PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan ketiga strategi tersebut, ikan memiliki ukuran dan jumlah telur yang berbeda-beda tergantung perilaku dan habitatnya. Beberapa ikan mempunyai jumlah telur yang banyak, namun ukurannya kecil, karena tingkat kelangsungan hidup yang rendah.
Biologi Reproduksi berkaitan dengan Fekunditas
Pada ikan pemijahan ganda, ditemukan bahwa telur yang dihasilkan pada pemijahan berikutnya berukuran kecil. Bagi ikan yang bertelur pada sarang, kegiatan pra pemijahan antara lain pembuatan sarang skim (pada ikan sepat), sarang dari anyaman rumput kering dan akar-akaran (pada ikan gurami).
Biologi Reproduksi berkaitan dengan usia/umur ertama kali
Biologi Reproduksi berkaitan dengan tempat pemijahan/
Di dasar air misalnya ikan sapu membuat lubang di dasar kolam/seperti terowongan. Ikan gurami membuat sarang di pinggir kolam tempat lain yang terbuat dari rumput kering yang disusun seperti sarang tenun.
Biologi Reproduksi berkaitan dengan kelompok perkawinan8
Biologi reproduksi mengacu pada jenis/jenis ikan. Pengenalan jenis ikan berdasarkan ciri morfologi penting untuk dipahami. Pengidentifikasi jenis harus sesuai dengan anatomi dan morfologi jenis ikan yang diperiksa, agar nama jenis (spesies) tidak salah.
Biologi reproduksi ikan berkaitan dengan jenis kelamin ikan 9
Memahami siklus hidup spesies ikan yang terjadi di lingkungan alaminya akan membantu dalam memahami kondisi lingkungan yang diperlukan untuk sebagian atau seluruh siklus hidupnya.
Biologi Reproduksi berkaitan dengan faktor internal dan
ANATOMI DAN ORGAN REPRODUKSI IKAN
Seksualitas
Ikan jantan ditandai dengan kemampuan ikan menghasilkan gamet jantan (spermatozoa), dan ikan betina ditandai dengan kemampuan ikan menghasilkan gamet betina (telur). Untuk membedakan ikan jantan dan betina, Anda bisa melihat langsung alat reproduksinya dengan cara membelah dan melihat gonad ikan tersebut.
Sifat Seksual Primer
Saluran sperma terdiri dari dua bagian: pertama berbatasan dengan testis, berguna untuk membuka lobus (juxta testis part) dan bagian lainnya merupakan saluran sederhana yang menghubungkan bagian posterior testis dengan papila genital. Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonephrus, bagian anteriornya akan menjadi saluran aferen dan menghubungkan testis dengan mesonephrus yang disebut dutus deferen.
Sifat Seksualitas Sekunder
Misalnya saja “ovipositor”, ikan Rhodeus amarus, merupakan alat yang digunakan untuk menyebarkan telur pada kerang, pada saat musim pemijahan terdapat semacam bintil di kepalanya. Penentuan jenis kelamin jantan dan betina dapat dilakukan dengan melihat ciri-ciri seksual primer dan ciri-ciri seksual sekunder.
IKAN HERMAFRODIT
- Hermafrodit Sinkroni
- Hermafrodit Protandri
- Hermafrodit Protogini
- Ikan hermafrodit
Pada ikan yang mempunyai ciri telur, keberadaan substrat pemijahan dapat merangsang pemijahan (Effendie, 2004). Siklus reproduksi ikan merupakan sinkronisasi karakteristik endogen dengan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan gonad.
FEKUNDITAS
Fekunditas Ikan
Fekunditas ikan selama ini tidak hanya dikaji sebagai aspek sejarah alam saja, namun sebenarnya berkaitan dengan kajian dinamika populasi, karakteristik ras, masalah produksi dan rekrutmen (Bagenal dalam Effendi, 2002). Dalam konteks ini, tentu ada faktor lain yang berperan penting dan berkaitan erat dengan strategi reproduksi untuk menjaga keberadaan spesies tersebut di alam.
Macam-macam fekunditas
Banyaknya telur yang dikeluarkan merupakan penghubung mata rantai antara satu generasi dengan generasi berikutnya. Royce (1972) dalam Effendi (2002) menyatakan fekunditas total adalah jumlah telur yang dihasilkan suatu ikan selama hidupnya.
Hubungan Fekunditas dengan ras, ukuran telur, pemijah
- Fekunditas dengan ras
- Fekunditas dengan ukuran telur
- Fekunditas pemijah berganda
- Fekunditas dengan berat
Ikan yang memijah secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama akan mempunyai masalah pada cadangan telurnya maupun telur yang sudah berkembang. Dengan membandingkan jumlah telur yang telah mempunyai kuning telur dengan jumlah telur yang sudah sangat berkembang, diperkirakan dapat diperoleh jumlah telur pada kelompok tersebut yang bertelur setiap musim. Ikan dengan siklus hidup yang panjang, seperti ikan sturgeon atau ikan mas, akan menunjukkan peningkatan jumlah telur yang pesat pada usia muda dan hal ini akan menyusul.
Perubahan jumlah telur ikan yang diambil saat ini disebabkan adanya perubahan kelompok ukuran.
Sistem pengelompokkan telur ikan berdasarkan jumlah
- Oligolecithal
- Telolecithal
- Macrolecithal
Sifat telur
Setelah mempelajari bab ini diharapkan pembaca dapat memahami siklus reproduksi ikan yang merupakan sinkronisasi sifat endogen dengan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan gonad. Spesies Small Brood Spawner merupakan kelompok ikan air tawar yang mempunyai fekunditas sangat sedikit dan umumnya merupakan jenis ikan yang melindungi telur dan anaknya di dalam mulutnya. Perluasan bertahap perkembangan gonad induk ikan memasuki masa pra pemijahan bergantung pada fotoperiode (pencahayaan lingkungan alami) dan suhu.
Dapat menggambarkan pola perilaku pemijahan pada ikan yang tergolong pra pemijahan, pemijahan, dan pasca pemijahan serta mengkomunikasikan hubungan karakteristik ikan dan aktivitasnya pada setiap fase. Dapat dikatakan bahwa perilaku ikan yang melindungi keturunannya relatif lebih bervariasi dibandingkan dengan perilaku ovarium, terutama perilaku pasca pemijahan. Telur ikan pada kondisi Geminal Vesicle Breakdown (GVBD) pada ikan yang mempunyai habitat pelagofilik dan pada ikan bentofilik.
Peluang pemijahan : termasuk ikan yang memijah secara musiman, biasanya pada musim hujan (November – Maret) Perbandingan induk jantan dan betina adalah 3 : 2. Peluang pemijahan : Ikan nila merupakan ikan yang dapat memijah sepanjang tahun. Ikan jenis ini dapat bertelur 6-7 kali/tahun.
PERKEMBANGAN GONAD
Ovogenesis
Spermatogenesis
Selain itu, proses perkawinan (pemijahan) pada ikan ini terjadi secara alami/naluriah, diketahui bahwa masih terdapat cara-cara perkembangbiakan ikan lainnya yang telah dimanipulasi oleh manusia. Namun proses ini umumnya bertujuan untuk pematangan gonad ikan yang dirangsang sedemikian rupa sehingga ikan mudah melepaskan telurnya dan mempercepat proses pembuahan. Ikan yang mempunyai masa pemijahan musiman mempunyai tanda jam internal ketika musim pemijahan tiba (Gambar 1) 8.3.
Jenis “Total Spawner” merupakan jenis ikan yang melepaskan seluruh telurnya sekaligus. Tingkat kematangan gonad suatu individu dapat ditunjukkan dengan melihat organ intim atau morfologi tubuh ikan yang akan dipijahkan. Rangsangan ini disebabkan oleh zat besi, yaitu zat yang dikeluarkan oleh ikan lawan jenis.
Tentu saja faktor lingkungan seperti cahaya, suhu, curah hujan dan sirkulasi air sangat mempengaruhi aktivitas pemijahan induk ikan yang sudah matang gonad. Pada beberapa ikan lainnya, pada tahap ini pejantan membersihkan permukaan substrat dengan cara mengeluarkan udara dari mulutnya sebagai tempat menempelnya telur.
PEMBUAHAN
SIKLUS HIDUP IKAN
- Induk
- Telur (Zigot) = embrio
- Larva
- Benih
- Juvenil
- Dewasa
Setelah membaca bab ini, pembaca akan mampu menjelaskan berbagai fase siklus hidup ikan hingga 90% dengan benar. Daur hidup ikan di alam meliputi tahap induk, telur, larva, benih, juvenil, juvenil, dewasa, dan induk. Oleh karena itu, kuning telur dan tetesan minyak akan menyusut dan mengembang sesuai dengan perkembangan organ tubuh larva.
Tahapan siklus hidup ikan di alam liar meliputi induk, telur, larva, benih, juvenil, juvenil, dewasa, induk.
SIKLUS REPRODUKSI IKAN
- Siklus Pemijahan
- Siklus Reproduksi Tahunan Ikan
- Musim Pemijahan
- Interaksi gonad, lingkungan dan sistem hormon
- Hubungan Siklus Pemijahan dengan Lingkungan
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan pembaca dapat memahami perilaku pemijahan ikan, meliputi: pra pemijahan, pemijahan, dan pasca pemijahan. Oleh karena itu ikan jantan akan membuahi beberapa ikan betina dan ikan betina akan dibuahi oleh beberapa ikan jantan. Saat mendekati pemijahan, ikan jantan akan melakukan aktivitas rayuan pada ikan betina yang sudah matang gonadnya.
Perilaku pemijahan: Induk jantan akan mengikuti ikan betina dan mencium bagian samping perut ikan betina hingga melakukan gerakan berputar, menjebaknya dari depan.
TINGKAH LAKU PEMIJAHAN IKAN
Tingkah laku pemijahan ikan
Sebagaimana diketahui, aktivitas reproduksi dapat dibedakan menjadi tiga fase, yaitu fase pra pemijahan, fase pemijahan, dan fase pasca pemijahan. Berdasarkan hal tersebut, perilaku ikan juga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu perilaku pada fase pra pemijahan, perilaku ikan pada fase pemijahan, dan perilaku ikan pada fase pasca pemijahan.
Pra Pemijahan
Pemijahan
Pasca Pemijahan
Komponen yang terlibat dalam reproduksi ikan
Feromon
Pengenalan Seks dan Perubahan Tingkah Laku Seksual
Genetika hibrida: Ikan jantan membuahi ikan betina pada satu musim pemijahan, namun tidak pada musim pemijahan berikutnya. Eksternal : pembuahan terjadi di luar tubuh induk, telur keluar dari tubuh ikan betina kemudian disemprotkan oleh sperma ikan jantan. Eksternal : pembuahan terjadi di luar tubuh induk, telur keluar dari tubuh ikan betina kemudian disemprotkan sperma ikan jantan ke dalam sarang yang telah dibuat.
Ikan betina yang sudah siap bertelur akan bertelur pada lubang yang telah disiapkan oleh pejantan dan telur-telur tersebut akan dibuahi oleh ikan jantan.
POLA PEMIJAHAN IKAN
Pola Pemijahan (Reproduksi) Ikan
Mekanisme pemijahan pada ikan tentunya tidak sederhana, namun dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal.
Kesempatan Melakukan Pemijahan
Berbagai pola pemijahan (kawin) didasarkan pada jumlah pemijahan dalam satu tahun, pemilihan pasangan, jenis kelamin, konstruksi dan jenis sarang, serta pola asuh anak dan lain-lain. Pemijahan dilakukan beberapa kali dalam setahun, contoh: ikan yang paling banyak pada kategori ini adalah Elasmobranchii (ikan bertulang rawan), lungfish (lungfish), perciformes, Betta spp.
Pasangan dalam Pemijahan
Jenis Kelamin Ikan
Partenogenetik
Karakteristik Jenis Kelamin Sekunder
Persiapan Sarang Pemijahan
Tempat Terjadinya Pembuahan
Pengasuhan oleh Induk
Habitat Pemijahan
Saat mencapai puncaknya, induk betina akan mengeluarkan sel telur dan induk jantan akan mengeluarkan sperma. Proses pemijahan diawali dengan dibangunnya sarang oleh ikan jantan berupa lekukan bulat dengan diameter sebanding dengan ukuran tubuhnya di dasar perairan dalam wilayah teritorialnya (Suyanto, 1988). Proses pemijahan ikan cupang diawali dengan ikan jantan mengeluarkan busa dari mulutnya kemudian diletakkan di permukaan sebagai sarang telur.
Pada masa menjelang menetas, ikan cupang jantan akan menjaga telur-telur tersebut hingga benar-benar menetas, bahkan hingga benih ikan cupang sudah mandiri.
IKAN AIR TAWAR
Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)
Pada kegiatan pre-cubing : Pejantan akan menyiapkan sarang dari rumput kering, sehingga menyerupai sarang burung. Setelah pemijahan berakhir, induk jantan memijah bersama induk lainnya dalam satu siklus reproduksi. Perkawinan dalam pemijahan: Poligami Poligami: perbandingan induk jantan dan betina 1:4, kemampuan pejantan kawin dengan lebih dari satu induk dalam satu siklus pemijahan.
Setelah pemijahan selesai, betina akan menutupi sarangnya dengan rumput kering dan betina akan menjaga sarangnya.
Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)
Sebelum musim kawin tiba, induk ikan yang sudah dewasa akan mencari tempat yang cocok untuk berkembang biak.
Ikan Tawes (Barbodes gonionotus)
Pengasuhan orang tua Pejantan membangun sarang skimmer, pada saat pemijahan berlangsung pejantan membantu menempelkan telur-telur yang telah dibuahi dengan cara meniupkan telur-telur tersebut ke sarang skimmer. Setelah telur diletakkan, betina akan membuat lingkaran di tempat telur berada, kemudian jantan akan menjaga telur dengan cara berenang mengelilingi sarang telur. Saat itu, ikan jantan harus dipisahkan dari anak-anaknya agar benihnya tidak dimakan.
Busa foesha : busa yang dihasilkan dari air liur ikan sotong atau ikan cupang yang fungsinya untuk melekatkan telur yang telah dibuahi.
Ikan Patin (Pangasius sp)
Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Setelah ditemukan pasangan yang cocok, sang betina akan melepaskan sel telur yang diikuti dengan keluarnya sel sperma dari sang jantan. Jika buihnya pecah, pejantan akan langsung membuat buih yang sama agar telurnya bisa menetas. Setelah lubang dibuat, sang betina akan bergerak ke arah sang jantan dan mengajaknya masuk ke dalam lubang yang telah dibuat.
Setelah itu akan terjadi kembali proses perkawinan, kemudian sang betina akan mengeluarkan telur ke dalam lubang tersebut, disusul oleh sang jantan yang akan mengeluarkan sperma.
Ikan Cupang (Betta sp.)
Ikan Lele (Clarias sp.)
Kepala lebih besar dari induk lele jantan, warna kulit dada cukup terang, alat kelamin berbentuk lonjong atau bulat, warna kemerahan, lubang cukup lebar, letaknya dibelakang anus, geraknya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung, perut lebih buncit dan lembut, jika dipijat dari perut sampai ekor, betina akan mengeluarkan cairan berwarna kekuningan berupa oosit. Kepala jantan lebih kecil dibandingkan kepala betina, warna kulit dada jantan cukup gelap dibandingkan betina. Sedangkan julukan Siamese Spit diberikan karena selain banyak ditemukan di Siam, Thailand juga konon menerimanya karena bentuk tubuhnya yang lebih besar dibandingkan jenis ludah lainnya.
Sarang ini adalah tempat peminangan dan pemijahan akan berlaku, dan selepas telur dilepaskan dan disenyawakan, betina dibuang oleh jantan.
Ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis)