PENDAHULUAN .................................................................................. 1-21
Fokus.Penelitian.dan.Deskripsi.Fokus
Pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepanduan di sekolah merupakan suatu proses upaya yang dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler atau program kerja kepramukaan dalam rangka membentuk karakter religius siswa jauh lebih baik. Pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di sekolah berlangsung dalam bentuk kegiatan, yaitu:
Rumusan.Masalah
Kajian.Pustaka/ Penelitian.Terdahulu
22Faisal Efendi “Pembentukan karakter religius peserta didik melalui pendidikan humanistik (Studi Banyak Kasus di SDN Jabong Pungging Mojokerto dan SDN Kemuning Tarik Sidoarjo)”, Tesis (Surabaya: Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ample Surabaya, 2019), hal.vii. Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler kepanduan, sedangkan peneliti hanya fokus pada pembentukan karakter religius peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler kepanduan.
Tujuan.dan.Kegunaan.Penelitian
TINJAUAN TEORETIS .......................................................................... 22-67
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Sejalan dengan fungsi gerakan pramuka menurut ketetapan munas gerakan pramuka tahun 2018 Nomor: 07/Munas/2018 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, § 5 yang berbunyi. 57 Triwulanan Nasional Gerakan Pramuka, Keputusan Musyawarah Nasional Tahun 2018 61 Triwulanan Nasional Gerakan Pramuka, Keputusan Munas Tahun 2018 5.
65 Triwulanan Nasional Gerakan Pramuka, Keputusan Munas 2018 29. 68 Triwulanan Nasional Gerakan Pramuka, Keputusan Munas 35. 69 Triwulanan Nasional Gerakan Pramuka, Keputusan Munas 2018 36.
70 Kwartalan Nasional Gerakan Pramuka, Dimulai dari Musyawarah Nasional 2018
Kerangka Konseptual
Pramuka di sekolah merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan mengembangkan karakter siswa, yang juga merupakan langkah menuju pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kegiatan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan, yaitu program kerja yang disusun oleh para peserta perkemahan sebagai wujud perwujudan cita-cita bangsa. Berbagai bentuk kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan sangat diperlukan dalam membentuk karakter peserta didik khususnya karakter religius yaitu senam mingguan, perkemahan, pengecekan SKU dan pramuka peduli.
Tentunya dari setiap kegiatan tersebut diharapkan dapat membentuk jaringan nilai-nilai yang harus dikembangkan dalam membentuk karakter religius peserta didik, sehingga memperhatikan aspek-aspek dalam proses pembentukannya yaitu aspek agama, Islam, Ihsan, ilmu dan amal. .
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 68-90
Pendekatan.Penelitian
Sumber Data
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber data dalam penelitian ini dapat berupa benda, gerak, atau proses yaitu pembentukan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Jika peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan merupakan sumber data, sedangkan isi catatan subjek adalah sumber datanya. Sumber data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data atau informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.10 Data yang diberikan meliputi hasil wawancara peneliti dengan informan atau informasi dari pihak-pihak yang berkaitan dengan topik penelitian.
Pimpinan Pramuka Putra dan Putri, Pimpinan Pramuka MAN 1 Bone dan Pimpinan Madrasah sebagai penguat informasi data yang luas mengenai pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan kepramukaan di luar sekolah di MAN 1 Bone. Siswa (anggota pramuka di MAN 1 Bone) sebagai sumber informasi data yang luas mengenai pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di MAN 1 Bone. Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti atau pengumpul data 11 Sumber data mempunyai keterkaitan dengan masalah yang akan diteliti yaitu bersumber dari buku-buku, jurnal dan tulisan-tulisan relevan yang berkaitan dengan pembentukan karakter keyakinan keagamaan siswa melalui kegiatan rekreasi pramuka.
Metode.Pengumpulan.Data
Wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua pihak untuk bertukar informasi dan gagasan melalui proses tanya jawab untuk memperoleh struktur makna terhadap topik 12 Wawancara digunakan sebagai metode pengumpulan data untuk memperoleh informasi mendalam tentang seorang pewawancara 13 Seorang pewawancara harus mampu menciptakan suasana santai, tidak kaku, dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak main-main serta mampu memahami situasi dan kondisi informan. Dalam suasana seperti itu maka informan akan bersikap terbuka dan jujur dalam menjawab apa yang ditanyakan pewawancara, sehingga data yang diperoleh akan lebih valid. Dalam metode wawancara peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur karena pedoman wawancara yang digunakan peneliti hanya berisi gambaran umum permasalahan yang akan diajukan kepada informan.
Metode wawancara digunakan peneliti karena dengan teknik ini peneliti akan memperoleh data langsung dari informan sesuai dengan kebutuhan peneliti mengenai pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Melalui teknik ini peneliti menggunakan alat perekam, buku catatan, dan kamera untuk menjamin keakuratan data yang diperoleh serta sebagai bukti bahwa peneliti melakukan wawancara dengan informan yaitu tokoh pramuka laki-laki dan perempuan. Dokumen merupakan catatan peristiwa masa lalu, yang dapat berupa tulisan, gambar, atau karya.14 Metode dokumentasi akan mengungkap data dan makna dari dokumen yang relevan, karena dokumentasi melengkapi metode observasi dan wawancara.
Dengan menggunakan metode dokumentasi, peneliti memperoleh informasi terbanyak tentang pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MAN 1 Bone.
Instrumen.Penelitian
Pedoman observasi adalah pengamatan dan pencatatan terhadap objek dan fenomena yang diselidiki 17 Pedoman observasi digunakan apabila dilakukan observasi terhadap sesuatu yang berkaitan dengan topik penelitian untuk mencari informasi terkait pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MAN 1 Kacang. Panduan wawancara yang relevan adalah alat berupa catatan atas pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data pada saat mewawancarai informan atau narasumber. Pedoman ini mengumpulkan data primer berupa wawancara kepada Pembina Pramuka dan Pengurus Pramuka MAN 1 Bone sebanyak sepuluh pertanyaan, Kepala Madrasah sebanyak lima pertanyaan, dan siswa atau anggota Pramuka MAN 1 Bone sebanyak sepuluh pertanyaan.
Bentuk kegiatan pengembangan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MAN 1 Bone. Faktor pendukung dan penghambat pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepanduan MAN 1 Bone. Kamera digunakan di lapangan untuk memperoleh dokumentasi berupa gambar sekolah, foto dokumen yang berkaitan dengan penelitian, arsip yang berkaitan dengan profil sekolah atau madrasah, jumlah guru, jumlah siswa, profil ekstrakurikuler pramuka di MAN 1 Kost dan foto-foto kegiatan terkait.
Instrumen yang digunakan peneliti bertujuan untuk menjaring informasi atau masukan dari para informan mengenai topik bahasan yang peneliti lakukan yaitu pembentukan.
Teknik.Pengolahan.dan.Analisis.Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang paling penting, memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting dan membuang hal-hal yang tidak perlu. 20 Data yang diperoleh di lapangan tentunya cukup banyak, karena proses reduksi data terus dilakukan hingga diperoleh data. proses pengumpulannya dilakukan di lapangan, bahkan sampai laporan dibuat sampai benar-benar siap. Jadi, dalam kondisi seperti ini, data harus dianalisis dengan menyederhanakan dan membuang segala sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan tema penelitian. Oleh karena itu, dengan mereduksi data, peneliti menggunakan metode pemilahan dan pengelompokan berdasarkan tujuan penelitian, yang kemudian disederhanakan untuk kemudahan penyajian.
Peneliti juga bisa melakukan reduksi data karena banyak melakukan perbincangan dengan senior dan teman yang mempunyai wawasan lebih. Ali Sodik menyatakan bahwa penyajian data adalah serangkaian informasi yang terstruktur dan menawarkan kemungkinan untuk menarik kesimpulan. 21 Konsep penyajian data dalam penelitian ini adalah memilah data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Tahapan ini dimaksudkan untuk menemukan makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan atau perbedaan. 22 Peneliti akan mengemukakan kesimpulan dari data atau informasi yang diperoleh.
Pengujian.dan.Keabsahan.Data
Faktor pendukung merupakan faktor yang menunjang keberhasilan dan keberhasilan pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MAN 1 Bone. 55 Mardhatillah, Siswa atau Anggota Pramuka MAN 1 Bone, wawancara, Watampone, 19 Mei 2021. ...karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di MAN 1 Bone. Keikutsertaan siswa/anggota untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka akan mempengaruhi pembentukan karakter religius siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dapat menumbuhkan karakter religius siswa di MAN Bone melalui pembinaan keagamaan pada siswa. Faktor pendukung ini merupakan faktor yang menunjang keberhasilan dan keberhasilan pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MAN 1 Bone. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MAN 1 Bone sangat ditekankan pada pengembangan karakter peserta didik atau anggota pramuka.
Apa saja faktor pendukung pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka? Apa saja faktor penghambat pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan rekreasi pramuka? Bentuk kontribusi madrasah dalam membentuk karakter religius siswa melalui kegiatan kepramukaan di luar sekolah adalah yang pertama dengan menjaga kegiatan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 91-139
Pembahasan
Melalui kegiatan ekstrakurikuler, pramuka diharapkan dapat berkontribusi dalam pembentukan karakter peserta didik, khususnya karakter religius, melalui kegiatan pelatihan mingguan, perkemahan, ulangan SKU Bantara dan pramuka peduli. Pembentukan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di MAN 1 Bone terbukti baik, dan perlahan-lahan siswa yang aktif mengikuti kegiatan Pramuka mulai terbentuk karakternya. Dalam membentuk karakter religius peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler tentunya ada faktor yang menjadi faktor pendukung dan penghambat.
Faktor pendukung pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di MAN 1 Bone adalah motivasi siswa dalam kepramukaan, pelatihan pelatih. Faktor pendorong dan penghambat pembentukan karakter religius siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di MAN 1 Bone adalah faktor-faktor sebagai berikut: motivasi siswa dalam mengikuti kepramukaan, pelatihan pelatih dan pengurus, pembiasaan terhadap nilai-nilai. Apakah sekolah ini memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepanduan?
Menurut Anda, kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan Pramuka dapat membentuk karakter religius siswa.
PENUTUP ..............................................................................................141-143
Implikasi
Siswa atau anggota pramuka harus selalu mematuhi peraturan sekolah dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MAN 1 Bone. “Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka untuk Membentuk Karakter Siswa (Studi di SMPN Kecamatan Tugu Mulyo).” Pendidikan agama diberikan kepada peserta didik oleh pengurus atau konselor melalui kegiatan pelatihan mingguan.
Melalui kegiatan perkemahan, pembentukan karakter religius diberikan kepada peserta didik oleh pengurus atau pengawas. Melalui kegiatan pengujian SKU, pembentukan karakter keagamaan seperti apa yang diberikan kepada peserta didik oleh pimpinan atau pengawas. Melalui kegiatan kepedulian Pramuka, pembentukan karakter religius diberikan kepada peserta didik oleh pengurus atau pembina.
Menurut ibu, apa saja faktor penghambat pembentukan karakter religius melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka?