• Tidak ada hasil yang ditemukan

meningkatkan hasil belajar ipa konsep tubuh tumbuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "meningkatkan hasil belajar ipa konsep tubuh tumbuhan"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang, permasalahan utama dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Nr. 214 Inpres Pangkajene, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar kecenderungan pembelajaran hanya terpusat pada guru yaitu guru cenderung. Berdasarkan latar belakang di atas, dikemukakan rumusan masalah yaitu apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN No.

214 Inpres Pangkajene, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, penulis menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD).

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Bagi penulis merupakan pengalaman berharga dalam melakukan kajian ilmiah dan sebagai bahan referensi penelitian penting tentang model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

KAJIAN PUSTAKA

  • Pengertian Belajar
  • Prinsip-prinsip Belajar
  • Hasil Belajar
  • Pembelajaran Efektif
  • Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD
  • Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
  • Model Pembelajaran
  • Model Pembelajaran Kooperatif
  • Model Pembelajaran STAD
  • Kerangka Pikir
  • Hipotesis Tindakan

Brahim (2007:39) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai derajat keberhasilan siswa dalam mengajar mata pelajaran di sekolah, yang dinyatakan dalam hasil yang diperoleh berdasarkan hasil tes mata pelajaran tertentu. Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik, sebagai akibat dari kegiatan belajar. Model pengajaran merupakan landasan praktik mengajar yang berasal dari turunan teori psikologi pedagogi dan teori pembelajaran, yang dirancang berdasarkan analisis pelaksanaan kurikulum dan implikasinya pada tataran operasional di kelas. .

Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan untuk memandu perencanaan pembelajaran di kelas dan latihan-latihannya. Menurut Arends (dalam Suprijon, model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, meliputi tujuan pembelajaran, tingkat kegiatan pembelajaran, lingkungan belajar dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka materi yang menggambarkan prosedur sistematis dalam pengorganisasian. pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Para ahli mengembangkan model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori psikologi, sosiologi, analisis sistem, atau teori pendukung lainnya. Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau model yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan pembelajaran dan memandu pembelajaran di kelas atau di tempat lain. Model pembelajaran dapat dijadikan model pilihan, artinya guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kooperatif kecil yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang heterogen. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pengajaran yang melibatkan siswa dalam kelompok kecil untuk saling berinteraksi, Nurulhayati (dalam Suprijono 2013:53. Penerapan prinsip dasar sistem pembelajaran kooperatif yang benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif.

Menurut Suprijono, pembelajaran kooperatif merupakan istilah yang lebih luas yang mencakup segala bentuk kerja kelompok, termasuk bentuk-bentuk yang lebih bersifat teacher-directed atau diarahkan oleh guru. Student Team Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD didasarkan pada siswa bekerja sama dalam kelompok dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab penuh terhadap kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok wajib menguasai materi pelajaran dengan baik.

Diperlukan pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan agar pembelajaran berjalan lancar, efektif dan efisien, sehingga pembelajaran terasa menyenangkan bagi siswa. Berdasarkan pembahasan dalam tesis ini maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) diterapkan dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN No.

Tabel 2.1. Penghitungan Perkembangan Skor Individu
Tabel 2.1. Penghitungan Perkembangan Skor Individu

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah 13 siswa kelas IV yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.

Fokus Penelitian

Prosedur Penelitian

Pada tahap evaluasi dilakukan tes tertulis yaitu tes hasil belajar siswa pada siklus I dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan. Data hasil belajar IPA pada siklus I diperoleh dengan memberikan tes hasil belajar IPA setelah materi konsep tubuh tumbuhan tuntas dengan menggunakan materi akar dan batang tumbuhan. Ketercapaian hasil belajar IPA pada siklus I masih belum optimal, persentase siswa yang mencapai nilai ≥ 65 hanya sebesar 61,54%, sedangkan pembelajaran dikatakan berhasil bila mencapai ketuntasan klasikal ≥ 85%.

Apabila daya serap siswa terhadap konsep tubuh tumbuhan (materi pembelajaran akar dan batang) dikelompokkan ke dalam kategori tuntas dan tidak lengkap, maka diperoleh sebaran, frekuensi dan persentase ketuntasan pembelajaran IPA pada siklus I sebagai berikut. Hasil di atas menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV siklus I belum berada pada kategori tuntas karena jumlah siswa yang mendapat kategori tuntas hanya 8 siswa yang disajikan dalam persentase skor sebesar 61,54 %. Berkaitan dengan hasil belajar yang ingin dicapai sehubungan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), pencapaian nilai KKM pada siklus I dapat kita lihat pada uraian berikut.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada siklus I telah menunjukkan peningkatan nilai klasikal siswa dari kelas dasar hingga nilai akhir pada siklus I, namun belum mencapai nilai klasikal. kesimpulan. Data hasil belajar IPA pada siklus II diperoleh dengan memberikan tes hasil belajar IPA setelah menyelesaikan konsep tubuh tumbuhan dengan materi daun dan bunga tumbuhan. Jadi, rata-rata hasil belajar pada siklus II meningkat dari rata-rata hasil belajar pada siklus I.

Jika daya serap siswa terhadap konsep tubuh tumbuhan (bahan ajar daun dan bunga) dikelompokkan ke dalam kategori tuntas dan tidak lengkap, maka diperoleh sebaran, frekuensi dan persentase pelaksanaan pembelajaran IPA pada siklus I sebagai berikut. Berdasarkan uraian di atas, maka ketercapaian hasil belajar IPA pada siklus II dinyatakan maksimal dengan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 92,31%. Sehubungan dengan perolehan skor KKM melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II, persentasenya dapat kita lihat pada uraian berikut.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan nilai klasikal siswa dari kelas dasar hingga nilai akhir pada siklus II. Rata-rata hasil belajar prasiklus yang hanya mencapai 54,62 meningkat pada siklus I menjadi 65,52 yang kemudian meningkat menjadi 74,49 pada siklus II. Perbandingan distribusi frekuensi dan persentase jumlah siswa pada kategori hasil belajar antara prasiklus dan siklus I dan siklus II.

Ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 38,46% pada prasiklus, meningkat menjadi 61,54% pada siklus I, dan pada siklus II mencapai 92,31%. Proporsi siswa yang tuntas belajar meningkat dari 61,54% pada siklus I, kemudian pada siklus II mencapai 92,31%.

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan kelas
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan kelas

Instrument Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Data mengenai aktivitas belajar siswa selama kegiatan penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik observasi melalui lembar observasi. Data hasil belajar IPA siswa diperoleh dari tes hasil belajar siklus I dan tes hasil belajar siklus II.

Teknik Analisis Data

Pelaksanaan Tindakan Kelas

  • Rencana Tindakan
  • Pelaksanaan Tindakan
  • Pengamatan/Observasi
  • Hasil Belajar
  • Refleksi dan Analisis

Dari segi kualitas proses pembelajaran aktivitas jasmani, mental dan sosial mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dan berada pada kategori baik. Hasil analisis kuantitatif berupa gambaran tingkat penguasaan konsep tubuh tumbuhan melalui hasil belajar siswa sebagai cerminan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kolaboratif Student Team Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas IV SDN. TIDAK. Setelah perangkat pembelajaran siap, peneliti memasuki siklus 1 dengan menerapkan model pembelajaran kolaboratif tipe Student Team Achievement.

Setelah evaluasi siklus I selesai, langkah selanjutnya memasuki siklus II dengan berbagai perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Hasil akhir penelitian tindakan kelas ini adalah membandingkan peningkatan kualitas pembelajaran sejak siklus I. evaluasi siklus I hingga siklus II. a.. a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (terlampir). Hasil belajar yang dicapai berdasarkan evaluasi siklus I menunjukkan skor tertinggi sebesar 75 dan skor terendah sebesar 46,77. Jika hasil belajar IPA dikelompokkan ke dalam 5 kategori yang telah ditentukan, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN no.

Rencana tindakan pada siklus II sama dengan rencana tindakan pada siklus I dengan mengatasi berbagai kekurangan pada pembelajaran siklus I kemudian memperbaikinya pada pembelajaran siklus II. Pada tanggal 3 September 2014 telah dilaksanakan evaluasi pembelajaran siklus II dengan mengacu pada skenario pembelajaran yang telah dibuat. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), kompetensi anggota kelompok mempengaruhi nilai kelompok.

Hasil belajar yang diperoleh berdasarkan penilaian siklus II menunjukkan skor tertinggi sebesar 83,33 dan skor terendah sebesar 61,67. Tabel perbandingan skor dasar dengan skor siklus II (Lampiran 04) menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan. Meskipun ada siswa yang belum mencapai nilai KKM, namun nilai siswa pada siklus II menunjukkan peningkatan dari nilai awal sebelumnya.

Tabel 3.1. Teknik  Kategorisasi  Standar Berdasarkan  Ketetapan Depdiknas
Tabel 3.1. Teknik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan Depdiknas

Pembahasan

Salah satu indikator tercapainya hasil belajar yang maksimal adalah peningkatan hasil rata-rata siswa selama siklus berlangsung. Hal ini membuktikan bahwa motivasi belajar siswa meningkat sehingga mempengaruhi rata-rata nilai di kelas. Jika setiap rata-rata penilaian hasil belajar IPA dikelompokkan ke dalam 5 kategori yang telah ditentukan, maka diperoleh perbandingan antara siklus sebelumnya dengan siklus I dan II. siklus distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar IPA siswa IV. kelas di SDN no.

Berdasarkan uraian di atas diperoleh informasi bahwa pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) berperan dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN No. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2014 sampai dengan 27 September 2014 terkait peningkatan hasil belajar IPA pada konsep benda tumbuhan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas IV SDN NO. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan emosi.

Tabel 4.10. Perbandingan Nilai  Statistik antara  pra  Siklus  dengan Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.10. Perbandingan Nilai Statistik antara pra Siklus dengan Siklus I dan Siklus II

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam meningkatkan pengetahuannya tentang model pembelajaran yang efektif dalam pengajaran IPA. Dalam melakukan penelitian hendaknya peneliti selalu belajar dan bertanya kepada pihak-pihak yang berkaitan erat dengan penelitiannya.

Gambar

Tabel 2.1. Penghitungan Perkembangan Skor Individu
Gambar 2.1. Kerangka PikirKondisi Awal
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan kelas
Tabel 3.1. Teknik  Kategorisasi  Standar Berdasarkan  Ketetapan Depdiknas
+7

Referensi

Dokumen terkait

iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Lidya Amalia Sutanto NIM : 1247442021 Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Judul : “Penerapan