Kegiatan pembelajaran kedua membahas tentang Pancasila sebagai ilmu pengetahuan yang terdiri dari pembahasan pemahaman, Pancasila sebagai ilmu pengetahuan dan Pancasila sebagai objek penyelidikan ilmiah. Pembahasan tentang Pancasila sebagai objek penelitian ilmiah akan dihadirkan untuk melengkapi pembahasan tentang Pancasila sebagai ilmu pengetahuan yang akan dibahas dari pendekatan sejarah, hukum ketatanegaraan, dan filosofis.
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
- Landasan Material
 - Landasan Formal
 - Landasan Historis
 - Landasan Kultural
 - Landasan Konseptual
 
Visi pembelajaran Pancasila adalah terwujudnya kepribadian sivitas akademika yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Penyelenggaraan pembelajaran Pancasila dilaksanakan dengan undang-undang yang dijiwai, berdasarkan dan bersumber dari pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sedangkan pembukaan tersebut memuat tujuan nasional, antara lain mencerdaskan kehidupan bangsa. .
PENGERTIAN PANCASILA
- Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa
 - Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
 - Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
 - Sila Keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
 - Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila kelima Pancasila memiliki kekhususan karena dalam perumusannya
 
Monoteisme (tauhid) hendaklah diikuti dengan toleransi kebebasan memeluk agama mengikut pegangan seseorang. Kemanusiaan yang soleh dan beradab ialah sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan fitrah manusia yang berbudi pekerti luhur.
PENGETAHUAN ILMIAH
Bagian-bagian tersebut harus membentuk suatu kesatuan yang runtut dan tidak bertentangan agar dapat membentuk satu kesatuan yang utuh. Bersifat universal atau dapat dikatakan obyektif, dalam arti pencarian kebenaran tidak didasarkan pada alasan puas atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, melainkan pada alasan (bukti) yang dapat diterima akal.
PANCASILA MERUPAKAN PENGETAHUAN ILMIAH
Pembahasan ilmiah Pancasila dengan sendirinya merupakan objek penelitian ilmiah yang bersifat koheren, tidak ada pertentangan dalam prinsip-prinsipnya (interminis contracts), sehingga prinsip-prinsip Pancasila membentuk suatu kesatuan yang sistemik. Oleh karena itu, kesatuan sila Pancasila yang terdiri dari lima sila (gabungan) merupakan satu kesatuan yang utuh dan sistematis (tunggal).
PANCASILA SEBAGAI OBJEK STUDI ILMIAH
Pendekatan Sejarah
Pendekatan sejarah merupakan pembahasan yang akan menjelaskan proses pertumbuhan dan pelembagaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan (manusia-masyarakat-negara). Pendekatan historis ini harus mengingat nilai-nilai Pancasila yang bersifat abstrak, sehingga menjadi jelas seolah-olah nilai-nilai tersebut konkrit dalam pikiran kita.
Pendekatan Yuridis Konstitutional
Pendekatan Filosofis
Kegiatan pembelajaran kedua membahas tentang asal usul formal Pancasila yaitu Pancasila dalam arti proses mendapatkan bentuk formalnya sebagai dasar negara dan dinamika Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pembahasan ini terdiri dari pembahasan tentang sejarah asal usul Pancasila, masa awal lahirnya Pancasila, dan dinamika Pancasila sebagai dasar negara.
TEORI NILAI BUDAYA
Kebudayaan lain melihat kehidupan manusia pada dasarnya buruk, namun orang dapat mencoba membuat kehidupan menjadi sesuatu yang baik dan menyenangkan, sehingga mereka harus berusaha untuk mencapai kebaikan. Kebudayaan lain meyakini bahwa manusia hanya bisa berusaha menemukan keselarasan dengan alam.
ASAL MULA PANCASILA DASAR FILSAFAT NEGARA
Bangsa Indonesia yang menjadi asal muasal atau sebab materil Pancasila sebagai dasar falsafah negara merupakan sesuatu yang sangat penting dan perlu dipahami kembali. Upaya memahami sejarah perjuangan Bangsa Indonesia akan membantu memahami asal muasal Pancasila, falsafah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ASAL MULA PANCASILA SECARA BUDAYA
Kesimpulannya, sejarah perjuangan bangsa Indonesia dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk memahami asal muasal Pancasila, falsafah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila sebenarnya secara budaya merupakan kristalisasi nilai-nilai kebaikan yang digali dari bangsa Indonesia.
ASAL MULA HISTORIS PANCASILA
Beberapa rumusan perubahan ketatanegaraan Indonesia masih belum berlaku kembali, Rumusan Pancasila dimuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Penegasan Rumusan Pancasila setelah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tahun 1945 berlaku kembali patut dibicarakan sebagai masa konsolidasi atau dikenal juga dengan masa persatuan rumusan Pancasila.
PERIODE PENGUSULAN PANCASILA
- Masa Sidang Pertama BPUPKI
 - Masa Sidang Kedua BPUPKI
 - Masa Proklamasi Kemerdekaan
 - Proklamasi dan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
 
Rancangan Undang-Undang Dasar juga sedikit mengalami perubahan ketika menjadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan rincian deklarasi kemerdekaan Indonesia.
DINAMIKA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
- Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949
 - Mukadimah UUDS 1950
 - Dekrit Presiden 5 Juli 1959
 - Rumusan Pancasila dalam Masyarakat
 
Perjanjian ini ditindaklanjuti dengan pembentukan negara kesatuan berdasarkan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 tanggal 17 Agustus 1950. Artinya Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah diterima seluruh rakyat Indonesia dengan suara bulat.
PERIODE PEMANTAPAN PANCASILA
Lafaz Pancasila yang digunakan merujuk kembali kepada UUD 1945 secara resmi tertuang dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945. Lafaz Pancasila terdapat dalam rapat Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
PENGERTIAN SISTEM FILSAFAT
Pengertian sistem
Pengertian filsafat
Kaelan (1996) menjelaskan bahwa istilah filsafat pada awalnya merupakan istilah yang umum digunakan untuk menunjukkan suatu perjuangan menuju kesempurnaan mental, pencarian kesempurnaan mental. Dalam perjalanan sejarah yang panjang, istilah filsafat digunakan sebagai ilmu untuk sikap kritis dan analitis, sehingga ruang lingkup pemahaman filsafat semakin berkembang dan beragam.
Ciri-ciri Berpikir secara Kefilsafatan
Aktifitas berpikir filsafat ditandai dengan sifat kritis selalu menanyakan sesuatu, tidak mudah menerima suatu jawaban tanpa memikirkannya matang-matang hingga jelas dan nyata permasalahan yang dihadapi manusia. Berpikir konseptual bukan dimaksudkan untuk berpikir secara liar, melainkan berpikir dalam kaitannya dengan permasalahan konkrit yang dihadapi umat manusia dengan menciptakan konsep-konsep yang jelas dan tepat mengenai permasalahan yang dihadapi.
PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Susunan Kesatuan Pancasila yang Bersifat Kesatuan Organis Pancasila sebagai dasar filsafat negara terdiri atas lima sila yang
Kesatuan organis Pancasila pada dasarnya secara filosofis didasarkan pada hakikat dasar manusia sebagai pendukung inti isi sila Pancasila, yaitu sifat dasar manusia yang monopluralistik yang mempunyai unsur struktur alam jasmani-spiritual, sifat alamiah individu-sosial. makhluk dan kedudukan kodratnya sebagai makhluk individu yang berdiri sendiri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan pengertian tersebut maka hakikat masing-masing sila Pancasila merupakan penjelmaan dari sifat manusia yang ‘monopluralistik’ yang unsur-unsurnya secara keseluruhan membentuk satu kesatuan yang organik dan kesatuan, sehingga penjelmaan sila-sila Pancasila juga merupakan satu kesatuan yang organis.
Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal
Kemanusiaan yang adil dan beradab didasari, diselubungi dan diresapi akhlak Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mendasari, meliputi, dan meresapkan masyarakat Indonesia, rakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Akhlak Persatuan Indonesia berdasarkan, meliputi dan diilhami oleh akhlak Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang jujur dan beradab serta mendasari, meliputi dan mewujudkan akhlak Negara Kesatuan Republik, dibimbing oleh hikmat kebijaksanaan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. .
Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi
Akhlak keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dilandasi, diwujudkan dan diilhami oleh Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, masyarakat Indonesia dan rakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan/perwakilan. Sila Kerakyatan yang dibimbing oleh hikmat kebijaksanaan/perwakilan adalah bangsa yang Ilahi, adil dan beradab, Indonesia yang bersatu dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
LANDASAN KEBERADAAN PANCASILA
Pengetahuan filosofis Pancasila merupakan hasil abstraksi rasional dari data-data yang ditangkap oleh indera dan akal.Ciri-ciri yang melekat pada Pancasila merupakan ciri-ciri tetap yang melekat pada kata pokok sila-sila Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila terikat pada suatu kekuasaan hukum, terikat pada struktur kekuasaan formal, dan memuat suasana spiritual atau cita-cita hukum yang mendominasi dasar-dasar negara (Suhadi, 1998). dalam empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, keempat pokok pikiran tersebut mempunyai hakikat yang sama dengan Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mempunyai kedudukan dan peranan yang mendasar dalam penyelenggaraan kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila yang harus dihidupi oleh bangsa Indonesia adalah Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PENGEMBANGAN PANCASILA SUBJEKTIF SEBAGAI KEPRIBADIAN BANGSA
Pertama, penerapan prinsip keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama. Kelima, terlaksananya prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi persatuan.
PENGEMBANGAN PANCASILA MELALUI PENYELENGGARAAN NEGARA
Penyelenggaraan negara yang berdasarkan Pancasila harus dijiwai dan didasarkan pada nilai-nilai yang bersumber dari Tuhan. Nilai-nilai Pancasila sangat berguna sebagai landasan dan sumber nilai ideologi dan proses pengembangan ideologinya.
PENGEMBANGAN PANCASILA MELALUI PERUNDANG- UNDANGAN
Isi Bagian Keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dapat digolongkan menjadi empat macam. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mempunyai dua kedudukan mengenai ketertiban hukum Indonesia.
HUBUNGAN FORMAL PANCASILA DAN PEMBUKAAN UUD NRI TAHUN 1945
Jadi Pancasila dengan demikian merupakan substansi esensial dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mempunyai kedudukan hukum formal dalam Pembukaan. Oleh karena itu, baik rumusan maupun yurisdiksinya merupakan dasar negara sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
HUBUNGAN MATERIAL PANCASILA DAN PEMBUKAAN UUD NRI TAHUN 1945
Kelima, bahwa pada inti Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pancasila dengan demikian mempunyai kedudukan yang kuat, tetap, dan tidak dapat diubah serta berkomitmen terhadap kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konsekuensi selanjutnya, dapat dikatakan tatanan hukum Indonesia bersumber dari Pancasila, karena Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memuat Pancasila.
MAKNA PEMBUKAAN UUD NRI TAHUN 1945
Ketiga, Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memuat pilar-pilar mutlak bagi kehidupan bernegara. Keempat, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memuat pengakuan terhadap keberadaan berbagai undang-undang.
KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD NRI TAHUN 1945
Kedua, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan landasan, kerangka, dan suasana negara dan ketertiban hukum Indonesia. Artinya, Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan perwujudan kesadaran dan cita-cita hukum.
PENJABARAN DASAR NEGARA PANCASILA
Negara Indonesia dengan unsur-unsur yang menjadi dasar Pancasila mempunyai hubungan istimewa yang hanya wujud dalam hubungan sebab-akibat, iaitu hubungan yang mutlak. Unsur-unsur hubungan mutlak antara negara dan unsur-unsur yang menjadi dasar Pancasila bersifat dinamis dan meliputi baik waktu yang dialami maupun yang akan datang, tepatnya dengan penekanan pada seluruh masa yang akan datang.
PENYELENGGARAAN NEGARA SEBAGAI AKTUALISASI PANCASILA
Negara bangsa ialah negara demokrasi monodualistik, iaitu dapat kembali kepada fitrah manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kesatuan monodualistik. Negara yang berasaskan fitrah manusia yang hanya bersifat individu, maka fitrah fitrah negara itu adalah sebuah negara.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
Ideologi Pancasila hendaknya tetap mengandung nilai-nilai Pancasila, namun dikembangkan sebagai keyakinan normatif. Dimensi realitas dapat diartikan bahwa ideologi yang kuat mengandung nilai-nilai dasar yang bersumber dari nilai-nilai nyata yang ada dalam masyarakat.
PANCASILA SEBAGAI SUMBER TERTIB HUKUM DI INDONESIA
Penjelasan resminya juga menyebutkan, ada empat pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945. Hakikat dan kedudukan Pembukaan UUD 1945 adalah: Pertama, Pembukaan memuat landasan spiritual dasar negara (pada bagian pertama, kedua, dan ketiga).