MAKALAH ILMU AL-LUGHAH ANNAFSI
Dosen Pengampu : Dr, Abdul Kosim, M.Ag
Nama Mahasiswa : M Faqih Hibatullah NIM : 0105.1601.014
ةيلكب ةيبرعلا ةغللا ميلعت مسق ميلعتلاو ةيبرتلا
نيقتملا نيز جحلا ءايك روتكد ةعماج ةيموكحلا ةيملاسلا
2023 اتركاورب
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, penulis bersyukur kepada Allah Swt atas segala rahmat dan karuni-Nya, serta yang telah memberi kesehatan dan kemampuan untuk memaksimalkan nikmat akal dan rezeki guna menyelesaikan makalah ini yang diberi berjudul “ Muqaddimah ilmu al-lughah an nafsi”
Shalawat dan Salam juga senantiasa kita kirimkan kepada Rasulullah SAW, seorang pemuda panutan umat. Beliau telah mencurahkan seluruh jiwa dan raganya demi tercapainya Risalah Islam hingga akhir hayatnya. Beliau juga sang Revolusioner dunia yang menggugah manusia menggunakan nikmat akal untuk kebaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk tambah dekat kepada pencipta sang pemberi nikmat akal.
Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu lughah.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, Serta dukungan pembimbing dan kawan-kawan untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang menemukan kekurangan- kekurangan dari makalah ini. Dan penulisan makalah ini tidak lepas dari berbagai kekurangan, meskipun telah disusun dengan upaya yang maksimal. Akhirnya hanya kepada Allah Swt kita memohon pertolongan dan hidayah-Nya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...
Daftar Isi...
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang...
b. Rumusan Masalah...
c. Tujuan Masalah...
BAB II PEMBAHASAN
1. Teks Qira’ah ...
2. Penjelasan Qawaid ...
3. Terjemah ...
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan...
BAB I PENDAHULUAN a) Latar Belakang
Qira’at merupakan salah satu cabang ilmu dalam Ulumul Qur’an, namun tidak banyak orang yang tertarik kepadanya, kecuali orang-orang tertentu saja, biasanya kalangan akademik. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu, diantaranya adalah ilmu ini tidak berhubungan langsung dengan kehidupan dan muamalah manusia sehari-hari, tidak seperti ilmu fiqih, hadis, dan tafsir misalnya, yang dapat dikatakan berhubungan langsung dengan kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan ilmu Qira’at tidak mempelajari masalah-masalah yang berkaitan secara langsung dengan halal-haram atau hukum-hukum tertentu dalam kehidupan manusia. Selain itu, ilmu Qira’at juga cukup rumit untuk dipelajari. Banyak hal yang harus diketahui oleh peminat ilmu Qira’at ini, yang terpenting adalah pengenalan al-Qur‟an secara mendalam dalam banyak seginya.
.
b) Rumusan Masalah 1. Apa Teks Qira’ah ? 2. Jelaskan Qawaidnya ? 3. Terjemahkan
c) Tujuan
1. Mengenal Qira’ah 2. Menjelaskan qawaidnya.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Objek Ilmu Lughah
Contoh Teks Qiraah (يئارقلا صنلا):
ميحرلا نمحرلا ا مسب
ٌدَحَأ ُ اا َوُه ْلُق
ُدَماصلا ُ اا
ْدَلوُي ْمَلَو ْدِلَي ْمَل
ٌدَحَأ اًوُفُك ُهال نُكَي ْمَلَو
Jelaskan Qawaidnya (دعاوقلا):
Huruf Hijaiyah: Teks qiraah menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai Huruf Hijaiyah.
Tajwid: Menerapkan aturan tajwid dalam membaca, seperti penggunaan tanda-tanda baca (harakat) dan pemberian bobot pada huruf yang tepat.
Mad: Memahami aturan tentang Mad (panjang) dalam membaca huruf-huruf tertentu.
Terjemahkan:
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Katakanlah, 'Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.'"
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Teks qiraah di atas adalah surat Al-Ikhlas (Surah ke-112) dari Al-Quran.
Terdapat beberapa qawaid (aturan) dalam membaca teks qiraah ini, yaitu penggunaan Huruf Hijaiyah, menerapkan aturan tajwid, dan pemahaman tentang aturan Mad (panjang). Surat ini mengajarkan tentang keesaan Allah, menyatakan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada yang setara dengan-Nya.