106 Amina, Neng Indriyani, & Astuty Hasti
PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN SPARE PART PADA PT. MAKASSAR INDAH MOTOR
Amina1, Neng Indriyani2, Astuty Hasti3 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
ABSTRACT
The company must ensure there are no mistakes in determining the value, buying goods, to get an accurate financial report, because of this error will generate profits in income statement and the financial statements. Therefore the recording and consideration must be carried out appropriately and relevantly in order to provide accurate information in financial statements. This research aims at finding out the suitability of accounting for inventory at PT. Makassar Indah Motor with PSAK No. 14. The method used was qualitative method. Data collected by observation, interviews, and documentation and analyzed by descriptive analysis. From this research, it concludes that recording, inspection and presentation of spare parts inspection at PT. Makassar Indah Motor is in accordance with PSAK No. 14, while the acquisition of spare parts at PT. Makassar Indah Motor is not in accordance with PSAK No. 14.
Keywords: Accounting Treatment, accounting, and PSAK No.14.
PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia bisnis menyebabkan persaingan yang semakin ketat sehingga memaksa para pelaku bisnis untuk dapat mengikuti persaingan agar tetap dapat bertahan dan tumbuh. Persediaan merupakan salah satu aset yang sangat penting bagi suatu entitas baik bagi perusahaan dagang maupun manufaktur. Persediaan barang dagang adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Persediaan pada umumnya, meliputi jenis barang yang cukup banyak dan merupakan bagian yang cukup berarti dari seluruh aktivitas perusahaan. Di samping itu, transaksi yang berhubungan dengan persediaan merupakan aktivitas yang paling sering terjadi.
Oleh karena itu, setiap perusahaan harus menerapkan Perlakuan Akuntansi yang berperan penting atas aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.
Perlakuan akuntansi merupakan kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-
konsep yang dipakai untuk
mengimplementasikan tujuan dasar Laporan Keuangan. Perlakuan akuntansi terhadap persediaan secara baik dan benar sangat
diperlukan. Hal ini dikarenakan pos persediaan mempunyai pengaruh yang besar dalam Laporan Keuangan, yakni dalam Laporan Neraca dan dalam menentukan harga pokok persediaan dalam Laporan Laba Rugi.
Informasi yang akurat baru dapat diperoleh untuk pihak-pihak yang berkepentingan apabila tidak Beberapa hal yang menjadi pusat perhatian dalam persediaan adalah sistem pencatatan, metode penilaian dan penyajian persediaan dalam Laporan Keuangan.
Kesalahan dalam menentukan sistem pencatatan, metode penilaian dan penyajian persediaan akan menimbulkan kesalahan dalam posisi Laporan Keuangan yang disajikan, bahkan akan berpengaruh pada Laporan Keuangan berikutnya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14 mengatur tentang perlakuan akuntansi untuk persediaan. Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset dan perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset tersebut sampai pendapatan terkait diakui.
Pernyataan ini menyediakan panduan dalam menentukan biaya dan pengakuan selanjutnya sebagai beban. Pernyataan ini juga
ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 106-114 107 memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan.
Untuk memperoleh laporan keuangan yang akurat, perusahaan harus memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam menentukan nilai persediaan barang dagang dalam hal ini persediaan spare part karena kesalahan tersebut akan mempengaruhi laba dalam laporan laba rugi dan akun persediaan dalam laporan neraca. Oleh sebab itu pencatatan dan penilaian persediaan harus dilakukan secara tepat dan relevan agar dapat menyajikan informasi yang akurat dalam laporan keuangan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah perlakuan akuntansi persediaan spare part pada PT. Makassar Indah Motor telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 ?”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara perlakuan akuntansi persediaan spare part pada PT.
Makassar Indah Motor dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14.
TINJAUAN LITERATUR
Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:4), “Akuntansi lahir dari lingkungan ekonomi kapitalis. Ilmu akuntansi ini memberikan informasi tentang kekayaan itu dari mana sumbernya. Utang atau Modal (Neraca), berapa kenaikannya secara periodik (Laporan Laba Rugi). Akuntansi ini adalah alat untuk mengukur alat pertanggungjawaban sekaligus sistem informasi. Yang diukur adalah aktivitas ekonomi yang memilki sifat- sifat yang sudah maju bukan aktivitas ekonomi yang masih kuno misalnya masih menggunakan sistem barter. Cara pengukurannya juga menggunakan unit moneter yang dianggap stabil dan menggunakan historical cost”. Definisi lain juga dapat dipakai untuk memahami lebih dalam pengertian akuntansi, antara lain: Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), akuntansi diartikan sebagai berikut:
“proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”.
Komite istilah American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil- hasilnya”.
Komite istilah American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil- hasilnya”.
Akuntansi menghasilkan informasi keuangan tentang sebuah entitas. Informasi keuangan yang dihasilkan olleh proses akuntansi disebut laporan keuangan. Laporan keuangan dapat digunakan untuk tujuan umum maupun untuk tujuan khusus. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar merupakan bentuk laporan keuangan untuk tujuan umum (general purposes financial statement). Penyusunan laporan keuangan untuk tujuan umum dan ditujukan kepada pihak eksternal, merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
Akuntansi keuangan adalah bidang akuntansi yang membahas penyusunan laporan keuangan yang untuk pengguna eksternal. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam menyusun laporan keuangan untuk pihak eksternal ini adalah aturan-aturan yang telah disetujui bersama. Aturan-aturan itu disebut
“standar akuntansi keuangan”. Adalah merupakan kewajiban bagi perusahaan untuk mengikuti standar akuntansi keuangan tersebut dalam menyusun laporan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan kepada pihak-pihak eksternal perusahaan. Standar akuntansi keuangan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Menurut Kieso dan Weygand (2015)
“Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual. Investasi dalam persediaan biasanya merupakan aktiva
108 Amina, Neng Indriyani, & Astuty Hasti lancar paling besar dari perusahaan dagang (ritel) dan manufaktur”.
Hasti, Astuty dan Daryanti (2019), menyatakan bahwa “Analisis rencana investasi pada dasarnya merupakan penelitian tentang proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil atau merupakan metode penjajakan dari gagasan tersebut, layak atau tidaknya suatu investasi tergantung dari pencapaian laba dalam perusahaan”.
Kieso dan Weygand (2015), menyatakan bahwa “Perlakuan akuntansi adalah aturan-aturan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam proses akuntansi yang meliputi pengakuan, pencatatan dan penyajian informasi keuangan dalam laporan keuangan perusahaan”.
Menurut Suwardjono (2014:133), perlakuan akuntansi adalah “Tindakan yang dikenakan terhadap suatu obyek yang bersifat finansial yang meliputi pengukuran (measurement) dan penilaian (valuation), pengakuan (recognation), penyajian (presentation) dan pengungkapan (disclosure)”.
Menurut Rahman (2013:25), “ada beberapa konsep yang terkait dengan perlakuan akuntansi yaitu konsep pengakuan, konsep pengukuran/penilaian, konsep pencatatan, konsep penyajian, dan konsep pengungkapan”.
Menurut Indriyani (2015), “Anggaran berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan aktivitas perusahaan.
Berdasarkan anggaran yang ditetapkan, manajemen dapat melakukan pengevaluasian realisasi kerja, sehingga dapat diketahui sejauh mana pencapaian yang telah ditargetkan dan akan terlihat performa dari unit kerja yang bersangkutan”.
Dalam melakukan pencatatan persediaan, teknis pencatatan persediaan terkait juga dengan sistem pencatatan yang digunakan oleh entitas. Entitas dapat menggunakan sistem perpetual atau sistem periodik sebagai berikut:
a.Sistem Perpetual
Sistem persediaan perpetual (perpetual inventory system) secara terus-menerus melacak perubahan akun persediaan. Yaitu semua pembelian dan penjualan (pengeluaran) barang dicatat secara langsung ke akun Persediaan pada saat terjadi. Karakteristik akuntansi dari sistem persediaan perpetual adalah:
1. Pembelian barang dagang untuk dijual atau pembelian bahan baku produksi didebet ke Persediaan bukan ke Pembelian.
2. Biaya transportasi masuk, retur pembelian dan pengurangan harga, serta diskon pembelian didebet ke Persediaan dan bukan ke akun terpisah.
3. Harga pokok penjualan diakui untuk setiap penjualan dengan mendebet akun Harga Pokok Penjualan, dan mengkredit akun Persediaan.
4. Persediaan merupakan akun pengendali yang didukung oleh buku besar pembantu yang berisi catatan persediaan individual.
Buku besar pembantu memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis persediaan yang ada ditangan.
b. Sistem Periodik
Menurut sistem persediaan periodik (periodic inventory system), kuantitas persediaan di tangan ditentukan, seperti tersirat oleh namanya, secara periodik.
Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian.Total akun pembelian pada akhir periode akuntansi ditambahkan ke biaya persediaan di tangan pada awal periode untuk menentukan total biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode berjalan.
Sebisa mungkin, perhitungan fisik harus dilakukan menjelang akhir tahun fiskal perusahaan sehingga kuantitas persediaan yang tepat dapat digunakan dalam pembuatan catatan akuntansi dan laporan tahunan. Namun karena hal ini tidak selalu dimungkinkan, maka perhitungan fisik yang dilakukan dua atau tiga bulan sebelum akhir tahun bisa dipakai, jika catatan persediaan yang terinci memiliki tingkat keakuratan yang memadai.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14 penilaian persediaan merupakan metode yang digunakan dalam menentukan nilai persediaan yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Terdapat tiga metode yang dapat dipertimbangkan oleh suatu entitas untuk menghitung besarnya nilai persediaan akhir, yaitu:
1. Metode Identifikasi Khusus
Dengan menggunakan metode identifikasi khusus maka perhitungan persediaan menggunakan sistem perpetual akan sama dengan perhitungan dengan menggunakan sistem periodik. Hal ini karena dengan
ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 106-114 109 sistem identifikasi khusus nilai persediaan dikaitkan secara spesifik terhadap unit barang tertentu.
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau First In First Out (FIFO) mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli ataux diproduksi kemudian.
Metode ini merupakan metode yang relatif konsisten dengan arus fisik dari persediaan terutama untuk industri yang memiliki perputaran persediaan tinggi.
3. Metode Rata-rata
Metode rata-rata digunakan dengan menghitung biaya setiap unit berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada awal periode dan biaya unit serupa yang dibeli atau diproduksi selama satu periode. Perusahaan dapat menghitung rata-rata biaya secara berkala atau pada saat penerimaan kiriman. Untuk menghitung biaya persediaan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang ini terlebih dahulu harus dihitung biaya rata-rata per unit yaitu dengan membagi biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan unit yang tersedia untuk dijual.
Persediaan akhir dan beban pokok penjualan dihitung dengan dasar harga rata-rata tersebut.
Hasil akhir siklus akuntansi adalah laporan keuangan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14, Persediaan disajikan dalam laporan keuangan baik neraca maupun laporan laba rugi.
1. Penyajian persedian di Laporan Neraca Persediaan yang disajikan di neraca mencerminkan nilai persediaan yang ada pada tanggal neraca, yang merupakan akhir dari suatu periode akuntansi. Dalam neraca persediaan diletakkan dalam posisi aktiva lancar setelah pos/akun kas dan piutang. Terdapat perbedaan mengenai penyajian persediaan antara perusahaan dagang dan manufaktur, hal ini disebabkan oleh jenis persediaan yg ada pada perusahaan tersebut, yaitu persediaan barang dagang pada perusahaan dagang, dan persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta persediaan barang jadi pada perusahaan manufaktur.
2. Penyajian persediaan di Laporan Laba Rugi
Di laporan laba rugi persediaan disajikan dalam harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dihitung sebagai:
persediaan barang dagang awal ditambah pembelian bersih selama periode dikurangi persediaan barang dagang akhir periode.
Penyajian harga pokok penjualan ini berperan penting dalam menentukan laba atau rugi perusahaan, tidak saja terhadap tahun berjalan, tetapi juga terhadap tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14 Terkait dengan persediaan, maka dalam penyajiannya pada laporan keuangan suatu entitas harus mengungkapkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan.
2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas.
3. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.
4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan.
5. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
6. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
7. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan.
8. Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.
Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya, antara lain:
1. Rohaya (2016), analisis yang dilakukan mengenai perlakuan akuntansi persediaan pada PT. Tongfong Indonesia, dengan hasil penelitianyaitu penilaian dan penyajian pada PT. Tongfong Indonesia telah sesuai dengan PSAK No. 14, sedangkan pencatatan dan pengungkapan pada PT. Tongfong Indonesia tidak sesuai dengan PSAK No. 14.
2. Misra Juita (2010), analisis yang dilakukan mengenai akuntansi persediaan
110 Amina, Neng Indriyani, & Astuty Hasti pada PT. Arindo Trisejahtera Pekanbaru, dengan hasil penelitian yaitu masih terdapat kesalahan pencatatan pada PT.
Arindo Sejahtera diantaranya: kesalahan dalam menentukan harga pokok persediaan TBS yang mengakibatkan harga pokok produksi dan laba kotor yang dilaporkan terlalu kecil, kesalahan mencatat potongan pembelian yang harusnya menjadi pengurang terhadap harga perolehan persediaan, dan kesalahan pencatatan persediaan pelengkap yang harusnya dicatat ke dalam perkiraan aktiva tetap.
3. Darmi (2010), analisis yang dilakukan mengenai akuntansi persediaan pada PT.
Andalas Putra Mandiri Pekanbaru, dengan hasil penelitian yaitu masih terdapat kesalahan pencatatan pada PT. Andalas Putra Mandiri Pekanbaru, diantaranya:
kesalahan dalam menentukan harga perolehan persediaan barang dagangan dan pencatatan atas diskon pembelian yang diperoleh, kemudian penyajian persediaan dalam laporan keuangan terutama pada neraca tidak sesuai dengan PSAK No. 14- 2.
METODE PENELITIAN Gambar 1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini dimulai dari perumusan masalah dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian perlakuan akuntansi persediaan sparepart pada PT. Makassar Indah Motor, kemudian melakukan tinjauan pustaka yaitu dengan mempelajari buku, jurnal serta referensi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini, dilanjutkan dengan pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi, selanjutnya melakukan analisis data serta pembahasannya,
sehingga dapat ditarik simpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan.
Penelitian ini dilakukan pada PT.
Makassar Indah Motor (Bengkel Honda Makassar Indah) yang terletak di Jl. Arief Rahman Hakim No. 125, Kelurahan Suangga, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Jangka waktu penelitian ini adalah dua bulan, dimulai pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2019.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan, penjelasan dari hasil observasi, dan wawancara yang tidak berupa angka-angka dan diolah untuk mendukung penjelasan dalam analisis.
Jenis data ini diperoleh dari sumber primer.
b. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka yang diperoleh dari sumber data sekunder, baik berupa dokumen, laporan-laporan ilmiah, buku-buku atau terbitan berkala yang relevan dengan permasalahan yang dibahas.
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dan diolah sendiri melalui wawancara langsung dengan Bagian-bagian yang terkait, serta kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan persediaan.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari data-data yang terkait dengan masalah yang diteliti, seperti sejarah perkembangan perusahaan, aktivitas perusahaan, dan laporan keuangan pada PT. Makassar Indah Motor.
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu :
a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara peneliti terlibat langsung mengamati proses penyusunan laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan.
b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan pihak yang terkait seperti Manager Sparepart.
c. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melihat laporan keuangan seperti laporan laba rugi dan neraca, serta data-data yang berkaitan dengan persediaan spare part.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Yaitu dengan mendeksripsikan hasil
ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 106-114 111 temuan berdasarkan data-data yang terdapat dalam penelitian dan menganalisis metode yang digunakan perusahaan dangan metode yang sesuai dengan perlakuan akuntansi, untuk menghasilkan sebuah kesimpulan mengenai kesesuaian perlakuan akuntansi atas persediaan spare part yang dilakukan oleh PT.
Makassar Indah Motor.
Definisi Operasional yang ada dalam penelitian ini adalah :
a. Perlakuan akuntansi merupakan suatu proses yang memuat pencatatan persediaan, penilaian dan penyajian persediaan, serta pengungkapan persediaan yang dimiliki perusahaan.
b. Persediaan merupakan barang-barang yang dibeli kemudian disimpan untuk dijual ataupun digunakan guna memenuhi kebutuhan pelanggan.
c. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14 yang mengatur tentang persediaan baik barang dalam proses produksi maupun barang dagang yang siap untuk dijual.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Sistem Pencatatan Persediaan Spare Part Pencatatan persediaan spare part pada PT. Makassar Indah Motor menggunakan sistem pencatatan perpetual, yaitu perusahaan mencatat semua transaksi pembelian dan penjualan spare part secara langsung ke akun persediaan spare part pada saat terjadi. Berikut contoh transaksi dalam persediaan spare part pada PT. Makassar Indah Motor yang dianalisis dari dokumen berupa faktur pembelian dan faktur penjualan.
a. Pencatatan dalam Transaksi Pembelian Spare Part
Tabel 1. Jurnal Pencatatan Pembelian
Tanggal Perkiraan Debit Kredit
20 Des 2018
Persediaan
Spare Part 35.449.890 - Uang Muka
Pajak PPN 3.544.989 - Hutang
Dagang Spare
Part - 38.994.879
21 Des 2018
Persediaan
Spare Part 44.769.420 - Uang Muka
Pajak PPN 4.476.942 - Hutang
Dagang
Spare - 49.246.362
Part
26 Des 2018
Persediaan
Spare Part 8.072.660 - Uang Muka
Pajak PPN 807.266 - Hutang
Dagang Spare
Part - 8.879.926
TOTAL 97.121.167 97.121.167 Sumber : Data Diolah (2019)
b. Pencatatan dalam Ttansaksi Penjualan Spare Part
Tabel 2. Jurnal Pencatatan Penjualan
Tanggal Perkiraan Debit Kredit
26 Des 2018
Piutang Spare
Part 2.192.410 -
Diskon Penjualan
Spare Part 104.900 - Penjualan Spare
Part - 2.098.000
PPN Keluaran - 199.310 HPP Spare Part 1.552.520 -
Persediaan
Spare Part - 1.552.520
27 Des 2018
Piutang Spare
Part 77.000 -
Diskon Penjualan
Spare Part - - Penjualan Spare
Part - 70.000
PPN Keluaran - 7.000 HPP Spare Part 48.840 - Persediaan Spare
Part - 48.840
TOTAL 3.975.670 3.975.670 Sumber : Data Diolah (2019)
Dari hasil analisis yang diperoleh, pencatatan persediaan spare part pada PT.
Makassar Indah Motor telah sesuai dengan PSAK No. 14 untuk perlakuan sistem pencatatan Perpetual, dimana pada transaksi pembelian menggunakan akun persediaan, dan pada transaksi penjualan dibuatkan dua jurnal yaitu jurnal pengakuan penjualan spare part, serta jurnal hpp spare part.
2. Metode Penilaian Persediaan Spare Part Penilaian persediaan spare part pada PT.
Makassar Indah Motor menggunakan metode rata-rata bergerak, yaitu dengan menghitung biaya setiap unit berdasarkan biaya rata-rata dari unit yang sama pada awal periode dan biaya unit yang sama yang dibeli selama suatu periode.
112 Amina, Neng Indriyani, & Astuty Hasti Tabel 3. Penilaian Persediaan Spare Part
Sumber : Data Diolah (2019)
Pada tabel 3. dapat dilihat bahwa metode penilaian persediaan spare part pada PT.
Makassar Indah Motor adalah metode rata-rata bergerak, dengan perhitungan sebagai berikut :
a.
Nama part’s FACE_FR BUMPER OF, Memiliki saldo awal 2 unit persediaan dengan total harga Rp 2.355.977, kemudian dibeli 6 unit dengan total harga Rp 7.068.480. Dengan demikian harga rata-rata per unit adalah := Rp 2.355.977 + Rp 7.068.480 2 + 6
= Rp 9.424.457 8
= Rp 1.178.057,13 per unit.
b.
Nama part’s GASKET COMP,CYLN, memiliki saldo awal 2 unit dengan total harga Rp 752.589, kemudian dibeli 2 unit dengan total harga Rp 834.700. Dengan demikian harga rata-rata per unit adalah := Rp 752.589 + Rp 834.700 2 + 2
= Rp 1.587.289 4
= Rp 396.822,25 per unit.
Penilaian persediaan pada PT.Makassar Indah Motor telah sesuai dengan PSAK No.
14, dimana PSAK No. 14 mengharuskan perusahaan/entitas menggunakan salah satu dari 3 metode yaitu metode identifikasi khusus, metode mpkp atau metode rata-rata.
N O
NAMA PART'S
AWAL PEMBELIAN PENJUALAN AKHIR QTY RUPIAH QTY RUPIAH QTY RUPIAH QTY RUPIAH
1 FACE_FR
BUMPER OF 2 2.355.977 6 7.068.480 -5 -5.890.286 3 3.534.171 2 GASKET
COMP,CYLN 2 752.589 2 834.700 -1 -396.822 3 1.190.467 3 GLASS_FR
WSHLD R.INN 3 2.789.640 2 1.859.760 -4 -3.719.520 1 929.880 4 LIGHT
ASSY_L TAIL 0 0 2 636.000 -2 -636.000 0 0
5
PANEL COMP_R RR DSH
0 0 2 4.219.480 -2 -4.219.480 0 0
6 PLUG CYLN
HEAD.. 12 648.199 9 486.180 -12 -648.216 9 486.162 7 REG ASSY,L
RR DR 0 0 1 91.760 -1 -91.760 0 0
8 08F56T0A700X 1 552.780 1 552.780 -1 -552.780 1 552.780 9 AIR CLEANER
SAA-SEL 2 218.120 2 218.120 -2 -218.120 2 218.120
10 AIR
SPOILER_FR BP
1 278.240 5 1.391.200 -3 -834.720 3 834.720
ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 106-114 113 3. Penyajian Persediaan dalam Laporan
Keuangan
Persediaan spare part pada PT.
Makassar Indah Motor disajikan dalam laporan keuangan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi. Dalam laporan neraca, persediaan spare part terletak dalam kelompok aktiva lancar setelah akun kas/bank, piutang, dan uang muka pajak. Dalam laporan laba rugi persediaan spare part tersaji dalam akun hpp spare part dan berpengaruh dalam menentukan hasil kegiatan perusahaan.
4. Pengungkapan Persediaan Spare Part Pengungkapan yang berlaku pada PT.
Makassar Indah Motor, adalah sebagai berikut:
a. Pada PT. Makassar Indah Motor Persediaan spare part diakui saat barang sudah sampai di gudang spare part dan rumus biaya yang digunakan adalah Metode Rata-rata Bergerak.
b. Pada PT. Makassar Indah Motor Persediaan spare part dicantumkan dalam kelompok aktiva lancar dalam laporan neraca dengan pos/akun persediaan spare part.
c. Pada PT. Makassar Indah Motor Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai yang sebenarnya.
d. Pada PT. Makassar Indah Motor Jumlah persediaan diakui sebagai beban selama periode berjalan dengan adanya harga pokok penjualan.
e. Pada PT. Makassar Indah Motor tidak terdapat penurunan nilai persediaan.
f. Pada PT. Makassar Indah Motor tidak terdapat pemulihan dari setiap penurunan nilai.
g. Pada PT. Makassar Indah Motor tidak terdapat kondisi penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan.
h. Pada PT. Makassar Indah Motor tidak terdapat nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban
PSAK No. 14 menyebutkan 8 poin yang harus diungkapkan oleh suatu entitas. Dari hasil analisis sebelumnya, pengakuan persediaan pada PT. Makassar Indah Motor belum sesuai dengan PSAK No. 14, dengan tidak terdapatnya nilai penurunan nilai persediaan. Dari hasil analisis yang diperoleh, pengungkapan persediaan pada PT. Makassar Indah Motor belum sesuai dengan PSAK No.
14, karena tidak terdapatnya penurunan nilai persediaan dalam perusahaan.
PENUTUP
Dari penelitian yang dilakukan, maka penulis menarik simpulan sebagai berikut :
1. Pencatatan, penilaian dan penyajian persediaan spare part pada PT. Makassar Indah Motor telah sesuai dengan PSAK No. 14.
2. Pengakuan persediaan spare part pada PT.
Makassar Indah Motor belum sesuai dengan PSAK No. 14 dengan tidak terdapatnya nilai penurunan persediaan serta nilai persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.
Dari hasil penelitian yang dilakukan serta kemampuan yang dimiliki, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Agar perusahaan selalu konsisten dalam menjalankan perlakuan akuntansi persediaan spare part yang sesuai dengan PSAK No. 14.
2. Agar perusahaan menjalankan pengungkapan persediaan yang sesuai dengan PSAK No. 14.
3. Sebaiknya perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan spare part setiap 6 bulan sekali, untuk meminimalkan terjadinya kesalahan dalam penentuan persediaan akhir spare part.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan Estralita, (2013).
Akuntansi Perpajakan, Edisi 3, Jakarta:
Salemba Empat.
Aloisius Hama. (2016). Perlakuan Akuntansi Persediaan Barang Dagangan dan Pengaruhnya terhadap Beban Pokok Penjualan. Jurnal. Surabaya. STIE Yapan.
Diakses pada tanggal 05 Mei 2019 melalui website http://docplayer.info/70231303- Perlakuan-akuntansi-persediaan-barang- dagangan-dan-pengaruhnya-terhadap- beban-pokok-penjualan.html
Darmi. (2010). Analisis Akuntansi Persediaan pada PT. Putra Mandiri Pekanbaru.
Skripsi. Riau (ID): Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim. Diakses pada tanggal 12 Mei 2019 melalui website http://repository.uin-
suska.ac.id/10636/1/2010_201072AKN.pdf Harahap, Sofyan Syafri. (2011). Teori
Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta:
Rajawali Pers.
114 Amina, Neng Indriyani, & Astuty Hasti Hasti, Astuty dan Daryanti. (2019). Analisis
Kelayakan Investasi Armada. AKMEN Jurnal Ilmiah Vol. 16 No. 2. Diakses pada tanggal 03 Oktober 2019 melalui website https://e-jurnal.stienobel-
indonesia.ac.id/index.php/akmen/article/vie w/666/650
Ikatan Akuntansi Indonesia, (2017). Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.
Indriyani, Neng. (2015). Penerapan Anggaran Sebagai Alat Bantu Manajemen. AKMEN Jurnal Ilmiah. Diakses tanggal 03 Oktober 2019 melalui Website https://e- jurnal.stienobel-
indonesia.ac.id/index.php/akmen/article/vie w/483/479
Kieso dan Weygandt, (2015). Intermediate Accounting : Akuntansi Intermediate.
Diterjemahkan Emil Salim S.E, Edisi Keduabelas. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Martani, Dwi, dkk, (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta: Salemba Empat.
Misra Juita. (2010). Analisis Akuntansi Persediaan pada PT. Arindo Trisejahtera Pekanbaru. Skripsi. Riau (ID): Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasim.
Diakses pada tanggal 14 Mei 2019 melalui website http://repository.uin- suska.ac.id/10846/1/2010_2010238AKN.p df
Mulyadi, (2016). Auditing Buku 2 Edisi 6, Jakarta: Salemba Empat.
Pura, Rahman, (2013). Pengantar Akuntansi 1 Pendekatan Siklus Akuntansi, Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Rohayah. (2016). Analisis Perlakuan Akuntansi Persediaan pada PT. TongFong Indonesia. Jurnal. Tanjung Pinang, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Diakses pada tanggal 07 Mei 2019 melalui website https://jurnal.umrah.ac.id/wp- content/uploads/gravity_forms/1-
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/201 6/08/JurnaL-OL.pdf
Soemarso, S.R, (2004). Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Lima, Jakarta: Salemba Empat.
Sofi Triawati Rumapea. (2016). Perlakuan Akuntansi Persediaan pada PT. W Standart Cabang Medan. Skripsi. Medan (ID):
Universitas Medan Area. Diakses pada tanggal 13 Mei 2019 melalui website
http://repository.uma.ac.id/bitstream/12345 6789/8460/1/128330153.pdf
Yulianto, H. (2019). Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.
Suwardjono, (2014). Teori Akuntansi, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Wahyuni, E.T, Juan, NG Eng. (2014).
Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS. Jakarta: Salemba Empat.