Pertama, kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci. Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 telah menyatakan proklamasi kemerdekaan yang dibacakan Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Proklamasi 17 Agustus 1945 pada hakikatnya mempunyai makna;
pertama, proklamasi adalah suatu pernyataan mengenai kemerdekaan bangsa Indonesia. Kedua, adanya proklamasi 17 Agustus 1945 memiliki konsekuensi akan adanya tindakan segera mungkin dari bangsa Indonesia untuk menyusun sebuah negara yang merdeka dan mempunyai kedaulatan sendiri guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu masyarakat adil dan makmur.
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang singkat dan padat ini lebih lanjut dijabarkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini bisa dilihat pada Pembukaaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea III yang berisi tentang pernyataan kemerdekaan dan alinea IV yang berisi tentang tindakan-tindakan nyata berkaitan dengan penyusunan dan pembentukan negara Republik Indonesia. Lebih jelas lagi terlihat pada kalimat
“...kemudian daripada itu...”, yang berarti setelah terbentuknya negara Republik Indonesia maka disusunlah suatu pemerintahan negara yang rinciannya seperti tercantum pada alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945. Demikianlah, proklamasi 17 Agustus 1945 memperoleh maknanya yang lengkap di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini disebabkan, baik itu pernyataan atau tindakan-tindakan yang harus diwujudkan berkaitan dengan
⚫ MKDU4114/MODUL 4 4.11
adanya proklamasi kemerdekaan tersebut terinci secara jelas dan lengkap dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Kaelan, 1999).
Kedua, kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara hakiki mengandung dasar, rangka dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dikatakan mengandung dasar karena Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan dasar negara, pandangan hidup, asas kerohanian dan dasar atau landasan bagi berdirinya negara Republik Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dikatakan mengandung rangka karena di atas dasar atau basis atau landasan tersebut diwujudkanlah pelaksanaan dan penyelenggaraan negara Indonesia yang tercantum dalam peraturan pokok hukum positif Indonesia, yakni seperti termuat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Sementara itu, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dikatakan mengandung suasana karena dalam rangka mewujudkan suatu tujuan bersama seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia untuk mencapai kebahagiaan baik jasmani dan rohani maka keseluruhan tujuan itu selalu diliputi oleh asas kerohanian Pancasila seperti termuat dalam Pembukaaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jadi, dapat dikatakan bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonmesia Tahun 1945 memuat nilai-nilai fundamental tentang negara Republik Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 oleh karena itu merupakan dasar, rangka dan suasana bagi kehidupan kenegaraan dan tertib hukum Indonesia, sehingga memiliki sifat yang sangat menentukan bagi bangsa dan negara Republik Indonesia Contoh konkretnya adalah isi yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea IV merupakan penjelmaan dari nilai-nilai yang terkandung dalam alinea I, II, III, yaitu sebagai bentuk dan sifat bagi asas hukum positif dan hidup kenegaraan Republik Indonesia.
Ketiga, kedudukan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara hakiki mengandung pengakuan atas adanya macam-macam hukum. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
4.12 Pancasila ⚫
Indonesia Tahun 1945 misalnya terdiri dari alinea I, II, III dan IV, yang keempatnya terdapat adanya hubungan kesatuan. Alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya merupakan penjelmaan alinea I, II, III. Pembukaan Undang- Undang Dasar Negra Republik Indonesia Tahun 1945 alinea I, II, III mengandung nilai-nilai hukum kodrat, hukum Tuhan dan hukum etis atau hukum moral. Alinea I Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 misalnya saja mengandung adanya hukum kodrat. Hal ini terlihat pada kalimat “...kemerdekaan adalah hak segala bangsa...”
Konsekuensi yang dimiliki alinea I ini barulah terwujud pada alinea II Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Alinea III Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung adanya nilai-nilai hukum Tuhan dan hukum etis atau hukum moral. Hal ini dapat terlihat pada kalimat “...atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa...”, yang menunjukkan pengakuan adanya hukum Tuhan.
Kalimat “...dengan didorong oleh keinginan luhur...” pada alinea III Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menunjukkan pengakuan terhadap adanya hukum etis atau hukum moral.
Nilai-nilai hukum kodrat, hukum Tuhan dan hukum etis atau hukum moral yang terdapat pada alinea I, II, III Pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 lebih lanjut dijelmakan pada alinea IV yang merupakan dasar bagi pelaksanaan dan penjabaran hukum positif Indonesia. Karena alinea IV Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 inilah, maka Pancasila sering disebut sebagai hukum filosofis (Notonagoro, 1975) atau sebagai asas-asas dasar umum dari hukum positif Indonesia.
Hubungan nilai-nilai yang terdapat pada alinea I,II, III, dan IV Pembukaaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dapat dijelaskan, bahwa hukum kodrat, hukum Tuhan dan hukum etis, ketiganya disebut sebagai sumber bahan dan sumber nilai bagi hukum positif Indonesia. Hukum filosofis pada alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan sumber bentuk dan sifat yang dapat disimpulkan dari hukum kodrat, hukum Tuhan dan hukum etis atau hukum moral pada alinea I, II, III Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
⚫ MKDU4114/MODUL 4 4.13
1) Hakiki Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
2) Dasar rangka dan susunan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 bagi negara dan hukum Indonesia
3) Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang berkaitan dengan pengakuan atas adanya banyak kekuasaan di Indonesia.
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk dapat menjawab soal latihan diatas secara tepat, baca dan pahami materi Kegiatan Belajar 2 Modul 4` dengan cermat mengenai pengertian makna pembukaan dan kedudukan pembukaan UUD NRI tahun 1945, apabila masih belum paham baca kembali dan diskusikan dengan teman-teman atau tutor Anda.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki kedudukan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia karena terlekat pada proklamasi 17 Agustus 1945, sehingga tidak bisa dirubah baik secara formal maupun material. Adapun kedudukan hakiki Pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 adalah pertama; Pembukaaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun memiliki kedudukan hakiki sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci, yaitu proklamasi kemerdekaan yang singkat dan padat 17 Agustus 1945 itu ditegaskan dan dijabarkan lebih lanjut dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kedudukan hakiki Pembukaan Undang-Undang Dasar Negra Republik Indonesia Tahun 1945 yang kedua adalah bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 mengandung dasar, rangka dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia. Maksudnya adalah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan pengejawantahan dari kesadaran dan cita-cita hukum
LAT IH A N
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
RA NG KUM AN
4.14 Pancasila ⚫
serta cita-cita moral rakyat Indonesia yang luhur (Suhadi, 1998).
Kedudukan hakiki Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ketiga adalah bahwa Pembukaan Undang- Undang Dasar NRI Tahun 1945 memuat sendi-sendi mutlak bagi kehidupan negara, yaitu tujuan negara, bentuk negara, asas kerohanian negara, dan pernyataan tentang pembentukan Undang Undang Dasar.
Kedudukan hakiki Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang terakhir adalah bahwa Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengandung adanya pengakuan terhadap hukum kodrat, hukum Tuhan dan adanya hukum etis atau hukum moral. Di dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdapat unsur- unsur, bentuk-bentuk maupun sifat-sifat yang memungkinkan tertib hukum negara Indonesia mengenal adanya hukum-hukum tersebut.
Semua unsur hukum itu merupakan sumber bahan dan sumber nilai bagi negara dan hukum positif Indonesia.
1) Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 secara formal tidak dapat diubah bahkan dihapus atas dasar alasan apa pun seperti tersebut di bawah ini, kecuali ....
A. PPKI telah bubar, sedang badan lain yang lebih tinggi dari PPKI tidak ada
B. suatu ketentuan hukum hanya dapat diubah oleh badan yang berwenang
C. setiap ketentuan hukum mengikat secara imperatif terhadap siapa pun D. Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 ditetapkan oleh PPKI atas kuasa
pembentuk negara
2) Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 secara material tidak dapat dihapus karena apa pun yang terjadi pada saat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu ....
A. hanya terjadi satu kali dan tidak dapat diulang kembali B. terikat dan terlekat dengan bangsa-bangsa lain saat itu
C. terlekat pada Tuhan karena hanya karena Tuhan proklamasi kemerdekaan bisa terjadi
D. asas kerohanian negara dan sumber cita-cita moral bangsa saat itu TES F ORM AT IF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
⚫ MKDU4114/MODUL 4 4.15
3) Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 mempunyai kedudukan hakiki sebagai berikut ....
A. mengandung pengakuan dari luar negeri
B. sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci
C. mengandung dasar dan rangka bagi bangsa Indonesia dan juga bagi bangsa lain
D. memuat sendi-sendi mutlak bagi hukum positif Indonesia
4) Di dalam Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 terdapat unsur-unsur, bentuk- bentuk, dan sifat-sifat yang memungkinkan tertib hukum Indonesia mengenal ....
A. hukum alam dan hukum filosofis B. hukum karma dan hukum agama C. hukum agama dan hukum alam D. hukum moral dan hukum filosofis
5) Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 memuat sendi-sendi mutlak bagi kehidupan negara, yaitu memuat antara lain……
A. bentuk negara dan pernyataan tentang pembentukan UUD B. tujuan negara dan tujuan filosofis
C. asas kerohanian negara dan bentuk hukum
D. cita-cita hukum yang menjadi pegangan bangsa Indonesia
6) Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan terperinci mengandung makna bahwa proklamasi kemerdekaan yang padat dan singkat itu dapat diuraikan di dalam ....
A. UUDNRI Tahun 1945 B. Ketetapan-ketetapan MPR C. GBHN
D. Pembukaan UUDNRI Tahun 1945
7) Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 mengandung dasar, rangka dan suasana bagi negara dan hukum Indonesia, yakni sebagai pengejawantahan dari....
A. cita-cita moral rakyat Indonesia B. kesadaran dan cita-cita hukum C. sumber hukum positif Indonesia D. asas kerohanian negara
4.16 Pancasila ⚫
8) Hukum filosofis yang terkandung di dalam alinea IV Pembukaan UUDNRI Tahun 1945 bagi negara dan hukum positif Indonesia merupakan sumber....
A. bahan dan nilai B. nilai dan sifat C. sifat dan bahan D. bentuk dan sifat
9) Negara Indonesia mengambl nilai, bentuk, bahan, dan sifat dari hukum kodrat, Tuhan dan hukum etis atau hukum moral maupun hukum filosofis untuk dijabarkan ke dalam hukum....
A. adat B. positif C. alam D. agama
10) Sesuai makna alinea III Pembukaan UUDNRI Tahun 1945, bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya atas kekuatan bangsa Indonesia sendiri yang ....
A. didukung oleh seluruh rakyat Indonesia dan sebagian dunia B. digunakan untuk kepentingan rakyat banyak
C. merupakan tindakan suci dan saleh
D. melaksanakan hak kodrat dan moral untuk merdeka
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar
100%
Jumlah Soal
⚫ MKDU4114/MODUL 4 4.17
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
4.18 Pancasila ⚫