MIKROPROSESOR BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
SKRIPSI
Diajukan oleh:
Irhamin Rahimin NIM. 190211016
Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
AR-RANIRY BANDA ACEH 2023M/1445H
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH / SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Irhamin Rahimin
NIM : 190211016
Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta / 10 Oktober 2001 Alamat : Lapang, Kec. Johan Pahlawan, Kab. Aceh Barat
Nomor HP : 085215585544
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan;
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain;
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya;
4. Tidak memanipulasi dan memalsukan data;
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Bila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan dan ternyata ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan keadaan sesungguhnya dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
v ABSTRAK Nama : Irhamin Rahimin
NIM : 190211016
Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Teknik Elektro
Judul Skripsi : Pengembangan Modul Praktikum Sistem Mikroprosesor Berbasis Problem Based Learning (PBL)
Pembimbing : Mursyidin, M.T
Kata Kunci : Pengembangan, Modul, Mikroprosesor
Pentingnya bahan ajar dalam proses pembelajaran tidak dapat dilebih-lebihkan maupun dikurang-kurangkan karena merupakan sarana penyampaian pesan atau informasi tentang topik pelajaran. Pengembangan adalah suatu teknik perencanaan pembelajaran yang rasional dan sistematis yang memperhatikan kemampuan dan kompetensi mahasiswa untuk memutuskan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan ini adalah untuk mengembangkan modul praktikum untuk meningkatkan mutu mahasiswa menjadi lebih aktif. Pada modul sebelumnya masih memiliki kekurangan sehingga peneliti ingin mengembangkan nya dengan cara
vi
memperbaiki menyusun modul praktikum sisitem mikroprosesor. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) dengan pendekatan ADDIE. Hasil penelitian, di dapatkan hasil dari 5 validator diantara lain nya hasil validasi ahli materi didapatkan skor 33 dan 31 dengan persentase 94,2% dan 88,5% maka setelah dibagi dua rata-rata persentase nya adalah 91,3%, dan hasil validasi ahli media didapatkan skor dengan 32, 35 dan 31 dengan persentase 91,4%, 100% dan 88,5% maka setelah dibagi tiga rata-rata persentase nya adalah 93,3%. Berdasarkan hasil validasi ahli media dan ahli materi terhadap modul praktikum sistem mikroprosesor mendapat kategori “Sangat Valid” untuk diterapkan pada mata pelajaran sistem mikroprosesor.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan sampai ke zaman berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Adapun Judul Skripsi ini yaitu “Pengembangan Modul Praktikum Sistem Mikroprosesor Berbasis Problem Based Learning (PBL)”.
Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan kemudahan kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
2. Orangtua dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan, motivasi, saran, materi dan bantuan lainnya yang sangat banyak demi terselesaikannya skripsi ini.
3. Prof. Safrul Muluk, S.Ag., MA., M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
4. Ibu Hari Anna Lastya, M.T. selaku Ketua Program Studi Pendidkan Teknik Elektro Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.
5. Bapak Mursyidin, M.T. selaku pembimbing pertama yang telah meluangkan waktunya dan mencurahkan pemikiranya dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
viii
6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Elektro yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan selama ini kepada penulis.
7. Terimakasih kepada sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan semangat serta dukungan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh teman-teman angkatan 2019 dan seluruh mahasiswa di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga perlu perbaikan, oleh karena itu segala kritik, saran dan himbauan yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis tetapi juga untuk para pembaca.
Banda Aceh, 15 Juli 2024 Penulis,
Irhamin Rahimin
ix DAFTAR ISI
PENGESAHAN PEMBIMBING PENGESAHAN PENGUJI PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR. ... vii
DAFTAR ISI. ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Penelitian Relevan... 8
x BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengembagan Modul Sistem Mikroprosesor 17
B. Modul Praktikum ... 19
1. Pengertian Modul Praktikum ... 19
2. Langkah Penyusunan Modul... 22
3. Karakteristik Modul Praktikum ... 26
4. Unsur-unsur Dalam Modul Praktikum... 29
5. Kelebihan dan Kekurangan Modul ... 30
C. Mikroprosesor ... 33
1. Pengertian Mikroprosesor ... 33
2. Cara Kerja Mikroprosesor... 34
3. Komponen Mikroprosesor ... 35
D. Problem Based Learning (PBL)... 36
1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)... 36
2. Manfaat Problem Based Learning (PBL)... 40
3. Karakteristik Problem Based Learning (PBL)... 41
4. Langkah-Langkah Problem Based Learning (PBL) ... 44
5. Tujuan Problem Based Learning (PBL)... 46
xi
6. Kelebihan dan Kekurangan Based
Learning (PBL) ... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 51
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 60
C. Instrumen Pengumpulan Data ... 60
D. Teknik Pengumpulan Data ... 65
E. Teknik Analisis Data ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 70
B. Hasil Revisi ... 102
C. Pembahasan ... 104
BAB V PENUTUP A. kesimpulan ... 107
B. Saran... 108
DAFTAR PUSTAKA ... 110
LAMPIRAN ... 118
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Metode Pengembangan ADDIE ... 54
Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian... 55
Gambar 4.1 Tampilan Cover Pada Modul ... 72
Gambar 4.2 Tampilan Kata Pengantar Pada Modul... 76
Gambar 4.3 Tampilan Tata Tertib Pada Modul ... 78
Gambar 4.4 Tampilan Tujuan Praktikum Dan Kemampuan Yang Diharapkan ... 79
Gambar 4.5 Tampilan Materi Hardware dan Sofware ... 81
Gambar 4.6 Tampilan Materi Interface Data Digital Pada Penjelasan Aplikasi kontrol Kontrol Segment .... 83
Gambar 4.7 Tampilan Materi Interface Data Digital Pada Penjelasan Aplikasi Kontrol Sevent Segment ... 84
Gambar 4.8 Tampilan Materi Interface Data Pada Penjelasan Aplikasi Kontrol Output Motor Servo ... 85
Gambar 4.9 Tampilan Materi Interface Data Digital Pada Penjelasan Aplikasi Input dengan Push Button .. 86
Gambar 4.10 Tampilan Materi Interface Dengan LCD ... 88
Gambar 4.11 Tampilan Materi Interface Analog (ADC) ... 89
Gambar 4.12 Tampilan Materi Interface PWM ... 91
Gambar 4.13 Tampilan Materi Mengontrol LED Menggunakan Nilai ADC ... 92
xiii
Gambar 4.14 Tampilan Daftar Pustaka ... 94 Gambar 4.15 Tampilan Grafis... 104
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Instrumen Kisi-Kisi Ahli Materi ... 62
Tabel 3.2 Instrumen Kisi-kisi Ahli Media ... 64
Tabel 3.3 Instrumen Validator Ahli ... 66
Tabel 3.4 Instrumen Skala Penilaian... 68
Tabel 3.5. Kategori Kevalidan Modul... 69
Tabel 4.1 Tampilan Validator Ahli ... 96
Tabel 4.2 Tampilan Hasil Validasi Materi ... 97
Tabel 4.3 Tampilan Hasil Validasi Media ... 100
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1 Lembar Validasi Materi ... 118
2 Lembar Validasi Media ... 124
3 Surat Penelitian ... 133
4 Riwayat Hidup ... 134
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan dalam satu negara dan kemajuan teknologi yang telah membuka peluang baru dalam proses pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pembelajaran serta membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang kompleks. Standar satuan pendidikan menjadi dukumen acuan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai ketrampilan dasar dan target yang telah ditetapkan.
Dalam dunia pendidikan khususnya pada universitas sangat penting dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
modul ajar yang menunjang keberhasilan dunia pendidikan, termaksud modul ajar yang memengang peranan penting dalam dunia pendidikan, khususnya modul pembelajaran mikroprosesor.1
Dari semua modul pendidikan, modul mikroprosesor sangat efektif untuk pembelajaran di universitas, khususnya di universitas terutama pada jurusan elektronika. Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti dengan dosen jurusan Pendidikan Teknik Elektro di Universitas Islam Negri Ar-Raniry Banda Aceh.
Menurut bapak Mursyidin. M.T salah satu dosen di Universitas Islam Negri Ar-Raniry Banda Aceh, sebelumnya
1 Widya Hapsari dkk. / Journal of Vocational and Career Educational 2 (1) (2017) (28-36) Luh Suryatni 31 teknologi pendidikan sebagai pelaksanaan sistem imformasi dalam perkuliahan online dimasa pandemi covid – 19 (Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma)
dalam proses pembelajaran electronika mikroprosesor terdapat beberapa kekurangan pada modul praktikum sistem mikroprosesor seperti, kurangannya penjelasan pada rangkaian pengerjaan dan beberapa kodingan masih ada yang error2
Dengan adanya perbaruan modul praktikum sistem mikroprosesor akan memudahkan mahasiswa dalam memahami rangkaian pengerjaan dan memudahkan mahasiswa untuk mengikuti bahan ajar pada modul sistem mikroprosesor.
Pengembangan modul sistem prosesor ini sangat membantu mahasiswa dalam memahami sistem mikroprosesor. Dengan menggunakan modul pembelajaran sistem mikroprosesor, mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan mengenai dasar sistem mikroprosesor dengan cepat dan mudah.3
2 Mila Sri Devi1 dan kawan-kawan, Vol. 7, No. 3, September 2019 Jurnal Vokasional Teknik Elektronika dan Informatika,
3 Nabilah Asyura, (21 juli 2021) Perancangan Modul Pembelajaran Berbasis Sainstifik Pada Mata Pelajaran Instalasi Penerangan Listrik Kelas XI SMKN 1 Darul Kamal. (skripsi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry)
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, dalam konteks ini penelitian akan mengembangkan sebuah modul pembelajaran pada mata kuliah sistem mikroprosesor di Universitas Islam Negri Ar-Raniry Banda Aceh. Sehingga memberikan bantuan dan panutan dalam memahami pembelajaran sistem mikroprosesor secara mandiri maupun kelompok.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil latar belakang diatas dapat dinyatakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana menyusun modul praktikum sisitem mikroprosesor agar dapat membantu meningkatkan pemahaman penjelasan pada rangkaian?
2. Memperbaiki kodingan yang eror agar mudah dimengerti oleh mahasiswa dan mengukur tingkat
kelayakan modul praktikum sisitem mikroprosesor dengan cara validasi ahli media, dan validasi ahli materi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan modul Praktikum Sistem Mikroprosesor sebagai alat bantu praktikum dalam mata kuliah Sistem Mikroprosesor dengan tujuan utama:
1. Untuk mengembangkan modul praktikum sistem mikroprosesor.
2. Mengukur tingkat kelayakan modul praktikum sisitem mikroprosesor dengan cara validasi ahli media, dan validasi ahli materi sehingga memudahkan dalam proses belajar dan mengajar.
D. Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan sebuah modul praktikum mikroprosesor yang praktis dan mudah dipahami oleh mahasiswa pendidikan teknik elektro khususnya di bidang elektronika
1. Manfaat Teoritis
a) Dapat membantu mahasiswa dengan mudah memahami dan mengenali Sistem Mikroprosesor.
b) Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep dasar Sistem Mikroprosesor melalui pendekatan visual dan simulasi.
c) Menyediakan panduan baru, berupa modul pembelajaran serupa dalam mata peekuliahan Sistem Mikroprosesor4
2. Praktis
a) Melalui modul pembelajaran sistem mikroprosesor, mahasiswa lebih mudah dalam mengaplikasikan pembelajaran Sistem Mikroprosesor
b) Memudahkan dalam praktek pelajaran Sistem Mikroprosesor, dengan menggunakan modul yang sudah di perbahurui, sehingga lebih mudah dan efisien dalam belajar.
4Ismi Laili, dan kawan-kawan, (2019). volume 3. Nomor 3 efektifitas pengembangan e-modul projek based learning pada mata pelajaran instalasi motor listrik, (skripsi. Universitas Negeri Padang )
E. Penelitian Relevan
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil-hasil penelitian terdahulu yang bisa dijadikan acuan dalam penelitian ini.
Sehingga mampu menjelaskan dan memberikan referensi untuk memperkuat hasil dari peneliti.
1. Yuliardi, 160211006 (2023), Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Pengaruh Model Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Pembelajaran Teknik Pemrograman Mikroprosesor dan Mikrokontroler di SMK. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh observasi awal dan wawancara terhadap guru di SMK Muhammadiyah Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru jarang menggunakan berbagai strategi dan tidak melibatkan siswa secara aktif. Saat mengajarkan materi,
guru cenderung memimpin dengan metode presentasi dan ceramah, sedangkan siswa cenderung hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kolaboratif interaktif terhadap hasil belajar siswa XI. Saya mengambil mata kuliah Teknologi Pemrograman Mikroprosesor dan Mikrokontroler dari SMKS Muhammadiyah Banda Aceh. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Sampel penelitian terdiri dari 12 siswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pre-test dan post-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran interaktif dalam suasana kolaboratif berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Posttest meningkatkan skor pretest dari 70 menjadi 80. Uji hipotesis menunjukkan p-value = 0,005 <. Oleh karena
itu hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran interaktif dengan setting kolaboratif berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran Teknik Pemrograman Mikroprosesor dan Mikrokontroler di SMKS Muhammadiyah Banda Aceh. Oleh karena itu, pembelajaran interaktif dalam lingkungan kolaboratif.5
2. Amien Refnas Rais, 18021109 (2022) Penerapan Software Codevision AVR Pada Mata Pelajaran Pemrograman Mikroprosesor Dan Mikrokontroler Di SMK Muhammadiyah Banda Aceh. Other thesis, UIN Ar-Raniry. Software CodeVision Avr (prosesor Alf dan
5 Yuliardi, 160211006 (2023). Pengaruh Model Pembelajaran Interaktif Setting Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Pembelajaran Teknik Pemrograman Mikroprosesor dan Mikrokontroler di SMK Muhammadiyah Banda Aceh. (Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh)
Vegard Risc) merupakan software untuk pemrograman mikrokontroler dalam bahasa C. Penggunaan software ini belum dikenalkan kepada siswa kelas XI TAV SMK Muhammadiyah Banda Aceh. Sebelumnya siswa menggunakan software Arduino untuk memprogram, namun mengalami kesulitan dalam pembelajaran dan beberapa siswa terlihat bosan dan kurang memperhatikan guru. Harapannya dengan diperkenalkan nya software CodeVision Avr, pembelajaran pemrograman TAV Kelas XI menjadi lebih aktif dan siswa dapat memahami dasar-dasar pemrograman dengan lebih mudah. Perangkat lunak ini dilengkapi fitur CodeWizard Avr yang memungkinkan pemrogram pemula sekalipun membuat program dengan mudah dan cepat. Pertanyaan penelitian yang dirumuskan adalah:
Bagaimana pengaruh penggunaan software CodeVision
Avr terhadap hasil belajar siswa? Tujuannya untuk mengetahui dampak dan hasil belajar siswa setelah menggunakan perangkat lunak. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) tiga siklus dengan sampel siswa XI TAV. Teknik pengumpulan data meliputi pretest, posttest, tes kelompok, dan dokumentasi. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan software CodeVision Avr meningkatkan hasil belajar siswa. Pada akhir Siklus III nilai rata-rata mencapai 81,25. Nilai rata-rata ujian kelompok adalah 95,75 poin.6
3. Rahmawati, Ria Rahmawati (2022) Pengembangan modul tutorial teknik pemrograman mikroprosesor dan
6 Amien Refnas Rais, 18021109 (2022). Penerapan Software Codevision AVR Pada Mata Pelajaran Pemrograman Mikroprosesor Dan Mikrokontroler Di SMK Muhammadiyah Banda Aceh. (Other thesis, UIN Ar-Raniry).
mikrokontroler bermuatan model pembelajaran challengebased learning untuk memahamkan konsep pemegroraman mikrokontroler pada siswa kelas x teknik mekatronika smkn 2 singosari / Ria Rahmawati.7 Diploma thesis, Universitas Negeri Malang. Mata kuliah teknik pemrograman mikroprosesor dan mikrokontroler merupakan bagian dari kompetensi dasar teknik mekatronika yang menitikberatkan pada sistem kendali berbasis mikrokontroler. Observasi dan diskusi dengan guru mata pelajaran menunjukkan bahwa materi yang digunakan tidak terstruktur dengan baik sehingga siswa kesulitan memahami konsep. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dikembangkan modul
7 Rahmawati, Ria Rahmawati (2022) Pengembangan modul tutorial teknik pemrograman mikroprosesor dan mikrokontroler bermuatan model pembelajaran challenge based learning untuk memahamkan konsep pemrograman mikrokontroler pada siswa kelas x teknik mekatronika SMKN 2 singosari / Ria Rahmawati. (Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.)
pembelajaran teknik pemrograman mikroprosesor dan mikrokontroler dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis tugas. Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk merancang modul yang memungkinkan mahasiswa Teknik Mekatronik Kelas X memahami konsep pemrograman mikrokontroler secara efektif.
Pengembangan modul mengikuti model Dick dan Carey dan terjadi pada tahapan berikut: memerlukan analisis, pengembangan, pengujian formatif, dan pengujian sumatif. Modul ini dinilai efektif dan layak dengan verifikasi materi 92,28%, verifikasi media 94,72%, uji kelompok kecil 88,54%, dan uji lapangan 83,79%.
Penggunaan modul ini meningkatkan tingkat kelengkapan dan pemahaman konsep siswa, dengan 72%
siswa melaporkan bahwa mereka memahami konsep, 17% siswa tidak memahami konsep, dan 11% siswa
melaporkan bahwa mereka memahami konsep setelah menggunakan modul. Dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Rahmawati dan kawan-kawan, dapat disimpulkan tujuan dari pengembangan ini adalah untuk merancang modul yang memungkinkan mahasiswa Teknik Mekatronik Kelas X memahami konsep pemrograman mikrokontroler secara efektif.
Pengembangan modul mengikuti model Dick dan Carey dan terjadi pada tahapan berikut: memerlukan analisis, pengembangan, pengujian formatif, dan pengujian sumatif. Maka dari itu pentingnya menggunakan modul dalam proses pembelajaran elektronika khusus nya pada mata pelajaran sistem mikroprosesor. Dari hasil penelitian relevan diatas dapat disimpulkan bahwa modul sangat penting dalam proses belajar agar kedepan nya dapat terstruktur dengan baik dan mahasiswa akan
lebih paham akan materi yang sudah teratur. Maka dari itu peneliti ingin merancang sebuah modul yang membahas tentang pengoperasian sistem mikroprosesor, agar lebih memudahkan dalam proses belajar mahasiswa.
17 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengembangan Modul Sistem Mikroprosesor 1. Pengertian Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan.
Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik.
Maka pengembangan pembelajaran lebih realistik, bukan sekedar idealisme pendidikan yang sulit diterapkan dalam
kehidupan. Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan substitusinya. Secara materi, artinya dari aspek bahan ajar yang disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan, sedangkan secara metodologis dan subtansinya berkaitan dengan pengembangan strategi pembelajaran, baik secara teoritis maupun praktis.1
Berdasarkan pengertian pengembangan yang telah diuraikan yang dimaksud dengan pengembangan adalah suatu proses untuk menjadikan potensi yang ada menjadi sesuatu yang lebih baik dan berguna sedangkan penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan
1 Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 125.
produk yang telah ada menjadi produk yang dapat dipertanggung jawabkan.
B. Modul Praktikum
1. Pengertian Modul Praktikum
Menurut Kemendikbud (Susanti, 2017:160), modul merupakan bentuk bahan ajar cetak yang didesain untuk dipahami dan dipelajari oleh siswa mandiri. Modul juga disebut sebagai media yang digunakan untuk belajar secara mandiri karena di dalamnya modul tersebut telah dilengkapi pedoman untuk belajar sendiri. Artinya, mahasiswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri tanpa kehadiran pengajar atau guru secara langsung.
Beberapa ahli juga mengemukakan pengertian modul.
Menurut Daryanto (Susanti, 2017:160), modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, yang di dalamnya memuat seperangkat
pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Asyhar (Susanti, 2017:160), juga mengemukakan bahwa modul merupakan salah satu bentuk dari bahan ajar berupa cetakan yang didesain untuk belajar secara mandiri oleh siswa. Oleh karena itu modul harus dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar secara mandiri. Dalam hal ini, siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri tanpa bantuan guru atau pengajar secara langsung.2
Modul Praktikum adalah bahan ajar yang didesain secara sistematis yang berfungsi sebagai pedoman berdasarkan pada prinsip dan kaidah ilmiah percobaan di laboratorium.
2 Emilia, EstyDenitha. (2023). “Pengembangan Modul Praktikum Fotosintesis Berbasis Science, Technology, Engineering, And Mathematics (Stem) Berbantuan Arduino Science Journal Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains di SMA Koperasi Pontianak”. Diploma thesis, IKIP PGRI PONTIANAK.
Modul praktikum yang dimaksud adalah materi pendidikan yang dapat dicetak untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada awal pembelajaran. Menurut Jogiyanto, perancangan modul memiliki dua tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan pengguna sistem dan memberikan gambaran yang jelas kepada pemrogram komputer dan profesional teknis lainnya yang terlibat.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perancangan modul pembelajaran merupakan suatu proses atau pedoman dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan.
a. Fungsi modul sistem mikroprosesor
1) Sebagai alat evaluasi (mengukur kemampuan) 2) Sebagai pedoman dalam memulai perkuliahan
3) Mempermudah dan memperjelas materi agar mudah dipahami oleh dosen dan mahasiswa.
b. Tujuan pengembangan modul
1) Mempermudah dosen dalam proses mengajar 2) Memperjelas dan mempermudah dalam proses
penyajian materi perkuliahan
3) Sebagai pedoman mahasiswa untuk melaksanakan proses pembelajaran mandiri.
2. Langkah-langkah penyusunan modul a. Analisis kebutuhan modul
Menganalisis kebutuhan modul adalah proses mengkaji sistem mikroprosesor dengan mencari informasi yang dibutuhkan mahasiswa agar merancang modul
pembelajaran yang mudah dipahami oleh mahasiswa.
Tujuan dari analisis kebutuhan modul untuk menentukan masalah bagi mahasiswa agar memudahkan menyusun modul dan judul-judul apa yang harus dijelaskan dalam beberapa sesi atau pertemuan.3
b. Desain modul
Desain modul yang dibahas di sini merujuk berbentuk media cetak kertas seperti modul pratikum, yang biasa digunakan oleh mahasiswa dalam melakukan pratikum. Modul tersebut mengandung strategi pembelajaran serta media yang digunakan. Silabus
3 Ammarsyah “2018, hal 8-9 perancangan modul praktikum komputer dan jaringan dasar berbasismultimedia interaktif menggunakan macromedia flash (studi kasus di smkn 1 kota jantho), Universitas Islam Ar- raniry
berfungsi sebagai panduan dalam menyusun dan perancangan modul pembelajaran.
c. Implementasi
Pelaksanaan dan penerapan modul pembelajaran di lakukan sesuai alur dalam modul, sehingga kegiatan dalam belajar harus selaras dengan isi modul. Sarana dan prasarana yang diperlukan harus mencukupi untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran dilaksanakan secara konsisten sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
d. Penilaian
Tujuan penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan dan pemahaman mahasiswa sebelum mempelajari isi mata perkuliahan. Penilaian hasil
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disiapkan pada saat penulisan modul.
e. Evaluasi dan Validasi
Modul digunakan dalam kegiatan pembelajaran, evaluasi dan verifikasi harus dilakukan secara bertahap.
Sebelum digunakan dalam proses pembelajaran, perlu diketahui dan diukur ketetapan pembelajaran dengan modul untuk dapat diterapkan atau tidak sesuai desain pengembangan. Validasi merupakan proses pengecekan kesesuaian modul dengan kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran. Validasi dapat dilakukan dengan meminta bantuan ahli yang telah menguasai keterampilan yang dipelajari.
f. Jaminan dan Kualitas
Mutu dan kelayakan modul akan terjamin apabila memenuhi standar dan kelayakan proses pembuatan dan penyusunan modul. Dalam proses penulisan dan pembuatan modul harus dilakukan monitoring agar sesuai dengan desain yang ditentukan.4
3. Karakteristik Modul Praktikum
Modul merupakan bahan ajar cetak yang bertujuan menyuguhkan materi kepada siswa sebagai alat bantu belajar mandiri. Modul memiliki beberapa karakteristik diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Self-Instructional (pembelajaran diri sendiri) Self-Instructional ini memiliki beberapa ciri yaitu:
4 Bintang Prasetyo Nugroho, (2015). hal 22-23 “Pengembangan Modul Pembelajaran Mata pelajaran Teknik Kerja Bengkel Ynag Baik dan Berkualitan Untuk Kelas X Jurusan Teknik Audio Video SMK N 2 Yogyakarta”
1) Rumusan tujuan modul disusun jelas.
2) Disajikan ilustrasi yang mendukung materi pembelajaran.
3) Bersifat kontekstual.
4) Modul yang dikembangkan dilengkapi dengan instrumen penilaian.
5) Untuk mengevaluasi diri siswa pada akhir pembelajaran adanya umpan balik terhadap tingkat penguasaan pemahaman mahasiswa.
b. Self-Contained (satu kesatuan utuh yang dipelajari) Ciri karakteristik dari Self Contained yaitu:
1) Materi pembelajaran dalam satu kesatuan yang utuh untuk dipelajari berdasarkan kompetensi yang ditetapkan.
2) Adanya kewajiban mahasiswa untuk mempelajari materi pembelajaran di dalam modul secara utuh.
c. Stand Alone (tidak tergantung faktor lain/berdiri sendiri), maksud karakteristik ini memuat tentang tidak adanya ketergantungan antara modul dengan media lain dalam penggunaannya dan modul bisa dipelajari secara mandiri.
d. User Friendly (mudah digunakan)
Karakteristik User Friendly ini memiliki beberapa ciri yaitu:
1) Modul bisa dimanfaatkan dengan mudah.
2) Disajikan sederhana.
3) Bahasa yang ada di dalam modul tergolong sederhana dan mudah untuk dipahami.
e. Adaptive (adaptif), ciri karakteristik adaptif ini berarti bahwa modul menyajikan tentang materi yang bisa dipakai pada periode waktu tertentu.5
4. Unsur-unsur Dalam Modul Praktikum
Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam penyusunan modul adalah sebagai berikut:
a. Rumusan tujuan instruksional khusus. Bertujuan untuk menggambarkan tingkah laku dan prestasi mahasiswa setelah menyelesaikan tugasnya.
b. Petunjuk dosen. Tujuannya untuk menggambarkan proses kegiatan pembelajaran bagi dosen.
c. Lembar kegiatan belajar mahasiswa, yang memuat materi pelajaran yang harus dipahami mahasiswa.
5 Citra Kurniawan dan Dedi Kuswandi, Pengembangan E-Modul Sebagai Media Literasi Digital Pada Pembelajaran Abad 21, (Lamongan:
Academia Publication, 2021), h. 17
d. Lembar tugas mahasiswa, mencakup beberapa pertanyaan dan masalah-masalah yang harus di jawab dan diselesaikan oleh mahasiswa.
e. Kunci jawaban, yang bertujuan agar mahasiswa bisa mengevaluasi hasil belajarnya.
f. Lembaran evaluasi, bertujuan untuk mengetahui apakah mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran khusus.
g. Kunci dari lembaran evaluasi, mencakup butir-butir tes dijabarkan dari rumusan tujuan.6
5. Kelebihan dan Kekurangan Modul Praktikum
6 Yulia Rizki Ramadhani dkk, Metode dan Teknik Pembelajaran Inovatif, (Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 7
Bahan ajar atau modul mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan didalam nya. Kelebihan nya di antara lain sebagai berikut:
a. Struktur Pembelajaran yang Terorganisir: Modul dapat menyajikan materi-materi dalam mata kuliah sistem mikroprosesor secara terstruktur dan sistematis, memudahkan mahasiswa untuk memahami konsep- konsep kompleks.
b. Fokus pada Konsep Penting: Modul dapat menekankan konsep-konsep penting dan kritis yang harus dipahami oleh mahasiswa dalam mempelajari sistem mikroprosesor, sehingga mengurangi kemungkinan terjadi kebingungan.
c. Fleksibilitas: Modul dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman mahasiswa dan kecepatan belajar mereka.
Mahasiswa dapat mengakses materi kapan pun
diperlukan dan belajar sesuai dengan ritme mereka sendiri.
d. Referensi yang Jelas: Modul dapat berfungsi sebagai referensi yang jelas dan mudah diakses bagi mahasiswa, baik selama proses pembelajaran maupun untuk persiapan ujian.
e. Pembaruan Materi: Modul dapat diperbarui dengan mudah untuk mencakup perkembangan terbaru dalam teknologi dan pemahaman tentang sistem mikroprosesor.
Selain memiliki kelebihan modul juga tidak luput dari kekurangan. Di antaranya kekurangan modul sebagai berikut:
a. Dalam menyusun suatu modul dibutuhkan keahlian tertentu agar modul yang dihasilkan berkualitas, karena bagus atau tidaknya suatu modul ditentukan oleh proses penyusunannya
b. Memerlukan manajemen pendidikan yang berbeda dari pembelajaran konvensional karena setiap orang mempunyai waktu yang berbeda dalam menyiapkan modul ajar dan bergantung pada kecepatan serta kemampuan masing-masing individu.7
C. Mikroprosesor
1. Pengertian Mikroprosesor
Mikroprosesor merupakan sebuah chip ic (Integrated Circuit) yang didalamnya terdapat rangkaian ALU (Arithmetic Logic Unit), kumpulan register – register, dan rangkaian CU (Control Unit) Control unit yang biasanya di
7 Anggraini Diah Puspitasari. “Penerapanmedia Pembelajaran Fisika Menggunakan Modul Cetak Dan Modul Elektronik Pada Siswa SMA”.
Jurnal Pendidikan FisikaVol. 7No. 1, Maret 2019, Program Studi Magister Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta.
sebut CPU (Central Processing Unit) berfungsi sebagai otak utama dalam sistem komputer.8
2. Cara kerja Mikroprosesor
Sistem mikroprosesor terkecil terdiri dari tiga bagian utama: ALU (arithmetic logic unit), unit pengontrol, dan array register yang dihubungkan ke bagian perangkat input (mouse) adalah sensor, keyboard) dan bagian "Perangkat Keluaran” monitor, speaker, printer, motor) tetapi juga ruang penyimpanan, atau memori. Mikroprosesor mengeksekusi perintah atau instruksi berdasarkan urutan pengambilan (mengambil atau mengambil perintah dan data yang diperlukan), decoding (membaca kode), dan mengeksekusi (mengeksekusi perintah atau mengeksekusi perintah).
8 Amien Refnas Rais. “Penerapan Software Codevision Avr Pada Mata Pelajaran Pemrograman Mikroprosesor Dan Mikrokontroler di SMK Muhammadiyah Banda Aceh”. (Skripsi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry)
Pada awalnya sebuah instruksi atau perintah disimpan di bagian pengingat yaitu unit Memory (seperti harddisk, solid state drive) secara berurutan (sequential order). Selanjutnya mikroprosesor menjemput atau mengambil instruksi- instruksi tersebut dari memori, kemudian menerjemahkannya dan mengeksekusi instruksi-instruksi tersebut hingga mendapatkan instruksi STOP atau berhenti. Hasil eksekusinya kemudian dikirimkan dengan menggunakan sistem bilangan Binary Code ke port Output. Di antara proses-proses ini, terdapat Register Array yang berfungsi untuk menyimpan data sementara sedangkan ALU dalam Mikroprosesor digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi komputasi.9
3. Komponen Mikroprosesor
9 Sasikirana, Daniel Sasikirana (2023) Pengembangan e-modul mikrokontroler arduino uno pada mata pelajaran mikroprosesor dan mikrokontroler untuk siswa kelas xi smk kompetensi keahlian elektronika industri / Daniel Sasikirana. Diploma thesis, Universitas Negeri Malang.
Pada dasar nya komponen-komponen dari mikroprosesor terdiri dari tiga bagian utama diantara lainnya yaitu sebagai berikut:
a. Register: berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara untuk data, alamat, kode instruksi, dan bit status pada berbagai operasi mikroprosesor.
b. ALU (Arithmetic Logical Unit): berfungsi untuk mengerjakan perintah-perintah logika dan operasi aritmatika.
c. Control Unit Beserta Timing: berfungsi untuk mengambil dan mendekodekan instruksi dan memory program dan pembangkitan sinyal kendali yang di perlukan oleh bagian lain dari mikroprosesor untuk melaksanakan instruksi tersebut.10
10 Kurniawan, Agustyan Rona. (2024). “Rancang Bangun Kontrol Electric Power Steering Sebagai Penghindar Obstacle Otomatis Pada Electric Buggy Car Dengan Fuzzy Logic". S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
D. Problem Based Learning (PBL)
1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Problem-based learning adalah model inovatif dalam belajar yang mendorong siswa terlibat kegiatan individu maupun kelompok sehingga mampu mengidentifikasi, mengembangkan dan menyajikan suatu konsep dari beberapa informasi sebagai solusi suatu masalah (Yanti dkk, 2019).11
Moffit dalam rusman mengemukakan bahwa problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecah masalah
11 Ni Luh Putu Sinta, ddk. (2024) “Pengembangan E-modul Interaktif Materi Bangun Ruang Sisi Datar Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP”.
Masters thesis, Universitas Pendidikan Ganesha.
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.12
Model pembelajaran PBL juga dapat meningkatkan prestasi peserta didik dan keterampilan proses sains. Jadi, model PBL sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran elektronika mengingat bahwasanya materi elektronika berupa konsep, hukum, prinsip, dan teori yang berkaitan erat dengan lingkup permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu perlu dipersiapkan bahan ajar yang tepat untuk mendukung model pembelajaran PBL.
Pendapat lain mengenai pengertian Problem Based Learning (PBL) akan di jelaskan sebagai berikut: Menurut Kunandar, pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran
12 Rusman. “Model-Model Pembelajaran Mengembangakan Profesinalisme Guru”. (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Cet, V. H.241
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran.13
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu suatu pendekatan yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar, pembelajaran berdasarkan masalah juga efektif digunakan untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Proses pembelajaran ini dapat membantu peserta didik untuk memproses informasi yang sudah ada dalam pemikirannya
13 Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 354
dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia social dan sekitarnya.
2. Manfaat Problem Based Learning (PBL)
Adapun manfaat dari problem based learning (PBL) adalah sebagai berikut:
a. Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar
b. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan c. Mendorong untuk berpikir
d. Membangun kerja tim, kepemimpinan dan keterampilan sosial
e. Membangun kecakapan belajar (lifelong learning skills)
f. Memotivasi pembelajar14
3. Karakteristik Problem Based Learning (PBL) a. Pengajuan pertanyaan dan masalah
PBL tidak hanya mengorganisasikan di sekitar keterampilan-keterampilan akademik tertentu, PBL juga mengorganisasikan pembelajaran di seputar pertanyaan dan masalah yang secara sosial dan pribadi penting bagi peserta didik. Peserta didik menghadapi masalah yang ada di dunia nyata yang tidak dapat diberi jawaban secara sederhana, dan memungkinkan terdapat banyak solusi untuk menyelesaikan.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
14 Siti Nurhamidah. “Problem Based Learning Kiat Jitu Melatih Berpikir Kritis Siswa”. Lombok: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia. 2022.
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah dapat difokuskan pada bidang tertentu (matematika, IPA, IPS) tetapi masalah yang diselidiki terdapat beberapa solusi yang bisa diperoleh dari bermacam-macam mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik
PBL mengharuskan peserta didik untuk melakukan penyelidikan autentik yang berusaha menemukan solusi nyata untuk masalah yang nyata. Peserta didik harus merumuskan masalah kemudian menetapkan hipotesis dan mengembangkan prediksi serta mengumpulkan berbagai informasi untuk memecahkan yang dihadapi.
d. Menghasilkan produk dan memamerkan nya
Pembelajaran ini menuntut peserta didik untuk menghasilkan sebuah produk tertentu. Produk tersebut
kemudian dipresentasikan atau didemonstrasikan kepada teman-teman mengenal apa yang mereka pelajari atau solusi apa yang mereka dapat dari sebuah permasalahan.
Produk bisa berupa laporan, model fisik, ataupun juga video.
e. Kolaborasi
Artinya dalam pembelajaran peserta didik bekerja sama satu dengan yang lainnya melakukan kerja kelompok, paling tidak secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Kerja sama akan memberikan motivasi untuk keterlibatan peserta didik secara berkelanjutan dalam tugas-tugas kompleks dan meningkatkan kesempatan untuk melakukan penyidikan dan dialog bersama, serta juga dapat mengembangkan keterampilan sosial.
Dalam pelaksana pembelajaran PBL, perlu diperhatikan karakteristik-karakteristik yang ada. Dari beberapa karakteristik yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan adalah poin penting di dalam model pembelajaran ini.
4. Langkah - Langkah Problem Based Learning (PBL) Adapun langkah – langkah problem based learning (PBL) sebagai berikut:15
a. Orientasi peserta didik pada masalah
Ditahap ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau bercerita untuk memunculkan masalah,
15 Fidiana Astutik. “Integrasi Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Dasar”. (Jawa Tengah: PT Nasya Expanding Management.2023)
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
b. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Ditahap ini, guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengelompokkan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Ditahap ini, guru mendukung peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Ditahap ini, guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Ditahap ini, guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka gunakan.
Dengan menggunakan langkah – langkah pembelajaran tersebut, peserta didik mampu mengembangkan pemikiran – pemikiran yang ada kemudian peserta didik mulai mampu memecahkan masalah dengan berpikir kritis, yang tentunya
memecahkan masalah dengan penuh pertimbangan antara masalah yang diberikan dengan kondisi yang real atau nyata di lingkungan sekitar.
5. Tujuan Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang prosesnya memerlukan pemikiran kritis dan kreatif untuk mencari solusi dalam pemecahan masalah.
Pemikiran kreatif ini membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.16 Namun berpikir tingkat tinggi yang dimaksud masih tetap memperhatikan kemampuan dasar.
Tujuan yang ingin dicapai adalah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analistus dan logis untuk menemukan
16 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2011. Hal. 216.
alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Model pembelajaran ini diberikan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi b. Belajar berbagai peran orang dewasa
c. Menjadi pelajar yang otonom dan mandiri
6. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL)
Adapun kelebihan dan kekurangan dari problem based learning (PBL) diantara lain sebagai berikut:
a. Kelebihan menunjukan keunggulan atau sejauh mana keefektifan dari model pembelajaran yang digunakan, kelebihan PBL antara lain:
1) Dapat membuat dosen di universitas menjadi lebih relevan dengan kehidupan
2) Dapat membiasakan para peserta didik atau mahasiswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil
3) Dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir secara kreatif dan menyeluruh
b. Setiap kelebihan pasti ada kekurangan dikarenakan di dunia ini tiada yang sempurna, adapun kekurangan dari PBL di antara lain:
1) Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat berpikir para peserta didik atau mahasiswa
2) Sering memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional
3) Sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar dari yang semula belajar dengan mendengar17
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan modul pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik atau mahasiswa untuk memecahkan masalah – masalah dan mengembangkan keterampilan berpikir secara kreatif.
Sedangkan kekurangannya adalah, apabila model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tidak
17 Abuddin Nata. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran.
Bandung: Kharisma Putra Utama. 2009.
direncanakan dengan baik, maka model pembelajaran ini menjadi tidak efektif untuk diterapkan dalam suatu proses pembelajaran.
52 BAB III
METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini kami memanfaatkan metode R&D (Research and Development) dengan menggunakan model ADDIE pada bidang pengembangan modul sistem mikroprosesor. Kami menggunakan metode ini untuk membuat produk (dalam hal ini terkait modul praktikum sistem mikroprosesor) guna memaksimalkan proses pembelajaran mahasiswa. Modul ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.1
1 Cindy Arflina. (2023). “Pengembangan Modul Pemeliharaan Listrik Sepeda Motor Berbasis Proyek di SMK Negeri 1 Meukek”. (Skripsi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry)
Dalam penelitian ini, perancangan sebuah modul praktikum dari sistem mikroprosesor dengan menggunakan langkah R&D.
Menurut Dicketal (2005). Metode penelitian dan pengembangan (R&D) memiliki pendekatan pengembangan yang dikenal sebagai model ADDIE. Model ADDIE atau kepanjangan dari Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Raiser dan Mollenda.26 Define (Pendefinisian) Tahap pendefinisian merupakan tahap periset untuk menetapkan syarat garis-garis besar suatu modul.2
Penetapan garis besar ini digunakan selaku acuan ataupun pedoman dalam penataan materi. Salah satu fungsinya yaitu
2 Muhammad Bangun Prasetyo Pengembangan Bahan Ajar Mobile Learning Spreadsheet Berbasis Android Pada Materi Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Untuk Kelas X Akuntansi SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo Program Studi S1 Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
sebagai pedoman dalam membangun perangkat infrastruktur program pembelajaran yang lebih efektif, dinamis dan mendukung dalam meningkatkan proses pembelajaran yang baik. Model desain pembelajaran ADDIE adalah model desain pembelajaran yang menggunakan 5 tahap. Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation.3 Untuk gambaran metode pengembangan ADDIE bisa dilihat pada gambar 3.1.
3 Maydiantoro, A. Model-Model Penelitian Pengembangan (Research and Development).
Jurnal Pengembangan Profesi Pendidik Indonesia (JPPPI).2019, Hal. 5
Gambar 3.1 Metode Pengembangan ADDIE
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan perancangan dan pengembangan produk menjadi beberapa tahapan yang lebih sederhana. Ber panduan pada tahapan penelitian dari Dicketal (2005). Metode penelitian dan pengembangan (R&D) memiliki pendekatan pengembangan yang dikenal sebagai model ADDIE.
Maka peneliti membutuhkan tahapan-tahapan untuk
mengembangkan modul praktikum sistem mikroprosesor, seperti pada alur peneliti yang terlihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian
1. Analisis (Analysis)
Tahap analisis merupakan tahap needs assessment (analisis kebutuhan) dan mengidentifikasi (masalah yang dihadapi) dan identifikasi kebutuhan karakteristik peserta didik agar mendapatkan modul yang efisien. Dengan melakukan observasi di universitas tempat penelitian untuk memudahkan proses analisis pembelajaran, serta mengetahui kendala yang harus diperhatikan pada proses pembuatan modul, langkah pertama adalah menganalisis kebutuhan pengembangan produk baru (modul pembelajaran) dan menganalisis kelayakan dan persyaratan pengembangan produk. Pengembangan produk dapat dimulai dengan adanya permasalahan pada produk yang sudah ada. Permasalahan bisa terjadi karna produk yang ada saat ini atau yang tersedia sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan target audiens.
2. Perancangan (Design)
Setelah menganalisa dan melakukan observasi ditempat penelitian. Peneliti menemukan bahwa modul di mata kuliah sistem mikroprosesor memiliki kekurangan. Karena minimnya penjelasan dan banyak koding yang error. Pada proses perancangan modul pembelajaran akan mencakup tentang pembuatan modul praktikum sistem mikroprosesor, dengan merancang modul yang yang menarik dan mudah dipahami. Materi belajar dengan mengurutkan modul dengan tepat dan efektif. Urutan dapat dimulai dari bentuk yang sederhana hingga kompleks,4 dari yang diketahui sampai
4 Bintari Kartika Sari. 2017, artikel kartika sari ISBN 978-602- 70216-2-4 “Desain pembelajaran di erea asean ekonomik community (AEC) untuk pendidikan indonesia berkemajuan.”( Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Universitas Muhammadiyah Sidoarj)
yang tidak diketahui dan dari pengetahuan sampai penerapan, agar lebih menarik dan mudah diikuti oleh peserta didik.
3. Pengembangan (Development)
Merupakan proses mewujudkan blue print atau desain tadi menjadi kenyataan, atau melakukan pengembangan dari desain yang sudah ada, untuk mengetahui materi yang dipakai dalam merancang modul yang valid dan praktis dan membantu peneliti dalam melakukan perancangan modul, agar modul yang dihasilkan lebih bagus dan ter update. Pada tahap ini segala sesuatu yang dibutuhkan atau yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dari menggunakan secara manual sampai menggunakan aplikasi simulasi. Untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran peserta didik yang unik dan spesifik.
4. Implementasi (Implementation)
Implementasi merupakan proses terakhir yang dimana bahan yang dirancang harus searah dengan peran dan fungsinya. Agar modul pembelajaran yang dirancang berguna, dan untuk memastikan bahwa modul pembelajaran yang disusun benar-benar dapat digunakan sebagai pendukung pembelajaran sistem mikroprosesor secara efektif dan efisien.
5. Evaluasi (Evaluation)
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir pada pelaksanaan penelitian dan pengembangan dengan desain ADDIE, dimana proses evaluasi merupakan proses penilaian tentang produk yang sudah di buat layak untuk di gunakan atau tidak. Pada tahap ini, dilakukan pemberian lembaran kisi-kisi kepada ahli bidang materi, dan media, dengan melibatkan validator dari
dosen untuk mengetahui kekurangan penggunaan modul praktikum sistem mikroprosesor. Hasil tanggapan dari para dosen akan dijadikan sebagai masukan untuk memperbaiki modul yang akan dirancang.5
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah bahan ajar atau modul pembelajaran pada mata pelajaran Sistem Mikroprosesor.
Responden terhadap validasi materi, dan validasi media.
C. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pada penelitian ini terbagi menjadi 2 lembar uji yaitu uji validasi materi, dan uji validasi media. Lembar validasi
5 Abdul Latip, 2022 Jurnal Ilmiah Pendidikan Sains e-ISSN 2775- 9253 Volume 2 Nomor 2 “
Penerapan model dalam pengembangan multimedia dalam pembelajaran berbasisi literasi sains”
(Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Garut)
menurut ahli media, ahli materi yang digunakan untuk mengukur validitas dan kelayakan modul sistem mikroprosesor.
Lembar validasi merupakan sebuah kritikan atau pernyataan yang disampaikan kepada para ahli di bidang media, materi, dengan tujuan untuk mendapatkan koreksi serta saran terkait modul sistem mikroprosesor yang telah dirancang oleh peneliti dalam topik tertentu. Instrumen pada riset ini dibagi jadi 2 (dua) yaitu lembar validasi media dan materi, dengan melibatkan validator dari dosen.
1. Lembar Validasi
a. Validasi Ahli Materi
Validasi Ahli Media, dan Ahli Materi, akan diberikan kepada ahli materi, digunakan untuk mengetahui kualitas isi, media, kualitas penyajian.6
6 Ninit Alfianika, Buku ajar Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), h.165
Adapun kisi – kisi lembar angket validasi untuk ahli materi dapat dilihat seperti pada tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 kisi – Kisi Lembar Validasi Isi untuk Ahli Materi7
No Aspek Indikator
1 Tujuan Pembelajaran
Kebenaran materi berkaitan dengan mata pelajaran yang tuju 2 Tujuan
Pembelajaran
Modul dirancang secara jelas, lengkap dan mudah dipahami 3 Tujuan
Pembelajaran
Modul dirancang untuk
mempermudah kan dalam proses pembelajaran dan mengajar 4 Ketepatan
Materi Teks modul akurat dan mudah dimengerti
7 Cut Shelly, perancangan bahan ajar dasar listrik dan elektronika terintegrasi nilai islami pada materi rangkaian kemagnetan, Skripsi, (Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, 2020
5 Ketepatan Materi
Keakuratan gambar yang terdapat pada modul dapat dipahami
8 Manfaat Modul praktikum sistem mikroprosesor dapat
mempermudah penyampaian materi dan mempermudah proses belajar dan mengajar 9 Manfaat
Melalui modul, mahasiswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan, seperti keterampilan analitis, pemecahan masalah, dan
keterampilan teknis yang relevan dengan bidang studi mereka b. Validasi Ahli Media
Kepada para profesional yang paham dengan ide pengembangan produk pembelajaran, angket validasi ini akan dibagikan. Untuk mengetahui pedoman warna, cetakan, dan desain modul yang telah disusun perlu
menggunakan dokumen validasi media yang diberikan kepada ahli media.8 Tabel Kisi – Kisi Ahli Media dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Kisi – Kisi Lembar Validasi untuk Ahli Media9
No Aspek Indikator
1
Ukuran Modul Ukuran modul sesuai dengan standar ISO A4 (210mmX297mm) 2
Desain Sampul (Cover)
Menampilkan pusat
pandang (center poin) yang baik
3
Desain Sampul (Cover)
Menggunakan kombinasi jenis dan ukuran huruf yang menarik.
8 Ninit Alfianika. Buku ajar Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia, h.164
9 Cindy Arflina, Pengembangan Modul Pemeliharaan Listrik Sepeda Motor Berbasis Proyek Di Smk Negeri 1 Meukek, skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan Teknik Elektro,2023
4
Desain Isi Modul
Modul dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa 5
Desain Isi Modul
Tampilan modul tampak jelas dan tersusun 6 Desain Isi
Modul
Ketepatan jenis dan ukuran huruf
7
Desain Isi Modul
Gambar yang terdapat pada modul pembelajaran mudah dipahami oleh mahasiswa
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data validasi adalah dengan memberikan lembar validasi kepada ahli yang ditunjuk sebagai validator (dosen). Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring masukan, kelayakan, kritik dan saran dari para ahli mengenai kesesuaian media, materi. Validator dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Validator Ahli
Bidang Validator 1 Validator 2 Validator 3 Ahli Materi Baihaqi, M.T
Fathiah, M.Eng
-
Ahli Media
Sri Safatuddin,
M.Pd
Akbarul Kautsar, M.Pd
Sadrina, M.
Sc
E. Teknik Analisis Data
Dengan menyajikan hasil desain produk sebagai pengembangan modul, teknik analisis deskriptif dengan mendeskripsikan hasil desain produk dalam bentuk fisik.
1. Uji Validasi
Peneliti memvalidasi data dengan cara menyajikan modul yang dirancang untuk ahli media, materi, dan bahasa,
kemudian memberikan lembar validasi kepada masing- masing ahli sebagai pemeriksaan kelayakan ujian, dalam hal media materi pembelajaran Sistem Mikroprosesor modul.
Seperti dilansir Sugiyono oleh Hendry, “Suatu instrumen dikatakan valid, artinya menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi yang atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang perlu diukur.10 Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa alat yang berharga digunakan untuk mengukur nilai sehingga dapat digunakan alat yang tepat untuk mengukur alat yang berharga. Dengan demikian, nilai kebahasaan, nilai media, dan nilai materi diberikan kepada guru dan dosen mata pelajaran untuk memberikan informasi tentang hasil konfirmasi yang
10 Hendry. Uji Validitas dan Realiabelitas. 24 Januari 2010.
Diakses pada tanggal 18 Januari 2020 dari situs:
https://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabelitas
diperoleh, menganalisis seluruh aspek yang disajikan dalam sebuah tabel 3.4. dengan skala penilaian.
Tabel 3.4. Skala Penilaian
No Indikator
1 Sangat Tidak Sesuai
2 Tidak Sesuai
3 Netral
4 Sesuai
5 Sangat Sesuai
Persamaan tersebut akan digunakan untuk menjumlahkan dan menganalisis skor validator. (1)11.
11 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara,2008), h. 110
Nilai validitas = 𝑗𝑢𝑚𝑏𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑗𝑢𝑚𝑏𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100 % …(1)
Kategori nilai kevaliditan modul dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:12
Tabel 3.5 Kategori Kevalidan Modul Tingkat
pencapaian (%)
Kategori
90 – 100 Sangat Valid
80 - 90 Valid
65 – 79 Cukup Valid 55 – 65 Kurang Valid
0 - 54 Tidak Valid
12 Akbar S. Sriwiyana, H, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (Yogjakarta: Cipta Media, 2012), h.
209
70 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil pengembangan Modul Praktikum Sistem Mikroprosesor dengan model pengembangan menggunakan lima tahap yaitu: Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation. Hasil pengujian validasi ahli media, dan validasi materi untuk menentukan kelayakan dari modul praktikum yang dirancang oleh peneliti.
A. Hasil Penelitian
Pengembangan Modul Praktikum Sistem Mikroprosesor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul serta untuk mengetahui hasil kelayakan modul praktikum berdasarkan validator ahli media, dan materi.
1. Perancangan Modul (Analysis)
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan di lapangan (di lab elektronika) Sehingga perlu dilakukan analisis untuk memudahkan dalam proses pengembangan Modul Praktikum Sistem Mikroprosesor yang akan di rancang. Diantaranya menganalisis materi sistem mikroprosesor dan pengetahuan tentang sistem mikroprosesor agar memudahkan saat proses merancang modul, agar mudah dipahami dan layak digunakan.
2. Tahap Perancangan (Design)
Hasil analisis diatas menjadi alasan dalam tahap perencanaan penyusunan Modul Praktikum Sistem Mikroprosesor dengan menggunakan media word dan canva
sebagai media pembuatan modul, agar terlihat menarik dan efisien, sampul modul terlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Tampilan Cover modul
a. Penyusunan Kerangka Modul
Menyusun kerangka modul merupakan identifikasi pokok-pokok materi pembelajaran yang sesuai dengan indikator dan mengatur serta menyusun pokok materi yang ada di dalamnya secara sistematis yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasarnya agar terciptanya modul yang layak di gunakan. Adapun kerangka modul dapat dilihat pada materi dibawah.
b. Penyusunan Komponen / Isian Dalam Modul
Adapun pembuatan kerangka modul melibatkan beberapa aspek yang berguna untuk kelengkapan modul yang terdiri dari beberapa bagian antara lain:
1) Halaman Sampul 2) Kata Pengantar
3) Tata Tertib
4) Tujuan Pembelajaran, Kemampuan yang diharapkan, dan Peralatan yang digunakan
5) Materi Hardware dan Software 6) Materi Interface Data Digital 7) Materi Interface Dengan LCD 8) Materi Interface Input Analog 9) Materi Interface Output PWM
10) Materi Mengontrol LED Menggunakan Nilai ADC 11)