• Tidak ada hasil yang ditemukan

K E PE M I M P I N A N K E P A L A M A D R A S A H D A L A M M E N G E M B A N G K A N B U D A Y A I S L A M I D I MADRASAH TSANAWIYAH AL-QASHASH TOBEA KECAMATAN PONRANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "K E PE M I M P I N A N K E P A L A M A D R A S A H D A L A M M E N G E M B A N G K A N B U D A Y A I S L A M I D I MADRASAH TSANAWIYAH AL-QASHASH TOBEA KECAMATAN PONRANG SELATAN"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

1Ahmad Fauzi, “Kepemimpinan kepala madrasah dalam pengembangan lembaga pendidikan Islam”, Nidhomul Haq Vol.2, no.1 (2017), https://e-journal.ikhac.ac.id. Ponrang Selatan memerlukan kepemimpinan seorang pemimpin madrasah yang dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan fasilitas yang dijalankan. Ponrang Selatan, penelitian ini menganalisis gaya kepemimpinan kepala madrasah dalam pengembangan budaya Islam di MT.

Selain itu penelitian ini akan menguji pengaruh gaya kepemimpinan pemimpin madrasah terhadap perkembangan budaya Islam di MT.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN TEORI

Kajian Terdahulu yang Relevan

Penelitian Deni Darmawan dan Ismul Bathni berjudul “Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan budaya Islam di MTs. Kesamaan penelitian ini adalah tinjauan kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan budaya Islam dan keduanya menggunakan metode penelitian kualitatif. 2Deni Darmawan , Ismul Bathni, “Kepemimpinan Utama dalam Pengembangan Kebudayaan Islam di Mts Yasiska Ciputat”, Prosiding Senantas 2020.

Persamaan penelitian ini adalah menilai kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan budaya keagamaan dan menggunakan metode penelitian kualitatif.

Deskripsi Teori

  • Kepemimpinan Kepala Madrasah
  • Definisi Gaya Kepemimpinan
  • Gaya Kepemimpinan Islam
  • Karakteristik kepemimpinan Islam
  • Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan
  • Budaya Islami

23 Eko Solihin, Muhammad Giatman, Ernawati, “Dampak Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru dan Motivasi Kerja,” Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran Vol.5, No.2 (2021), https://ejournal.undiksha. ac.id/index.php. 30 Besse Mattayang, “Tipe dan Gaya Kepemimpinan”: tinjauan teoritis, JEMMA (Jurnal Manajemen Ekonomi dan Akuntansi) Vol.2, No.2 (September http://www.ojs.unanda.ac.id. 31 Agus Purwanto , dkk., “Gaya Kepemimpinan Madrasah Aliyah: Otentik, Transformasional, Otoritarian atau Transaksional”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam” Vol.

35 Besse Mattayang, "Jenis dan Gaya Kepemimpinan": tinjauan teoritis, JEMMA (Jurnal Manajemen Ekonomi dan Akuntansi) Vol. 2, No.2 (September http://www.ojs.unanda.ac.id.

Kerangka Berpikir

Dengan demikian, ciri budaya Islam merupakan ciri atau kualitas unggul yang ada pada lembaga pendidikan yang berkaitan dengan Tauhid, Ibadah, dan Muamalah. Hal ini dikarenakan budaya Islam merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku beragama seseorang. Perilaku seseorang juga akan baik apabila amalan atau kebiasaannya juga baik, dalam hal ini perilaku keagamaan siswanya.

Agar peserta didik dapat berperilaku religius dan tidak menyimpang dari nilai-nilai agama.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Pedekatan Penelitian
  • Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
  • Definisi Istilah
  • Desain Penelitian
  • Data dan Sumber Data
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Pemeriksaan Keabsahan Data
    • Teknik Analisis Data

Bagian selanjutnya memaparkan data dampak gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap perkembangan budaya Islam di MTs. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dahniar Saleh, kepala Madrasah, diketahui bahwa dalam kegiatan intrakurikuler, budaya Islam yang diamalkan antara lain berdoa sebelum belajar, membaca surah pendek (tadarusan), adat istiadat 3S (senyum, menyapa dan salam), dan membaca surah pendek (tadarusan). Data gaya kepemimpinan kepala Madrasah dalam pengembangan budaya Islam berfokus pada: (a) kepemimpinan otoriter; (b) kepemimpinan.

Peneliti tidak berkesempatan melakukan observasi mengenai gaya kepemimpinan Kepala Madrasah dalam pengembangan budaya Islam di MT. Cara Kepala Madrasah membimbing saya dalam melaksanakan kegiatan yang mencerminkan budaya Islam adalah saya diundang. 125 Ali Maruf, Arah Utama Madrasah Dalam Pengembangan Kebudayaan Islam di MTs Awaja Tunggangri Tulungagung, (Skripsi, UIN Satu Tulungagung, 2020).

Pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap perkembangan kebudayaan Islam terfokus pada pengaruh positif dan negatif terhadap Gunung. Apa yang dilakukan kepala madrasah dalam kegiatan ekstrakurikuler (di luar pengajaran) untuk menciptakan wujud budaya Islami? Apa yang dilakukan kepala madrasah dalam kegiatan internal (dalam pengajaran) untuk mewujudkan wujud kebudayaan Islam?

Untuk menyusun skripsi dengan judul: “Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Pengembangan Kebudayaan Islam di Kemenkes. Panduan wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Pengembangan Kebudayaan Islam di MT.

DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Deskripsi Data

Berdasarkan hasil wawancara dengan Anggreni Sri Wahyuni ​​guru Bahasa Arab dan Hadits Al-Qur'an diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan kepala madrasah adalah otoriter, demokratis dan laissez faire. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ihzanuddin, guru SKI, ditemukan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan kepala madrasah adalah gaya kepemimpinan otoriter, demokratis, laissez faire. Berdasarkan hasil wawancara dengan Muslinah guru IPS terpadu diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan kepala madrasah adalah otoriter, demokratis dan laissez faire.

Gaya kepemimpinan laissez faire diterapkan ketika kepala Madrasah mengarahkan guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas, memecahkan masalah pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan penilaian pembelajaran, dan melakukan kegiatan ekstrakurikuler. Gaya kepemimpinan otoriter diterapkan ketika kepala Madrasah memerintahkan perayaan hari besar Islam, salat berjamaah, mutasi guru, penyusunan RPP dan silabus, serta penyelesaian tugas. Gaya kepemimpinan laissez faire diterapkan ketika kepala Madrasah memberikan kebebasan kepada guru dalam melaksanakan pembelajaran, menilai pembelajaran, melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan penelitian tindakan kelas di kelas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Syahraini, guru Fiqhi dan Bahasa Indonesia, diketahui bahwa gaya kepemimpinan kepala Madrasah adalah otoriter, demokratis dan laissez-faire. Berdasarkan hasil wawancara dengan Hasanuddin, seorang guru bahasa Inggris, diketahui bahwa gaya kepemimpinan kepala Madrasah adalah otoriter, demokratis, dan laissez-faire. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala Madrasah adalah otoriter, demokratis dan laissez-faire.

Tindakan Kepala Madrasah yang tidak melibatkan guru dalam memutuskan hal-hal yang menjadi kewenangannya berdampak buruk bagi sebagian guru. Ketika kepala Madrasah memberikan tugas yang harus diselesaikan tentu memberikan dampak positif bagi sebagian guru. Ketika kepala Madrasah melakukan kegiatan atau menyusun program pengembangan budaya Islam dengan melibatkan guru dan meminta saran.

Ketika kepala madrasah memberikan kebebasan kepada guru dalam melaksanakan tugasnya tanpa keterlibatan pihak lain.

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana

Analisis Data

Hormat kami, sehubungan dengan penelitian kami yang berjudul Kepemimpinan Pemimpin Madrasah dalam Pengembangan Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah. Ponrang Selatan, kami mohon bantuan dan kesediaannya untuk memberikan jawaban atas beberapa pertanyaan terkait wujud budaya dan gaya kepemimpinan pemimpin madrasah dalam pengembangan budaya Islam di madrasah Tsanawiyah. Menurut kepala madrasah, bagaimana cara kepala madrasah membimbing/membimbing guru, siswa dan staf dalam melaksanakan kegiatan yang mencerminkan budaya islami di madrasah?

Menurut Kepala Madrasah, gaya kepemimpinan seperti apa yang diberikan Kepala Madrasah dalam membimbing/mengarahkan guru, siswa, dll. Menurut Kepala Madrasah, segala kegiatan yang mencerminkan budaya Islam sebaiknya dilakukan oleh Kepala Madrasah. Kepala Madrasah Madrasah. Hormat kami, sehubungan dengan penelitian kami yang berjudul Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Al-Qashash Kecamatan Tobea.

Ponrang Selatan mohon bantuan dan kesediaannya untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai wujud budaya islami, gaya kepemimpinan kepala madrasah dan pengaruh gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap perkembangan budaya islami di madrasah tsanawiyah. Menurut Anda, bagaimana cara kepala madrasah membimbing guru, siswa, dan staf dalam melaksanakan kegiatan yang mencerminkan budaya Islam di madrasah? Menurut anda, apakah metode yang digunakan kepala madrasah sudah berhasil dalam membimbing/mengarahkan guru, siswa dan staf dalam melaksanakan kegiatan yang mencerminkan budaya islami di madrasah?

Menurut anda, gaya kepemimpinan seperti apa yang diberikan kepala Madrasah ketika membimbing/memimpin guru, siswa dan staf dalam melaksanakan kegiatan yang mencerminkan budaya Islam di madrasah? Menurut Anda, kegiatan apa pun yang mencerminkan budaya Islam sebaiknya dilakukan oleh kepala madrasah.

PENUTUP

Simpulan

Dalam kegiatan ekstrakurikuler, bentuk budaya islami yang diterapkan adalah pembiasaan 3S (tertawa, memberi salam dan sapa), pembinaan kedisiplinan, pembiasaan beretika, pembiasaan hidup bersih, shalat zuhur di masyarakat, pembinaan pengajian setiap hari Jumat, pelaksanaan pekan olah raga dan seni serta perayaan hari besar Islam (Isra Mikraj dan Maulid) di MTs. Gaya kepemimpinan otoriter diterapkan ketika kepala Madrasah mengarahkan guru untuk menyusun RPP dan silabus, melaksanakan tugas, mengelola siswa, mutasi (menerima dan melepaskan) guru, menerapkan disiplin, tata tertib dan mentaati peraturan hukum, melaksanakan shalat berjamaah, merayakan kegiatan islam siang hari (isra mikraj), menghadiri upacara atau pertemuan resmi, taat dan setia. Gaya kepemimpinan demokratis diterapkan ketika kepala Madrasah mengajak guru berkonsultasi dalam menyusun program, meminta saran, menunjuk komite, dan menentukan kenaikan pangkat.

Gaya kepemimpinan laissez faire digunakan ketika Kepala Madrasah memberikan kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran, melakukan penilaian pembelajaran, melaksanakan tugas khusus/tambahan, melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, melaksanakan tugas sendiri, tugas rumah tangga (memberi bimbingan kepada anak walinya), melaksanakan tugas. penelitian tindakan kelas dan pemecahan masalah dalam pembelajaran di MTs. Hal ini ditunjukkan melalui sikap dan tindakan guru yang melaksanakan perintah dengan baik, tepat waktu dan penuh tanggung jawab serta memberikan dukungan penuh. Namun hal tersebut berdampak negatif pada sebagian guru yang mempunyai kompetensi di atas rata-rata dan pengalaman yang luas.

Hal ini ditunjukkan melalui sikap dan tindakan guru yang tidak menghargai tindakan kepala madrasah, hendaknya pemimpin bersikap rendah hati dan selalu mengutamakan kepentingan bersama. Sedangkan gaya kepemimpinan demokratis berdampak positif terhadap guru, baik yang kompetensinya rendah dan pengalamannya kurang, kompetensinya rata-rata, maupun yang kompetensi dan pengalamannya di atas rata-rata. Sedangkan gaya kepemimpinan laessez faire berpengaruh positif terhadap guru yang mempunyai kompetensi di atas rata-rata.

Hal ini ditunjukkan dengan sikap dan tindakan guru yang dapat menyelesaikan dan menginovasi tugas dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan sikap dan tindakan guru yang sulit bahkan tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik tanpa bimbingan dan pengawasan.

Saran

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Budaya Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa." Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. Peran Kepala Madrasah Dalam Membangun Budaya Beragama di Mts Mambaul Ulum Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah." Jurnal As-Salam Vol. Menurut Kepala Madrasah, apakah metode yang digunakan Kepala Madrasah sudah berhasil dalam membimbing/mengarahkan guru, siswa dan staf dalam melaksanakan kegiatan yang mencerminkan budaya Islam di Madrasah?

Menurut kepala Madrasah, aspek apa saja yang menjadi landasan pelaksanaan kegiatan yang mencerminkan budaya Islam, dan adakah tujuan tertentu bagi siswa di sekolah? Menurut kepala Madrasah, apakah ada dampak setelah dilaksanakannya kegiatan yang mencerminkan budaya Islami bagi siswa di sekolah, dan seperti apa kegiatan tersebut? Bagaimana sikap/tindakan anda terhadap tindakan kepala Madrasah yang gurunya tidak memutuskan sesuatu yang menjadi kewenangannya?

Bagaimana sikap/tindakan Anda terhadap pimpinan madrasah yang memberikan tugas yang harus dipenuhi secara mutlak tanpa memberi ruang negosiasi? Bagaimana sikap/perilaku Anda terhadap kepala madrasah yang memberikan kebebasan dalam menjalankan tugasnya tanpa keterlibatan guru?

Foto bersama Kepala Madrasah
Foto bersama Kepala Madrasah

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir................................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana
Tabel 4.2 Keadaan Pendidik
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka pokok permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah susunan mesin yang terletak di lantai produksi memiliki pola

Kegiatan ini meliputi penyusunan laporan bulanan dan tahunan. Kegiatan penyusunan laporan bulanan bertujuan untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan BBP2HP setiap

Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid Madrasah Tsanawiyah Menurut Desa .... Banyaknya Sekolah, Guru dan

proses konseling dan membuat strategi yang dipilih oleh responden untuk membantunya menemukan solusi dari permasalahannya, selanjutnya pada pertemuan ketiga peneliti melakukan

a. Unsur-unsur yang dievaluasi harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan ini. Penilaian terhadap kesesuain spesifikasi alat yang dibutuhkan. Evaluasi

Nanti pada saatnya saya akan melaporkan sekaligus mengusulkan kepada Kepala BPMIGAS untuk mengeluarkan aturan, bahwa kapal yang digunakan untuk menunjang kegiatan

Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak