020 – Juni 2020 merupakan akibat dari perbuatan para tergugat. Sedangkan berdasarkan uraian di atas jelas tidak terbukti adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan tergugat dengan kerugian yang ditimbulkan oleh penggugat.
Bahwa kerugian yang didakwakan Penggugat merupakan kerugian biaya operasional tetap dan denda pemesanan produk pada rekanan Penggugat yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kewenangan Tergugat sebagai Pejabat Tata Usaha Negara untuk mengeluarkan Tujuan Gugatan tidak. Bahwa berdasarkan dalil-dalil Para Tergugat di atas, maka dalil-dalil Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat melakukan Perbuatan Melawan Hukum dengan sengaja menunda/menunda penerbitan SPI Penggugat adalah tidak beralasan karena Tergugat mempunyai kewenangan untuk meminta peninjauan kembali atas usulan izin impor tersebut. dan berwenang melakukan pengendalian impor untuk melindungi keamanan nasional atau kepentingan umum; dan/atau untuk melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, serta melindungi industri dalam negeri dan menjaga keseimbangan perdagangan akibat bencana Nasional COVID-19 yang melanda Indonesia. Dengan demikian perbuatan Para Tergugat telah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan sehingga tidak memenuhi unsur “Perbuatan Melawan Hukum” dan unsur “kesalahan”.
Oleh karena itu dalil-dalil penggugat yang menyatakan bahwa para tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum merupakan dalil-dalil yang sangat keliru dan tidak berdasar, oleh karena itu wajar jika Majelis Hakim yang meninjau dan memutus perkara tersebut menolak permohonan penggugat. Mengingat berdasarkan akta penerimaan Proses Banding Nomor: 414/Pdt.G/2020/PN Jkt.Pst yang ditandatangani oleh panitera baru, disebutkan bahwa pemohon banding semula adalah penggugat, pada dt. tanggal 5 April 2021, menyampaikan Nota Banding dan diberitahukan kepada tergugat dan tergugat pada tanggal 6 April 2021. Mengingat, berdasarkan akta penerimaan Protes Banding dengan Nomor: 414/Pdt.G /2020/ PN.Jkt.Pst yang ditandatangani oleh panitera baru, dikatakan pelapor awal, pada bulan April. 20 Tahun 2021, disampaikan tandingan pengajuan pengaduan, kemudian tandingan aduan disampaikan kepada pelapor awal, penggugat, pada tanggal 3 Mei 2021.
Menimbang bahwa berdasarkan surat panggilan pemeriksaan berkas perkara Nomor 414/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Pst yang dibanding, ditujukan kepada pihak pemohon semula, yaitu penggugat, pada tanggal 18 Maret. 2021 dan kepada Para Pemohon, para tergugat awal, pada tanggal 18 Maret 2021, menyatakan bahwa para pihak harus hadir di kantor Kehakiman Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari sejak pemberitahuan untuk mempelajari berkas aquo sebelum mengirimkan perkaranya. mengajukan ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta; Mengingat, tergugat awalnya mengajukan memori banding banding pada 20 April 2021 yang intinya meminta Pengadilan Tinggi yang mengadili dan mengadili kasus ini untuk memutuskan sebagai berikut.
Memerintahkan pemohon semula kepada penggugat untuk membayar biaya di kedua tingkat pengadilan yang pada tingkat banding sebesar Rp 150.000. 2021, oleh kami ABDUL FATTAH, S.H, MH .Hakim Pengadilan Tinggi DKI Jakarta selaku Ketua Panel, bersama dengan H, EDWARMAN, S.H., dan NELSON PASARIBU SH, MH.
Hakim senior Pengadilan Tinggi DKI Jakarta masing-masing sebagai hakim anggota, berdasarkan Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 5 Agustus 2021 Nomor 421/PEN/PDT/2021/PT DKI untuk mempertimbangkan dan mengadili perkara ini di tingkat banding dan putusan hari itu juga disampaikan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Rektor Perguruan Tinggi dengan disaksikan para hakim anggota dan dibantu oleh NANIK WINARSIH, S.H., M.H., Wakil Sekretaris Mahkamah Agung, tapi tanpa kehadiran para pihak.