• Tidak ada hasil yang ditemukan

minat mahasiswa bimbingan dan konseling stkip pgri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "minat mahasiswa bimbingan dan konseling stkip pgri"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATERA BARAT UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN

KE JENJANG PROGRAM PASCASARJANA

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

DEFRI ROZA NPM:11060123

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)

MINAT MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATERA BARAT UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG

PROGRAM PASCASARJANA

By:

Defri Roza*

Dra. Hj. Marwisni Hasan, M. Pd., Kons**

Alfaiz, S. Psi.I., M. Pd**

Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

There is still found a closure about a guidance and counseling students that wish to continue at post graduated level, like as sosioeconomic condition, academic achievement, hope to make a prestige in family, and also a perseption about difficuties in education at post graduate that make their motivation are low, that based from observation and interview in sample. The purpose of this research was to describe as students guidance and counseling interest to continue education at pos graduate with condist of 1) Sosioeconimic, 2) Career choises and 3) Academic achievement.

This research was descriptive kuantitatif population in this research wos all of student 2011 that write a thesis.Sample taken with proportional random sample technique that 166 responden and data collected with quotionaire and analyze with microsoft excel 2007 and SPSS programme.

Result revealed that guidance and counseling students interest to continue education at post graduate at the level quite interest that consist of 1) In sosioeconomic at level quite interest, 2) In coreer choise at the level quite interest, and 3) Academic achivement at the level quite interest. So this research can be concluded, that some of guidance and counseling student interest categorized quite interest. This canbe recomended for guidance and counseling student to development and improve their capability and interest to continue education at post graduate level.

Key Word: Interests, education post graduate

Pendahuluan

Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Membangun manusia Indonesia yang seutuhnya pada dasarnya adalah membangun manusia yang berkepribadian baik, berakhlak, sehat, berilmu, dan kreatif. Salah satu upaya untuk mencapai manusia Indonesia yang seutuhnya yaitu melalui proses pendidikan.

Yusuf & Juntika (2009:2) menyatakan bahwa pendidikan merupakan faktor penting dalam perkembangan karir individu, melalui pendidikan individu dapat mewujudkan cita- citanya dan mencapai kehidupan yang bermakna baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dalam hal ini pendidikan merupakan faktor penting untuk perkembangan karir melalui pendidikan dapat mewujudkan eksistensi diri seseorang.

Pada zaman modern ini orang berlomba-lomba untuk mencari ilmu

pengetahuan dan mendapatkan gelar yang tinggi. Pendidikan S1 sudah dipandang biasa sedangkan tamatan S2 itu dipandang lebih berkompeten dan lebih bagus dari S1. Pada hakikatnya individu ingin memperoleh pendidikan yang tinggi agar dipandang lebih baik, dan bisa menjamin kesejahteraan hidupnya dan mendapatkan pekerjaan yang bagus.Bangsa Indonesia sedang berupaya meningkatkan mutu pendidikan dalam menghadapi tantangan zaman yang penuh dengan kompetisi disegala bidang.

Pengembangan manusia Indonesia selaras dengan tujuan dari pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangannya potensi peserta didik agar menjadi

(3)

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan adalah wahana untuk membentuk dan mengembangkan manusia yang seutuhnya. Manusia yang seutuhnya adalah manusia yang dapat mengembangkan potensi dan bermanfaat bagi diri sendiri serta bagi bangsa dan negara. Pendidikan merupakan proses dalam usaha membentuk manusia yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, terampil, mandiri, dan kreatif maka perlu menambah ilmu pengetahuan dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana.

Pascasarjana merupakan kelanjutan dari pendidikan ke jenjang program sarjana.

Adapun salah satu tujuan pascasarjana adalah mempersiapkan tenaga ahli dalam bidang akademik dan profesional yang mampu menggunakan pendekatan berdasarkan penalaran ilmiah dalam pemecahan berbagai masalah yang ada di masyarakat (PPs UNP, 2011:4).

Mencapai tingkat profesional dalam jenjang karir mahasiswa perlu melanjutkan pendidikan pascasarjana dan mampu memecahkan permasalahan dalam masyarakat.

Pascasarjana terdiri dari berbagai jurusan salah satunya jurusan bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan konseling merupakan program pascasarjana untuk memperoleh pendidikan S2 bimbingan dan konseling dan memperdalam keilmuan dan teori-teori bimbingan dan konseling yang telah dipelajari di S1.

Mencapai pendidikan ke jenjang program pascasarjana didukung dengan prestasi akademik, bakat dan minat mahasiswa.

Fenomena yang tampak di lapangan budaya mahasiswa yang dominan menurut Clark dan Town (Manrihu, 1992:167) yaitu collegiate, vokasional, akademik, dan nonkonformis.

Mahasiswa yang tergolong prestasi akademiknya di atas rata-rata mereka ingin mengejar pendidikan salah satunya dengan menempuh pendidikan pascasarjana. Keinginan dan kemampuan dibidang akademik menuntun mahasiswa mampu dan mau untuk menempuh pendidikan yang lebih baik. Pendidikan kejenjang program pascasarjana juga perlu didukung dengan adanya faktor sosioekonomi yang mencukupi dalam proses pendidikan.

Setelah pendidikan pascasarjana yang

ditempuh maka akan mencapai karir yang lebih baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa bimbingan dan konseling 2011 adanya minat mahasiswa bimbingan dan konseling 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana. Keinginan mahasiswa bimbingan dan konseling untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana namun ada beberapa kendala yang mempengaruhi yaitu sosioekonomi, ingin berkarir setelah tamat S1, jika ditunjang dengan prestasi akademik, ingin melanjutkan pendidikan setelah membahagiakan orangtua, melanjutkan pendidikan setelah berkeluarga, setelah istrahat tamat S1 ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana, dan mahasiswa bimbingan dan konseling beranggapan pendidikan pascasarjana sulit untuk dicapai. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul, “Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI SUMBAR untuk Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang Program Pascasarjana”.

Bertitik tolak dari fenomena di lapangan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Minat mahasiswa bimbingan dan konseling tahun 2011 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana dilihat dari sosioekonomi, 2) Minat mahasiswa bimbingan dan konseling tahun 2011 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana dilihat dari pilihan karir, 3) Minat mahasiswa bimbingan dan konseling tahun 2011 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana dilihat dari prestasi akademik.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisa data hasil penelitian secara ilmiah dan menganalisis datanya menggunakan perhitungan statistik.

Menurut Yusuf (2007:83) “penelitian deskriptif adalah salah satu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengetahui fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail”.

Populasi penelitian yaitu sebanyak 285 orang mahasiswa 2011 BK STKIP PGRI

(4)

Sumatera Barat yang terdiri dari sembilan sesi.

Sampel penelitian akan dipilih menggunakan teknik proportional random sampling”. Setelah diperoleh sampel secara umum menggunakan sistem acak biasa dari populasi dalam penelitian ini sebanyak 166 orang. Untuk mendapatkan sampel dengan strata sampling dilakukan kepada populasi yang memiliki subpopulasi sesuai dengan per-sesi mahasiswa.

Maka didapat ukuran populasi mahasiswa 285 orang terbagi atas 9 subpopulasi yang masing- masing dari sesi A=36, B=36, C=38, D=26, E=35, F=34, G=27, H=33 dan I= 20. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, sedangkan untuk analisis data dengan bantuan program SPSS for computer versi 20.0 dan program Microsoft excel 2007.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pendeskripsian data minat mahasiswa melanjutkan pendidikan kejenjang program pasacsarjana bertujuan untuk mengungkap minat mahasiswa BK melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana. Hasil pengolahan angket minat mahasiswa bimbingan dan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana sebagai berikut:

1. Secara Umum

Secara umum gambaran minat mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang program pascasarjana yang terdiri dari 166 orang mahasiswa yang dijadikan responden terdapat sebanyak 10 orang mahasiswa berada pada kategori sangat berminat dengan persentase 6,02%, pada kategori berminat sebanyak 49 orang mahasiswa dengan persentase 29,51%, berada pada kategori cukup berminat sebanyak 73 orang mahasiswa dengan persentase 43,97%, dan pada kategori tidak berminat sebanyak 33 orang mahasiswa dengan persentase 19,88%, serta pada kategori sangat tidak berminat sebanyak 1 orang mahasiswa dengan persentase 0,6%.

Walaupun sebagian besar data yang diperoleh mengungkap bahwa sebenarnya minat mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana cenderung berada pada kategori cukup berminat dengan jumlah 73 orang mahasiswa dengan persentase 44%.

Namun dari temuan ini peneliti juga menemukan bahwa ada sebagian mahasiswa yang berminat melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana yaitu 49 orang mahasiswa dengan persentase 29,5%. Serta ada juga mahasiwa yang tidak berminat sebanyak 33 orang mahasiswa dengan persentase 19,9%.

Itu berarti bahwa mahasiswa yang tidak berminat dapat meningkatkan minat mahasiswa BK untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana agar mampu menjadi tenaga ahli dalam bidang akademik dan professional dengan pendekatan penalaran ilmiah.

Mencapai tingkat professional dalam jenjang karir dan mencapai karir yang lebih baik maka perlu melanjutkan pendidikan pascasarjana. Melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana tersebut perlunya mahasiswa menumbuhkan minat pendidikan ke jenjang program pascasarjana. Tercapainya keberhasilan pendidikan pascasarjana sesuai dengan minat, kemampuan, bakat mahasiswa.

Tentu keberhasilan itu tercapai sebagian ditentukan oleh minat mahasiswa itu sendiri baik dari pekerjaan maupun pendidikan pascasarjana.

Sesuai dengan pendapat Slameto (1991:182) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Ini berarti minat merupakan daya dorong untuk pencapaian sesuatu dan pada akhirnya akan membentuk pola hidup mahasiswa. Bahkan dapat dikatakan bahwa keberhasilan dan perkembangan hidup mahasiswa untuk pekerjaan dan pendidikan itu sebagian ditentukan oleh minatnya.

Usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan minat adalah dengan menumbuhkan rasa senang terhadap pekerjaan atau pendidikan pascasarjana yaitu secara tekun, rasa senang akan perlahan-lahan timbul sehingga mendorong individu untuk tidak mudah menjadi lelah, tapi selalu bersemangat dan lincah serta bersungguh-sungguh mencapai professional dan tenaga ahli dalam bidang akademik.

Walgito (Amelia, 2008:13) menjelaskan “minat adalah keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek disertai dengan keinginan untuk

(5)

mempelajari maupun untuk membuktikan objek tersebut lebih lanjut”. Dapat dipahami bahwa seseorang berminat terhadap suatu objek maka Ia akan berusaha untuk mendekati objek tersebut, begitu juga halnya jika mahasiswa berminat untuk melanjutkan pendidikan maka ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjalani perkuliahan, dan belajar dengan giat supaya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana. Dengan ketekunan yang ia lakukan maka akan nampak seseorang itu sangat berminat sekali untuk melanjutkan pendidikannya.

Selanjutnya, Purwanto (1999:60) mengatakan “minat merupakan suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, dan merupakan suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu, dan merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak gerik”. Purwanto menjelaskan lagi dalam menjalankan fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Manusia memberikan corak dan menentukan, sesudah memilih dan mengambil keputusan. Dalam mencapai minat seseorang perlu melalui suatu proses.

Adapun proses minat menurut Purwanto (1999:60), yaitu:

a. Motif (alasan, dasar dan pendorong) b. Perjuangan motif, sebelum

mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif yang bersifat luhur dan rendah dan di sini harus dipilih.

c. Keputusan. Inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara motif-motif yang ada dan meninggalkan yang lain, sebab tidak mungkin seseorang mempunyai macam-macam keinginan pada waktu yang sama.

d. Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil. Keputusan kata hati merupakan perbuatan kemampuan untuk memilih dan mengambil keputusan dengan ciri, mempertahankan seluruh kepribadianya, sifatnya irasional, berlaku perseorangan dan pada suatu sisi dan timbulnya dari lubuk hati.

Selanjutnya Slameto (2010:180) menyebutkan “Minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada satu hal atau aktivitas

tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesutu diluar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya”.

Menurut Surya (Amelia, 2008:20) menggolongkan minat menjadi tiga macam berdasarkan alasan timbulnya minat yaitu:

1) Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri mahasiswa tanpa adanya pengaruh dari luar

2) Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri mahasiswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.

3) Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri mahasiswa secara paksa atau dihapuskan.

2. Secara Khusus

a. Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat untuk Melanjutkan PendidikanKejenjang Program Pascasarjana Dilihat dari Sosioekonomi

Hasil temuan peneliti dilihat dari sub variabel sosioekonomi, yaitu pada kategori sangat berminat sebanyak 8 orang mahasiswa dengan persentase 4,80%, kategori berminat sebanyak 42 orang mahasiswa dengan persentase 25,3%, pada kategori cukup berminat sebanyak 66 orang mahasiswa dengan persentase 39,8%, tidak berminat sebanyak 45 orang mahasiswa 27,1%, dan sangat tidak berminat sebanyak 5 orang mahasiswa dengan persentase 3%. Pada hasil penelitian terlihat minat mahasiswa BK 2011 untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana dilihat dari sosioekonomi berada pada kategori cukup berminat dengan 66 orang mahasiswa dengan 39,8%.

Namun apabila dilihat berdasarkan aspek-aspek indikator penelitian dapat diperoleh sebagai berikut: Pertama, dari penghasilan keluarga sebanyak 61 orang mahasiswa terkategori cukup berminat dengan persentase 36,75%. Dan Kedua, dari harapan keluarga terdapat sebanyak 62 orang mahasiswa terkategori cukup berminat dengan persentase sebesar 37,35%.

(6)

Temuan ini membenarkan fakta yang peneliti temukan di lapangan sesuai dengan permasalahan yang teridentifikasi disaat peneliti melakukan observasi dan wawancara sebelumnya bahwa sabagian mahasiswa memang cukup berminat untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana. Jika dilihat dari data di atas minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana perlu ditingkatkan, hal ini dikarenakan kendala dari sosioekonomi yaitu penghasilan keluarga dan harapan keluarga yang menjadi rendah atau cukup berminat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana.

Hal ini dipertegas Herr dan Cramer (Manrihu, 1992:168) “sosioekonomi merupakan suatu hubungan yang linier antara hubungan orang tua dan kehadiran di perguruan tinggi”. Bila penghasilan meningkat, peluang anak- anak muda untuk memasuki sekolah perguruan tinggi juga meningkat, sedangkan peluang memasuki sekolah kejuruan menurun. Faktor-faktor sosioekonomi keluarga ini yang mempengaruhi kehadiran di perguruan tinggi bisa juga mempengaruhi harapan- harapan mahasiswa terhadap perguruan tinggi. Secara tradisional, perguruan tinggi dipandang sebagai alat untuk mobilitas atas.

b. Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat untuk Melanjutkan Pendidikan Pascasarjana Kejenjang Program Dilihat dari Pilihan Karir

Hasil temuan peneliti dilihat dari sub variabel pilihan karir, yaitu pada kategori sangat berminat sebanyak 26 orang mahasiswa dengan persentase 15,7%, kategori berminat sebanyak 48 orang mahasiswa dengan persentase 28,9%, pada kategori cukup berminat sebanyak 54 orang mahasiswa dengan persentase 32,5%, tidak berminat sebanyak 36 orang mahasiswa 21,7%, dan sangat tidak berminat sebanyak 2 orang mahasiswa dengan persentase 1,2% . Pada hasil penelitian terlihat minat mahasiswa BK 2011 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program

pascasarjana dilihat dari pilihan karir berada pada kategori cukup berminat dengan 54 orang mahasiswa dengan 32,5%.

Namun apabila dilihat berdasarkan aspek-aspek indikator penelitian dapat diperoleh sebagai berikut: Pertama, dari pemahaman sebanyak 57 orang mahasiswa terkategori cukup berminat dengan persentase 34,3%. Dan Kedua, dari kemampuan terdapat sebanyak 51 orang mahasiswa terkategori cukup berminat dengan persentase sebesar 30,7%.

Keterangan di atas juga dipertegas Heally (Manrihu, 1992:36)

“karir dapat diciptakan kuncinya adalah pemahaman, determinasi, dan kemampuan”. Setiap orang kecuali yang cacat berat, memiliki banyak alternatif. Agar dapat menggunakan itu, orang harus: (a) mengenal alternatif-alternatif itu, (b) memilih alternatif-alternatif di mana memiliki atau dapat memupuk kemampuan- kemampuan yang diperlukan, dan (c) mencurahkan tenaga secara penuh semangat dan terus menerus sesudah memilih. Karir adalah realitas obyektif dan subyektif. Setiap posisi mempunyai kewajiban-kewajiban dan hak-hak, dan pilihan-pilihan masa depan terbuka atau tertutup. Posisi itu memerlukan keterampilan- keterampilan, minat-minat dan nilai- nilai.

Minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana bertujuan untuk mengejar karir. Herr dan Camer (Manrihu, 1992:168) “mahasiswa- mahasiswa yang tergolong dalam kategori ini memasuki perguruan tinggi terutama karena alasan-alasan vokasional yaitu, menerima persiapan khusus atau penghargaan-penghargaan yang diperlukan untuk memasuki proses profesi atau okupasi khusus atau menyiapkan diri untuk latihan dan pendidikan yang lebih tinggi”.

Pengalaman perguruan tinggi dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan dan bukan sebanyak tujuan itu sendiri.

(7)

c. Minat Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat untuk Melanjutkan Pendidikan Ke jenjang Program Pascasarjana Dilihat dari Prestasi Akademik

Berdasarkan hasil temuan peneliti dilihat dari sub variabel prestasi akademik, yaitu pada kategori sangat berminat sebanyak 12 orang mahasiswa dengan persentase 7,2%, kategori berminat sebanyak 53 orang mahasiswa dengan persentase 31,9%, pada kategori cukup berminat sebanyak 73 orang mahasiswa dengan persentase 44%, dan tidak berminat sebanyak 28 orang mahasiswa 16,9%.

Pada hasil penelitian terlihat minat mahasiswa BK 2011 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana dilihat dari prestasi akademik berada pada kategori cukup berminat dengan 73 orang mahasiswa dengan 44%.

Namun apabila dilihat berdasarkan aspek-aspek indikator penelitian dapat diperoleh sebagai berikut: Pertama, dari faktor internal sebanyak 86 orang mahasiswa terkategori sangat berminat dengan persentase 51,8%. Dan Kedua, dari faktor eksternal terdapat sebanyak 68 orang mahasiswa terkategori cukup berminat dengan persentase sebesar 41%.

Prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan (Utami Munandar, 1992:19). Prestasi yang sangat menonjol dalam salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut. Bloom (Slavin, 1994:27) menjelaskan “prestasi akademik atau prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami mahasiswa dan menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis, dan evaluasi”. Winkel

(Slameto, 1991:45) ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik antara lain: ada yang bersifat internal, (terdiri dari intelegensi, motivasi belajar, minat, bakat, sikap, persepsi diri, dan kondisi fisik) dan ada yang bersifat eksternal (terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat).

Penjelasan di atas dapat disimpulkan prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami oleh mahasiswa untuk menghasilkan perubahan. Prestasi akademik dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Jadi mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik akan berminat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa minat mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang program pascasarjana sebagi berikut:

1. Minat mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat angkatan 2011 untuk melanjutkan pendidikan kejenjang program pascasarjana dengan jumlah mahasiswa 166 orang dilihat pada sosioekonomi berada pada kategori cukup berminat, pada indikator penghasilan keluarga berada pada kategori cukup berminat dan indikator harapan keluarga berada kategori cukup berminat.

2. Minat mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat angkatan 2011 untuk melanjutkan pendidikan kejenjang program pascasarjana dengan jumlah mahasiswa 166 orang dilihat pada pilihan karir berada pada kategori cukup berminat, pada indikator pemahaman berada pada kategori cukup berminat , dan indikator kemampuan juga berada pada kategori cukup berminat.

3. Minat mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat angkatan 2011 untuk melanjutkan pendidikan kejenjang program pascasarjana dengan jumlah mahasiswa 166 orang dilihat pada prestasi akademik berada pada kategori cukup berminat, pada indikator faktor internal berada pada kategori sangat berminat, dan indikator

(8)

faktor eksternal berada pada kategori cukup berminat.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan minat mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat untuk melanjutkan pendidikan kejenjang program pascasarjana disarankan kepada:

1. Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan memahami pentingnya melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana, dan dapat meningkatkan minat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana agar bisa mendapatkan karir yanglebih baik.

2. Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling

Diharapakan pada dosen pembimbing akademik untuk meningkatkan miainat mahasiswa bimbingan dan konseling yang memiliki prestasi akademik yang bagus untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana.

3. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sebagai bahan masukan untuk bisa meningkatkan kualitas bimbingan dan konseling dan diharapkan mampu menunjang akreditasi bimbingan dan konseling menjadi lebih baik.

4. Orangtua

Bagi orangtua yang memiliki penghasilan keluarga yang tinggi disarankan untuk meningkat kan minat mahasiswa melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana.

5. Peneliti Selanjutnya

Direkomendasikan kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan kajian teori yang berbeda.

KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djojodibroto, darmanto. 2004. Tradisi Kehidupan Akademik. Yogyakarta:

Jakarta: Rineka Cipta.

Dendy, Sugono. 2008. Kamus Besar Bahasa IndonesiaPusat Bahasa. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama..

Hurlock, Elizabet. 1996. Perkembangan Anak (Terjemahan Maitasari Tjandra).

Jakarta: Erlangga

Manrihu, Mohammad Thayeb. 1992.

Pengantar Bimbingan dan Konseling.

Jaka221rta: Bumi Aksara.

Nursalam. 2003. Teori-Teori belajar dan Model-model Pembelajaran untuk Peningkatan Minat Siswa. Jakarta:

Ditjen DIKTI

Prayitno dan Erman Amti. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta:Rineka Cipta.

Program Pascasarjana UNP. 2011. Buku Panduan Program Magister (S2.

Padang: UNP.

Purwanto, Heri. 1999. Pengantar Prilaku Manusia untuk Keperawatan. Jakarta:

Buku Kedokteran.

Salvin. 1994. Educational psyclogk 4th ed.

Allyn and Bacon

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

STKIP PGRI. 2010. Buku Panduan Akademik.

Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). IKAPI: Alfabeta.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 ayat 1 Sistem Pendekatan Nasional.

UU Sistem Pendidikan Tahun 2003 Bab II Pasal 3.

Yusuf, A. Muri, L.N.S.,& Juntika, A.N. 2009.

Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf , A. Muri. 2007. Metodologi Penelitian.

Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat dipengaruhi variabel sikap mahasiswa dalam pemanfaatan internet, frekuensi pemanfaatan internet dan motivasi belajar

Berdasarkan deskripsi data yang telah penulis paparkan dari data – data obsrvasi dan wawancara dengam mahasiswa bimbingan dan konseling stkip bima, dapat dianalisis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi, minat dan lingkungan keluarga terhadap berwirausaha mahasiswa program studi pendidikan geografi angkatan 2012 STKIP PGRI

Potensi minat berwirausaha mahasiswa prodi pendidikan ekonomi di STKIP PGRI Lumajang tergolong tinggi dikarenakan respon positif mereka untuk lebih baik dimasa

Melakukan Penyesuaian Proses Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh 66 orang peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1

Nama-nama yang tersebut pada lampiran keputusan ini dinyatakan lulus seleksi sebagai calon mahasiswa baru STKIP PGRI Sumatera Barat Tahun Akademik 2016/2017 melalui

Berdasarkan jenis penelitian yang dilakukan di air terjun Sei Sando Kecamatan Lubuklinggau Barat I Kota Lubuklinggau dan di Laboratorium STKIP-PGRI

Efikasi Diri Mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat dalam Menyelesaikan Skripsi pada Dimensi Kekuatan Strenght Hasil temuan peneliti dilihat dari dimensi kekuatan strength yaitu dari