• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMPRAKTIKKAN WUDHU PADA KELAS VII SMPN 1 PUGAAN DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMPRAKTIKKAN WUDHU PADA KELAS VII SMPN 1 PUGAAN DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

375 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMPRAKTIKKAN WUDHU PADA KELAS VII SMPN 1

PUGAAN DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION

Jariah37

Email : [email protected]37 Abstract

Latar belakang masalah yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam mempraktikkan wudhu akibat belum digunakannya model yang tepat sehingga pembelajaran PAI khususnya materi praktik berwudhu di kelas VII tidak efektif.

Berdasarkan hal ini rumusan masalah yaitu Apakah model Direct Instruction dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempraktikkan wudhu pada kelas VII SMPN 1 Pugaan tahun pelajaran 2021-2022. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempraktikkan wudhu di kelas VII.

Penelitian ini menggunakan model direct instruction dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa penerapan metode latihan terbimbing dalam proses pembelajaran mempraktikkan wudhu siswa kelas VII SMPN 1 Pugaan berhasil dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasil akhir dari setiap siklus yang dilakukan. Nilai KKM adalah 80%. Hasil siklus I di tes akhir sebesar 8,46 dipersentase menjadi 70.83%, kemudian dilakukakan tindakan di siklus II yang hasil tes akhirnya sebesar 9,5 yang dianggap persentasenya menjadi 100 % sehingga mencapai ketuntasan. Dengan demikian disimpulkan bahwa dengan menerapkan model direct Instruction dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempraktikkan wudhu pada kelas VII SMPN 1 Pugaan.

Kata kunci: Kemampuan mempraktikkan wudhu-Model Direct Instruction.

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara1. Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defened or modification or streng theing of behavior though experiencing). 2

(2)

376 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan Agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati Agama Islam dalam hal hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Tujuan PAI yaitu untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.

Salah satu materi pokok pendidikan Agama Islam di SMP adalah ibadah yang didalamnya terdapat pokok bahasan berwudhu. Wudhu merupakan satu cara dari beberapa cara bersuci yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Wudhu menjadi ritual yang paling sering dilakukan yang menggiring ritual ibadah yang lain. Bahkan dalam beberapa ritual, semisal sebelum shalat, wudhu menjadi syarat yang harus dikerjakan. Tanpanya, shalat tidak sah.

Di SMP Negeri 1 Pugaan Kabupaten Tabalong siswa baru yaitu siswa kelas VI, belum mampu melakukan berwudhu secara benar, karena belum memiliki pengetahuan dan kurangnya minat belajar siswa dalam pendidikan agama Islam khususnya pada keterampilan berwudhu. Oleh karena itu Penulis sebagai guru agamanya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memberikan pembelajaran tersebut kepada siswa kelas VI SMP Kabupaten Tabalong, sehingga dengan diberikan pelajaran ini diharapkan para siswa mampu melaksanakan berwudhu dengan baik dan benar.

Sehubungan dengan persoalan di atas, mendorong penulis untuk membuat PTK dengan judul: ”Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mempraktikkan Wudhu Pada Kelas VII SMPN 1 Pugaan Dengan Model Direct Instruction”.

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan model direct Instruction meningkatkan kemampuan siswa dalam mempraktikkan wudhu pada kelas VII SMPN 1 Pugaan tahun pelajaran 2021/2022 ?”.

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempraktikkan wudhu pada kelas VII SMPN 1 Pugaan dengan Model direct Intruction.

Pengertian Wudhu

(3)

377 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Berwudhu cukup dikenal, maksudnya bersuci dengan air suci lagi menyucikan, yaitu mengenai muka, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki yang dilakukan sebelum melaksanakan shalat atau ibadah lain yang harus dengan wudhu. Wudhu merupakan satu cara dari beberapa cara thaharah (bersuci) yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Wudhu menurut istilah Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti membersihkan diri sebelum shalat dengan mencuci muka, tangan, kepala, dan kaki. Menurut Nasikhin (2004: 139) ”wudhu adalah bersuci dengan niat menghilangkan hadas kecil sesuai syarat dan rukunnya”.

Dasar-dasar Hukum Wudhu

Perintah wajib wudhu waktunya bersamaan dengan perintah wajib shalat lima waktu, yakni satu tahun setengah sebelum tahun hijrah (Rasjid, 1976: 39). Pelaksanaan ibadah shalat selalu diiringi wudhu. Hal ini didasari firman Allah Swt berikut ini. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat hendaklah basuh (cuci) mukamu, kedua tanganmu sampai dua siku dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai kedua mata kaki dan jika kamu junub maka mandilah dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.

Allah tidak mau menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. (Al- Maidah: 6)

Nabi Muhammad bahkan menegaskan tanpa wudhu shalat yang dikerjakan tidak sah, sesuai hadist berikut ini:

Artinya: “Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kamu bila ia berhadas hingga ia berwudhu,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Syarat-syarat Wudhu

Syarat-syarat wudhu adalah sebagai berikut: Islam, mumayyiz (sudah balig atau sudah dewasa dengan ditandai dapat membedakan hal baik dan buruk), tidak berhadas besar, menggunakan air mutlak yakni air suci dan menyucikan, tidak ada yang menghalangi sampai air ke kulit dari anggota wudhu menurut Rosysdi, dkk (1995: 35).

Rukun Wudhu ( Tata Cara Wudhu)

(4)

378 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Rukun atau fardhu wudhu adalah suatu perbuatan yang harus ada dan harus dilakukan ketika berwudhu. Apabila salah satunya ketinggalan maka tidak sah wudhunya. Rukun wudhu menurut Rasjid dalam buku Fiqh Islam (1976: 39-40) ada enam macam, sebagai berikut: Niat; hendaklah berniat (menyegaja) mengangkatkan hadas atau menyegaja berwudhu, Membasuh muka; batas muka yang wajib dibasuh ialah dari tempat tumbuh rambut kepala sebelah atas sampai kedua tulang dagu sebelah bawah. Lintangnya dari telinga ke telinga, seluruh bagian muka yang tersebut wajib di basuh dan tidak boleh ketinggalan sedikit pun, bahkan wajib melebihkan sedikit agar yakin terbasuh semuanya, Membasuh dua tangan sampai ke siku, Menyapu sebagian kepala/rambut dengan air, Membasuh dua tapak kaki sampai kedua mata kaki dan menertibkan rukun-rukun di atas.

Sunat Wudhu

Menurut Abdillah dalam Terjemah Fathul Karib (1995: 15-17) hal- hal yang disunatkan dikerjakan pada waktu berwudhu adalah sebagai berikut:

Membaca Basmalah pada permulaan wudhu, mencuci kedua telapak tangan sampai kedua pergelangan, berkumur-kumur, Menghirup air ke lubang hidung (istinsyaq), Mengusap ke seluruh kepala dengan air, mengusap kedua telinga luar dan dalam, mengusap air ke sela-sela jenggot dengan jari-jari diletakkan pada jenggot tersebut, Mengusap sela-sela jari, baik jari tangan maupun kaki, mendahulukan bagian yang kanan, dan mengakhirkan bagian kiri, mengulang tiga kali pada setiap anggota yang dibersihkan, bersambung antara membasuh anggota yang satu dengan anggota berikutnya (tidak lama berselang) dan tidak sampai kering tertiup angin atau keadaan yang lain.

Menurut Shabir (1978: 21) yang dikutip dari Kitab Fiqh Islam dalam wudhu disunatkan juga, yakni: Menggosok anggota wudhu agar lebih bersih, tidak bercakap-cakap waktu berwudhu, bersugi (menggosok gigi), menghadap kiblat dan berdoa sesudah selesai berwudhu.

Hikmah Bersuci (berwudhu)

Allah memerintahkan kita untuk berwudhu, bukan untuk memberatkan kita dengan sesuatu yang berat. Namun untuk mewujudkan jalan manfaat dan kebaikan bagi kita sendiri. Yakni mensucikan kita dari kecemaran yang lahir dan dari kemungkaran dan kejahatan. Gunanya supaya kita menjadi orang yang bersih luar dan batin, yang sehat tubuh dan yang tinggi jiwa.

(5)

379 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Pengertian Model Pembelajaran langsung

Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah ( Arends, 19970, Istilah lain model pengajaran langsung dalam Arends ( 2001, 264 ) antara lain training model, active teaching model, masteryy teaching, explicit instruction. Model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan siswa deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut : (1) transformasi dan keterampilan secara langsung; (2) pembelaajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur;

(4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) Distrukur oleh guru.

Ciri-ciri model pengajaran langsung ( dalam Kardi & Nur, 2000 : 3) adalah sebagai berikut : (a) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar, (b) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran (c) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya mengunakan berbagai media yang sesuai, misalnya video, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap pengunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap wakjtu dan tidak semua tujuan pembelajaran dan semua siswa.

Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa

Para pakar teori belajar pada umumnya membedakan 2 macam pengetahuan, yakni pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.

Pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu ( Kardi dan Nur, 2000:4).

Suatu contoh pengetahuan deklaratif yaitu tekanan adalah hasil bagi antara bagi gaya dan luas bidang benda . Para guru selalu menghndaki agar siswa- siswa memperoleh kedua macam pengetahuan tersebut, supaya dan melakukan segala sesuatu dengan berhasil.

Sintaks atau Pola Keseluruhan dan Alur Kegiatan Pembelajaran

(6)

380 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Pada model pengajaran langsung terdapat 5 fase yang sangat penting.

Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru.

Pengajaran langsung, menurut Kardi (1997:3) dapat berbentuk ceramah, demontrasi, pelatihan atau praktek dan kerja kelompok. Pengajaran langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditranformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang dengan tepat waktu yang digunakan.

Sintaks Model Pengajaran Langsung tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti ditunjukkan Tabel berikut :

Sintaks Model Pengajaran Langsung

Fase Peran Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan Dan mempersiapkan

siswa

Guru menjelaskan TPK, informasi

Latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.

Fase 2

Mendemontrasikan Pengetahuan dan

keterampilan

Guru mendemontrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap

Fase 3

Membimbing pelatihan

Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.

Fase 4

Mengecek pemahaman Dan memberikan umpan

balik

Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.

Fase 5 Memberikan Kesempatan untuk Pelatihan lanjutan dan

penerapan

Guru mempersiapkan kesempatan

Melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih komplek dan kehidupan sehari- hari.

Pada fase persiapan, guru memotivasi siswa agar siap menerima presentasi materi pelajaran yang dilakukan melalui demontrasi tentang keterampilan tertentu. Pembelajaran diakhiri dengan pemberian kesempatan

(7)

381 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase pelatihan dan pemberian umpan balik tersebut, guru perlu selalu mencoba memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari kedalam situasi kehidupan nyata.

Pembelajaran dengan Model Direct Instruction

Sebagaimana halnya setiap mengajar, pelaksanaan yang baik model Direct Instruction memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang jelas dari guru selama berlangsungnya perencanaan, pada saat melaksanakan pembelajaran, dan waktu menilai hasilnya. Beberapa diantara tindakan-tindakan tersebut dapat dijumpai pada model-model pengajaran lain, langkah-langkah atau tindakan tertentu merupakan ciri khusus Direct instruction.

Langkah-langkah pembelajaran Model Direct Instruction adalah: 1) Memotivasi siswa, 2) Menyampaikan tujuan, 3) Menyiapkan siswa, 4) Presentasi dan Demontrasi, 5) Mencapai Kejelasan, 6) Melakukan Demontrasi, 7) Mencapai pemahaman dan penguasaan, 8) Berlatih, 9) Memberikan Latihan Langsung, 10) Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik, 11) Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri,

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Menurut Aqib (2007:13) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas disini yaitu model pengajaran langsung (direct instruction) dan variabel terikat yaitu kemampuan siswa dalam mempraktikkan wudhu.

Pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan dengan menggunakan model pengajaran langsung (direct instruction) yaitu penyampaian proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara bertahap, selangkah demi selangkah. Dalam pelaksanaan pembelajaran berwudhu ini, diawali dengan diberikan penjelasan beserta peraga dari guru, kemudian siswa disuruh untuk memperhatikan dan dibimbing untuk melakukan seperti yang dicontohkan. Setelah itu siswa dibawa langsung mempraktekkan tata cara berwudhu di tempat berwudhu yang ada kran airnya untuk latihan. Siswa disuruh melakukan apa yang telah dipelajari di dalam kelas dengan bimbingan guru.

(8)

382 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang dinginkan. Penelitian ini bertempat di SMPN 1 Pugaan Kecamatan Pugaan Kabupaten Tabalong. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian dilangsungkan.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September semester Ganjil tahun pelajaran 2021/2022. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Pugaan yang beralamat di Jalan Ahmad Yani km.8 No.58 Desa Pugaan Kecamatan Pugaan semester I Tahun Pelajaran 2021/2022. Adapun Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VII yang berjumlah 24 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan.

Teknik pengumpulan data yaitu observasi. Untuk membantu pencatatan pengamatan peneliti menggunakan metode : Anecdotal notes, Chelist lembar cek dan Performance test digunakan untuk tes awal dan tes akhir. (Surawan, 2019: 38) Teknik Analisis Data yakni analisis data yang dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai dengan seluruh data terkumpul. Hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan data dan peneliti dapat dengan segera memberikan refleksi terhadap data sehingga proses pemaknaan dan simpulan yang diambil bisa lebih tepat. Langkah yang ditempuh dalam menganalisis data dalam penelitian ini adalah mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997:6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu kesiklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Untuk siklus I dirancang dalam 6 jam pelajaran ( 2 kali pertemuan ), sedangkan siklus II dilaksanakan untuk 6 jam pelajaran ( 2 kali pertemuan). Model rancangan distrukturkan dalam 2 siklus. Siklus I merupakan prerekuist dari siklus berikutnya. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran direncanakan diadakan penilaian dengan fokus penilaian proses dan hasil, yakni melalui teknik observasi dan penilaian praktik wudhu.

Tabel : 4.8 Data Prestasi Belajar

No Nilai Tes awal Tes akhir

Jumlah Pst (%) Jumlah Pst (%)

1 10 10 41,67 14 58,33

(9)

383 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

2 9 8 33,33 8 33,33

3 8 4 16,67 2 8,33

4 7 0 0 0 0

5 6 2 8,33 0 0

6 5 0 0 0 0

7 4 0 0 0 0

8 3 0 0 0 0

9 2 0 0 0 0

10 1 0 0 0 0

Jumlah 24 100 24 100

Dari tabel 5 di atas terlihat pada tes awal siswa yang memperoleh nilai 10 sebanyak 10 orang (41,67 %) dan pada tes akhir yang mendapat nilai 10 bertambah menjadi 14 orang (58,33 %). Pada tes awal siswa yang memperoleh nilai 9 sebanyak 8 orang (33,33%) dan pada tes akhir yang mendapat nilai 9 tetap 8 orang (33,33 %). Sedangkan pada tes awal siswa yang memperoleh nilai 8 sebanyak 4 orang (16,67 %) dan pada tes akhir yang mendapat nilai 8 berkurang menjadi 2 orang (8,33%). Nilai rata-rata kelas pada tes akhir (SIKLUS I) adalah 8,46 (70.83%) dan pada tes akhir (SIKLUS II) adalah 9,5 yang bisa dikatakan 100% siswa mencapai ketuntasan.

Pembahasan

Adapun temuan yang didapat dari hasil belajar siswa, aktifitas belajar siswa lebih meningkat, kemudian guru dalam menyampaikan pelajaran lebih mudah, penggunaan desain dapat dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan, dan penggunaan waktu lebih efektif. Jadi pengajaran langsung dalam pembelajaran adalah melakukan praktik langsung oleh para siswa dengan cara memperhatikan bimbingan yang diberikan guru dengan cara berulang-ulang sampai siswa tidak melakukan kesalahan-kesalahan lagi. Hal itu didukung oleh teori bahwa direct instruction ini dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat membantu siswa untuk mengingat lebih lama tentang materi pelajaran yang disampaikan, karena siswa tidak hanya mendengar dan melihat saja tetapi mempraktikkannya langsung dan berulang-ulang serta siswa merasa lebih jelas dan konkrit dan berperan secara langsung.

(10)

384 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Penelitian ini senada dengan penelitian Sunarti (2008) : ”Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Berwudhu Dengan Metode Drill Di Kelas 1 MIN Pasir Agung Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu”.

tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan siswa dalam berwudhu di kelas 1 MIN Pasir Agung setelah mengikuti pembelajaran dengan metode drill. Dalam penelitian ini guru berperan langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa melalui metode drill dalam pembelajaran berwudhu dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini dapat dilihat dan hasil tes sebelum diberikan tindakan yang mampu berwudhu 47% , sedangkan sesudah diberikan tindakan meningkat mencapai 86%.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kelas yang terdiri dari tahapan tatap muka proses pembelajaran praktik wudhu siklus I, siklus II dapatlah disimpulkan bahwa dengan mengunakan model Direct Instruction (pembelajaran langsung) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempraktik wudhu dapat pada siswa kelas VII SMPN 1 Pugaan Tahun Pelajaran 2021/2022.

Daftar Pustaka

UU No. 20 Tahun 2003 (Jakarta, 2005), h. 50

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,( Cet I, Bandung: Pn Bumi Aksara, 2005), h.36

Abdillah, Syeikh Syamsuddin Abu.1995. Terjemah Fathul Qarib Surabaya:

Mutiara Ilmu.

Bogdan, R & S.K. Biklen. 1992. Riset Kualitatif untuk Pendidikan: Pengantar ke Teori dan Metode. Terjemahan oleh Munandir. Jakarta: Depdikbud

Nasikhin, M. dkk. 2004. Ayo Belajar Agama Islam, Untuk SMP Kelas VII. Jakarta:

Erlangga.

Rasjid, Sulaiman. 1976. Fiqh Islam. Jakarta: Attahiriyah.

Rofi’uddin, Ahmad. 1998. Rancangan Penelitian Tindakan. Makalah disajikan pada Lokakarya Tingkat Lanjut Penelitian Kualitatif Angkatan VI, Lembaga Penelitian IKIP MALANG, Malang, 2 Februari sampai dengan 12 Maret

Rosysdi, Ichwan & Suyono.1995. Pelajaran Fiqih untuk Kelas 1 MTs.Solo:

PT. Tiga Serangkai

Shabir, Muslich. 1978. Bimbingan Shalat Lengkap. Semarang: Mujahiddin

Surakhmad, Winarno. 1980. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran, Edisi ke V. Bandung: Tarsito.

(11)

385 Vol. 1 No. 1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Surawan, 2019. “Pola Internalisasi Nilai Keislaman Keluarga Muhammadiyah Dan Islam Abangan”, Jurnal Hadratul Madaniyah, Vol. 4, No.2

Suyanto, Kasihani K.E. 2002. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Refleksi Pengajaran. Malang: PPS-Universitas Negeri Malang

Tim Pusat Pembinaan Bahasa Depdikbud, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Badai Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Inquiri, Brain Based Learning Dan Direct Instruction Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Pesertadidik SMP Kelas VII Universitas

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penalaran matematis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bua yang berada kategori tinggi, sehingga pembelajaran dengan mengimplementasikan

NURDAHLIA. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas VII SMPN 3 Baraka Kab. Skripsi Prodi Pendidikan Islam, Fakultas Agama

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dijabarkan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa pertama, kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII

2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital” PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MEDIA AUDIO

1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II KKM 70 No Uraian Hasi l Siklus I Siklus 2 1 2 3 Nilai

1 September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam PENERAPAN STRATEGI SMALL GROUP DISCUSSION UNTUK MENINGKATKAN KOSENTRASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI DI

Hasil penelitian menunjukkan: 1 minat baca siswa kelas VII SMPN 2 Margaasih berada di atas rata-rata; 2 kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMPN 2 Margaasih sangat baik; 3